Você está na página 1de 14

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN AUTENTIK

DALAM PEMBELAJARAN GEOMETRI SMP

Arisal1), Jailani2)
SMPN Pasang, Polewali Mandar, Sulbar, Indonesia1), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY),
Indonesia2)
oifalser12@gmail.com1), jailani@uny.ac.id2)

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan dan menghasilkan produk instrumen penilaian
autentik dalam pembelajaran geometri di SMP yang valid, reliabel dan praktis sehingga dapat membantu
guru dalam melakukan penilaian kompetensi yang dicapai siswa. Kualitas hasil pengembangan
ditentukan berdasarkan pada kriteria yaitu valid, reliabel, dan praktis. Penelitian ini merupakan
penelitian pengembangan. Model pengembangan instrumen penilaian autentik dalam penelitian ini
diadaptasi dari model pengembangan Borg & Gall. Tahap-tahap yang dilakukan meliputi (a) studi
pendahuluan terdiri dari analisis kompetensi, pengamatan kelas (b) perencanaan produk terdiri dari
penetapan kompetensi dan pemetaan teknik penilaian autentik (c) pengembangan produk yang terdiri
dari penyusunan produk, validasi produk dan revisi (d) uji coba terbatas (e) revisi (f) uji coba lapangan
dan (g) revisi sebagai produk akhir. Uji coba dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu (1) uji coba/validasi
ahli; (2) uji coba terbatas; dan (3) uji coba lapangan. Penelitian ini menghasilkan instrumen penilaian
autentik dalam pembelajaran geometri SMP yang berkualitas dan layak digunakan dalam pembelajaran.
Masing-masing komponen instrumen penilaian autentik tersebut memenuhi kriteria valid, reliabel, dan
praktis. Kevalidan produk pengembangan ditentukan oleh validasi ahli, reliabilitas soal pilihan ganda
dilihat dari hasil output analisis menggunakan bantuan software MicroCAT ITEMAN 3.00 ditunjukkan
di Scale Statistics pada nilai Alpha. kepraktisan produk pengembangan ditentukan oleh validator dan
penilaian guru.
Kata kunci: Pengembangan, instrumen, penilaian autentik, matematika SMP

