Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar dan kemampuan kerja ilmiah mata
pelajaran fisika siswa kelas X-Multimedia 1 SMK Muhammadiyah 1 Pasuruan melalui penerapan
model pembelajaran Discovery Learning. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang
dilakukan dengan dua siklus terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi atau evaluasi,
dan refleksi yang dilakukan di setiap siklus. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X-
Multimedia 1 SMK Muhammadiyah 1 Pasuruan berjumlah 32 orang. Pengumpulan data dalam
penelitian ini dilakukan dengan metode dokumentasi, observasi, tes prestasi belajar, dan
wawancara. Data yang diperoleh melalui metode dokumentasi dan wawancara dianalisis dengan
teknik deskriptif-kualitatif, sedangkan data yang diperoleh melalui metode observasi dan tes
prestasi belajar dianalisis dengan teknik deskriptif-kuantitatif. Hasil yang didapat dari penelitian
yang telah dilaksanakan menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Discovery Learning
dapat meningkatkan nilai prestasi belajar dan kemampuan kerja ilmiah mata pelajaran fisika siswa
kelas X-Multimedia 1. Prestasi belajar siswa meningkat dari sebelum diberi tindakan persentase
pencapaian ketuntasan yaitu 0% atau sangat kurang baik (E), pada siklus I sebesar 56,25% atau
taraf keberhasilan cukup baik (C), meningkat lagi pada siklus II menjadi 65,63% atau taraf
keberhasilan baik (B) dan sudah mencapai indikator keberhasilan ≥ 60%. Kemampuan kerja ilmiah
siswa juga meningkat untuk aspek kemampuan membuat rumusan masalah dari pra tindakan
hanya 30%, pada siklus I menjadi 78,13%, dan siklus II menjadi 100%; aspek melakukan
praktikum dari pra tindakan hanya 50%, pada siklus I menjadi 100%, dan pada siklus II tetap
100%; aspek menggunakan alat praktikum dari pra tindakan hanya 50%, pada siklus I menjadi
100%, dan pada siklus II tetap 100%; aspek mengumpulkan data dari pra tindakan hanya 50 %,
pada siklus I menjadi 100%, dan pada siklus II tetap 100%; aspek melaporkan hasil praktikum dari
pra tindakan hanya 30%, pada siklus I menjadi 75%, dan pada siklus II menjadi 100%.
Kemampuan kerja ilmiah pada siklus II sudah mencapai indikator keberhasilan yaitu ≥ 90%. Hal
ini menunjukkan bahwa model pembelajaran Discovery Learning dapat diterapkan untuk
meningkatkan prestasi belajar dan kemampuan kerja ilmiah siswa. Untuk peneliti lain diharapkan
dapat mengembangkan penelitian yang telah dilakukan ini agar sistem pembelajaran fisika di
sekolah lebih bervariasi untuk memperbaiki kekurangan dan memperoleh hasil yang lebih
memuaskan.
Abstract
This study aimed to improve the study achievement and scientific work ability of physics lesson
10th class Multimedia 1 student SMK Muhammadiyah 1 Pasuruan used the implementation of
discovery learning as learning model. This study is classroom action research were perform with
two cycle which consist of planning, action, observation or evaluation, and reflection stage on each
cycle. The subjects on this study is 10th class Multimedia 1 student SMK Muhammadiyah 1
Pasuruan amounted to 32 students. The data collected using documentation, observation, learning
achievement test and interview methods. The data collected from documentation and interview
method analyzed by qualitative descriptive technique, where as the data collected from observation
and learning achievement test analyzed by quantitative descriptive technique. The result of this
study showing an improvement on learning achievement value and science work ability of physics
lesson 10th class Multimedia 1 student by using discovery learning as learning model. Precentage
of mastery achievement increase form 0% or very dissatisfactory (E), to 56,25% or level of
success is quite good (C) on 1st cycle and 65,63% or level of success is good (B) on 2nd cycle. This
achievement has achieved success indicator ≥ 60%. The ability of the scientific work of students
also increased for the capability to formulate the problem from 30% on pre-action, to 78,13% on
1st cycle, and 100% on 2nd cycle; capability of practical aspect from 50% on pre-action to 100% on
1st and 2nd cycle; aspects of using practical tools from 50% on pre-action to 100% on 1st and 2nd
cycle; aspects of collecting data from 50% on pre-action to 100% on 1st and 2nd cycle; aspects of
reporting the lab results from 30% on pre-action to 75% on 1st cycle and 100% on 2nd cycle. The
ability of the scientific work in 2nd cycle has achieved success indicator ≥ 90%. This is suggests
that the “Discovery Learning” learning model can be applied to improve the study achievement
and ability of scientific work of students. For other studies are expected to develop this research in
order to improve school physics learning system become more varied and correct the deficiencies
to get the better results.
