Você está na página 1de 27

Perubahan Kebijakan Akuntansi

dan Koreksi Kesalahan


Juni 29, 2016Juni 29, 2016Elin Zanuar S

A. Perubahan Estimasi Perusahaan


Estimasi merupakan salah satu hakikat akuntansi yang diterapkan dalam suatu perusahaan. Banyak hal dalam praktik akuntansi yang memerlukan
estimasi, seperti penentuan nilai harga, umur atau masa manfaat suatu aktiva, penetapan kerugian penghapusan piutang, penilaian persediaan dsb.
Estimasi dapat dikatakan sebagai taksiran yang mungkin dapat dianggap kurang tepat dan terkadang diperlukan adanya suatu revisi. Pada suatu
perusahaan, mungkin akan terjadi suatu perubahan terhadap estimasi sehingga diperlukan suatu koreksi untuk merevisi perubahan estimasi tersebut.

B. Perubahan Prinsip Akuntansi


Perubahan dalam prinsip akuntansi meliputi perubahan dari satu prinsip akuntansi yang diterima secara umum ke prinsip akuntansi yang diterima
secara umum lainnya. Suatu perubahan dalam prinsip akuntansi dapat diterapkan secara retrospektif ataupun secara prospektif.

– Penetapan perubahan prinsip akuntansi secara retrospektif


Maksud dari perubahan ini adalah perubahan akuntansi tersebut seakan-akan baru diterapkan sejak awal pada saat perolehan aktiva tetap yang
bersangkutan, bukannya pada saat diberlakukan.
– Penerapan perubahan prinsip akuntansi secara prospektif
Berbeda dengan perubahan prinsip akuntansi secara retrospektif, dimana perubahan akuntansi secara prospektif ini baru diterapkan pada kejadian atau
transaksi yang terjadi setelah perubahan.
C. Perubahan Entitas Pelaporan

Perubahan entitas pelaporan adalah perubahan dari suatu tipe entitas pelaporan tertentu ke tipe entitas pelaporan yang lain, misalkan kesalahan
perubahan pada perusahaan-perusahaan anak dalam suatu grup perusahaan dalam rangka penyusunan laporan keuangan konsolidasi (laporan
keuangan gabungan antara perusahaan induk dan perusahaan anak).

Perubahan entitas biasanya terjadi saat ada transaksi pengambilalihan perusahaan. Dasar perubahan entitas ini dituangkan dalam PSAK 16 yang
direvisi dari tahun 2007.

Contoh-contoh perubahan entitas pelaporan yang biasanya terjadi adalah sebagai berikut:

1. Penyajian laporan keuangan konsolidasi sebagai pengganti laporan keuangan individual perusahaan
2. Perubahan-perubahan pada perusahaan-perusahaan yang menjadi kelompok perusahaan afiliasi
3. Akuntansi penggabungan perusahaan
4. Perubahan metode pencatatan investasi pada perusahaan anak

D. Jenis-kenis kesalahan dan koreksinya

Kesalahan pencatatan yang tidak memerlukan koreksi


Berarti kesalahan yang terjadi tidak terlalu berpengaruh terhadap laporan keuangan, sehingga tidak memerlukan koreksi. contohnya :
1.Kesalahan pencatatan beban yang masih harus dibayar
2.Kesalahan pencatatan beban dibayar di muka
3.Kesalahan Pencatatan pendapatan jasa diterima di muka
4.Kesalahan terlalu kecil menilai persediaan akhir
5.Kesalahan mencatat pembelian persediaan
6.Kesalahan Mencatat Penjualan

Kesalahan pencatatan yang memerlukan koreksi


Merupakan kesalahan yang bisa mempengaruhi laporan keuangan perusahaan, sehingga memerlukan jurnal koreksi. Berikut ini merupakan kesalahan
yang memerlukan jurnal koreksi :
1. Kesalahan dalam pembuatan jurnal dan kesalahan tersebut belum dijurnal,
2. Kesalahan dalam memposting ke buku besar sedangkan jurnalnya sudah benar,
3. Kesalahan dalam pembuatan jurnal dan telah diosting ke perkiraan buku besarnya, kesalahan tersebut diketahui sebelum penutupan periode
akuntansi,
4. Kesalahan dalam pembuatan jurnal dan telah diposting ke perkiraan buku besarnya, kesalahan tersebut diketahui setelah penutupan periode
akuntansi
PERUBAHAN AKUNTANSI DAN KOREKSI
KESALAHAN
Beberapa alasan yang menyebabkan terjadinya perubahan akuntansi demikian dapat
dikemukakan sebagai berikut.

1. Berdasar pengalaman atau adanya informasi baru, suatu perusahaan merasa perlu
mengubah estimasi pendapatan dan biayanya, seperti misalnya: estimasi jumlah
piutang tak tertagih, estimasi umur atau masa manfaat aktiva tetap.
2. Karena perubahan kondisi perokonomian, perusahaan merasa perlu untuk mengubah
metode akuntansinya untuk lebih mencerminkan kondisi perekonomian terkini.
3. Organisasi profesi akuntansi mengharuskan perusahaan untuk menerapkan standar,
prinsip, atau metode akuntansi yang baru.
4. Akuisisi, peleburan, pemekaran, pemecahan usaha bisa menyebabkan terjadinya
perubahan entitas pelapor.
5. Tuntutan kepada manajemen untuk menghasilkan laba secara berlebihan. Perubahan
akuntansi seringkali bisa membuat laba menjadi lebih besar. Apapun alasannya,
akuntan harus tetap menempatkan manfaat atau kegunaan informasi sebagai
pertimbangan utama di dalam menyajikan informasi akuntansi.

PERUBAHAN AKUNTANSI
Standar atau prinsip akuntansi yang lazim mengidentifikasi tiga kategori penting dari
perubahan akuntansi, yaitu: (1) perubahan estimasi atau taksiran; (2) perubahan prinsip
akuntansi; dan (3) perubahan entitas pelapor. Sebagaimana telah dikemukakan, tujuan pokok
penyajian laporan keuangan adalah menyediakan informasi untuk membantu para pemakai
laporan dalam memprediksi, membandingkan, dan menilai kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba dan arus kas di masa mendatang.

Beberapa alternatif metode pelaporan efek perubahan akuntansi telah disarankan


untuk digunakan dalam praktik, masing-masing dengan argumentasi yang berbeda satu sama
lain.
1. Menyajikan kembali laporan keuangan tahun-tahun lalu agar mencerminkan efek perubahan
akuntansi, dengan efek kumulatifnya diperlakukan sebagai penyesuaian terhadap saldo laba
yang di tahan pada awal tahun berjalan.
2. Melaporkan efek kumulatif perubahan akuntansi hanya di dalam laporan keuangan tahun
berjalan,
dengan dibebankan atau ditambahkan secara langsung kepada saldo laba yang ditahan, tanpa
melakukan penyesuaian terhadap laporan keuangan tahun-tahun lalu.
3. Melaporkan efek kumulatif perubahan akuntansi sebagai elemen laba-rugi tahun berjalan,
tanpa melakukan penyesuaian terhadap laporan keuangan tahun-tahun lalu.
4. Melaporkan efek kumulatif perubahan akuntansi sebagai elemen laba-rugi tahun berjalan,
tetapi disertai penyajian secara terbatas informasi proforma untuk seluruh periode yang
tercakup dalam pelaporan, dengan menyajikan efeknya terhadap hasil usaha dan posisi
keuangan perusahaan, seandainya perubahan akuntansi sudah dilakukan tahun-tahun lalu.
5. Mengakui efek perubahan akuntansi hanya dalam laporan keuangan tahun berjalan dan tahun
- tahun berikutnya, tanpa melakukan penyesuaian atau koreksi terhadap laporan keuangan
tahun-tahun lalu.
Perubahan Estimasi atou Taksiran
Berbagai area di mana perubahan estimasi atau taksiran seringkali diperlukan, termasuk di
antaranya adalah:
1. Piutang yang tak tertagih
2. Penurunan nilai persediaan
3. Masa manfaat atau umur dan nilai residu aktiva tetap
4. Masa manfaat beban tangguhan
5. Kewajiban atau utang garansi
6. Deposit mineral atau cadangan sumber alam
7. Asumsi aktuarial untuk program pensiun

Efek dari setiap perubahan akuntansi yang diklasifikasi sebagai perubahan estimasi
harus dilaporkan berdasar salah satu dari dua altematif metode sebagai berikut: hanya dalam
laporan keuangan tahun berjalan, atau (2) dalam laporan keuangan tahun berjalan dan tahun-
tahun berikutnya. Tidak ada penyesuaian secara retroaktif yang harus dilakukan atau
penyajian laporan keuangan proforma terhadap efek perubahan estimasi.

Perubahan Prinsip Akuntansi


Penerapan secara konsisten kebijakan akuntansi demikian, tidak dipandang sebagai
perubahan prinsip akuntansi pada saat diterapkannya metode garis lurus. Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa materialitas dan konsistensi harus dipertimbangkan di dalam
mengidentifikasi apakah suatu perubahan akuntansi dapat atau tidak dapat disebut sebagai
perubahan prinsip akuntansi.

Perubahan Entitas Pelapor


Perubahan entitas pelapor, mencakup: (a) penyajian laporan keuangan konsolidasi
atau gabungan sebagai pengganti laporan keuangan individual perusahaan; (b) perubahan
pada anak perusahaan tertentu di dalam suatu grup perusahaan yang menyajikan laporan
keuangan konsolidasi; (c) perubahan pada perusahaan - perusahaan yang termasuk di dalam
laporan keuangan gabungan; dan (d) penggabungan usaha atas dasar penyatuan kepentingan
(pooling of interest).

