Você está na página 1de 24

KORELASI ANTARA PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN

MULBERRY SEBAGAI ANTIOKSIDAN DENGAN


KARAKTERISTIK FISIK DAN KIMIA EDIBLE FILM
TAPIOKA

ARTIKEL

Karya Tulis sebagai salah satu syarat


Untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik
dari Universitas Pasundan

Oleh :

Faqih Radina
11.30.20109

JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2016
KORELASI ANTARA PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN
MULBERRY SEBAGAI ANTIOKSIDAN DENGAN
KARAKTERISTIK FISIK DAN KIMIA EDIBLE FILM
TAPIOKA

Faqih Radina*, Dr. Ir Yusman Taufik, MP. **, Ir. Hervelly, MP. ***

ABSTRACT

This research intention was to defined correlation between effect of


mulberry extract addition as antioxidant against physical and chemical
characteristic of tapioca edible film. This research consist of two phase,
preliminary and main phase. Preliminary research done to get the best CMC and
glycerol concentration. With these best concentration, next research done to know
how mulberry extract addition affected to the edible film characteristics both
physical and chemical characteristics.
Experimental design of this research was simple linier regression with
three replication. Treatment design used consist of two variable, independent
variable or predictor variable dan dependent or response variable. Independent
variable (X) consist of a factor of mulberry extract concentration with four level:
E1= 1% (b/b), E2= 3% (b/b), E3= 5% (b/b), E4= 7% (b/b). And dependent
variable (Y) was a variable caused by independent variable, consist of physical
response (solubility in water, tensile strength, and elongation) and chemical
response (water content, and antioxidant activities with DPPH method).
Selected CMC concentration was 2% with 2% glycerol based on
preliminary research. This research shows that mulberry leaves extract addition
1%, 3%, 5%, and 7% affected and shows a correlation against physical and
chemical characteristics of edible film. Chemical response consist of water
content with correlation cooficient (r) -0,9926 and antioxidant activity with
correlation cooficient (r)-0,8242. Phisical characteritics consist of solubility with
correlation cooficient number (r) 0,9928, tensile strength with correlation
cooficient number (r) -0,9816, and elongations with correlation cooficient
number (r) 0,9932.

PENDAHULUAN

1
Mulberry merupakan tanaman adenin, asam amino, vitamin A, vitamin
tahunan yang berasal dari Tiongkok, dan B, vitamin C, karoten, asam fumarat,
sudah banyak dibudidayakan di berbagai asam folat, asam formiltetrahidrofoli,
negara. mioinositol, logam, seng dan tembaga.
Penyebaran tanaman mulberry di Untuk saat ini pemanfaatan
Indonesia terdapat di Jawa Barat, Jawa tanaman mulberry belum diketahui oleh
Timur, Sulawesi Utara, dan Sulawesi banyak masyarakat. Bagian tanaman
Selatan, dengan potensi produksi yang mulberry yaitu daun, lebih banyak
tinggi yaitu mencapai 22 ton diketahui hanya sebagai pakan ulat
BK/ha/tahun (Samsijah, 1992). sutera, tetapi sebenarnya dari penelitian
Menurut BPPT tahun 2005, yang telah dijelaskan, bahwa kandungan
terdapat 45.085,5 Ha lahan mulberry di dalam daun mulberry seperti antioksidan
Indonesia dan sekitar 9.000 hektar dapat dimanfaatkan sebagai produk
diantaranya terdapat di Jawa barat. pangan, sehingga daun mulberry ini
Tanaman mulberry memiliki banyak perlu dilakukan proses diversifikasi
spesies, diantaranya Morus alba, Morus lebih lanjut, salah satunya dengan
multicaulis, Morus nigra, Morus menambahkan ekstrak daun mulberry
macroura, Morus cathayana, Morus sebagai antioksidan pada edible film
indica, Morus canva, Morus Khunpai, (Samsijah, 1992).
Morus husan, Morus lembang. Edible film merupakan jenis
Produksi tanaman mulberry yang kemasan yang bersifat biodegradable,
sering dimanfaatkan adalah bagian dibuat dari bahan yang dapat
daunnya. Daun mulberry banyak dikonsumsi, bersifat seperti kemasan
dimanfaatkan dalam proses plastik, dan berfungsi sebagai
pengembangbiakan ulat sutera. Daun penghalang terhadap perpindahan massa
mulberry berpotensi baik sebagai seperti kelembaban, oksigen, cahaya,
sumber pakan alternatif karena lemak, serta zat terlarut sehingga dapat
kandungan proteinnya cukup tinggi mempertahankan warna, pigmen alami
yaitu sebesar 20,4%. Selain kandungan dan gizi dari produk, (Krochta, 1992).
gizi yang cukup lengkap, daun mulberry Bahan yang diperlukan dalam
juga diketahui memiliki nilai komponen pembuatan edible film adalah bahan
fenol yang tinggi. Daun mulberry yang bersifat hidrokoloid, salah satunya
dilaporkan kaya akan kandungan adalah pati. Pati sering digunakan dalam
flavonoid yang memiliki aktivitas industri pangan sebagai biodegradable
biologis yang termasuk dalam hal film untuk menggantikan polimer plastik
aktivitas antioksidan. Berdasarkan hasil karena ekonomis, dapat diperbaharui,
penelitian Damayanthi (2008), pada dan memberikan karakteristik fisik yang
daun segar mulberry maupun teh baik. Dari berbagai jenis pati, tapioka
mulberry ditemukan kandungan sering digunakan sebagai bahan
theaflavin, tannin serta kafein. Ketiga tambahan atau pengisi karena
senyawa tersebut merupakan flavonoid kandungan patinya yang cukup tinggi
yang khas pada daun teh. (Kusumawati dkk., 2013).
Menurut Mursito (2001), daun Menurut Radley (1976),
mulberry mengandung ecdisterone, fungsionalitas pati pada produk pangan
inkosterone, lupeol, β-sitosterol, ritin, ataupun nonpangan tergantung dari sifat
moracatein, isoquersetin, scopoletin, fisik pati. Sifat fisik pati tersebut
scopolin, α-heksenal, β-heksenal, cis-β dipengaruhi oleh dua komponen utama
heksenol, cis-β-heksenol, cis-t-heksenol, dalam pati yaitu amilosa dan
benzaldehid, eugenol, linalool, benzil amilopektin. Menurut Matz (1992),
alkohol, butilamin, trigonelin, cholin, tingkat pengembangan dan tekstur dari

2
makanan ringan (snack) dipengaruhi 1,25% (b/v), tapioka 1% (b/v), gliserol
oleh rasio dari amilosa dan amilopektin. 0,5% (b/v). Edible film tersebut
Menurut Balagopalan et al. (1988), memiliki sifat penghambatan terhadap
tekstur pada produk berbahan dasar pati laju transmisi uap air dan pemanjangan
diperoleh dari hasil perubahan pati terendah masing-masing 1,77 g mm m -2
selama dan setelah pemasakan. jam-1 dan 0,27%, serta nilai ketebalan,
Beberapa faktor yang mempengaruhi kuat regang putus dan kelarutan tertinggi
tekstur produk antara lain gelatinisasi, masig-masing 0,7 mm, 5,67 Mpa dan
daya kembang, viskositas, dan 73,99%.
retrogradasi. Faktor pH pada pati juga Hasil penelitian Putri (2010),
dapat mempengaruhi mutu produk menunjukkan bahwa konsentrasi ekstrak
berbahan dasar pati. Menurut Taggart teh hijau dan teknik pembuatan
(2004), asam dapat mengganggu ikatan memberikan pengaruh terhadap
hidrogen yang terdapat dalam pati, penurunan kadar air, aktivitas air dan
sehingga menyebabkan granula pati peningkatan kelarutan edible film.
lebih mudah untuk mengembang. Perlakuan terbaik adalah perlakuan
Menurut Baldwin et al. (1994), A5B2 (konsentrasi ekstrak teh hijau
penambahan antioksidan pada kemasan 80% dengan teknik pembuatan
Edible film dapat mencegah terjadinya Compression Molding). Edible film yang
oksidasi penyebab ketengikan, seperti dihasilkan mempunyai kadar air
asam askorbat, tokoferol, BHA, dan 14,56%, Aw 0,77 dan kelarutan 64,59%.
BHT. Penambahan antioksidan ini Hasil penelitian menunjukkan bahwa
bertujuan agar Edible film memiliki zat konsentrasi ekstrak teh hijau
aktif yang dapat menghambat terjadinya berpengaruh terhadap kadar air, aktivitas
proses oksidasi. air (Aw) dan kelarutan edible film.
Fungsi utama antioksidan pada Maksud dari penelitian ini adalah
edible film adalah untuk memperkecil untuk menentukan korelasi antara
terjadinya proses oksidasi lemak dan konsentrasi ekstrak daun mulberry
minyak, memperkecil terjadinya proses dengan karakteristik edible film.
kerusakan dalam makanan, Tujuan dari penelitian ini adalah
memperpanjang masa pemakaian dalam mengetahui korelasi antara penambahan
industri makanan, meningkatkan ekstrak daun mulberry dengan
stabilitas lemak yang terkandung dalam karakteristik edible film tapioka.
makanan. Antioksidan dapat ditemukan
dibanyak tanaman salah satunya adalah Manfaat dari penelitian ini adalah
pada tanaman mulberry. (Syahrizal, untuk memberikan informasi mengenai
2008 dalam Ikhlas, 2013). pemanfaatan daun mulberry sebagai
Menurut penelitian Harmely, dkk. antioksidan, meningkatkan nilai
(2014), peningkatan penambahan ekonomis dari daun mulberry dan
ekstrak daun kemangi pada edible film memberikan alternatif baru dalam
sebagai penyegar mulut dari 0%, 2,5%,
penggunaan kemasan yang bersifat
5,0%, dan 7,5% memberikan pengaruh
terhadap organoleptik, kerapuhan, susut mudah terurai sesudah digunakan
pengeringan, pH, ketebalan, isi sehingga dapat mengurangi pencemaran
flavonoid, dan respon prefensi. lingkungan, serta memberikan alternatif
Menurut penelitian Murdianto pengemasan produk-produk yang
(2005), sifat-sifat fisik dan mekanik memerlukan perlindungan terhadap
edible film terbaik dihasilkan pada radikal bebas.
konsentrasi ekstrak daun janggelan
METODOLOGI PERCOBAAN