PENDAHULUAN
Sesuai UU-RI No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Pasal 1 telah ditetapkan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan
peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan bagi
perannya di masa yang akan datang” (Tirtahardja dan S.L. La Sulo, 2005: 129-
144). Oleh karena itu, pendidikan harus menyiapkan peserta didik sesuai dengan
tuntutan zaman melalui perbaikan sistem pendidikan nasional.
Proses pembelajaran di SMK berdasarkan kurikulum 2013 berpusat pada
siswa dan lebih ditekankan pada kompetensi keterampilan yang sesuai dengan
standar industri (Kemedikbudb, 2012: 14-23). Oleh karena itu pihak sekolah wajib
untuk meningkatkan kemampuan kerja ilmiah siswa dengan melakukan kegiatan
praktikum agar kompetensi keterampilan siswa dapat terpenuhi sesuai dengan
standar kompetensi lulusan (SKL).
Pembelajaran yang menekankan peningkatan kemampuan kerja ilmiah
menyebabkan siswa mampu membangun pengetahuannya tentang sesuatu yang
diamati secara langsung sehingga dapat bertahan lama dan mampu meningkatkan
prestasi belajar siswa. Menurut Mulyati, Prestasi belajar merupakan tingkat
penguasaan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti program belajar mengajar
sesuai dengan tujuan yang diterapkan (dalam Prihantini, 2009:15). Peningkatan
prestasi belajar siswa pada mata pelajaran fisika menunjukkan kemampuan siswa
dalam aspek kognitif (pengetahuan) pada mata pelajaran fisika sehingga siswa
memiliki kemampuan untuk memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi serta
mampu mengembangkan ilmu dan teknologi (Sudarmadi, 2012:197).
Berdasarkan wawancara dengan guru fisika yang mengajar di kelas
diperoleh keterangan guru jarang mengajak siswa melakukan kegiatan praktikum.
Guru melakukan praktikum dengan demonstrasi dan siswa mencoba alat secara
bergantian karena alat yang dimiliki hanya satu. Data ini didukung dengan adanya
gejala-gejala yang menunjukkan bahwa kemampuan kerja ilmiah siswa termasuk
kurang, diantaranya kemampuan melakukan praktikum (50 %), menggunakan alat
praktikum (50 %), membuat rumusan masalah percobaan (30 %), mengumpulkan
data (50 %), melaporkan hasil percobaan (30 %). Pada saat melakukan praktikum,
siswa sudah dibentuk menjadi beberapa kelompok agar pelaksanaan proses
kegiatan praktikum dapat berjalan lancar. Guru belum mengajak siswa untuk
membuat perumusan masalah dengan benar untuk dibuktikan dalam kegiatan
praktikum. Siswa tidak mengisikan data hasil percobaan ke dalam tabel karena
guru tidak menyediakan lembar data hasil percobaan sehingga data yang diperoleh
tidak tersusun secara sistematis. Setelah melakukan praktikum, siswa diajak untuk
melaporkan hasil percobaan dengan cara presentasi kelas, namun kemampuan
siswa menganalisis data hasil percobaan dan menyimpulkan hasil percobaan
untuk melaporkan hasil percobaan masih kurang.
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di SMK Muhammadiyah 1
Pasuruan terdapat kenyataan bahwa prestasi belajar siswa untuk mata pelajaran
fisika rendah ditunjukkan dengan ketuntasan hasil nilai ulangan harian siswa
100% di bawah KKM. Nilai terendah dan tertinggi yang diperoleh siswa yaitu 25
dan 65. Nilai rata-rata kelas untuk prestasi belajar siswa juga masih kurang, yakni
sebesar 53,75.
