Você está na página 1de 3

2.5 Proses Terjadinya Perubahan.

Suasana pelayanan kesehatan pada tahun 1990an adalah suatu tantangan. Tekanan
dari pemerintah, perusahaan asuransi, serikat kerja, para pegawai, dan konsumen
mengenai pelayanan kesehatan, diarahkan kembali pada perawatan diri dan
pencegahan. Teknologi mengalami perubahan dan focus biaya perawatan perioperatif
bergeser kea rah yang lebih efektif pada situasi yang sama.
Keperawatan mempunyai kesempatan baru untuk menjadi bagian dari
perubahan, selama seluruh system mengalami pergeseran biaya saat kualitas
perawatan klien meningkat. Kreatifitas dan tinjauan tekanan kekuatan eksternal yang
luas akan memungkinkan perawat melakukan perubahan.
Perubahan dapat dijabarkan dengan beberapa cara, termasuk perubahan yang
direncanakan atau yang tidak direncanakan. Perubahan yang tidak direcanakan adalah
perubahan yang terjadi tanpa suatu persiapan, sebaliknya perubahan yang
direncanakan adalah peribahan yang direncanakan dan dipiikirkan sebelumnya,
terjadinya dalam waktu yang lama, dan termasuk adanya suatu tujuan yang jelas.
Perubahan terencana lebih mudah dikelola daripada perubahan yang terjadi pada
perkembangan manusia atau tanpa persiapan anat karena suatu ancaman. Untuk
alasan tersebut, perawat harus dapat mengelola perubahan.
Proses perencanaan terjadi karena adanya perubahan yang sangat kompleks
dan melibatkan interaksi banyak orang, faktor, dan tekanan. Secara umum, perubahan
terencana adalah suatu proses di mana ada pendapat baru yang dikembangkan dan
dikomunikasikan kepada semua orang, walaupun akhirnya akan diterima atau ditolak.
Perubahan perencanaan, sebagaimana proses keperawatan, memerlukan suatu
pemikiran yang matang tentang keterlibatan individu atau kelompok. Penyelesaian
masalah, pengambilan keputusan, pemikiran kritis, pengkajian, dan efektivitas
penggunaan keterampilan interpersonal, termasuk kemampuan komunikasi,
kolaborasi, negosiasi, dan persuasi, adalah kunci dalam perencanaan perubahan.
Orang yang mengelola perubahan harus mempunyai visi yang jelas di mana
proses akan dilaksanakan dengan arah yang terbaik untuk mencapai tujuan tersebut.
Proses perubahan memerlukan tahapan yang berurutan di mana orang akan terlibat
dalam sebuah proses perubahan dan arah perubahan yang akan dilaksanakan. Oleh
karena itu, koalisi perlu dan harus dibentuk untuk mendukung perubahan.
Dalam literature yang lain disebutkan bahwa proses terjadinya perubahan terdiri dari
beberapa tahap diantaranya :

1. Mencairkan: melibatkan penghancuran cara normal orang yang melakukan


sesuatu-mmemutuskan pola,kebiasaan,dan rutinitas sehingga orang siap untuk
menerima alternatifbaru(hersey, Blanchard) atau mengurangi kekuatan untuk
mengurangi status quo, menciptakan kebutuhan akan perubahan,
meminimalisasi tantangan terhadap perubahan seperti memberikan masalah
proaktif.Contoh :Refresing,kegiatan_kegiatan baru.
2. Memindahkan: mengembangkan perilaku, nilai dan sikap yang baru.
Membekukan kembali:akan terjadi jika prilaku baru sudah menjadi bagian dari
kepribadian seseorang.dengan cara memperkuat, mengevaluasi, dan membuat
modifikasi konstruktif.

