Você está na página 1de 54

Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS

PASAL I.01
URAIAN UMUM
1. Spesifikasi Teknis sedang bentuk bangunan yang dimaksud harus sesuai dengan gambar yang
telah ditetapkan dengan Syarat - syarat Teknis sebagaimana tercantum dalam pasal - pasal di
bawah ini.
2. Pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Penyedia Jasa adalah Pembangunan Gedung :
 Pembangunan Mushola Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro
 Lokasi : Tembalang Semarang
3. Pekerjaan Persiapan
 Persiapan lapangan, penentuan titik referensi, pengadaan air kerja, barak direksi keet (sewa),
pembuatan papan nama proyek, andang steger werk sampai dengan pekerjaan administrasi,
pengurusan IMB pada lantai 2, bongkaran dan pembersihan lapangan, pengamanan dan
mobilisasi pekerjaan.
4. Pemberian pekerjaan meliputi :
Mendatangkan, pengolahan, pengangkutan semua bahan, pengerahan tenaga kerja, pengadaan
semua alat-alat bantu dan sebagainya. Yang pada umumnya langsung atau tidak langsung
termasuk di dalam usaha penyelesaian dengan baik dan menyerahkan pekerjaan dengan
sempurna dan lengkap.
Juga di sini dimaksudkan pekerjaan-pekerjaan atau bagian-bagian pekerjaan yang walaupun tidak
disebutkan didalam bestek tetapi masih berada didalam lingkungan pekerjaan haruslah
dilaksanakan sesuai petunjuk Direksi.
5. Persyaratan Teknis Umum ini meliputi persyaratan dari segi teknis yang secara umum berlaku
untuk seluruh bagian pekerjaan dimana persyaratan ini bisa diterapkan untuk pekerjaan
Pembangunan Mushola Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Tembalang
Semarang Tahun Anggaran 2012. Lokasi Jl. Prof. Soedharto, SH Tembalang, Semarang.
Pekerjaan ini terdiri dari:
a. Pembangunan Mushola 2 (dua) lantai.
b. Pembangunan R. Pengelola dan R. Rohis.
c. Renovasi Akses Bangunan Rektorat dan Laboratorium.
Secara rinci adalah sebagai berikut:
• Pekerjaan persiapan, pembongkaran selasar akses dari bangunan Rektorat dan Laboratorium
• Pekerjaan tanah
• Pekerjaan pondasi struktur footplat dan trucuk bambu
• Pekerjaan pasangan batu dan plesteran
• Pekerjaan pintu dan jendela
• Pekerjaan tangga beton
• Pekerjaan atap beton bertulang
• Pekerjaan utilitas dan sanitasi
• Pekerjaan finishing dan arsitektur
• Pekerjaan elektrikal dalam bangunan-luar bangunan
• Pekerjaan perpipaan air bersih-air kotor (plumbing)

Pembangunan Mushola Fakultas Ekonomika dan Bisnis


Universitas Diponegoro Semarang Tahun Anggaran 2012 1
Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS.

1). Pekerjaan persiapan : direksi keet, barak pekerja, air kerja, kelengkapan direksi keet,
kantor & gudang kantor, pembersihan lapangan.
2). Pekerjaan pembongkaran : pembongkaran selasar antara Gedung Dekanat dan
Laboratorium untuk akses ke dalam Mushola.
3). Pekerjaan pondasi plat : Beton K 250 tulangan besi beton dengan trucuk bambu Ø 10
setempat & trucuk bambu cm berjarak antar bambu 40 cm.
4). Pekerjaan beton struktur : Batu gunung pecah mesin/ split, pasir beton, besi SNI, Beton K
250 ready mix perancah/ scafolding, cetakan beton, plat baja,
vibrator.
5). Pekerjaan beton bukan : Batu gunung pecah mesin/ split, pasir beton, besi beton, beton
struktur/ praktis K 175 beton molen
6). Pekerjaan lantai : - Lantai : Keramik glazur 40x40cm ; mulia, asia tile, roman.
- Tangga : Keramik glasur bertekstur 30x30cm ; mulia, asia
tile, roman.
- Keramik Mushola Homogenous Tile 60x60cm; Essenza,
Granito, Niro Granite
7). Pekerjaan tangga railing & : - Tangga beton
balustrade - Railing pipa hollow 2x4, 5x10 dan 7x7cm
8). Pekerjaan dinding & : pasangan bata ringan dan bata merah.
partisi
9). Pekerjaan pelapis dinding : Plesteran, finishing cat ex. Mowilex, ICI DULUX, Jotun,
interior acrylic emulsion dan exterior weather shield.
10) Pekerjaan plafond : Gypsum board, calcyboard, alumunium composit panel, rangka
. metal furing.
11) Pekerjaan atap : Atap cor beton K250, atap kubah dome GRC.
.
12) Perlengkapan saniter : Kran dengan merk: American Standard, Toto, Halmar
.
13) Finishing arsitektur : cat ICI DULUX, Mowilex, Jotun, Kaca ASAHI, Daun pintu
. dan jendela dari Alumunium YKK,Alexindo dan Wood Panel
Composite
14) Pekerjaan sarana prasarana : - Jalan berupa paving blok t=8 cm K 300 ex. Aldas, ABC,
. lingkungan Waringin Putih
- Talud pasangan batu belah dan talud rolaag bata merah.
- Saluran U 20, 30, gorong-gorong beton.
- Penutup saluran beton, grill besi dan beton.
- Bak kontrol pasangan batu bata.
15) Pekerjaan tata suara : TOA
.
16) Pekerjaan elektrikal dalam : - Penarikan Kabel dari MDP ke SDP
. bangunan dan luar - Pemasangan SDP
bangunan - Jenis Kabel ; NYFGBY, NYY, NYM,
- Lampu-lampu ; ex PHILIPS, OSRAM, ARTOLITE
- Jenis ; PLSL, DOWNLIGHT, RM (TGS)
- Saklar dan kontak-kontak: BROCO, NASIONAL,
PANASONIC, CLIPSAL
17) Pekerjaan air bersih-air : Pipa-pipa air kotor PVC klas AW; WAVIN, RUCIKA
. kotor Pipa air bersih ; PPR –PN 10, VISBO, TORO
Pipa Galvanis Medium A

Pembangunan Mushola Fakultas Ekonomika dan Bisnis


Universitas Diponegoro Semarang Tahun Anggaran 2012 2
Spesifikasi Teknis

Valve-valve; SPINDO, KITZ

3. Kecuali disebut di atas secara khusus dalam dokumen-dokumen, lingkup pekerjaan ini adalah
sebagai berikut:
a. Pengadaan tenaga kerja
b. Pengadaan bahan/ material
c. Pengadaan peralatan dan alat bantu, sesuai dengan kebutuhan lingkup pekerjaan
d. Koordinasi dengan Pejabat Pembuat Komitmen (PPKom)/ Tim teknis/ Konsultan Pengawas
yang berhubungan dengan pekerjaan pada bagian pekerjaan yang disubkontrakkan
e. Penjagaan kebersihan, kerapian, dan keamanan area kerja, pengaturan lalu lintas
f. Pembuatan as built drawing (gambar terlaksana)
g. Persyaratan Teknis Umum ini menjadi satu kesatuan dengan persyaratan Teknis Pelaksanaan
pekerjaan dan secara bersama-sama merupakan persyaratan segi teknis bagi seluruh pekerjaan
sebagaimana tertulis dalam dokumen-dokumen berikut ini:
• Gambar-gambar penunjukan pelaksanaan
• Persyaratan teknis umum/ pelaksanaan pekerjaan/ bahan
• Rincian volume pekerjaan/ rincian penawaran
• Dokumen-dokumen pelaksanaan yang lain
• Bilamana ada bagian dari persyaratan Teknis Umum yang tidak dapat diterapkan pada
bagian pekerjaan, maka bagian dari persyaratan Teknis Umum tersebut dengan sendirinya
dianggap tidak berlaku.
• Bilamana ada bagian dari persyaratan Teknis Umum yang belum tercantum di gambar
maupun syarat teknis atau sebaliknya pada bagian pekerjaan ini, maka bagian dari
persyaratan Teknis Umum tersebut dengan sendirinya saling melengkapi.

