Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
TINJAUAN PUSTAKA
2. Non-Tradisional
a. The unmarried teenage mother: keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak
dari hubungan tanpa nikah.
b. The stepparent family: keluarga dengan orangtua tiri.
c. Commune family: beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan
saudara, yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman
yang sama, sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok / membesarkan anak bersama.
d. The nonmarital heterosexual cohabiting family: keluarga yang hidup bersama berganti-ganti
pasangan tanpa melalui pernikahan.
e. Gay and lesbian families: seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama
sebagaimana pasangan suami-istri (marital partners).
f. Cohabitating couple: orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena
beberapa alasan tertentu.
g. Group-marriage family: beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga
bersama, yang merasa telah saling menikah satu dengan yang lainnya, berbagi sesuatu,
termasuk sexual dan membesarkan anaknya.
h. Group network family: keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu
sama lain dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan dan
bertanggung jawab membesarkan anaknya.
i. Foster family: keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara dalam waktu
sementara, pada saat orangtua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan
kembali keluarga yang aslinya.
j. Homeless family: keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanen
karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan
mental.
k. Gang: sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang muda yang mencari ikatan
emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian, tetapi berkembang dalam kekerasan dan
kriminal dalam kehidupannya.
1. Perkembangan Sensorik
Aktivitas motor merupakan bagian yang berkembang pada masa bayi. Perkembangan sensorik
motor ini didukung oleh keterampilan motorik kasar dan halus seperti stimulus visual,stimulus
pendengaran,stimulus taktil (sentuhan),dan stimulasi kinetik.Stimulus sensorik yang diberikan oleh
lingkungan anak akan direspon dengan memperlihatkan aktivitas-aktivitas motoriknya.
Stimulasi visual merupakan stimulasi awal yang penting pada tahap permulaan perkembangan
anak.Anak akan meningkatkan perhatiannya pada lingkungan sekitar melalui penglihatanny.Oleh karena
itu,orang tua disarankan untuk memberikan mainan warna-warni pada usia 3 bulan pertama.
Stimulasi pendengaran (stimulasi auditif) adalah sangat penting untuk perkembangan bahasanya
(verbaal),terutama pada tahun pertama kehidupannya.Memberikan sentuhan (stimulus taktil) yang
mencukupi pada anak berarti memberikan perhatian dan kasih sayng yang diperlukan oleh anak.Stimulus
semacam ini akan menimbulkan rasa aman dan percaya diri pada anak sehingga anak lebiih responsif
dan berkembang.Stimulasdi kinetik akan membantu anak untuk mengenal lingkungan yang berberda.
2. Pekembangan Intelektual
Memberikan sumber-sumber yang beraneka ragam untuk pembelajaran:
Eksplorasi dan manipulasi bentuk,ukuran,tekstur,warna pengalaman dengan angka, hubungan
yang renggang konsep abstrak.Kesempatan untuk mempraktikkan dan memperluas keterampilan
berbahasa.Memberikan kesempatan untuk melatih pengalaman masa lalu dalam upaya
mengasimulasinya kedalam persepsi dan hubungan baru.Membantu anak memahami dunia dimana
mereka hidup dan membedakan antara fantasi dan realita.
5. Kesadaran Diri
Dengan aktivitas bermain,anak akan menyadari bahwa dirinya berbeda dengan yang lain dan
memahami dirinya sendiri. Anak belajar untuk memahami kelemahan dan kemampuannya dibandingkan
dengan anak yang lain.anak juga mulai melepaskan diri dari orang tuanya.
6. Nilai Terapeutik
Bermain dapat mengurangi tekanan atau stres dari lingkungan. Dengan bermain,anak dapat
mengekspresikan emosi dan ketik puasan atas situsi sosial serta rasa takutnya yang tidak dapat
diekspresikan di dunia nyata. Dengan bermain dapat memudahkan komunikasi verbal dan ninverbal
tentang kebutuhan, rasa takut dan keinginan.
