Você está na página 1de 24

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN. MM


DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAFASAN : BRONCHOPNEUMONIA DI
RUANG NAKULA RUMAH SAKIT PERMATA BUNDA PURWODADI

Disusun Oleh :
Muzaroah
NIM : N420184379

JURUSAN PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH KUDUS

2017
ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN. MM
DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAFASAN : BRONCHOPNEUMONIA
DI RUANG NAKULA RUMAH SAKIT PERMATA BUNDA PURWODADI

Nama Mahasiswa : Muzaroah


NIM : N420184379
Hari/Tanggal : Kamis, 29 Maret 2018
Jam : 14.30 WIB
Tempat Prakter : RS Permata Bunda Purwodadi
A. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS
a. Identitas Pasien
Nama : An. MM
Umur : 9 Bulan
Jenis Kelamin : Laki – laki
Agama : Islam
Pendidikan : Belum sekolah
Pekerjaan : Tidak bekerja
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Status Perkawinan : Belum menikah
Alamat : Pulokulon
Tanggal Masuk RS : 27 Maret 2018
No. Register : 282831
Diagnosa Medis : Brochopneumonia
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. P
Umur : 34 Tahun
Jenis Kelamin : Laki – laki
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Petani
Alamat : Pulokulon
Hubungan dengan : Ayah kandung
pasien
2. RIWAYAT KESEHATAN
a. Keluhan Utama
Ibu mengatakan anaknya sesak napas disertai batuk dengan sedikit dahak
yang keluar.
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Menurut pengakuan ibu klien , klien 2 hari sebelum masuk rumah sakit
klien mengalami sesak napas nggrok-nggrok, panas disertai dengan pilek
dan batuk, dahak sedikit keluar. Pada tanggal 27 Maret 2018 klien semakin
sesak napas dan panas, sehingga akhirnya klien di bawa ke IGD RSPB dan
dianjurkan dirawat.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Menurut ibu klien, klien sebelumnya pernah di rawat di RSPB pada tanggal
18 Desember 2017 karena penyakit yang sama yaitu batuk dengan sesak,
klien di rawat selama 8 hari, 3 hari di ruang ICU dan 5 hari di ruang biasa.
Selama di rawat di RS pada saat itu, anaknya mendapatkan terapi asap 1x.
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Menurut Ibu klien, tidak ada anggota keluarga klien yang menderita
penyakit yang sama dengan klien tetapi di keluarga klien ayah klien
merokok dan lingkungan rumah klien yang tidak memiliki ventilasi hanya
pintu saja.
e. Riwayat Alergi
Menurut ibu, klien tidak pernah mengalami lergi terhadap obat maupun
makanan.
f. Genogram

Keterangan
= Perempuan

= Laki-laki

= Klien (laki-laki)

