Você está na página 1de 16

TUGAS BESAR

MATA KULIAH ANALISIS SPASIAL LANJUT

KELOMPOK III

PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER PEMBANGUNAN WILAYAH DAN KOTA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2013
COST DISTANCE ANALYSIS

I. Pengantar

Kemajuan yang pesat di bidang transportasi merupakan tuntutan dari kebutuhan akan
sarana dan prasarana transportasi untuk mengangkut atau untuk memindahkan barang dan
oran, oleh karena itu dalam tugas besar ini mahasiswa mencoba untuk memodelkan
perencanaan trase jalan baru yang menghubungkan antara wilayah satu dengan wilayah
lainnya. Studi kasus yang diambil kali ini adalah perencanaan jalur/rute transportasi darat
baru yang menghubungkan Distrik Mulia Kabupaten Puncak Jaya dengan Distrik Sinak
Kabupaten Puncak. Kedua daerah tersebut merupakan bagian dari wilayah Provinsi Papua
yang termasuk salah satu daerah dengan kondisi transportasi yang cukup sulit. Jalur
transportasi darat penghubung antara Distrik Sinak dan Distrik Mulia Jaya Propinsi Papua
belum ada, dikarenakan kondisi topografi wilayah yang cukup ekstrim yaitu dengan
banyaknya barisan pegunungan disekitar kedua distrik tersebut. Hal ini menyebabkan
distribusi barang dan jasa juga menjadi lebih sulit dibanding daerah lainnya. Maka,
perencanaan yang tepat diperlukan untuk mendukung kemajuan ekonomi masyarakat di
kedua distrik tersebut.

Kabupaten Puncak Jaya, berdasarkan statistik tahun 2011, memiliki Indeks Kemahalan
Konstruksi (IKK) di atas rata-rata IKK Provinsi maupun Nasional yaitu 344,69. Tingginya IKK
Kabupaten Puncak Jaya ini disebabkan oleh karena hal-hal sebagai berikut :
1. Arus masuknya barang berasal dari Jayapura, Nabire, Jayawijaya dan Mimika semua
memakai angkutan pesawat udara.
2. Mahalnya ongkos atau biaya transportasi udara menuju Kabupaten Puncak Jaya menjadi
penyebab utama mahalnya harga barang-barang di Puncak Jaya. Biaya transportasi ke
Puncak Jaya merupakan salah satu yang termahal di Papua juga di indonesia.
3. Bandara Mulia yang memiliki ukuran yang relatif kecil sehingga hanya dapat digunakan
untuk pesawat berukuran kecil ceperti jenis Caravan, Pilatus dan Mini Twin Otter yang
kapasitas angkutnya total hanya sekitar 2,4 ton (jika memuat penumpang, hanya
menampung 16 orang ditambah barang).
4. Hanya ada satu jalur transportasi darat penghubung antar kabupaten dengan kabupaten
Puncak Jaya yaitu jalur darat Kabupaten Puncak Jaya ke Kabupaten Jayawijaya. Namun

Cost Distance Analisis =2=


transportasi darat ini masih kurang efektif karen juga terkait dengan masalah keamanan
dan seringnya badan jalan mengalami longsor.

Perencanaan trase jalan penghubung antar Distrik ini mempunyai maksud dan tujuan
untuk mempermudah mobilisasi barang dan orang dari Distrik Mulia menuju Distrik Sinak
yang memilik bandara dengan panjang landasan 2000 meter, hal ini berbeda dengan
bandara Distrik Mulia yang memiliki landasan hanya sepanjang 800 meter. Dengan landasan
yang lebih panjang tersebut, maka bandara Sinak mampu menampung pesawat sejenis
Fokker dengan kapasitas angkut 4 (empat) kali lebih besar dibandingkan jenis Cessna atau
Mini Twin Otter yang selama ini melayani Bandara Distrik Mulia. Dengan masuknya jenis
pesawat yang memiliki kapasitas muat barang lebih besar, tentunya akan berpengaruh ke
harga angkut barang yang akan berkurang.