Koreksi Kesalahan
Kesalahan di dalam laporan keuangan merupakan akibat dari kekeliruan atau
kelalaian yang terjadi di dalam proses akuntansinya. Termasuk kesalahan di dalam laporan
keuangan, antara lain:
kekeliruan perhitungan, kekeliruan di dalam menerapkan prinsip atau metode akuntansi,
kekeliruan atau kesalahan di dalam menggunakan fakta yang ada pada saat penyusunan
laporan keuangan. Suatu perubahan prinsip atau metode akuntansi yang tidak akseptabel
dengan prinsip atau metode akuntansi yang akseptabel, juga diklasifikasi sebagai kesalahan
(dalam hal ini merupakan kesalahan di dalam menerapkan prinsip atau metode akuntansi).
Efek atau akibat dari kesalahan di dalam menggunakan fakta yang ada termasuk dalam
kategori kesalahan, sedang efek atau akibat tersedianya informasi atau fakta yang baru
termasuk dalam kategori perubahan estimasi. Membedakan antara kesalahan dengan
perubahan estimasi mutlak diperlukan, karena masing-masing memerlukan metode dan
perlakuan akuntansi yang berbeda.
TUJUAN
Tujuan Pernyataan Standar ini adalah mengatur perlakuan akuntansi atas koreksi kesalahan
akuntansi dan pelaporan laporan keuangan, perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi
akuntansi, dan operasi yang tidak dilanjutkan.

RUANG LIGNKUP
Dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan suatu entitas harus menerapkan
Pernyataan Standar ini untuk melaporkan pengaruh kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi,
perubahan estimasi akuntansi, dan operasi yang tidak dilanjutkan dalam Laporan
Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih, Neraca, Laporan Operasional,
Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan.
Pernyataan standar ini berlaku untuk entitas pelaporan dalam menyusun laporan keuangan
yang mencakup laporan keuangan semua entitas akuntansi, termasuk Badan Layanan Umum, yang
berada di bawah pemerintah pusat/daerah.

DEFINISI
Berikut ini adalah istilah-istilah yang digunakan dalam Pernyataan Standar dengan
pengertian:
Kebijakan akuntansi adalah prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi- konvensi, aturan-aturan, dan
praktik-praktik spesifik yang dipakai oleh suatu entitas pelaporan dalam penyusunan dan penyajian
laporan keuangan.
Kesalahan adalah penyajian akun/pos yang secara signifikan tidak sesuai dengan yang seharusnya
yang mempengaruhi laporan keuangan periode berjalan atau periode sebelumnya.
Koreksi adalah tindakan pembetulan secara akuntansi agar akun/pos yang tersaji dalam laporan
keuangan entitas menjadi sesuai dengan yang seharusnya.
Operasi tidak dilanjutkan adalah penghentian suatu misi atau tupoksi tertentu yang berakibat
pelepasan atau penghentian suatu fungsi, program, atau kegiatan, sehingga aset, kewajiban, dan
operasi dapat dihentikan tanpa mengganggu fungsi, program, atau kegiatan yang lain.
Perubahan estimasi adalah revisi estimasi karena perubahan kondisi yang mendasari estimasi
tersebut, atau karena terdapat informasi baru, pertambahan pengalaman dalam mengestimasi,atau
perkembangan lain.
Pos adalah kumpulan akun sejenis yang ditampilkan pada lembar muka laporan keuangan.

KOREKSI KESALAHAN
Kesalahan dalam penyusunan laporan keuangan pada satu atau beberapa periode
sebelumnya mungkin baru ditemukan pada periode berjalan. Kesalahan mungkin timbul karena
keterlambatan penyampaian bukti transaksi oleh pengguna anggaran, kesalahan perhitungan
aritmatik, kesalahan penerapan standar dan kebijakan akuntansi, kesalahan interpretasi fakta,
kecurangan atau kelalaian. Dalam situasi tertentu, suatu kesalahan mempunyai pengaruh signifikan
bagi satu atau lebih laporan keuangan periode sebelumnya sehingga laporan-laporan keuangan
tersebut tidak dapat diandalkan lagi.
Dalam mengoreksi suatu kesalahan akuntansi, jumlah koreksi yang berhubungan dengan
periode sebelumnya harus dilaporkan dengan menyesuaikan baik Saldo Anggaran Lebih maupun
saldo ekuitas. Koreksi yang berpengaruh material pada periode berikutnya harus diungkapkan pada
catatan atas laporan keuangan.
Kesalahan ditinjau dari sifat kejadian dikelompokkan dalam 2 (dua) jenis:
(a) Kesalahan tidak berulang;
(b) Kesalahan berulang dan sistemik.

Kesalahan tidak berulang adalah kesalahan yang diharapkan tidak akan terjadi kembali,
dikelompokkan dalam 2 (dua) jenis:
(a) Kesalahan tidak berulang yang terjadi pada periode berjalan;
(b) Kesalahan tidak berulang yang terjadi pada periode sebelumnya.
Kesalahan berulang dan sistemik adalah kesalahan yang disebabkan sifat alamiah (normal) dari
jenis-jenis transaksi tertentu yang diperkirakan akan terjadi secara berulang. Contohnya adalah
penerimaan pajak dari wajib pajak yang memerlukan koreksi sehingga perlu dilakukan restitusi
atau tambahan pembayaran dari wajib pajak.
Setiap kesalahan harus dikoreksi segera setelah diketahui. Koreksi kesalahan yang tidak berulang
yang terjadi pada periode berjalan, baik yang mempengaruhi posisi kas maupun yang
tidak, dilakukan dengan pembetulan pada akun yang bersangkutan dalam periode berjalan, baik pada
akun pendapatan-LRA atau akun belanja, maupun akun pendapatan-LO atau akun beban. Koreksi
kesalahan yang tidak berulang yang terjadi pada periode-periode sebelumnya dan mempengaruhi
posisi kas, apabila laporan keuangan periode tersebut belum diterbitkan, dilakukan
dengan pembetulan pada akun yang bersangkutan, baik pada akun pendapatan- 20 LRA atau akun
belanja, maupun akun pendapatan-LO atau akun beban.

Koreksi kesalahan atas pengeluaran belanja (sehingga mengakibatkan penerimaan kembali


belanja) yang tidak berulang yang terjadi pada periode-periode sebelumnya dan menambah posisi
kas, apabila laporan keuangan periode tersebut sudah diterbitkan, dilakukan dengan pembetulan pada
akun pendapatan lain-lain–LRA. Dalam hal mengakibatkan pengurangan kas dilakukan dengan
pembetulan pada akun Saldo Anggaran Lebih.
Contoh koreksi kesalahan belanja:
a) yang menambah saldo kas yaitu pengembalian belanja pegawai tahun lalu karena salah
penghitungan jumlah gaji, dikoreksi dengan menambah saldo kas dan pendapatan lain-lain-LRA.
b) yang menambah saldo kas terkait belanja modal yang menghasilkan aset, yaitu belanja modal yang
di-mark-up dan setelah dilakukan pemeriksaan kelebihan belanja tersebut harus dikembalikan,
dikoreksi dengan menambah saldo kas dan menambah akun pendapatan lain-lain-LRA.
c) yang mengurangi saldo kas yaitu terdapat transaksi belanja pegawai tahun lalu yang belum
dilaporkan, dikoreksi dengan mengurangi akun Saldo Anggaran Lebih dan mengurangi saldo kas.
d) yang mengurangi saldo kas terkait belanja modal yang menghasilkan aset, yaitu belanja modal
tahun lalu yang belum dicatat, dikoreksi dengan 2 mengurangi akun Saldo Anggaran Lebih dan
mengurangi saldo kas.

Koreksi kesalahan atas perolehan aset selain kas yang tidak berulang yang terjadi pada periode-
periode sebelumnya dan menambah maupun mengurangi posisi kas, apabila laporan keuangan
periode tersebut sudah diterbitkan, dilakukan dengan pembetulan pada akun kas dan akun 7
aset bersangkutan.
Contoh koreksi kesalahan untuk perolehan aset selain kas:
· yang menambah saldo kas terkait perolehan aset selain kas yaitu pengadaan aset tetap yang di-
mark-up dan setelah dilakukan pemeriksaan kelebihan nilai aset tersebut harus dikembalikan,
dikoreksi dengan menambah saldo kas dan mengurangi akun terkait dalam pos aset tetap.
· yang mengurangi saldo kas terkait perolehan aset selain kas yaitu pengadaan aset tetap tahun lalu
belum dilaporkan, dikoreksi dengan menambah akun terkait dalam pos aset tetap dan
mengurangi saldo kas.

Koreksi kesalahan atas beban yang tidak berulang, sehingga mengakibatkan pengurangan
beban, yang terjadi pada periode-periode sebelumnya dan mempengaruhi posisi kas dan tidak
mempengaruhi secara material posisi aset selain kas, apabila laporan keuangan periode tersebut 20
sudah diterbitkan, dilakukan dengan pembetulan pada akun pendapatan lain-lain-LO. Dalam hal
mengakibatkan penambahan beban dilakukan dengan pembetulan pada akun ekuitas.
Contoh koreksi kesalahan beban:
· yang menambah saldo kas yaitu pengembalian beban pegawai tahun lalu karena salah penghitungan
jumlah gaji, dikoreksi dengan menambah saldo kas dan menambah pendapatan lain-lain-LO.
· yang mengurangi saldo kas yaitu terdapat transaksi beban pegawai tahun lalu yang belum
dilaporkan, dikoreksi dengan mengurangi akun beban lain lain-LO dan mengurangi saldo kas.