Referensi
1. Seluruh pekerjaan harus dilaksanakan dengan mengikuti dan memenuhi persyaratan-
persyaratan teknis yang tertera dalam persyaratan Normalisasi Indonesia (NI), Standar
Nasional Indonesia (SNI) dan peraturan-peraturan Nasional maupun Peraturan-peraturan
setempat lainnya yang berlaku atau jenis-jenis pekerjaan yang bersangkutan antara lain:
• Standar Normalisasi Indonesia SNI 03-1750-1990
• Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971;NI-2
• Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961;NI-5
• Pedoman Peraturan Plumbing Indonesia 1974
• Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL)1987
• SPLN
• Pedoman perencanaan untuk struktur beton bertulang biasa dan struktur tembok
bertulang untuk gedung 1983
• Pedoman beton 1989 (SKBI-1.4.53.1988)
• Tata cara perhitungan Struktur beton untuk bangunan gedung (SK SNI T-15-1991-03)
• Peraturan perencanaan tahan gempa Indonesia untuk gedung 1983
• Petunjuk perencanaan struktur bangunan untuk pencegahan bahaya kebakaran pada
bangunan rumah dan gedung (SKBI-2.3.5.3. 1987 UDC : 699.81:624.04)
• Peraturan umum untuk bahan bangunan di Indonesia NI-3(1970)
• Persyataran umum bahan bangunan di Indonesia (PUBI-1982)
• PPI =Pedoman Perpipaan Indonesia
• Peraturan-peraturan umum untuk pemeriksaan bahan bangunan Indonesia (PUBB)
1956

Pembangunan Mushola Fakultas Ekonomika dan Bisnis


Universitas Diponegoro Semarang Tahun Anggaran 2012 3
Spesifikasi Teknis

• Peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh jawatan keselamatan kerja


• Peraturan semen Portland Indonesia NI -8 (1972)
• Mutu dan cara uji sement porlant (SII 0013-81)
• Agregat halus (SII 0404-80)
• Agregat kasar(SII 0079-79/0087-75/0075-75)
• Baja tulangan beton (SII 0136-84)
• Air (AVGNOR P18-303 dan NZS-3121/1974)
• Jaringan kawat baja las untuk tulangan beton (SII 0784-83)
• Kayu (SII 0458-81)
• Keramik ; NI-129 (SII-0023-81)
• Glass Block (SII 0189/78)
• Cat; NI-4
• Standard Nasional Indonesia 03-6197-2000
• Petunjuk dari pabrik produk/ pembuat peralatan
• Peraturan pembangunan Pemerintah Daerah setempat
• Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan maupun tertulis yang diberikan
Pengguna Jasa/ Konsultan Pengawas/ Tim Teknis.
• Dan lain sebagainya yang dianggap berhubungan dengan bagian-bagian pekerja

Untuk pekerjaan-pekerjaan yang belum termasuk dalam standar-standar yang disebut


di atas, maupun standar-standar nasional lainnya, maka diberlakukan standar-standar
internasional yang berlaku untuk pekerjaan-pekerjan tersebut atau setidak-tidaknya
berlaku standar-standar persyaratan teknis dari Negara asal pembuat bahan/ produk
yang bersangkutan dan produk yang ditentukan pabrik pembuatnya.

2. Dalam hal dimana ada bagian pekerjaan yang persyaratan teknis umum/ khususnya maupun
salah satu dari ketentuan yang di sebutkan dalam pasal 01 Ayat 2 point a dan b di atas, maka
bagian pekerjaan tersebut penyedia jasa harus mengajukan salah satu dari persyaratan-
persyaratan berikut ini:
a. Standar/ normal/ kode/ pedoman yang bisa diterapkan pada bagian pekerjaan
bersangkutan yang diterbitkan oleh instansi/ institusi/ Asosiasi profesi/ Asosiasi
produsen/ lembaga pengujian atau badan-badan lain yang berwenang/ berkepentingan
atau badan-badan yang bersifat internasional ataupun nasional dari negara lain, sejauh
bahwa atau hal tersebut diperoleh persetujuan dari PPKom/ Tim Teknik/ Konsultan
Pengawas.
b. Brosur teknik dari produsen yang didukung oleh sertifikat dari lembaga penguji yang
diakui secara nasional/ internasional.

PASAL I. 02.
TEMPAT PROYEK
Pekerjaan ini dilaksanakan/ dilakukan di kompleks Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas
Diponegoro Tembalang Semarang, Jl. Prof. Soedharto, SH Tembalang Semarang.

B. SYARAT-SYARAT TEKNIS PELAKSANAAN PEKERJAAN

Pembangunan Mushola Fakultas Ekonomika dan Bisnis


Universitas Diponegoro Semarang Tahun Anggaran 2012 4
Spesifikasi Teknis

PASAL I.03.
PEKERJAAN PERSIAPAN
3.1. Direksi Keet
1. Bangunan sementara
Sebelum penyedia jasa memulai pelaksanaan pekerjaan ini diharuskan menyediakan dan
mendirikan Direksi Keet berupa bangunan sementara yang terdiri 1 (satu) lantai 4x12m2.
2. Kelengkapan Direksi Keet
Sebagai kelengkapan Direksi keet guna penyelesaiaan administrasi di lapangan, maka
sebelum pelaksanaan pekerjaan ini dimulai Kontraktor harus terlebih dahulu melengkapi
peralatan-peralatan antara lain:
- 1 (satu) buah meja kursi, kursi rapat 12 (dua belas) buah
- 1 (satu) white board (1,20 x 2,40) dan peralatannya
- 1 (satu) rak almari buku (sederhana)
- 1 (satu) meja kursi/ meja tulis dan kursi
- 1 (satu) stel meja dan kursi tamu
- 1 (satu) set kelengkapan PPPK (P3K)
- 1 (satu) unit komputer dan printer
Selesai pelaksanaan kegiatan ini (Serah Terima ke II) semua peralatan/ kelengkapan
tersebut pada ayat ini menjadi milik Penyedia Jasa, dengan sedemikian pembiayaan tidak
perlu ditawarkan.
Alat-alat yang harus senantiasa tersedia di kegiatan untuk setiap saat yang dapat
dipergunakan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPKom)/ Tim Teknis/ Konsultan
Pengawas adalah:
- 1 (satu) buah kamera
- 1 (satu) unit komputer dan printer

3.1. Kantor dan Gudang Kontraktor


Dalam pelaksanaan pekerjaan ini kontraktor dapat membuat kantor, barak-barak untuk pekerja
atau gudang tempat penyimpanan bahan (boukeet), yang sebelumnya telah mendapat
persetujuan dari Pihak Pejabat Pembuat Komitmen (PPKom)/ Tim Teknis/ Konsultan Pengawas
berkaitan dengan konstruksi atau penempatannya.
Semua bouket perlengkapan Kontraktor dan sebagainya, pada waktu pekerjaan berakhir (serah
terima kedua) harus dibongkar. Segala biaya atas pekerjaan tersebut adalah beban kontraktor.\

3.2. Sarana Kerja


1. Kontraktor wajib memasukkan identifikasi tempat kerja untuk semua
pekerjaan yang dilakukan di luar lapangan sebelum pemasangan peralatan yang dimiliki
serta jadwal kerjanya.
2. Semua sarana kerja yang digunakan harus benar-benar baik dan memenuhi
persyaratan kerja sehingga memudahkan dan melancarkan pekerjaan.
3. Penyediaan tempat penyimpanan bahan/ material di lapangan harus aman dari
segala kerusakan/ kehilangan, dan hal-hal yang dapat mengganggu pekerjaan lain yang
sedang berjalan.
4. Kecuali ditentukan lain, kontraktor harus menyediakan akomodasi dan
fasilitas-fasilitas lain yang dianggap perlu misalnya, air minum, toilet yang memenuhi
syarat-syarat kesehatan dan fasilitas kesehatan lainnya seperti penyediaan perlengkapan
PPPK.
5. Segala biaya atas pekerjaan tersebut adalah beban kontraktor.

3.3. Pengaturan Jam Kerja dan Pengerahan Tenaga Kerja

Pembangunan Mushola Fakultas Ekonomika dan Bisnis


Universitas Diponegoro Semarang Tahun Anggaran 2012 5
Spesifikasi Teknis

1. Kontraktor harus dapat mengatur sedemikian rupa dalam hal pengerahan


tenaga kerja, pengaturan jam kerja maupun penempatan bahan hendaknya dikonsultasikan
terlebih dahulu dengan Pihak Pejabat Pembuat Komitmen/ Tim Teknis/ Konsultan
Pengawas. Khususnya dalam pengerahan tenaga kerja dan pengaturan jam kerja, dalam
pelaksanaannya harus sesuai dengan peraturan perburuhan yang berlaku.
2. Kontraktor harus membatasi daerah operasinya disekitar tempat pekerjaan
dengan pagar pembatas tertutup (seng) dan harus mencegah sedemikian rupa supaya para
pekerjanya tidak melanggar wilayah bangunan-bangunan lain yang berdekatan, dan harus
melarang siapapun yang tidak berkepentingan ingin memasuki tempat pekerjaan.
3. Untuk pekerjaan ini kontraktor harus menambah jam kerja/ lembur dan
menambah jumlah tenaga kerja dikarenakan waktu yang mendesak.
4. Kontraktor harus menjaga kebersihan, keamanan, dan ketertiban lingkungan
Karena berada di kawasan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro
Tembalang Semarang yang masih beroperasi.

3.4. Pekerjaan Penyediaan Air dan daya Listrik untuk Bekerja


1. Air untuk bekerja harus disediakan oleh Pemilik/ Owner dengan menyambung
air dari Gedung Dekanat atau Laboratorium. Kebutuhan atas penyambungan dan biaya air
kerja menjadi tanggung jawab kontraktor.
2. Listrik untuk bekerja harus disediakan Pemilik/ Owner dan diperoleh dari
sambungan sementara dari Gedung Dekanat atau Laboratorium selama masa pembangunan,
atau penggunaan diesel dengan tipe silence untuk pembangkit tenaga listrik hanya
diperkenankan untuk penggunaan sementara atas persetujuan Pihak Pejabat Pembuat
Komitmen/ Tim Teknis/ Konsultan Pengawas dan biaya genzet/ diesel menjadi tanggung
jawab kontraktor. Daya listrik ini juga disediakan untuk suplai Kantor Direksi Lapangan.
3. Segala biaya atas pemakaian daya listrik dan air diluar suplai dari Gedung
Dekanat dan Laboratorium adalah beban Kontraktor.