Hal lain yang mendukung adalah adanya rencana Pemerintah Pusat untuk
mengembangkan Bandara Sinak dengan target Tahun 2015 sudah dapat beroperasi.

Sumber : Disampaikan oleh Wamenhub Bambang Susantono, MCP, MSCE, Ph.D. dalam
Kuliah Umum di Undip tanggal 28 Maret 2013.
Saat ini, dengan pemahaman peta konvensional yang telah dilakukan oleh pemerintah
setempat, jarak tempuh transportasi darat dari Distrik Mulia ke Distrik Sinak diperkirakan

Cost Distance Analisis =3=


sejauh 61,18 kilometer. Hal ini berbeda jauh jika membandingkan jarak Distrik Mulia
Kabupaten Puncak Jaya dengan Kabupaten Jayawijaya yang juga memiliki bandara dengan
landasan yang cukup panjang yaitu dengan jarak tempuh kurang lebih 200 kilometer. Jika
diubah ke dalam waktu, maka waktu tempuh antara Distrik Mulia dan Distrik Sinak adalah
sekitar 2-3 jam, sedangkan Distrik Mulia dan Kabupaten Wamena memiliki waktu tempuh 2
hari, hal ini dikarenakan kondisi medan jalur transportasi darat yang cukup sulit untuk dilalui.
Melalui penerapan aplikasi Cost Distance Analysis, diharapkan dapat diperoleh
pertimbangan jarak terhadap lokasi sumber (Source Location) yaitu antara Distrik Mulia dan
Distrik Sinak. Hal ini dikarenakan bentang alam yang terdiri dari gunung-gunung yang tinggi
dan lembah-lembah yang sangat dalam merupakan kendala yang tidak mudah untuk
dilewati. Untuk itu, perlu ditemukan jalur yang tepat agar dapat mengefisiensi biaya dan
waktu pengerjaan jalur transportasi darat antar kedua daerah tersebut.

II. Kerangka Teoritik

Transportasi merupakan suatu hal mutlak yang diperlukan terutama pada daerah yang
sedang berkembang. Transportasi adalah pemindahan manusia atau barang dari satu
tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan kendaraan yang digerakkan oleh manusia
atau mesin. Dengan adanya transportasi, akan mempermudah pergerakan manusia maupun
barang untuk mencapai suatu tujuan.

Menurut Marvin L.Manheim (1979), sistem transportasi dan tata guna lahan memiliki
keterkaitan, sehingga biasanya dianggap membentuk satu landuse transport system. Agar
tata guna lahan dapat terwujud dengan baik maka kebutuhan transportasinya harus
terpenuhi. Sebaliknya, ketiadaan sistem transportasi yang baik tentunya akan menghalangi
aktivitas tata guna lahan. Tata guna lahan adalah suatu istilah yang digunakan untuk
menunjukkan pembagian dalam tata ruang dari peran kota, kawasan tempat tinggal,
kawasan tempat kerja, kawasan tempat rekreasi dan sebagainya.

Sistem transportasi disamping sebagai sarana dan prasaran kegiatan juga berfungsi
sebagai alat untuk mempermudah dalam pencapaian ke lokasi yang dituju. Fungsi utama
transportasi sangat erat hubungannya dengan aksesibilitas, yaitu kemudahan untuk
melewatkan besarnya arus lalu lintas yang menggunakannya. Sedangkan menurut fungsinya
dalam perekonomian dan pembangunan, fungsi utama transportasi ada dua yaitu (1)

Cost Distance Analisis =4=


sebagai penunjang (servicing facility) dan (2) sebagai pendorong atau pendukung
(promoting facility), (M.N. Nasution, 1996).

