Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
AKI menurun sangat lambat dekade terakhir, sedangkan target MDG’s yang
ditegaskan dalam Keppres No. 5 tahun 2010 adalah 102/100.000 kelahiran hidup.
Dibandingkan dengan negara – negara ASEAN AKI di Indonesia menempati
peringkat teratas. (Depkes RI, 1999 ).
AKI di Jawa Barat mengalami penurunan dari tahun 2003 sampai tahun 2007,
yaitu pada tahun 2003 sebesar 321.15/100.000 kelahiran hidup. Sedangkan pada
tahun 2007 AKI sebesar 81/100.000 kelahiran hidup (Dinkes Jabar, 2007)
AKI di kabupaten Cirebon pada tahun 2011 berjumlah 49 orang (Laporan Tahunan
Dinkes KabupatenCirebon. 20011).
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian preeklamsia berat.
1..3.2 Untuk mengetahui etiologi preeklamsia berat.
1.3.3 Untuk mengetahui gejala dan tanda preeklamsia berat.
1.3.4 Untuk mengetahui cara pencegahan preeklamsia berat.
1.3.5 Untuk mengetahui penatalaksanaan preeklamsia berat.
BAB II
TINJAUAN TEORI
Etiologi penyakit ini sampai saat ini belum diketahui dengan pasti. Banyak teori –
teori dikemukakan oleh para ahli yang mencoba menerangkan penyebabnya. Oleh
karena itu disebut “penyakit teori” namun belum ada memberikan jawaban yang
memuaskan. Tetapi terdapat suatu kelainan yang menyertai penyakit ini yaitu :
- Spasmus arteriola
- Retensi Na dan air
- Koagulasi intravaskuler
Walaupun vasospasme mungkin bukan merupakan sebab primer penyakit ini, akan
tetapi vasospasme ini yang menimbulkan berbagai gejala yang menyertai eklampsia
(Obstetri Patologi : 1984)
Teori yang dewasa ini banyak dikemukakan sebagai sebab preeklampsia ialah
iskemia plasenta. Akan tetapi, dengan teori ini tidak dapat diterangkan semua hal
yang bertalian dengan penyakit itu. Rupanya tidak hanya satu faktor, melainkan
banyak faktor yang menyebabkan preeklampsia dan eklampsia. Diantara faktor-
faktor yang ditemukan sering kali sukar ditemukan mana yang sebab mana yang
akibat (Ilmu Kebidanan : 2005).
Penyulit lain juga bias terjadi,yaitu kerusakan organ-organ tubuh seperti gagal
jantung, gagal ginjal, gangguan fungsi hati, gangguan pembekuan darah,sindroma
HELLP, bahkan dapat terjadi kematian janin,ibu, atau preeklamsi tak segera
diatasi dengan segera diatasi.
Pada pre eklampsia terjadi spasme pembuluh darah disertai dengan retensi
garam dan air. Pada biopsi ginjal ditemukan spasme hebat arteriola glomerulus.
Pada beberapa kasus, lumen arteriola sedemikian sempitnya sehingga hanya dapat
dilakui oleh satu sel darah merah. Jadi jika semua arteriola dalam tubuh mengalami
spasme, maka tenanan darah akan naik sebagai usaha untuk mengatasi tekanan
perifer agar oksigenasi jaringan dapat dicukupi. Sedangkan kenaikan berat badan
dan edema yang disebabkan oleh penimbunan air yang berlebihan dalam ruangan
interstitial belum diketahui sebabnya, mungkin karena retensi air dan garam.
Proteinuria dapat disebabkan oleh spasme arteriola sehingga terjadi perubahan
pada glomerulus (Sinopsis Obstetri, Jilid I, Halaman 199).
1. Perubahan kardiovaskuler
Gangguan fungsi kardiovaskuler yang parah sering terjadi pada preeklamsia dan
eklampsia. Berbagai gangguan tersebut pada dasarnya berkaitan dengan
peningkatan afterload jantung akibat hipertensi, preload jantung yang secara
nyata dipengaruhi oleh berkurangnya secara patologis hipervolemia kehamilan
atau yang secara iatrogenik ditingkatkan oleh larutan onkotik / kristaloid intravena,
dan aktifasi endotel disertai ekstravasasi kedalam ekstravaskuler terutama paru
(Cunningham,2003).
3. Mata
Dapat dijumpai adanya edema retina dan spasme pembuluh darah. Selain itu
dapat terjadi ablasio retina yang disebabkan oleh edema intraokuler dan
merupakan salah satu indikasi untuk melakukan terminasi kehamilan. Gejala lain
yang menunjukkan pada preeklampsia berat yang mengarah pada eklampsia
adalah adanya skotoma, diplopia dan ambliopia. Hal ini disebabkan oleh adaanya
perubahan peredaran darah dalam pusat penglihatan dikorteks serebri atau
didalam retina (Rustam,1998).