3. POLA FUNGSIONAL (MENURUT VIRGINIA HENDERSON)


a. Pola pernapasan
Sebelum sakit
Ibu mengatakan anak tidak mengalami gangguan saat bernapas, tidak
mengalami sesak napas, saat bernapas tidak ngos-ngosan.
Selama sakit
Ibu mengatakan anak mengalami sesak napas, napas ngos-ngosan, sampai
keluar keringat dingin, suara napas nggrok-nggrok, napas dibantu dengan
oksigen.
b. Kebutuhan nutrisi
Sebelum sakit
Ibu klien mengatakan klien makan 3x sehari komposisi nasi sayur + lauk
dan kadang-kadang buah, serta minum ASI semaunya.
Selama sakit
Ibu klien mengatakan klien makan sedikit-sedikit, terkadang tidak mau
sama sekali terutama pada saat sangat sesak. Tiap disajikan makan dari
rumah sakit klien meghabiskan sepertiga porsi. Minum ASI tiap saat dan
juga minum air putih.
c. Kebutuhan eliminasi
Sebelum sakit
Ibu klien mengatakan klien BAB 2x/hari dengan konsistensi lembek, warna
kuning tengguli, bau khas serta BAK 6-7x/hari dengan warna kuning jernih
bau khas.
Selama sakit
Ibu klien mengatakan sejak tadi malam klien BAB 1x sehari dengan
konsistensi agak cair, serta BAK 2x dengan warna kuning jernih, bau khas.
d. Kebutuhan istirahat tidur
Sebelum sakit
Ibu klien mengatakan klien tidur malam pukul 20.00 WIB s/d 05.00 WIB
dan tidur pagi/siang ± 5-6 jam.
Selama sakit
Ibu klien mengatakan sejak tadi malam klien belum dapat tidur nyenyak
karena sesak dan sulit untuk tidur. Klien tidur siang 1 jam dan malam 3 jam
ibu klien mengatakan klien rewel serta sering menangis sehingga membuat
cemas ibunya, tetapi pada saat tidak begitu sesak anak dapat tidur pulas.
e. Kebutuhan rasa aman dan nyaman
Sebelum sakit
Ibu mengatakan bahwa klien lebih merasa nyaman dengan orang-orang
yang sudah dikenal dan nyaman pada lingkungan yang tidak ramai.
Selama sakit
Ibu mengatakan klien cenderung lebih rewel karena banyak orang yang
tidak dikenal termasuk para petugas rumah sakit. Tetapi anak menjadi lebih
tenang karena nenek dan keluarga bergantian ikut merawat di rumah sakit.
f. Kebutuhan berpakaian
Sebelum sakit
Ibu mengatakan klien terbiasa menggunakan pakaian dengan gambar-
gambar, biasa ganti baju 3x sehari atau jika basah langsung diganti.
Selama sakit
Ibu mengatakan klien ganti baju tiap kali basah atau kotor.
g. Kebutuhan mempertahankan suhu tubuh dan sirkulasi.
Sebelum sakit
Ibu mengatakan anak terbiasa menggunakan kipas angin pasa saat suhu
panas dan pada saat dingin anak terbiasa tidur menggunakan selimut.
Selama sakit
Ibu mengatakan anak merasa nyaman karena di ruangan juga disediakan
kipas angin, dan juga dikipasi tangan oleh keluarga.
h. Kebutuhan personal hygiene
Sebelum sakit
Ibu klien mengatakan klien mandi 2x sehari pakai sabun keramas 2x sehari,
ganti baju 2 – 3x sehari.
Selama sakit
Ibu klien mengatakan anak disibin 2x sehari oleh perawat.
i. Kebutuhan gerak dan keseimbangan tubuh
Sebelum sakit
Ibu mengatakan klien bisa berjalan dengan dituntun, terkadang dapat
melangkah beberapa langkah tanpa dituntun.
Selama sakit
Ibu mengatakan anak lebih sering digendong dan tiduran di tempat tidur,
karena anak lebih sering sesak napas dan panas.
j. Kebutuhan berkomunikasi dengan orang lain
Sebelum sakit
Ibu mengatakan klien sudah dapat mengucapkan beberapa kata
Selama sakit
Ibu mengatakan anak lebih sering diam dan menangis.
k. Kebutuhan spiritual
Keluarga beragama islam, dan anak mengikuti orang tua
l. Kebutuhan bermain dan rekreasi
Sebelum sakit
Klien sudah bisa di ajak bermain, klein dapat melihat orang yang mengajak
bermain dan berespon dengan orang yang mengajak main.
Selama sakit
Klien tampak lemah dan enggan untuk bermain karena klien sesak.
m. Kebutuhan belajar
Sebelum sakit
Ibu mengatakan anak suka dengan buku-buku bergambar dengan warna-
warna yang cerah.
Selama sakit
Ibu mengatakan anak lebih suka dengan mainan yang dibelikan oleh
kelurga.

4. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan Umum : Cukup
b. Kesadaran : Composmentis
GCS : E= 4 M= 6 V= 5 Total= 15
c. TTV
Nadi : 120 X/ menit
Respirasi : 60 x / menit
Suhu : 40° C
d. Kepala
Messocephal, distribusi rambut menyebar tapi belum merata dan agak tipis,
warna agak merah, kulit kepala bersih, lingkar kepala 44 cm, fontanel
anterior dan fontanel posterior blm menutup, tidak terdapat lesi atau pun
nyeri tekan.
e. Wajah
Wajah simetris, terlihat lesu.
f. Mata
Bentuk dan letak mata simetris, skelera putih jernih, konjungtiva berwarna
kemerahan, reflek corneal positif (terbukti klien bisa mengedip saat diberi
cahaya tiba-tiba), replek pupil positif (terbukti ada reaksi saat diberi cahaya
pada area pupil), reflek glabellar negatif (terbukti saat diketuk dahinya mata
berkedip), pergerakan bola mata baik bisa melirik ke kanan dan ke kiri ke
atas dan ke bawah.
g. Hidung
Bentuk hidung simetris, septum tepat berada ditengah, keadaan bersih, tidak
ada polip,keadaan lubang lembab, terdapat bulu-bulu halus hidung, reflek
bersin baik, terpasang nasal canula dengan oksigen 2 liter/menit.
h. Mulut
Bentuk bibir simetris, bibir tampak kering kemerahan, tidak terdapat lesi,
lidah bersih, dan ovula berada di tengah, reflek sucking positif, reflek
muntah positif, relflek batuk positif.
i. Telinga
Bentuk telinga kanan dan kiri simetris, terbukti puncak pina sejajar dengan
alis, keadaan bersih, fungsi pendengaran baik (klien menoleh saat
dipanggil), reflek moro positif
j. Leher
Bentuk simetris, tidak terjadi peningkata JVP, tidak terjadi pembesaran
KGB, trachea tidak terjadi deviasi reflek menelan baik.
k. Dada
 Paru
I : Bentuk dan pergerakan dada simetris, pengembangan paru
maksimal, RR 60x / menit, pola napas regular, tidak ada
retraksi interkosta.
P : Terdengar resonance.
P : Tidak ada deformitas, tidak ada nyeri tekan.
A : Terdengar ronchi kanan dan kiri.
 Jantung
I : Bentuk dan pergerakan dada simetris, ictus cordis terlihat
jelas.
P : Perubahan dari bunyi sonor ke redup pada SIC II kiri di
garis parasentralis kiri (batas atas kanan jantung).
Perubahan bunyi sonor ke redup pada SIC v kiri agak ke
tengah garis midklavikula kiri (batas bawah kanan jantung).
Perubahan bunyi sonor ke redup IC III-IV kanan di garis
parasentralis kanan ( batas bawah kanan jantung).
Perubahan bunyi sonor ke redup IC II kanan garis
parasentralis kanan (batas bawah kiri jantung).
P : Ictus cordis teraba pada IC II, 2 jari dari midklavikula kiri
ke arah medial.
A : Bunyi jantung I & II regular.
l. Abdomen
I : Bentuk abdomen cembung
A : Bising usus 8 x/menit terdengar lembut
P : Tidak ada nyeri tekan
P : Terdengar timpani
m. Genetalia dan anus
Genetalia eksterna tidak ada kelainan, terdapat lubang anus, terlihat bersih.
n. Ekstermitas
 Atas
Bentuk kedua tangan kanan dan kiri simetris, reflek grasp positif
(terbukti saat diberikan tangan telapak tangan langsung
menggenggam), tidak terdapat polydactyly, clubbing finger tidak
ada, lesi tidak ada, oedema tidak ada, lingkar lengan atas 10 cm,
kekuatan otot (5/5).
 Bawah
Bentuk kedua kaki kanan dan kiri simetris, reflek babinski negatif
(terbukti pada saat digores dengan reflek hammer pada telapak kaki
klien jari-jari tidak hiperekstensi dan ibu jari tidak dorsi fleksi),
reflek withdrawl positif (terbukti pada saat telapak kaki diberi
rangsangan tungkai kaki tertarik), tidak terdapat syndactyly, dan
ploydactyly, tidak ada lesi dan tidak terjadi oedema. Kekuatan otot
5/5, terpasang infuse RL 15 tts/menit mikro.
 Kulit
Keadaan lembab dengan keringat, warna kulit putih, turgor kulit
baik karena terbukti kulit saat di cubit (kembali < 3 detik), teraba
panas.