2.6 Motivasi Dalam Perubahan.


Motivasi itu timbul karena tuntutan kebutuhan dasar manusia,sedangkan
kebutuhan dasar manusia yang dimaksud antara lain:
1. Kebutuhan fisiologis (makan, minum, tidur, oksigen dll)
Kebutuhan tersebut maka manusia akan selalu ingin mempertahankan
hidupnya dengan jalan memenuhinya atau mengadakan perubahan.
2. Kebutuhan keamanan.
Kebutuhan ini merupakan kebutuhan manusia agar mendapatkan jaminan
keamanan atau perlindungan dari berbagai ancaman bahaya yang ada.
3. Kebutuhan social.
Kebutuhan ini mutlak diperlukan karena manusia tidak akan dapat hidup
sendiri tanpa bantuan dari orang lain.
4. Kebutuhan penghargaan dan dihargai.
Setiap manusia selalu ingin mendapatkan penghargaan dimata masyarakat
akan prestasi, status, dan lain-lain. Untuk itu manusia akan termotivasi
untuk mengadakan perubahan.
5. Kebutuhan aktualisasi diri.
Kebutuhan perwujudan diri agar di akui masyarakat akan kemampuannya
dan potensi yang dimiliki.
6. Kebutuhan interpersonal yang meliputi kebutuhan untuk berkumpul
bersama untuk melakukan control dalam mendapatkan pengaruh dari
lingkungan.
2.7 Strategi Dalam Perubahan.
Dalam perubahan dibutuhkan cara yang tepat agar tujuan dalam perubahan
dan tercapai secara tepat, efektif dan efisien, untuk itu dibutuhkan strategi
khusus dalamperubahan diantaranya:
1. Strategi Rasional Empirik
Strategi ini didasarkan karena manusia sebagai komponen dalam
perubahan memiliki sifat rasional untuk kepentingan diri dalam
berperilaku. Untuk mengadakan suatu perubahan strategi rasional dan
empirik yang didasarkan dari hasil penemuan atau riset untuk
diaplikasikan dalam perubahan manusia yang memiliki sifat rasional
akan menggunakan rasionalnya dalam menerima sebuah perubahan.
Langkah dalam perubahan atau kegiatan yang diinginkan dalam strategi
rasional empirik ini dapat melalui penelitian atau adanyadesiminasi
melalui pendidikan secara umum sehingga melalui desiminasi akan
diketahui secara rasional bahwa perubahan yang akan dilakukan benar-
benar sesuai dengan rasional. Strategi ini juga dilakukan pada
penempatan sasaran yang sesuai dengan kemampuan dan keahlian yang
dimiliki sehingga semua perubahan akan menjadi efektif dan efisien,
selain itu juga menggunakan sistem analisis dalam pemecahan masalah
yang ada.
2. Strategi Redukatif normative
Strategi ini dilaksanakan berdasarkan standar norma yang ada di
masyarakat. Perubahan yang akan dilaksanakan melihat nilai-nilai
normatif yang ada di masyarakat sehingga tidak akan menimbulkan
permasalahan baru di masyarakat. Standar norma yang ada di
masyarakat ini di dukung dengan sikap dan sistem nilai individu yang
ada di masyarakat. Pendekatan ini dilaksanakan dengan mengadakan
intervensi secara langsung dalam penerapan teori-teori yang ada.Strategi
ini dilaksanakan dengan cara melibatkan individu, kelompok atau
masyarakat dan proses penyusunan rancangan untuk perubahan. Pelaku
dalam perubahan harus memiliki kemampuan dalam berkolaborasi
dengan masyarakat. Kemampuan ilmu perilaku harus dimiliki dalam
pembaharu.
3. Strategi Paksaan- Kekuatan
Dikatakan strategi paksaan-kekuatan karena adanya penggunaan
kekuatan atau kekuasaan yang dilaksanakan secara paksa dengan
menggunakan kekuatan moral dan kekuatan politik.Strategi ini dapat
dilaksanakan dalam perubahan sistem kenegaraan, penerapan sistem
pendidikan dan lain-lain.

Você também pode gostar