4. Otak
Pada penyakit yang belum berlanjut hanya ditemukan edema dan anemia pada
korteks serebri, pada keadaan yang berlanjut dapat ditemukan perdarahan
(Trijatmo,2005).
5. Uterus
Aliran darah ke plasenta menurun dan menyebabkan gangguan pada plasenta,
sehingga terjadi gangguan pertumbuhan janin dan karena kekurangan oksigen
terjadi gawat janin. Pada preeklampsia dan eklampsia sering terjadi peningkatan
tonus rahim dan kepekaan terhadap rangsangan, sehingga terjad partus
prematur.
6. Paru2
Kematian ibu pada preeklampsia dan eklampsia biasanya disebabkan oleh
edema paru yang menimbulkan dekompensasi kordis. Bisa juga karena aspirasi
pnemonia atau abses paru (Rustam, 1998).
2. Pengobatan mediastinal
Pengobatan mediastinal pasien preeklampsia berat adalah :
a) Segera masuk rumah sakit.
b) Tirah baring miring ke satu sisi. Tanda vital perlu diperiksa setiap 30
menit, refleks patella setiap jam.
c) Infus dextrose 5% dimana setiap 1 liter diselingi dengan infus RL (60-125
cc/jam) 500 cc.
d) Diet cukup protein, rendah karbohidrat, lemak dan garam.
e) Pemberian obat anti kejang magnesium sulfat (MgSO4).
Dosis awal sekitar 4 gr MgSO4) IV (20% dalam 20 cc) selama 1
gr/menit kemasan 20% dalam 25 cc larutan MgSO4 (dalam 3-5
menit). Diikuti segera 4 gram di pantat kiri dan 4 gr di pantat kanan
(40% dalam 10 cc) dengan jarum no 21 panjang 3,7 cm. Untuk
mengurangi nyeri dapat diberikan xylocain 2% yang tidak
mengandung adrenalin pada suntikan IM.
Dosis ulang : diberikan 4 gr IM 40% setelah 6 jam pemberian dosis
awal lalu dosis ulang diberikan 4 gram IM setiap 6 jam dimana
pemberian MgSO4 tidak melebihi 2-3 hari.
Syarat-syarat pemberian MgSO4
Tersedia antidotum MgSO4 yaitu calcium gluconas 10% 1 gr
(10% dalam 10 cc) diberikan IV dalam 3 menit.
Refleks patella positif kuat.
Frekuensi pernapasan lebih 16 x/menit.
Produksi urin lebih 100 cc dalam 4 jam sebelumnya (0,5
cc/KgBB/jam) 4. MgSO4 dihentikan bila :
Ada tanda-tanda keracunan yaitu kelemahan otot, refleks
fisiologis menurun, fungsi jantung terganggu, depresi SSP,
kelumpuhan dan selanjutnya dapat menyebabkan kematian
karena kelumpuhan otot pernapasan karena ada serum 10 U
magnesium pada dosis adekuat adalah 4-7 mEq/liter. Refleks
fisiologis menghilang pada kadar 8-10 mEq/liter. Kadar 12-15
mEq/liter dapat terjadi kelumpuhan otot pernapasan dan > 15
mEq/liter terjadi kematian jantung.
Bila timbul tanda-tanda keracunan MgSO4 :
- Hentikan pemberian MgSO4
- Berikan calcium gluconase 10% 1 gr (10% dalam 10 cc)
secara IV dalam waktu 3 menit
- Berikan oksigen
- Lakukan pernapasan buatan
MgSO4 dihentikan juga bila setelah 4 jam pasca persalinan
sedah terjadi perbaikan (normotensi).
f) Deuretikum tidak diberikan kecuali bila ada tanda-tanda edema paru,
payah jantung kongestif atau edema anasarka. Diberikan furosemid injeksi
40 mg IM.
g) Anti hipertensi diberikan bila :
Desakan darah sistolik > 180 mmHg, diastolik > 110 mmHg atau
MAP lebih 125 mmHg. Sasaran pengobatan adalah tekanan
diastolik <105 mmHg (bukan < 90 mmHg) karena akan
menurunkan perfusi plasenta.
Dosis antihipertensi sama dengan dosis antihipertensi pada
umumnya.
3. Bila diperlukan penurunan tekanan darah secepatnya dapat diberikan obat-
obat antihipertensi parenteral (tetesan kontinyu), catapres injeksi. Dosis
yang dapat dipakai 5 ampul dalam 500 cc cairan infus atau press
disesuaikan dengan tekanan darah.
4. Bila tidak tersedia antihipertensi parenteral dapat diberikan tablet
antihipertensi secara sublingual diulang selang 1 jam, maksimal 4-5 kali.
