Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
IPB”
Jenis Produk : Jahe bubuk
Latar Belakang
Jika jahe gajah diekspor, maka jahe emprit dan jahe merah justru menjadi
penguasa di negeri sendiri. Kedua jenis jahe tersebut diserap oleh industri makanan
dan minuman, jamu, dan farmasi sehingga hanya sedikit yang bisa diekspor. Tahun
2016 harga jahe emprit Rp 5.000 per kg, jahe merah Rp 25.000 per kg, sedangkan
harga jahe gajah Rp 13.000 per kg di pasar ekspor. Padahal, harga pokok produksi
(HPP) jahe hanya Rp 2.000 per kg. Biasanya jahe cocok ditanam di lahan lereng
gunung dan bisa dipanen dua kali dalam setahun. Tahun 2016 rata-rata harga jahe
mencapai US$ 400 per ton di pasar ekspor dan bisa melonjak hingga US$ 1.000 per
ton jika Thailand dan China sebagai eksportir utama sedang mengalami gagal
panen.
Dengan diberikannya nilai tambah pada komoditas jahe akan memberikan
peluang bisnis yang besar. Selain itu perlu adanya pemberian standar pada olahan
atau bubuk jahe yang dihasilkan agar lebih dapat diterima di pasar ekspor.
Penjelasan Produk
Produk olahan jahe yang dihasilkan adalah dalam bentuk bubuk dan
dilakukan beberapa uji standar untuk dapat diterima oleh pasar ekspor. “Jahe
Bubuk Kamp. IPB” berkomoditas utama jahe gajah. Proses pembuatannya adalah
jahe yang telah dipanen dari kebun dicuci bersih dengan dilakukan penyikatan pada
kulit agar sisa tanah tak tersisa, kemudian dilakukan pengirisan untuk
mempermudah proses penggilingan. Irisan jahe gajah bersih siap digiling dengan
perbandingan air 1:1 agar proses pengilingan lebih mudah. Jahe yang telah digiling
selanjutnya dilakukan pemerasan untuk memisahkan ampas dan air jahe.
Selanjutnya ampas yang telah diperoleh diletakkan diloyang untuk dipanaskan pada
oven dengan suhu 48-60ºC hingga kadar air maksimal 10%. Setelah jahe kering
pada oven dilakukan pengecilan ukuran agar jahe bubuk yang dihasilkan seragam
± 60 mesh. Jahe bubuk yang telah diayak dan seragam dikemas kedalam plastik PP
dan diseal agar produk yang dihasilkan terjamin kualitasnya dan kedap udara.
Produk siap untuk disimpan dan didistribusikan.
Gambar 2 Penampakan produk “Jahe Bubuk Kamp. IPB”
Produk “Jahe Bubuk Kamp. IPB” ini nantinya akan digunakan untuk pasar
ekspor dan dalam negeri dalam bidang campuran olahan makanan, minuman dan
farmasi. Adapun syarat umum jahe bubuk pada Tabel 1 dan syarat khusus jahe
bubuk pada Tabel 2 berikut ini.
Sejarah dan latar belakang perusahaan ini yaitu banyaknya hasil pertanian
atau budidaya jahe yang ada di Indonesia memungkinkan terciptanya banyak
peluang bisnis yang muncul. Hasil pertanian jahe yang melimpah menjadikan bahan
baku untuk “Jahe Bubuk Kamp. IPB” sangat mudah ditemukan atau di dapat
sehingga dengan bahan baku tersebut terciptalah ide tentang “Jahe Bubuk Kamp.
IPB”. Penanganan pasca panen yang sangat minim menyebabkan hasil panen jahe
kurang diterima oleh industri, selain itu emberikan nilai tambah pada komoditas
jahe agar mempunyai kegunaan yang lebih beragam dan penggunaan dalam
berbagai industri.
Tujuan Atau Potensi Usaha
Keunikan produk
Keunikan produk ini yaitu produk “Jahe Bubuk Kamp. IPB” kualitas terbaik
dengan standar produk sesuai dengan keinginan pasar, proses pengolahan yang
aman dan bahan baku terbaik. Dengan standar yang selalu terjaga dengan dilakukan
quality control maka produk akan terjaga kualitasnya.
ASPEK PEMASARAN
1. STRATEGI PEMASARAN
a) Segementing
Saya membagi konsumen ke dalam beberapa kelompok sebagai berikut :
- Industri
Dalam kelompok ini merupakan bagian dari industri yang fokus pada
pengolahan makanan, minuman, bimbu, dan obat obatan berbahan dasar
jahe bubuk dalam negeri maupun luar negeri, karena produk “Jahe
Bubuk Kamp. IPB” merupakan produk antara.
- Distributor
Dalam kelompok ini merupakan orang-orang yang menjadi distributor
“Jahe Bubuk Kamp. IPB” untuk di jual lagi dalam pasar atau untuk di
ekspor ke luar negeri. Kami menerima dan dengan sangat terbuka apa
bila ada yang hendak menjadi agen dari produk kami dengan kerjasama
marketing yang baik.
b) Targeting
Berdasarkan segmen diatas, maka saya menjadikan konsumen Industri dan
Distributor menjadi target utama.
Alasannya adalah karena industri dan distributor biasanya membeli dalam
jumlah yang sangat besar untuk pengolahan skala besar atau dipasarkan
kembali ataupun untuk di ekspor ke luar negeri.
c) Positoning
Berdasarkan target pasar tersebut, saya memposisikan diri sebagai penyedia
/ penjual “Jahe Bubuk Kamp. IPB” dengan kualitas terbaik, proses terjaga
dan bahan baku pilihan yang berbeda dengan produk lain bagi para
konsumen.
Total 1.326.000
3. Biaya total
Biaya total = fix cost + variable cost
= Rp11.774.900 + Rp1.326.000
= Rp13.100.900
4. Biaya dan harga per kg
Dengan asumsi produksi dilakukan seminggu 6 kali produksi (1 bulan = 24 kali
produksi). Satu kali produksi menghasilkan 20 kg bubuk jahe (1 minggu = 120
kg, 1 bulan = 480 kg) maka :
-Biaya yang dibutuhkan perbulan
-Fix cost yang diperlukan perbulan
Tabel 5. Harga fix cost perbulan
Harga Total Harga (Rp)
No Nama Barang
Satuan (Rp)
1. Pisau 17.000 170.000 : 12 = 14.200
5. Modal awal
Modal awal == fix cost perbulan + variable cost perbulan
= Rp1.531.350 + (Rp1.326.000 x 24)
= Rp33.355.350
7. Analisis Keuntungan
Pendapatan per bulan = harga jual x jumlah produk terjual
= Rp80.000 x 480
= Rp38.400.000
Total biaya produksi perbulan = Rp33.355.350
Keuntungan = perndapatan perbulan – total biaya perbulan
= Rp38.400.000 - Rp33.355.350
= Rp5.044.650
Jadi, keuntungan yang diperoleh dari pernjualan 480kg bubuk jahe dalam
satu bulan adalah Rp5.044.650