Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Pada bagian berikut ini akan dibahas tentang (1) hubungan antara
akuntansi dengan pengauditan, (2) asumsi yang mendasari pengauditan, (3)
kondisi-kondisi yang men yebabkan timbulnya kebutuhan akan pengauditan,
dan (4) manfaat serta keterbatasan pengauditan.
a . I n f ormasi Di b u at O l eh Pi h ak L ai n
b . B i a s d an M o t i v as i Pe mb u a t I n f o r ma s i
Apabila informasi disusun oleh pihak atau orang lain yang tujuannya tidak
selaras dengan tujuan pengambil keputusan, maka informasi bisa menjadi bias demi
keuntungan si pembuat informasi. Sebagai contoh, dalam pengam bilan keputusan
pemberian kredit, pihak pemohon kredit menyampaikan laporan keuangannya
kepada pemberi kredit. Oleh karena informasi dalam laporan keuangan disusun oleh
pemohon kredit, maka sangat mungkin terjadi laporan tersebut akan bias demi
keuntungan si pemohon kredit, sehingga kredit bisa dikabulkan. Kesalahan penyajian
dalam laporan bisa berupa kesalahan jumlah rupiah atau bisa juga berupa ketidaklengkapan
informasi atau tidak diungkapkannya informasi tertentu.
c. Volume Data
Apabila organisasi menjadi semakin besar, maka data transaksi biasanya juga semakin
bertambah banyak. Bertambahnya jumlah transaksi ini bisa menyebabkan terjadinya
kesalahan dalam pencatatan.
d. Kerumitan Transaksi
Dalam beberapa puluh tahun terakhir ini, transaksi pertukaran antar organisasi semakin
bertambah kompleks dan aibatnya semakin sulit untuk mencatatnya secara tepat.
MANFAAT EKONOMIS SUATU AUDIT
1.) Akses ke Pasar Modal. UU Pasar Modal mewajibkan perusahaan publik untuk
diaudit laporan keuangannya agar bisa didaftar dan bisa menjual sahamnya di pasar
modal.
2.) Biaya Modal Menjadi Lebih Rendah. Perusahaan-perusahaan kecil seringkali
mengauditkan laporan keuangannya dalam rangka mendapatkan kredit dari bank
atau dalam upaya mendapatkan persyaratan pinjaman yg lebih menguntungkan.
3.) Pencegah Terjadinya Kekeliruan dan Kecurangan. Penelitian membuktikan bahwa
apabila para karywan mengetahui akan dilakukannya audit oleh auditor independen,
mereka cenderung untuk lebih berhati-hati agar dapat memperkecil terjadinya
kekeliruan dalam pelaksanaan fungsi akuntansi dan memperkecil kemungkinan
terjadinya penyalahgunaan aset perusahaan.
4.) Perbaikan dalam Pengendalian dan Operational. Auditor independen seringkali
dapat memberi berbagai saran untuk memperbaiki pengendalian dan mencapai
efisiensi operasi yang lebih besar dalam organisasi klien.
KETERBATASAN AUDIT
Auditor tidak bisa memberi jaminan penuh bahwa laporan keuangan yang telah
diauditnya bebas dari kesalahan penyajian material yang timbul akibat kesalahan
ataupun kecurangan. Laporan keuangan yang telah diaudit tidak dapat benar-benar
akurat. Hal ini disebabkan oleh proses akuntansi yang melahirkan laporan
keuangan, maupun oleh proses pengauditan itu sendiri.
Laporan keuangan yang merupakan hasil dari proses akuntansi di sus un
be rd a s a rk a n S t a nd a r Ak un t a nsi K e ua n gan (S A K) . S t a nd a r tersebut seringkali
menyediakan lebih dari satu metoda alternatif yang sama-sama dimungkinkan
untuk diterapkan pada suatu kejadian atau transaksi tertentu. Tidak ada literatur
akuntansi atau pertimbangan rasional yang menunjukkan bahwa alternatif yang satu lebih
baik daripada alternatif yang lain. Standar akuntansi keuangan yang merupakan salah satu
bentuk kerangka pelaporan keuangan yang berlaku, bersifat fleksibel memberi
keleluasaan kepada penyusun laporan keuangan (manajemen) untuk rnernpengaruhi
informasi keuangan yang disajikan dan oleh karenanya berpengaruh kepada keandalan
dan ketelitian informasi tersebut.
PIHAK-PIHAK YANG BERINTERAKSI DENGAN AUDITOR
1. MANAJEMEN
Manajemen adalah individu atau kelompok individu dengan tanggungjawab eksekutif
untuk melaksanakan operasi entitas. Sebagai contoh, anggota eksekutif dewan tata kelola atau
seorang manajer pemilik. Dalam konteks audit, manajemen meliputi pejabat pimpinan,
kontroler, dan personil-personil kunci dalam perusahaan.
Biasanya, untuk mendapatkan bukti yang diperlukan dalam suatu audit, auditor
seringkali meminta data perusahaan yang bersifat rahasia.
2. PIHAK YANG BERTANGGUNGJAWAB ATAS TATA KELOLA
Standar audit (SA 260) mewajibkan auditor untuk berkomunikasi dengan pihak yang
bertanggungjawab atas tata kelola dalam audit atas laporan keuangan. Komunikasi yang
dimaksud oleh SA adalah komunikasi dua arah yang efektif, yakni komunikasi dengan pihak
yang bertanggungjawab atas tata kelola dalam rangka mendapatkan informasi sebagai bukti
audit dan kewajiban auditor untuk memberi informasi kepada pihak yang bertanggungjawab
atas tata kelola untuk berbagai keperluan.
Standar audit tidak secara eksplisit menyebut nama badan/dewan atau orang yang
dimaksud sebagai pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola. Hal ini bisa dimengerti
karena standar audit ini adalah standar yang berlaku secra internasional yang harus bisa
merangkum semua pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola di negara manapun.
3. AUDITOR INTERNAL
Fungsi audit internal mencangkup antara lain pemeriksaan, pengevaluasian, dan
pemantauan kecukupan dan efektivitas pengendalian internal.
Tujuan fungsi auditor internal sangat bervariasi dan bergantung pada ukuran dan
struktur entitas dan ketentuan manajemen dan, jika relevan, pihak yang bertanggungjawab
atas tata kelola.
4. PEMEGANG SAHAM
Para pemegang saham mengandalkan pada laporan keuangan yang telah diaudit untuk
mendapatkan keyakinan bahwa manajemen telah melaksanakan tanggungjawab dengan baik.