Você está na página 1de 27

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN

HARGA DIRI RENDAH

disusun untuk memenuhi tugas mata ajar keperawatan jiwa

dosen pengampu Retno Yuli Hastuti M.Kep.,Ns.,Sp.Kep. Jiwa

Disusun oleh :

Fuji Dwi Astuti 1602107

Intan Lidya Sari 1602110

Muhamad Aprilia Ardi 16021

Yunita Ika Pratiwi 16021

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN 2C

STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan
limpahan rahmat,taufik,dan hidayahnya kepada kami semua sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah tentang “ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN HARGA DIRI
RENDAH” berkat kerja sama dari anggota kelompok kami serta bimbingan dari dosen
pembimbing.
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Keperawatan Jiwa. Kami menyadari bahwa keberhasilan dalam pembuatan makalah ini bukanlah
keberhasilan kami semata. Untuk itu,kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Retno Yuli
Hastuti M.Kep.,Ns.,Sp.Kep.Jiwa yang telah membimbing selama perkuliahan dan teman teman
yang juga telah membantu kami dengan secara tidak langsung.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini oleh
karena itu saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan untuk memperbaiki makalah
kami kedepannya.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan kebaikan bagi mahasiswa dan
pembaca yang membutuh kan materi ini.

Klaten, Maret 2018

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar belakang masalah


Kesehatan jiwa merupakan bagian yang integral dari kesehatan.Kesehatan jiwa bukan
sekedar terbebas dari gangguan jiwa, akan tetapi merupakan suatu hal yang dibutuhkan oleh
semua orang. Kesehatan adalah perasaan sehat dan bahagian serta mampu mengatasi
tantangan hidup, dapat menerima orang sebagai mana adanya, serta mempunyai sifat positif
terhadap diri sendiri dan orang lain (Depkes, 2005).
Gangguan jiwa adalah seseorang tentang gangguan jiwa berasal dari apa yang orang
tersebut yakini sebagai faktor penyebab (Struart, 2007) Spektrum menyeluruh gangguan jiwa
mempengaruhi 22% populasi dewasa pada tahun tertentu.Gambaran ini merujuk pada semua
gangguan jiwa dan dapat dibandingkan dengan gangguan fisik jika didefinisikan dengan
sama luasnya ( misalnya: gangguan pernafasan dialami oleh 50% orang dewasa, penyakit
kardio vaskuler diderita oleh 20% orang dewasa ). Gangguan jiwa berat (yaitu skizofrenia,
penyakit depresif, dan bentuk depresi yang berat, gangguan panik, serta gangguan obsesif-
kompulsif) memengaruhi 2,8% populasi dewasa ( lebih kurang 5 juta penduduk ) dan
bertanggung jawab untuk 25% dana yang dikeluarkan pemerintah untuk disabilitas
(Struart,2007).
World Healt Organization (WHO) memperkirakan tidak kurang dari 450 juta penderita
gangguan jiwa ditemukan di dunia. Bahkan berdasarkan 2 data studi World Bank di beberap
Negara menunjukkan 8,1% dari kesehatan global masyarakat (Global Burden Disease)
disebabkan oleh masalah gangguan kesehatan jiwa yang menunjukan dampak lebih besar
dari TBC (7,2%), kanker (5,8%), jantung (4,4%), dan malaria (2,6%). Departemen kesehatan
mengatakan angka tersebut menunjukan jumlah penderita gangguan jiwa di masyarakat
sangat tinggi. Dari 50 juta populasi orang dewasa Indonesia, berdasarkan data Departemen
Kesehatan ( Depkes ), ada 1,74 juta orang mengalami gangguan mental emosional.
Sedangkan 4 % dari jumlah tersebut terlambat berobat dan tidak tertangani akibat kurangnya
layanan untuk penyakit kejiwaan ini, krisis ekonomi dunia yang semakin berat mendorong
jumlah penderita gangguan jiwa di dunia dan Indonesia khususnya kian meningkat,
diperkirakan sekitar 50 juta atau 25 % dari jumlah penduduk Indonesia mengalami gangguan
jiwa ( Nurdwiyanti, 2008 ). Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti
dan rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri sendiri atau
kemampuan diri.Adanya perasaan hilang kepercayaan diri,merasa gagal karena tidak mampu
mencapai keinginan sesuai ideal diri. (keliat,2010) Komunikasi terapeutik dapat menjadi
jembatan penghubung antara perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan dan pasien
sebagai pengguna mengalami gangguan asuhan keperawatan, karena komunikasi terapeutik
dapat mengakomodasikan perkembangan status kesehatan yang dialami pasien. Komunikasi
terapeutik memperhatikan pasien secara holistic meliputi 3 aspek positif yang masih dimiliki
pasien, dengan cara mendiskusikan bahwa pasien masih memiliki sejumlah kemampuan dan
aspek positif seperti kegiatan pasien di rumah,adanya keluarga dan lingkungan terdekat
pasien. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, penulis ingin memberikan
asuhan keperawatan jiwa khususnya harga diri rendah dengan pelayanan kesehatan secara
holistic dan komunikasi terapeutik dalam meningkatkan kesejahteraan serta mencapai tujuan
yang diharapkan.
Oleh karena itu, penulis tertarik untuk membahas karya tulis ilmiah dengan judul
“Asuhan Keperawatan Pada Ny.A dengan Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah Di
Ruang helikonia Rumah Sakit Jiwa DR.R.M.Soedjarwadi klaten”

2. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan Harga diri rendah?
b. Apa penyebab terjadinya harga diri rendah?
c. Bagaimana penatalaksanaan yang dilakukan terhadap pasien dengan gangguan harga diri
rendah?
d. Diagnose apa saja yang dapat muncul dari gangguan harga diri rendah?
e. Bagaimana penyusunan perencanaan keperawatan yang dapat dilakukan pada pasien
dengan gangguan harga diri rendah?
f. Bagaimana Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan harga diri rendah?
g. Bagaimana cara pemecahan masalah terhadap gangguan harga diri rendah sesuai dengan
asuhan keperawatan yang sistematis dan benar?
3. Tujuan
a. Tujuan Umum
Tujuan umum pembuatan asuhan keperawatan pasien dengan gangguan harga diri
rendah yaitu :
1. Menjaga Kesehatan pasien baik fisik maupun psikologik
2. Melaksanakan pendekatan untuk penyesuaian pengobatan, dan mendeteksi
masalah.
3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, dan cara
meningkatkan harga diri.
4. Memberikan pelayanan dan pendidikan selama masa perawatan.
b. Tujuan Khusus
Tujuan khusus pembuatan makalah asuhan keperawatan pasien dengan gangguan harga
diri rendah adalah :
1. Mengetahui konsep dasar dari gangguan harga diri rendah.
2. Mengetahui proses pengkajian yang dilakukan pada pasien dengan gangguan harga
diri rendah.
3. Mengetahui diagnosa yang terdapat pada pasien dengan harga diri rendah.
4. Mengetahui proses intervensi beserta tujuan dan kriteria hasil yang dilakukan pada
pasien dengan harga diri rendah.
4. Manfaat
a) Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis, sekurang-kurangnya
dapat berguna sebagai gambaran pemikiran bagi mahasiswa keperawatan.
b) Manfaat Praktis
1) Bagi Penulis
Menambah wawasan penulis mengenai penyelesaian pada kasus keperawatan
khususnya dengan pasien gangguan harga diri rendah, untuk selanjutnya dijadikan
sebagai acuan dalam melakukan setiap tindakan keperawatan.
2) Bagi Lembaga Pendidikan
Dapat menjadi sustu pertimbangan untuk diterapkan dalam dunia pendidikan
keperawatan yang ada di Indonesia sebagai solusi terhadap permasalahan keperawtan
khususnya keperawatan jiwa yang bersangkutan.
3) Bagi Ilmu Pengetahuan
Sebagai bahan referensi dalam proses pembelajaran sehingga dapat memperkaya dan
menambah wawasan.
4) Bagi Peneliti
Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan pengembangan lebih lanjut, serta
referensi terhadap penelitian yang sejenis.
BAB II

TINJAUAN TEORI

1. Pengertian

Harga diri rendah adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan
menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal diri (stuart dan Sundeen).

Harga diri rendah merupakan evaluasi diri dari perasaan tentang diri atau
kemampuan diri yang negative baik langsung maupun tidak langsung(Townsend)

Harga diri rendah merupakan keadaan dimana individu mengalami evaluasi diri
yang negative mengenai diri atau kemampuan diri (Charpenito,L.J)

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan harga diri rendah adalah suatu perasaan
negative terhadap diri sendiri,hilangnya kepercayaan diri dan gagal mencapai tujuan yang
diekspresikan secara langsung ataupun tidak langsung,penurunan diri ini dapat bersifat
situasional maupun kronis atau menahun.

