Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat
dan karunia-Nya,sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang merupakan
sebuah makalah kesehatan terkait tentang konsep perilaku sehat sakit. Makalah ini
disusun oleh mahasiswa FKM UINSU dengan judul makalah yang ditetapkan, untuk
menjadi sumber nilai dalam mata kuliah promosi kesehatan. Dalam menyelesaikan
makalah ini, penulis menghaturkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membimbing Dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan,
oleh sebab itu penulis meminta maaf kepada penilai maupun pembaca. Saran dan
kritik yang membangun sangat diharapkan guna perbaikan dikemudian hari. Akhir
kata penulis ucapkan terima kasih.
1
BAB 1
PENDAHULUAN
2
B. RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian penyakit dan sakit
2. Teori perilaku mekanisme sakit
3. Elemen-elemen pokok dalam perilaku sakit
4. Peranan orang sakit
C. TUJUAN MASALAH
Adapun tujuan dari makalah ini adalah :
1. Untuk memahami konsep sehat sakit
2. Untuk mengetahui pengertian penyakit dan sakit
3. Mengetahui teori perilaku mekanisme sakit
4. Mengetahui elemen-elemen pokok dalam perilaku sakit
5. Mengetahui apa saja Peranan orang sakit
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
Dari batasan kedua pengertian atau istilah yang berbeda tersebut tampak
adanya perbedaan konsep sehat-sakit yang kemudian akan menimbulkan
permasalahan konsep sehat-sakit di dalam masyarakat. Secara obyektif seseorang
terkena penyakit, salah satu organ tubuhnya terganggu fungsinya namun dia tidak
merasa sakit. Atau sebaliknya, seseorang merasa sakit atau merasakan sesuatu di
dalam tubuhnya, tetapi dari pemeriksaan klinis tidak diperoleh bukti bahwa ia
sakit.
Seorang individu yang merasa dirinya sedang sakit, perilaku sakit bisa
berfungsi sebagai mekanisme koping.
5
Sedangkan perilaku sehat adalah tindakan yang dilakukan individu untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatannya, termasuk pencegahan penyakit,
perawatan kebersihan diri, dan penjagaan kebugaran melalui olahraga dan
makanan bergizi.
Menurut Kasl dan Cobb, perilaku sakit adalah aktivitas apapun yang
dilakukan oleh individu yang merasa sakit, untuk mendefenisikan keadaan
kesehatannya dan untuk menemukan pengobatan mandiri yang tepat. Perilaku
sehat adalah suatu aktivitas dilakukan oleh individu yang menyakini dirinya
sehat untuk tujuan mencegah penyakit atau mendeteksinya dalam tahap
asimptomatik.
Menurut Sri Kusmiyati dan Desmaniarti (1990), terdapat 7 perilaku orang sakit
yang dapat diamati, yaitu:
6
menjadi cerewet, banyak menuntut, dan banyak mengeluh tentang
masalah sepele.
Reaksi emosional tinggi, yaitu perilaku individu yang sakit ditandai
dengan sangat sensitif terhadap hal-hal remeh sehingga menyebabkan
reaksi emosional tinggi.
Perubahan perpepsi terhadap orang lain, karena beberapa faktor
diatas, seorang penderita sering mengalami perubahan persepsi
terhadap orang lain.
Berkurangnya minat, individu yang menderita sakit di samping
memiliki rasa cemas juga kadang-kadang timbul stress. Faktor
psikologis inilah salah satu sebab berkurangnya minat sehingga ia
tidak mempunyai perhatian terhadap segala sesuatu yang ada di
lingkungannya. Berkurangnya minat terutama kurangnya perhatian
terhadap sesuatu yang dalam keadaan normal ia tertarik atau berminat
terhadap sesuatu.
Faktor ini digunakan untuk menjelaskan tentang sakit dan cara untuk
mengatasinya, tetapi orang lain dengan kondisi yang lebih ringan justru mengalami
kesulitan sosial dan psiokologis. Mechanics menjelaskan variasi-variasi dalam
perilaku sakit, yaitu perilaku yang berhubungan dengan kondisi yang menyebabkan
seseorang menaruh perhatian terhadap gejala-gejala oada dirinya kemudian mencari
pertolongan.
7
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Sakit
1. Faktor Internal
Akan tetapi persepsi seperti itu dapat pula mempunyai akibat yang
sebaliknya. Bisa saja orang yang takut mengalami sakit yang serius,
akan bereaksi dengan cara menyangkalnya dan tidak mau mencari
bantuan.
2. Faktor Eksternal
8
b. Kelompok Sosial
c. Ekonomi
Dekatnya jarak klien dengan RS, klinik atau tempat pelayanan medis
lain sering mempengaruhi kecepatan mereka dalam memasuki sistem
pelayanan kesehatan. Demikian pula beberapa klien enggan mencari
pelayanan yang kompleks dan besar dan mereka lebih suka untuk
mengunjungi Puskesmas yang tidak membutuhkan prosedur yang rumit.
e. Dukungan Sosial
a. Shoping atau proses mencari beberapa sumber yang berbeda dari medical care
untuk suatu persoalan atau yang lain, meskipun tujuannya adalah untuk
9
mencari dokter yang akan mendiagnosis dan mengobati yang sesuai dengan
harapan.
b. Fragmentation atau proses pengobatan oleh beberapa fasilitas kesehatan pada
lokasi yang sama.
c. Procrastination atau proses penundaan pencarian pengobatan sewaktu gejala
dirasakan.
d. Self medication atau mengobati sendiri dengan bebagai ramuan atau
membelinya di warung obat.
e. Discontinuity atau proses tidak melanjutkan (menghentikan) pengibatan.