Koreksi kesalahan atas penerimaan pendapatan-LRA yang tidak berulang yang terjadi pada
periode-periode sebelumnya dan menambah maupun mengurangi posisi kas, apabila laporan
keuangan periode tersebut sudah diterbitkan, dilakukan dengan pembetulan pada akun kas dan akun
Saldo Anggaran Lebih.
Contoh koreksi kesalahan pendapatan-LRA:
· yang menambah saldo kas yaitu penyetoran bagian laba perusahaan 3negara yang belum masuk ke
kas Negara dikoreksi dengan menambah akun kas dan menambah akun Saldo Anggaran Lebih.
· yang mengurangi saldo kas yaitu pengembalian pendapatan dana alokasi umum karena kelebihan
transfer oleh Pemerintah Pusat, dikoreksi oleh: (1) pemerintah yang menerima transfer dengan
mengurangi akun Saldo Anggaran Lebih dan mengurangi saldo kas. (2) pemerintah pusat dengan
menambah akun saldo kas dan menambah Saldo Anggaran Lebih.

Koreksi kesalahan atas penerimaan pendapatan-LO yang tidak berulang yang terjadi pada periode
periode sebelumnya dan menambah maupun mengurangi posisi kas, apabila laporan keuangan periode
tersebut sudah diterbitkan, dilakukan dengan pembetulan pada akun kas dan akun ekuitas. Contoh
koreksi kesalahan pendapatan-LO:
· yang menambah saldo kas yaitu penyetoran bagian laba perusahaan negara yang belum masuk ke
kas negara dikoreksi dengan menambah akun kas dan menambah akun ekuitas.
· yang mengurangi saldo kas yaitu pengembalian pendapatan dana alokasi umum karena kelebihan
transfer oleh Pemerintah Pusat dikoreksi oleh: (1) pemerintah yang menerima transfer dengan
mengurangi akun Ekuitas dan mengurangi saldo kas. (2) pemerintah pusat dengan menambah akun
saldo kas dan menambah Ekuitas.

Koreksi kesalahan atas penerimaan dan pengeluaran pembiayaan yang tidak berulang yang
terjadi pada periode-periode sebelumnya dan menambah maupun mengurangi posisi kas, apabila
laporan keuangan periode tersebut sudah diterbitkan, dilakukan dengan pembetulan pada akun kas
dan akun Saldo Anggaran Lebih.
Contoh koreksi kesalahan terkait penerimaan pembiayaan:
· yang menambah saldo kas yaitu Pemerintah Pusat menerima setoran kekurangan pembayaran
cicilan pokok pinjaman tahun lalu dari Pemda A, dikoreksi oleh Pemerintah pusat dengan menambah
saldo kas dan menambah akun Saldo Anggaran Lebih.
· yang mengurangi saldo kas terkait penerimaan pembiayaan, yaitu pemerintah pusat mengembalikan
kelebihan setoran cicilan pokok pinjaman tahun lalu dari Pemda A dikoreksi dengan mengurangi akun
Saldo Anggaran Lebih dan mengurangi saldo kas.
Contoh koreksi kesalahan terkait pengeluaran pembiayaan:
· yang menambah saldo kas yaitu kelebihan pembayaran suatu angsuran utang jangka panjang
sehingga terdapat pengembalian pengeluaran angsuran, dikoreksi dengan menambah saldo kas dan
menambah akun Saldo Anggaran Lebih.
· yang mengurangi saldo kas yaitu terdapat pembayaran suatu angsuran utang tahun lalu yang
belum dicatat, dikoreksi dengan mengurangi saldo kas dan mengurangi akun Saldo Anggaran Lebih.

Koreksi kesalahan yang tidak berulang atas pencatatan kewajiban yang terjadi pada periode-
periode sebelumnya dan menambah maupun mengurangi posisi kas, apabila laporan keuangan
periode tersebut sudah diterbitkan, dilakukan dengan pembetulan pada akun kas dan akun kewajiban
bersangkutan . Contoh koreksi kesalahan terkait pencatatan kewajiban:
· yang menambah saldo kas yaitu adanya penerimaan kas karena dikembalikannya kelebihan
pembayaran angsuran suatu kewajiban dikoreksi dengan menambah saldo kas dan menambah akun
kewajiban terkait.
· yang mengurangi saldo kas yaitu terdapat pembayaran suatu angsuran kewajiban yang seharusnya
dibayarkan tahun lalu dikoreksi dengan menambah akun kewajiban terkait dan mengurangi saldo
kas.

Laporan keuangan dianggap sudah diterbitkan apabila sudah ditetapkan dengan undang-undang atau
peraturan daerah.
Koreksi kesalahan sebagaimana dimaksud tersebut di atas tidak berpengaruh terhadap pagu
anggaran atau belanja entitas yang bersangkutan dalam periode dilakukannya koreksi
kesalahan. Koreksi kesalahan sebagaimana dimaksud pada paragraf tersebut di atas tidak
berpengaruh terhadap beban entitas yang bersangkutan dalam periode dilakukannya koreksi
kesalahan. Koreksi kesalahan tidak berulang yang terjadi pada periode- periode sebelumnya dan tidak
mempengaruhi posisi kas, baik sebelum maupun setelah laporan keuangan periode tersebut
diterbitkan, pembetulan dilakukan pada akun-akun neraca terkait pada periode kesalahan ditemukan.
Contoh kesalahan yang tidak mempengaruhi posisi kas sebagaimana disebutkan pada paragraf adalah
pengeluaran untuk pembelian peralatan dan mesin (kelompok aset tetap) dilaporkan sebagai jalan,
irigasi, dan jaringan. Koreksi yang dilakukan hanyalah pada Neraca dengan mengurangi akun jalan,
irigasi, dan jaringan dan menambah akun peralatan dan mesin. Pada Laporan Realisasi Anggaran
tidak perlu dilakukan koreksi.
Kesalahan berulang dan sistemik seperti yang dimaksud pada paragraf 10 tidak
memerlukan koreksi, melainkan dicatat pada saat terjadi pengeluaran kas untuk mengembalikan
kelebihan pendapatan dengan mengurangi pendapatan-LRA maupun pendapatan-LO yang
bersangkutan. Koreksi kesalahan yang berhubungan dengan periode-periode yang lalu terhadap
posisi kas dilaporkan dalam Laporan Arus Kas tahun berjalan pada aktivitas yang
bersangkutan. Koreksi kesalahan diungkapkan pada Catatan atas Laporan Keuangan.

PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI


Para pengguna Laporan Keuangan perlu membandingkan laporan keuangan dari suatu entitas
pelaporan dari waktu ke waktu untuk mengetahui kecenderungan arah (trend) posisi keuangan,
kinerja, dan arus kas. Oleh karena itu, kebijakan akuntansi yang digunakan harus diterapkan secara
konsisten pada setiap periode. Perubahan di dalam perlakuan, pengakuan, atau
pengukuran akuntansi sebagai akibat dari perubahan atas basis akuntansi, kriteria kapitalisasi,
metode, dan estimasi, merupakan contoh perubahan kebijakan akuntansi.
Suatu perubahan kebijakan akuntansi harus dilakukan hanya apabila penerapan suatu kebijakan
akuntansi yang berbeda diwajibkan oleh peraturan perundangan atau standar akuntansi pemerintahan
yang berlaku, atau apabila diperkirakan bahwa perubahan tersebut akan menghasilkan informasi
mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, atau arus kas yang lebih relevan dan lebih andal dalam
penyajian laporan keuangan entitas.
Perubahan kebijakan akuntansi tidak mencakup hal-hal sebagai berikut:
· adopsi suatu kebijakan akuntansi pada peristiwa atau kejadian yang secara substansi berbeda dari
peristiwa atau kejadian sebelumnya; dan
· adopsi suatu kebijakan akuntansi baru untuk kejadian atau transaksi yang sebelumnya tidak ada
atau yang tidak material.

Timbulnya suatu kebijakan untuk merevaluasi aset merupakan suatu perubahan kebijakan
akuntansi. Namun demikian, perubahan tersebut harus sesuai dengan standar akuntansi terkait yang
telah menerapkan persyaratan-persyaratan sehubungan dengan revaluasi. Perubahan kebijakan
akuntansi harus disajikan pada Laporan Perubahan Ekuitas dan diungkapkan dalam Catatan atas
Laporan Keuangan.

Agar memperoleh Laporan Keuangan yang andal, maka estimasi akuntansi perlu disesuaikan antara
lain dengan pola penggunaan, tujuan penggunaan aset dan kondisi lingkungan entitas yang berubah.
Pengaruh atau dampak perubahan estimasi akuntansi disajikan pada Laporan Operasional
pada periode perubahan dan periode elanjutnya sesuai sifat perubahan. Sebagai contoh, perubahan
estimasi masa manfaat aset tetap berpengaruh pada LO tahun perubahan dan tahun-tahun selanjutnya
selama masa manfaat aset tetap tersebut.
Pengaruh perubahan terhadap LO periode berjalan dan yang akan datang diungkapkan dalam
Catatan atas Laporan Keuangan. Apabila tidak memungkinkan, harus diungkapkan alasan tidak
mengungkapkan pengaruh perubahan itu.

OPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN


Apabila suatu misi atau tupoksi suatu entitas pemerintah dihapuskan oleh peraturan, maka
suatu operasi, kegiatan, program, proyek, atau kantor terkait pada tugas pokok tersebut dihentikan.
Informasi penting dalam operasi yang tidak dilanjutkan, misalnya hakikat operasi, kegiatan, program,
proyek yang dihentikan, tanggal efektif penghentian, cara penghentian, pendapatan dan beban tahun
berjalan sampai tanggal penghentian apabila dimungkinkan, dampak sosial atau dampak pelayanan,
pengeluaran aset atau kewajiban terkait pada penghentian apabila ada—harus diungkapkan pada
Catatan atas Laporan Keuangan.
Agar Laporan Keuangan disajikan secara komparatif, suatu segmen yang dihentikan itu harus
dilaporkan dalam Laporan Keuangan walaupun berjumlah nol untuk tahun berjalan. Dengan
demikian, operasi yang dihentikan tampak pada Laporan Keuangan. Pendapatan dan beban operasi
yang dihentikan pada suatu tahun berjalan, di akuntansikan dan dilaporkan seperti biasa, seolah-
olah operasi itu berjalan sampai akhir tahun Laporan Keuangan. Pada umumnya entitas membuat
rencana penghentian, meliputi jadwal penghentian bertahap atau sekaligus, resolusi masalah legal,
lelang, penjualan, hibah dan lain-lain.
Bukan merupakan penghentian operasi apabila :
· Penghentian suatu program, kegiatan, proyek, segmen secara evolusioner/alamiah. Hal ini dapat
diakibatkan oleh demand (permintaan publik yang dilayani) yang terus merosot, pergantian
kebutuhan lain.
· Fungsi tersebut tetap ada.
· Beberapa jenis subkegiatan dalam suatu fungsi pokok dihapus, selebihnya berjalan seperti biasa.
Relokasi suatu program, proyek, kegiatan ke wilayah lain.
· Menutup suatu fasilitas yang ber-utilisasi amat rendah, menghemat biaya, menjual sarana operasi
tanpa mengganggu operasi tersebut.

TANGGAL EFEKTIF
Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) ini berlaku efektif untuk laporan atas
pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran mulai Tahun Anggaran 2010. Dalam hal entitas
pelaporan belum dapat menerapkan PSAP 14 ini, entitas pelaporan dapat menerapkan PSAP Berbasis
Kas Menuju Akrual paling lama 4 (empat) tahun setelah Tahun Anggaran 2010.

BAB XIV KEBIJAKAN AKUNTANSI KOREKSI KESALAHAN A. UMUM

1. Definisi

Koreksi merupakan tindakan pembetulan secara akuntansi agar akun/pos yang tersaji dalam laporan
keuangan entitas menjadi sesuai dengan yang seharusnya. Kesalahan merupakan penyajian
akun/pos yang secara signifikan tidak sesuai dengan yang seharusnya yang mempengaruhi laporan
keuangan periode berjalan atau periode sebelumnya. Sehingga koreksi kesalahan merupakan
tindakan untuk membetulkan kesalahan peyajian dalam suatu akun/pos. Koreksi kesalahan
diungkapkan pada Catatan atas Laporan Keuangan.

Ada beberapa penyebab bisa terjadinya kesalahan. Antara lain disebabkan karena keterlambatan
penyampaian bukti transaksi oleh pengguna anggaran, kesalahan hitung, kesalahan penerapan
standar dan akuntansi, kelalaian, dan lain-lain. Kesalahan juga bisa ditemukan di periode yang sama
saat kesalahan itu dibuat, namun bisa pula ditemukan pada periode di masa depan. Itulah sebabnya
akan ada perbedaan perlakuan terhadap beberapa kesalahan tersebut.

2. Klasifikasi
Ditinjau dari sifat kejadiannya, kesalahan dikelompokkan menjadi 2 (dua) jenis:

a. Kesalahan tidak berulang

Kesalahan tidak berulang merupakan kesalahan yang diharapkan tidak akan terjadi kembali.
Kesalahan ini dikelompokkan kembali menjadi 2 (dua) jenis:

1) Kesalahan tidak berulang yang terjadi pada periode berjalan;

2) Kesalahan tidak berulang yang terjadi pada periode sebelumnya.

Modul 2 - Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah 115

b. Kesalahan berulang

Kesalahan berulang merupakan kesalahan yang disebabkan sifat alamiah (normal) dari jenis-jenis
transaksi tertentu yang diperkirakan akan terjadi secara berulang. Misalnya penerimaan pajak dari
wajib pajak yang memerlukan koreksi sehingga perlu dilakukan restitusi atau tambahan pembayaran
dari wajib pajak.

B. PERLAKUAN

1. Kesalahan tidak berulang

a. Kesalahan tidak berulang yang terjadi pada periode berjalan

Kesalahan jenis ini, baik yang mempengaruhi posisi kas maupun yang tidak, dilakukan dengan
pembetulan pada akun yang bersangkutan dalam periode berjalan. Baik pada akun pendapatan LRA,
belanja, pendapatan LO, maupun beban.

Contoh : pengembalian pendapatan hibah yang diterima pada tahun yang bersangkutan kepada
pemerintah pusat karena terjadi kesalahan pengiriman oleh pemerintah pusat.
b. Kesalahan tidak berulang yang terjadi pada periode sebelumnya

Kesalahan jenis ini bisa terjadi pada saat yang berbeda, yakni yang terjadi dalam periode sebelumnya
namun laporan keuangan periode tersebut belum diterbitkan dan yang terjadi dalam periode
sebelumnya dan laporan keuangan periode tersebut sudah diterbitkan. Keduanya memiliki
perlakuan yang berbeda.

1) Koreksi - Laporan Keuangan Belum Diterbitkan

Apabila laporan keuangan belum diterbitkan, maka dilakukan dengan pembetulan pada akun yang
bersangkutan, baik pada akun pendapatan-LRA atau akun belanja, maupun akun pendapatan-LO
atau akun beban.

2) Koreksi - Laporan Keuangan Sudah Diterbitkan

Koreksi kesalahan atas pengeluaran belanja (sehingga mengakibatkan penerimaan kembali belanja)
yang tidak berulang yang terjadi pada

Modul 2 - Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah 116

periode-periode sebelumnya dan menambah posisi kas, apabila laporan keuangan periode tersebut
sudah diterbitkan (Perda/Perkada Pertanggungjawaban), dilakukan dengan pembetulan pada akun
pendapatan lain-lain–LRA. Dalam hal mengakibatkan pengurangan kas dilakukan dengan
pembetulan pada akun Saldo Anggaran Lebih.

Koreksi kesalahan atas penerimaan pendapatan yang tidak berulang yang terjadi pada periode-
periode sebelumnya dan menambah maupun mengurangi posisi kas, apabila laporan keuangan
periode tersebut sudah diterbitkan, dilakukan dengan pembetulan pada akun kas dan akun ekuitas.

Contoh : pengembalian pendapatan dana alokasi umum karena kelebihan transfer oleh Pemerintah
Pusat

2. Kesalahan berulang

Kesalahan berulang dan sistemik adalah kesalahan yang disebabkan sifat alamiah (normal) dari jenis-
jenis transaksi tertentu yang diperkirakan akan terjadi secara berulang. Contohnya adalah
penerimaan pajak dari wajib pajak yang memerlukan koreksi sehingga perlu dilakukan restitusi atau
tambahan pembayaran dari wajib pajak.
Kesalahan berulang tidak memerlukan koreksi melainkan dicatat pada saat terjadi pengeluaran kas
untuk mengembalikan kelebihan pendapatan dengan mengurangi pendapatan-LRA maupun
pendapatan-LO yang bersangkutan.

RANGKUMAN AKM 2 CHAPTER 22 Accounting for Changes and


Error Analysis

CHAPTER 22

Accounting for Changes and Error Analysis

1. Perubahan Akuntansi.
2. Perubahan Prinsip Akuntansi.
3. Perubahan Estimasi Akuntansi.
4. Perubahan Pelapor.
5. Koreksi Kesalahan tidak diklasifikasikan sebagai perubahan akuntansi.

1. Perubahan Prinsip Akuntansi.

 Melibatkan perubahan dari satu prinsip akuntansi yang berlaku umum untuk Prinsip
akuntansi yang berlaku umum lain.

Contoh: Perubahan dari metode garis lurus depresiasi ke sum-of-years’-digit

Metode.

 Sebuah perubahan tidak dianggap terjadi ketika sebuah prinsip baru diadopsi di

pengakuan peristiwa yang telah terjadi untuk pertama kalinya atau yang sebelumnya tidak
material.

Contoh:Memanfaatkan sewa padahal sebelumnya sewa tidak dikapitalisasi karena mereka


tidak material.

 Jika prinsip akuntansi yang sebelumnya diikuti tidak dapat diterima, atau jika prinsip itu
diterapkan secara tidak benar, perubahan ke prinsip akuntansi yang berlaku umum dianggap
sebagai koreksi kesalahan.

Contoh:Berubah dari memanfaatkan penelitian dan pengembangan untuk expensing itu.

 Perubahan prinsip akuntansi dianggap tepat hanya jika perusahaan menunjukkan bahwa
alternatif umumnya diterima akuntansi prinsip adalah lebih baik untuk yang sudah ada.
 Tiga pendekatan untuk melaporkan perubahan tersebut telah dipertimbangkan:
1. Retroaktif: Sebuah penyesuaian retroaktif tahun sebelumnya keuangan Laporan dibuat.
2. Sekarang : Efek kumulatif dari metode baru dihitung dan dilaporkan dalam laporan laba rugi
tahun berjalan.
3. Prospektif : Tidak ada perubahan yang dibuat dalam hasil yang dilaporkan sebelumnya.

 Kumulatif-Effect Type Perubahan Akuntansi.

Secara umum, perubahan di Prinsip akuntansi diperlakukan sebagai berikut:

 Pendekatan saat digunakan.


 Efek kumulatif dari perubahan tersebut dilaporkan dalam pendapatan
 Laporan keuangan sebelum tidak diubah.
 Laba sebelum pos luar biasa dan laba bersih dihitung secara forma disajikan seolah-olah
prinsip baru telah diterapkanselama seluruh periode yang terkena dampak.
 Retroaktif-Effect Type Akuntansi Perubahan:

Dalam lima situasi khusus,perubahan pada prinsipnya harus ditangani secara retroaktif.
Situasi ini adalah:

1. Perubahan dari metode LIFO.


2. Perubahan akuntansi untuk konstruksi-jenis kontrak jangka panjang.
3. Perubahan ke atau dari “penerbangan penuh” metode akuntansi dalam industri ekstraktif.
4. Penerbitan laporan keuangan oleh perusahaan untuk pertama kalinya untuk mendapatkan
modal tambahan, untuk efek kombinasi bisnis, atau untuk mendaftar sekuritas.
5. Kebutuhan oleh pernyataan profesional.