2. Etiologi
Harga diri rendah sering disebabkan karena adanya koping individu yang tidak
efektif akibat adanya kurang umpan balik positif, kurangnya system pendukung
kemunduran perkembangan ego,pengulangan umpan balik yang negative,disfungsi sistem
keluarga serta terfiksasi pada tahap perkembangan awal.
Koping individu tidak efektif merupakan kelainan perilaku adaptif dan kemampuan
memecahkan masalah seseorang dalam memenuhi tuntutan kehidupan dan peran.(
Townsend)
Menurut Carpenito ,L.J koping individu tidak efektif adalah keadaan dimana
seorang individu mengalami atau berisiko mengalami suatu ketidakmampuan dalam
mengalami stressor interna atau lingkungna dengan adekuat karena ketidakkuatan
sumber-sumber (Fisik,Psikologi,Perilaku,Kognitif).
Dari pendapat pendapat diatas dapat disimpulkan individu yang mempunyai koping
individu yang tidak efektif akan menunjukan ketidakmampuan dalam menyesuaikan diri
atau tidak dapat memecahkan masalah tuntutan hidup serta peran yang dihadapinya.
Adanya koping individu tidak efektif sering ditunjukan dengan perilaku carpenito dan
townsend sebagai berikut :
a. Mengungkapkan ketidak mampuan untuk mengatasi masalah atau menerima bantuan.
b. Mengungkapkan perasaan khawatir dan cemas yang berkepanjangan.
c. Mengungkapkan ketidakmampuan menjalankan peran.
3. Rentang Respon

4.
sumber-sumber sumber-sumber

Respon Adaptif Respon Maladaptif

Aktualisasi Konsep diri harga diri rendah kerancuan Dipersonalisasi

Positif Identitas

(Keliat)

Keterangan :

a. Aktualisasi diri : pernyataan tentang konsep diri yang positif dengan latar belakang
pengalaman sukses
b. Konsep diri positif: apabila individu mempunyai pengalaman yang positif dalam
perwujudtan dirinya.
c. Harga diri rendah : perasaan negative terhadap diri sendiri,termasuk kehilangan rasa
percaya diri,tidak berharga,tidak berdaya,pesimis.
d. Keracuan identitas : kegagalan individu untuk menggintegrasikan berbagai
identivikasi masa kanak kanak kedalam kepribadiaan pisikososial yang harmonis.
e. Dipersonalisasi : perasaan tidak realitik dalam kegiatan dari diri sendiri,kesulitan
membedakan diri sendiri,merasa tidak nyata dan asing baginya
4. Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi terjadinya harga diri rendah kronis adalah penolakan orang tua
yang tidak realistis,kegagalan berulang kali,kurangnya tanggung jawab personal
,ketergantungan pada orang lain,ideal diri yang tidak realistis.
5. Faktor presipitasi
Factor presipitasi terjadinya harga diri rendah adalah hilangnya sebagian anggota
tubuh seseorang ,berubahnya penampilan atau bentuk tubuh,mengalami kegagalan
,serta menurunnya produktivitas.
Gangguan konsep diri : harga diri rendah kronis ini dapat terjadi secara situasional
maupun kronik.
6. Penilaian terhadap stressor
Adapun masallah dalam konsep diri dicetuskan oleh stressor psikologis,sosiologis
atau fisiologis, elemen yang penting adalah persepsi pasien tentang ancaman.
Seseorang dengan harga diri rendah memiliki penilaian sendiri terhadap stressor atau
masalah atau penurunan kepercayaan diri yang dimiliki. Kebanyakan dari mereka
memiliki kemampuan berfikir daya ingat serta konsentrasi menurun. Mereka akan
menjadi pelupa dan sering mengeluh sakit kepala. Wajah seorang yang stress tampak
tegang dahi berkerut, mimic tampak serius,bicara berat dan sukar tersenyum atau
tertawa( stuart)
7. Psikodinamika
a. Factor predisposisi
Berbagai factor menunjang terjadinya perubahan dalam konsep diri seseorang
adalah sebagai berikut :
1.) factor yang mempengaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua, harapan
orang tua yang tidak realistis,kegagalan yang berulang,kurang tanggung jawab
personal,ketergantungan pada orang lain, dan ideal diri yang tidak realistis.
2.) factor yang mempengaruhi performa peran adalah stereotip peran gender
,tuntutan peran kerja,harapan peran budaya.
8. Sumber koping
Sumber koping merupakan suatu evaluasi terhadap pilihan koping dan strategi
seseorang. Individu dapat mengatasi stres dan ansietas, denggan menggunakan
sumber koping yang ada di lingkungan,sumber kopping tersebut dijadikan sebagai
modal dalam menyelesaikan masalah.
Sumber koping dapat berupa aset ekonomi,kemampuan dan keterampilan,teknik
defensif dukungan sosial dan motivasi.hubungan antara individu,keluarga kelompok
dan masyarakat sangat berperan penting. Sumber koping lainya termasuk kesehatan
dan energi,dukungan spiritual,keyakinan positif,ketrampilan menyelesaikan masalah
dan sosial,sumber daya sosial dan material serta kesejahteraan fisik.
Keyakinan spiritual dan melihat diri positif dapat berfungsi sebagai dasar harapan dan
dapat mempertahankan usaha seseorang mengatasi hal yang paling buruk.ketrampilan
memecah masalah termasuk juga untuk kemampuan untuk mencari
informasi,mengidentifikasi masalah,menimbang alternatif dan melaksanakanrencana
tindakan. Keterampilan sosial memfasilitasi penyelesaian masalah yang melibatkan
orang lain,meningkatkan kemungkinan untuk mendapat dukungan dan kerjasama
dengan orang lain.
Sumber koping sangat meningkatkan pilihan seseorang mengatasi dihampire semua
situasi stres. Pengetauan dan kecerdasan dalam menghadapi sumber daya yang
memungkinkan orang melihat cara yang berbeda dalam menghadapi stres(stuart)
9. Mekanisme koping
Mekanisme koping termasuk pertahanan koping jangka pendek atau jangka panjang
serta penggunaan mekanisme pertahanan ego untuk melindungi diri sendiri dalam
menghadapipersepsi diri yang menyakitkan
10. Penatalaksanaan (medis atau psikoterapi)
Terapi keperawatan yang diberikan kepada klien dengan harga diri rendah meliputi
tindakan secara pribadi juga untuk keluarga dan komunitas dilingkungan klien
tinggal. Terapi yang diberikan tetap dengan tindakan keperawatan generalis ditambah
dengan terapi kognitif.
a. Terapi generalis, prinsip tindakan :
1) Identifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki klien
2) Identifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki klien.
3) Bantu klien menilai kemampuan yang dapat digunakan
4) Bantu klien memilih/menetapkan kemampuan yang akan dilatih
5) Latih kemampuan yang dipilih klien
6) Beri pujian yang wajar terhadap keberhasilan klien
7) Bantu menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang dilatih
8) Evaluasi kemampuan pasien sesuai jadwal kegiatan harian
9) Latih kemampuan kedua
10) Motivasi klien memasukkan kemampuan kedua kedalam jadwal harian
b. Terapi Kognitif, prinsip tindakan :
1) Sesi I : Mengungkapkan pikiran otomatis
2) Sesi II : Mengungkapkan alasan
3) Sesi III : Tanggapan terhadap pikiran otomatis
4) Sesi IV : Menuliskan pikiran otomatis
5) Sesi V : Penyelesaian masalah
6) Sesi VI : Manfaat tanggapan
7) Sesi VII : Mengungkapkan hasil
8) Sesi VIII : Catatan harian
9) Sesi IX : Support system
11. Diagnosa keperawatan
a. Resiko perilaku kekerasan
b. Harga diri rendah
c. Berduka kompleks