DEVELOPING AUTHENTIC ASSESSMENT INSTRUMENTS


IN JUNIOR HIGH SCHOOL GEOMETRY LEARNING

Abstract
The purpose of this research is developing a learning set geometry based on learning trajectory
with good quality and feasible to be used in the learning process and describe the quality of the learning
device development result. The quality of development outcomes is determined based on the criteria of
Nieveen, that is valid, practical and effective. This research is a development research. The learning
device development model in this research is adapted from the Plomp’s model. The steps are (1)
preliminary research which includes analysis the characteristics and background of the students and
literature study, (2) design and product development, and (3) evaluation. The experiment were
conducted in three stages: (1) expert validation test, (2) small scale trial and (3) large scale or field
trials. The result of this research in a learning set of junior high school geometry based on learning
trajectory that was suitable for learning process. Each components of the learning device meets the
criteria very valid, and valid, very practical and effective. The validity and product development is
determined by the validation of the expert, the practically of the product development is determined by
the teacher’s assessment, the student’s assessment, and the percentage of learning activity meanwhile
the product development effectiveness is evaluated from critical and creative thinking skill of students.
Keywords: development, geometry learning set, learning trajectory, critical and creative thinking skill
Pendahuluan sebagai proses untuk memperoleh informasi
yang digunakan untuk membuat keputusan
Kurikulum merupakan salah satu
terhadap peserta didik, kurikulum, program dan
komponen suatu sistem pendidikan yang berisi
sekolah dan kebijakan pendidikan. Miller
rancangan pelajaran yang akan diberikan
(2008, p.2) menyatakan bahwa assessment
kepada peserta pelajaran dalam satu periode
provide comprehensive information about
jenjang pendidikan. Salah satu fungsi dari
individual or group achievement over time.
kurikulum adalah sebagai alat untuk mencapai
Penilaian memberikan informasi yang
tujuan pendidikan sesuai dengan UU No. 20
komprehensif tentang prestasi individu atau
tahun 2003, yaitu bertujuan untuk
kelompok dari waktu ke waktu. Sedangkan
berkembangnya potensi peserta didik agar
Miller, Linn, & Gronlund (2009, p.28)
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa
menyatakan bahwa penilaian adalah suatu
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
proses untuk memperoleh informasi terhadap
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
kinerja peserta didik . Sebaliknya, kalau terjadi
dan menjadi warga negara yang demokratis
kesalahan dalam penilaian hasil belajar akan
serta bertanggungjawab. Oleh karena itu,
terjadi kesalahan informasi tentang tingkat
pendidikan nasional harus berfungsi optimal
ketercapaian kompetensi peserta didik dan
sebagai wahana utama dalam pembangunan
kualitas pembelajaran yang digunakan oleh
bangsa dan karakter. Tetapi yang menjadi
guru. Hal ini menyebabkan tujuan pendidikan
kendala sekarang adalah belum semua sekolah
yang sesungguhnya tidak dapat tercapai.
di Indonesia melaksanakan kurikulum ini
Penilaian pendidikan sebagai proses
secara serentak.
pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
Di samping penerapannya, keberhasilan
mengukur pencapaian hasil belajar peserta
proses pendidikan ditentukan salah satunya
didik mencakup: penilaian autentik, penilaian
dengan sistem penilaian yang digunakan.
diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan,
Dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan
ulangan harian, ulangan tengah semester,
diperlukan perbaikan sistem penilaian yang
ulangan akhir semester, ujian tingkat
diterapkan. Penilaian pendidikan merupakan
kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi,
proses pengumpulan dan pengolahan informasi
ujian nasional, ujian sekolah/madrasah. Salah
untuk mengukur pencapaian hasil belajar
satu penekanan dalam kurikulum ini adalah
peserta didik. Penilaian dalam kurikulum 2013
penilaian autentik (authentic assessment).
mengacu pada Permendikbud nomor 23 tahun
Sebenarnya kurikulum sebelumnya, yakni
2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Standar Penilaian bertujuan untuk (1) Penilaian
sudah memberikan ruang terhadap penilaian
hasil belajar oleh pendidik bertujuan untuk
autentik, tetapi dalam implementasi di lapangan
memantau dan mengevaluasi proses, kemajuan
belum berjalan secara optimal. Melalui
belajar, dan perbaikan hasil belajar peserta didik
kurikulum 2013 ini penilaian autentik menjadi
secara berkesinambungan. (2) Penilaian hasil
penekanan yang serius dimana guru dalam
belajar oleh satuan pendidikan bertujuan untuk
melakukan penilaian hasil belajar peserta didik
menilai pencapaian Standar Kompetensi
benar-benar memerhatikan penilaian autentik.
Lulusan untuk semua mata pelajaran. (3)
Penilaian autentik adalah kegiatan
Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah
menilai peserta didik yang menekankan pada
bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi
apa yang seharusnya dinilai, baik proses
lulusan secara nasional pada mata pelajaran
maupun hasil dengan berbagai instrumen
tertentu.
penilaian yang disesuaikan dengan tuntutan
Mengingat begitu pentingnya penilaian
kompetensi yang di Standar Kompetensi (SK)
dalam pelaksanaan proses pembelajaran,
atau Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi
diperlukan sistem penilaian yang tepat.
Dasar (KD). Selain itu, kemampuan berpikir
Kunandar (2014, p.61) menjelaskan bahwa
yang dinilai dalam penilaian autentik sudah
dengan penilaian hasil belajar yang tepat akan
mencapai level konstruksi dan aplikasi
memberikan informasi yang akurat tentang
sehingga peserta didik dapat menerapkan
ketercapaian kompetensi peserta didik dan
pengetahuannya dalam kehidupan nyata,
kualitas pembelajaran yang digunakan oleh
sedangkan kemampuan berpikir yang dinilai
guru. Menurut Nitko & Brookhart (2011, p.3-7)
pada penilaian sebelumnya cenderung hanya
penilaian adalan istilah yang luas didefenisikan
pada level memahami saja. Oleh sebab itu,
penilaian autentik dianggap sebagai penilaian yang dilakukan dan bagaimana peserta didik
yang tepat untuk menilai hasil belajar peserta melakukannya sebagai dasar untuk
didik. pengambilan keputusan. Hasil dari penilaian
Kurikulum 2013 menganggap penilaian autentik dapat membantu guru dan pengguna
autentik merupakan penilaian yang tepat untuk informasi untuk melihat jelas dimana letak
menilai hasil belajar peserta didik. Menurut kelebihan dan kekurangan peserta didik,
Frey & Schmitt (2007, p.417) menyatakan sehingga bantuan yang diberikan untuk
bahwa penilaian autentik digunakan untuk mengatasi kekurangan peserta didik tersebut
mengukur kemampuan dalam tugas yang tepat sasaran.
mewakili masalah dunia nyata. Frey, et. al. Penilaian autentik melibatkan peserta
(2012, p.12) autetik sering di gunakan sebagai didik di dalam tugas-tugas yang bermanfaat,
tugas cerminan dari kenyataan pengetahuan penting, dan bermakna. Melalui penilaian
yang dimiliki peserta didik. Sedangkan menurut autentik peserta didik menjadi partisipan yang
Nitko & Brookhart (2011, p.246) dan Miller, aktif dalam kegiatan penilaian dan pendidik
Linn, & Gronlund (2009, p.261), salah satu bisa menjadi proaktif dalam membantu
bentuk penilaian otentik adalah penilaian unjuk perkembangan belajar peserta didik, serta
kerja (performance assessment) yang dilakukan pendidik dapat mengevaluasi strategi
dengan penugasan-penugasan yang pembelajaran yang telah diterapkan.
memungkinkan peserta didik untuk Tujuan penilaian autentik adalah
menciptakan suatu produk, atau mengukur kompetensi peserta didik yang
mendemonstrasikan proses atau meliputi aspek sikap, pengetahuan dan
menggabungkan keduanya. Kata “autentik” keterampilan. Pengukuran terhadap ketiga
dalam penilaian autentik bermakna aspek tersebut harus disesuaikan dengan tingkat
memberikan tugas kepada peserta didik yang atau karakteristik peserta didik. Sebagaimana
memberikan makna terhadap apa yang yang dikemukakan Todorov (1998, p.1) bahwa
dipelajarinya. Mueller (2008) menyatakan [t]he authentic assessment has as it goal the
“authentic assessment is a form of assessment developmental of volountary classroom level
in which students are asked to perform real- assessment to asses student progress towards
world tasks that demonstrate meaningfid meeting the important standard of conducting
application of essential knowledge and skills”. investigation, group discussion and sible
Gulikers, et. al (2004, p.5) menyatakan personal conduct.
bahwa penilaian autentik adalah penilaian yang Barber et al (2015, p.60) menyebutkan 4
diperlukan peserta didik untuk menunjukkan karakteristik umum dari penilaian autentik
kompetensi yang sama, atau kombinasi yaitu: (a) real world tasks, tugas yang diberikan
pengetahuan, keterampilan dan sikap, peserta kepada peserta didik merupakan tugas yang
didik perlu menerapkan dalam kehidupan yang berkaitan dengan kehidupannya dan terjadi di
nyata. Pantiwati (2013, p.1) authentic lingkungannya, (b) collaborative assessment,
assessment is considered more applicative and penilaian autentik merupakan penilaian yang
meaningful as it improves motivation, leads to memadukan semua aspek kognitif, afektif dan
effective learning, and demonstrates students’ psikomotor, (c) co-constructed assessment,
knowledge, skill, and competence Hal ini penilaian autentik merupakan penilaian yang
sejalan dengan Retnawati, et. al (2017, p.23) membangun dan mengembangkan kemampuan
bahwa penilaian autentik (authentic peserta didik secara utuh serta menyeluruh (d)
assessment) adalah bentuk penilaian yang multiple products and artefacts, penilaian
menghendaki peserta didik menampilkan sikap, autentik tidak hanya menghasilkan suatu
menggunakan pengetahuan dan keterampilan produk penilaian yang sejenis dan bersifat saat
yang diperoleh dari pembelajaran dalam itu atau berlaku pada saat itu saja.
melakukan tugas pada situasi yang Sedangkan menurut Wiana et. al (2017,