Pada fungsinya yang kedua, yaitu sebagai pendorong, dimaksudkan bahwa


pengadaan/pembangunan fasilitas (prasarana dan sarana) transportasi diharapkan dapat
membantu membuka keterisolasian, keterpencilan, keterbelakangan daerah-daerah serta
daerah-daerah perbatasan. Pembangunan prasarana dan sarana transportasi serta
penyediaan pelayanan jasa transportasi menuju ke dan dari daerah-daerah terisolasi,
terpencil, terbelakang dan daerah perbatasan diharapkan dapat membuka aksesbilitas,
memperluas hubungan jasa distribusi (jasa perdagangan dan jasa transportasi) dengan
daerah-daerah di luar, meingkatkan mobilitas penduduk dan selanjutnya dapat mendorong
peningkatan produksi dan produktivitas, meningkatkan pemasaran produk lokasi yang pada
akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mengurangi tingkat
kesenjangan antar daerah.

ArcGIS Spatial Analyst menyediakan beberapa alat pemetaan jarak untuk mengukur garis
lurus (Euclidean) jarak dan jarak diukur dari faktor-faktor lain seperti lereng, infrastruktur
jalan eksisting, dan penggunaan lahan.

Cost distance adalah cara utama untuk melakukan analisis jarak di ArcGIS Spatial Analyst.
Fungsinya mengukur garis lurus jarak dari setiap sel ke sumber terdekat. Tidak hanya dapat
menentukan lokasi, namun juga dapat menghitung jarak dan arah ke sumber terdekat.
Fungsi cost distance memodifikasi jarak Euclidean dengan menyamakan jarak dengan biaya
untuk melakukan perjalanan melalui sel yang diberikan. Sebagai contoh, mungkin lebih
pendek untuk memanjat gunung untuk tujuan tapi lebih cepat untuk berjalan di sekitarnya.
Fungsi alokasi biaya mengidentifikasi sumber sel paling mahal berdasarkan akumulasi biaya
perjalanan. Fungsi arah biaya menyediakan peta jalan mengidentifikasi rute untuk
mengambil dari setiap sel ke sumber terdekat.

Cost Distance Analisis =5=


Kerangka Teori

Sistem Transportasi

Peningkatan Aksesbilitas

Pertimbangan Jarak Pertimbangan Biaya

Infrastruktur Jalan Kelerengan

Titik Awal Titik Akhir

Cost Distance Analysis

Gambar Kerangka Teori


Sumber : Hasil analisis, 2013

Cost Distance Analisis =6=


III. Kerangka Analisis Aplikasi

Analysis Cost Distance digunakan untuk mendapatkan jarak terdekat yang paling efisien
dari suatu titik asal ke titik tujuan akhir. Adapun persyaratan yang diperlukan dalam
penggunaan cost distance analysis adalah sebagai berikut :

1. Input data Sumber dapat menjadi fitur kelas atau raster


2. Ketika source input data adalah raster, himpunan sel source terdiri dari semua sel dalam
source raster yang memiliki nilai yang valid. Sel yang memiliki nilai NoData tidak
termasuk dalam set source. Nilai nol dianggap sebagai source yang sah. Sebuah raster
source dapat dengan mudah dibuat dengan menggunakan alat Extract By.
3. Lokasi cell dengan nodata dalam masukan cost raster act sebagai hambatan dalam
fungsi cost surface. Setiap lokasi sel yang ditugaskan nodata pada input cost surface
akan menerima nodata pada semua output (cost distance raster and, optionally, cost
backlink raster).
4. Jika input source data dan input cost raster memiliki luasan yang berbeda, tingkat
output default adalah persimpangan dari keduanya. Untuk mendapatkan cost distance
surface untuk tingkat keseluruhan, pilih Union of Inputs pada pengaturan raster dari
pengaturan lingkungan.
5. Jika mask telah ditetapkan dalam lingkungan, semua masked cells akan diperlakukan
sebagai nilai nodata.
6. Ketika mask telah didefinisikan di Analysis Window dan sel-sel yang akan ditutupi akan
menutupi source, perhitungan cost surface akan terjadi pada sel source yang tersisa. Sel
source yang tertutup tidak akan dipertimbangkan dalam perhitungan. Lokasi ini sel akan
ditugaskan NoData pada semua output cost distance raster and the optional cost
backlink raster).
7. Jarak maksimum yang ditentukan dalam satuan biaya yang sama seperti yang di cost
raster. Least-cost distance atau akumulatif minimal cost distance dari sebuah sel untuk
satu set sel source adalah batas bawah dari least-cost distance dari sel untuk semua sel
source.
8. Jenis output untuk pilihan keluaran distance raster adalah floating point.
9. Jenis output untuk output backlink opsional raster adalah bilangan bulat.
10. The cost raster tidak dapat berisi nilai nol karena algoritma adalah proses perkalian. Jika
cost raster memang mengandung nilai-nilai dari nol, dan nilai-nilai merupakan daerah
terendah, nilai perubahan biaya nol sampai nilai positif kecil (seperti 0,01) sebelum
menjalankan cost distance, dengan terlebih dahulu menjalankan alat geoprocessing

