Você está na página 1de 4

Aliran Materi dan Energi dalam Ekosistem.

Produsen dan konsumen membentuk aliran energi


atau rantai makanan dan bersama dengan pengurai terbentuklah daur materi. Sebuah
ekosistem dapat berfungsi dengan adanya aliran materi dan energi. Aliran tersebut mengalir
dari mata rantai yang satu ke mata rantai lain dalam suatu rantai makanan.

Materi adalah segala sesuatu yang memiliki masa dan menempati ruang. Dalam peristiwa
makan memakan, sebenarnya terjadi pemindahan materi dari satu organisma yang dimakan
ke organisma yang memakannya. Organisma pemakan kemudian menumpuk materi dalam
tubuhnya untuk pertumbuhan dirinya dan mengatur proses metabolisme. Jika organisma
tersebut mati, maka materi mengalir ke pengurai atau jasad renik, demikian seterusnya.

Dalam makanan terdapat energi yang digunakan oleh organisma untuk melakukan
aktivitasnya. Bersamaan dengan aliran materi dalam peristiwa makan memakan, terjadi pula
aliran energi. Aliran energi merupakan rangkaian urutan pemindahan bentuk energi satu ke
bentuk energi yang lain dimulai dari sinar matahari lalu ke produsen, konsumen primer,
konsumen tingkat tinggi, sampai ke saproba di dalam tanah. Siklus ini berlangsung dalam
ekosistem. Jadi, energi tidak hilang tetapi berubah bentuknya, sehingga dikenal dengan
hukum kekekalan energi.

Hukum kekekalan energi dikenal juga dengan hukum thermodinamika. Hukum


thermodinamika I menyatakan bahwa energi dapat diubah dari satu bentuk menjadi bentuk
lainnya, tetapi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan. Namun demikian, hukum
thermodinamika II (atau hukum konservasi entropi) menyatakan bahwa tidak ada suatu
proses pengubahan energi yang terjadi secara sempurna (100%). Dalam proses tertentu
perubahan satu bentuk energi menjadi energi yang lain selalu menghasilkan sisa yang tidak
terpakai pada proses itu. Sisa energi yang tidak terpakai itu disebut entropi. Karena entropi
tersebut tidak terpakai dalam proses tersebut, maka disebut pula sebagai limbah.

Sumber energi dapat bermacam-macam. Diantara sumber energi tersebut, matahari


merupakan sumber energi utama kehidupan. Tumbuhan berklorofil memanfaatkan cahaya
matahari untuk berfotosintesis. Organisma yang menggunakan energi cahaya untuk merubah
zat anorganik menjadi zat organik disebut kemoautotrof.

By http://www.dokumenguru.com/2016/10/aliran-materi-dan-energi-dalam-ekosistem.html

1. F. Aliran Energi

Energi dapat diartikan sebagai kemampuan kerja. Energi diperoleh organisme dari
makanan yang dikonsumsinya. Aliran energi merupakan rangkaian urutan pemindahan
bentuk energi satu ke bentuk energi lain dimulai dari sinar matahari lalu ke produsen, ke
konsumen primer, ke konsumen tinggi, sampai ke sabroba.

Pengalihan energi juga berlangsung melalui sederet organisme yang memakan dan dimakan
didalam rantai makanan maupun jaring-jaring makanan. Daur materi dan aliran energi ini
berlangsung dalam ekosistem.
1. Rantai makanan

Para ilmuwan ekologi mengenal tiga macam rantai pokok, yaitu rantai pemengsa, rantai
parasit, dan rantai saprofit.

1) Rantai pemangsa

Dalam rantai pemangsa landasan utamanya adalah tumbuhan hijau sebagai produsen. Rantai
pemangsa dimulai dari hewan yang bersifat herbivora sebagai konsumen I, dilanjutkan
dengan hewan karnivor yang memangsa herbivor sebagai konsumen II, dan berakhir pada
hewan pemangsa kanivor maupun herbivor sebagai konsumen III atau IV.