sesungguhnya. p.108), karakteristik penilaian autentik adalah:
Berdasarkan beberapa definisi di atas (1) dilaksanakan selama dan sesudah proses
dapat disimpulkan bahwa penilaian autentik pembelajaran berlangsung; (2) bisa digunakan
adalah suatu proses pengumpulan informasi untuk formatif maupun sumatif; (3) yang diukur
dalam hal ini sikap, pengetahuan, dan adalah pengetahuan dan keterampilan; (4)
keterampilan dengan cara mengamati, berkesinambungan; (5) terintegrasi; dan (6)
merekam, dan mendokumentasikan pekerjaan dapat digunakan sebagai feed back.
Selain itu, ada beberapa manfaat lain kemampuan pemecahan masalah; (c) geometri
penggunaan penilaian autentik, sebagaimana memainkan peranan penting dalam
dikemukakan Mueller (2008), yaitu sebagai mempelajari konsep lain dalam pembelajaran
berikut. Pertama, penggunaan penilaian matematika; (d) geometri digunakan setiap hari
autentik memungkinkan dilakukannya oleh banyak orang; (e) geometri adalah
pengukuran secara langsung terhadap kinerja pelajaran yang menyenangkan. Perlunya
pembelajar sebagai indikator capaian mempelajari geometri juga dinyatakan Usiskin
kompetensi yang dibelajarkan. Kedua, (1982, p.26) bahwa (1) geometry as the study
penilaian autentik memberikan kesempatan of visualization, drawing, and construction of
pembelajar untuk mengkonstruksikan hasil figure, (2) geometry as study of the real,
belajarnya. Penilaian haruslah tidak sekedar physical word, (3) geometry as a vehicle for
meminta pembelajar mengulang apa yang telah representing mathematical ar other concepts
dipelajari karena hal demikian hanyalah melatih whose origin is not visual or physical, and (4)
mereka menghafal dan mengingat saja yang geometry as axample of a mathematical system.
kurang bermakna. Ketiga, penilaian autentik Pernyataan tersebut bermakna bahwa
memungkinkan terintegrasikannya kegiatan geometri dipelajari secara pola-pola visual.
pengajaran, belajar, dan penilaian menjadi satu Cabang matematika yang menghubungkan
paket kegiatan yang terpadu. Dalam matematika dengan dunia fisik atau dunia nyata,
pembelajaran tradisional, juga model penilaian geometri juga dapat digunakan untuk
tradisional, antara kegiatan pengajaran dan menyajikan fenomena yang menghubungkan
penilaian merupakan sesuatu yang terpisah, matematika atau konsep lain dengan fenomena
atau sengaja dipisahkan. Keempat, penilaian yang tidak tampak atau tidak bersifat fisik, dan
autentik memberi kesempatan pembelajar untuk suatu contoh sistem matematika. Dari apa yang
menampilkan hasil belajarnya, unjuk kerjanya, telah dikemukakan, nampak sangat logis bahwa
dengan cara yang dianggap paling baik. peranan geometri di jajaran matematika
Singkatnya, model ini memungkinkan sangatlah kuat. Bukan hanya geometri mampu
pembelajar memilih sendiri cara, bentuk, atau membina proses berfikir kritis peserta didik,
tampilan yang menurutnya paling efektif. tetapi juga sangat mendukung banyak topik lain
Ruang lingkup materi bahan kajian dalam matematika. Selain itu menurut Ozerem
matematika pada kurikulum pendidikan dasar (2012, p.25) mengatakan: “[s]tudying geometry
untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) is an important component of learning
terdiri dari: bilangan, aljabar, geometri, mathematics because it allows students to
statistika, dan peluang. Menurut Van De Walle analyse and interpret the world they live in as
(2002, p.149) masing-masing mempunyai ciri- well as equip them with tools they can apply in
ciri dan hakikatnya sendiri, pemahaman yang other areas of mathematics”. Mempelajari
luas tentang geometri memiliki implikasi yang geometri merupakan komponen penting dari
jelas dan penting dengan bagian-bagian materi pembelajaran matematika, karena
yang lain ini. Dalam rangka mengembangkan memungkinkan peserta didik menganalisis dan
proses pembelajaran matematika di sekolah menafsirkan dunia mereka tinggal serta
terutama pembelajaran geometri, maka semua melengkapi mereka dengan alat yang dapat
faktor yang dapat berpengaruh harus diterapkan dalam bidang selain matematika.
diperhatikan termasuk hakikat geometri itu Pada dasarnya geometri mempunyai peluang
sendiri. yang lebih besar untuk dipahami peserta didik
Di antara berbagai cabang matematika, dibandingkan cabang matematika lain, karena
geometri merupakan ilmu yang paling banyak ide-ide geometri sudah dikenal oleh peserta
menyentuh hampir semua aspek kehidupan kita. didik sejak sebelum mereka masuk sekolah.
Banyak benda di sekitar kita yang menyerupai Dalam dunia pembelajaran matematika
bentuk bangun geometri yang dapat kita di sekolah, geometri merupakan cabang
dijumpai, misalnya ventilasi, pigura, pintu, matematika yang menempati posisi khusus.
layang-layang dan lain-lain. Van De Walle Pentingnya konsep yang termuat di dalamnya
(2001, p.399) mengemukakan alasan perlunya menempatkan materi geometri dalam proporsi
mempelajari geometri diantaranya adalah: (a) yang relatif banyak dalam kurikulum. Pada
geometri mampu memberikan pengetahuan tingkatan SMP, sekitar 38,8% materi yang
yang lebih lengkap mengenai dunia; (b) diajarkan berupa materi geometri. Untuk kelas
eksplorasi geometri dapat mengembangkan VII, ada lima dari enam belas kompetensi dasar
yang berisikan materi geometri baik di analisis kualitas produk pengembangan
kompetensi inti pengetahuan maupun pada instrumen penilaian autentik berupa perangkat
kompetensi inti keterampilan. Untuk kelas VIII, penilaian yang meliputi petunjuk penggunaan,
ada enam dari tiga belas kompetensi dasar yang cakupan instrumen, kisi-kisi indikator, lembar
berisikan materi geometri. Dan untuk kelas IX penilaian, dan rubrik penilaian pada KI 1, KI 2,
ada tiga dari tujuh kompetensi dasar yang KI 3, dan KI 4 berdasarkan aspek penilaian
berisikan materi geometri (Kemdikbud, 2013) autentik menunjukkan bahwa aspek konteks
Chambers (2008, p.187) mengungkapkan dalam kategori baik, aspek peserta didik dalam
bahwa geometri merupakan bidang matematika kategori sangat baik, aspek tugas dalam
yang memiliki potensi besar menjadikan bahan kategori baik, dan aspek indikator dalam
kajian lebih hidup. Selain itu, Chambers (2008, kategori sangat baik. Produk yang
p.187) juga menyatakan bahwa hakekat visual dikembangkan memenuhi kriteria reliabel, dan
geometri kaya akan sejarah dan budaya dengan produk perangkat penilaian autentik yang
latar belakang yang berbeda, berkaitan erat dikembangkan memenuhi kriteria valid
dengan seni dan desain, menjadikan peluang berdasarkan penilaian ahli. Karena pada kelas
besar untuk geometri menjadi materi yang VII semester I belum membahas masalah
menarik untuk dipelajari serta berpotensi besar geometri maka peneliti tertarik untuk
mengeksplorasi ide-ide matematika Pendapat “mengembangkan instrumen penilaian autentik
lain mengenai geometri disampaikan oleh dalam pembelajaran geometri SMP”.
Gantert (2008, p.2) bahwa “geometry is the Tujuan penelitian ini adalah
branch of mathematics that defines and relates mengembangkan instrumen penilaian autentik
the basic properties and measurement of line dalam pembelajaran geometri di SMP yang
segments and angles”. Geometri merupakan valid, reliabel dan praktis yang dapat membantu
bagian matematika yang sangat banyak guru dalam melakukan penilaian kompetensi
kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari. yang dicapai peserta didik.
Sejalan dengan pendapat Sardjana (2008, p.1)
berpendapat bahwa geometri merupakan Metode Penelitian
cabang matematika yang mempelajari titik,
Jenis Penelitian
garis dan bidang ruang serta sifat-sifat, ukuran-
ukuran dan hubungannya satu dengan yang lain. Jenis penelitian ini adalah penelitian
Berdasarkan hasil observasi dan pengembangan atau research and development.
wawancara yang dilakukan peneliti ke beberapa Pengembangan ini bertujuan mengembangkan
guru matematika Sekolah Menengah Pertama di dan menghasilkan produk berupa Instrumen
Polewali Mandar, kesulitan utama dalam penilaian autentik dalam pembelajaran
menerapkan kurikulum 2013 adalah pada geometri SMP kelas VIII semester 2. Penelitian
pelaksanaan penilaian autentik, guru merasa ini juga dimaksudkan untuk mengetahui
penilaian autentik terlalu rumit karena terlalu kualitas instrumen penilaian autentik
banyak aspek yang harus dinilai. Dalam pembelajaran yang dikembangkan dari aspek
melakukan penilaian autentik, guru validitas, realibilitas, dan kepraktisan. Model
memerlukan waktu dan tenaga yang banyak pengembangan instrumen penilaian autentik
untuk membuat instrumen penilaian dan rubrik yang digunakaan dalam penelitian ini adalah
penilaian. Guru juga mengalami kesulitan model pengembangan menurut Borg & Gall.
dalam mengolah nilai menjadi laporan akhir Waktu dan Tempat Penelitian
(rapor). Meskipun sudah mendapatkan
pelatihan, namun guru merasa materi yang Penelitian dilaksanakan pada bulan
disampaikan masih abstrak. Berdasarkan hasil Maret sampai April 2017 di SMP Negeri 3
pengamatan peneliti, guru juga belum mampu Polewali Kabupaten Polewali Mandar.
melaksanakan penilaian secara tuntas. Hal ini Subjek Penelitian
terlihat saat proses pembelajaran, guru tidak
bisa melaksanakan semua penilaian sesuai Subjek uji coba dalam penelitian ini
dengan alokasi waktu pembelajaran. adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Polewali.
Pada tahun 2015 Rolina Amriyanti Subjek ujicoba terbatas adalah satu orang guru
meneliti tentang pengembangan perangkat mitra dan 26 orang peserta didik semua kelas
penilaian autentik untuk pembelajaran SMP Negeri 3 Polewali yang mewakili
matematika di kelas VII semester I, hasil kelompok kemampuan rendah, sedang dan
tinggi dan untuk subjek uji coba lapangan pada penerapan penilaian autentik dalam
penelitian ini yang dipakai adalah tiga orang pembelajaran.
guru matematika sebagai guru mitra, dan
peserta didik semua kelas SMP Negeri 3 Identifikasi permasalahan
Polewali sebanyak 168 orang yang memiliki Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui
kemampuan akademik yang heterogen. kendala yang dihadapi oleh guru dalam
menyusun dan pengimplementasikan instrumen
Prosedur
penilaian yang sesuai tuntutan kurikulum 2013.
Hasil dari identifikasi masalah ini kemudian
dijadikan acuan untuk menentukan fokus
permasalahan yang akan diteliti.