Cost Distance Analisis =7=


CON. Jika daerah dengan nilai nol mewakili daerah yang harus dikeluarkan dari analisis,
nilai-nilai ini harus beralih ke NoData sebelum menjalankan cost distance, dengan
terlebih dahulu menjalankan alat geoprocessing SetNull.

Data DEM (Raster)

Slope

Reclassifikasi

Kelerengan

Cost Path Cost Distance Back Link

Titik Awal Titik Akhir

Prosesing Cost Distance

Trase Jalan baru

Gambar Kerangka Analisis


Sumber : Hasil analisis, 2013

IV. Proses Analisis Cost Distance

Secara garis besar, ada tiga tahapan langkah untuk membuat rute terbaik jalan baru.

Langkah 1 : Membuat Source (Titik Awal) dan Cost Datasets

Cost Distance Analisis =8=


Source Cost

1. Titik awal (Source) adalah Distrik Sinak, yang dibuat dari Shapefile dalam bentuk point.
2. Untuk koordinat system digunakan GCS_WGS_1984.
3. Untuk Cost Datasets, secara umum digunakan hasil penggabungan 3 data yaitu data Slope,
data Land Use dan data Land Cover. Tapi dalam kasus ini, karena keterbatasan data, hanya
digunakan data Slope saja. Sumber data slope diperoleh dari data DEM (Digital Elevation
Model).
4. Proses pembuatan Slope : Input data DEM, buka Toolbox, pada Analysis Spatial Tolls pilih
Surface, pilih Slope.

Pada isian input Raster masukkan data DEM yang ada, pada Output raster akan terbentuk
sendiri secara default data keluarannya. Untuk isian Z factor digunakan nilai 0,025 (dari hasil
uji coba pemilihan beberapa nilai dari rentang 0-1 diperoleh nilai 0,025 menghasilkan hasil
akhir yang terbaik). Lalu pilih oke.

Cost Distance Analisis =9=


Diperoleh hasil slope seperti gambar di atas, dengan nama file Slope_Dem19.

5. Langkah selanjutnya adalah melakukan Reclassify data slope. Pada toolbox, buka Spatial
analyst tools, pilih Reclassify.

Pada kotak isian Input Raster, masukkan data Slope DEM yang sudah terbentuk. Untuk
reclassification biarkan terbentuk sendiri, secara default terbentuk 9 class. Pada output
raster akan terbentuk data keluaran secara default.

Cost Distance Analisis = 10 =


Hasil reclassify terlihat seperti gambar di atas, hasil reclaasify adalah Reclass_Slo19.

Langkah 2 : Membuat Cost Weighted Distance.

Pada langkah ini, ada 3 data yang akan disiapkan dan dibuat :

Titik Tujuan (Destination) Jarak (Distance) Arah (Direction)

Cost Distance Analisis = 11 =


1. Menentukan titik tujuan (Destination) yaitu Distrik Mulia, dengan memasukkan Shapefile
dalam bentuk point sesuai dengan data koordinatnya.
2. Selanjutnya membuat Cost Distance, dengan membuka Toolbox, pilih Spatial Analyst Tools,
pilih Cost Distance. Pada kotak isian input raster, masukkan data Titik awal yaitu Point Distrik
Sinak, pada kotak Input Cost Raster masukkan data hasil reclass di atas yaitu Reclass_Slo19.
Pada kotak output akan terbentuk file hasil yaitu CostDis_shp19. Untuk kotak isian Output
backlink raster, masukkan nama file snk_lnk19. (Pemberian nama adalah optional).