5. DATA PENUNJANG
a. Pemeriksaan Laboratorium, tanggal: 27 Maret 2018

No Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan


1 2 3 4
Hb 11,3 g/dl 11,5 -13,5
HT 34% 38 – 40
Leukosit 17.200/mm3 4.000 – 10.000
Trombosit 488.000/mm3 150 – 450 ribu

b. Radiologi
Photo Thorak : Bronchopneumonia Bilateral, tidak tampak
kardiomegali
c. Therapy Medis : Tanggal 29 Maret 2018
Infus RL 15 tts/menit
Paracetamol infus 2x80 mg (selang-seling paracetamol drop)
Injeksi Ceftriaxon 2x200 mg
Injeksi Cortidex 3x1/4 ampul
Nebulizer Ventolin & Fliksotide @ ½ tube ( 2x1/2 tube)
Sanmol drop 3x80 mg
O2 2 lt/menit (kanul)

B. ANALISA DATA
NO HARI/TGL DATA FOKUS MASALAH ETIOLOGI
JAM
1 Kamis, DS : Bersihan jalan napas Akumulasi sekret
29 Maret 2018 Ibu mengatakan anak sesak tidak efektif pada bronkhus
Jam 14.30 WIB napas disertai batuk
dengan dahak susah
keluar.

DO:
- Tampak sesak napas dan
batuk
- Terdengar ronkhi pada
paru kanan dan kiri
- RR : 60x/menit
- Terpasang oksigen kanul
2 liter/menit
2 Kamis, DS: Hipertermi Inflamasi terhadap
29 Maret 2018 Ibu mengatakan anaknya infeksi saluran
Jam 14.30 WIB mengalami panas nafas

DO:
- Kulit teraba panas
- Bibir kemerahan
- t : 40°C
- N : 120x/menit
- Leukosit :
17.200/mm3