3.5. Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank


1. Pengukuran Tapak Kembali
a. Kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran dan
penggambaran kembali lokasi pembangunan dengan dilengkapi keterangan-keterangan
mengenai peil ketinggian tanah, letak pohon, letak batas-batas tanah dengan alat-alat
yang sudah diuji kebenarannya.
b. Ketidakcocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan
keadaan lapangan yang sebenarnya harus segera dilaporkan kepada pihak Pejabat
Pembuat Komitmen/ Tim Teknis/ Konsultan Pengawas untuk dimintakan keputusannya.
c. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan
dengan alat-alat waterpass/ Theodolite yang ketepatannya dapat dipertanggung
jawabkan.
d. Kontraktor harus menyediakan Theodolite/ waterpass beserta
petugas yang melayaninya untuk kepentingan pemeriksaan Pihak Pejabat Pembuat
Komitmen/ Tim Teknis/ Konsultan Pengawas.
e. Segala biaya pengukuran dan persiapan termasuk tanggung
jawab kontraktor.

2. Tugu Patokan Dasar (Bench mark)


a. Letak dan jumlah tugu patokan dasar ditentukan oleh Pejabat
Pembuat Komitmen/ Tim Teknis/ Konsultan Pengawas, Tugu Patokan dasar dibuat dari
beton berpenampang sekurang-kurangnya 20x20 cm, tertancap kuat ke dalam tanah
sedalam 1 m dengan bagian yang menonjol di atas muka tanah secukupnya untuk

Pembangunan Mushola Fakultas Ekonomika dan Bisnis


Universitas Diponegoro Semarang Tahun Anggaran 2012 6
Spesifikasi Teknis

memudahkan pengukuran selanjutnya dan sekurang-kurangnya setinggi 40 cm di atas


tanah.
b. Tugu patokan dasar dibuat permanent, diberi tanda yang jelas
dan dijaga keutuhannya sampai ada instruksi tertulis dari pihak Pejabat Pembuat
Komitmen/ Tim Teknis/ Konsultan Pengawas untuk membongkarnya.
c. Segala pekerjaan pembuatan dan pemasangan termasuk
tanggung jawab kontraktor.
d. Pada setiap tugu patok dasar harus tertera dengan jelas kode
koordinat dan ketinggian (elevasi) nya.

3. Pengukuran danTitik Peil (0,00) Bangunan.


Kontraktor harus mengadakan pengukuran yang tepat berkenaan dengan letak/ kedudukan
bangunan terhadap titik patok/ pedoman yang telah ditentukan dengan memakai alat
waterpass instrument/ theodolite. Hal tersebut dilaksanakan untuk mendapatkan lantai,
plafond dan sebagainya dengan hasil yang baik dan siku. Untuk mendapatkan titik peil
harap diperhatikan notasi-notasi Gambar Lay Out dengan kondisi lapangan. Kontraktor
harus melapor pada Pihak Pejabat Pembuat Komitmen/ Tim Teknis/ Konsultan Pengawas/
Konsultan Perencana apabila terjadi tidak kesesuaian gambar dengan kondisi lapangan.

4. Bouwplank
a. Pemasangan bouwplank
- Kontraktor bertanggung jawab atas ketepatan serta kebenaran pemasangan
bouwplank/ pengukuran pekerjaan sesuai dengan referensi ketinggian, dan Bench
Mark diberikan Pihak Pejabat Pembuat Komitmen/ Tim Teknis/ Konsultan
Pengawas secara tertulis, serta bertanggung jawab atas ketinggian, posisi, dimensi
serta kelurusan bagian pekerjaan serta pengadaan peralatan, tenaga kerja yang
diperlukan.
- Bilamana suatu waktu dalam proses pembangunan ternyata ada kesalahan
dalam hal keadaan tersebut diatas, maka hal tersebut merupakan tanggung jawab
kontraktor serta wajib memperbaiki kesalahan tersebut dan akibat-akibatnya, kecuali
bila kesalahan tersebut disebabkan referensi tertulis dari Pihak Pejabat Pembuat
Komitmen/ Tim Teknis/ Konsultan Pengawas.
- Pengecekan pengukuran atau lainnya oleh Pihak Pejabat Pembuat Komitmen/
Tim Teknis/ Konsultan Pengawas atau wakilnya tidak menyebabkan tanggung jawab
kontraktor menjadi berkurang. Kontraktor wajib melindungi semua bench mark, dan
lain-lain atas seluruh referensi yang perlu pada pengukuran pekerjaan ini.
b. Bahan dan Pelaksanaan
- Tiang bouwplank menggunakan kayu kruing ukuran 5/7 dipasang setiap jarak
2,00 m’, sedangkan papan bouwplank ukuran 2/20 dari kayu meranti diketam halus
dan lurus bagian atasnya dan dipasang dasar (waterpass).
- Pemasangan bouwplank harus sekeliling bangunan dengan jarak 2,00 m dari
atas tepi bangunan dengan patok-patok yang kuat, bouwplank tidak boleh dilepas/
dibongkar dan harus tetap berdiri tegak pada tempatnya sehingga dapat
dimanfaatkan sampai pekerjaan mencapai tahapan trasraam tembok bawah.

PASAL I.04.
PEKERJAAN PEMBONGKARAN BANGUNAN LAMA DAN TANAH
4.1. Lingkup Pekerjaan
Termasuk di dalam kegiatan ini adalah pembongkaran dinding, jendela cut and fill serta

Pembangunan Mushola Fakultas Ekonomika dan Bisnis


Universitas Diponegoro Semarang Tahun Anggaran 2012 7
Spesifikasi Teknis

pembuangan material yang sudah tidak terpakai. Untuk pekerjaan penataan halaman dan lahan
siap bangun penggalian galian pondasi, dan sub structure sesuai dengan gambar rencana.
Penggalian material bahan pengisi dan mengangkutnya ke dalam lapangan serta menimbunnya di
daerah lapangan dengan pemadatan yang cukup seperti dicantumkan dalam syarat-syaratnya.
Termasuk minimal seperti yang akan dijelaskan sebagai berikut :
a. Pembongkaran dan memindahkan semua hal yang mungkin merintangi jalannya pekerjaan.
b. Melindungi benda-benda berharga yang berada dilapangan dan benda-benda berfaedah
lainnya.
c. Pengeringan dan pengontrolan drainase.
d. Penggalian dan penimbunan, (untuk penimbunan dengan tanah sirtu).
e. Pemadatan, dengan dibuktikan tes Standard Proctor di laboratorium.
f. Pemindahan material-material yang tak berguna dan puing-puing.
g. Menyediakan material-material pengisi yang baik.

4.2. Syarat- syarat Pelaksanaan


a. Pemeriksaan Lapangan
Kontraktor pelaksana harus mengadakan pemeriksaan dan pengecekan langsung ke lapangan
guna menentukan dengan pasti kondisi lapangan, bahan-bahan yang kelak akan dijumpainya
dan keadaan lapangan sekarang yang nanti mungkin akan mempengaruhi jalannya pekerjaan.
b. Penggalian dan Pembersihan
1. Seluruh rintangan yang ada dalam lapangan yang akan merintangi pekerjaan harus
disingkirkan, dan dibersihkan dari lapangan, kecuali hal-hal yang mungkin akan ditentukan
kemudian untuk dibiarkan tetap. Perlindungan harus diberikan kepada hal-hal yang seperti
itu, diantaranya adanya pohon-pohon yang tidak boleh ditebang, yang akan ditunjukkan
kemudian pada saat pelaksanaan pekerjaan
2. Pelaksanaan penggalian pondasi baru bisa dimulai setelah as-as ditetapkan secara cermat
dan disetujui oleh Pengawas Lapangan.
3. Apabila selama pelaksanaan penggalian terjadi kelongsoran tebing, kontraktor pelaksana
harus mencegahnya misalnya dengan casing dan lain-lain sehingga pekerjaan tetap lancar.
4. Pelaksanaan pekerjaan penggalian jalur pondasi, sloof, haruslah sedemikian rupa sehingga
menjamin barang-barang berharga yang mungkin berada dilapangan terhindar dari
kerusakan.
5. Reparasi kerusakan pada benda-benda milik kepentingan umum, di dalam atau di luar
lapangan pekerjaan semuanya harus dipikul oleh Kontraktor.
6. Pemindahan semua material-material akibat penggalian dan semua benda-benda yang
merintangi pekerjaan, harus menurut petunjuk-petunjuk Pengawas Lapangan.
7. Seluruh pohon-pohon, semak-semak, rumput-rumput, dan seluruh tumbuh-tumbuhan hasil
pembersihan lapangan itu harus dipindahkan seluruhnya dari daerah yang akan ditimbun,
keluar site.

