Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Di Susun Oleh :
Jihan Rizki Annisa 201601067
Tingkat/Kelas :
2B Keperawatan
1.2 Tujuan
Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada hiperemesis
gravidarum ringan.
Tujuan Khusus
Mengkaji data pasien serta menganalisisnya
Menegakkan diagnosa keperawatan dan menentukan prioritas
masalah klien
Menyusun rencana tindakan keperawatan pada ibu hiperemesis
gravidarum ringan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. KONSEP MEDIS
I. Definisi
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada
wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena pada
umumnya menjadi buruk karena terjadi dehidrasi (Rustam Mochtar, 1998).
Mual dan muntah biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat timbul
setiap saat bahkan malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi 6
minggu setelah hari pertama haid dan berlangsung selama kurang lebih 10
minggu.
Hiperemesis Gravidarum (Vomitus yang merusak dalam kehamilan)
adalah nousea dan vomitus dalam kehamilan yang berkembang sedemikian
luas sehingga menjadi efek sistemik, dehidrasi dan penurunan berat badan
(Ben-Zion, MD, Hal:232)
Hiperemesis diartikan sebagai muntah yang terjadi secara berlebihan
selama kehamilan (Hellen Farrer, 1999, hal:112)
II. Etiologi
Belum diketahui secara pasti, faktor-faktor predisposisi yang
dikemukakan:
1. Primigravida, molatudatidosa, diabetes, kehamilan ganda akibat kenaikan
HCG
2. Faktor organik : alergi, masuknya vili korialis dalam sirkulasi maternal,
perubahan metabolik
3. Faktor psikologi : keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan, rasa
takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut
memikul tanggung jawab dan sebagainya.
4. Faktor endokrin : hipertyroid, diabetes, progesteron yang menyebabkan
pengosongan lambung menurun pada awal kehamilan
III. Patofisiologi
Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen yang biasa
keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis
plasma berkurang. Natrium dan klorida darah turun. Selain itu dehidrasai
Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan berkuang
gastrointestinal.
Pathways
Hiperemesis gravidarum
Kelemahan tubuh
Intoleransi
aktifitas
IV. Manifestasi Klinis
Batas mual dan muntah berapa banyak yang disebut Hiperemesis
gravidarum tidak ada kesepakatan. Ada yang mengatakan bila lebih dari
sepuluh kali muntah. Akan tetapi apabila keadaan umum ibu terpengaruh
Tingkatan I (ringan)
umum penderita
- Lidah mengering
- Mata cekung
Tingkatan II (sendang)
asetonuria
- Dehidrasi hebat
V. Pemeriksaan Penunjang
Elektrolit darah dan urinalisis
VI. Komplikasi
Hiperemesis gravidarum yang terjadi terus-menerus dapat menyebabkan
dehidrasi pada penderita. Dehidrasi muncul pada keadaan ini akibat
kekurangan cairan yang dikonsumsi dan kehilangan cairan karena muntah.
Keadaan ini menyebabkan cairan ekstraseluler dan plasma berkurang sehingga
volume cairan dalam pembuluh darah berkurang dan aliran darah ke jaringan
berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan (nutrisi) dan oksigen
yang akan diantarkan ke jaringan mengurang pula. Dampak dari keadaan ini
terhadap kesehatan ibu adalah menurunnya keadaan umum, munculnya tanda-
tanda dehidrasi (dalam berbagai tingkatan tergantung beratnya hiperemesis
gravidum), dan berat badan ibu berkurang. Risiko dari keadaan ini terhadap ibu
adalah kesehatan yang menurun dan bisa terjadi syok serta terganggunya
aktivitas sehari-hari ibu. Dampak dari keadaan ini terhadap kesehatan janin
adalah berkurangnya asupan nutrisi dan oksigen yang diterima janin. Risiko
dari keadaan ini adalah tumbuh kembang janin akan terpengaruh.
Selain dehidrasi, hiperemesis gravidarum dapat menyebabkan
ketidakseimbangan elektrolit. Ketidakseimbangan elektrolit muncul akibat
cairan ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan klorida darah akan
turun. Kalium juga berkurang sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya
ekskresi lewat ginjal. Dampak dari keadaan ini terhadap kesehatan ibu adalah
bertambah buruknya keadaan umum dan akan muncul keadaan alkalosis
metabolik hipokloremik (tingkat klorida yang rendah bersama dengan
tingginya kadar HCO3 & CO2 dan meningkatnya pH darah). Risiko dari
keadaan ini terhadap kesehatan ibu adalah bisa munculnya gejala-gejala dari
hiponatremi, hipokalemi, dan hipokloremik yang akan memperberat keadaan
umum ibu. Dampak keadaan ini terhadap kesehatan janin adalah juga akan
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin.