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan akumulasi sekret pada
bronkhus.
2. Hipertermi berhubungan dengan inflamasi terhadap infeksi saluran nafas.
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
N HARI/TG DX KEP TUJUAN DAN INTERVENSI RASIONAL
O L KRITERIA HASIL
JAM
1 Kamis, Bersihan jalan NOC : Respiratory monitoring
29 Maret napas tidak Setelah diberikan 1. Pantau rate, irama, kedalaman, dan usaha - Mengetahui tingkat gangguan yang
2018 efektif askep selama 3x24 respirasi terjadi dan membantu dalam
Jam 14.30 berhubungan jam, diharapkan menetukan intervensi yang akan
WIB dengan bersihan jalan nafas 2. Perhatikan gerakan dada, amati simetris, diberikan.
akumulasi klien kembali penggunaan otot aksesori, retraksi otot - Menunjukkan keparahan dari
sekret pada efektif dengan supraclavicular dan intercostal gangguan respirasi yang terjadi dan
bronkhus. kriteria hasil: 3. Monitor suara napas tambahan menetukan intervensi yang akan
Ditandai diberikan
Respiratory
dengan: - Suara napas tambahan dapat menjadi
status: airway
- Sesak napas indikator gangguan kepatenan jalan
patency
dan batuk 4. Monitor pola napas : bradypnea, tachypnea, napas yang tentunya akan
- Terdengar hyperventilasi, napas kussmaul, napas berpengaruh terhadap kecukupan
- Frekuensi
ronkhi pada cheyne-stokes, apnea, napas biot’s dan pola pertukaran udara.
pernapasan dalam
paru kanan ataxic - Mengetahui permasalahan jalan
batas normal
dan kiri napas yang dialami dan keefektifan
- Irama pernapasn Airway Management
normal
- RR : - Kedalaman pola napas klien untuk memenuhi
1. Auskultasi bunyi nafas tambahan; ronchi,
60x/menit pernapasan kebutuhan oksigen tubuh.
wheezing.
normal
- Tidak ada
2. Berikan posisi yang nyaman untuk
akumulasi - Adanya bunyi ronchi menandakan
mengurangi dispnea.
sputum terdapat penumpukan sekret atau
3. Bersihkan sekret dari mulut dan trakea;
sekret berlebih di jalan nafas.
lakukan penghisapan sesuai keperluan.
- Posisi memaksimalkan ekspansi
paru dan menurunkan upaya
4. Anjurkan asupan cairan adekuat.
pernapasan.
- Mencegah obstruksi atau aspirasi.
5. Lakukan fisiotherapi dada
Penghisapan dapat diperlukan bia
klien tak mampu mengeluarkan
sekret sendiri.
6. Kolaborasi pemberian oksigen
- Fisioterapi dada/ back massage
dapat membantu menjatuhkan secret
yang ada dijalan nafas.
- Meringankan kerja paru untuk
7. Kolaborasi pemberian broncodilator sesuai memenuhi kebutuhan oksigen serta
indikasi.
memenuhi kebutuhan oksigen dalam
tubuh.
- Broncodilator meningkatkan ukuran
lumen percabangan trakeobronkial
sehingga menurunkan tahanan
terhadap aliran udara.
2 Kamis, Hipertermi Thermoregulasi Fever treatment
29 Maret berhubungan Setelah dilakukan 1. Monitor suhu sesering mungkin - Untuk mengetahui perubahan suhu
2018 dengan tindakan tubuh pasien
Jam 14.30 inflamasi keperawatan 2. Monitor warna dan suhu kulit - Untuk mengetahui perubahan warna
WIB terhadap selama 2x24 jam dan suhu kulit
3. Observasi tanda – tanda vital tiap 4 jam
infeksi saluran suhu tubuh pasien - Pemantauan tanda vital yang teratur
sekali
nafas dalam batas normal dapat menentukan perkembangan
Ditandai Kriteria Hasil : keperawatan yang selanjutnya
dengan: - Suhu 36 – 37°C - Memenuhi kebutuhan cairan, dan
- Kulit teraba - Nadi dalam mengurangi suhu tubuh klien
4. Berikan cairan intravena
panas rentang normal - Untuk menjaga suhu tubuh pasien
- Bibir - Tidak ada 5. Berikan selimut hangat, dan kompres hangat - Penyediaan udara bersih
kemerahan perubahan warna 6. Tingkatkan sirkulasi udara - Menurunkan panas pada pusat
- t : 40°C kulit 7. Kolaborasi pemberian anti piretik. hipotalamus
- N: 8. Berikan pengobatan untuk mengatasi - Pemberian obat antibiotik unuk