c. Perlindungan Terhadap Benda-benda Berfaedah


1. Kecuali ditunjukkan untuk dipindahkan, seluruh barang-barang berharga yang mungkin
ditemui dilapangan harus dilindungi dari kerusakan, dan bila sampai menderita kerusakan
harus direparasi/ diganti oleh Kontraktor pelaksana dengan tanggungan biayanya sendiri.
2. Bila sesuatu alat/ pelayanan dinas yang sedang berlangsung ditemui dilapangan dan hal
tersebut tak dijumpai pada gambar, atau dengan cara lain yang dapat diketahui oleh
Kontraktor pelaksana dan ternyata diperlukan perlindungan atau pemindahan, Kontraktor
pelaksana harus bertanggung jawab untuk mengambil setiap langkah apapun untuk
menjamin bahwa pekerjan yang sedang berlangsung tersebut tak terganggu.
3. Bila pekerjaan pelayanan umum terganggu sebagai akibat pekerjaan Kontraktor pelaksana,
Kontraktor pelaksana harus segera mengganti kerugian-kerugian yang terjadi yang dapat

Pembangunan Mushola Fakultas Ekonomika dan Bisnis


Universitas Diponegoro Semarang Tahun Anggaran 2012 8
Spesifikasi Teknis

berupa perbaikan dari barang yang rusak akibat pekerjaan Kontraktor pelaksana.
4. Sarana (Utilitas) yang sudah tak bekerja lagi yang mungkin ditemukan dibawah tanah dan
terletak didalam lapangan pekerjaan harus dipindahkan keluar lapangan ketempat yang
disetujui oleh Pengawas Lapangan atas tanggungan Kontraktor pelaksana.

d. Pemeriksaan Permukaan Tanah dan Air Tanah


1. Daerah disekitar bangunan-bangunan yang lebih rendah dari lapisan sekelilingnya harus
dilindungi dari kemungkinan terjadinya bahaya erosi. Untuk itu Kontraktor pelaksana harus
mempersiapkan saluran Pembuangan yang cukup menghindari terjadinya erosi tersebut.
2. Kontraktor pelaksana diminta untuk mengawasi hal-hal seperti dibawah ini :
a. Tidak diperkenankan air tergenang didalam/ sekitar lapangan pekerjaan kontrak ini.
b. Melindungi semua penggalian bebas dari seepage, overflow dan genangan air.
c. Lapisan Tanah Teratas (Top Soil)
Dalam daerah lapangan pekerjaan, topsoil (lapisan tanah paling atas) harus dikupas
sampai kedalaman minimum 20 cm dan digunakan sebagai bahan pengisi untuk daerah
yang lain seperti yang akan ditentukan oleh Pengawas Lapangan.
Setelah topsoil dikupas, daerah tersebut harus dipadatkan sampai setebal 15 cm sebelum
pengisian bahan pengisi dilakukan.

e. Bahan Pengisi
1. Bahan pengisi harus cukup baik, dan adalah bahan yang telah disetujui oleh Pengawas
Lapangan yang diambil dari daerah lapangan atau bahan yang telah disetujui oleh Pengawas
Lapangan yang diambil dari daerah diluar Lapangan pekerjaan, dan merupakan bahan yang
kaya akan tanah berbatu kerikil (granular soil).
2. Bahan tersebut harus bebas dari akar-akar bahan-bahan organis, barang-barang bekas/
sampah-sampah, dan batu-batu yang besarnya lebih dari 10 cm.

f. Syarat-syarat Penimbunan dan Backfill


1. Seluruh penimbunan harus dibawah pengawasan Pengawas Lapangan yang harus menyetujui
seluruh bahan pengisi lebih dahulu digunakan. Pengawas Lapangan juga akan mempersiapkan
test-test yang diperlukan dan penyelidikan-penyelidikan yang dibutuhkan atas biaya Kontraktor
pelaksana.
Kontraktor pelaksana tidak diperkenankan melakukan penimbunan tanpa kehadiran dari
Pengawas Lapangan.
2. Kontraktor pelaksana harus menempatkan bahan penimbun diatas lapisan tanah yang akan
ditimbun, dibasahi seperti yang diharuskan, kemudian digilas atau dipadatkan sampai tercapai
kepadatan yang diinginkan. Untuk pemadatan sirtu dibawah pondasi setempat dan pondasi lajur
dengan stamper.
3. Penggilasan atau pemadatan seluruh daerah lapangan harus dapat mencapai 90% dari derajat
kepadatan maksimum Mod. Proctor.
Bila ada material pengisi yang tidak memuaskan sebagai bahan pemadatan, maka bahan
tersebut harus diganti dengan pasir.
4. Kontraktor diharuskan menggunakan peralatan pemadatan dengan mesin untuk seluruh
pemadatan, atau mempergunakan stamper.
Pemadatan tangan atau dengan menggunakan timbris, sama sekali tidak diperkenankan.
5. Pemadatan harus dilaksanakan lapis demi lapis dan setiap lapisan tidak lebih tebal dari 20 cm
dibasahi dan dipadatkan merata sampai mencapai kepadatan yang disyaratkan.
6. Pembersihan
Seluruh sisa penggalian yang tidak terpakai buat penimbunan dan penimbunan kembali, juga
seluruh sisa-sisa puing-puing, runtuhan-runtuhan, sampah-sampah harus disingkirkan dari
lapangan pekerjaan. Seluruh biaya untuk ini adalah tanggung jawab Kontraktor pelaksana.

Pembangunan Mushola Fakultas Ekonomika dan Bisnis


Universitas Diponegoro Semarang Tahun Anggaran 2012 9
Spesifikasi Teknis

PASAL I.05.
PEKERJAAN PONDASI PLAT SETEMPAT
6.1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, peralatan dan tenaga kerja serta pelaksanaan
pekerjaan beton sesuai dengan RKS dan gambar-gambar pelaksanaan yang telah disediakan
untuk proyek ini.

6.2. Pedoman Pelaksanaan


a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan pondasi Kontraktor harus mengadakan
pengukuran-pengukuran untuk as-as pondasi seperti pada gambar konstruksi dan harus
dimintakan persetujuan Pengawas Lapangan.
b. Kontraktor wajib melaporkan kepada Pengawas Lapangan bila ada perbedaan gambar-gambar
dari konstruksi dengan gambar-gambar arsitektur atau bila ada hal-hal yang kurang jelas.

6.3. Penggalian
a. Penggalian tanah dasar pondasi dilakukan sampai kedalaman dasar lapis tanah keras (sesuai
gambar).
b. Jika pada kedalaman tersebut ternyata masih ditemukan lapisan tanah jelek, maka perlu
konsultasi dengan Perencana dan Konsultan Pengawas untuk mendapatkan pengarahan lebih
lanjut.
c. Lebar penggalian dibagian bawah minimal lebar pondasi ditambah 2 x 10 cm.
d. Lebar penggalian disebelah atas disesuaikan dengan keadaan tanah, dengan pengarahan
"Hindarkan Kelongsoran".
e. Tanah dasar pondasi harus dipadatkan dengan stamper hingga mencapai kepadatan 90%
Standard Proctor.
f. Jika penggalian melampaui kedalaman yang ditentukan sedangkan lapis tanah yang baik sudah
dicapai pada peil yang ditentukan, maka galian yang terlalu dalam tersebut harus ditimbun
dengan pasir pasang dan dipadatkan hingga kepadatan 95% atas beban Kontraktor pelaksana.

6.4. Pengurugan Kembali


a. Semua bekas-bekas sumur harus diurug dengan pasir pasang.
b. Lapisan pasir dibawah pondasi harus dipadatkan dengan stamper sehingga mencapai
kepadatan minimal 90% Standard Proctor.
c. Pengurugan kembali dengan tanah :
1. Tanah yang akan digunakan untuk pengurugan harus mendapat persetujuan dari Pengawas.
2. Semua bahan-bahan organis, sisa-sisa bongkaran bekisting, puing, sampah-sampah harus
disingkirkan dari lingkungan rumah sakit;
3. Bongkaran-bongkaran tanah harus dipecahkan menjadi komponen-komponen yang kecil
terlebih dahulu.
4. Pemadatan harus dilakukan lapis demi lapis (max 20 cm lapis) dengan stamper dengan
memperhatikan kadar air tanah sehingga memperoleh kepadatan minimal 90% Standard
Proctor.

6.5. Pelaksanaan Pondasi


a. Pelaksanaan pondasi harus dalam keadaan lobang pondasi kering.
b. Ketentuan mengenai struktur dan kualitas beton lihat pasal pekerjaan beton dalam buku
spesifikasi ini dan gambar pondasi.
c. Stek kolom, stek kolom penguat, sparing-sparing yang diperlukan harus terpasang bersamaan
dengan pekerjaan pondasi.

Pembangunan Mushola Fakultas Ekonomika dan Bisnis


Universitas Diponegoro Semarang Tahun Anggaran 2012 10
Spesifikasi Teknis

d. Pelaksanaan pondasi juga harus memperhatikan gambar Arsitek dan M.E, jika ada kelainan /
ketidak cocokan harus dikonsultasikan dengan Pengawas dan Tim Teknis.

Pembangunan Mushola Fakultas Ekonomika dan Bisnis


Universitas Diponegoro Semarang Tahun Anggaran 2012 11
Spesifikasi Teknis

PASAL I.06.
PEKERJAAN SUB STRUCTURE (PEKERJAAN STRUKTUR BAWAH)

7.1. Lingkup Pekerjaan


a. Termasuk dalam pekerjaan ini ialah : pondasi footplat dengan trucuk bambu 10 cm berjarak
antara 40 cm, sloof struktur, dan kolom bawah tanah sesuai gambar.
b. Pelaksanaan pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, peralatan dan tenaga kerja serta
pelaksanaan pekerjaan beton sesuai dengan RKS dan gambar-gambar pelaksanaan yang telah
disediakan untuk proyek ini.