 Mengubah dengan metode LIFO:

Dalam situasi seperti itu, persediaan dasar-tahun untuk semua perhitungan LIFO berikutnya
adalah persediaan pembukaan di tahun metode ini diadopsi. Pengungkapan terbatas
menunjukkan Pengaruh perubahan pada hasil usaha pada periode perubahan.

Hal ini terutama karena sejumlah asumsi yang akan diperlukan untuk menghitung efek
perubahan.

1. Perubahan Estimasi Akuntansi: Perubahan tersebut ditangani secara prospektif karena


perkiraan dan revisi mereka merupakan bagian yang melekat dari akuntansi.

Contoh: Perubahan estimasi nilai sisa atau masa manfaat.

1. Setiap kali mustahil untuk menentukan apakah perubahan dalam prinsip atau perubahan
estimasi telah terjadi, perubahan harus dianggap sebagai perubahan estimasi.

Contoh:

Berubah dari memanfaatkan aset untuk membebankan karena estimasi perubahan hidup yang
berguna untuk kurang dari satu tahun.
2. Hati-hati perkiraan yang kemudian membuktikan perubahan yang tidak benar harus
dipertimbangkan estimasi dan tidak kesalahan.
3. Perubahan Pelapor: Perubahan tersebut harus dilaporkan oleh ulangan laporan keuangan
semua periode sebelumnya disajikan.

Contoh: Menyajikan laporan di tempat laporan dari masing-masing perusahaan.

1. Koreksi Error: Koreksi kesalahan harus ditangani sebagai sebelum penyesuaian periode.

Contoh: Membuat kesalahan matematika dalam penentuan beban penyusutan periode


sebelumnya itu.

1. Biaya Politik: Semakin besar perusahaan, semakin besar kemungkinan itu adalah untuk
mengadopsi penurunan pendapatan pendekatan dalam memilih metode akuntansi.
2. Struktur modal: Perusahaan dengan rasio tinggi utang terhadap ekuitas lebih cenderung
memilih metode akuntansi yang akan meningkatkan laba bersih.
3. Pembayaran Bonus: Manajemen akan memilih metode akuntansi yang memaksimalkan
pendapatan, jika bonus mereka terikat dengan pendapatan.
4. laba Halus: Untuk menghindari objek; perhatian politisi, regulator, dan pesaing perusahaan
kadang-kadang memilih akuntansi metode yang memberikan peningkatan bertahap
pendapatan.

1. Analisis Kesalahan.
1. Neraca Kesalahan. Hanya mempengaruhi aset, kewajiban, dan pemegang saham
ekuitas:

Contoh:Sebuah kesalahan klasifikasi aset.

2. Kesalahan Laporan Laba Rugi. Hanya mempengaruhi pendapatan dan beban.

Contoh: sebuah kesalahan klasifikasi dari akun pendapatan.

3. Neraca dan Laporan Laba Rugi Efek.


4. Kesalahan menyeimbangkan adalah mereka yang akan diimbangi atau dikoreksi lebih dari
dua periode.

Contoh: Kesalahan sehubungan dengan persediaan.

1. Jika buku telah ditutup:


2. Tidak ada entri yang diperlukan, jika kesalahan sudah diimbangi.
3. Jika kesalahan belum diimbangi, perlu masuk ke menyesuaikan dipertahankan laba.
4. Jika buku-buku belum ditutup.

Dalam menerapkan pedoman-pedoman ini tujuan utamanya adalah melayani pemakaian


laporan keuangan, untuk mencapai jasa semacam ini diperlukan ketepatan, pengungkapan
penuh dan tidak boleh ada informasi yang menyesatkan.
Perubahan prinsip akuntansi akan dianggap tepat, hanya apabila perusahaan menunjukkan
bahwa prinsip akuntansi alternatif yang berlaku umum yang telah diadopsi lebih disukai
daripada prinsip sebelumnya. Dalam menerapkan pedoman profesi akuntansi, preferensi
diantara prinsip akuntansi harus ditentukan atas dasar apakah prinsip yang baru dapat
memperbaiki pelaporan keuangan, bukan atas dasar dampak pajak penghasilan semata.
Namun tidaklah selalu mudah untuk menentukan ukuran atau perbaikan mana yang lebih
disukai.

BAB II
PERUBAHAN AKUNTANSI DAN ANALISIS KESALAHAN
Kerangka konseptual FASB menggambarkan komparabilitas termasuk konsistensi sebagai
salah satu kualitatif karakteristik yang berkontribusi terhadap kegunaan informasi akuntansi.
A. PERUBAHAN AKUNTANSI DAN ANALISIS KESALAHAN
 PERUBAHAN AKUNTANSI
 Perubahan dalam prinsip akuntansi
 Perubahan estimasi akuntansi
 Perubahan di perusahaan pelapor
 Koreksi kesalahan
 Ringkasan
 Motivasi untuk perubahan metode
 ANALISIS KESALAHAN
 Kesalahan neraca
 Kesalahan laporan laba rugi
 Neraca dan pendapatan kesalahan pernyataan
 Contoh komprehensif
 Penyusunan laporan dengan koreksi kesalahan
1) PERUBAHAN AKUNTANSI
Alternatif Akuntansi mengurangi komparabilitas informasi keuangan antara periode dan antar
perusahaan,Misalnya jika Ford merevisi perkiraan untuk peralatan masa manfaat,depresiasi
beban untuk tahun berjalan tidak akan sebanding dengan biaya penyusutan.Dengan demikian
pula,Office Max berubah menjadi FIFO persediaan harga sementara Staples menggunakan
LIFO,akan sulit untuk membandingkan hasil laporan perusahaan –perusahaan ini.Kerangka
pelaporan membantu melestarikan komparatif bila ada akuntansi yang berubah.
FASB telah membentuk kerangka pelaporan yang melibatkan tiga jenis:
a. Perubahan prinsip Akuntansi
Perubahan dari satu akuntansi yang berlaku umum prinsip satu sama lain.
Sebagai contoh,sebuah perusahaan dapat mengubah persediaan metode penilaian dari LIFO
ke biaya rata-rata.
b. Perubahan estimasi Akuntansi
Perubahan yang terjadi sebagai hasil dari informasi baru ataupengalaman tambahan.
Sebagai contoh,sebuah perusahaan dapat mengubah estimasi dari masa manfaat aset yang
dapat disusutkan.
c. Perubahan pelaporan Entitas
Sebuah perubahan dari pelaporan sebagai salah satu jenis entitas jenis lain dari entitas.
Sebagai contoh, mungkin perusahaan anak mengubah untuk menyusun laporan keuangan
konsolidasi.
Kategori keempat ini memerlukan perubahan akuntansi,meskipun tidak diklasifikasikan
sebagai perubahan akuntasi
d. Kesalahan dalam laporan keuangan
Hasil kesalahan dari kesalahan matematis,kesalahan dalam menerapkan prinsip-prinsip
akuntansi,atau pengawasan atau penyalahgunaan fakta yang ada ketika penyusunan laporan
keuangan.
Sebagai contoh sebuah perusahaan menerapkan metode persediaan enceran untuk
menentukan nilai persediaan akhirnya.
FASB mengklasifikasikan perubahan dalam kategori ini karena masing-masing kategori
melibatkan metode yang berbeda mengenai perubahan dalam laporan keuangan.
2) PERUBAHAN PRINSIP AKUNTANSI
Menurut definisi,perubahan prinsip akuntansi melibatkan perubahan dari satu umumnya
menerima prinsip akuntansi yang lain.Misalnya,sebuah perusahaan mungkin mengubah dasar
harga persediaan dari biaya rata-rata untuk LIFO.Atau mungkin berubah metodenya
pengakuan pendapatan untuk kontrak konstruksi jangka panjang dari menyelesaikan kontrak
dengan metode penyelesaian persentasi.perusahaan harus hati –hati memeriksa setiap
keadaan untuk memastikan bahwa perubahan dalam prinsip sebenarnya telah terjadi Adopsi
prinsip baru.Sebagai pengakuan atas peristiwa yang telah terjadi untuk pertama kalinya atau
yang sebelumnya imaterial bukan akuntansi perubahan.Misalnya,perubahan dalam prinsip
akuntansi belum terjadi ketika sebuah perusahaan mengadopsi metode persediaan
misalnya,FIFO untuk barang-barang yang baru diperoleh dari persediaan,bahkan jika FIFO
berbeda dari yang digunakan untuk persediaan direkam sebelumnya.Contoh lain adalah
pengeluaran pemasaran tertentu yang sebelumnya tidak material dan dibebankan pada
mendasari konsep.Sementara perubahan akuntansi mungkin meningkatkan karakteristik
kualitatif kegunaan,perubahan ini mungkin mempengaruhi karakteristik komparatif dan
konsistensi.Profesi mengangagap perubahan ke prinsip akuntansi yang berlaku umum koreksi
kesalahan.Sebagai contoh,beralih dari uang tunai(pajak penghasilan)dasar akuntansi basi
akrual merupaka koreksi kesalahan.Atau,jika perusahaan dikurangi nilai sisa ketika
menghitung menurun ganda penyusutan aset tetap dan kemudian menghitung ulang
penyusutan tanpa dikurangi estimasi nilai sisa.
Ada tiga pendekatan yang memungkinkan untuk melaporkan perubahan dalam prinsip
akuntansi
 Laporan saat ini berubah
Dalam pendekatan ini,perusahaan melaporkan efek kumulatif dari perubahan laporan laba
rugi tahun berjalan sebagai item yang tidak teratur.
Efek kumulatif adalah perbedaan pendapatan tahun sebelumnya antara baru diadopsi dan
metode akuntansi sebelumnya.Dalam pendekatan ini,pengaruh perubahan pada sebelumnya
pendapatan tahun hanya muncul dalam laporan laba rugi tahun.Perusahaan tidak mengubah
laporan keuangan tahun sebelumnya.
 Laporan perubahan retrospektif
Penerapan secara retrospektif mengacu pada aplikasi dari prinsip akuntansi yang berbeda
untuk menyusun kembali diterbitkan sebelumnya laporan keuangan
 Laporan perubahan prospektif (dimasa depan)
Dalam pendekatan ini,dilaporkan sebelum hasilnya tetap.Akibatnya,perusahaan tidak
menyesuiakan membuka saldo untuk mencerminkan berubah pada prinsipnya.
FASB mengharuskan perusahaan menggunakan pendekatan retrospektif,mengapa?
Karena memberikan pengguna laporan keuangan dengan informasi yang lebih
berguna daripada kumulatif efek.
IFRS(IAS 8) umumnya membutuhkan aplikasi retrospektif dengan tahun sebelumnya untuk
perubahan akuntansi.Namun,IAS 8 memungkinkan metode prospektif jika sebuah perusahaan
tidak bisa cukup menentukan jumlah yang menyatakan kembali periode sebelumnya.
3) PENDEKATAN PERUBAHAN AKUNTANSI RETROSPEKTIF
Sebuah anggapan yang ada bahwa setelah perusahaan mengadopsi prinsip
akuntasi,seharusnya tidak berubah.Anggapan itu dapat dimengerti.mengingat gagasan bahwa
penggunaan konsisten dari prinsip akuntansi meningkatkan kegunaan laporan
keuangan.Namun lingkungan terus berubah dan perusahaan berubah sebagai tanggapan.
Seperti,opsi saham pertukaran aset non moneter,dan derivatif menunjukkan bahwa perubahan
dalam prinsip akuntansi akan terus terjadi.Ketika perubahan prinsip akuntansi sebuah
perusahaan,harus melaporkan perubahan dengan menggunakan penerapan retrospektif.
Secara umum yang harus dilakukan :
o Menyesuaikan laporan keuangan untuk setiap periode lalu disajikan.informasi pernyataan
tentang periode sebelumnya adalah atas dasar yang sama sebagai prinsip akuntsni baru.
o Ini menyesuikan nilai tercatat aset dan kewajiban pada awal tahun disajikan.Dengan
demikian,untuk menghitung perkiraan efek kumulatif pada periode sebelum yang disajikan
dari perubahan prinsip yang baru.Perusahaan juga membuat penyesuaian untuk mengimbangi
saldo awal dari saldo laba atau kompone lain yang sesuai dari ekuitas atau aset berish pada
awal tahun disajiakan.
Sebagai contoh,asumsikan bahwa target memutuskan untuk mengubah metode penilaian
persediaan pada tahun 2012 dari metode persediaan eceran (FIFO)untuk persediaan eceran
(BIAYA RATA-RATA).Ini memberiakan informasi komparatif untuk tahun 2010 dan 2011
berdasarkan metode baru.Sasaran akan menyesuiakan aset,kewajiban,dan laba ditahan untuk
periode sebelum 2010 dan melaporkan jumlah tersebut dalam laporan keuangan2010,ketika
mempersiapkan komparatif laporan keuangan.
4) PERUBAHAN RETROSPEKTIF AKUNTANSI:KONTRAK JANGKA PANJANG
Untuk menggambarkan pendekatan retrospektif,menganggap bahwa denso perusahaan tela
memperhiungkan untuk pendapatan dari kontrak konstruksi jangka panjang dengan
menggunakan metode kontrak manajemen.Pada tahun 2012,perusahaan berubah dengan
metode persentasi penyelesaian.Pendakatan ini memberikan ukuran yang lebih tepat
pendapatan diterima.Untuk tujaun pajak,perusahaan menggunakan metode selesai kontrak
dan rencana untuk terus melakukannya dimasa depan.(asumsi 40% tarif pajak yang berlaku)
ILLUSTRASI
METODE DIISI KONTRAK
PERUSAHAAN DENSON
LABA RUGI
UNTUK AKHIR TAHUN 31DESEMBER