Kondisi belajar fisika yang terjadi di kelas X-Multimedia1 SMK
Muhammadiyah 1 Pasuruan ini membutuhkan sebuah perbaikan proses
pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa dan juga yang
dapat menciptakan suasana belajar yang nyaman. Model pembelajaran yang
digunakan oleh guru harus berpusat pada siswa sehingga siswa lebih aktif dalam
proses pembelajaran dan tidak merasa bosan. Siswa di kelas juga perlu dilatihkan
kerja ilmiah sebagai bekal mereka di masa mendatang pada saat mereka
dihadapkan pada situasi yang memerlukan kemampuan kerja ilmiahnya
digunakan. Guru harus lebih kreatif dalam menyediakan media pembelajaran
sehingga siswa dapat melakukan praktikum untuk melatih kemampuan kerja
ilmiahnya.
Model pembelajaran yang efektif dan efisien dalam meningkatkan
kemampuan kerja ilmiah dan prestasi belajar siswa di SMK Muhammadiyah I
Pasuruan, salah satunya adalah model pembelajaran Discovery Learning. Model
pembelajaran Discovery Learning adalah model pembelajaran penemuan. Dalam
model pembelajaran ini, siswa dibiarkan menemukan sendiri atau mengalami
proses mental itu sendiri dan guru hanya membimbing atau memberikan instruksi.
Dengan menggunakan discovery learning, ialah suatu cara mengajar yang
melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental melalui tukar pendapat, dengan
diskusi, seminar, membaca dan mencoba sendiri agar anak dapat belajar sendiri.
Penggunaan teknik discovery ini guru berusaha meningkatkan aktivitas siswa
dalam proses belajar mengajar. Maka teknik ini memiliki keuntungan sebagai
berikut: (a) Teknik ini mampu membantu siswa untuk mengembangkan,
memperbanyak kesiapan, serta penguasaan keterampilan dalam proses kognitif
atau pengenalan siswa, (b) Siswa memperoleh pengetahuan yang bersifat sangat
pribadi individual sehingga dapat tertinggal mendalam dalam jiwa siswa tersebut.
Dapat membangkitkan kegairahan belajar mengajar para siswa, (c) Teknik ini
mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkembang dan maju
sesuai dengan kemampuannya masing-masing, (d) Mampu mengarahkan cara
siswa belajar, sehingga lebih memiliki kemauan yang kuat untuk belajar lebih
giat, (e) Membantu siswa untuk memperkuat dan menambah kepercayaan pada
diri sendiri dengan proses penemuan sendiri (Asnahwati, 2013: 3-4).
Tahap-tahap yang digunakan dalam model pembelajaran Discovery
Learning yaitu (1) stimulasi atau rangsangan, (2) perumusan masalah, (3)
pengumpulan data,(4) analisis data, (5) verifikasi atau pembenaran, (6)
generalisasi atau kesimpulan. Setiap tahap yang dilakukan sangat bagus untuk
melatih kemampuan kerja ilmiah siswa di SMK Muhammadiyah 1 Pasuruan yang
pada dasarnya sangat kurang. Untuk melatih membuat rumusan masalah, siswa
dibantu guru dengan memberikan stimulasi. Untuk membuktikan kebenaran
rumusan masalah yang dibuat juga ada tahap verifikasi yang dilakukan secara
bersama. Tahap pengumpulan data dan analisis data juga dilakukan secara
berkelompok sehingga siswa dapat melakukan diskusi. Pembelajaran model
Discovery Learning ini materi atau bahan ajar yang akan disampaikan tidak
disampaikan dalam bentuk final, akan tetapi siswa sebagai peserta didik didorong
untuk mengidentifikasi apa yang ingin diketahui dilanjutkan dengan mencari
informasi sendiri kemudian mengorganisasi atau membentuk apa yang mereka
ketahui dan mereka pahami dalam suatu bentuk akhir, sehingga sangat bagus
melatih kemampuan kerja ilmiah siswa.