7.2. Galian Tanah Pondasi


a. Galian tanah untuk pondasi dan galian-galian lainnya harus dilakukan menurut ukuran dalam,
lebar dan sesuai dengan peil-peil yang tercantum didalam gambar. Semua bekas-bekas
pondasi bangunan lama, akar pohon-pohon yang terdapat dibagian pondasi yang akan
dilaksanakan harus dibongkar dan di buang. Bekas-bekas pipa saluran yang tidak dipakai
harus disumbat.
b. Apabila ternyata terdapat pipa air, gas, pipa-pipa pembuangan, kabel-kabel listrik, telepon dan
lain-lainnya yang masih digunakan maka secepatnya memberitahukan kepada Pengawas atau
Tim Teknis/ instansi yang berwenang untuk mendapatkan petunjuk-petunjuk seperlunya.
c. Kontraktor bertanggung jawab penuh atas segala kerusakan-kerusakan sebagai akibat dari
pekerjaan galian tersebut. Apabila ternyata penggalian melebihi kedalaman yang telah
ditentukan, maka kontraktor harus mengisi/ mengurangi daerah tersebut dengan bahan-bahan
yang sesuai dengan syarat-syarat pengisian bahan pondasi yang sesuai dengan spesifikasi
pondasi.
d. Kontraktor harus menjaga agar lubang-lubang galian pondasi tersebut bebas dari longsoran-
longsoran tanah di kiri dan kanannya (bila perlu dilindungi oleh alat-alat penahan tanah) dan
bebas dari genangan air (bila perlu dipompa), sehingga pekerjaan pondasi dapat dilakukan
dengan baik.
e. Pengisian kembali dengan tanah bekas galian, dilakukan lapis demi selapis, sambil disiram air
secukupnya dan ditumbuk sampai padat. Pekerjaan pengisian kembali ini hanya boleh
dilakukan setelah diadakan pemeriksaan dan mendapat persetujuan Pengawas, baik mengenai
kedalaman/ lapisan tanahnya maupun jenis tanah bekas galian tersebut.

7.3. Pekerjaan Pondasi Foodplat dengan trucuk bambu Ø10 cm berjarak antara 40 cm, Sloof
struktur Dan Kaki Kolom
a. U m u m
Peraturan Umum yang digunakan adalah Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk
Bangunan Gedung dan untuk hal-hal yang belum terjangkau dapat digunakan peraturan-
peraturan, seperti ASTM, ACI dan peraturan lainnya yang relevan.
b. Besi Beton (Steel Reinforcement)
1. Semua besi beton yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat:
 Pada SKSNI T-15-1991-03
 Bebas dari kotoran-kotoran, lapisan lemak, minyak, karat dan tidak cacat (retak-retak,
mengelupas, luka dan sebagainya)
 Mempunyai penampang yang sama rata.
 Disesuaikan dengan gambar-gambar.
2. Pemakaian besi beton dari jenis yang berlainan dari ketentuan-ketentuan diatas harus
mendapat persetujuan Konsultan Pengawas dan Tim Teknis.
3. Besi beton yang digunakan adalah dengan fy = 2400 kg/cm² untuk diameter =< 12 mm dan
dengan fy = 3900 kg/cm² untuk diameter > 12 mm.

Pembangunan Mushola Fakultas Ekonomika dan Bisnis


Universitas Diponegoro Semarang Tahun Anggaran 2012 12
Spesifikasi Teknis

4. Besi beton harus berasal satu sumber (manufacture) dan tidak dibenarkan untuk
mencampur adukan bermacam-macam sumber besi beton tersebut untuk pekerjaan
konstruksi.
5. Kontraktor diharuskan mengadakan pengujian mutu besi beton yang akan dipakai sesuai
dengan petunjuk-petunjuk dari Direksi. Batang percobaan diambil dibawah kesaksian
Konsultan Pengawas dan Tim Teknis berjumlah minimum 3 (tiga) batang untuk tiap-tiap
jenis percobaan yang diameternya sama, dengan panjangnya tidak kurang dari 100 cm.
Pengujian dilakukan untuk setiap pengiriman besi ke lokasi proyek.
6. Percobaan mutu besi beton juga akan dilakukan setiap saat bilamana dipandang perlu oleh
Konsultan Pengawas dan Tim Teknis. Semua biaya-biaya percobaan tersebut sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Kontraktor.
7. Pemasangan besi beton dilakukan sesuai dengan gambar-gambar dan mendapat persetujuan
Konsultan Pengawas dan Tim Teknis. Hubungan antara besi beton satu dengan lainnya
harus menggunakan kawat besi beton, diikat dengan teguh, tidak menggeser selama
pengecoran beton dan bebas dari tanah.
8. Besi beton yang tidak memenuhi syarat-syarat karena kualitas, tidak sesuai dengan
spesifikasi harus segera dikeluarkan dari lokasi site. setelah menerima instruksi tertulis dari
Konsultan Pengawas dan Tim Teknis, dalam waktu 2x24 jam.

c. Pondasi Footplat dengan Trucuk Bambu Ø10 cm berjarak antara 40 cm


c.1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini meliputi pekerjaan pengadaan, penggalian tanah, pemancangan
bambu, pembuatan cetakan, penulangan/ pembesian dan pengecoran pondasi footplat
beserta semua pekerjaan pendahuluan dan ikutannya sedemikian sehingga pondasi
footplat yang terpasang sesuai dengan gambar dan spesifikasi.
Lingkup pekerjaan juga mencakup pekerjaan-pekerjaan sebagai berikut:
a. Mobilisasi dan demobilisasi peralatan yang diperlukan termasuk penyiapan lahan,
penentuan titik BM maupun bouwplank sehingga pekerjaan pondasi dapat berlangsung
dengan baik dan pembersihan lahan dari tiang-tiang yang patah, pohon, semak dan
sebagainya.
b. Dengan arahan dan persetujuan dari Tim Teknis/ Pengawas, pengukuran/ stake out
titik-titik pondasi footplat dilaksanakan sebelum pekerjaan dimulai.
c. Bambu petung ber dimensi Ø 10 cm dengan jarak antara 40 cm dipancang ke dalam
tanah hingga kedalaman 4 meter atau lebih mencapai lapisan permukaan tanah keras.
Dengan syarat bambu petung tidak dapat masuk lagi ke dalam tanah karena mencapai
lapisan tanah keras.

c.2. Persyaratan Struktur dan Tanah untuk Pondasi Footplat


a. Untuk pekerjaan ini digunakan pondasi footplat dengan mutu beton utama minimal K-
250 kg/ cm².
b. Dasar pondasi footplat harus diletakkan di tanah keras seperti gambar rencana, dan
penentuan tanah keras harus sepersetujuan Tim Teknis/ Pengawas.
c. Apabila dalam penggalian tanah untuk pondasi footplat sesuai dengan gambar rencana
belum ditemukan tanah keras sesuai dengan standar teknis, maka pihak Kontraktor/
Pelaksana dengan arahan Tim Teknis/ Pengawas harus segera melaporkan kepada
Perencana untuk segera mencari solusi.
d. Pemasangan besi beton pada pondasi footplat sesuai dengan gambar rencana dengan
pengawasan dari Tim Teknis/ Pengawas.
e. Pengecoran untuk pondasi footplat dapat dilakukan setelah dilakukan pengecekan
mengenai kedalaman, pemasangan besi beton dan hal teknis lainnya setelah mendapat
persetujuan dari Tim Teknis/ Pengawas. Bibir galian harus disertai pelindung untuk

Pembangunan Mushola Fakultas Ekonomika dan Bisnis


Universitas Diponegoro Semarang Tahun Anggaran 2012 13
Spesifikasi Teknis

mencegah runtuhnya tanah ke lubang semua saat tengah dikerjakan oleh pekerja
pengecoran.
f. Stek-stek di atas pondasi footplat (stek besi beton bagian atas yang tidak ikut dicor),
harus diatur cara pembengkokan dan panjang minimalnya sedemikian rupa sehingga
penyambungan stek tersebut ke elemen struktur di atasnya dapat menjamin kekuatan
maupun kestabilan baik untuk pondasi footplat maupun elemen struktur di atasnya.

c.3. Keadaan Tanah/ Soil Data


a. Informasi dan data yang diperoleh dari Penyelidikan Tanah (Soil-Investigation)
dan informasi tentang tipe strata tanah yang akan dijumpai dilahan dapat diminta dari
pihak Konsultan Pengawas, Tim Teknis.
b. Apabila Pemborong ingin mendapatkan tambahan data mengenai keadaan
tanah tersebut, maka Pemborong boleh mengadakan penyelidikan tanah tambahan atas
biaya sendiri.

