Você está na página 1de 3

Conveyor Abstrak Motor induksi tiga fasa banyak digunakan oleh dunia industri karena memiliki

beberapa keuntungan antara lain motor ini sederhana, murah dan mudah pemeliharaannya.
Pada penggunaan motor induksi sering dibutuhkan proses menghentikan putaran motor dengan
cepat dan memperoleh daya secara besar terutama aplikasi untuk konveyor. Pengereman yang
paling baik dengan pengereman dinamik karena kemudahan pengaturan kecepatan pengereman
terhadap motor induksi tiga fasa. Untuk Konveyer sendiri adalah alat untuk mengangkut barang-
barang padat dan beratdalam suatu industri, oleh sebab itu tepat kalau menggunakan motor 3
fasa karena dengan motor 3 fasa akan menghasilkan daya yang besar dan sistem pengereman
yang cepat. Kata kunci : motor induksi tiga fasa, konveyor, pengereman dinamik, daya I.
PENDAHULUAN Motor induksi tiga fasa banyak digunakan oleh dunia industri karena memiliki
beberapa keuntungan. Keuntungan yang dapat diperoleh dalam pengendalian motor–motor
induksi tiga fasa yaitu, struktur motor induksi tiga fasa lebih ringan (20% hingga 40%)
dibandingkan motor arus searah (DC) untuk daya yang sama, harga satuan relatif lebih murah,
dan perawatan motor induksi tiga fasa lebih hemat. II. TUJUAN Tujuan Penulisan makalah ini
sebagai pengaplikasian dari praktukum yang kita peroleh dan juga sebagai sarat diterimanya
laporan kami (tugas akhir praktikum) III. BATASAN MASALAH Dalam malakah ini kami membatasi
tentang penerapan motor induksi tiga fasa dalam konveyor untuk pengereman dinamik dan daya
output motor. III. DASAR TEORI 3.1. Conveyor Di dalam industri, bahan -bahan yang digunakan
kadangkala merupakan bahan yang berat maupun berbahaya bagi manusia. Untuk itu diperlukan
alat transportasi untuk mengangkut bahan -bahan tersebut mengingat keterbatasan
kemampuan tenaga manusia baik itu berupa kapasitas bahan yang akan diangkut maupun
keselamatan kerja dari karyawan. Salah satu jenis alat pengangkut yang sering digunakan adalah
Conveyor yang berfungsi untuk mengangkut bahan -bahan industri yang berbentuk padat.
Konveyor itu sendiri digerakan dengan motor induksi tiga fasa karena dengan 3.2 Motor Induksi
[1, 3] Pada motor induksi arus rotor bukan diperoleh dari sumber tertentu, tetapi merupakan
arus yang terinduksi sebagai akibat perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar
yang dihasilkan oleh stator. 33 Konstruksi Motor Induksi Tiga Fasa Motor induksi tiga fasa
memiliki dua komponen dasar yaitu stator dan rotor, bagian rotor dipisahkan dengan bagian
stator oleh celah udara yang sempit (air gap) dengan jarak antara 0,4 mm sampai 4 mm. Tipe dari
motor induksi tiga fasa berdasarkan lilitan pada rotor dibagi menjadi dua macam yaitu rotor
belitan (wound rotor) adalah tipe motor induksi yang memiliki rotor terbuat dari lilitan yang sama
dengan lilitan statornya dan rotor sangkar tupai (Squirrel-cage rotor) yaitu tipe motor induksi
dimana konstruksi rotor tersusun oleh beberapa batangan logam yang dimasukkan melewati
slot-slot yang ada pada rotor motor induksi, kemudian setiap bagian disatukan oleh cincin
sehingga membuat batangan logam terhubung singkat dengan batangan logam yang lain Gambar
konstruksi motor 3 fasa III. Penerapan dalam Conveyor 4.1Proses berputarnya rotor Apabila
sumber tegangan 3 fase dipasan g pada kumparan stator, akan timbul medan putar den gan
kecepatan ns = 120 f/P,sehingga Medan putar stator tersebut akan memotong batang konduktor