12. Intervensi
Diagnosa Tujuan Intervensi
Pasien Keluarga
Resiko Setelah dilakukan SP 1 SP 1:
perilaku tindakan keperawatan Identifikasi penyebab 1. Diskusikan
kekerasan selama 10x pertemuan tanda dan gejala perilaku masalah yang
diharapkan perilaku kekerasan yang dirasakan dalam
kekerasan dapat teratasi dilakukan,akibat perilaku merawat pasien.
dengan kriteria hasil : kekerasan,kemudian 2. Jelaskan
1. Pasien dapat jelaskan cara mengontrol pengertian,tanda
membina perilaku kekerasan secara dan gejala dalam
hubungan saling fisik: trik nafas dalam proses terjadinya
percaya dan pukul bantal atau perilaku kekerasan.
2. Pasien dapat kasur,kemudian masukan 3. Jelaskan cara
mengidentifikasi pada jadwal kegiatan merawat perilaku
penyebab untuk latihan fisik. kekerasaan
perilaku 4. Latih satucara
kekerasan merawat perilaku
3. Pasien dapat kekerasan dengan
mengidentifikasi melakukan
tanda dan gejala kegiatan fisik :
perilaku tarik nafas dalam
kekerasan dan pukul kasur
4. Pasien dapat dan bantal
mendemonstrasi 5. Anjurkan
kan cara membantu pasien
pencegahan sesuai jadwal dan
dengan fisik memberi pujian
,obat verbal dan SP 2 : SP 2 :
spiritual Evaluasi kegiatan latihan 1. Evaluasi kegiatan
fisik beri keluarga dalam
pujian,kemudian jelaskan merawat / melatih
kekerasan dengan obat pasien secara fisik
(jelaskan 6 benar obat : ,beri pujian
jenis,guna,dosos,cara,frek 2. Jelaskan 6 benar
uensi,kontiunitas minum cara memberikan
obat)selanjutnya obat
masukakan pada jadwal 3. Latih cara
kegiatan untuk latihan memberikan
fisik dan minum obat /membimbing
minum obat
4. Anjurkan
membantu pasien
sesuai jadwal dan
memberi pujian