Bersama dengan awal pemberian sublingual maka obat yang sama mulai
diberikan secara oral (syakib bakri,1997)
B. Perawatan konservatif yaitu kehamilan tetap dipertahankan ditambah
pengobatan medisinal.
1. Indikasi : bila kehamilan paterm kurang 37 minggu tanpa disertai tanda-
tanda inpending eklampsia dengan keadaan janin baik.
2. Pengobatan medisinal : sama dengan perawatan medisinal pada
pengelolaan aktif. Hanya loading dose MgSO4 tidak diberikan IV, cukup
intramuskular saja dimana gram pada pantat kiri dan 4 gram pada pantat
kanan.
3. Pengobatan obstetri :
a. Selama perawatan konservatif : observasi dan evaluasi sama seperti
perawatan aktif hanya disini tidak dilakukan terminasi.
b. MgSO4 dihentikan bila ibu sudah mempunyai tanda-tanda preeklampsia
ringan, selambat-lambatnya dalam 24 jam.
c. Bila setelah 24 jam tidak ada perbaikan maka dianggap pengobatan
medisinal gagal dan harus diterminasi.
d. Bila sebelum 24 jam hendak dilakukan tindakan maka diberi lebih dulu
MgSO4 20% 2 gr IV.
4. Penderita dipulangkan bila :
a. Penderita kembali ke gejala-gejala / tanda-tanda preeklampsia ringan
dan telah dirawat selama 3 hari.
b. Bila selama 3 hari tetap berada dalam keadaan preeklamsia ringan :
penderita dapat dipulangkan dan dirawat sebagai preeklampsia ringan
(diperkirakan lama perawatan 1-2 minggu).
BAB III
TINJAUAN KASUS
No.Register :
Masuk RS/PKM/BPM Tanggal/Pukul : 25-09-2012/12.00 WIB
Dirawat di ruang : periksa
I.PENGKAJIAN, Tanggal/Pukul : 25-09-2012/12.00 WIB Oleh : bidan
A. Biodata
B. Data Subyektif
1. Alasan datang / di rawat
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya.
2. Keluhan utama
Ibu mengatakan pusing,pandangan kabur dan nyeri perut bagian atas.
3. Riwayat menstruasi
Menarche : 13tahun Siklus : 28 hari
Lama : 6 hari Teratur : ya
Sifat darah : cair Keluhan : tidak ada
4. Riwayat perkawinan
Status perkawinan : sah Menikah ke :1
Lama :1 tahun Usia menikah pertama kali : 22
d. Imunisasi TT : 1 kali
TT 1 : 25 februari 2012
TT 2 : 26 maret 2012
TT 3 : -
TT 4 : -
TT 5 : -
e. Pergerakan janin selama 24 jam (dalam sehari)
Ibu mengatakan merasakan pergerakan janinnya > 10 kali sehari.
8. Riwayat kesehatan
a. Penyakit yang pernah/sedang diderita (menular,menurun dan menahun)
- Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti
HIV/AIDS,Hepatitis B,TBC
- Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menurun seperti DM, Hipertensi,
- Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menahun seperti jantung, ginjal,
paru-paru
b. Penyakit yang pernah/sedang diderita keluarga (menular,menurun dan menahun)
- Ibu mengatakan keluarga tidak pernah menderita penyakit menular seperti
HIV/AIDS,Hepatitis B,TBC
- Ibu mengatakan keluarga tidak pernah menderita penyakit menurun seperti DM
dan Hipertensi
- Ibu mengatakan keluarga tidak pernah menderita penyakit menahun seperti
jantung, ginjal, paru-paru
BAK
Frekuensi : 6xsehari 8-9 xsehari
Warna : kuning kuning,jernih
Konsistensi : cair cair
Keluhan :tidak ada tidak ada
c. Istirahat
Tidur siang
Lama : 1-2 jam lama : ½ jam
Keluhan : tidak ada keluhan : tidak ada
Tidur malam
Lama : 8 jam 7 jam
Keluhan : tidak ada tidak ada
d. Personal hygiene
Mandi :2 x/hari 2 x/hari
Ganti pakaian : 3 x/hari 3 x/hari
Gosok gigi :3 x/hari 3 x/hari
Keramas :3 x/minggu 3 x/minggu
e. Pola seksualitas
Frekuensi: 3 x/ minggu 2 x/ minggu
Keluhan: tidak ada tidak ada
f. Pola aktivitas(terkait kegiatan fisik,olah raga)
Ibu mengatakan mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti mencuci, menyapu,
memasak dan tidak melukukan aktifitas lain seperti berolahraga.
10. Kebiasaan yang mengganggu kesehatan (merokok, minum jamu, minuman beralkohol)
Ibu mengatakan baik sebelum maupun saat hamil tidak ada kebiasaan yang
mengganggu kesehatan seperti merokok, minum jamu, minuman beralkohol.
C. Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
Status emosional : stabil
Tanda vital
Tekanan darah :160/110 mmHg Nadi :80 x/menit
Pernafasan :20 x/menit Suhu :37 oC
BB :50 kg TB :155 cm
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala :mesochepal,tidak berketombe, tidak ada massa,tidak nyeri
tekan,
Wajah :terdapat odema,tidak ada cloasma,dan tidak ada bekas luka
Mata :tidak ada secret,sclera putih,kunjungtiva merah muda
Hidung :hidung tidak ada polip,tidak ada pernafasan cuping hidung.
Mulut :bersih,tidak ada stromatis,tidak ada karies gigi
Telinga :simetris, tidak ada serumen,pendengaran baik
Leher :tidak ada pembesaran kelenjar tiroid,parotis,getah bening,dan vena
jugularis
Dada : datar, tidak ada retraksi dinding dada,tidak bunyi wheezing
Payudara :simetris, putting susu menonjol, areola mamae hiperpigmentasi,tidak ada masa,
tidak nyeri tekan, belum ada pegeluaran kolostrum.
Abdomen : tidak ada striae, tidak ada bekas operasi, terdapat linea nigra,
Palpasi
Leopold I : pada bagian fundus teraba lunak, bulak dan tidak melenting (bokong)
Leopold II :pada perut ibu bagian kiri teraba bagian kecil-kecil, tahanan lemah(ekstremitas)
Pada perut ibu bagian kanan teraba panjang, keras, tahanan kuat(punggung)
Leopold III : pada perut ibu bagian bawah teraba bulat, keras,
melenting(kepala)
Leopold IV : kedua tangan bertemu/ konvergen
Osborn test : tidak dilakukan
Pemeriksaan Mc. Donald
TFU : 25 cm TBJ : (25-12)x 155= 2015 gram
Auskultasi
Djj :145 x/menit
Ekstremitas Atas : simetris, jumlah jari lengkap,terdapat odema. LILA :26 cm
Ekstremitas Bawah : simetris,jumlah jari lengkap, odema.
Genitalia Luar : bersih, tidak ada varises, tidak ada pembesaran kelenjar
batholini.
Pemeriksaan Panggul :tidak dilakukan
(bila perlu)
3. Pemeriksaan Penunjang Tanggal:25-09-2012 pukul: 12.10
WIB
Test Proteinurin +2
4. Data Penunjang
Tidak ada
II. INTERPRETASI DATA
A. Diagnosa kebidanan
Data Dasar:
Ny.Y G1P0A0Ah0 hamil 28 minggu umur 23 tahun janin tunggal hidup intra uteri
preskep,puka dengan preeklamsia berat.
Ds:
- Ibu mengatakan usianya 23 tahun
- Ibu mengatakan ini kehamilannya yang pertama dan tidak pernah abortus
- Ibu mengatakan dirinya pusing dan nyeri perut bagian atas
Do:
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
Status emosional : stabil
Tanda vital
Tekanan darah :160/110 mmHg Nadi :80 x/menit
Pernafasan :20 x/menit Suhu :37 oC
BB :50 kg TB :155 cm
Protein urin +2
B. Masalah
Tidak dapat mengatasi sakit kepala dan nyeri perut
Data dasar:
Ds: ibu mengatakan kepalanya pusing,pandangan kabur dan nyeri perut bagian atas
Do: ibu tampak kesakitan dan cemas
III. IDENTIFIKASI DAN ANTISIPASI DIAGNOSA POTENSIAL
Eklamsia
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Preeklamsia berat adalah suatu keadaan dimana tekanan darah >160 mmHg, nyeri
perut bagian atas, nyeri kepala bagian frontal, pandangan kabur, terdapat protein urine
+2.
4.2 Saran
Apabila terdapat hal-hal tersebut bidan dapat berkolaborasi dengan dokter SPOG
atau langsung merujuk ke Rumah Sakit yang mempunyai fasilitas lengkap. Ibu juga
dapat melakukan diit rendah karbohidrat.
DAFTAR PUSTAKA
http://penel-bid.blogspot.com/2009/06/pre eklamsia berat.html. (tanggal akses : 11 maret 2012)
http://ayurai.wordpress.com/2009/05/21/gejala preeklamsia berat/ (tanggal akses : 11 maret
2012)
Ochtar, Rustam. 1998.Sinopsis Obstetri. ObstetriFisiologi Dan ObstetriPatologi. Jilid 1.
Jakarta: EGC. Hlm: 198-208.
Prawirohardjo,Sarwono.2010.Ilmu Kebidanan.Jakarta:PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Rukiyah,Ai Yeyeh.2010.Asuhan Kebidanan IV (Patologi Kebidanan).Jakarta:
Trans Info Media.