Hasil penelitian Pamungkas (2009) menyimpulkan bahwa penerapan
pembelajaran dengan model Discovery Learning dapat meningkatkan motivasi
belajar siswa dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata diklat
laporan keuangan Perusahaan Dagang. Penelitian Yupita dan Waspodo (2013)
juga menyimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran discovery yang
dilaksanakan dalam pembelajaran IPS pada materi perkembangan teknologi dapat
meningkatkan aktivitas guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa kelas IV
SDN Surabaya.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, diajukan
permasalahan yang dirumuskan sebagai berikut.
1. Bagaimanakah penerapan model Discovery Learning dapat meningkatkan
prestasi belajar dan kemampuan kerja ilmiah mata pelajaran fisika siswa
kelas X-Multimedia 1 SMK Muhammadiyah 1 Pasuruan?
2. Apakah penerapan model Discovery Learning dapat meningkatkan
prestasi belajar mata pelajaran fisika siswa kelas X-Multimedia 1 SMK
Muhammadiyah 1 Pasuruan?
3. Apakah penerapan model Discovery Learning dapat meningkatkan
kemampuan kerja ilmiah mata pelajaran fisika siswa kelas X-Multimedia 1
SMK Muhammadiyah 1 Pasuruan?
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan dengan
dua siklus terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi atau evaluasi,
dan refleksi yang dilakukan di setiap siklus. Subjek dalam penelitian ini adalah
siswa kelas X-Multimedia 1 SMK Muhammadiyah 1 Pasuruan berjumlah 32
orang. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode
dokumentasi, observasi, tes prestasi belajar, dan wawancara. Data yang diperoleh
dari suber data keterlaksanaan model pembelajaran discovery learning,
kemampuan kerja ilmiah siswa dan peningkatannya, prestasi belajar siswa dan
peningkatannya. Berikut merupakan sumber data dan prosedur pengumpulan data
yang akan digunakan dalam penelitian ini disajikan dalam Tabel 1.
Tabel 1. Sumber Data dan Prosedur Pengumpulan Data
3 Prestasi Belajar 0% ≥ 60 %
Persentase kualitas keterlaksanaan pembelajaran model Discovery
Learning, kemampuan kerja ilmiah dan prestasi belajar ditetapkan dengan kriteria
pada Tabel 3.
Tabel 3. Kriteria Indikator Keberhasilan Adaptasi dari (Arikunto, 2003)
Persentase Indikator
NO Taraf Keberhasilan
Keberhasilan (%)
1 80 – 100 Sangat Baik A
2 60 – 79 Baik B
3 40 – 59 Cukup Baik C
4 20 – 39 Kurang Baik D
5 0 - 19 Sangat Kurang Baik E
KESIMPULAN
Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa keterlaksanaan model
pembelajaran discovery learning pada siklus I dan II sudah terlaksana 100%.
Prestasi belajar mengalami peningkatan pencapaian ketuntasan dari pratindakan
hanya 0% menjadi 56,25% pada siklus I dan 65,63% pada siklus II. Kemampuan
kerja ilmiah mengalami peningkatan pencapaian ketuntasan untuk aspek membuat
rumusan masalah dari pratindakan hanya 30% menjadi 78,13% pada siklus I dan
100% pada siklus II, melaporkan hasil praktikum dari pratindakan hanya 30%
menjadi 75% pada siklus I dan 100% pada siklus II, sedangkan aspek melakukan
praktikum, menggunakan alat praktikum dan mengumpulkan data dari
pratindakan hanya 50% menjadi 100% pada siklus I dan siklus II. Berdasarkan
hasil tersebut maka penerapan model pembelajaran discovery learning dapat
meningkatkan prestasi belajar dan kemampuan kerja ilmiah mata pelajaran fisika
siswa kelas X-Multimedia 1 SMK Muhammadiyah 1 Pasuruan.
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Dr. Muhardjito, MS selaku
pembimbing I atas arahan dan dorongan kepada penulis, Dr. Parno, M.Si selaku
pembimbing II atas arahan dan dorongan kepada penulis untuk senantiasa banyak
belajar. Tak lupa juga penulis ucapkan terimakasih kepada Ibu Ratnaningsih, S.Si
selaku guru mata pelajaran fisika kelas X-Multimedia 1 SMK Muhammadiyah 1
Pasuruan atas kesempatan yang telah diberikan untuk melakukan penelitian.
DAFTAR PUSTAKA