SP 3 : SP 3 :
Evaluasi kegiatan latihan 1. Evaluasi kegiatan
fisik dan obat,beri keluarga dalam
pujian.kemudian latih merawat/melatih
cara mengontrol perilaku pasien ,fisik dan
kekerasan secara verbal memberikan
(3 cara yaitu : obat,beri pujian
menggungkapkan 2. Latih cara
meminta,menolak dengan membimbing
benar kegiatan spiritual
3. Latih cara
membimbing
kegiatan spiritual
4. Anjarkan
membantu pasien
sesuai jadwal dan
memberikan pujian
SP 4 : SP 4 :
Evaluasi kegiatan latihan 1. Evaluasi kegiatan
fisik ,obat ,dan verbal keluarga dalam
,beri pujian. Kemudian merawat /melatih
latih cara mengontrol pasien : fisik,
perilaku kekerasan memberikan
dengan spiritual (2 obat,bicara yang
kegiatan). Masukan pada baik dan kegiatan
jadwal kegiatan untuk spiritual,beri
latihan fisik,minum obat pujian.jelaskan
,verbal dan spiritual. 2. follow up ke
RSJ/PKM,tanad
kambuh,rujukan
3. anjarkan
membantu pasien
sesuai jadwal dan
memberikan
pujian.
SP 5 : SP 5 :
Evaluasi kegiatan fisik 1. Evaluasi kegiatan
1,2 dan obat dan verbal keluarga dalam
dan spiritual beri pujian. merawat/melatih
Nilai kemampuan yang pasien :
telah mandiri serta nilai fisik,memberi
apakah perilaku obat,cara bicara
kekerasan terkontrol. yang baik ,dan
kegiatan spiritual
serat follow
up,beri pujian.
2. Nilai kemampuan
keluarga dalam
merawat pasien.
Setelah dilakukan SP 1 : 3. Nilai kemampuan
tindakan keperawatan Identifikasi kemampuan keluarga
10x pertemuan,harga melakukan kegiatan dan melakukan kontrol
diri rendah diharapkan aspek positif pasien(buat ke RSJ/PKM
dapat teratasi dengan daftar kegiatan) lalu SP 1 :
kriteria hasil. bantu pasien menilai 1. Diskusikan
1. Bina hubungan kegiatan yang dapat masalah yang
saling percaya dilakukan saat ini(pilih dirasakan dalam
2. Mampu daftar kegiatan). Buat merawat pasien.
mendiskusikan daftar kegiatan yang 2. Jelaskan
penyebab dan dapat dilakukan saat pengertian,tanda
akibat harga diri ini,bantu pasien memilih dan gejala dalam
rendah salah satu kegiatan untuk proses terjadinya
3. Mampu dilatih kemudian latih harga diri rendah.
mengidentifikasi kegiatan yang dipilih 3. Diskusikan
Gangguan kan kemampuan (alat dan cara kemampuan atau
konsep diri : yang dimiliki. melakukanya). Masukan aspek positif
harga diri 4. Mampu memilih pada jadwal kegiatan pasien yang pernah
rendah menunjukan untuk latihan 2x sehari dimiliki sebelum
kegiatan positif dan sesudah sakit
yang dimiliki 4. Jelaskan cara
5. Mampu merawat harga diri
melakukan rendah ,beri pujian
kegiatan positif setelah melakukan
yang dipilih tindakan
6. Mampu 5. Latih keluarga
memasukkan memberi tanggung
pada jadwal jawab kegiatan
kegiatan. pertama yang
dipilih pasien,beri
SP 2: pujian
Evaluasi kegiatan 6. Anjurkan
pertama yang telah membantu pasien
dilakukan beri pujian sesuai jadwal.
,bantu pasien untuk
SP 2 :
memilih kegiatan kedua
1. Evaluasi kegiatan
yang dilatih,kemudian
latih kegiatan kedua (alat keluarga dalam
dan cara) masukkan pada membimbing
jadwal kegiatan untuk pasien
latihan 2 kegiatan melaksanakan
masing-masing 2x sehari kegiatan pertama
yang dipilih dan
dilatih pasien,beri
pujian
2. Bersama keluarga
melatih pasien
dalam melakukan
kegiatan kedua
yang dipilih pasien
SP 3 : 3. Anjurkan
Evaluasi kegiatan membantu pasien
pertama dan kedua yang sesuai jadwal ,beri
telah dilakukan beri pujian
pujian ,bantu pasien SP 3 :
untuk memilih kegiatan 1. Evaluasi kegiatan
ketiga yang keluarga dalam
dilatih,kemudian latih membimbing
kegiatan ketiga (alat dan pasien
cara) masukkan pada melaksanakan
jadwal kegiatan untuk kegiatan
latihan 3 kegiatan pertama,kedua
masing-masing 2x /sehari ,beri pujian
2. Bersama keluarga
melatih pasien
melakukan
kegiatan ketiga
yang dipilih
SP 4 : Evaluasi kegiatan 3. Anjurkan
pertama,kedua,ketiga membantu pasien
yang telah dilakukan beri sesuai jadwal,beri
pujian ,bantu pasien pujian
untuk memilih kegiatan SP 4 :
keempat yang 1. Evaluasi kegiatan
dilatih,kemudian latih keluarga dalam
kegiatan keempat (alat membimbing
dan cara) masukkan pada pasien
jadwal kegiatan untuk melaksanakan
latihan 4 kegiatan kegiatan pertama
masing-masing 2x sehari ,kedua ,ketiga dan
beri pujian
2. Bersama keluarga
melatih kegiatan
keempat yang
dipilih.
3. Jelaskan follow up
ke RSJ/PKM,tanad
kambuh,rujukan
4. anjarkan
membantu pasien
sesuai jadwal dan
SP 5 : memberikan
Evaluasi kegiatan latihan pujian.
dan berikan pujian ,latih
kegiatan dilanjutkan
SP 5 :
sampai tak terhingga,nilai
1. Evaluasi kegiatan
kemampuan yang telah
keluarga dalam
mandiri kemudian nilai
membimbing
apakah harga diri pasien
meningkat. pasien melakukan
kegiatan yang telah
dipileh ,beri pujian
2. Nilai kemampuan
keluarga
membimbing
pasien
Berduka Setelah dilakukan SP 1 : 3. Nilai kemampun
kompleks tindakan keperawatan Kaji persepsi pasien dan keluarga
10x pertemuan makna kehilangan melakukan kontrol
diharapkan rasa berduka kemudian ijinkan ke RSJ/PKM
/ kehilangan dapat penyangkalan yang
teratasi dengan kriteria adaptif
hasil : SP 2 :
1. Mampu Selanjutnya dorong dan
mengidentifikasi pasien
penyebab untuknmendapatkan dan
berduka menerima dukungan serta
2. Pasien mampu dorongan pasien untuk
menunjjukan mengkaji pola koping
pergerakan ke pada situasi kehilangan
arah resolusi masa lalu dan saat ini
dari duka dan SP 3 :
harapan untuk Dorong pasien untuk
masa depan merawat dirinya
3. Pasien dapat sendiri,dorong pasien
menerima untuk meninjau kekuatan
keadaan yang dan kemampuan personal
terjadi ,coba tawarkan makanan
4. Pasien mampu pada pasien tapi jangan
beradaptasi memaksanya untuk
dengan keadaan makan dan gunakan
yang terjadi komunikasi yang efektif.
5. Pasien dapat Bina hubungan dan
menunjukan pertahankan
peningkatan interpersponal
fungsi pada
tingkat
adekuat,ikut
serta dalam
bekerja
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan membandingkan antara teori yang ditulis dengan kenyataan yang
penulis temukan pada pengamatan kasus,yang meliputi kesamaan dan kesenjangan antara factor
pendukung dan penghambat dalam memberikan asuhan keperawatan pada Ny.A dengan
gangguan konsep diri : harga diri rendah diruang helokonia RSJD. Soedjarwadi Klaten sejak
tanggal 28 desember 2015-2 januari 2016. Pembahasn ini meliputi :pengkajian, diagnosa
keperawatan, perencanaan, Implementasi dan evaluasi.
A. Pengkajian
Pengkajian ini dilakukan dibangsal Helokonia RSJD. RM Soedjarwadi Klaten. Pasien
mengatakan malu dan merasa bersalah saat berkumpul dengan orang lain karena telah
berselingkuh sehingga ditinggal oleh suaminya. Pasien merasa tidak mampu mengurus
keluarganya. Dari data pengkajian diatas dapat ditarik Kesimpulan Ny.A mempunyai
masalah gangguan konsep diri : harga diri rendah dimana data didapatkan dengan teori yang
ada. Harga diri rendah merupakan keadaan dimana individu mengalami evaluasi diri yang
negative mengenai diri atau kemampuan diri (Charpenito,L.J)