p ada rotor. Akibatnya pada batang konduktor dari rotor akan timbul GGL induksi. Karena batang
konduktor merupakan rangkaian yang tertutup maka GGLakan menghasilkan arus (I). Adanya
arus (I) di d alam medan magnet akan menimbulkan gaya (F) pada rotor. Bila kopel mula yan g
dihasilkan oleh gaya (F) pada rotor cukup besar untuk memikul kopel beban, rotor akan berputar
searah dengan medan putar stator. GGL induksi timbul karena terpoton gn ya batang konduktor
(rotor) oleh medan putar stator. Artinya agar GGL induksi tersebut timbul, diperlukan adanya
perbedaan relatif antara kecepatan medan putar stator (ns) dengan kecepatan berputar rotor
(nr). Perbedaan k ecepatan antara nr dan ns disebut slip (s), dinyatakan dengan S= (ns- nr)/ ns
Bila nr = ns, GGL induksi tidak akan timbul dan arus tidak mengalir pada batang konduktor (rotor),
dengan demikian tidak dihasilkan kopel. Dilihat dari cara kerjanya, motor induksi disebut juga
sebagai motor tak serempak atau asinkron. Daya yang dihasilkan kemudian akan menggerakan
rantai pada konveyor sehingga konveyor bergerak. Konveyor itu sendiri digerakan dengan motor
induksi tiga fasa karena dengan motor induksi tiga fasa beban lebih mudah dijalankan dan sistem
pengereman secara dinamis mampu membuat 4.2 Pengereman Dinamik Pengereman untuk
menghentikan putaran motor induksi dapat dirancang secara dinamik yaitu menggunakan sistem
pengereman yang dilakukan dengan membuat medan magnetik motor stasioner. Keadaan
tersebut dilaksanakan dengan menginjeksikan arus DC pada kumparan stator motor induksi tiga
fasa setelah hubungan kumparan stator dilepaskan dari sumber tegangan suplai AC. Metode
pengereman dinamik (dynamic braking) memiliki keuntungan antara lain kemudahan pengaturan
kecepatan pengereman terhadap motor induksi tiga fasa Pengereman dinamik digunakan untuk
menghentikan putaran rotor motor induksi. Tegangan pada stator diubah dari sumber tegangan
AC menjadi tegangan DC dalam waktu yang sangat singkat. Torsi yang dihasilkan dari
pengereman tergantung pada besar arus DC yang diinjeksikan pada belitan stator. IV. Kesimpulan
Motor Induksi tiga fasa sangat tepat dalam aplikasi konveyor karena konveyor memerlukan daya
untuk menggerekakan rantai yang cukup besar dan memerlukan sistem pengereman yang bisa
diatur sehingga akan memudahkan dalam pengkerjaan tugas. DAFTAR PUSTAKA [1] Eugene C.
Lister, Ir. Drs. Hanapi Gunawan, Mesin Dan Rangkaian Listrik, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1993.
[2] Fizgerald, Kingsley, Umans, Mesin - Mesin Listrik, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1997. [3] Harten,
P. Van, Instalasi Listrik Arus Kuat 3, CV. Trimitra Mandiri, Jakarta, 1978. [4] I J Nagrath, D P kothari,
Electric Machines, Tata McGraw-Hill Publishing Co. Ltd., New Delhi, 1985. [5] Kadir A, Mesin Tak
Serempak, Djambatan, Jakarta,1981. [6] M. Chilikin, Electric Drive, MIR Publisher, Moscow, 1970.
[7] M. Rashid, Power Electronics Circuit, Device, and Aplication 2nd , Prentice-Hall International
Inc, 1988. [8] M. V. Deshpande, Electric Motors: Applications And Control, A. H. Wheeler & Co.Ltd,
India, 1990. [10] P. C. Sen, Principles Of Electric Machines And Power Electronics, Second Edition,
John Wiley & Sons, USA, 1997. [11] Sumanto, MA, Motor Listrik Arus Bolak-Balik, Endi Offset,
Yogyakarta, 1993. [13] Theodore Wildi, Electrical Machines, Drives and Power Systems
3rd,Prentice Hall Inc, New Jersey, 1997

Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap

Você também pode gostar