NO TAHUN 2010 2011 2012


1 Laba sebelum pajak penghasilan $400.000 $160.000 $190.000
2 Pajak penghasilan $160.000 $64.000 $76.000
3 Laba bersih $240.000 $96.000 $114.000

METODE PERSENTASE PENYELESAIAN


PERUSAHAAN DENSON
LABA RUGI
UNTUK AKHIR TAHUN 31 DESEMBER

NO TAHUN 2010 2011 2012


1 Laba sebelum pajak penghasilan $600.000 $180.000 $200.000
2 Pajak penghasilan $240.000 $72.000 $80.000
3 Laba bersih $360.000 $108.000 $120.000
5) Pelaporan perubahan dalam prinsip
Pengungkapan perubahan akuntansi khususnya penting.Pengguna laporan keuangan ingin
informasi yang konsisten dari satu periode ke periode berikutnya.Konsistensi tersebut
memastikan kegunaan laporan keuangan.
Persyaratan pengungkapan utama adalah sebagai berikut:
i. Sifat dan alasan perubahan prinsip akuntansi tersebut,ini harus mencakup
penjelasan mengapa prinsip akuntansi yang baru diterapkan adalah lebih baik.
ii. Metode menerapkan perubahan antara lain

B. PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI


Untuk mempersiapkan laporapan keuangan,perusahaan harus memperkirakan dampak masa
depan kondisi dan peristiwa.
Misalnya,item berikut memerlukan estimasi
1. Piutang tak tertagih
2. Uang persediaan
3. Masa manfaat dan nilai sisa aset
4. Periode benefit oleh biaya yang ditangguhkan
5. Kewajiban untuk biaya garansi dan pajak penghasilan
6. Cadangan mineral dipulihkan
7. Perubahan metode penyusutan
Perusahaan kadang –kadang sulit untuk membedakan antara perubahan estimasi dan
perubahan dalam prinsip akuntansi,apakah perubahan dalam prinsip atau perubahan estimasi
ketika sebuah perusahaan berubah dari menunda dan amortisasi biaya pemasaran untuk
membedakan
C. PERUBAHAN PELAPORAN ENTITY
Kadang –kadang perusahaan melakukan perubahan yang menghasilkan entitas pelaporan
yang berbeda,perusahaan melaporkan perubahan dengan mengubah laporan keuangan dari
semua periode lalu disajikan.Laporan yang telah direvisi menunjukkan informasi keuangan
,untuk pelaporan entitas baru untuk seluruh periode.
Contoh perubahan dalam pelaporan entitas adalah sebagai berikut:
1. Menyajikan laporan ditempat laporan masing- masing perusahaan.
2. Mengubah spesifik anak yang merupakan kelompok perusahaan dimana entitas menyajikan
laporan keuangan konsolidasi.
3. Mengubah perusahaan yang termasuk dalam laporan gabungan finansial.
4. Mengubah metode biaya,ekuitas atau konsolidasi akuntansi untuk anak perusahaan dan
investment.
D. KOREKSI KESALAHAN
Beberapa kesalahan dalam pengendalian internal yang bisa mengakibatkan kesalahan yang
lebih signifikan.
Secara umum,kesalahan akuntansi meliputi jenis berikut:
1. Perubahan dari prinsip akuntansi yang tidak berlaku umum untuk akuntansi prinsip yang
dapat diterima.
2. Kesalaha matematika,seperti salah menjumlahkan menghitung lembaran persediaan ketika
menghitung nalai persediaan.
3. Perubahan estimasi yang terjadi karena perusahaan tidak mempersiapkan perkiraan dalam
itikad baik.
4. Sebuah pengawasan,seperti kegagalan untuk bertambah atau menunda biaya dan pendapatan
tertentu pada akhir periode.
5. Sebuah penyalahgunaan fakta,seperti kegagalan untuk menggunakan nilai sisa dalam
menghitung penyusutan.
6. Klasifikasi yang salah dari biaya sebagai beban bukan aset dan sebaliknya,kesalahan
akuntansi terjadi karena berbagai alasan.
7. See mark L.deford dan james jiambalvo,”insiden dan keadaan kesalahan akuntansi;”the
accounting ulasan(juli 1991)untuk contoh berbagai jenis kesalahan dan mengapa kesalahan
ini mungkin terjadi.

E. IKHTISAR PERUBAHAN AKUNTANSI DAN KOREKSI KESALAHAN


Ringkasan pedoman perubahan akuntansi dan kesalahan perubahan dalam prinsip akuntansi
memperkerjakan pendekatan retrospektif oleh:
a) Mengganti laporan keuangan dari semua periode lalu disajikan.
b) Pengungkapan pada tahun perubahan efek pada laba bersih dan laba per saham untuk seluruh
periode sebelumnya disajiakan.
c) Pelaporan penyesuaian awal saldo laba saldo dalam laporan laba ditahan pada tahun
disajikan
Perubahan estimasi akuntansi memperkerjakan pendekatan saat ini dan calon oleh:
• Pelaporan laporan keuangan saat ini dan masa depan atas dasar baru.
• Menyajikan laporan keuangan periode sebeum seperti yang dilaporkan sebelumnya.
• Membuat tidak ada penyesuaian terhadap saldo pembukaan periode saat ini untuk efek pada
periode sebelumnya.
Perubahan diperusahaan pelapor memperkerjakan pendekatan retrospektif oleh:
• Ulangan pelaporan keungan dari semua periode lalu disajikan.
• Pengungkapan pada tahun perubahan efek pada laba bersih pada pendapatan data per saham
untuk semua sebelumnya periode yang disajikan.
Perubahan karena kesalahan memperkerjakan pendekatan penyajian kembali oleh:
• Memperbaiki semua pernyataan periode lalu disajikan.
• Ulangan saldo awal ,saldo laba untuk periode pertama disajikan saat kesalahan efek terjadi
pada periode sebelum periode pertama disajikan.