Stuart menyebutkan mekanisme koping yang digunakan pasien dengan gangguan konsep
diri : harga diri rendah yaitu pertahanan koping jangka pendek atau jangka panjang serta
penggunaan mekanisme pertahanan ego untuk melindungi diri sendiri untuk menghadapi
persepsi yang menyakitkan. Pertahanan jangka pendek mencakup aktivitas yang memberikan
pelarian sementara dari identitas diri, aktivitas yang memberikan identitas pengganti
sementara, aktivitas yang semenara menguatkan atau meningkatkan perasaan diri yang tidak
menentu, aktivitas yang merupakan upaya jangka pendek untuk membuat identitas diluar dari
hidup yang tidak bermakna saat ini. Pertahanan jangka panjang mencakup penutupan
identitas adalah adopsi identitas premature yang diinginkan oleh orang terdekat tanpa
memperhatikan keinginan, aspirasi , atau potensi diri individu. Identitas negative adalah
asumsi identitas yang tidak sesuai dengan nilai dan harapan yang diterima masyarakat.
Mekanisme ego termasuk penggunaan fantasi, disosiasi, isolasi, proyeksi pengalihan,
berbalik marrah pada diri sendiri dan amuk. Pada Ny.A menkanisme koping yang digunakan
yaitu dengan mekanisme pertahanan ego isolasi dimana pasien pada saat merasa tidak
berguna lagi dan malu terhadap dirinya pasien memilih menyendiri.

B. Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan analisa data yang telah dibuat dari data focus muncul masalah gangguan
konsep diri : harga diri rendah karena menurut data yang ada dengan penyesuaian materi
yang ada mendukung kearah masalah utama dengan harga diri rendah.

Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien dengan gangguan konsep diri : harga diri
rendah (keliat,2005) antara lain harga diri rendah resiko perilaku kekerasan berduka
kompleks. Sedangkan diagnose keperawatan yang muncul pada Ny.A berdasarkan data dari
pengkajian yaitu harga diri rendah, koping individu tidak efektif dan resiko perilaku
kekerasan. Berdasar kan pengkajian yang ada terdapat kesenjangan anatara teori dan
kenyataan dimana dalam teori menurut stuart dari diagnsoa yang muncul yang menjadi
penyebab dari harga diri rendah yaitu berduka kompleks sedangkan pada kasus dilapangan
berdasarkan pengkajian yang ada didapatkan data penyebab harga diri rendah yaitu koping
individu tidak efektif karena data pengkajian lebih mengarah pada koping individu tidak
efektif daripada berduka yang kompleks, dengan data obyektif : Mekanisme koping yang
digunakan oleh pasien yaitu maladaptive dimana saat pasien merasa tidak berguna lagi dan
malu terhadap dirinya pasien memilih menyendiri. Pada saat di RS pasien terlihat lebih
memilih menyendiri dikamar dan hanya diam saja. Pasien tampak sedih saat dilakukan
pengkajian terhadap dirinya, karena teringat dengan ibunya dan ingin segera pulang
kerumah.

Prioritas diagnose keperawatan ditetapkan sesuai dengan data yang didapat saat ini. Data
yang didapat saat ini adalah pasien mengatakan malu dan bersalah saat berkumpul dengan
orang lain karena telah dicerai atau ditinggal oleh suaminya karena dirinya berselingkuh dan
pasien merasa tidak mampu mengurus keluarganya. Pengambilan diagnose tersebut didukung
dengan adanya pendapat dari Townsend yaitu Harga diri rendah merupakan evaluasi diri dari
perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negative baik langsung maupun tidak
langsung.
Dalam menentukan diagnose prioritas penulis mengalami sedikit kebingungan karena tidak
melakukan pengkajian secara langsung dan hanya memahami data pengkajian yang ada dalam
karya tulis ilmiah. Faktor pendukung bagi penulis adalah adanya kerjasama anatara anggota
kelompok dan bimbingan dari dosen pembimbing.