Tahap II : Perancangan Produk


Tahap ini merupakan tahap kedua dalam
pengembangan. Hal pokok yang akan dilakukan
dalam tahap ini yaitu:

Penetapan Kompetensi
Kegiatan ini meliputi menentukan
Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar
(KD) pembelajaran geometri SMP yang akan
disusun instrumen penilaian dan menentukan
indikator pencapaian kompetensi. Penetapan KI
dan KD yang digunakan untuk penelitian
pengembangan instrumen penilaian autentik
dikonsultasikan dengan guru mata pelajaran
yang mengampu dengan pertimbangan
kebutuhan guru yang bersangkutan.

Pemetaan Teknik Penilaian Autentik


Pemetaan teknik penilaian yang
Langkah-langkah Pengembangan Instrumen Penilaian
digunakan untuk memetakan instumen yang
Autentik dalam Pembelajaran Geometri SMP
akan disusun untuk ranah penilaian
Tahap I : Studi Pendahuluan pengetahuan, dan penilaian psikomotor serta
Pendahuluan Tahap ini merupakan tahap pemilihan format penilaian yang akan
pertama dalam pengembangan. Tahap ini dikembangkan. Pemetaan instrumen penilaian
meliputi 3 langkah pokok, yaitu: ini sekaligus menentukan bentuk instrumen
penilaian autentik yang dikembangkan.
Analisis Kompetensi
Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui Tahap III : Pengembangan Produk
kompetensi yang harus dicapai peserta didik Tahap ini merupakan tahap ketiga dalam
sebagai dasar penentuan instrumen penilaian pengembangan. Tahap ini meliputi 4 langkah
autentik yang diperlukan. Kompetensi yang pokok, yaitu:
dianalisis meliputi Kompetensi Inti (KI) dan
Kompetensi Dasar (KD) pembelajaran geometri Penyusunan Produk
SMP yang harus dicapai oleh peserta didik. Penyusunan produk diawali dari
menentukan tujuan, kisi-kisi instrumen,
Pengamatan Kelas menyusun instrumen, menentukan skala
Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui instrumen dan menentukan sistem penskoran.
karakteristik peserta didik dan proses Hasil penyusunan instrumen penilaian ini
pembelajaran yang di kelas. Selain itu, dalam menghasilkan draf I.
kegiatan ini juga dilihat instrumen penilaian
yang digunakan guru dalam pembelajaran dan Penyusunan Pedoman Penggunaan Produk
Pedoman penggunaan produk dibuat
sebagai panduan guru dalam menerapkan
instrumen penilaian autentik, menentukan skor penilaian autentik pembelajaran geometri SMP
penilaian, dan membuat pelaporan hasil sebagai produk akhir.
penilaian. Pendoman penggunaan produk ini
Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
diharapkan dapat mempermudah guru dalam
menggunakan produk pengembangan yang Teknik pengumpulan data
disusun. Teknik pengumpulan data kualitatif
dengan menggunakan literature study untuk
Validasi Produk mengembangkan draf instrumen penilaian
Penelitian pengembangan ini autentik. Kemudian diajukan kepada expert
menggunakan instrumen tes. Produk judgement. Data kualitatif yang didapatkan dari
pengembangan yang berupa instrumen expert judgement berupa tanggapan dan saran
penilaian divalidasi oleh 2 orang ahli dan 3 untuk menyempurnakan draft awal. Data
praktisi. kuantitatif dianalisis sesuai dengan pedoman
penyekoran awal pada tabel masing-masing.
Revisi Pengambilan data untuk analisis reliabilitas saat
Masukan dan saran yang diperoleh dari ujicoba lapangan.
validasi ahli dan guru digunakan sebagai dasar Guru dan peserta didik menggunakan
revisi produk hasil pengembangan. Hasil revisi instrumen penilaian autentik, masing-masing
ini menghasilkan draf II yang siap di uji hasil penilaian kompetensi dianalisis sehingga
cobakan. taraf reliabilitas minimal terpenuhi. Guru dan
peserta didik memberikan umpan balik
Tahap IV : Uji Coba Terbatas terhadap penggunaan instrumen penilaian
Uji coba lapangan awal dilakukan autentik untuk kriteria kepraktisan
terhadap 1 (satu) sekolah menggunakan 26 menggunakan lembar penilaian kepraktisan.
subjek. Uji coba tersebut dilakukan dengan Penilaian kriterian kevalidan oleh ahli/praktisi
menggunakan produk awal dengan uji coba juga menggunakan lembar penilaian.
kelompok kecil pada peserta didik SMP Negeri
3 Polewali. Berbagai data dan masukan yang Instrumen Pengumpulan Data
diperoleh dalam uji coba ini dijadikan sebagai Instrumen pengumpulan data yang
bahan revisi dan perbaikan. digunakan dalam penelitian ini adalah lembar
validasi produk. Lembar validasi yang
Tahap V : Revisi digunakan yaitu lembar validasi untuk : (1)
Tahap ini dilakukan analisis hasil uji instrumen penilaian tes tertulis UH 1, (2)
coba lapangan awal dengan input dan saran- instrumen penilaian tes tertulis UTS (3)
saran dari peserta didik dan guru. Hasil analisis instrumen penilaian tes tertulis UH 2 dan (4)
dan revisi pada tahap ini akan menghasilkan instrumen penilaian tes tertulis US. Lembar
Draf III. validasi instrumen penilaian autentik dalam
pembelajaran geometri diisi oleh expert
Tahap VI : Uji Coba Lapangan judgement dan guru mata pelajaran matematika.
Uji coba lapangan dilakukan dengan Lembar validasi ini untuk memperoleh data
menggunakan draf III produk pengembangan tentang validasi empiris produk pengembangan
terhadap 1 sekolah, dengan 168 subjek. Uji coba dan kepraktisan produk pengembangan. Hasil
ini bertujuan untuk melihat realibilitas penilaian ini dijadikan dasar untuk
instrumen penilaian autetik yang memperbaiki masing-masing instrument
dikembangkan. Uji coba lapangan dilakukan di penilaian autentik yang dikembangkan sebelum
SMP Negeri 3 Polewali dengan kelas yang diujicobakan.
berbeda dari uji coba terbatas. Berbagai data
dan masukan dalam uji coba ini dijadikan Teknik Analisis Data
sebagai bahan revisi tahap selanjutnya. Teknik analisis data dalam penelitian ini
diklasifikasikan dalam dua langkah analisis
Tahap VII : Revisi yaitu teknik analisis data pengembangan
Revisi produk akhir dilakukan berdasarkan produk dan teknik analisis data implementasi
hasil masukan dan saran pada uji coba lapangan produk. Teknik analisis data pengembangan
utama. Setelah revisi dan penyempurnaan produk meliputi analisis hasil penilaian produk
dilakukan maka akan diperoleh instrumen
pengembangan, analisis validitas instrumen aspek penilaian terdiri dari tiga butir indikator
penilaian autentik, dan analisis kepraktisan sehingga skor minimum 9, skor maksimum =
produk pengembangan. Teknik analisis data 180, 𝑋̅i = 45, Sbi =22,5. Dengan demikian
implementasi produk yaitu analisis reliabilitas kriteria kelayakan produk pengembangan hasil
instrumen penilaian autentik. Analisis hasil validasi oleh validator pada penelitian ini
penilaian produk pengembangan digunakan berdasarkan Tabel 2
untuk mengetahui kualitas produk
pengembangan berdasarkan penilaian validator. Tabel 2. Kriteria kevalidan instrumen UH 1,
Analisis validitas instrumen penilaian autentik UTS, UH 2 dan US
dilakukan untuk mengetahui apakah produk
pengembangan yang berupa instrumen Interval Kriteria
penilaian autentik memenuhi kriteria valid X > 153 Sangat Baik
untuk mengukur kompetensi peserta didik. 126 < X ≤ 153 Baik
Analisis kepraktisan produk digunakan untuk 99 < X ≤ 126 Cukup Baik
mengetahui kepraktisan produk pengembangan
72 < X ≤ 99 Kurang Baik
berdasarkan penilaian ahli dan praktisi. Analisis
X ≤ 72 Sangat Kurang
reliabilitas instrumen penilaian autentik
digunakan untuk mengetahui konsistensi dan
Analisis validitas instrumen penilaian autentik
daya beda instrumen penilaian yang telah
Data analisis validitas instrumen
dikembangkan. Analisis ketuntasan hasil
penilaian autentik pada penelitian ini diperoleh
belajar peserta didik digunakan untuk
dari data hasil validasi oleh ahli dan guru mata
mengetahui ketuntasan hasil belajar peserta
pelajaran matematika. Validasi produk oleh ahli
didik.
dan pendidik dilakukan dengan mengisi angket
lembar validasi produk. Produk pengembangan
Analisis hasil penilaian produk pengembangan
yang berupa instumen penilaian autentik
Produk yang dihasilkan dalam penelitian dinyatakan valid jika memenuhi kriteria
ini adalah instrumen penilaian autentik dalam validitas secara isi.
pembelajaran geometri. Penilaian produk
dilakukan oleh ahli dan praktisi. Produk Analisis kepraktisan instrumen penilaian
pengembangan dikatakan memiliki kualitas autentik
baik jika hasil penilaian memperoleh kategori Kepraktisan produk instrumen penilaian
minimal “baik”. autentik didapatkan dari analisis hasil penilaian
Langkah yang digunakan untuk menilai 2 ahli dan 3 guru mata pelajaran matematika.
kelayakan instrumen penilaian autentik adalah: Langkah analisis hasil penilaian terhadap
(1) data yang skor ahli dan pendidik yang instrumen penilaian autentik dalam
dihasilkan melalui lembar validasi pembelajaran geometri adalah sebagai berikut:
dijumlahkan. (2) masing-masing total skor (a) menjumlahkan skor yang diperoleh dari isi