3
Bahan dan Alat Penelitian konsentrasi CMC dan gliserol yang tepat
Bahan yang digunakan untuk pembuatan edible film tapioka
Bahan-bahan yang digunakan pada yang ditambahkan ekstrak daun
pembuatan edible film tapioka dengan mulberry dengan cara pengujian kadar
penambahan ekstrak daun mulberry air, elongasi, dan kuat tarik, sehingga
adalah daun mulberry varietas nigra dapat digunakan pada penelitian utama.
sebanyak 3,8 kg, CMC dari CV. Triputra
sebagai penstabil sebanyak 42 gram, Penelitian Utama
tapioka cap gunung agung dari CV. Rancangan Perlakuan
Triputra sebanyak 42 gram, gliserol dari Rancangan perlakuan pada
PT. Brataco sebagai plasticizer sebanyak penelitian yang akan dilakukan terdiri
42 gram, aquadest sebanyak 1899 ml, dari dua variabel, yaitu variabel bebas
dan etanol 70% sebanyak 38 L. atau variabel prediktor dan variabel
Bahan-bahan yang digunakan untuk tidak bebas atau variabel respon.
analisis kimia yakni DPPH (2,2- Variabel bebas ( X ) terdiri dari satu
Dipenyl-1-picrylhydrazyl) sebanyak 4 faktor yaitu konsentrasi ekstrak daun
mg, methanol. mulberry dengan empat taraf, yaitu E1=
Alat-alat yang digunakan 1% (b/b), E2= 3% (b/b), E3= 5% (b/b),
Alat-alat yang digunakan dalam E4= 7% (b/b). Sedangkan variabel tidak
pembuatan edible film tapioka yang bebas ( Y ) yaitu variabel yang terjadi
ditambah dengan ekstrak daun mulberry karena variabel bebas terdiri dari
adalah blender, wadah tertutup untuk kecepatan larut dalam air (Herbert,
ekstraksi, kain batis, rotary vacum 1994), kuat tarik, elongasi (ASTM, 1983
evaporator, timbangan digital, dalam Fajar, 2015), kadar air metode
termometer, gelas kimia, batang gravimetri (AOAC, 2006), dan analisis
pengaduk, magnetic stirrer, alas kaca aktivitas antioksidan metode DPPH
pencetak, plastik, spreader Desaga (Ikhlas, 2013).
Heidelberg, pipet tetes, indikator pH Hasil terbaik perbandingan gliserol
universal, tray, cabinet dryer, dan dan CMC dari penelitian pendahuluan
spatula. akan dipergunakan dalam penelitian
Alat yang digunakan untuk analisis utama.
kimia adalah cawan penguap, timbangan
analitik, eksikator, oven, labu ukur 10 Rancangan Percobaan
ml, labu ukur 50 ml, mikropipet, pipet Rancangan percobaan yang akan
ukur, vial, tabung reaksi dan digunakan pada penelitian ini adalah
spektrofotometer UV-Vis. Metode Regresi Linier Sederhana
Sedangkan alat untuk analisis fisik dengan ulangan sebanyak tiga kali.
adalah textechno H. Stein 41066
moenchengladbach textechno favigraph Model percobaan untuk penelitian ini
untuk mengukur kuat tarik dan persen adalah sebagai berikut :
elongasi, cawan penguap, gelas kimia Y=a+bX
100 ml.
Denah layout penelitian adalah sebagai
Metode Penelitian beikut :
Penelitian Pendahuluan
Penelitian pendahuluan bertujuan
untuk menguji aktifitas antioksidan
ekstrak daun mulberry metode DPPH Kelompok Ulangan 1
(Ikhlas, 2013) dan membuat sembilan 1 2 3 4
formula edible film untuk menentukan e4.1 e1.1 e2.1 e3.1

4
Ini berarti bahwa titik-titik yang
Kelompok Ulangan 2 ditentukan oleh (Xi, Yi) seluruhnya
1 2 3 4 terletak pada garis regresi linier dan
harga X yang besar menyebabkan atau
e3.2 e1.2 e2.2 e4.2
berpasangan dengan Y yang kecil
sedangkan harga X yang kecil
Kelompok Ulangan 3 berpasangan dengan Y yang besar.
1 2 3 4 Harga r = +1 menyatakan adanya
hubungan linier sempurna langsung
e2.3 e3.3 e4.3 e1.3
antara X dan Y. Letak titik-titik ada pada
Tabel Pendataan Nilai garis regresi linier dengan sifat bahwa X
Variabel Bebas dan Tidak yang besar berpasangan dengan harga Y
yang besar, sedangkan harga X yang
Bebas kecil berpasangan dengan Y yang kecil
Variabel tidak Variabel pula. Harga-harga r lainnya bergerak
bebas (Y) bebes (X) antara -1 dan +1 dengan tanda negatif
y1 x1 menyatakan adanya kolerasi tak
y2 x2 langsung atau kolerasi negatif dan tanda
Yn Xn positif menyatakan kolerasi langsung
Sumber : (Sudjana, 2005) atau kolerasi positif. Khusus untuk r = 0,
Koefisien-koefisien regresi a dan b maka hendaknya ini ditafsirkan bahwa
untuk regresi linier akan dihitung tidak terdapat hubungan linier antara
dengan rumus, seperti yang dijelaskan variabel-variabel X dan Y.
oleh Sudjana (2005) :
Rancangan Respon
Rancangan respon yang akan
dilakukan pada penelitian, yaitu respon
kimia dan respon fisik.
Respon kimia yang dilakukan
adalah kadar air (AOAC, 2006) dan
analisis aktivitas antioksidan metode
DPPH menggunakan spektrofotometer
Rancangan Analisis (Ikhlas, 2013). Respon fisik yang diuji
Untuk mencari atau menentukan adalah pengujian kecepatan larut dalam
hubungan antara variabel bebas terhadap air Herbert, 1994) kuat tarik, dan
variabel tidak bebas akan dilakukan elongasi (ASTM, 1983 dalam Fajar,
dengan menghitung korelasi antara 2015).
kedua variabel tersebut terhadap respon Deskripsi Percobaan
yang diukur. Nilai koefisien korelasi Deskripsi penelitian terdiri dari dua
atau r dapat dihitung dengan rumus tahap yaitu penelitian pendahuluan dan
seperti yang dijelaskan oleh Sudjana penelitian utama.
(2005).
Deskripsi Percobaan Pendahuluan
Penelitian pendahuluan adalah
pembuatan ekstrak daun mulberry,
Nilai r berlaku 0 ≤ r2 ≤ 1 sehingga pengujian aktifitas antioksidan ekstrak
untuk koefisien kolerasi didapat daun mulberry metode DPPH, dan
hubungan -1 ≤ r ≤ +1. Harga r = -1 menentukan konsentrasi CMC dan
menyatakan adanya hubungan linier gliserol terbaik untuk digunakan pada
sempurna tak langsung antara X dan Y. penelitian utama.

5
Deskripsi Pembuatan Ekstrak diuapkan dan mengentalkan larutan
Bahan dalam pengujian aktivitas sehingga diperoleh ekstrak daun
antioksidan yakni berasal dari daun mulberry kental yang siap untuk
mulberry. digunakan pada edible film tapioka.
Berikut adalah deskripsi pembuatan 8. Pengujian Aktivitas Antioksidan
ekstrak daun mulberry : Setelah didapatkan ekstrak kental
1. Persiapan Alat dan Bahan daun mulberry, dilakukan pengujian
Langkah pertama yang dilakukan aktivitas antioksidan metode DPPH
adalah mempersiapkan bahan yang akan menggunakan spektrofotometer.
digunakan yakni daun mulberry. Diagram alir pembuatan ekstrak daun
2. Pencucian mulberry dapat dilihat pada gambar 4.
Setelah daun mulberry siap, lalu daun Deskripsi pembuatan edible film :
mulberry dilakukan pencucian untuk 1. Penimbangan
menghilangkan kotoran atau benda asing CMC ditimbang dan dilarutkan
dengan air mengalir yang bersih, setelah dengan air sehari sebelumnya sesuai
itu dilakukan penirisan. dengan konsentrasi tiap perlakuan.
3. Pengecilan ukuran 1 Tapioka ditimbang dengan konsentrasi
Pengecilan ukuran dilakukan dengan 2% (b/b keseluruhan) dan ekstrak kental
menggunakan gunting lalu daun siap daun mulberry ditimbang dengan
untuk dikeringkan. konsentrasi 3% (b/b keseluruhan) dari
4. Penyusunan di Tray basis. Gliserol ditimbang sesuai dengan
Setelah daun mulberry bersih, daun konsentrasi tiap perlakuan. Air
mulberry disusun dan ditata rapi di atas ditimbang hingga berat keseluruhan
tray yang selanjutnya akan dilakukan edible film 100 gram.
pengeringan. 2. Pencampuran I
5. Pengeringan Tapioka dan CMC yang telah
Pengeringan dilakukan dengan ditimbang kemudian dilarutkan satu
menggunakan dengan bantuan alat persatu ke dalam air yang telah
tunnel dryer dengan suhu 50oC selama 1 ditentukan beratnya. Bahan-bahan
jam. Hasil daun mulberry yang telah tersebut diaduk hingga homogen.
dikeringkan kemudian dilakukan 3. Pengaturan pH
pengecilan ukuran. Pengujian larutan edible film tersebut
6. Pengecilan ukuran 2 dilakukan menggunakan pH indikator.
Pengecilan ukuran dilakukan dengan Pembentukan gel optimum terjadi pada
menggunakan blender untuk pH 4-7 (Winarno, 2004). Jika larutan
mempermudah proses ekstraksi dan agar bersifat basa (pH >7) maka ditambahkan
senyawa aktif senyawa kimia dalam asam sitrat hingga pH larutan masuk ke
daun lebih mudah keluar dan terekstrak. dalam batas pembentukan gel.
7. Pembuatan Ekstrak Daun Mulberry Begitupun apabila larutan terlalu asam,
Pembuatan ekstrak daun mulberry maka larutan edible film ditambahkan
dilakukan dengan metode maserasi yaitu NaHCO3.
merendam. Proses maserasi pada daun 4. Pencampuran II dan Pemanasan
mulberry menggunakan pelarut etanol Larutan edible film ditambahkan
70% selama 1 hari di wadah tertutup dan plastisizer gliserol yang telah diketahui
terhindar dari sinar matahari. Setelah beratnya. Kemudian campuran tersebut
didapat filtrat hasil maserasi, kemudian dipanaskan pada suhu 80°C selama 30
dilakukan proses evaporasi menit. Campuran diaduk dengan cepat
menggunakan rotary vacum evaporator pada 10 menit yang pertama bertujuan
dengan suhu 40oC yang bertujuan untuk mencampurkan seluruh bahan hingga
menghilangkan etanol dengan cara benar-benar homogen dan merambatkan