Urutan Pembuatan Pondasi Footplat


1). Pemborong harus memasukkan usulan secara detail urutan pekerjaan pondasi
footplat untuk memperoleh persetujuan tertulis dari pihak Tim Teknis/ Konsultan
Pengawas sebelum dilakukan penggalian.
2). Urutan tersebut harus disusun sedemikian rupa untuk menghindari
longsornya tanah di sekitar pondasi.
3). Penggalian Tanah
a. Semua galian harus dilaksanakan sesuai dengan gambar dan syarat yang ditentukan
sampai kedalaman lapis tanah keras.
b. Dasar dari semua galian harus waterpass bilamana pada dasar setiap galian masih
terdapat akar-akar atau bagian-bagian yang gembur maka harus digali keluar
sedangkan lubang tadi diisi kembali dengan pasir, dan dipadatkan sehingga
mendapatkan kembali dasar yang waterpass.
c. Terhadap kemungkinan adanya air didasar galian, baik pada waktu penggalian maupun
pada waktu pekerjaan pondasi, harus disediakan pompa air atau pompa lumpur yang
jika diperlukan dapat bekerja terus menerus, untuk menghindari tergenangnya air pada
dasar galian.
d. Pemborong harus memperhatikan pengamanan terhadap dinding tepi galian, agar tidak
longsor dengan memberikan suatu dinding penahan atau penunjang sementara atau
lereng yang cukup.
e. Semua tanah kelebihan yang berasal dari pekerjaan galian, setelah mencapai jumlah
tertentu, yaitu sampai mencapai ketinggian tanah asli semula, harus disingkirkan dari
halaman pekerjaan.
f. Seluruh barang berharga yang ditemui di lapangan harus segera dilaporkan ke direksi/
pemberi tugas dan harus dilindungi dari kerusakan dan bila menderita kerusakan
akibat kelalaian pemborong, maka harus diperbaiki atas tanggungan pemborong.
g. Bila suatu alat pelayanan yang masih berfungsi ditemui di lapangan dan hal itu tidak
tertera pada gambar dan ternyata diperlukan perlindungan atau pemindahan,
pemborong harus bertanggung jawab untuk mengambil setiap langkah apapun yang
diperlukan untuk perlindungan.

Pengurugan Pondasi
h. Lingkup Pekerjaan
 Untuk peninggian guna mencapai level konstruksi sesuai gambar
 Urugan kembali pada akhir pekerjaan pondasi untuk pengisian dan leveling
disekitar konstruksi pondasi

Pembangunan Mushola Fakultas Ekonomika dan Bisnis


Universitas Diponegoro Semarang Tahun Anggaran 2012 14
Spesifikasi Teknis

 Luas daerah pengurugan adalah sesuai rencana


i. Bahan - bahan
 Bila tidak dicantumkan dalam gambar detail maka pada bagian atas urugan
dibawah pelat beton bertulang, beton rabat dan pondasi harus dari urugan pasir
setebal 10 cm padat.
 Dibawah lapisan pasir atau disamping pondasi, urugan yang dipakai adalah
dari sirtu yang bersih tanpa potongan-potongan bahan yang bisa lapuk serta batuan
yang telah dipecahkan.
 Kontraktor Pelaksana wajib mengusahakan agar semua bahan urugan dari
mutu yang baik.

d. Beton
1. Umum
Kekuatan beton harus merupakan bahan yang kuat dan tahan terhadap bahan-bahan
berbahaya (seperti asam dan garam) karena terletak didalam tanah.
Pengecoran beton harus dilakukan dalam keadaan lokasi tidak berair. Selama
pengecoran dan pengeringan beton air tanah yang ada harus terus menerus dipompa
untuk mencegah rusaknya adukan beton akibat air dari luar.
Adukan (adonan) beton harus memenuhi syarat-syarat PBI-1971 dan SKSNI T-15-
1991-03.
Panjang stek untuk penyambungan kolom atau untuk penyambungan batang-batang
tulangan minimal 40 kali diameter tulangan ( 40 d ).

2. Pengecoran beton
Adukan beton harus secepatnya dibawa ke tempat pengecoran dengan menggunakan
cara (metode) yang sepraktis mungkin, sehingga tidak memungkinkan adanya
pengendapan agregat dan tercampurnya kotoran-kotoran atau bahan lain dari luar.
Pemakaian beton ready mix harus mendapat persetujuan Direksi, baik mengenai nama
perusahaan, alamat maupun kemampuan alat-alatnya.
Penggunaan alat-alat pengangkut mesin haruslah mendapat persetujuan pengawas,
sebelum alat-alat tersebut didatangkan ketempat pekerjaan.
Semua alat-alat pengangkut yang digunakan pada setiap waktu harus dibersihkan dari
sisa-sisa adukan yang mengeras.
Pengecoran beton tidak dibenarkan untuk dimulai sebelum pemasangan besi beton
selesai diperiksa oleh dan mendapat persetujuan tertulis pengawas.
Pengecoran harus dilakukan secara kontinyu tanpa berhenti untuk keseluruhan dari
seluruh 1 (satu pondasi footplat) dan diberi tanda maupun tanggal pengecorannya.
Pengecoran dilakukan lapis demi lapis dan tidak dibenarkan menuangkan adukan
dengan menjatuhkan dari suatu ketinggian yang akan menyebabkan pengendapan
agregat.
Beton dipadatkan dengan menggunakan suatu vibrator selama pengecoran berlangsung
dan dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak merusak acuan maupun posisi tulangan.
Kontraktor harus menyediakan vibrator-vibrator untuk menjamin effisiensinya tanpa
adanya penundaan.
Pemadatan beton secara berlebih-lebihan sehingga menyebabkan kebocoran -
kebocoran melalui acuan dan lain-lain harus dihindarkan.

3. Curing dan perlindungan atas beton

Pembangunan Mushola Fakultas Ekonomika dan Bisnis


Universitas Diponegoro Semarang Tahun Anggaran 2012 15
Spesifikasi Teknis

Beton harus dilindungi selama berlangsungnya proses pengerasan terhadap matahari,


pengeringan oleh angin, hujan atau aliran air dan perusakan secara mekanis atau
pengeringan sebelum waktunya.
Semua permukaan beton yang terbuka dijaga tetap basah selama 10 hari dengan
menyemprotkan air atau menggenangi dengan air pada permukaan beton tersebut.
Terutama pada pengecoran beton pada waktu cuaca panas, curing dan perlindungan
atas beton harus diperhatikan. Kontraktor harus bertanggung jawab atas retaknya beton
karena kelalaian ini.

PASAL I.07.
PEKERJAAN BETON STRUKTUR ATAS

8.1. Lingkup Pekerjaan


a. Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini adalah :
Semua pekerjaan beton struktur yang ada dalam masing-masing jenis pekerjaan yang
tercantum dalam pasal-pasal buku RKS ini antara lain yang dikerjakan : beton bertulang
struktur bangunan,
b. Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, peralatan dan tenaga kerja serta pelaksanaan
pekerjaan beton sesuai dengan RKS dan gambar-gambar pelaksanaan yang telah disediakan
untuk proyek ini.

8.2. Pedoman Pelaksanaan


Pelaksanaan pekerjaan ini harus mengikuti :
Semua ketentuan dalam SKSNI T-15-1991-03 terutama yang menyangkut pekerjaan beton
struktur.

8.3. Bahan - bahan Yang Digunakan


a. Semen
1. Semen yang digunakan untuk proyek ini adalah Portland Cement jenis II menurut NI 8 atau
tipe I menurut ASTM, memenuhi S.400 menurut Standard Cement Portland yang
digariskan oleh Asosiasi Cement Indonesia. Semen yang tidak menggumpal di bagian
permukaan luarnya.
2. Merk yang dipilih tidak dapat ditukar-tukar dalam pelaksanaan tanpa persetujuan Pengawas
Lapangan. Kontraktor harus menyediakan 3 merk semen yang umum beredar di pasaran
untuk diliat kualitas semen mana yang paling sedikit menggumpal dibagian dalam atau
permukaan semen tersebut. Semen yang sedikit menggumpal diputuskan akan
dipergunakan dengan persetujuan dari Pengguna Jasa dan Tim Teknis.
3. Persetujuan PC hanya akan diberikan apabila di pasaran tidak diperoleh semen dari merk
yang telah dipilih dan telah digunakan.
4. Merk semen yang diusulkan sebagai pengganti dari merk semen yang sudah digunakan
harus disertai jaminan dari kontraktor pelaksana yang dilengkapi dengan data teknis yang
membuktikan bahwa mutu semen pengganti setaraf dengan mutu semen yang
digantikannya.
5. Batas-batas pengecoran yang memakai semen berlainan merk harus disetujui oleh
Pengawas Lapangan.
b. Aggregates.
Aggregates yang digunakan harus sesuai dengan syarat - syarat dalam SKSNI T-15 1991-03,
terdiri dari
1. Pasir beton (agregat halus). Kadar lumpur tidak boleh melebihi 4% berat pasir beton.