aktual yang diperoleh dari jumlah skor ahli dan penilaian kepraktisan instrumen penilaian
pendidik kemudian dirata-rata. autentik ahli dan guru, (b) mengkonversikan
Hasil yang kemudian dikonversikan rerata skor yang terbagi dalam skala 5 seperti
menjadi kualitatif skala 5 seperti pada tabel 1. pada tabel 1.
Lembar penilaian instrumen penilaian
Tabel 1. Konversi Data Kuantitatif ke autentik hasil pengembangan aspek kepraktisan
Kualitatif dengan 5 Kriteria memiliki skor minimal ideal 15, skor
Interval Kriteria ̅i = 37,5, Sbi =7,5. Dengan
maksimum ideal 60, 𝑋
X>𝑋̅i+ 1,8Sbi Sangat Baik demikian kriteria kepraktisan instrumen
𝑋̅i+ 0,6Sbi< X ≤ 𝑋̅i+ 1,8Sbi Baik penilaian autentik pada penelitian ini
𝑋̅i− 0,6Sbi< X ≤ 𝑋̅i+ 0,6Sbi Cukup Baik berdasarkan tabel 1 diadaptasi menjadi tabel 3.
𝑋̅i− 1,8Sbi< X ≤ 𝑋̅i − 0,6Sbi Kurang Baik
X ≤ 𝑋̅i− 1,8Sbi Sangat Kurang
Widoyoko (2014, p.238)
Lembar validasi produk terdapat tiga
aspek penilaian yaitu aspek petunjuk, aspek
cakupan isi, dan aspek bahasa. Dalam satu
Tabel 3. Interval Kepraktisan Instrumen mengimplementasikan instrumen penilaian
Penilaian Autentik autentik yang sesuai dengan tuntutan kurikulum
2013 sebagai berikut (1) proses pembelajaran
Interval Kriteria
yang masih didominasi oleh guru dan peserta
X > 51 Sangat Baik didik hanya mendengarkan dan mencatat
42 < X ≤ 51 Baik penjelasan guru. Hal ini mengakibatkan suasana
33 < X ≤ 42 Cukup Baik pembelajaran yang cenderung monoton dan
24 < X ≤ 33 Kurang Baik tidak mendukung peserta didik untuk terlibat
X ≤ 24 Sangat Kurang secara aktif dalam proses pembelajaran, (2)
sebagian guru tidak menyerahkan perangkat
Kriteria yang digunakan untuk memutuskan pembelajaran berupa RPP ke sekolah termasuk
bahwa instrumen penilaian memiliki nilai guru matematika. (3) guru kesulitan dalam
kepraktisan yang memadai yaitu apabila rerata melakukan penilaian dengan berbagai
skor minimal berada dalam kategori “baik”. instrumen penilaian untuk satu kompetensi
karena jumlah kelas yang diampu oleh 1 guru
Hasil Penelitian dan Pengembangan yaitu 8–l0 kelas tiap semester. (4) contoh format
instrumen penilaian dalam kurikulum 2013
Hasil Studi Pendahuluan kurang efisien dan kurang praktis dalam
Hasil Analisis Kompetensi Peserta Didik admistrasinya.
Analisis kompetensi dilakukan untuk
Hasil Pengembangan Produk
menentukan kompetensi yang akan
Hasil Perencanaan Produk
dikembangkan dalam instrumen penilaian
Tahap perencanaan produk dalam
autentik. Hasil kajian pembelajaran geometri
penelitian ini meliputi penetapan kompetensi
SMP kelas VIII semester 2 diperoleh data
dan pemetaan penilaian autentik. Penetapan
bahwa ada beberapa materi pokok yang
kompetensi dilakukan dengan menelaah
dipelajari yaitu: lingkaran, garis singgung
kompetensi yang harus dicapai peserta didik
lingkaran, dan bangun ruang sisi datar (BRSD).
yaitu Kompetensi Inti (Kl) dan Kompetensi
Dari 3 (tiga) materi pokok pembelajaran
Dasar (KD) pembelajaran geomertri SMP kelas
geometri SMP kelas VIII semester 2 akan akan
VIII semester 2. Berdasarkan kajian kompetensi
digunakan sebagai pengembangan instrumen
dan analisis kebutuhan, penelitian ini
penilaian autentik.
mengembangkan instrumen penilaian autentik
untuk kompetensi pengetahuan pada KD 3.7,
Hasil Pengamatan Kelas
KD 3.8, KD 3.9 dan kompetensi keterampilan
Pengamatan kelas dilakukan untuk
pada KD 4.7, KD 4.8, KD 4.9 yang dikemas
mengetahui karakteristik peserta didik yaitu
dalam ulangan harian (UH), ulangan tengah
motivasi dalam mengikuti pelajaran dan kondisi
semester (UTS), dan ulangan semester (US).
kegiatan pembelajaran kelas. Berdasarkan hasil
Kompetensi dasar yang dipilih (kompetensi
pengamatan di kelas saat pembelajaran
pengetahuan dan kompetensi keterampilan)
matematika diperoleh informasi bahwa
yang digunakan sebagai pengembangan produk
motivasi peserta didik dalam mengikuti
pada penelitian ini merupakan kompetensi
pembelajaran rata-rata rendah, hal ini terlihat
terakhir.
dari adanya peserta didik yang mengobrol
ketika pembelajaran berlangsung, sedikit
Pengembangan Produk
peserta didik yang mencatat materi pelajaran
Produk pengembangan memuat dua
yang disampaikan guru dan saat guru
instrumen penilaian yaitu instrumen penilaian
memberikan kesempatan kepada peserta didik
UH 1, UTS, UH 2 dan US. Keempat instrumen
untuk bertanya, tidak ada peserta didik yang
penilaian tersebut terdiri dari instrumen
bertanya hingga guru melemparkan pertanyaan
penilaian tes tertulis. Penilaian menggunakan
kepada salah satu peserta didik untuk
instrumen tes tertulis pilihan ganda. Langkah
memancing pertanyaan peserta didik lainnya.
kedua yaitu menyusun pedoman penggunaan
produk. Pedoman ini dibuat untuk memudahkan
Hasil Identifikasi Masalah
guru dalam menerapkan instrumen penilaian
Identifikasi masalah yang dihadapi oleh
autentik yang dikembangkan, menentukan skor
guru dalam menyusun dan
penilaian dari masing-masing instrumen
penilaian, dan membuat pelaporan hasil terdiri dari lembar penilaian tes tertulis UH 1,
penilaian. Pedoman penggunaan produk dalam lembar penilaian tes tertulis UTS, lembar
penelitian ini disusun diluar instrumen penilaian tes tertulis UH 2 dan lembar penilaian
penilaian autentik yang dikembangkan. tes tertulis US dalam kriteria baik. Oleh karena
Tujuannya yaitu untuk memudahkan guru itu, 4 (empat) instrumen penilaian yang
dalam pengadministrasian hasil penilaian dikembangkan secara teoritis dapat dikatakan
peserta didik. Selengkapnya hasil penyusunan layak digunakan dalam uji coba terbatas.
pedoman penggunaan produk dapat dilihat
dalam produk instrumen penilaian autentik. Data Hasil Uji Coba Terbatas
Pada ujicoba terbatas ini, draf 2
Hasil Validasi Produk diujicobakan pada kelompok terbatas dengan
Langkah selanjutnya yaitu validasi meminta penilaian dari siswa dan guru. Uji coba
produk. Data hasil penilaian diperoleh dari terbatas ini dilakukan di SMP Negeri 3 Polewali
lembar validasi yang telah diisi oleh validator. Kab. Polewali Mandar berupa uji keterbacaan
Validasi instrumen ini bertujuan untuk melihat siswa dan guru. Uji keterbacaan instrumen
isi produk yang dikembangkan sebelum penilaian autentik dari sisi guru, dilakukan oleh
melakukan uji coba. Aspek penilaian dalam satu orang guru matematika SMP Negeri 3
lembar validasi yaitu aspek petunjuk, aspek Polewali dengan cara memberikan instrumen
cakupan isi, aspek bahasa, dan kepraktisan. penilaian autentik dalam pembelajaran
Hasil validasi produk ini digunakan untuk geometri yang disusun untuk dibaca dan
menjawab pertanyaan apakah produk yang dipahami untuk selanjutnya memberikan saran
dihasilkan masuk dalam kategori layak dan atau masukan-masukan terhadap instrumen
untuk mengetahui validitas isi instrumen penilaian autentik.
penilaian autentik yang dikembangkan, Sedangkan uji keterbacaan dari sisi
kegiatan validasi dilakukan dengan cara siswa dilakukan dengan melibatkan 26 orang
memberikan naskah instrumen penilaian siswa semua kelas SMP Negeri 3 Polewali yang
autentik beserta lembar validasi kepada dua dipilh berdasarkan keragaman tingkat
validator ahli dan 3 validator praktisi. kemampuan akademik mereka, yaitu: tinggi,
sedang, dan rendah. Setelah siswa membaca
Hasil Penilaian Produk dan memahami tentang segala sesuatu
Tahap selanjutnya dalam validasi produk mengenai tugas yang harus dilakukan dalam
pengembangan yaitu untuk melihat kelayakan pengembangan instrumen penilaian autentik,
produk pengembangan yang berupa instrumen siswa kemudian memberikan saran atau
penilaian autentik dalam pembelajaran masukkan di bagian-bagian dimana siswa
geometeri SMP kelas VIII semester 2 berupa kurang paham tentang tugas yang harus
lembar soal tertulis UH 1, lembar soal tertulis dilaksanakan.
UTS, lembar soal tertulis UH 2 dan lembar soal Hasil analisis tes soal pilihan ganda
tertulis US, penilaian dilakukan oleh dua orang dengan menggunakan software MicroCAT
ahli. Data hasil penilaian oleh ahli materi terdiri ITEMAN 3.00. Dari 20 butir soal yang
atas empat aspek, yaitu aspek petunjuk, aspek digunakan sebagai aspek pengetahuan dan
cakupan isi, aspek bahasa. keterampilan UH 2 dapat ditarik simpulan
sebagai berikut (1) tingkat kesukaran (prop.
Tabel 4. Rangkuman Hasil Penilaian Produk
correct) berkiras kategori sedang 14 butir soal
oleh Validator
(70%), (2) daya pembeda (point biser) berkisar
Jumlah pada kategori sangat baik sebanyak 17 butir soal
No Instrumen yang dinilai Kriteria
skor (85%).
1 Lembar penilaian UH 1 141,00 Baik Hasil analisis menggunakan software
2 Lembar penilaian UTS 141,00 Baik MicroCAT ITEMAN 3.00 dapat juga diketahui
3 Lembar penilaian UH 2 144,00 Baik statistik soal. Statistik soal produk awal soal tes