120x/menit penyebab demam mencegah infeksi
- Leukosit :
17.200/mm3
E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
NO HARI/TGL DX JAM IMPLEMENTASI KEPERAWATAN RESPON TTD
JAM KEP
1 Kamis, I 14.30 Memantau rate, irama, kedalaman, dan usaha S : Anak rewel
29 Maret respirasi O : - RR : 60x/mnt
2018 - Irama reguler
- Kedalaman cukup
I 14.35 Melihat gerakan dada, mengamati simetris, S : Anak rewel
penggunaan otot aksesori, retraksi otot O : - Gerakan dada simetris
supraclavicular dan intercostal - Tidak ada retraksi intercosta
I 14.40 Memonitor suara napas tambahan S : Anak rewel
O : Terdengar suara ronkhi pada
dada kanan dan kiri
I 14.45 Monitor pola napas : bradypnea, tachypnea, S : Anak rewel
hyperventilasi, napas kussmaul, napas cheyne- O : Pola napas tachypnea
stokes, apnea, napas biot’s dan pola ataxic
I 14.45 Memonitor oksigen S : Anak rewel
O : Oksigen kanul terpasang benar 2
liter/menit
I 14.50 Melakukan fisiotherapi dada S : Anak rewel
O : Lendir sedikit keluar saat anak
menangis
II 15.30 Memonitor suhu melalui axilla, memonitor warna S : Anak sedikit tenang
dan suhu kulit O : t = 39°C, warna kulit kemerahan,
suhu kulit teraba panas
II 15.45 Memasang selimut hangat dan mengompres S : Anak rewel
hangat O : Selimut terpasang
II 15.50 Meningkatkan sirkulasi udara dengan S : Anak terlihat tenang
menyarankan pembatasan pengunjung di ruangan. O : Pengunjung bergantian masuk
ruangan
I 16.15 Memberikan posisi yang nyaman untuk S : Anak tenang
mengurangi dyspnea dengan posisi digendong oleh O : Anak tampak tenang
ibu S : Ibu bersedia klien diberikan obat
II 16.30 Memberikan sanmol drop 80 mg per os O : Sanmol drop 80 mg masuk per
os tanpa muntah
II 17.00 Memberikan injeksi ceftriaxone 200 mg intra vena S : Ibu bersedia klien diberikan
melalui selang infus suntikan
O : Ceftriaxon 200 mg masuk
melalui selang infus, tidak ada
reaksi alergi
I 17.15 Memberikan inhalasi dengan nebulizer (ventolin S : Anak rewel
½ ampul dan flixotide ½ ampul) O : Asap nebulizer maksimal, lendir
sebagian keluar melalui hidung
I 17.45 Menyarankan asupan cairan yang cukup dengan S : Ibu bersedia
memberikan air minum sesering mungkin O : Anak lebih suka minum ASI,
terutama hangat dan ASI secukupnya. tidak muntah setelah minum.
S : Anak tenang
II 17.50 Memberikan cairan intravena dengan O : Tetesan infus lancar 15 tts/mnt
menggantikan flabot yang sudah habis dengan mikro, tidak ada bengkak
yang baru maupun plebitis
II 18.00 Mengobservasi tanda – tanda vital 4 jam pertama S : Anak tenang
O : RR = 56x/mnt
N = 118x/mnt
t = 38,6°C
II 18.30 Memberikan sanmol infus 80mg S : Ibu bersedia klien diberikan
sanmol infus
O : Sanmol infus 80mg masuk, tidak
ada reaksi alergi
2 Jum’at, I 14.00 Memantau rate, irama, kedalaman, dan usaha S : Anak tenang
30 Maret respirasi O : - RR : 46x/mnt
2018 - Irama reguler
- Kedalaman cukup
I 14.05 Melihat gerakan dada, mengamati simetris, S : Anak tenang
penggunaan otot aksesori, retraksi otot O : - Gerakan dada simetris
supraclavicular dan intercostal - Tidak ada retraksi intercosta
I 14.10 Memonitor suara napas tambahan S : Anak tenang
O : Terdengar suara ronkhi lebih
halus
I 14.15 Monitor pola napas : bradypnea, tachypnea, pada dada kanan dan kiri
hyperventilasi, napas kussmaul, napas cheyne- S : Anak tenang
stokes, apnea, napas biot’s dan pola ataxic O : Pola napas eupnea
I 14.20 Memonitor oksigen S : Anak tenang
O : Oksigen kanul terpasang benar 2
liter/menit
I 14.25 Melakukan fisiotherapi dada S : Anak rewel
O : Lendir sedikit keluar saat anak
menangis
II 15.30 Memonitor suhu melalui axilla, memonitor warna S : Anak sedikit tenang
dan suhu kulit O : t = 38,2°C, suhu kulit teraba
hangat, warna kulit sawo matang