PERUBAHAN AKUNTANSI DAN


ANALISIS KESALAHAN

PERUBAHAN AKUNTANSI

IASB telah menetapkan kerangka kerja pelaporan yang mencakup tiga jenis perubahan akuntansi.
Tiga jenis perubahan akuntansi adalah :
1. Perubahan Prinsip Akuntansi. Prubahan dari satu prinsip akuntansi yang berlaku umum ke prinsip
akuntansi yang berlaku umum lainnya. Sebagai contoh, perunahan metode penilaian persediaan dari
LIFO menjadi biaya rata-rata.
2. Perubahan Estimasi Akuntansi. Perubahan yang terjadi sebagai akibat dari informasi baru atau
diperolehnya pengalaman tambahan. Contohnya adalah perubahan estimasi umur manfaat aktiva
yang dapat disusutkan
3. Perubahan Entistas Pelaporan. Perubahan dari pelaporan sebagai satu jenis entitas ke jenis entitas
lainnya. Sebagai contoh, perubahan anak perusahaan spesifik dalam satu kelompok perusahaan di
mana laporan keuangan konsolidasi disusun.

Kategori keempat membutuhkan perubahan akuntansi, walaupun hal ini tidak diklasifikasikan
sebagai perubahan akuntansi :

4. Kesalahan-Kesalahan dalam Laporan Keuangan. Kesalahan yang terjadi sebagai akibat dari
kesalahan matematis, keslahaan penerapan prinsip akuntansi, atau kelalaian atau penyalahgunaan
fakta yang ada pada saat laporan keuangan disusun. Contohnya adalah penerapan metode
persediaan eceran yang tidak tepat dalam menentukan persediaan akhir

PERUBAHAN PRINSIP AKUNTANSI

Perubahan prinsip akuntansi melibatkan perubahan dari satu prinsip ekonomi yang berlaku umum
ke yang lainnya. Pengujian yang seksama harus dilaksanakan dalam setiap situasi ini untuk
memastikan bahwa perubahan prinsip memang telah terjadi. Akhrinya, jika prinsip akuntansi yang
sebelumnya diikuti tidak dapat diterima atau jika prinsip itu diterapkan secara tidak benar, maka
perubahan ke prinsip akuntansi yang berlaku umum dianggap sebagai koreksi kesalahan
Perpindahan dari akuntansi dasar kas atau pajak penghasilan ke dasar akrual dianggap juga sebagai
koreksi kesalahan.

Tiga oendekatan berikut telah disarankan untuk melaporkan perubahan prinsip akuntans :

1. Pelaporan Perubahan pada Periode Berjalan. Pengaruh kumulatif adalah perbedaan laba tahun
sebelumnya antara metide baru dan metode lama. Penyesuaian ini kemudian dilaporkan hanya
dalam laporan laba rugi tahun berjalan. Perusahan tidak mengubah laporan keuangan tahun
sebelumnya.
2. Pelaporan Perubahan Secara Retrospektif. Penyesuaian Retrospektif atas laporan keuangan akan
menyusun kembali laporan keuangan tahun sebelumnya atas dasar yang konsisten dengan prinsip
yang baru ditetapkan. Perusahaan menyajikan pengaruh kumulatif dari perubahan sebagai
penyesuaian atas laba ditahan awal tahun paling awal yang disajikan dalam laporannya.
3. Pelaporan Perubahan secara Prospektif (di masa depan). Pada pendekatan ini, hasil yang telah
dilaporkan sebelumnya biasanya tidak diubah. Saldo awal tidak perlu disesuaikan. Pendukung
pendekatan ini berargumen bahwa seteah manajemen menyajikan laporan keuangan berdasarkan
prinsip akuntansi yang dapat diterima, maka laporan tersebut sudah final, manajemen tidak dapat
mengubah peirode sebelumnya dengan menerapkan prinsip baru.

Pendekatan Perubahan Akuntansi Retrospektif

Ketika perushaan mengubah satu prinsip akuntansi, perubahan tersebut sebaiknya dilaporkan
dengan aplikasi retrospektif. Secara umum, perusahaan tersebut harus melakukan hal-hal berikut ini
:

1. Perusahaan mengoreksi laporan keuangannya pada setiap periode yang tercakup. Maka, informasi
laporan keuangan terkait periode terdahulu akan berdasar pada prinsip akuntansi yang baru
2. Perusahaan mengoreksi nilai pindah buku atas aktiva kewajiban terhitung awal tahun petama yang
menckup dalam laporan. Maka, akun-akun tersebut mencerminkan pengaruh kumulaitf pada
periode-periode terdahulu akibat perubahan pada periode-periode yang lebih baru. Perusahan juga
melakukan koreksi pengimbang (offset) terhadap neraca pembukuan atas akun laba ditahan atau
kompnen relevan lainnya dalam ekuitas pemegang saham atau akiva bersih terhitng awal tahun
pertama yang tercantum dalam laporan.
Melaporkan Perubaahan Prinsip Akuntansi

Pengungkapan perubahan akuntansi sangatlah penting. Para pemakai laporan keuangan


menginginkan informasi konsisten dari satu periode ke periode berikutnya. Konsisten seperti ini
menjamin manfaat laporan keuangan. Persyaratan pengungkapan utama disajikan berikut ini :

1. Sifat dan alasan perubahan prinsip akuntansi tersebut. Bagian ini harus menyerahkan penjelasan
mengenai kelebihan prinsip akuntansi baru tersebut.
2. Metode penerapan perubahan tersebut, dan :
 Deskripsi, informasi periode terdahulu yang telah dikoreksi secara retrospektif
 Pengaruh perubahan tersebut terhadap laba operasi yang berlanjut, laba bersih setiap item dalam
satu bagian yang ikut berpengaruh dan setiap nlai per saham yangvterpengaruh dalam periode
berajalan dan salam stiap periode terdahulu yang terkoreksi secara retrospektif
 Pengaruh kumulatif perubahan terhadap laba ditahan atau komponen ekuitas atau aktiva bersih
dalam laporan posisi keuangan tehitung periode paling terdahulu yang tercatat didalamnya.

Penyesuaian Laba Ditahan

Salah satu syarat pengungkapan adalah penyajian pengaruh kumulatif dari perubahan akuntansi
terhadap nilai laba ditahan terhitung awal periode paling terdahulu yang termasuk dalam laporan.

Pengaruh Langsung

IASB berketetapan bahwa perusahaan harus menetapkan pengaruh langsung perubahan prinsip
akuntansi secara retrospektif. Contohnya, pengaruh langsung berupa koreksi neraca persediaan
akibat perubahan metode penilaian persediaan.

Pengaruh Tidak Langsung

Selain pengaruh langsung, perusahaan juga dapat mengakami pengaruh tidak langsung terkait
perubaha prinsip akuntansi. Pengaruh tidak langsung adalah semua perubahan atas arus kas
erusahaan pada periode berjalan atau masa depan yang disebabkan oleh perubehan prinsip
akuntansi yang diterapkan secara retrospektif. Contohnya, pengaruh tidak langsung berupa
perubahan pembagian laba atau pembayaran royalty yang bergantung pada nilai dalam laporan
seperti pendapatan atau laba bersih. Pengaruh tidak langsung tidak mengubah nilai-nilai dalam
laporan pada periode terdahulu.

Ketidakpraktisan
Penerapan retrospektif dianggap tidak praktis jika perusahaan tidak dapat menentukan pengarub
periode terdahulu bahkan setelah mengusahakan semua cara yang masuk akal. Perusahan tidak
boleh memakai penerapan retrospektif bila memenuhi salah satu kondisi berikut ini :

1. Perusahaan tidak dapat menentukan pengaruh penerapan retrospektif


2. Penerapan retrospektif memerlukan penetapan asumsi-asumsi mengenai rencana kerja pihak
manajemen pada perode terdahulu
3. Penerapan retrospektif memerlukan estimasi-estimasi signifikan terkait periode terdahulu dan
perusahaan tidak dapat secara objektif mengesahkan informasi yang diperlukan dalam menetapkan
estimasi-estimasi tersebut

PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI

Penyusunan laporan keuangan memerlukan estimasi dampak dari kondisi-kondisi dan peristiwa di
masa dtang. Berikut ini adalah contoh pos-pos yang memerlukan estimasi

 Piutang tak tertagih


 Keusangan Persediaan
 Umur manfaat dan nilai sisa aktiva
 Periode yang menerima manfaat dari biaya yang ditangguhkan
 Kewajiban untuk biaya garansi dan pajak penghasilan
 Cadangan mineral yang dapat dipulihkan kembali
 Perubahan metode penyusutan
Perubahan estimasi harus ditangani secara propektif. Yaitu, tidak ada perubahanyang harus dibuat
dalam hasil yang dilaporkan sebelumnya. Jadi, pengaruh dari semua perubahan estimasi
diperhitungkan pada (1) periode perubahan jka perubahan itu hanya mempengaruhi periode
bersangkutan atau (2) perubahan periode dan periode di masa datang jika perubahan tersebut
mempengaruhi keduanya. Akibatnya perubahan estimasi dipandang sebagai koreksi atau
penyesuaian normal yang berulang, hasil alami dari proses akuntansi dan perlakuan retrospektif
dilarang.

Contoh terkait perubahan estimasi yang dipengaruhi oleh perubaha prinsip akuntansi berupa
perubahan metode penyusutan (berikut amortisasi dan deplesi). Karena perusahaan mengubah
metode penyusutan betrdasarkan perubahan estimasi laba masa depan aktiva berumur panjang,
tidaklah mungkin memisahkan pengaruh perubahan prinsip akuntansi dari perubahan estimasi
tersebut. Kesimpulannya perusahaan memperhitungkan perubahan metode penyusutan sebagai
perubahan estimasi yang dipengaruhi oleh perubahan prinsip akuntasi.