4 Lembar penilaian US 144,00 Baik tertulis berdasarkan uji coba terbatas dapat
dilihat pada tabel 5 berikut.
Dari tabel 9 di atas dapat diketahui bahwa
berdasarkan penilaian para ahli instrumen
penilaian autentik dalam pembelajaran
geometri SMP kelas VIII semester II yang
Tabel 5. Statistik Hasil Analisis Produk Awal menggunakan instrumen penilaian autentik
Soal Tes Tertulis yang telah divaliditas dan reliabilitas.
Scale Statistics Uji coba lapangan dilakuan dikelas VIII
Scale: 0 SMP Negeri 3 Polewali kab. Polewali Mandar
N of Items 20 dengan jumlah subjek uji coba yaitu 168 peserta
N of Examinees 26 didik. Hasil analisis tes soal pilihan ganda
Mean 10.231 dengan menggunakan software MicroCAT
Variance 22.639 ITEMAN 3.00. Dari 20 butir soal yang
Std. Dev. 4.758 digunakan sebagai aspek pengetahuan dan
Skew -0.038 keterampilan UH 2 dapat ditarik simpulan
Kurtosis -1.423 sebagai berikut (1) tingkat kesukaran (prop.
Minimum 2.000 correct) berkiras kategori sedang sebanyak 16
Maximum 18.000 butir soal (80%). (2) daya pembeda (point biser)
berkisar pada kategori butir soal sangat baik dan
Median 9.000
butir soal baik sebanyak 18 butir soal (90%).
Alpha 0.850
Hasil analisis menggunakan software
SEM 1.841
MicroCAT ITEMAN 3.00 dapat juga diketahui
Mean P 0.512 statistic soal. Statistik soal produk utama soal
Mean Item-Tot. 0.508 tes tertulis berdasarkan uji coba terbatas dapat
Mean Biserial 0.665 dilihat pada tabel 6. berikut.
Berdasarkan Tabel 5. banyaknya butir Tabel 6. Statistik Hasil Analisis Produk Utama
soal yang dianalisis adalah 20 butir soal, Soal Tes Tertulis
banyaknya peserta didik yang dites adalah 26 Scale Statistics
orang, skor tertinggi 18 dan terendah adalah 2, Scale: 0
skor rata-rata peserta adalah 10,231 , N of Items 20
median/skor tengah dimana 50% skor berada
N of Examinees 168
pada atau lebih rendah dari skor 9,00, variance
Mean 13.274
dari distribusi skor peserta tes 22,639,
Variance 12.377
simpangan baku dari distribusi skor peserta tes
Std. Dev. 3.518
4,758, dan skew/kemiringan –0,038.
Kemiringan negatif menunjukkan bahwa Skew -0.383
sebagian besar skor berada pada bagian Kurtosis -0.360
atas/skor tinggi dari distribusi skor. Minimum 4.000
Kurtosis/puncak distribusi skor -1,423 Maximum 20.000
menunjukakn distribusi lebih landau (merata). Median 13.000
Koefisien realibilitas tes ini 0,850 dan SEM Alpha 0.707
untuk tes ini 1,841. Mean P/rata-rata tingkat SEM 1.903
kesukaran soal tes ini 0,512 berarti soal-soal Mean P 0.664
pada tes ini adalah sedang. Mean Item-Tot/rata- Mean Item-Tot. 0.392
rata daya pembeda dengan menghitung nilai Mean Biserial 0.532
rata-rata point biserial soal tes ini 0,508, berarti
soal-soal pada tes ini sudah baik. Mean Item-Tot Berdasarkan tabel 6 banyaknya butir soal
dan mean biserial sudah baik menunjukkan soal yang dianalisis adalah 20 butir soal, banyaknya
tes pengetahuan dan keterampilan pilihan ganda peserta didik yang dites adalah 168 orang, skor
mampu membedakan peserta didik kelompok tertinggi 20,0 dan terendah adalah 4,0, skor
atas dan kelompok bawah. rata-rata peserta adalah 13,274 , median/skor
tengah 13,00, variance dari distribusi skor
Data Hasil Uji Coba Lapangan peserta tes 12,377, simpangan baku dari
Uji coba lapangan bertujuan mengetahui distribusi skor peserta tes 3,518, dan
kepraktisan instrumen penilaian autentik skew/kemiringan –0,383. Kemiringan negatif
pembelajaran geometri SMP kelas VIII menunjukkan bahwa sebagian besar skor
Semester 2, uji coba dilakukan dengan berada pada bagian atas/skor tinggi dari
melaksanakan pada akhir pembelajaran atau distribusi skor. Kurtosis/puncak distribusi skor
setelah selesai satu atau lebih KD. Uji coba ini -0,360 menunjukkan distribusi lebih landau
(merata). Koefisien realibilitas tes ini 0,707 dan Simpulan
SEM untuk tes ini 1,902. Mean P/rata-rata
Produk akhir dalam penelitian ini
tingkat kesukaran soal tes ini 0,664 berarti soal-
menghasilkan instrumen penilaian autentik
soal pada tes ini adalah sedang. Mean Item-
untuk mengukur pengetahuan dan keterampilan
Tot/rata-rata daya pembeda dengan menghitung
dalam pembelajaran geometri SMP kelas VIII
nilai rata-rata point biserial soal tes ini 0,532,
semester 2. Instrument penilaian autentik
berarti soal-soal pada tes ini sudah baik. Mean
berupa perangkat soal tes tertulis pilihan ganda
Item-Tot dan mean biserial sudah baik
yang terdiri dari 18 butir soal. Produk akhir
menunjukkan soal tes pengetahuan dan
instrumen penilaian autentik ini dikembangkan
keterampilan pilihan ganda mampu
melalui tujuh langkah pengembangan yaitu (a)
membedakan peserta didik kelompok atas dan
studi pendahuluan terdiri dari analisis
kelompok bawah.
kompetensi, pengamatan kelas (b) perencanaan
produk terdiri dari penetapan kompetensi dan
Kepraktisan Instrumen
pemetaan teknik penilaian autentik (c)
Data kepraktisan instrumen penilaian
pengembangan produk yang terdiri dari
autentik diperoleh dari hasil penilaian 2 ahli dan
penyusunan produk, validasi produk dan revisi
3 praktisi dalam lembar validasi produk. Butir
(d) uji coba terbatas (e) revisi (f) uji coba
penilaian kepraktisan instrumen penilaian
lapangan (g) revisi sebagai produk akhir.
autentik ini meliputi, mudah dalam
Berdasarkan hasil penelitian dan
pengadministrasian, mudah dalam penskoran,
pembahasan diperoleh simpulan sebagai berikut
interpretasi, dan aplikasi, dan waktu yang
(1) kevalidan instrumen dibuktikan dengan
dibutuhkan dalam pengisian lebih singkat.
hasil penilaian ahli yang menunjukkan bahwa
Selanjutnya ringkasan kepraktisan instrumen
instrumen layak digunakan berdasarkan telaah
penilaian autentik berdasarkan penilaian ahli
aspek petunjuk, cakupan isi, dan bahasa. (2)
dan guru dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
instrumen tersebut juga telah memenuhi kriteria
reliabel dengan koefisien reliabilitas soal tes
Tabel 16. Rangkuman Hasil Penilaian
tertulis uji coba terbatas sebesar 0,850 dengan
Kepraktisan Produk Pengembangan Instrumen
SEM 1,841. (3) instrumen yang dikembangkan
Penilaian Autentik
berupa lembar penilaian tes tertulis UH 1, untuk
Rata-
lembar penilaian tes tertulis UTS, untuk lembar
No Instrumen yang dinilai rata Kategori
penilaian tes tertulis UH 2, untuk lembar
skor
penilaian tes tertulis US telah memenuhi
1 Lembar penilaian UH 1 50,00 Baik kriteria praktis karena berada ada kategori baik.
2 Lembar penilaian UTS 48,00 Baik
3 Lembar penilaian UH 2 48,00 Baik Saran
4 Lembar penilaian US 49,00 Baik Berdasarkan hasil penelitian dan
simpulan di atas, ada beberapa saran
pemanfaatan produk akhir instrument penilaian
Instrumen penilaian autentik dalam autentik ini yaitu sebagai berikut (1) peserta
pembelajaran geometri dikatakan praktis didik dapat menggunakan produk akhir
apabila ahli dan praktisi mendapatkan skor instrumen penilaian autentik sebagai bahan
dalam kategori minimal baik. Berdasarkan data latihan, (2) guru matematika SMP kelas VIII
penilaian kepraktisan produk pengembangan pada pembelajaran geometri dapat
diperoleh informasi bahwa : (a) untuk lembar menggunakan produk akhir instrumen penilaian
penilaian tes tertulis UH 1 skor yang diperoleh autentik untuk mengukur pengetahuan dan
50,00 kategori baik, (b) untuk lembar penilaian keterampilan peserta didik.
tes tertulis UTS skor yang diperoleh 48,00
kategori baik, (c) untuk lembar penilaian tes Daftar Pustaka
tertulis UH 2 skor yang diperoleh 48,00
kategori baik, (d) untuk lembar penilaian tes Allen, M.J,. Yen, W.M. (1979). Introduction to
tertulis US skor yang diperoleh 49,00 kategori measurement theory. California.
baik. Brooks/Cole Publishing Company.
Monterey.
Simpulan Dan Saran
Azwar, S. (2012). Validitas dan reliabilitas.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Gantert, A.X. (2008). Geometry. Hudson Street,
NY: AMSCO School Publications, Inc.
Anderson, L.W., dan Krathwohl, D.R. (2001).
A taxonomy for learning, teaching, and Gulikers, J., Bastiaens, T. & Kirschner, P.
assessing; a revision of Bloom’s (2004). A five dimensional framework for
taxonomy of education objectives. New authentic assessment. Education
York: Addison Wesley Lonman Inc. Technology Research and Development,
52 (3), 67-85
Azim, S. (2012). Authentic Assessment: An
Approach to Enhance and Assess Ho, H., & Bagnato, S. J. (2007). Research
Learnimg. Karachi. Pakistan. LAP foundations for early intervention
LAMBERT Academic Publising. eligibility based upon deficits in social
Azim, S., & Khan. M. (2012). Authentic and self regulatory behavior.
Assessment: an instrcuctional tool to Washington, DC: U.S. Department of
enhance student learning. Scholary Education, Office of Special Education
Journal, 2, 314-320. Programs.