2) Rantai Parasit

Rantai parasit dimulai dari organisme besar hingga organisme yang hidup sebagai parasit.
Contoh organisme parasit antara lain cacing, bakteri, dan benalu.

3) Rantai Saprofit

Rantai saprofit dimulai dari organisme mati ke jasad pengurai, misalnya jamur dan bakteri.

1. Jaring-jaring makanan

Jaring-jaring makanan atau tingkat trofik adalah sekumpulan rantai makanan yang saling
berhubungan. Sumber energi terbesar matahari. Tumbuhan yang menghasilkan gula lewat
proses fontosintesis hanya memakai energi matahari dan CO2 dari dara. Oleh karena itu
tumbuhan tersebut digolongkan dalam tingkat trofik pertama. Hewan herbivora atau
organisme yang memakan tumbuhan termasuk anggota tingkat trofik kedua. Karnivor yang
secara langsung memekan herbivor termasuk tingkat trofik ketiga. Karnivor yang memakan
karnivor tingkat ketiga termasuk dalam anggota trofik keempat.

1. Piramida makanan

Ada tiga jenis piramida makanan yaitu:

1) Piramida jumlah

Komposisi organisme yang tergolong tingkat trofik dapat disajikan dalam piramida jumlah.
Organisme ditingkat trofik pertama biasanya paling melimpah, sedangkan organisme
ditingkat trofik kedua, ketiga dan selanjutnya makin berkurang. Dapat dikatakan bahwa pada
kebanyakan komunitas normal jumlah tumbuhan selalu lebih banyak daripada organisme
herbivor. Demikian pula, jumlah herbivor selalu lebih banyak daripada jumlah karnivor
tingkat I. Karnivor tingkat I juga lebih banyak daripada karnivir tingkat II. Piramida jumlah
ini didasarkan atas jumlah organisme di tiap trofik.

2) Piramida biomassa

Biomassa adalah ukuran berat materi hidup di waktu tertentu. Piramida biomassa berfungsi
menggambarkan perpaduan massa seluruh organisme di habitat tertentu, dan dinyatakan
dalam gram.
Untuk menghindari kerusakan habitat, biasanya pengukuran menggunakan metode sampel.
Sampel diukur kemudian total seluruh biomassa dihitung dengan perbandingan tertentu.
Pengukuran seperti ini akan menghasilkan informasi yang lebih akurat tentang apa yang
terjadi pada ekosistem.

3) Piramida energi

Piramida energi dibuat berdasarkan observasi yang dilakukan dalam waktu yang lama.
Piramida energi mampu memberikan gambaran paling akurat tentang aliran energi dalam
ekosistem.

Pada piramida energi yerjadi penrunan jumlah energi berturut-turut dari tingkat trofik rendah
sampai tingkat trofik tertinggi. Berkurangnya energi pada setiap tingkat trofik terjadi karene
hal-hal berikut:

1. Hanya sebagian makanan yang ditangkap dan dimakan oleh tingkat trofik selanjutnya
2. Makanan yang diamkan tidak bisa seluruhnya dicerna dan ada yang dikeluarkan
sebagai sampah
3. Hanya sebagian makanan yang dicerna menjadi bagian dari tubuh organisme,
sedangkan sisanya digunakan sebagai sumber energi.

1. G. Daur Biokimia

Daur biokimia merupakan daur yang melibatkan unsur senyawa kimia yang mengalami
perpindahan lewat organisme hidup dan beredar kembali ke lingkungan fisik. Ada baiknya
hal ini dipandang sebagai hubungan antara komponen biotik dan abiotik suatu ekosistem.
Lima factor yang akan dibicarakan disini yang dianggap penting bagi kehidupan adalah :
karbon, oksigen, nitrogen, pospor, dan belerang

1. Daur Nitrogen

Gas nitrogen banyak terdapat di atmosfer, yaitu sekitar 80% dari udara. Nitrogen bebas dapat
diikat atau difiksasi terutama oleh bakteri yang hidup pada tumbuhan yang berbintil akar
(misalnya jenis polong-polongan) dan beberapa jenis alga. Nitrogen bebas juga dapat
bereaksi dengan hidrogen atau oksigen degan bantuan kilat atau petir.