10
Menimbulkan perubahan emosional spt : menarik diri/depresi, dan
juga perubahan fisik. Perubahan emosional yang terjadi bisa kompleks atau
sederhana tergantung beratnya penyakit, tingkat ketidakmampuan, dan
perkiraan lama sakit.
Pada tahap ini klien mencari kepastian penyakit dan pengobatan dari
seorang ahli, mencari penjelasan mengenai gejala yang dirasakan,
penyebab penyakit, dan implikasi penyakit terhadap kesehatan dimasa yang
akan datang
Klien yang merasa sakit, tapi dinyatakan sehat oleh profesi kesehatan,
mungkin ia akan mengunjungi profesi kesehatan lain sampai ia memperoleh
diagnosa yang diinginkan
11
Klien yang sejak awal didiagnosa penyakit tertentu, terutama yang
mengancam kelangsungan hidup, ia akan mencari profesi kesehatan
lain untuk meyakinkan bahwa kesehatan atau kehidupan mereka tidak
terancam. Misalnya: klien yang didiagnosa mengidap kanker, maka ia akan
mengunjungi beberapa dokter sebagai usaha klien menghindari diagnosa
yang sebenarnya.
Merupakan tahap akhir dari perilaku sakit, dan dapat terjadi secara
tiba-tiba, misalnya penurunan demam. Penyembuhan yang tidak cepat,
menyebabkan seorang klien butuh perawatan lebih lama sebelum kembali ke
fungsi optimal, misalnya pada penyakit kronis.
12
Orang yang berpenyakit belum tentu akan mengakibatkan berubahnya
peranan orang tersebut di dalam masyarakat. Sedangkan orang yang sakit
akan menyebabakan perubahan peranannya di dalam masyarakat maupun di
dalam lingkungan keluarga.
Jelasnya, orang yang sakitmemasuki posisi baru, dan posisi baru ini
menurut suatu peranan yang baru pula. Peranan baru orang sakit (pasien)
harus mendapat pengakuan dan dukungan dari anggota masyarakat dan
anggota keluarga yang sehat secara wajar. Sebab dengan sakitnya salah satu
anggota keluarga atau anggota masyarakat maka aka nada lowongan posisi
yang berarti juga mekanisme system di dalam keluarga atau masyarakat itu
akan terganggu.
Hal ini disebabkan salah satu anggota memegang peranan absen.untuk
itu maka anggota – anggota keluarga/masyarakat harus dapat mengisi
lowongan posisi tersebut yag berarti juga menggantikan peranan orang yang
sedang sakit tersebut. Kadang – kadang peranan orang yang sakit tersebut
demikian luasnya sehingga peran yang ditinggalkan tidak mungkin digantikan
oleh satu orang saja. Hal ini mengingat pula orang yang mengantikan tersebut
sudah mempunyai posisi dan perananny sendiri. Demikian seterusnya bahwa
orang sakit sebagai anggota keluarga atau masyarakat akan mengakibatkan
perubahan – perubahan posisi dan peranan – peranannya.
Berbicara tentang peranan, maka ada dua hal yang saling berkaitan,
yakni hak (rights) dan kewajiban (obligation). Demikian juga peranan orang
sakit (pasien) akan menyangkut masalah hak dan kewajiban orang sakit
tersebut sebagai anggota masyarakat.
1. Hak – hak Orang Sakit
Hak orang sakit yang pertama dan yang utama adalah bebas
dari segala tanggung jawab sosial yang normal. Artinya, orang yang
sedang sakit mempunyai hak untuk tidak melakukan pekerjaan sehari
– hari yang biasa dilakukan. Hal ini boleh di tuntut, namun tidak
mutlak. Maksudnya, tergantung dari tingkat keparahan atau tingkat
13
persepsi dari penyakit tersebut. Apabila tingkat keparahannya masih
rendah maka orang tersebut mungkin tidak perlu menuntut haknya.
Dan seandainya mau menuntutnya harus secara penuh. Maksudnya, ia
tetap berada dalam posisinya tetapi peranannya dikurangi, dalam arti
volume dan frekuensi kerjanya dikurang.
Tetapi bila tingkat keparahannya tinggi maka hak tersebut
harus dituntutnya. Lebih – lebih apabila si sakit tersebut menderita
penyakit menular. Hak untuk tidak memasuki posisi social dapat di
tuntut olehnya sebab bila tidak akan berakibat ganda. Disatu pihak
akan menambah keparahan derajat keparahan sisakit dan juga akan
mengghasilkan hasil kerja yang tidak sempurna, dan di pihak lain
massyrakat atau anggota-anggota masyarakat yang lain akan tertulari
penyakitnya yang mungkin akan menimbulkan epidemi (out break )
yang berbahaya.