Barber. W., King. S,. & Buchanan. S. (2015). Janesick, J.V. (2013). Authentic Assessment.
“Problem based learning and authentic New York. Peter Lang Publishing.
assessment in digital pedagogy:
embracing the role of collaborative Kartono. (2012). Hands on activity pada
communities” The Electronic Journal of pembelajaran geometri sekolah sebagai
e-Learning Volume 13 Issue 2. (pp59-67) asesmen kinerja siswa. Jururan
available online at www.ejel.org Matematika FMIPA Universitas Negeri
Semarang.
Borg, W. R., & Gall, M. D (1983). Educational
reseach. New York: Longman. Kemendikbud. (2017). Panduan Penilaian oleh
Pendidik dan Satuan Pendidikan untuk
Chambers, P. (2008). Teaching mathematics: Sekolah Menengah Pertama (edisi
Developing as a reflective secondary revisi). Jakarta: Kemendikbud
teachers. London: SAGE
Kemendikbud. (2016). Permendikbud Nomor
Ferita, R.A., & Retnawati, H. (2015). 23 Tahun 2016 tentang Standar
Pengembangan Perangkat Penilaian Penilaian Pendidikan. Jakarta:
Autentik untuk Pembelajaran Kemendikbud
Matematika di Kelas VII Semester 1.
Jurnal Pendidikan Matematika. Volume Kemendikbud. (2016). Permendikbud Nomor
11 – Nomor 1 (69-76) 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti
dan Kompetensi Dasar Pelajaran pada
French, D. (2004). Teaching and learning Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar
geometry: Issues and methods in dan Menengah. Jakarta: Kemendikbud
mathematical education. New York:
Continuum Internasional Publishing Kunandar. (2014). Penilaian autentik:
Group. (Penilaian hasil belajar peserta didik
berdasarkan Kurikulum 2013) Suatu
Frey, B. B. & Schmitt, V. L. (2007). Coming to Pendekatan Praktis disertai dengan
term with classroom assessment. Journal Contoh (edisi revisi). Depok. PT. Raja
of Advanced Academic, 18(3), 402-423. Grafindo Persada.