Tumbuhan memperoleh nitrogen dari dalam tanag dalam bentuk amonia (NH3), ion nitrit
(NO2–), dan ion nitrat (NO3–).

Beberapa bakteri yang dapat menambat nitrogen terdapat pada akar tumbuhan polong-
polongan dan akar tumbuhan lain, misalnya Marsillea crenata. Selain itu terdapat bakteri
dalam tanah yang dapat mengikat nitrogen secara langsung, yakni Azotobacter sp. yang
bersifat aerob. Alga hijau biru Nostoc sp. dan Anabaena sp. juga mampu mengikat nitrogen.

Nitrogen yang diikat biasanya dalam bentuk amonia. Amonia diperoleh dari hasil penguraian
jaringan yang mati oleh bakteri. Amonia ini akan mengalami nitrifikasi oleh bakteri nitrit
yaitu Nitrosomonas dan Nitrosococcus sehingga menghasilkan nitrat yang dapat diserap oleh
akar tumbuhan. Selanjutnya, oleh bakteri denitrifikan, nitrat diubah menjadi amonia kembali
melalui denitrifikasi dan amonia dilepaskan ke udara. Dengan cara ini daur nitrogen akan
berkurang.

1. Daur Sulfur

Sulfur banyak terdapat dikerak bumi dan dapat diambil tumbuhan dalam bentuk sulfat. Sulfur
merupakan bahan penting bagi pembentukan semua protein.

Seperti halnya dengan nitrogen, hewan bergantung pada tumbuhan untuk memperoleh sulfur.
Selain dari sulfur yang terdapat dalam atmosfer, gas oksid sulfur terus- menerus bertambah
sebagai sisa pembakaran bahan bakar fosil (BBM) dan dari melelehnya belerang dari
tambang-tambang belerang/gunung berapi.

1. Daur Fosfor

Fosfor merupakan unsur yang penting pembentuk asam nukleat, protein, ATP dan senyawa
organik vital lainnya. Fosfor merupakan unsur yang jarang terdapat, dan seperti nitrogen dan
kalium sering merupan faktor pembatas dalam produktivitas ekosistem.

Di alam, fosfor terdapat dalam dua bentuk, yaitu senyawa fosfat organik (pada tumbuhan dan
hewan) dan senyawa fosfat anorganik (pada air dan tanah).

Fosfat organik dari hewan dan tumbuhan yang mati diuraikan oleh dekomposer menjadi
fosfat anorganik. Fosfat anorganik yang terlarut di air tanah atau air laut akan mengendap
disedimen laut. Oleh karena itu fosfat banyak terdapat di batu karang dan fosil. Fosfat dari
batu dan fosil akan terkikis dan kembali membentuk fosfat anorganik terlarut di air tanah dan
laut. Fosfat anorgnik ini kemudian akan diserap oleh akar tumbuhan. Daur ini berulang terus-
menerus.

1. Daur Karbon dan Oksigen

Di atmosfer terdapat kandungan karbondioksida (CO2) sebanyak 0,03%. Sumber-sumber CO2


di udara berasal dari respirasi manusia dan hewan, erupsi vulkanik, pembakaran batu bara,
dan asap pabrik.

CO2 di udara dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk fotosintesis dan menghasilkan oksigen (O2)
yang akan digunakan oleh manusia dan hewan untuk respirasi.

Tumbuhan yang mati dalam waktu lama dapat membentuk batu bara di dalam tanah. Batu
bara dimanfaatkan sebagai bahan bakar sehingga kadar CO2 di udara bertambah.

Você também pode gostar