Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Sedangkan apabila Bank BRI mendapat pinjaman dari Bank lain/pihak lain,
dengan nominal sebesar Rp 5.000.000.000 selama jangka waktu setahun dengan bunga 7% per
tahun dan Bank BRI memberikan diskonto kepada bank lain sebesar Rp 50.000.000 sehingga
pinjaman yang benar-benar diterima sebesar Rp 40.950.000 dan untuk mendapatkan pinjaman
tersebut dikeluarkan biaya broker sebesar Rp 10.000.000 maka atas transaksi tersebut akan
dicatat dengan jurnal pembukuan sebagai berikut:
Jika terdapat diskonto, maka pembukuan pada saat realisasi pinjaman diterima menjadi
Debit 157-070-00-0005 Kas Kliring – Masuk 4.950.000.000
Debit 157-030-00-0999 Biaya dibayar dimuka 50.000.000
Kredit 215-xxx-xx-xxxx Pinjaman diterima 5.000.000.000
Kredit 200-030-30-0009 Titipan macam-macam pajak (untuk 0
kreditor non-bank)
Pada saat yang sama dilakukan pengurangan/penihilan rekening administratif-nya dengan jurnal
Debit 710-010-10-000x/ Kontra Fas. Pinjaman yang belum ditarik 5.000.000.000
710-010-20-000x/ – BI
710-010-30-000x/ Kontra Fas. Pinjaman yang belum ditarik
– Bank
Kontra Fas. Pinjaman yang belum ditarik
– Pihak Ketiga
B. KEWAJIBAN LAIN-LAIN
Dalam Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (PAPI) pengertian kewajiban lain-
lain merupakan pos yang dimaksudkan untuk menampung kewajiban-kewajiban bank
yang tidak dapat digolongkan kedalam salah satu rekening-rekening kewajiban, dan tidak
cukup material untuk disajikan dalam pos tersendiri. Yang termasuk kewajiban lain-lain
antara lain seperti, pendapatan diterima dimuka, setoran jaminan L/C atau garansi bank,
beban bunga yang masih harus dibayar, taksiran pajak penghasilan, dan sebagainya. Saldo
rekening kewajiban lain-lain disajikan sebesar jumlah bruto kewajiban bank kepada pihak
lain.
1. Pendapatan Diterima Dimuka
Pendapatan diterima dimuka merupakan pendapatan yang diperoleh bank,
tetapi belum diakui sebagai pendapatan untuk periode yang bersangkutan. Pendapatan
diterima dimuka ini akan dibukukan ke akun pendapatan secara berangsur-angsur
selama umur pos tersebut. Pendapatan diterima dimuka antara lain, pendapatan provisi
dan komisi kredit yang jangka waktu kreditnya lebih dari setahun, pendapatan bunga
yang ditangguhkan dan sebagainya. Prosedur akuntansi berkaitan dengan pendapatan
diterima dimuka antara lain adalah pencatatan transaksi saat diterimanya, pendapatan
diterima dimuka, dan transaksi pengakuan pendapatan diterima dimuka kedalam akun
pendapatan pada periode bersangkutan.
Pada saat terjadinya transaksi antara bank dengan nasabah yang mengharuskan
nasabah membayar terlebih dahulu biaya-biaya transaksi (misalnya transaksi biaya
pencairan kredit sebesar Rp. 36 juta untuk jangka waktu 3 tahun), maka akan dilakukan
pembukuan dengan jurnal sebagai berikut:
Transaksi ini akan dilakukan selama jangka waktu kredit. Apabila kredit
berakhir/dilunasi sebelum jangka waktunya, maka sisa pendapatan diterima dimuka
dibukukan sebagai pendapatan sekaligus pada saat pelunasan.
Apabila impor telah dilakukan dan bank telah menerima dokumen impor, maka
dilakukan pembayaran ke bank pembayar (negotiating bank/reimbursing bank) diluar
negeri melalui kantor pusatnya. Transaksi ini dicatat dengan jurnal sebagai berikut:
Pada saat yang sama kantor pusat Bank BRI memerintahkan bank
korespondennya untuk membayar kepada bank pembayar diluar negeri tersebut.
Sedangkan untuk bank garansi, apabila nasabah wan prestasi, maka dilakukan
pembayaran kepada pihak yang menerima bank garansi tersebut, yang dicatat dengan
jurnal pembukuan:
Debit 227-xxx-xx-xxxx Beban Bunga Simpanan yang Masih Bunga akrual harian x
Harus Dibayar 30 hari (100%)
Kredit 200-030-xx-xxxx Titipan Pajak untuk Pemerintah 20% dari bunga
Kredit 203-xxx-xx-xxxx Rekening Simpanan Nasabah 30% dari bunga
C. AKUNTANSI MODAL
1. Modal tier 1, yaitu modal inti, yang terdiri atas modal disetor,premi saham,laba
ditahan,cadangan umum
2. Modal tier2, yaitu modal tambahan, yang terdiri atas cadangan yang tidak
diungkapan,revaluasi,provisi umum,dan utang subordinasi yang jatuh tempo lebih
dari lima tahun.
Jumlah modal tier 2 tidak dapat melebihi jumlah modal tier 1
Meskipun basel capital accord 1988 telah memberikan dasar penetapan modal
minimum, namun masih terdapat beberapa kelemahan,terutama dalam hal pengukuran
resiko, yaitu:
a. Basel capital accord 1988 mengabaikan kualitas kredit,karena seluruh eksposur kredit
kepada corporate counterparties dikenakan bobot resiko sebesar 100% tanpa
memperhatikan kualitas kredit dari masing-masing counterparty
b. Basel capital accord 1988 mengabaikan efek diversifikasi,karena bank pada dasarnya
dapat mengurangi total risiko yang dihadapinya dengan mendiversivikasi ekspour
kreditnya keberbagai jenis industri atau negara.
c. Basel capital accord 1988 mengabaikan proteksi terhadap risiko pasar,karena pada
dasarnya perhitungan modal minimum hanya didasarkan pada perhitungan risiko
kredit dan belum mensyaratkan bank mencadangkan modal untuk menutup potensi
kerugian dari resiko pasar
Meskipun basel accord 1988 sudah diamandemen pada tahun 1996 telah diterima
sebagai tandar dan diterapkan dalam sistem perbankan tetapi ketentuan menegnai
kecukupan modal ini masih menyisakan perdebatan. Oleh karena itu basel committe
memutuskan untuk mengajukan proposal mengenai metode pengukuran resiko pada bulan
Juni 1999. Pada proposal tersebut diperkenalkan tiga inivasi dasar, yaitu penyempurnaan
standar kuantitatif yang telah ada, supervisor review process, dan market discipline.
Ketiga inovasi dasar tersebut di dalam new capital accord 2001 disebut sebagai three
pillars of the new capital accord. Dalam konsep ini diperkenalkan struktur dari capital
accord menjadi sebagai berikut:
Keterangan:
RWA = Risk Weighted Assets