Você está na página 1de 7

ANTENATAL CARE

Definisi
Antenatal Care/ Asuhan antenatal adalah suatu program yang terencana berupa observasi,
edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan
persalinan yang aman dan memuaskan (pada beberapa kepustakaan disebut sebagai Prenatal
Care).

Antenatal care adalah cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu dengan
kehamilan normal (Prawirohardjo, 2001)
Antenatal care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada pertumbuhan dan
perkembangan janin dalam rahim ( Manuaba, 1998)
• Tujuan Antenatal Care adalah :

Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi
Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama
hamil, termasuk riwayar penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.\
Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan social ibu serta bayi.
Mempersiapkan cukup bulan, melahirkan dengan selamat
Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI ekslusif
Mempersiapkan peran ibu, keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh
kembang secara normal. (Saifudin, 2001).

Pelayanan antenatal
Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga profesional (dokter spesialis
kebidanan, dokter umum, bidan, pembantu bidan dan perawat bidan) untuk ibu selama masa
kehamilannya, sesuai dengan standard minimal pelayanan antenatal yang meliputi 5T yaitu
timbang berat badan, ukur tinggi badan, ukur tekanan darah, pemberian imunisasi TT, ukur
tinggi fundus uteri dan pemberian tablet besi minimal 90 tablet selama masa kehamilan.

Asuhan antenatal HARUS dimulai sedini mungkin.


Perencanaan
Jadwal pemeriksaan (usia kehamilan dari hari pertama haid terakhir) :
- sampai 28 minggu : 4 minggu sekali
- 28 – 36 minggu : 2 minggu sekali
- di atas 36 minggu : 1 minggu sekali
KECUALI jika ditemukan kelainan / faktor risiko yang memerlukan penatalaksanaan medik lain,
pemeriksaan harus lebih sering dan intensif.

Kunjungan pertama

Mayoritas wanita mendapatkan pemeriksaan pra-kehamilan mereka yang pertama dan terlama
pada usia kehamilan sekitar 8 hingga 12 minggu. Semakin awal melakukan pemeriksaan,
semakin baik. Ibu harus meluangkan banyak waktu untuk berkonsultasi dengan dokter atau
bidan, bahkan ibu mungkin akan ditawari untuk menjalani pemeriksaan ultrasonografi (USG)
oleh dokter.

7. PENGKAJIAN

• Identitas
Nama, Umur, pendidikan, agama, suku bangsa, alamat
• Keluhan Utama
Apa yang dirasakan oleh Klien
• Riwayat Kesehatan Sekarang
Keadaan klien pada sata sekarang
• Riwayat Kesehatan Dahulu
Penyakit yang pernah diderita oleh klien
• Riwayat Kesehatan Keluarga
Penyakit keturunan yang pernah diderita oleh anggota keluarga
• Data Kehamilan dan Persalinan
Riwayat Menstruasi
HPHT ( Hukum Klegel, siklus 28 hari : +3 – 7 +1 ), siklus dan lama haid
Riwayat Perkawinan
Usia pernikahan, Usia Suami / Istri pada saat menikah., status perkawinan
Riwayat KB
Menggunakan Kontrasepsi, Jenis KB
Riwayat ANC
Jumlah ANC, Jumlah T, tempat persalinan yang memeriksa keluhan saat hamil.
Riwayat Persalinan
Persalinan yang lalu, jenis partus, penolong, penuyulit, persalinan bayi lahir, persalianan yang
lalu, keadaan saat lahir.
Pola Kegiatan sekari-hari
Makan, minum, pola eliminasi, (BAK,BAB), istirahat dan tidur, hygiene prenatal, aktivitas,
keluhan konstipasi / sering BAK
Psikologis
Perasaan kedua pasangan atas kehamilan sekarang.