Pembangunan Mushola Fakultas Ekonomika dan Bisnis


Universitas Diponegoro Semarang Tahun Anggaran 2012 16
Spesifikasi Teknis

2. Koral atau crushed stone (agregat kasar) :


- Harus mempunyai susunan gradasi yang baik, cukup syarat kekerasannya dan padat
(tidak porous). Dimensi maksimum 2,5 cm, dan tidak lebih seperempat dimensi beton
yang terkecil dari bagian konstruksi yang bersangkutan.
- Khusus untuk pekerjaan beton, diluar lapis pembesian yang berat batas maksimum
tersebut 3 cm dengan gradasi baik.
- Pada bagian dimana pembesian cukup berat (cukup ruwet) digunakan koral semua split
digunakan pecah/ giling mesin.
c. Besi beton
Besi beton yang digunakan ialah: besi beton ulir mutu fy = 3900 kg/m² ex Krakatau Steel/
setara, untuk diameter lebih besar atau sama dengan 13 mm dan fy = 2400 kg/cm² untuk
diameter lebih kecil dari 13 mm.
Untuk mendapatkan jaminan akan kualitas besi yang diminta, maka disamping adanya
sertifikat dari pabrik, juga harus dimintakan sertifikat dari laboratorium secara periodik
minimal 3 contoh batang untuk tiap-tiap jenis percobaan tarik (stress-strain) yang diameter
sama dengan panjang tidak kurang dari 100 cm untuk setiap 1 ton besi dan atau untuk setiap
pengiriman besi beton ke lokasi proyek.
d. Admixture
Pemakaian bahan tambahan untuk perbaikan mutu beton dari merk setara Fosroc untuk beton
biasa. Namun sebelumnya Kontraktor diwajibkan mengajukan analysis kimia serta test, dan
juga bukti penggunaan selama 5 tahun di Indonesia. Penggunaan harus sesuai dengan petunjuk
teknis pabrik.

8.4. Tata Cara Pengiriman Dan Penyimpanan Bahan

a. Pengiriman dan penyimpanan bahan pada umumnya harus sesuai dengan jadwal pelaksanaan.
b. Penyimpanan Semen.
1. Semen harus didatangkan dan disimpan dalam kantung/ zak yang utuh. Berat semen harus
sama dengan yang tercantum dalam zak.
2. Semen harus disimpan dalam gudang yang kering, terlindung dari pengarus cuaca,
berventilasi cukup dan lantai yang bebas dari tanah.
3. Semen harus dalam keadaan belum mulai mengeras jika ada bagian yang mulai mengeras,
bagian tersebut harus dapat ditekan hancur oleh tangan bebas (tanpa alat) dan jumlah
bagian yang mulai mengeras ini tidak lebih dari 5% berat semen.
4. Pada bagian semen yang mengeras tersebut harus dicampurkan semen dalam jumlah yang
sama dengan syarat bahwa kualitas beton yang dihasilkan harus sesuai dengan yang
diminta perencana.
c. Penyimpanan Besi Beton
1. Besi beton disimpan dengan menggunakan bantalan-bantalan kayu sehingga bebas dari
tanah (minimal 20 cm).
2. Beton harus disimpan bebas dari lumpur, minyak atau zat asing lainnya.
d. Agregates harus ditempatkan dalam bak-bak yang cukup terpisah dari satu dan lain jenisnya/
gradasinya dan diatas lantai beton ringan untuk menghindari tercampurnya dengan tanah.

8.5. Bekisiting Yang Digunakan


a. Bekisting harus dibuat dari papan/ multiplex dengan rangka kayu yang kuat tidak mudah
berubah bentuk dan untuk kolom dan balok menggunakan baja.
b. Bekisting harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak ada perubahan bentuk yang nyata dan
harus dapat menampung bahan-bahan sementara sesuai dengan jalannya kecepatan
pembetonan.
c. Semua bekesting harus diberi penguat datar dan silangan sehingga kemungkinan bergeraknya

Pembangunan Mushola Fakultas Ekonomika dan Bisnis


Universitas Diponegoro Semarang Tahun Anggaran 2012 17
Spesifikasi Teknis

bekesting selama dalam pelaksanaan dapat dihindarkan, juga harus cukup rapat untuk
menghindarkan keluarnya adukan (mortarleakage).
d. Susunan bekesting dengan penunjang-penunjang harus teratur sehingga pengawasan atas
kekurangannya dapat mudah dilakukan. Penyusunan bekesting harus sedemikian rupa
sehingga pada waktu pembongkarannya tidak akan merusak dinding, balok atau kolom beton
yang bersangkutan.
e. Pada bagian terendah pada setiap fase pengecoran dari bekesting kolom atau dinding, harus
ada bagian yang mudah dibuka untuk inspeksi dan pembersihan.
f. Papan bekesting harus bersih dan dibasahi air terlebih dahulu sebelum pengecoran.
g. Air pembasahan tersebut harus diusahakan agar mengalir sedemikian rupa agar tidak
menggenangi sisi bawah dari bekisting.
h. Pemilihan susunan dan ukuran yang tepat dari penyangga-penyangga atau silangan-silangan
bekesting menjadi tanggung jawab kontraktor pelaksana.
i. Pembongkaran Bekesting:
Cetakan tidak boleh dibongkar sebelum beton mencapai kekuatan khusus yang cukup untuk
memikul 2 kali beban sendiri.
Bila akibat pembongkaran cetakan, pada bagian konstruksi akan bekerja beban-beban yang
lebih tinggi dari pada beban rencana, maka cetakan tidak boleh dibongkar selama keadaan
tersebut berlangsung.
Perlu ditentukan bahwa tanggung jawab atas keamanan konstruksi beton seluruhnya terletak
pada kontraktor pelaksana, dan perhatian Kontraktor mengenai pembongkaran cetakan
ditujukan ke SKSNI T-15-1991-03 dalam pasal yang bersangkutan.
Pembongkaran harus memberi tahu Pemberi Tugas/ Arsitek bila mana ia bermaksud akan
membongkar cetakan pada bagian-bagian konstruksi yang utama dan minta persetujuan-nya,
tapi dengan adanya persetujuan itu tidak berarti Kontraktor terlepas dari tanggung jawabnya.

8.6. Pemasangan Pipa-pipa


Pemasangan pipa dalam beton tidak diijinkan apabila akan merugikan kekuatan konstruksi.

8.7. Kualitas Beton


a. Kecuali ditentukan lain dalam gambar, kualitas beton adalah dengan fc' = 300 kg/cm² Sedang
beton praktis dengan fc' = 175 kg/cm². Evaluasi penentuan karakteristik ini digunakan
ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam SKSNI T-15-1991-03.
b. Kontraktor pelaksana harus memberikan jaminan atas kemampuannya untuk memenuhi
kualitas beton ini dengan memperlihatkan data-data pelaksanaan di lain tempat atau dengan
mengadakan trialmix.
c. Selama pelaksanaan harus dibuat benda-benda uji menurut ketentuan yang disebut dalam
SKSNI T-15-1991-03 ( batasan semen untuk beton K 300 = 413 kg/m3, K 225 = 371 kg/m3,
K 175 = 326 kg/m3)
d. Pada masa permulaan pembetonan Kontraktor pelaksana harus membuat minimum 1 benda uji
per 1,5 m3 beton hingga dengan cepat dapat diperoleh 20 benda uji yang pertama.
Pengambilan benda-benda uji harus dengan periode antara yang disesuaikan dengan kecepatan
pembetonan.
e. Kontraktor harus membuat laporan tertulis atas data-data kualitas beton yang dibuat, laporan
tersebut harus disyahkan oleh Pengawas lapangan laporan tersebut harus dilengkapi dengan
harga karakteristiknya.
f. Selama pelaksanaan harus ada pengujian slump, minimum 7,5 cm maksimum 12,5cm.
Cara pengujian slump adalah sebagai berikut :
1. Beton diambil tepat sebelum dituangkan ke dalam cetakan (beton) (bekesting).
2. Cetakan slump dibasahi dan ditempatkan diatas kayu yang rata atau plat beton.
3. Cetakan di isi sampai kurang lebih 1/3 nya kali dengan besi dia. 16 mm panjang 30 cm

Pembangunan Mushola Fakultas Ekonomika dan Bisnis


Universitas Diponegoro Semarang Tahun Anggaran 2012 18
Spesifikasi Teknis

dengan ujungnya yang bulat (seperti peluru).


4. Pengisian dilakukan dengan cara serupa untuk dua lapisan berikutnya. Setiap lapis
ditusuk-tusuk 25 kali dan setiap tusukan harus masuk dalam satu lapis yang dibawahnya.
5. Setelah atasnya diratakan, segera cetakan diangkat perlahan-lahan, dan diukur
penurunannya (slump-nya).
g. Pengujian kubus silinder percobaan harus dilakukan di laboratorium yang disetujui oleh
pengawas Lapangan.
h. Perawatan kubus silinder percobaan tersebut adalah dalam pasir basah tapi tidak tergenang air,
selama 7 (tujuh) hari dan selanjutnya dalam udara terbuka.
i. Jika dianggap perlu, maka kontraktor pelaksana harus mengadakan percobaan silinder umur 7
(tujuh) hari dengan ketentuan-ketentuan hasilnya tidak boleh kurang 65% kekuatan yang
diminta pada 28 hari. Jika hasil kuat tekan benda-benda uji tidak memberikan angka kekuatan
yang diminta, maka harus dilakukan pengujian beton ditempat dengan cara-cara yang
ditentukan dalam SKSNI T-15-1991-03 dengan biaya ditanggung Kontraktor pelaksana.
j. Pengadukan beton dalam mixer tidak boleh kurang dari 75 detik terhitung setelah seluruh
komponen adukan masuk dalam mixer.
k. Penyampaian beton (adukan) dari mixer ketempat pengecoran harus dilakukan dengan cara
yang tidak mengakibatkan terjadinya separasi komponen-komponen beton.
l. Pemadatan beton harus menggunakan vibrator.