Pilih oke, dan hasilnya seperti gambar di bawah.

Cost Distance Analisis = 12 =


Langkah 3 : Membuat Rute terpendek (Shortest Path).

Rute Terpendek (Shortest Path)

1. Pada Tollbox, pilih Spatial Analyst Tools, pilih Cost Path. Pada kotak isian Input Raster
masukkan data Point Distrik Mulia. Pada kotak isian input cost distance raster masukkan
nama file hasil cost distance yang sudah terbentuk, yaitu CostDis_shp19. Dan pada kotak
isian Input Cost Backlink Raster masukkan file snk_lnk19.

Cost Distance Analisis = 13 =


Pilih oke. Maka terbentuk rute jalan terpendek nama file CostPat_shp19.

Dari hasil Cost path yang sudah terbentuk itu, dapat ditumpang tindihkan dengan gambar
citra seperti gambar di bawah.

Cost Distance Analisis = 14 =


Hasil perhitungan menggunakan Cost Distance Analysis telah menunjukkan jalur yang paling
efektif dan efisien untuk dibangun antara Distrik Mulia Kabupaten Puncak Jaya dengan Distrik
Sinak Kabupaten Puncak Provinsi Papua. Perhitungan mempertimbangkan jarak dan kontur,
sehingga menghasilkan panjang jalur yang harus ditempuh ialah sepanjang 24,6 km. Namun,
dalam pertimbangan tata guna lahan tidak dipertimbangkan mengingat guna lahan di sekitar
kedua wilayah ini masih berupa hutan belantara.

Tingkat kelerengan bumi merupakan faktor utama yang harus dipertimbangkan dalam hal
pembangunan di wilayah Provinsi Papua, mengingat kondisi konturnya yang sangat berbukit
dan terjal (Pada contoh kasus ini, slope berada di 89 derajat). Sehingga penggunaan Cost
Distance Analysis sangat berguna karena perhitungan jarak antara dua lokasi sangat
mempertimbangkan kontur. Hal ini bertujuan untuk menghemat biaya dan waktu serendah
mungkin agar rencana pembangunan jalan ini bisa segera terwujud, agar dapat memudahkan
mobilitas penduduk di kedua wilayah. Kemudahan mobilitas tersebut diharapkan mampu
meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat terutama di Distrik Mulia.

Cost Distance Analisis = 15 =


V. Kesimpulan

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Panjang ruas jalan baru yang terbentuk adalah 24,6 km yang merupakan rute terpendek yang
efektif menghubungkan Distrik Mulia dengan Distrik Sinak.
2. Dengan menggunakan Cost Distance Analyst Tools arcGis akan mempermudah perencanaan
jalan baru di lokasi dengan medan sulit (beda kontur tinggi, hutan lebat dan gangguan
lainnya). Tool ini bisa membuat proses perencanaan menjadi lebih efisien dari segi waktu dan
biaya, sehingga bisa didapatkan rute yang diinginkan sesuai dengan pertimbangan tertentu
seperti rute paling dekat dengan biaya sesuai dengan anggaran yang ada.

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita, Sakti Adji. 2011. Transportasi dan Pengembangan Wilayah. Graha Ilmu, Yogyakarta.
GIS by ESRI. 2002. Using ArcGIS Spatial Analyst. United States of Amerika.
Prahasta, Eddy. 2011. Tutorial ArcGIS Desktop untuk Bidang Geodesi & Geomatika. Informatika
Bandung, Bandung.
Prahasta, Eddy. 2008. Model Permukaan Dijital. Informatika Bandung, Bandung.

Cost Distance Analisis = 16 =

Você também pode gostar