Pada saat ini berbagai metode deteksi dini untuk gengguan perkembangan anak telah dibuat,
demikian pula dengan skrining untuk mengetahui penyakit-penyakit yang potensial dapat mengakibatkan
gangguan perkembangan anak. Dalam memilih bentuk alat ukur perkembangan haruslah mengau
kepada tujuan dari proses pengukuran tersebut. Ada banyak metode tes perkembangan dan psikologi
untuk menilai perkembangan anak. Para ahli di dunia dan di Indonesia untuk menilai perkembangan anak
yang paling sering digunakan salah satunya adalah DDST atau Deteksi Dini Tumbuh Kembang anak
(Diana,2010).
DDST atau Deteksi dan Intervensi Dini TUmbuh Kembang Anak adalah salah satu dari metode
skrining terhadap kelainan perkembangan anak. Test ini bukan merupakan test diagnostic atau test IQ
(Rohany,2014). Adapun tujuan dari DDST adalah untuk mengetahui dan mengikuti proses
perkembangan anak serta mengatasi secara dini bila ditemukan kelainan perkembangan. Adapun
manfaat dari DDST adalah untuk mengetahui tahap perkembangan yang telah dicapai anak, untuk
menemukan adanya keterlambatan perkembangan anak sedini mungkin, dan untuk meningkatkan
kesadaran orang tua atau pengasuh anak untuk berusaha menciptakan kondisi yang menguntungkan
bagi perkembangan (Diana,2010).
Adapun aspek yang dinilai berdasarkan form DDST tersebut adalah 125 tugas perkembangan yang
dinilai, yang dikelompokkan menjadi 4 sektor, yaitu (Rohany,2010):
a. Sektor personal social. : Yaitu aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri
bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan.
b. Sektor gerakan motorik halus. : Yaitu aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk
mengamati sesuatu, melakukan kegiatan yang melibatkan gerakan-gerakan tubuh tertentu yang
dilakukan otot-otot kecil tetapi memerlukan koordinasi yang cermat. Contohnya koordinasi mata,
tangan, memainkan, menggunakan benda-benda kecil.
c. Sektor bahasa.: Yaitu kemampuan untuk memberikan reflek terhadap suara, mengikuti perintah
dan berbicara spontan.
d. Sektor gerakan motorik kasar. : Yaitu aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap
tubuh dan biasanya memerlukan tenaga karena dilakukan otot-otot besar. Contohnya duduk,
melompat, berjalan, dll.
Adapun cara penilaiannya adalah sebgaai berikut :
1. Usahakan test perkembangan dilakukan pada tempat yang tenang / tidak bising, dan bersih.
2. Sediakan meja tulis dengan kursinya dan matras.
3. Formulir Denver.
Deteksi dini penyimpangan perkembangan anak umur < 6 tahun, berisi 125 gugus tugas
yang disusun dalam formulir menjadi 4 sektor untuk menjaring fungsi.
Skala umur tertera pada bagian atas formulir yang terbagi dari umur dalam bulan dan
tahun, sejak lahir sampai berusia 6 tahun.
Setiap ruang antara tanda umur mewakili 1 bulan, sampai anak berumur 24 bulan.
Kemudian mewakili 3 bulan, sampai anak berusia 6 tahun.
Pada setiap tugas perkembangan yang berjumlah 125, terdapat batas kemampuan
perkembangan yaitu 25%, 50% dan 90% dari populasi anak lulus pada tugas
perkembangan tersebut.
pada beberapa tugas perkembangan terdapat huruf dan angka pada ujung kotak sebelah
kiri, contohnya R singakatan dari report, artinya tugas perkembangan tersebut dapat
lulus berdasarkan laporan dari orang tua / pengasuh anak, tetapi apabila memungkinkan
maka penilai dapat memperhatikan apa yang biasa dilakukan oleh anak.
Angka kecil menunjukkan tugas yang harus dikerjakan sesuai dengan nomor yang ada
pada formulir.
4. Mengkaji kegiatan anak yang meliputi 4 sektor yang dinilai.
5. Dekat dengan anak.
6. Menjelaskan pada orang tua bahwa DDST bukan test IQ.
7. Lingkungan diatur supaya anak merasa nyaman dan aman selama dilakukan test.