6
panas yang dihasilkan oleh plate dan CMC dan gliserol yang akan digunakan
diaduk dengan kecepatan sedang pada pada penelitian utama.
20 menit kedua yang bertujuan untuk
mengoptimalkan pembentukan gel pada Deskripsi Percobaan Penelitian
larutan. Utama
5. Pendinginan I 1. Penimbangan
Pendinginan dilakukan hingga suhu CMC ditimbang dan dilarutkan
edible film 45°C. Pendinginan bertujuan dengan air sehari sebelumnya sesuai
agar volume edible film stabil. Volume dengan konsentrasi yang telah
akan meningkat seiring dengan ditetapkan dari penelitian pendahuluan.
bertambahnya suhu sehingga apabila Tapioka ditimbang dengan konsentrasi
edible film dicetak ketika suhunya masih 2% (b/b keseluruhan) dan Ekstrak daun
panas, dikhawatirkan edible yang mulberry ditimbang sesuai perlakuan
terbentuk akan retak. Pendinginan ini (1%, 3%, 5%, 7% b/b keseluruhan).
juga dilakukan untuk menjaga Gliserol ditimbang sesuai dengan
kandungan antioksidan pada ekstrak konsentrasi yang telah ditetapkan dari
daun mulberry agar tidak rusak oleh penelitian pendahuluan. Air ditimbang
suhu tinggi yang akan ditambahkan pada hingga berat keseluruhan edible film 100
proses selanjutnya. gram.
6. Penambahan Ekstrak dan 2. Pencampuran I
Pencampuran III Tapioka dan CMC yang telah
Tambahkan ekstrak kental daun ditimbang kemudian dilarutkan satu
mulberry yang sudah ditimbang, lalu persatu ke dalam air yang telah
lakukan pengadukan kembali dengan ditentukan beratnya. Bahan-bahan
magnetic stirrer hingga homogen, suhu tersebut diaduk hingga homogen.
dipertahankan pada 45°C. 3. Pengaturan pH
7. Pencetakan Pengujian larutan edible film tersebut
Pencetakan dilakukan diatas tray dilakukan menggunakan pH indikator.
kaca. Larutan edible film dituangkan ke Pembentukan gel optimum terjadi pada
dalam spreader kemudian dicetak diatas pH 4-7 (Winarno, 2004). Jika larutan
tray kaca dengan ketebalan 1 mm dan bersifat basa (pH >7) maka ditambahkan
luas 20cmx20cm. asam sitrat hingga pH larutan masuk ke
8. Pengeringan dalam batas pembentukan gel.
Pengeringan dilakukan menggunakan Begitupun apabila larutan terlalu asam,
tunnel dryer dengan suhu 50°C selama maka larutan edible film ditambahkan
12 jam. Pengeringan edible film dengan NaHCO3.
suhu 50°C memberikan edible film 4. Pencampuran II dan Pemanasan
dengan kadar air terendah. Edible film Larutan edible film ditambahkan
dimasukkan dalam plastik untuk plastisizer gliserol yang telah diketahui
menghindari kontak dengan udara beratnya. Kemudian campuran tersebut
(Garnida, 2006). dipanaskan pada suhu 80°C selama 30
9. Pendinginan II menit. Campuran diaduk dengan cepat
Edible film yang telah dikeringkan pada 10 menit yang pertama bertujuan
kemudian didinginkan pada suhu ruang mencampurkan seluruh bahan hingga
selama ± 15 menit. benar-benar homogen dan merambatkan
10.Pengamatan panas yang dihasilkan oleh plate dan
Edible film yang telah terbentuk diaduk dengan kecepatan sedang pada
kemudian diuji kadar air, elongasi dan 20 menit kedua yang bertujuan untuk
kuat tarik untuk menentukan konsentrasi mengoptimalkan pembentukan gel pada
larutan.

7
5. Pendinginan I Penelitian Pendahuluan
Pendinginan dilakukan hingga suhu Pembuatan Ekstrak Daun Mulberry
edible film 45°C. Pendinginan bertujuan dan pengujian aktivitas antioksidan.
agar volume edible film stabil. Volume Penelitian pendahuluan yang
akan meningkat seiring dengan dilakukan yaitu pertama pembuatan
bertambahnya suhu sehingga apabila ekstrak daun mulberry dan analisis
edible film dicetak ketika suhunya masih aktivitas antioksidan ekstrak daun
panas, dikhawatirkan edible yang mulberry. Hasil percobaan yang
terbentuk akan retak. Pendinginan ini dilakukan, daun mulberry basah
juga dilakukan untuk menjaga sebanyak 3,8 kg menghasilkan 1,04 kg
kandungan antioksidan pada ekstrak daun kering, dan 131,9095 gram ekstrak
daun mulberry agar tidak rusak oleh daun mulberry, sehingga rendemen
suhu tinggi yang akan ditambahkan pada ekstrak yang didapat sebesar 3,47 % dari
proses selanjutnya. berat basah atau 12,68% dari berat
6. Penambahan Ekstrak dan kering. Data aktivitas antioksidan
Pencampuran III ekstrak daun mulberry IC50 didapat rata-
Tambahkan ekstrak kental daun rata 229,08 ppm dengan kekuatan
mulberry yang sudah ditimbang dengan aktivitas sedang.
berbagai variasi konsentrasi, (1%, 3%, Penentuan konsentrasi CMC dan
5%, 7% b/b keseluruhan) lalu lakukan gliserol
pengadukan kembali dengan magnetic Penelitian pendahuluan kedua yaitu
stirrer hingga homogen, suhu membuat sembilan formula untuk
dipertahankan pada 45°C. memilih konsentrasi bahan penstabil
7. Pencetakan CMC dan bahan plastisizer gliserol yang
Pencetakan dilakukan diatas tray selanjutnya akan digunakan pada
kaca. Larutan edible film dituangkan ke penelitian utama dengan respon uji yaitu
dalam spreader kemudian dicetak diatas pengujian kuat tarik, persen elongasi,
tray kaca dengan ketebalan 1 mm dan dan kadar air lalu dipilih yang terbaik
luas 20cmx20cm. untuk digunakan dalam penelitian
8. Pengeringan utama. Formula edible film penelitian
Pengeringan dilakukan menggunakan pendahuluan adalah sebagai berikut :
tunnel dryer dengan suhu 50°C selama Hasil pengujian yang didapat adalah
12 jam. Pengeringan edible film dengan sebagai berikut :
suhu 50°C memberikan edible film kode sampel Elongasi (%)
dengan kadar air terendah. Edible film Formula 1 153,084
dimasukkan dalam plastik untuk Formula 2 159,014
menghindari kontak dengan udara Formula 3 179,050
(Garnida, 2006). kode sampel Elongasi (%)
9. Pendinginan II Formula 4 117,200
Edible film yang telah dikeringkan Formula 5 137,956
kemudian didinginkan pada suhu ruang
Formula 6 175,916
selama ± 15 menit.
kode sampel Elongasi (%)
10.Pengamatan
Formula 7 51,036
Edible Edible film yang telah
Formula 8 103,22
terbentuk kemudian diuji uji kecepatan
larut , kadar air, elongasi, kuat tarik, dan Formula 9 135,192
aktivitas antioksidannya. kuat tarik
kode sampel
(gf/mm2)
HASIL DAN PEMBAHASAN Formula 1 132,704
Formula 2 92,082
Formula 3 89,576