Pemeriksaan
Selama kunjungan, periksalah:

 Berat badan ibu. Mayoritas wanita bertambah berat badannya sebesar 10-12,5 kg selama
kehamilan, kebanyakan terjadi setelah minggu ke-20.
 Tinggi badan ibu. Karena tinggi badan merupakan gambaran kasar mengenai ukuran luas
panggul.
 Pemeriksaan fisik menyeluruh –jantung dan paru-paru untuk memastikan bahwa secara
umum ibu berada dalam keadaan sehat.
 Air seni – mintalah ibu menyerahkan contoh air seninya setiap kali mengadakan
kunjungan. Contoh air seni ini akan digunakan untuk mencek beberapa hal termasuk :

1.
1. Gula – sebagian wanita menderita sejenis diabetes selama masa kehamilan yang
dikenal sebagai ‘diabetes gestasional’ yang biasanya dapat dikontrol lewat
perubahan diet dan, kemungkinan, insulin. Kondisi ini biasanya hilang begitu
sang bayi lahir;
2. Protein, atau ‘albumin’ dalam air seni ibu dapat menunjukkan apakah ada infeksi
yang memerlukan perawatan. Kadar protein juga dapat menjadi pertibu hipertensi
(tekanan darah tinggi) akibat kehamilan.

 Tekanan darah – ukurlah tekanan darah ibu setiap kali kunjungan. Kenaikan tekanan
darah pada akhir-akhir masa kehamilan dapat menjadi pertibu pre-eklampsia.

Tes darah
tawari ibu untuk melakukan pemeriksaan darah untuk memeriksa :

 Golongan darahnya
 Apakah darahnya mempunyai rhesus negatif atau positif – sebagian kecil ibu memiliki
rhesus negatif. Sebagian ibu yang rhesus negatif akan memerlukan suntikan setelah
kelahiran bayi pertama mereka untuk melindungi bayi berikutnya dari anemia.
 Apakah ibu penderita anemia – jika ibu penderita anemia, ibu diberikan tablet besi dan
asam folat.
 Daya tahan tubuh ibu terhadap rubela (campak Jerman) – jika ibu mendapat rubela di
awal-awal masa kehamilan, penyakit ini dapat menyebabkan konsekuensi serius bagi
bayi dalam kandungan ibu.
 Sifilis – deteksi dan perawatan sedini mungkin bagi wanita penderita penyakit yang
ditularkan lewat hubungan seks ini merupakan sesuatu yang vital.
 Hepatitis B – ini merupakan virus yang menyebabkan penyakit hati dan dapat menular
pada bayi. Sang bayi dapat diimunisasi pada saat lahir untuk mencegah penularan.

Tes Khusus
Sejumlah tes harus dilakukan pada kunjungan pertama ibu. Bicarakan alasan tes tersebut dengan
ibu sehingga ibu dapat menentukan pilihan apakah harus melakukan tes tersebut atau tidak
berdasarkan informasi lengkap. Terangkanlah hasil tes tersebut jika ibu memutuskan untuk
menjalaninya.

 Tes darah HIV – HIV merupakan virus yang menyebabkan AIDS. Jika ibu berpendapat
bahwa ibu berada dalam risiko mendapat HIV, berilah kesempatan pada ibu untuk
membahas tes HIV dan konseling. Jika ibu positif mengidap HIV, ibu bisa berkonsultasi
dengan organisasi yang berhubungan dengan wanita dan HIV serta AIDS.
 Penyakit anemia sel sabit dan talasemia – penyakit sel sabit merupakan sebuah kondisi
darah yang terutama menyerang orang-orang Afrika dan India Barat serta, lebih jarang,
orang-orang India, Timur Tengah, dan Mediterania. Talasemia, sebuah kondisi darah
lainnya, terutama menyerang orang-orang Mediterania dan Asia.
 Pemeriksaan dalam – kadang-kadang, dokter menganggap perlu untuk melakukan
pemeriksaan dalam.
 Apusan mulut rahim – ibu ditawari sebuah tes apusan mulut rahim sekarang jika ibu
belum pernah melakukannya dalam tiga tahun terakhir. Tes ini mendeteksi perubahan
awal pada bagian mulut rahim yang bisa menjadi kanker di kemudian hari jika tidak
dirawat.
 Herpes – jika ibu, atau pasangan ibu, pernah menderita herpes pada organ reproduksi,
atau ibu mendapat serangan pertama selama masa kehamilan. Hal ini penting karena
herpes dapat berbahaya bagi bayi yang baru dilahirkan yang mungkin memerlukan
perawatan khusus