PELAPORAN PERUBAHAN DALAM ENTITAS

Suatu perubahan akuntansi yang terjadi pada laporan keuangan yang sebenarnya merupakan
laporan dari entitas berbeda harus dilaporkan dengan menyatakan kembali laporan keuangan yang
disajikan selama periode sebelumnya, guna menunjukkan informasi keuangan bagi entitas pelaporan
yang baru selama semua periode.

Contoh perubaahan dalam entitas pelaporan :

1. Menyajikan laporan konsolidasi untuk menggantikan laporan dari kelompok perusahaan individual
2. Mengubah anak perusahaan tertentu yang terdiri dari kelompok perusahaan di mana laporan
keuangan konsolidasi disajikan
3. Mengubah perusahaan yang termasuk dalam laporan keuangan gabungan
4. Perubahan metode akuntansi biaya, ekuitas atau konsolidasi untuk anak perusahaan dan investasi.
Perubahan dalam entitas pelapran bukan berasal dari penciptaan, pemutusan, pembelian, disposisi
anak perusahaan atau unti bisnis lainnya.

PELAPORAN KOREKSI KESALAHAN

Kesalahan tertentu, misalnya mengkasifikasikan neraca dalam laporan keuangan tidak sesignifikan
bagi investor dibanding kesalahan lain. Kesalahan signifikan akan menyebabkan lebih saji atas aktiva
atau laba. Namun para investor perlu mengetahui potensi pengaruh dari semua kesalahan. Bahkan
mengklasifikasikan yang “tidak berbahaya” dapat berpengaruh rasio yang penting. Dan juga
kesalahan tertentu dapat menandakan kelemahan dalam kendali internal yang dapat memicu
kesalahan lain yang lebih signifikan.

Berikut ini adalah contoh-contoh dari kesalahan akuntansi :

1. Perubahan dari prinsip akuntansi yang tidaka berlaku umum ke prinsip akuntansi yang berlaku
umum. Dasar pemikiran dari hal ini adalah bahwa periode sebelumnya telah disajikan secara tidak
benar. Contoh, perubahan dari akuntansi dasar kas atau pajak ke penghasilan dasar akrual
2. Kesalahan matematis yang diakibatkan oleh penjumlahan, pengurangan, dan sebagainya. Contoh,
penjumlahan kartu perhitungan persediaan yang salah dalam menentukan nilai persediaan
3. Perubahan estimasi yang terjadi karena estimasi-estimasi itu tidak dibuat dengan jujur. Contoh,
penggunaan tariff penyusutan yang secara jelas tidak realistis
4. Kelalaian, seperti kegagalan untuk megakrualkan atau menangguhkan beban atau
pendapatanntertentu di akhir periode
5. Penggunaan fakta yang tidak benar, seperti kegagalan untuk menggunakan nilai sisa dalam
menghitung dasar penyusutan untuk pendekatan garis lurus
6. Klasifikasi biaya yang tidak tepat sebagai beban dan bukan sebagai aktiva serta sebaliknya.

Laporan Periode Tunggal

Neraca tahun bersangkutan atau tahun berjalan tidak akan menyatakan kewajiban pajak yang
ditangguhkan terkait bangunan dan akun Akumulasi Penyusutan, Bangunan kini dilaporkan ulang
dengan nilai yang lebih besar. Laporan Laba Rugi tidak akan terpengaruh.

Laporan Komparatif

Jika laporan keuangan komparatif dibuat, maka penyesuaian harus dilakukan guna mengkoreksi
jumlah semua akun yang terpengaruh yang dilaporkan dalam laporan keuangan untuk semua
periode pelaporan. Data dari setiap tahun yang telah disajikan harus dinyatakan kembali sampai
benar dan setiap penyesuaian susulan harus ditampilkan sebagai penyesuaian periode sebelumnya
atau laba ditahan selema periode terdahulu dilaporkan.

IKHTISAR PERUBAHAN AKUNTANSI DAN KOREKSI KESALAHAN


Perkembangan pedoman untuk pelaporan perubahan akutansi dan koreksi kesalahan telah
membantu memecahkan beberapa masalah akuntansi yang signifikan dan sudah lama.

Perubahan prinsip akuntansi akan dianggap tepat hanya apabila perusahaan menunjukkan bahwa
prinsip akuntansi alternative yang berlaku umum yang telah diadopsi lebih disukai daripada prinsip
sebelumnya. Dalam menerapkan pedoman profesi akuntansi, preferensi di antara prinsip akuntansi
harus ditentukan atas dasar apakah prinsip yang baru dapat mem[erbaiki pelaporan keuangan bukan
atas dasar dampak pajak penghasila semata.

MOTIVASI UNTUK MENGUBAH METODE AKUNTANSI

Suatu angka laba yang menguntungkan dapat mempengaruhi investor dan posisi likuiditas
yang kuat yang dapat mempengaruhi kreditor. Akan tetapi, angka laba yang terlalu menguntungkan
dapat member amunisi kepada para negosiator serikat pekerja dan pembuat kebijakan pemerintah
selama membicarakan tawar-menawar. Oleh sebab itu, para manajer mungkin memiliki motif laba
yang berbeda-beda tergantung pada waktu dan siapa yang ingin mereka pengaruhi.

Penelitian yang dilakukan telah memberikan masukan tambahan tentang mengapa


perusahaan lebih memilih metode akuntansi tertentu. Beberapa alasannya adalah sebagai berikut:

1. Biaya Politik. Semakin besar perusahaan dan terlihat lebih bersifat politis, semakin besar para politis
serta pembuat peraturan mencurahkan perhatian kepada perusahaan tersebut.
2. Struktur Modal. Sejumkah studi telah mengindikasikan bahwa struktur modal perusahaan dapat
mempengaruhi pemilihan metode akuntansi. Sebagai contoh, perusahaan dengan rasio hutang
terhadap ekuitas yang tinggi akan sangat tergantung pada perjanjian hutang.
3. Pembayaran Bonus. Jika pembayaran bonus dilakukan kepada manajemen berkaitan dengan laba,
maka dapat dikatakan bahwa manajemn akan memilih metode akuntansi yang memaksimalkan
pembayaran bonus mereka
4. Memperlancar Laba. Kenaikan laba yang substansial dapat mengundang perhatian dari para politisi,
pembuat peraturan, dan pesaing. Selain itu kenaikan laba yang besar juga dapat menciptakan
masalah bagi manajemen karena hasil yang sama akan sulit dicapau pada tahun berikutnya.

ANALISIS KESALAHAN
Dalam kenyataannya, mendefinisikan materialitas adalah sulit, dan pengalaman serta pertimbangan
harus digunakan untuk menentukan apakah perlu melakukan penyesuaian atas kesalahan tertentu.
Semua kesalahan yang dibahas dalam bagian ini diasumsikan material dan membutuhkan
penyesuaian.

KESALAHAN-KESALAHAN DALAM NERACA

Kesalahan-kesalahan ini hanya akan mempengaruhi penyjian akun aktiva, kewajiba atau
ekuitas pemegang saham. Contohnya adalah klasifikasi piutang jangka pendek sebagai bagian dari
investasi, klasifikasi wesel bayar sebagai hutang usaha dan klasifikasi aktiva pabrik sebagai
persediaan.

Reklasifikasi atas pos-pos tersebut ke posisi yang benar diperlukan apabila kesalahan
ditemukan. Jika laporan komparatif yang mencakup tahun kesalahan telah dibuat, maka neraca
untuk tahun kesalahan tersebut akan dinyatakan kembali secara benar.

KESALAHAN-KESALAHAN DALAM LAPORAN LABA-RUGI

Kesalahan-kesalahan ini hanya akan mempengaruhi penyajian akun-akun nominal dalam laporan
laba rugi. Kesalahan-kesalahan yang melibatkan klasifikasi yang tidak benar atas pendapatan atau
beban, seperti mencatat pendpatan bunga sebagai bagian dari penjualan, pembelian sebagai beban
piutang ragu-ragu dan beban penyusutan sebagai beban bunga. Kesalahan klasifikasi dalam laporan
laba rugi tidak memiliki pengaru terhadap neraca dan laba bersih.

KESALAHAN DALAM NERACA DAN LAPORAN LABA RUGI

Kesalahan yang saling menyeimbangkan adalah kesalahan yang akan dioffset atau dikoreksi selama
dua periode. Yang kedua ada Kesalahan yang tidak saling menyeimbangkan yaitu kesalahan yang
tidak dioffset dalam periode akuntansi berikutnya. Misalnya, tidak megkapitalisasi peralatan yang
memiliki unur manfaat 5 tahub. Jika kita langsung membebankan aktiva ini maka beban akan
dinyatakan terlalu tinggi dalam periode pertama, tetapi dinyatakan terlalu rendah pada empat
periode berikutnya. Pada akhir periode kedua, dampak kesalahan itu tidak sepenuhnya dioffset.
Laba bersih dinyatakan dengan benar hanya secara agregat pada akhir tahun ke 5, karena aktiva
telah disusutkan sepenuhnya. Jadi, kesalahan yang tidak saling menyeimbangkan adalah kesalahan
yanh memerlukan lebih dari 2 periode untuk mngoreksinya.

PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN DENGAN KOREKSI KESALAHAN

Sampai saat ini, pembahasan tentang analisis kesalahan lebih ditujukan pada identifikasi jenis
kesalahan yang terlibat dan akuntansi untuk mengoreksinya dalam catatan akuntansi. Koreksi
kesalahan harus disajikan pada laporan keuangan komparatif.

Você também pode gostar