8
Kuat Tarik perbandingan ini dipilih karena memiliki
Kode Sampel (gf/mm2) elongasi dan kuat tarik yang tinggi dan
Formula 4 499,025 setara antara elongasi dan kuat tariknya,
Formula 5 258,885 sehingga digunakan untuk perlakuan
Formula 6 185,513 penelitian utama. Formula 7 tidak
Kode Sampel Kuat Tarik digunakan meski memiliki kuat tarik
(gf/mm2) yang tinggi, karena nilai elongasinya
Formula 7 511,954 yang paling kecil. Begitu juga formula 3
Formula 8 413,020 tidak digunakan meski memiliki
Formula 9 298,253 elongasi yang tinggi, karena kuat
kode sampel Kadar air tariknya memiliki nilai paling kecil.
Formula 1 19,07 Bahan penstabil adalah suatu
produk yang apabila disebarkan dalam
Formula 2 20,895
suatu adonan secara perlahan akan
Formula 3 22,085
melarut. Waktu terjadi pelarutan akan
Kode Sampel Kadar air
terbentuk suatu jaringan yang
Formula 4 16,485
mengurangi mobilitas air bebas. Untuk
Formula 5 17,56 proses pembuatan Edible film atau
Formula 6 18,53 leather, bahan penstabil yang diperlukan
Kode Sampel Kadar air harus netral dalam rasa, mudah
Formula 7 9,68 menyebar, suhu stabil, memberikan
Formula 8 12,605 kekentalan dan bodi yang baik terhadap
Formula 9 15,395 produk yang dihasilkan, memiliki daya
leleh yang baik, dan memiliki daya
Elongasi Kuat gf/m kgf/ M tahan panas. Penggunaan bahan
(%) Tarik m2 mm2 pa penstabil pada makanan adalah untuk
Form 179, Form 511, 0,512 5,0 memadatkan, membentuk suspensi, dan
ula 3 05 ula 7 954 19 juga sebagai penstabil emulsi. Bahan
Form 175, Form 499, 0,499 4,8 penstabil akan meningkatkan viskositas
ula 6 916 ula 4 025 92
sehingga menghalangi bergabungnya
Form 159, Form 431, 0,431 4,2
ula 2 014 ula 8 02 26 beberapa kristal menjadi kristal yang
Form 153, Form 298, 0,298 2,9 besar. Tekstur yang halus juga akan
ula 1 084 ula 9 253 24 terbentuk karena kemampuan bahan
For 137, For 258, 0,259 2,5 penstabil untuk mengikat air bebas
mula 956 mula 885 38 dalam jumlah besar (Tranggono, 1989).
5 5 Penambahan bahan penstabil
Form 135, Form 185, 0,186 1,8 bertujuan untuk memperbaiki sifat–sifat
ula 9 192 ula 6 513 19 fisik dari Edible film yang akan
Form 117, Form 132, 0,133 1,3 dihasilkan meliputi kuat tarik, persen
ula 4 2 ula 1 704 01 elongasi dan laju transmisi uap air.
Form 103, Form 92,0 0,092 0,9 Salah satu alasan penggunaan CMC
ula 8 22 ula 2 82 03 sebagai bahan pangan adalah
Form 51,0 Form 89,5 0,090 0,8
kemampuannya untuk mengikat air,
ula 7 36 ula 3 76 78
sehingga dapat mencegah seniresis.
CMC adalah material higroskopis dan
Hasil penelitian pendahuluan,
akan menyerap air dari bahan.
formula 5 (CMC 2% : 2% gliserol)
Banyaknya penyerapan tergantung dari
memiliki nilai kuat tarik yaitu 258,885
kadar air awal yang terdapat pada CMC,
gf/mm2 = 0,258885 kgf/mm2 = 2,538088
kelembaban udara, temperatur dan
Mpa, nilai persen elongasinya sebesar
derajat substitusi (Tranggono, 1989).
137,956%, kadar air 17,56%,

9
Penambahan gliserol yang semakin ekstrak daun mulberry terhadap
tinggi cenderung menurun nilai kuat karakteristik edible film tapioka. Respon
tariknya. Hal ini karena gliserol dapat yang diuji pada penelitian utama adalah
mengurangi ikatan hydrogen internal respon kimia meliputi analisis kadar air,
pada ikatan intermolekular sehingga dan aktivitas antioksidan, serta respon
dapat menurunkan kuat tarik dari edible fisika yaitu penentuan kecepatan larut,
film yang dihasilkan. kuat tarik, dan elongasi.
Menurut Liebermen et al. (1973), Respon Kimia
gliserol merupakan plasticizer yang 1. Kadar air
efektif karena memiliki kemampuan Hasil pengujian kadar air pada
untuk mengurangi ikatan hidrogen edible film tapioka dengan variasi
internal pada ikatan intermolekuler. penambahan ekstrak daun mulberry
Penambahan gliserol pada edible film yaitu 1%, 3%, 5%, 7% dapat dilihat
dapat menurunkan kuat tariknya (Akili pada Tabel 1.
dkk., 2012). Tabel 1. Kadar Air (%) Edible film
Menurut Rodriguez et al. (2006) Tapioka dengan Konsentrasi Ekstrak
dalam Yulianti dkk., (2012), Daun Mulberry yang Berbeda
penambahan gliserol yang semakin Konsentrasi Rata-rata Kadar
tinggi cenderung meningkat nilai Ekstrak (%) Air (%)
elongasinya. Hal ini karena semakin 1 19,315
tinggi kosentrasi gliserol maka nilai 3 18,183
elongasi akan semakin tinggi yang 5 16,492
berarti kemasan edible film semakin 7 14,477
fleksible dan plastis. Penggunaan Data pada Tabel 1 menunjukkan
plasticizer cenderung menurunkan nilai rata-rata kadar air edible film tapioka
kuat tarik dan meningkatkan persentase dengan perlakuan konsentrasi ekstrak
pemanjangan atau elongasi pada edible daun mulberry yang berbeda
film karena plasticizer dapat mengurangi menghasilkan kadar air yang berbeda.
gaya antar molekul dan meningkatkan Semakin tinggi konsentrasi ekstrak daun
mobilitas rantai biopolymer. mulberry yang digunakan semakin
Penambahan gliserol dapat rendah kadar air yang dihasilkan.
meningkatkan elongasi pada edible film. Hasil analisis kajian konsentrasi
Penambahan plasticizer yang semakin ekstrak daun mulberry memperlihatkan
tinggi akan menghasilkan film dengan adanya hubungan linier terhadap rata-
kuat tarik yang lebih rendah. Gliserol rata kadar air pada edible film tapioka.
yang banyak mengandung gugus OH Kolerasi konsentrasi ekstrak daun
dalam sistem matriks edible film dapat mulberry terhadap kadar air edible film
meningkatkan laju transmisi uap air, tapioka dengan perlakuan yang berbeda
persen pemanjangan edible film dan dapat dilihat pada Gambar 1 dengan
penurunan kuat tarik edible film. menggunakan persamaan regresi linier.
Menurut Lindsay (1985), semakin
tinggi konsentrasi gliserol yang
ditambahkan maka semakin tinggi kadar
air Edible film. Gliserol berfungsi
sebagai penyerap air, pembentuk kristal,
meningkatkan viskositas larutan, dan
menurunkan aw.

Penelitian Utama
Penelitian utama dilakukan untuk
mengetahui pengaruh konsentrasi

10
langsung dengan kemiringan (slope)
yang negatif pula hal ini ditunjukkan
dengan nilai slope yang negatif yaitu
-0,8103x artinya semakin tinggi
konsentrasi ekstrak daun mulberry maka
semakin rendah kadar air yang
dihasilkan.
Hasil analisis konsentrasi ekstrak
daun mulberry 7% menghasilkan rata-
rata kadar air yang rendah dibandingkan
dengan konsentrasi ekstrak daun
Gambar 1.Regresi Linear Konsentrasi mulberry 1% yang menghasilkan rata-
Ekstrak Daun Mulberry Terhadap rata kadar air yang lebih tinggi.
Kadar Air pada Edible film Tapioka Peningkatan konsentrasi ekstrak
Gambar 1 menunjukkan konsentrasi akan meningkatkan jumlah polimer dan
ekstrak daun mulberry yang bervariasi viskositas yang menyusun matrik film.
yaitu 1%, 3%, 5%, dan 7% yang Semakin besar polimer yang menyusun
digunakan sebagai antioksidan dalam matrik film akan meningkatkan jumlah
proses pembuatan edible film tapioka, padatan sehingga jumlah air dalam
memperlihatkan kadar air yang semakin edible film semakin rendah. Hal tersebut
menurun dengan semakin tingginya didukung oleh pernyataan semakin besar
konsentrasi ekstrak daun mulberry. Hal polimer yang menyusun matrik film
ini terlihat adanya kolerasi antara menyebabkan jumlah air yang tertinggal
konsentrasi ekstrak daun mulberry yang dalam jaringan film semakin rendah dan
digunakan sebagai antioksidan terhadap dengan bertambahnya viskositas akan
kadar air edible film tapioka. Kolerasi berpengaruh terhadap peningkatan
ini ditunjukkan oleh nilai r dari ketebalan edible film sehingga kadar air
persamaan regresi linier. akan turun (Putri dkk., 2014). Semakin
Kajian konsentrasi ekstrak daun tinggi penambahan ekstrak juga akan
mulberry terhadap kadar air edible film menambah total padatan terlarut dalam
tapioka menghasilkan persamaan regresi suspensi edible film. Tingginya total
linier adalah Y = -0,8103x + 20,358 padatan pada edible film secara langsung
dengan nilai koefisien korelasi (r) adalah akan mempengaruhi kadar air
-0,9926 dan nilai koefisien determinasi (Kusumawati dkk., 2013).
(R2) adalah 0,9852 menunjukkan bahwa Kadar air film yang tinggi akan
antara konsentrasi ekstrak daun mempengaruhi ketahanan film. Edible
mulberry dengan kadar air edible film film yang bersifat biodegradable dengan
tapioka mempunyai korelasi yang sangat kadar air yang tinggi akan mudah
kuat sehingga peningkatan atau ditumbuhi oleh mikroba, karena adanya
penurunan konsentrasi ekstrak daun komponen nutrisi dalam film seperti
mulberry sebagai antioksidan pada karbohidrat dan protein. Sebaliknya
proses pembuatan edible film tapioka Edible film yang mempunyai kadar air
berpengaruh terhadap kadar air yang rendah akan lebih tahan terhadap
dihasilkan. kerusakan mikrobiologis.
Nilai koefisien korelasi (r) yang
negatif menunjukkan bahwa hubungan 2. Aktivitas Antioksidan
antara konsentrasi ekstrak daun Hasil pengujian aktivitas
mulberry dengan kadar air pada edible antioksidan metode DPPH edible film
film tapioka sebagai korelasi sempurna tapioka dengan variasi penambahan
atau hubungan linier sempurna tak ekstrak daun mulberry yaitu 1%, 3%,
5%, 7% dapat dilihat pada Tabel 2.