Tuntutan kedua adalah kepada organisasi kerja ( tempat kerja ),
dan yang ketiga adalah tuntutan hak sakit kepada organisasi-organisasi
masyarakat di mana si sakit menduduki posisi dan menjalankan peran.
Kedua tuntutan ini boleh langsung maupun melalui lembaga keluarga
dan bahkan melalui lembaga pelayanan kesehatan seperti surat cuti
dokter dan sebagainya.
Hak yang kedua dari orang sakit adalah hak untuk menuntut (
mengklaim ), bantuan atau perawatan kepada orang lain. Di dalam
masyarakat orang yang sedang sakit berada dalam posisi lemah, lebih-
lebih bila sakitnya sudah berada pada derajat keparahan yang tinggi.
Di pihak lain orag yang sakit dituntut kewajibannya untuk sembuh dan
juga dituntut untuk segera kembali berperan di dalam system social.
Dari situ ia berhak untuk dibantu dan di rawat agar cepat memperoleh
kesembuhan. Di dalam hal ini anggota keluarga dan anggota
masyarakat yang tidak sakit berkewajiban untuk membantu dan
merawatnya. Oleh Karen tugas penyembuhan dan perawatan itu
14
memerlukan suatu kemampuan dan ketrampilan khusus maka tugas ini
didelegasikan kepada lembaga-lembaga masyarakat atau individu -
individu tertentu, seperti dukun, dokter, perawat, bidan, dan petugas
kesehatan yang lain.
2. Kewajiban-kewajiban Orang sakit
Di samping haknya yang dapat dituntut, orang yang sedang
sakit juga mempunyai kewajiban yang harus di penuhi.
Pertama, orang yang sedang sakit mempunyai kewajiban untuk
sembuh dari penyakitnya. Memperoleh kesembuhan bukanlah hak
penderita, tetapi kewajiban penderita. Mengapa? Karena manusia
diberi kesempurnaan dan kesehatan oleh Tuhan. Secara alamiah
manusia itu sehat. Adapun menjadi atau jadi jatuh sakit sebenarnya
merupakan keselahan manusianya sendiri. Oleh karena itu, bila ia
jatuh sakit maka ia berkewajiban unutk mengembalikan posisinya
kedalam keadaan sehat. Seperti telah di uraikan di atas bahwa orang
sakit itu lemah sehingga di dalam melakukan kewajibannya untuk
sembuh memerlukan orang lain. Dalam hal ini si sakit dapat
menjalankan kewajibannya mencari penyembuhan sendiri, atau minta
bantuan orang lain.
Apabila prinsip ini diterapkan d dalam masyarakat kewajiban
tersebut ada di masyarakat. Para petugas kesehatan dalam usahanya
ikut melibatkan masyarakat di dalam pelayanan kesehatan masyarakat,
sebenarnya hanya sekedar membantu msyarakat tersebut dalam rangka
menjalankan kewajibannya untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan mereka. Seprti telah kita sepakati bersama bahwa
masyarakat dalam pendekatan pelayanan kesehatan masyarakat
sebagai subjek, dan juga consumer sekaligus sebagai provider, maka
dalam konteks peranan sakit orang yang sakit juga sebagai anggota
masyarakat dapat menuntut haknya sekaligus menjalankan kewajiban
orang sakit.
15
Jelasnya, memperoleh kesembuhan adalah hak dan kewajiban
orang sakit. Kewajiban orang sakit untuk mencari pengakuan ini
penting agar anggota masyarakat yang lain dapat menggantikan
posisinya dan melakukan peranan-peranannya selama ia dalam
keadaan sakit. Pengakuan ini misalnya dapat diwujudkan dengan
pemberian cuti sakit atau izin tidak masuk kerja, baik secara formal
maupun informal. Sedangkan pentingnya mencari nasihat dan kerja
sama oleh orang sakit kepada anggota masyarakat lain adalah dalam
rangka kewajibannya yang pertama, yakni agar memperoleh
kesembuhan yang secepat mungkin.
16
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Keadaan sehat dan sakit pada prinsipnya
mempengaruhi perilakunya. Orang dituntut melakukan peran-
peran tertentu sesuai dengan keadaannya, sehat atau sakit.
Peran yang harus dilakukan oleh seseorang sesuai dengan
keadaan sehat dan sakit itu disebut health and sick roles.
Orang yang sehat dituntut untuk melakukan peran-
peran tertentu dan bertanggung jawab terhadap diri dan orang
lain. Sementara orang yang sakit dituntut untuk berperan
sebagai orang yang sakit, dibebaskan dari tanggung jawab
normalnya, bahkan tidak perlu bertanggung jawab terhadap diri
dan orang lain.
B. SARAN
Perlu adanya soialisasi dari dinas kesehatan atau pihak
yang terkait kepada masyarakat tentang suatu penyakit, cara
pengobatan, dan pencegahannya agar perilaku dan kesadaran
masyarakat terahadap kesehatan menjadi lebih baik guna
mencapi masyarakat yang sehat.
17