Hiperemesis gravidum juga dapat mengakibatkan berkurangnya asupan
energi (nutrisi) ke dalam tubuh ibu. Hal ini dapat mengakibatkan cadangan
karbohidrat dan lemak dalam tubuh ibu habis terpakai untuk keperluan
pemenuhan kebutuhan energi jaringan. Perubahan metabolisme mulai terjadi
dalam tahap ini. Karena oksidasi lemak yang tidak sempurna, maka terjadilah
ketosis dengan tertimbunnya asam aseton-asetik, asam hidroksi butirik, dan
aseton dalam darah. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan ke jaringan
berkurang dan tertimbunnya zat metabolik yang toksik. Dampak dari keadaan
ini terhadap kesehatan ibu adalah kekurangan sumber energi, terjadinya
metabolisme baru yang memecah sumber energi dalam jaringan, berkurangnya
berat badan ibu, dan terciumnya bau aseton pada pernafasan. Risikonya bagi
ibu adalah kesehatan dan asupan nutrisi ibu terganggu. Dampak keadaan ini
terhadap kesehatan janin adalah berkurangnya asupan nutrisi bagi janin. Risiko
bagi janin adalah pertumbuhan dan perkembangan akan terganggu.
Frekuensi muntah yang terlalu sering dapat menyebabkan terjadinya
robekan pada selaput jaringan esofagus dan lambung. Keadaan ini dapat
menyebabkan perdarahan gastrointestinal. Pada umumnya robekan yang terjadi
berupa robekan kecil dan ringan. Perdarahan yang muncul akibat robekan ini
dapat berhenti sendiri. Keadaan ini jarang menyebabkan tindakan operatif dan
tidak diperlukan transfusi.
VII. Diagnosis
Secara klinis penegakan diagnosis hiperemesis gravidarum dilakukan
dengan menegakkan diagnosis kehamilan terlebih dahulu (amenore yang
disertai dengan tanda-tanda kehamilan). Lebih lanjut pada anamnesis
didapatkan adanya keluhan mual dan muntah hebat yang dapat mengganggu
pekerjaan sehari-hari. Pada pemeriksaan fisis diijumpai tanda-tanda vital
abnormal, yakni peningkatan frekuensi nadi (>100 kali per menit),
penurunan tekanan darah, dan dengan semakin beratnya penyakit dapat
dijumpai kondisi subfebris dan penurunan kesadaran. Pada pemeriksaan
fisis lengkap dapat dijumpai tanda-tanda dehidrasi, kulit tampak pucat dan
sianosis, penurunan berat badan, uterus yang besarnya sesuai dengan usia
kehamilan dengan konsistensi lunak, dan serviks yang livide saat dilakukan
inspeksi dengan spekulum. Pada pemeriksaan laboratorium dapat diperoleh
peningkatan relatif hemoglobin dan hematokrit, hiponatremia dan
hipokalema, benda keton dalam darah, dan proteinuria.
tempat tidur, tetapi dianjurkan untuk makan roti kering arau biskuit
berbau lemak
2. Terapi obat-obatan
Apabila dengan cara diatas keluhan dan gejala tidak berkurang maka
diperlukan pengobatan
B6
di rumah sakit
a. Isolasi
hanya perawat dan dokter saja yang boleh masuk. Catat cairan
b. Terapi psikologik
c. Terapi mental
secara intravena. Buat dalam daftar kontrol cairan yang amsuk dan
disebutkan diatas.
d. Terminasi kehamilan
sulit diambil, oleh karena disatu pihak tidak boleh dilakukan terlalu
Tujuan :
Intervensi
kebutuhan nutrisi
terpat tentang diet pra natal dan suplemen vitamin / zat besi setiap hari
diberikan
memakannya
muntah
glukosa
kehilangan cairan
tujuan :
tindakan
Intervensi
d. Kaji suhu dan turgor kulit, membrane mukosa, tekanan darah (TD),
metabolisme sel
Tujuan :
Intervensi
bantu ambulasi
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
B. Saran