11
Tabel 2. Aktivitas Antioksidan (IC50) Gambar 2 menunjukkan konsentrasi
Edible film Tapioka dengan ekstrak daun mulberry yang bervariasi
Konsentrasi Ekstrak Daun Mulberry yaitu 1%, 3%, 5%, dan 7% yang
yang Berbeda digunakan sebagai antioksidan dalam
Konsentrasi Rata-rata IC 50 proses pembuatan edible film tapioka,
Ekstrak (%) (ppm) memperlihatkan IC50 yang semakin
1 8317,74 menurun dengan semakin tingginya
3 1607,636 konsentrasi ekstrak daun mulberry. Hal
5 1011,55 ini terlihat adanya kolerasi antara
7 876,34 konsentrasi ekstrak daun mulberry yang
Data pada Tabel 2 menunjukkan digunakan sebagai antioksidan terhadap
rata-rata aktivitas antioksidan edible film aktivitas antioksidan edible film tapioka.
tapioka dengan perlakuan konsentrasi Kolerasi ini ditunjukkan oleh nilai r dari
ekstrak daun mulberry yang berbeda, persamaan regresi linier.
menghasilkan aktivitas antioksidan yang Kajian konsentrasi ekstrak daun
berbeda. Semakin tinggi konsentrasi mulberry terhadap aktivitas antioksidan
ekstrak daun mulberry yang digunakan edible film tapioka menghasilkan
semakin tinggi pula aktivitas antioksidan persamaan regresi linier adalah Y =
yang dihasilkan dengan ditandai -1146x + 7537,4 dengan nilai koefisien
menurunnya nilai IC50. Nilai IC50 korelasi (r) adalah -0,8242 dan nilai
merupakan bilangan yang menunjukan koefisien determinasi (R2) adalah
konsentrasi sediaan (ppm) yang mampu 0,6792. Hal ini menunjukkan bahwa
menghambat proses oksidasi sebesar antara konsentrasi ekstrak daun
50%. Semakin kecil nilai IC50 semakin mulberry dengan IC50 edible film tapioka
tinggi aktivitas antioksidannya. mempunyai korelasi sehingga
Hasil analisis kajian konsentrasi peningkatan atau penurunan konsentrasi
ekstrak daun mulberry memperlihatkan ekstrak daun mulberry sebagai
adanya hubungan linier tak langsung antioksidan pada proses pembuatan
terhadap rata-rata IC50 pada edible film edible film tapioka berpengaruh terhadap
tapioka. Kolerasi konsentrasi ekstrak aktivitas antioksidan yang dihasilkan.
daun mulberry terhadap IC50 edible film Nilai koefisien korelasi (r) yang
tapioka dengan perlakuan yang berbeda negatif menunjukkan bahwa hubungan
dapat dilihat pada Gambar 2 dengan antara konsentrasi ekstrak daun
menggunakan persamaan regresi linier. mulberry dengan IC50 pada edible film
tapioka sebagai hubungan linier
sempurna tak langsung dengan
kemiringan (slope) yang negatif pula hal
ini ditunjukkan dengan nilai slope yang
negatif yaitu -1146x artinya semakin
tinggi konsentrasi ekstrak daun mulberry
maka semakin rendah IC50 yang
dihasilkan.
Peningkatan konsentrasi ekstrak
daun mulberry akan menghasilkan
aktivitas antioksidan yang semakin
besar. Aktivitas antioksidan edible film
Gambar 2. Regresi Linear Kajian dipengaruhi oleh senyawa antioksidan
Konsentrasi Ekstrak Daun Mulberry yang terkandung dalam bahan dan
Terhadap Nilai IC50 (ppm) pada kemampuan senyawa tersebut untuk
Edible film Tapioka mereduksi radikal bebas. Ekstrak daun

12
mulberry mengandung senyawa fenol salah satu syarat Edible film adalah
yang diduga berperan besar dalam memiliki nilai kelarutan yang rendah
aktivitas antioksidan edible film karena sehingga memberikan kesan larut dalam
senyawa fenol mempunyai mekanisme mulut.
penangkapan radikal bebas melalui Berikut adalah hasil pengujian
reaksinya dengan gugus –OH. kecepatan larut edible film tapioka
Pada konsentrasi ekstrak daun dengan variasi penambahan ekstrak
mulberry 1% IC50 yang didapatkan daun mulberry yaitu 1%, 3%, 5%, 7%
sangat besar yaitu 8317,739 ppm, dapat dilihat pada Tabel 3.
berbeda dengan konsentrasi ekstrak 3%- Tabel 3. Kecepatan Larut Edible film
7% yang berkisar antara 1607,636 ppm Tapioka dengan Konsentrasi Ekstrak
– 876,34 ppm, ini kemungkinan Daun Mulberry yang Berbeda
disebabkan karena konsenrasi tapioka Rata-rata
2%, lebih besar dari konsentrasi ekstrak Konsentrasi kecepatan larut
1%, di mana senyawa fenol yang rendah Ekstrak (%) edible film (menit)
dibandingkan kadar pati sehingga 1 6,07
aktivitas antioksidan juga lebih rendah. 3 7,557
Penambahan tapioka lebih tinggi akan 5 9,073
meningkatkankan total padatan edible 7 10,787
film sehingga senyawa fenol sebagai Data pada Tabel 3 menunjukkan
senyawa yang mengandung antioksidan rata-rata kecepatan larut edible film
akan terikat kuat pada matriks film. tapioka, dengan perlakuan konsentrasi
Rendahnya senyawa fenol yang ekstrak daun mulberry yang berbeda
terekstrak akan mempengaruhi menghasilkan kecepatan larut yang
pengukuran aktivitas antioksidan edible berbeda. Semakin tinggi konsentrasi
film. Jadi tingginya aktivitas antioksidan ekstrak daun mulberry yang digunakan
edible film dipengaruhi oleh total fenol semakin rendah tingkat kelarutan yang
yang terekstrak (Kusumawati dkk., dihasilkan dengan ditandai
2013). meningkatnya waktu yang dibutuhkan
Antioksidan pada edible film untuk larut. Semakin tinggi waktu
penting dalam melindungi lemak bahan kelarutan semakin rendah tingkat
pangan. Meskipun kerusakan kelarutannya.
mikrobiologis merupakan faktor utama Hasil analisis kajian konsentrasi
yang perlu diperhatikan dalam ekstrak daun mulberry memperlihatkan
pengawetan bagian karbohidrat dan adanya hubungan linear langsung
protein suatu produk pangan, namun terhadap rata-rata waktu kecepatan larut
oksidasi adalah faktor utama yang pada edible film tapioka. Kolerasi
mempengaruhi kualitas lemak, minyak, konsentrasi ekstrak daun mulberry
dan bagian lemak dari pangan. Lemak terhadap kecepatan larut edible film
dan minyak mudah mengalami oksidasi tapioka dengan perlakuan yang berbeda
yang mengakibatkan kerusakan karena dapat dilihat pada gambar 3.
timbulnya bau dan cita rasa
menyimpang. Antioksidan juga banyak
digunakan pada berbagai macam permen
untuk mencegah ketengikan (Cahyadi,
2006).

Respon Fisik
1. Kecepatan Larut
Edible film merupakan suatu
lapisan yang dapat dimakan, sehingga

13
kemiringan (slope) yang positif pula hal
ini ditunjukkan dengan nilai slope yang
positif yaitu 1,6686x artinya semakin
tinggi konsentrasi ekstrak daun mulberry
maka semakin tinggi waktu yang
dibutuhkan untuk larut.
Berdasarkan Gambar 3 diketahui
bahwa kecepatan larut edible film
menurun seiring pertambahan waktu
yang dibutuhkan, ini dikarenakan
Gambar 3. Regresi Linear Kajian
terdapat penambahan total padatan
Konsentrasi Ekstrak Daun Mulberry
dalam suspensi edible film yang berasal
Terhadap Kecepatan Larut Edible
dari ekstrak daun mulberry. Tingginya
film Tapioka
total padatan pada edible film secara
Gambar 3 menunjukkan konsentrasi
langsung akan mempengaruhi kelarutan
ekstrak daun mulberry yang bervariasi
dari edible film. Murdianto (2005)
yaitu 1%, 3%, 5%, dan 7% yang
menyebutkan bahwa penambahan
digunakan sebagai antioksidan dalam
komponen yang bersifat hidrofob
proses pembuatan edible film tapioka,
mengakibatkan film memiliki kelarutan
memperlihatkan waktu larut yang
yang rendah.
semakin meningkat dengan semakin
1 Pengujian Kuat Tarik
tingginya konsentrasi ekstrak daun
Kekuatan tarik dan pemanjangan
mulberry. Hal ini terlihat adanya
merupakan sifat mekanik yang penting
kolerasi antara konsentrasi ekstrak daun
bagi Edible film. Kekuatan tarik
mulberry yang digunakan sebagai
merupakan sifat mekanik yang
antioksidan terhadap kecepatan larut
menyatakan kemampuan lapisan Edible
edible film tapioka. Kolerasi ini
film untuk menahan beban maksimum
ditunjukkan oleh nilai r dari persamaan
ketika ditekan. Kuat tarik menyatakan
regresi linier.
tekanan yang bisa ditahan oleh Edible
Kajian konsentrasi ekstrak daun
film sampai sobek. Pengukuran kuat
mulberry terhadap kecepatan larut
tarik dilakukan bersamaan dengan
edible film tapioka menghasilkan
pengukuran nilai pemanjangan atau
persamaan regresi linier adalah Y =
persen elongasi. Pemanjangan
0,7834x + 5,2384 dengan nilai koefisien
menyatakan kemampuan suatu Edible
korelasi (r) adalah 0,9994 dan nilai
film untuk meregang, yaitu pertambahan
koefisien determinasi (R2) adalah
panjang bahan dari panjang awal
0,9988. Hal ini menunjukkan bahwa
sebelum penarikan hingga putus.
antara konsentrasi ekstrak daun
Berikut adalah hasil pengujian
mulberry dengan kecepatan larut edible
kecepatan larut edible film tapioka
film tapioka mempunyai korelasi
dengan variasi penambahan ekstrak
sehingga peningkatan atau penurunan
daun mulberry yaitu 1%, 3%, 5%, 7%
konsentrasi ekstrak daun mulberry
dapat dilihat pada Tabel 4.
sebagai antioksidan pada proses
pembuatan edible film tapioka Tabel 4. Kuat Tarik Edible film
berpengaruh terhadap kecepatan larut. Tapioka dengan Konsentrasi Ekstrak
Nilai koefisien korelasi (r) yang Daun Mulberry yang Berbeda
positif menunjukkan bahwa hubungan Konse Rata-rata Rata-rata Rata-
antara konsentrasi ekstrak daun ntrasi kuat kuat tarik rata
mulberry dengan waktu larut pada Ekstr tarik (kgf/mm2) kuat
edible film tapioka sebagai hubungan ak (gf/mm2) tarik
linier sempurna langsung dengan