C. Intervensi
Pada perencanaan focus utama penulis pada diagnose Ny.A yaitu gangguan konsep diri :
harga diri rendah , sesuai dengan perencanaan pada Ny.A yang telah direncanakan bahawa
perencanaan dari SP 1 sampai dengan SP 5 dilaksanakan dengan tujuan pasien mampu
membina hubungan saling percaya, mampu mendiskusikan penyebab dan akibat harga diri
rendah, mampu mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki, serta mampu melakukan
kegiatan positif yang dipilih.
SP1 tindakan keperawatan identifikasi kemampuan melakukan kegiatan dan
aspek positif pasien serta membuat daftar kegiatan yang akan dilakukan, kemudian bantu
pasien menilai kegiatan yang dapat dilakukan, kemudian bantu pasien menilai kegiatan
yang dapat dilakukan saat ini (pilih dari daftar kegiatan) serta membuat daftar kegiatan
yang dapat dilakukan saat ini, bantu pasien memilih salah satu kegiatan yang dapat
dilakukan saat ini untuk dilatih, setelah pasien mampu memilih kegiatan latih kegiatan
yang dipilih kemudian masukan pada jadwal kegiatan untuk latihan 2x sehari, dengan SP1
ini diharapkan pasien mampu memilih kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengisi
waktu saat dirumah sakit, dan pasien mampu membuat jadwal kegiatan menurut
kemampuan yang dimiliki.
SP 2 adalah kegiatan dari SP 1. Tindakaan SP 2 evaluasi kegiatan pertama yang
telah dilakukan, kemudian bantu dan latih pasien untuk memilih kegiatan kedua yang akan
dilatih serta dimasukan pada jadwal latihan kedua, dengan demikian pasien diharapkan
mampu menambah kegiatan yang akan dilakukan setelah kegiatan pertama yang sudah
dijadwalkan. Serta berikan pujian pada setiap tindakan yang dilakukan oleh pasien.
SP 3 merupakan lanjutan dari SP 2, evaluasi kegiatan pertama dan kedua yang
telah dilatih dan berikan pujian, bantu dan latih pasien memilih kegiatan ketiga yang akan
dilatih, masukan pada jadwal yang akan dilakukan. Dengan penambahan kegiatan pasien
diharapkan mampu meningkatkan rasa percaya dirinya dengan suatu kegiatan yang
bermanfaat bagi orang lain.
SP 4 melanjutkan SP 3, evaluasi kegiatan pertama sampai ketiga selanjutnya
bantu dan latih pasien memilih kegiatan keempat yang akan dilatih, kemudian masukan
pada jadwal kegiatan untuk latihan ke empat masing-masing 2x sehari. Dengan demikian
diharapkan pasien dapat memiliki kegiatan dan dilakukan secara mandiri. Berikan pujian
pada setiap tindakan yang dilakukan pasien.
SP 5 adalah evaluasi dari keseluruhan kegiatan yang dijadwalkan, kemudian
menganjurkan latih kegiatan dilanjutkan sampai tak terhngga, serta menilai kemampuan
yang telah dilakukan secara mandiri, serta evaluasi apakah harga diri meningkat. Pada SP
5 ini diharapkan pasien mampu melakukan seluruh kegiatan yang telah dilatih sebagai
kegiatan sehari-hari.
BAB V
PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan masalah yang telah penulis sampaikan maka dapat disimpulkan
sebagai berikut :
a. Pengkajian
Pengkajian pada Ny. A didapatkan keluhan utama saat dikaji yaitu pasien
mengatakan malu dan merasa bersalah saat berkumpul dengan orang lain karena
telah berselingkuh sehingga ditinggal atau dicerai oleh suaminya. Pada pengkajian
didapatkan pasien merasa malu saat berkumpul dengan orang lain karena telah
dicerai oleh suaminya dan merasa tidak mampu mengurus keluarganya. Pasien juga
didapatkan mengalami masalah dalam berhubungan dengan orang lain,pasien lebih
cenderung menyendiri karena malu jika bertemu dengan orang lain.
b. Analisa data
Setelah dilakukan pengkajian pada Ny.A disimpulkan data focus subyektif,
pasien mengatakan merasa malu jika berkumpul dengan orang lain setelah dicerai
suaminya dan merasa tidak mampu mengurus keluarga. Data objektif pasieen yaitu
pasien tampak diam dengan nada bicara yang pelan dan lambat, lebih banyak
menundukkan kepala dan kontak mata kurang.
c. Diagnosa
Setelah dilakukan analisa dan dibuat
d. Intervensi
Intervensi pada Ny. A terdiri dari SP pasien yang terbagi menjadi 5 SP dan
setiap SP dilakukan 2 kali pertemuan`
Intervensi SP 1 gangguan konsep diri : harga diri rendah, pasien mampu
melakukan kegiatan positif pertama yang telah dipilih. SP 1 resiko perilaku
kekerasan pasien mampu memasukan semua kegiatan kedalam jadwal harian.
Intervensi SP 2 gangguan konsep diri : harga diri rendah, pasien mampu
menambah kegiatan positif kedua, dan mengontrol perilaku kekerasan dengan obat
(6 benar). Serta mampu memasukan semua kegiatan pada jadwal harian
Intervensi SP 3 gangguan konsep diri :harga diri rendah, pasien mampu
menambah kegiatan positif ketiga serta mampu mengontrol perilaku kekerasan
dengan cara verbal,dan memasukan semua kegiatan dalam jadwal harian.
Intervensi SP 4 gangguan konsep diri : harga diri rendah, pasien mampu
menambah kegiatan positif keempat serta mampu mengontrol perilaku kekerasan
dengan cara spiritual, dan memasukansemua kegiatan pada jadwal harian.
Intervensi SP 5 gangguan konsep diri :harga diri rendahpasien mampu
melakukan semua kegiatan positif dan latihan mengontrol perilaku kekerasan secara
mandiri sesuai jadwal yang telah dibuat.
e. implementasi
f. evaluasi
Dari semua tindakan SP 1-5 pasien mampu melakukannya dengan optimal
selama 1 minggu. Pasien mampu menunjukan harga diri meningkat, mau
melakukan perbincangan dengan teman 1 kamarnya dan pengkaji, kontak mata saat
diajak bicara dan mampu melakukan semua kegiatan yang telah dijadwalkan, serta
mengikuti semua kegiatan yang telah dijadwalkan, serta mengikuti semua kegiatan
yang ada di RSJ.
2. Saran
a. Bagi institusi pendidikan
Menambah referensi karya tulis ilmiah ataupun sumber buku referensi tentang masalah
keperawatan jiwa khususnya pada masalah dengan gangguan konsep diri :harga diri
rendah
b. Bagi mahasiswa
Menambah referensi dalam proses pembelajaran ataupun sumber buku referensi tentang
masalah keperawatan jiwa khususnya pada masalah dengan gangguan konsep diri :harga
diri rendah
DAFTAR PUSTAKA

Você também pode gostar