II 15.50 Meningkatkan sirkulasi udara dengan S : Anak terlihat tenang
menyarankan pembatasan pengunjung di ruangan. O : Pengunjung bergantian masuk
ruangan
I 16.15 Memberikan posisi yang nyaman untuk S : Anak tenang
mengurangi dyspnea dengan tidur menggunakan O : Anak tampak tenang
bantal lebih tinggi di kepala
II 16.30 Memberikan sanmol drop 80 mg per os S : Ibu bersedia klien diberikan obat
O : Sanmol drop 80mg masuk per
os tanpa muntah
II 17.00 Memberikan injeksi ceftriaxone 200 mg intra vena S : Ibu bersedia klien diberikan
melalui selang infus suntikan
O : Ceftriaxon 200 mg masuk
melalui selang infus, tidak ada
reaksi alergi
I 17.15 Memberikan inhalasi dengan nebulizer (ventolin S : Anak rewel
½ ampul dan flixotide ½ ampul) O : Asap nebulizer maksimal, lendir
sebagian keluar melalui hidung
I 17.45 Menyarankan asupan cairan yang cukup dengan S : Ibu bersedia
memberikan air minum sesering mungkin O : Anak minum air putih hangat,
terutama hangat dan ASI secukupnya. minum ASI, tidak muntah
setelah minum.
II 17.50 Memberikan cairan intravena dengan S : Anak tenang
menggantikan flabot yang sudah habis dengan O : Tetesan infus lancar 15 tts/mnt
yang baru mikro,
tidak ada bengkak maupun
plebitis
II 18.00 Mengobservasi tanda – tanda vital 4 jam S : Anak tenang
O : RR = 46x/mnt
N = 117x/mnt
t = 38°C
3 Sabtu, I 14.00 Memantau rate, irama, kedalaman, dan usaha S : Anak tenang
31 Maret respirasi O : - RR : 42x/mnt
2018 - Irama reguler
- Kedalaman cukup
I 14.05 Melihat gerakan dada, mengamati simetris, S : Anak tenang
penggunaan otot aksesori, retraksi otot O : - Gerakan dada simetris
supraclavicular dan intercostal - Tidak ada retraksi intercosta
I 14.10 Memonitor suara napas tambahan S : Anak tenang
O : Terdengar suara ronkhi lebih
halus pada dada kanan dan kiri
I 14.15 Monitor pola napas : bradypnea, tachypnea, S : Anak tenang
hyperventilasi, napas kussmaul, napas cheyne- O : Pola napas eupnea
stokes, apnea, napas biot’s dan pola ataxic
I 14.20 Melepas oksigen S : Anak tenang
O : Oksigen kanul terpasang benar 2
liter/menit dilepas
II 15.50 Memberikan posisi yang nyaman S : Anak tenang
O : Anak tampak tenang
I 16.15 Memberikan injeksi ceftriaxone 200 mg intra vena S : Ibu bersedia klien diberikan
melalui selang infus suntikan
O : Ceftriaxon 200 mg masuk
melalui selang infus, tidak ada
reaksi alergi
II 16.30 Memberikan inhalasi dengan nebulizer (ventolin S : Anak rewel
½ ampul dan flixotide ½ ampul) O : Asap nebulizer maksimal, lendir
tidak ada
I 17.15 Mengobservasi tanda – tanda vital 4 jam S : Anak tenang
O : RR = 40x/mnt
N = 112x/mnt
t = 37,2°C
F. CATATAN PERKEMBANGAN
NO TANGGAL DX EVALUASI TTD
KEP

1 Jum’at, 1 S : Ibu mengatakan anaknya masih sesak


30 Maret 2019 napas, masih batuk nggrok-nggrok
O:
- RR = 46x/mnt
- Irama napas reguler
- Kedalaman cukup
- Terdengar ronki halus kanan dan kiri
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi :
Respiratory monitoring (1,2,3,4)
Airway Management (1,2,4,5,7)
2 Jum’at, 2 S : Ibu klien mengatakan panas anaknya
30 Maret 2019 mulai berkurang
O:
- t = 38°C
- N = 117x/mnt
- Warna kulit sawo matang, teraba
hangat
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi 1,2,3,4,5,6,7,8
3 Sabtu, 1 S : Ibu mengatakan anak tidak sesak napas
31 Maret 2018 lagi, batuk masih jarang-jarang
O:
- RR = 40x/mnt
- Irama napas reguler
- Kedalaman cukup
- Ronki kanan dan kiri mulai hilang
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
DPJP menyatakan boleh pulang
Sabtu, S : Ibu klien mengatakan anaknya tidak
31 Maret 2018 panas lagi
O:
- t = 37,2°C
- N = 112x/mnt
- Warna kulit sawo matang
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
DPJP menyatakan boleh pulang

Você também pode gostar