14
(%) (Mpa) ini ditunjukkan oleh nilai r dari
1 549,469 0,549 5,387 persamaan regresi linier.
3 516,046 0,516 5,059 Kajian konsentrasi ekstrak daun
5 457,767 0,458 4,488 mulberry terhadap kuat tarik edible film
7 373,268 0,373 3,659 tapioka menghasilkan persamaan regresi
Data pada Tabel 4 menunjukkan linier adalah Y = -0,2877x + 5,7992
rata-rata kuat tarik edible film tapioka, dengan nilai koefisien korelasi (r) adalah
dengan perlakuan konsentrasi ekstrak -0,9816 dan nilai koefisien determinasi
daun mulberry yang berbeda (R2) adalah 0,9635 menunjukkan bahwa
menghasilkan kuat tarik yang berbeda. antara konsentrasi ekstrak daun
Semakin tinggi konsentrasi ekstrak daun mulberry dengan kuat tarik edible film
mulberry yang digunakan semakin tapioka mempunyai korelasi yang sangat
rendah kuat tarik yang dihasilkan. kuat sehingga peningkatan atau
Hasil analisis kajian konsentrasi penurunan konsentrasi ekstrak daun
ekstrak daun mulberry memperlihatkan mulberry sebagai antioksidan pada
adanya hubungan linear sempurna tidak proses pembuatan edible film tapioka
langsung terhadap rata-rata kuat tarik berpengaruh terhadap kuat tarik yang
pada edible film tapioka. Kolerasi dihasilkan.
konsentrasi ekstrak daun mulberry Nilai koefisien korelasi (r) yang
terhadap kuat tarik edible film tapioka negatif menunjukkan bahwa hubungan
dengan perlakuan yang berbeda dapat antara konsentrasi ekstrak daun
dilihat pada Gambar 4. mulberry dengan kuat tarik pada edible
film tapioka sebagai korelasi sempurna
atau hubungan linier sempurna tak
langsung dengan kemiringan (slope)
yang negatif pula hal ini ditunjukkan
dengan nilai slope yang negatif yaitu
-0,2877x artinya semakin tinggi
konsentrasi ekstrak daun mulberry maka
semakin rendah kuat tarik yang
dihasilkan.
Semakin tinggi konsentrasi ekstrak
daun mulberry maka akan cenderung
Gambar 4. Regresi Linear Kajian menurunkan kuat tarik edible film. Hal
Konsentrasi Ekstrak Daun Mulberry ini kemungkinan besar dikarenakan
Terhadap Kuat Tarik Edible film ekstrak daun mulberry mengganggu
Tapioka pembentukan matriks film oleh polimer
Gambar 4 menunjukkan konsentrasi pati dan CMC. Ekstrak daun mulberry
ekstrak daun mulberry yang bervariasi mengandung komponen zat terlarut yang
yaitu 1%, 3%, 5%, dan 7% yang masuk ke dalam jaringan tiga dimensi
digunakan sebagai antioksidan dalam matriks film sehingga memperlemah
proses pembuatan edible film tapioka, ikatan antar polimer (Kusumawati dkk.,
memperlihatkan kuat tarik yang semakin 2013).
menurun dengan semakin tingginya Penambahan ekstrak daun mulberry
konsentrasi ekstrak daun mulberry. Hal meningkatkan ketebalan edible film
ini terlihat adanya kolerasi antara yang dihasilkan sehingga dengan
konsentrasi ekstrak daun mulberry yang semakin bertambahnya ketebalan edible
digunakan sebagai antioksidan terhadap film yang dihasilkan akan menurunkan
kuat tarik edible film tapioka. Kolerasi kekuatan tarik edible film. Hal ini
menunjukkan bahwa kekuatan tarik dari

15
edible film yang dihasilkan berbanding Terhadap Elongasi Edible film
terbalik dengan ketebalan (Sinaga dkk., Tapioka
2013). Gambar 5 menunjukkan konsentrasi
ekstrak daun mulberry yang bervariasi
2. Pengujian Elongasi yaitu 1%, 3%, 5%, dan 7% yang
Hasil pengujian kecepatan larut digunakan sebagai antioksidan dalam
edible film tapioka dengan variasi proses pembuatan edible film tapioka,
penambahan ekstrak daun mulberry memperlihatkan elongasi yang semakin
yaitu 1%, 3%, 5%, 7% dapat dilihat meningkat dengan semakin tingginya
pada Tabel 5. konsentrasi ekstrak daun mulberry. Hal
ini terlihat adanya kolerasi antara
Tabel 5. Elongasi Edible film Tapioka konsentrasi ekstrak daun mulberry yang
dengan Konsentrasi Ekstrak Daun digunakan sebagai antioksidan terhadap
Mulberry yang Berbeda elongasi edible film tapioka. Kolerasi ini
Konsentrasi Rata-rata ditunjukkan oleh nilai r dari persamaan
Ekstrak (%) Elongasi (%) regresi linier.
1 96,771 Kajian konsentrasi ekstrak daun
3 114,860 mulberry terhadap elongasi edible film
5 124,279 tapioka menghasilkan persamaan regresi
7 141,917 linier adalah Y = 7,2429x + 90,485
Data pada Tabel 5 menunjukkan dengan nilai koefisien korelasi (r) adalah
rata-rata elongasi edible film tapioka, 0,9932 dan nilai koefisien determinasi
dengan perlakuan konsentrasi ekstrak (R2) adalah 0,9865. Hal ini menunjukkan
daun mulberry yang berbeda bahwa antara konsentrasi ekstrak daun
menghasilkan kecepatan larut yang mulberry dengan elongasi edible film
berbeda. Semakin tinggi konsentrasi tapioka mempunyai korelasi sehingga
ekstrak daun mulberry yang digunakan peningkatan atau penurunan konsentrasi
semakin tinggi elongasinya. ekstrak daun mulberry sebagai
Hasil analisis kajian konsentrasi antioksidan pada proses pembuatan
ekstrak daun mulberry memperlihatkan edible film tapioka berpengaruh terhadap
adanya hubungan linear langsung elongasi.
terhadap rata-rata elongasi pada edible Nilai koefisien korelasi (r) yang
film tapioka. Kolerasi konsentrasi positif menunjukkan bahwa hubungan
ekstrak daun mulberry terhadap elongasi antara konsentrasi ekstrak daun
edible film tapioka dengan perlakuan mulberry dengan waktu larut pada
yang berbeda dapat dilihat pada Gambar edible film tapioka sebagai hubungan
5. linier sempurna langsung dengan
kemiringan (slope) yang positif pula hal
ini ditunjukkan dengan nilai slope yang
positif yaitu 7,2429x artinya semakin
tinggi konsentrasi ekstrak daun mulberry
maka semakin tinggi elongasinya.
Pemanjangan pada saat putus
menunjukkan perubahan panjang film
maksimum saat memperoleh gaya tarik
sampai film putus dibandingkan dengan
panjang awalnya. Penambahan ekstrak
Gambar 5. Regresi Linear Kajian daun mulberry akan meningkatkan
Konsentrasi Ekstrak Daun Mulberry ketebalan edible film yang dihasilkan
sehingga dengan semakin bertambahnya