Frey, B. B., Schmitt, V. L. & Allen, J. P. (2012). Linn, R.L., and Grounlund, N.E. (1995).
Defining authentic classroom Measurement and Assessment in
assessment. Practical Assessment, Teaching. New Jersey: Prentice Hall.
Research & Evaluation, 17(2), 1531-
7714.
Majid, A. (2014). Penilaian Autentik Proses Retnawati, H., dkk. (2017). Menyusun laporan
dan Hasil Belajar. Bandung. PT Remaja hasil asesmen pendidikan di sekolah.
Rosdakarya. Yogyakarta. UNY Press.

Mardapi, D. (2012). Pengukuran, Penilaian, & Sardjana. A. (2008). Geometri Ruang (edisi 1).
Evaluasi. Yogyakarta. Nuha Medika. Jakarta. Universitas Terbuka.

Miller, M.D., Linn, R.L., & Gronlund, N.E. Serra, M. (2008). Discovering geometry an
(2009). Measurement and assessment in investigate approach. Emeryville, CA:
teaching. Upper Saddle River: Pearson Key Curiculum Press
Education, Inc.
Sunarti., & Rahmawati. S. (2014). Penilaian
Mueller, John. (2008). Authentic Assessment dalam Kurikulum 2013 Membentu Guru
Toolbox. North Central College dan calon Guru Mengetahui Langkah-
http://www.noctrl.edu/,Naperville,http:// langkah Penilaian Pembelajaran.
jonathan.mueller.faculty.noctrl.edu/toolb Yogyakarta. CV. Andi Offset.
ox/index.htm (Diunduh 18 Agustus 2016
Pukul 22.35). Todorov, K. (1998). Authentic Assesment of
Social Studies. Michigan: Michigan
Newman, F.M., King, M.B., & Carmicahel, Departement of Education.
D.L. (2007). Authentic Instructional and
Assessment. Des Moines: Grimes State of Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20
Offie Building Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
Nitko, A.J., Brookhart, S.M. (2011).
Educational assessment of students. Usiskin, Z. (1982). Van Hiele levels of
Upper Saddle River: Pearson Education Achievement in Secondary School
Geometry. Final report of the Cognitive
O’Malley, J. Michael, and Lorraine Valdez Development andAchievement in
Pierce. Authentic Assessment for English Secondary School Geometry Project.
Language Learning: Practical Chicago, University of Chicago.
Approaches for Teachers. New York:
Addison-Wesley Publishing, 1996. Van de Walle, Jhon A. (2001). Geometric
Thinking and Geometric Concepts. In
Ozerem, A. (2012). Misconceptions in elementary and middle School
Geometry and Suggested Solutions for Mathematics: teaching developmentally,
Seventh Grade Students. International 4th ed. Boston: Allyn and Bacon
journal of new treads in art, sports &
science education-2012, I (A): 23-35 Wiana. J.A.E., Gading. I. Kt., & Kusmariyanti.
N. (2017). The application of authentic
Pantiwati. Y. (2013). Authentic Assessment for assessment to improve the learning
Improving Cognitive Skill, Critical- outcomes of science in the fourth-grade
Creative Thinking and Meta-Cognitive students of SD Negeri 2 Pupuan. Journal
Awareness. Journal of Education and of Education Research and Evaluation.
Practice. Vol.4, No.14 Vol. 1 (2) pp. 106-112.

Permendikbud Nomor 104 Tahun 2014 Tentang Widoyoko, E.P. (2014). Evaulasi program
Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pembelajaran panduan praktis bagi
pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan pendidik dan calon pendidik.
Menengah Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Popham. W.J. (2005). Classroom Assessment: Wiggins, G. (2005). Grant Wiggins on


What Teacher Need to Know (4th ed). assessment. Edutopia. The George Lucas
Boston: Allyn and Bacon. Education Foundation (online).
Available: http://www.glef.org.

Você também pode gostar