Kunjungan berikutnya
Setelah kunjungan pra-kelahiran pertama ibu, pengecekan biasanya dilakukan setiap 4 minggu
selama 28 minggu, tiap 2 minggu selama 36 minggu, dan setiap minggu hingga sang bayi lahir.
Air seni dan tekanan darah ibu, dan seringkali berat ibu, akan dicek. Perut ibu akan diraba untuk
mencek posisi serta pertumbuhan bayi. Dan dokter atau bidan ibu akan mendengarkan detak
jantung janin ibu.

EDUKASI UNTUK PERAWATAN SEHARI-HARI

Aktifitas Fisik

 Dapat seperti biasa (tingkat aktifitas ringan sampai sedang), istirahat minimal 15 menit
tiap 2 jam.
 Jika duduk/berbaring dianjurkan kaki agak ditinggikan.
 Jika tingkat aktifitas berat, dianjurkan untuk dikurangi. Istirahat harus cukup.
 Olahraga dapat ringan sampai sedang, dipertahankan jangan sampai denyut nadi melebihi
140 kali per menit.
 Jika ada gangguan / keluhan yang mencurigakan dapat membahayakan (misalnya,
perdarahan per vaginam), aktifitas fisik harus dihentikan.

Pekerjaan

 Hindari pekerjaan yang membahayakan atau terlalu berat atau berhubungan dengan
radiasi / bahan kimia, terutama pada usia kehamilan muda.

Imunisasi
Terutama tetanus toksoid. Imunisasi lain sesuai indikasi.

Mandi dan cara berpakaian

 Mandi cukup seperti biasa.


 Pemakaian sabun khusus / antiseptik vagina tidak dianjurkan karena justru dapat
mengganggu flora normal vagina.
 Aplikasi sabun vaginal dengan alat semprot dapat menyebabkan emboli udara atau
emboli cairan yang dapat berbahaya.
 Berpakaian sebaiknya yang memungkinkan pergerakan, pernapasan dan perspirasi yang
leluasa.

Sanggama / coitus

 Dapat seperti biasa, kecuali jika terjadi perdarahan atau keluar cairan dari kemaluan,
harus dihentikan (abstinentia).
 Jika ada riwayat abortus sebelumnya, coitus ditunda sampai usia kehamilan di atas 16
minggu, di mana diharapkan plasenta sudah terbentuk, dengan implantasi dan fungsi
yang baik.
 Beberapa kepustakaan menganjurkan agar coitus mulai dihentikan pada 3-4 minggu
terakhir menjelang perkiraan tanggal persalinan. Hindari trauma berlebihan pada daerah
serviks / uterus.
 Pada beberapa keadaan seperti kontraksi / tanda-tanda persalinan awal, keluar cairan
pervaginam, keputihan, ketuban pecah, perdarahan pervaginam, abortus iminens atau
abortus habitualis, kehamilan kembar, penyakit menular seksual, sebaiknya coitus jangan
dilakukan.

Perawatan mammae dan abdomen

 Jika terjadi papila retraksi, dibiasakan papillla ditarik manual dengan pelan. Striae /
hiperpigmentasi dapat terjadi, tidak perlu dikuatirkan berlebihan.

Hewan piaraan

 Hewan piaraan dapat menjadi carrier infeksi (misalnya, bulu kucing / burung, dapat
mengandung parasit toxoplasma). Dianjurkan menghindari kontak.

Gizi / nutrisi

 Makanan sehari-hari dianjurkan yang memenuhi standar kecukupan gizi untuk ibu hamil
 Untuk pencegahan anemia defisiensi, diberi tambahan vitamin dan tablet Fe

Você também pode gostar