16
ketebalan edible film yang dihasilkan kekuatan mekanik yang baik. Bila
akan meningkatkan pemanjangan pada Edible film tidak kuat atau mudah sobek
saat putus edible film. Hal ini akan menimbulkan kesulitan dalam
menunjukkan bahwa elongasi dari penanganan maupun dalam aplikasinya.
edible film yang dihasilkan berbanding
lurus dengan ketebalan (Akili, dkk., KESIMPULAN DAN SARAN
2012).
Penambahan ekstrak daun mulberry Kesimpulan
dengan konsentrasi yang semakin tinggi Berdasarkan penelitian dapat
akan meningkatkan elongasi dari edible disimpulkan bahwa penambahan ekstrak
daun mulberry dengan konsentrasi 1%
Kuat Elong (b/b), 3% (b/b), 5% (b/b), 7% (b/b),
No Jenis Film Peneliti
Tarik asi memberikan korelasi terhadap
Yunus karakteristik fisik dan kimia edible film
Edible film Jerami
Riyo 9,96 tapioka yang meliputi kadar air, aktivitas
1 Nangka CMC 2% 46%
(2010) Mpa
dan Gliserol 2% antioksidan, kecepatan larut, kuat tarik,
UNPAS
Edible film filtrate Rosmaw
dan elongasi.
Cingcau hijau ati 0,80
2
dengan tapioca 2% (2007) Mpa
272% Saran
dan gliserol 2% UNPAS Berdasarkan hasil evaluasi terhadap
Edible film ekstrak penelitian yang telah dilakukan, saran-
pectin nangka Sriyantik saran yang dapat diberikan :
27,5
3 dengan a (2005) 2,6% 1. Perlu dicoba pembuatan ekstrak
Mpa
penambahan CMC UNPAS dan mulberry dengan berbagai
0,3% macam cara ekstraksi untuk
Edible film pati Harris mendapatkan aktivitas antioksidan
6,97 72,9
4 tapioca CMC 1% (2001) yang kuat.
Mpa %
dan gliserol 3% IPB 2. Perlu dicoba prosedur pembuatan
Edible film ekstrak edible film lain yang dapat
daun jangelan
Murdiant mengurangi kehilangan aktivitas
1,25%, tapioca 3,10 0,14
5 o (2005) antioksidan selama proses.
1%, asam stearate Mpa %
UGM 3. Perlu dilakukan penelitian lebih
40%, dan gliserol
0,5% lanjut mengenai aplikasi
film sehingga edible film memiliki sifat penggunaan Edible film sebagai
lebih elastik dan tidak mudah patah. kemasan terhadap umur simpan
Ekstrak daun mulberry diduga akan makanan.
memberikan struktur yang kompak pada 4. Perlu dilakukan penelitian lebih
edible film. Semakin banyak ekstrak lanjut mengenai jenis makanan
daun mulberry yang ditambahkan akan yang cocok untuk dikemas dengan
menyebabkan ketebalan edible film Edible film tapioka yang ditambah
semakin meningkat dan dengan dengan ekstrak daun mulberry
ketebalan yang semakin meningkat nilai sebagai antioksidan.
elongasi akan semakin besar (Putri dan
Amaliya, 2014). Adapun hasil elongasi DAFTAR PUSTAKA
dan kuat tarik dari beberapa jenis edible
Aini, Syafiana Khusna. 2015. Kajian
film lain dapat dilihat pada Tabel 6.
pembuatan Edible Film tapioka
Tabel 6 menunjukkan bahwa
dengan penambahan ekstrak
kekuatan tarik Edible film dipengaruhi
rosella (Hibiscus sabdariffa L.)
bahan baku yang digunakan serta
pada buah tomat. Skripsi.
kombinasi bahan penyusun. Edible film
Program Studi Kimia Fakultas
yang terbuat dari hidrokoloid memiliki

17
Sains dan Teknologi. Universitas Farmasi Universitas Pancasila.
Islam Negeri Sunan Kalijaga. Jakarta.
Yogyakarta. Atmosoedarjo, S., J. Kartasubrata, M.
Akili, M.S., Ahmad, U., dan Suyatma, Kaomini, W. Saleh, dan W.
N.E. 2012. Karakteristik Edible Moerdoko. 2000. Sutera Alam
Film dari Pektin Hasil Ekstraksi Indonesia. Yayasan Sarana Jaya.
Kulit Pisang. Teknologi Jakarta.
Pascapanen Sekolah Pascasarjana Bourtoom, 2008. Review Article Edible
IPB. Protein Films: Properties
Amelia, P. 2011. Isolasi, elusidasi Enhancement, IFRJ 16 1-9.
struktur dan uji aktivitas BPPT. 2005. Mulberry (Morus alba L.),
antioksidan senyawa kimia dari di dalam Utomo, Deny. 2013.
daun Garcinia bethami Pierre. Pembuatan Serbuk Effervescent
Tesis Universsitas Indonesia. Mulberry (Morus Alba L.).
Anker, M., Matrs, S., and Anne Marie, Dengan Kajian Konsentrasi
H., 2000. Relatiomship between Maltodekstrin dan Suhu
the Microstructure and the Pengering. Tenaga Pengajar
Mechanical and Barrier Fakultas Pertanian Universitas
Properties of Whey Protein Films. Yudharta. Pasuruan.
J. Agric. Food Chem, Vol. 48 : Butkhup, Luchai., Khanprom, Intha.,
3806-3816, di dalam Al Awwaly, Samappito, Supachai. 2007.
Khotibul Umam, Manab, Abdul, Influence of the Drying Process
dan Wahyuni, Esti. 2010. on Flavonoid Contents and Their
Pembuatan Edible Film Protein Effects on Antioxidant Activity of
Whey : Kajian Protein Dan Mulberry (Morus alba L.) Green
Gliserol Terhadap Sifat Fisik Dan Tea Production. Department of
Kimia. Jurnal Ilmu Teknologi Biotechnology. Faculty of
Hasil Ternak. Vol. 5, No. 1, ISSN : Technology. Mahasarakham
1978-0303. University. Thailand.
Anonim, 2012. CMC Carboxymethyl Cahyadi, Wisnu. 2006. Analisis Dan
cellulose. melalui Aspek Kesehatan Bahan
http://pustakapanganku.blogspot.co Tambahan Pangan. Bumi Aksara.
m/2012/07/cmc-carboxymethyl- Jakarta.
cellulose.html, diakses : 1 Agustus Damayanthi, Evy. 2008. Studi
2015. Kandungan Katekin dan
Ansel, H. C. 1989. Pengatur Bentuk Turunannya Sebagai Antioksidan
Sediaan Farmasi (edisi IV). Alami Serta Karakteristik
Diterjemahkan oleh Farida Ibrahim. Organoleptik Produk Teh Murbei
Jakarta: Universitas Indonesia. dan Teh Camellia-Murbei. IPB.
AOAC, Association of Official Bogor.
Analytical Chemist. 2006. Official Daud, Muhamad Fajar, Sadiyah, Esti R.,
Methods of Analysis. Association Rismawati, Endah. 2011. Pengaruh
of Official Analytical Chemist, Perbedaan Metode Ekstraksi
Washington DC. Terhadap Aktivitas Antioksidan
Arifin, Moch. F., Nurhidayati, L., Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji
Syarmalina, Rensy. 2009. (Psidium guajava L.) Berdaging
Formulasi Edible Film Ekstrak Buah Putih. Program Studi
Daun Sirih (Piper betle L.) Farmasi. Universitas Islam
Sebagai Antihalitosis. Fakultas Bandung.

18
Departemen Kesehatan Republik Gontard, N. S., Guilbert and J. L. Cug.
Indonesia. 1995. Farmakope 1993. Water and Glyserol as
Indonesia. Jilid IV. Jakarta. Plasticizers Affect Mechanical and
Departemen Kesehatan Republik Water Vapour Barrier Properties
Indonesia. 2000. Parameter of Edible Wheat Gluten Film. J.
standar umum ekstrak tumbuhan Food Sci. (1): 206-210.
obat. Jakarta. Grace, M.R. 1977. Cassava Processing.
Direktorat Gizi depkes RI, 1981. dalam Food and Agriculture Organization
Lies, M,S. 2005. Tepung Tapioka of United Nations. Roma.
Pembuatan dan Pemanfaatannya, Guilbert, S. and B.Biquet. 1990. Edible
penerbit Kanisius, Jogjakarta. Films and coatings, di dalam
Dwidjoseputro. 1994. Pengantar Ginting, Erlina dan Yulianti, Rahmi.
fisiologi Tumbuhan. Gramedia 2012. Perbedaan Karakteristik
Pustaka Utama. Jakarta. Fisik Edible Film Dari Umbi-
E. A. Baldwin, and M. O. Nispereos- umbian Yang Dibuat Dengan
Carriedo. 1995. Edible Coating Penambahan Plasticizer. Balai
and Film to Improve Food Penelitian Tanaman Kacang-
Quality. Technomic Publ. Co. Inc, kacangan dan umbi-umbian.
Landcaster Basel. Malang.
Fajar, M. 2015. Isolasi Pektin Dari Harborne, J.B. 1987. Penuntun Cara
Jerami Padi Sebagai Bahan Modern Menganalisis Tumbuhan.
Dasar Pembuatan Edible Film Bandung: ITB.
Untuk Pelapisan Buah. Skripsi. Harmely, Fifi, Deviarny, Chris, dan
Program Studi Farmasi Fakultas Yenni, Wenna Syukr. 2014.
MIPA Universitas Islam Bandung. Formulasi dan Evaluasi Sediaan
Febriyanti, T. 1990. Studi Edible Film dari Ekstrak Daun
Karakteristik Fisik, Kimia, dan Kemangi (Ocimum americanum
Fungsional Beberapa Varietas L.) sebagai Penyegar Mulut.
Tepung Singkong. Skripsi. IPB, Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia
Bogor. Yayasan Perintis Padang. Padang.
Garnida, Y. 2006. Pembuatan Bahan Harris. 2001. Kemungkinan
Edible Coating Dari Sumber Penggunaan Edible Film Dari
Karbohidrat, Protein dan Lipid Pati Tapioka Untuk Pengemas
untuk Aplikasi Pada Buah Lempuk, Fakultas Pertanian
Terolah Minimal. Informatek Universitan Bengkulu, Bengkulu.
Universitas Pasundan, Indonesia. Ikhlas, Nur. 2013. Uji Aktivitas
Ghallisa, Khoirun Nisa. 2014. Ekstraksi Antioksidan Ekstrak Herba
Daun Sirih Merah (Piper Kemangi (Ocimum americanum
crocatum) Dengan Metode Linn) dengan Metode DPPH (2,2-
Microwave Assisted Extraction Difenil-1-Pikrilhidrazil). UIN
(MAE). Jurnal Bioproses Syarif Hidayatullah. Jakarta.
Komoditas Tropis. Melalui Indariani, S., 2006. Uji Aktivitas
http://jbkt.ub.ac.id, diakses pada 1 Antioksidan Ekstrak Daun
Agustus 2015. Jambu Biji (Psidium guajava L.)
Giancone, T. 2006. Hydrocolloid-Based J.II. Pert.indon.
Edible Films: Composition- Isnindar, Setyowati, E. P., dan
StructureProperties Relationship, Wahyuono, S., 2011, Aktivitas
Disertasi Doktoral, Universitas Antioksidan Daun Kesemek
Degli Studi Di Napoli, Italia (Diospyros kaki L.F) dengan
Metode DPPH (2,2-Difenil-1

