Você está na página 1de 4

1.

PENERAPAN ETIKA BISNIS DALAM PERUSAHAAN

Beberapa perusahaan terkemuka sekarang ini sudah mempunyai Code of Conduct dan
juga sudah mempunyai kode etika perusahaan yang dipatuhi oleh semua karyawan.
Sebagai proses, sistem, struktur, dan aturan yang memberikan suatu nilai tambah bagi
perusahaan good coporate governance memiliki prinsip- prinsip sebagai berikut :

a. Fairness (keadilan)
Keadilan adalah kesetaraan perlakuan dari perusahaan terhadap pihak-pihak yang
berkepentingan sesuai dengan kriteria dan proporsi yang seharusnya. Dalam hal ini
ditekankan agar pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan terlindungi dari
kecurangan dan penyalahgunaan kewenangan yang dilakukan oleh orang dalam.

b. Transparency (keterbukaan)
Transparasi adalah keterbukaan dalam melaksanakan suatu proses kegiatan perusahaan.
Pengungkapan informasi kinerja perusahaan baik ketepatan waktu maupun akurasinya
(keterbukaan dalam proses pengambilan keputusan, pengawasan, keadilan, kualitas,
standarisasi, efisiesi waktu dan biaya). Dengan transparasi pihak-pihak yang terkait akan
dapat melihat dan memehami bagaimana suatu perusahaan dikelolah.

c. Accauntability (akuntabilitas)
Akuntabilitas adalah pertanggung jawaban atas pelaksanaan fungsi dan tugas-tugas sesuai
wewenang yang dimiliki oleh seluruh organ perusahaan termasuk pemegang saham. Prinsip
ini diwujudkan antara lain dengan menyiapkan laporan keuangan dengan tepat pada
waktunya dan dengan cara yang tepat mengembangkan komite audit dan resiko yang
mengandung fungsi pengawasan oleh dewan komisaris, mengembangkan dan merumuskan
kembali peran dan fungsi internal audit sebagai mitra bisnis strategik berdasarkan best
parctice bukan sekedar audit.

Contoh Kasus Pelanggaran Etika Bisnis


PT Indah Kiat Pulp and Paper (IKPP) adalah sebuah perusahaan yang bergerak di
bidang industri pulp dan kertas terpadu dengan status Penanaman Modal Asing (PMA).
Beberapa tahun lalu masih kita ingat negara kita ikut mengalami dampak krisis global. Krisis
global tentunya membawa dampak yang buruk bagi perusahaan, dan hal itu juga akan
memberi kerugian secara materiil bagi perusahaan. Maka mulailah berbagai upaya dilakukan
untuk mengatasi dampak dari krisis global tersebut. Sayangnya upaya yang dilakukan adalah
persaingan yang tidak sehat. Perusahaan ini melakukan berbagai cara untuk merekrut tenaga
kerja.

Berawal dari tenaga kerja di PT. Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) yang
mengalami kekecewaan terhadap manajemen perusahaan tempat mereka bekerja. Ratusan
karyawan di masing-masing departemen perusahaan kayu yang berbasis di Pangkalan Kerinci
mengancam bakal hengkang dari perusahaan dan hijrah ke PT. Indah Kiat Pulp and Paper
(IKPP).

Sumber kekecewaan yang dialami para karyawan yaitu akibat perusahaan yang
mengingkari janjinya dengan para karyawan yang menjanjikan akan memberikan bonus.
Pihak manajemen PT. RAPP menjanjikan bonus kesejahteraan bila karyawan mampu
mencapai target yang diberikan. Ternyata karyawan berhasil mencapai target tersebut,
mereka menunggu sampai empat bulan lebih tapi bonus kesejahteraan yang dijanjikan tidak
kunjung terealisasi.
Karyawan merasa sangat kecewa dan berniat hengkang dari perusahaan kayu milik Taipan
Sukanto Tanoto tersebut. Kurang lebih ada 80% karyawan dari masing-masing departemen
yang berencana hengkang ke PT. IKPP. Tentu saja pihak PT. RAPP tidak mau melepaskan
karyawan-kayawannya begitu saja, hal ini menghambat niat para karyawan.

Beberapa Top Management PT. RAPP meninjau tempat mantan karyawan mereka
yang melakukan interview di Grand Hotel Pangkalan Kerinci untuk bekerja di PT. IKPP.
Menurut pantauan, tampak beberapa orang berpakaian preman terlihat mondar-mandir di
lingkungan hotel. Seorang mantan karyawan PT. RAPP yang juga melakukan interview di
hotel tersebut mengatakan bahwa orang-orang yang berpakaian preman tersebut dari pihak
perusahaan tempat mereka bekerja sebelumnya. Kabarnya pihak perusahaan
mengirimkan security satu truk dan preman untuk menjegal mereka agar tidak jadi di-
interview.
Namun, pihak dari PT. RAPP secara pribadi oleh Wan Zak, mengkonfirmasi bahwa
berita tersebut tidak benar. Perusahaan bukannya mau mempersulit karyawannya untuk
berpindah kerja, hanya saja masih ada kontrak kerja yang harus disepakati oleh karyawannya.
Pihak PT. RAPP, Wan Zak juga mengatakan bahwa pihak PT. IKPP melakukan pelanggaran
etika bisnis, dengan melakukan persaingan bisnis yang tidak sehat. Menurutnya, selama ini
pihak perusahaannya telah memberikan pengajaran, ilmu pengetahuan, dan keterampilan
yang cukup handal kepada karyawan-karyawannya, tapi tiba-tiba ada perusahaan lain yang
merekrut dengan sistem persaingan tidak sehat. Pihak PT. IKPP belum memberikan
konfirmasinya atas berita ini.

3.2 Pendapat dan Saran dari Penulis


Menurut saya, dalam kasus pelanggaran etika bisnis diatas, kedua perusahaan sama-sama
tidak menaati etika bisnis yang berlaku. Yang pertama oleh PT. RAPP, yang telah melanggar
prinsip kejujuran. PT. RAPP sudah mengingkari janjinya akan memberikan bonus
kesejahteraan pada karyawannya. Padahal karyawan-karyawannya sudah berhasil
menyelesaikan pekerjaannya dengan baik, dengan berhasil mencapai target yang diberikan
perusahaan. Pihak PT. RAPP telah tidak jujur dalam memenuhi perjanjian yang dibuatnya.
Prinsip keadilan juga tidak diperhatikan pihak PT. RAPP, dimana karyawannya telah berhasil
membuat prestasi dan memberikan kinerja yang baik untuk perusahaan, tapi hal tersebut tidak
direspon secara positif oleh perusahaan. Sudah sewajarnya para karyawan mendapat bonus
atas kerja keras yang telah mereka hasilkan.
Sedangkan untuk PT. IKPP, terlepas dari belum adanya konfirmasi yang diberikan, sebaiknya
jangan dulu mencampuri permasalahan yang belum diketahui secara pasti antara PT. RAPP
dengan karyawannya, dan tidak mengambil kesempatan dari konflik tersebut untuk merekrut
karyawan dari perusahaan lain yang telah dibina.

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Bisnis bukan hanya mengandalkan barang dan uang untuk mencapai tujuannya, tapi juga
membutuhkan etika yang sesuai norma yang berlaku untuk dijalankan. Etika bisnis berperan
memberikan kepercayaan kepada pihak yang berkepentingan dan juga pihak masyarakat. Jika
etika bisnis yang bermoral ditanamkan, maka bisnis tersebut akan berkembang baik dan
meningkatkan kemakmuran ekonomi negara.

Você também pode gostar