19
Pikrilhidrazil). Majalah Obat Lindsay, 1985. R.C. Food Additives. Di
Tradisional, 16 (2) 63-67 dalam O.R. Fennema, Food
Kamal, N. 2010. Pengaruh Bahan Chemistry.
Aditif CMC (Carboxymethyl Miner and Dalton., 1953. Chemical
Cellulose) Terhadap Beberapa Properties and Derivatives of
Parameter Pada Larutan Glycerol. Reinhold Publishing
Sukrosa. Jurnal Teknologi vil I, Corp. New York, di dalam Eko,
Edisi 17, periode Juli-Desember Widhi dan Widayat. 2012. Potensi
(78-84). Gliserol Dalam Pembuatan
Ketaren, S. 1996. Minyak dan Lemak Turunan Gliserol Melalui Proses
Pangan. UI Press, Jakarta. Esterifikasi. Jurusan Teknik Kimia
Krochta, J,M. 1992. Control Mass Fakultas Teknik Universitas
of Transfer in Food With Edible Diponegoro. Semarang.
Coating and Film, di dalam Riyo, Molyneux, P, 2004. The use of the
Y,P. 2011. Pengaruh Konsentrasi stable free radical diphenylpicryl
CMC dan Gliserol Terhadap hydrazyl (DPPH) for estimmating
Karakteristik Edible Film Jerami antioxidant activity.
Nangka. Tugas Akhir Universitas Songklanakarin J. Sci. Technol,
Pasundan, Bandung. 26(2) : 211-219 di dalam Ikhlas,
Krochta, J.M. and C.L.C. DeMulder. Nur. 2013. Uji Aktivitas
1997. Edible and biodegradable Antioksidan Ekstrak Herba
polymer films: Challenges and Kemangi (Ocimum americanum
opportunities. Food Technol., 51: Linn) denganMetode DPPH (2,2-
61-74 Difenil-1-Pikrilhidrazil). UIN
Kusumawati, D. N. dan Putri, W. D. R. Syarif Hidayatullah. Jakarta.
2013. Karakteristik Fisik Dan Murdianto, Wiwit. 2005. Sifat Fisik
Kimia Edible Film Pati Jagung Dan Mekanik Edible Film Dari
Yang Diinkorporasi Dengan Ekstrak Daun Janggelan
Perasan Temu Hitam. Jurnal (Mesona palustris Bl.). Processing
Pangan dan Agroindustri Vol. 1 No. and Quality Control Laboratory,
1 p. 90-100. Universitas Brawijaya. Study Program of Agricultur
Malang. Product Technology, Faculty of
Layuk, P., Djagal,W., dan Haryadi. Agriculture, Mulawarman
2002. Karakteristik Komposit University. Samarinda.
Film Edible Pektin Daging Buah Mursito, B. 2001. Ramuan Tradisional
Pala dan Tapioka, Jurnal teknologi untuk Pengobatan Jantung.
dan Industri pangan, Vol XIII No.2. Penebar Swadaya, Jakarta.
Lieberman, E.R. and S.G. Gilbert. 1973. Nurfanani, Achmad. 2012. Plastik
Gas permeation of collagen film Biodegradable. Mechanical Eng.
as affected by cross-linkage, Melalui :
moisture and plasticizer content. J. ifankiwon.blogspot.co.id/2012/01/p
Polymer Sci. Symp. 41: 33−43, di lastik-biodegradable.html?m=1,
dalam Al Awwaly, Khotibul Umam, diakses pada 1 Agustus 2015.
Manab, Abdul, dan Wahyuni, Esti. Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-dasar
2010. Pembuatan Edible Film Biokimia Jilid 1. UI-Press: Jakarta.
Protein Whey: Kajian Rasio Putri, Indah Ristia. 2010. Pengaruh
Protein dan Gliserol Terhadap Konsentrasi Ekstrak Teh Hijau
Sifat Fisik dan Kimia. Teknologi dan Teknik Pembuatan Edible
Hasil Ternak Fakultas Peternakan Film Terhadap Kadar Air,
Universitas Brawijaya. Aktivitas Air, dan Kelarutannya.

20
Skripsi Jurusan Teknologi Hasil Song, Wei, Wang, Han-Jing, Bucheli,
Pertanian Fakultas Teknologi Peter, Zhang, Pei-Fang, Wei, Dong-
Pertanian Universitas Jember. Zhi, anf Lu, Yan-Hua. 2009.
Radley, J.A. 1976. Starch Production Phytochemical Profiles of
Technology. Applied Science Different Mulberry (Morus sp.)
Publishers, London. Species from China. J. Agric. Food
Riyo, Y,P. 2011. Pengaruh Konsentrasi Chem. 2009, 57, 9133-9140.
CMC dan Gliserol Terhadap Sudjana. 2005. Metode Statistika,
Karakteristik Edible Film Jerami Tarsito, Bandung.
Nangka.Tugas Akhir Universitas Sunanto, H. 1997. Budidaya Mulberry
Pasundan, Bandung. dan Usaha Persuteraan Alam.
Robertson, L.G. 1992. Food packaging Kanisius. Yogyakarta.
principles and practice. Marcel Sunardi. 2007. Uji Aktivitas
Dekker, New York, di dalam Antiooksidan Ekstrak Belimbing
Ginting, Erlina dan Yulianti, Rahmi. Wuluh (Averrhoa bilimbi, L.)
2012. Perbedaan Karakteristik Terhadap 1,1-Diphenyl-2-
Fisik Edible Film Dari Umbi- Picrylhidrazyl (DPPH). Seminar
umbian Yang Dibuat Dengan Nasional Teknologi 2007,
Penambahan Plasticizer. Balai Yogyakarta.
Penelitian Tanaman Kacang- Syahrizal, D. 2008. Pengaruh proteksi
kacangan dan umbi-umbian. vitamin C terhadap enzim
Malang. transaminase dan gambaran
Rodriguez, M, J. Oses, K. Ziani, and J.I. histopatologis hati mencit yang
Mate. 2006. Combined effect of dipapar plumbum. Tesis
plasticizer and surfactants on the Universitas Sumatera Utara, di
physical properties of starsch dalam Ikhlas, Nur. 2013. Uji
based Edible Films. Food Res. Int. Aktivitas Antioksidan Ekstrak
39: 840-846, di dalam Ginting, Herba Kemangi (Ocimum
Erlina dan Yulianti, Rahmi. 2012. americanum Linn) dengan
Perbedaan Karakteristik Fisik Metode DPPH (2,2-Difenil-1-
Edible Film Dari Umbi-umbian Pikrilhidrazil). UIN Syarif
Yang Dibuat Dengan Hidayatullah. Jakarta.
Penambahan Plasticizer. Balai Tiaraswara, Rayi Annissa. 2015.
Penelitian Tanaman Kacang- Optimalisasi Formulasi Hard
kacangan dan umbi-umbian. Candy Ekstrak Daun Mulberry
Malang. (Morus sp.) Dengan
Samsijah. 1992. Pemilihan Tanaman Menggunakan Design Expert
mulberry (morus sp.) yang sesuai Metode D-Optimal. Program Studi
dengan Sindang Resmi Teknologi Pangan. Artikel. Fakultas
Sukabumi, Jawa Barat. Bul Teknik Universitas Pasundan
Penelitian Hutan. Bandung.
Sinaga, Loisa Lorensia, Rejekina S, Tranggono. 1989. Bahan Tambahan
Melisa Seri, Sinaga, Mersi Suriani. Pangan. Pusat Antar Universitas
2013. Karakteristik Edible Film Pangan dan Gizi. Yogyakarta :
Dari Ekstrak Kacang Kedelai Universitas Gadjah Mada.
Dengan Penambahan Tepung Voigt. 1984. Buku Ajar Teknologi
Tapioka Dan Gliserol Sebagai Farmasi. Diterjemahkan oleh
Bahan Pengemas Makanan. Soendani Noeroto S.,UGM Press,
Fakultas Teknik Universitas Yogyakarta. Hal: 337-338
Sumatera Utara. Medan.

21
Winarno, F,G. 2004. Kimia Pangan dan
Gizi. Cetakan ke-2. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.
Wings, Devi. 2008. CMC
Carboxymethylcellulose, Melalui
http://deviwings.blogspot.co.id/200
8/03/cmc.html, diakses pada 1
Agustus 2015.
Wong, D.W.S., S.J. Tillin, J.S. Hudson
and A.E. Pavlath. 1994. Gas
Exchange in Cut Apples with
Bilayer Coatings. J. Agric. Food
Chem. 42 (10):2278-2285, di dalam
Garnida. 2006. Pembuatan Bahan
Edible Coating Dari Sumber
Karbohidrat, Protein dan Lipid
untuk Aplikasi Pada Buah
Terolah Minimal. Informatek
Universitas Pasundan, Indonesia.
Zafar, Muhammad S., Muhammad, F.,
Javed, I., Akhtar, M., Khaliq, T.,
Aslam, B., Waheed, A., Yasmin, R.,
Zafar, H. 2013. White Mulberry
(Morus alba) : A Brief
Phytochemical and
Pharmacological Evaluations
Account. International Journal Of
Agricultur & Biology.

22
23

Você também pode gostar