8.8. Siar- siar Konstruksi dan Pembongkaran Bekisting


Pembongkaran bekesting dan penempatan siar-siar pelaksanaan, sepanjang tidak ditentukan lain
dalam gambar, harus sesuai dengan SKSNI T-15-1991-03.
Siar-siar tersebut harus dibasahi lebih dahulu dengan air semen tepat sebelum pengecoran
lanjutan dimulai. Letak siar-siar tersebut harus disetujui oleh Pengawas Lapangan.

8.9. Penggantian Besi


a. Kontraktor pelaksana harus mengusahakan supaya besi yang dipasang benar sesuai dengan
apa yang tertera dalam gambar.
b. Dalam hal dimana berdasarkan pengalaman Kontraktor pelaksana atau pendapatnya
mengalami kekeliruan, kekurangan atau perlu penyempurnaan pembesian yang ada maka :
1. Kontraktor pelaksana dapat menambah extra besi dengan tidak mengurangi pembesian
yang tertera dalam gambar, secepatnya hal ini diberitahukan kepada Pengawas Lapangan
untuk sekedar informasi.
2. Jika hal tersebut diatas akan dimintakan oleh Kontraktor pelaksana sebagai kerja tambah,
maka penambahan tersebut hanya dapat dilakukan setelah ada persetujuan tertulis dari
Perencana dan disetujui Pemberi Tugas.
3. Jika diusulkan perubahan dari jalannya pembesian maka perubahan tersebut hanya dapat
dijalankan dengan persetujuan tertulis dari Perencana.
Mengajukan usul dalam rangka kejadian tersebut diatas adalah merupakan juga kewajiban
bagi Kontraktor Pelaksana.
c. Jika Kontraktor pelaksana tidak berhasil mendapatkan diameter besi yang sesuai dengan yang
ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran diameter besi dengan diameter
terdekat dengan syarat :
1. Harus ada persetujuan dari pengawas Lapangan.
2. Jumlah luas besi tersebut tidak boleh kurang dari yang tertera dalam gambar.
3. Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan keruwetan pembesian ditempat tersebut
atau di daerah overlepping yang dapat menyulitkan pembetonan atau penyampaian
penggetar.

d. Toleransi Besi :

Pembangunan Mushola Fakultas Ekonomika dan Bisnis


Universitas Diponegoro Semarang Tahun Anggaran 2012 19
Spesifikasi Teknis

Diameter Ø, ukuran sisi (atau jarak antara Variasi dalam berat Toleransi
dua permukaan yang berlawanan) yang diperbolehkan diameter Ø
Dibawah 10 mm ±7% ± 0,4 mm
10 mm sampai 16 mm (tapi tidak termasuk Ø ±5% ± 0,4 mm
16 mm)
16 mm sampai 28 mm ±5% ± 0,5 mm
29 mm dan 32 mm ±4% -

8.10. Perawatan Beton


a. Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi penguapan cepat.
b. Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan harus diperhatikan.
c. Beton harus dibasahi terus menerus selama minimal 10 hari sesudah pengecoran.

8.11. Tanggung Jawab Kontraktor Pelaksana


a. Kontraktor pelaksana bertanggung jawab penuh atas kwalitas konstruksi sesuai dengan
ketentuan-ketentuan diatas dan sesuai dengan gambar-gambar konstruksi yang diberikan.
b. Adanya atau kehadiran Pengawas Lapangan selaku wakil Bouwher atau Perencana yang
sejauh melihat/ mengawasi/ menegur atau memberi nasehat tidaklah mengurangi tanggung
jawab penuh tersebut diatas.
c. Jika Pengawas Lapangan memberi ketentuan-ketentuan tambahan yang menyimpang dari
ketentuan yang telah digariskan di atas atau yang telah tertera dalam gambar, maka
ketentuan tambahan tersebut menjadi tanggung jawab Pengawas Lapangan, ketentuan
tambahan ini harus dibuat secara tertulis.

8.12. Syarat – Syarat Untuk Beton Ready Mix


1.) Pada prinsipnya semua persyaratan-persyaratan untuk beton yang dibuat dilapangan
berlaku juga untuk Beton Ready Mix, baik mengenai persyaratan Material Semen, Agregat,
Air, ataupun Agmixture, Testing Beton, Slump dan sebagainya.
2.) Diisyaratkan agar pemesanan Beton Ready Mix dilakukan pada supplier Beton Ready Mix
yang sudah terkenal mengenai stabilitas mutunya, kontinuitas penyediaannya dan
mempunyai/ mengambil material-material dari tempat tertentu yang tetap dan bermutu
baik.
Selain mutu beton maka harus diperhatikan betul-betul tentang kontinuitas pengadaan agar
tidak terjadi hambatan dalam waktu pelaksanaan.
3.) Direksi/ Tim Teknis/ Konsultan Pengawas akan menolak setiap Beton Ready Mix yang
sudah mengeras dan menggumpal untuk tidak digunakan dalam pengecoran. Usaha-usaha
untuk menghaluskan/ menghancurkan Beton Ready Mix yang sudah mengeras atau
menggumpal sama sekali tidak diperbolehkan.
Penambahan air dan material lainnya kedalam Beton Ready Mix yang sudah berbentuk
adukan sama sekali tidak diperkenankan, karena akan merusak komposisi yang ada dan
bisa menurunkan mutu beton yang direncanakan.
Untuk mencegah terjadi pengerasan/ penggumpalan beton sebelum dicorkan, maka
Kontraktor Pelaksana harus merencanakan secermat mungkin mengenai Beton Ready Mix
harus kapan tiba di Lapangan dan beberapa jumlah volume yang dibutuhkan, termasuk
didalamnya dengan memperhitungkan kemungkinan macetnya transportasi dari/ ke
lapangan.
4.) Kontraktor Pelaksana harus meminta jaminan tertulis kepada Supplier Beton Ready Mix
jaminan tentang mutu beton, stabilitas mutu dan kontinuitas pengadaan dan jumlah/
volume beton yang digunakan.

Pembangunan Mushola Fakultas Ekonomika dan Bisnis


Universitas Diponegoro Semarang Tahun Anggaran 2012 20
Spesifikasi Teknis

Walaupun demikian, untuk mengecek mutu beton yang dipakai maka baik Kontraktor
Pelaksana maupun suplier Beton Ready Mix masing-masing harus membuat silinder atau
kubus beton percobaan untuk ditest di Laboratorium yang ditunjuk/ disetujui secara tertulis
oleh Direksi/ Tim Teknis Konsultan Pengawas dan jumlah silinder atau kubus beton dibuat
sesuai dengan Peraturan Beton Indonesia.
5.) Beton Ready Mix yang tidak memenuhi mutu yang diisyaratkan, walaupun disupply oleh
perusahaan beton Ready Mix, tetap merupakan tanggung jawab sepenuhnya dari rekanan.
6.) Beton Ready Mix yang sudah melebihi waktu 3 jam, yaitu terhitung sejak dituangkannya
air kecampuran beton kedalam truk ready mix di plant/ pabrik sampai selesainya beton
ready mix tersebut dituangkan dicor, tidak dapat digunakan atau dengan kata lain ditolak.
Segala akibat yang ditimbulkan menjadi beban dan resiko rekanan.

PASAL I.09.
LAPISAN KEDAP AIR/ WATER PROOFING

9.1. Bagian- Bagian Yang Perlu Diberi Lapisan Kedap Air


Lapisan kedap air harus dipasang pada tempat tempat :
Lantai ruang basuh/ wudlu dan, plat beton atap, level-level yang menjorok keluar bangunan, serta
tempat-tempat lain yang diperkirakan akan selalu berhubungan dengan air dan tanah.

9.2. Bahan Kedap Air Yang Digunakan


a. Bahan waterproofing yang digunakan harus mempunyai jaminan/ garansi tertulis dari pabrik
selama minimal 5 tahun.
b. Bahan yang digunakan sekualitas Fosroc/ SIKA/ BSAF/ LEMKRA.

9.3. Syarat Pelaksanaan


a. Bahan kedap air harus dikerjakan oleh tenaga kerja yang berpengalaman dan cara
pemasangannya harus sesuai dengan petunjuk yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya.
b. Bidang permukaan beton yang akan diberi waterproofing haruslah kering dan bersih dari
kotoran-kotoran, lubang-lubang dan celah-celah harus ditambal dengan adukan/ acian terlebih
dahulu, tonjolan-tonjolan harus diratakan dengan grinda dahulu.
c. Pekerjaan yang disebut dalam point 2 tersebut harus disetujui dahulu oleh Pengawas
Lapangan/ Tim Teknis sebelum pemasangan lapisan kedap air dilaksanakan.
d. Kalau terdapat pipa-pipa konduit atau benda-benda lain yang menembus lapisan kedap air atau
jika drain lantai keluar dari bidang waterproofing, maka pada keliling benda-benda yang
sudah terpasang itu harus diberi "Flashing".
e. Lapisan kedap air harus dipasang pula pada bidang-bidang vertikal yang mengelilingi lantai
toilet, lantai janitor plat beton atap, hingga setinggi minimal 20 cm dari permukaan bidang
tersebut.
f. Hasil akhir dari pekerjaan lapisan kedap air harus merupakan suatu lapisan dengan permukaan
yang rata/ tidak bergelombang serta tidak berlubang-lubang atau bercelah-celah pada
sambungan-sambungannya ataupun keretakan-keretakan lainnya yang mungkin bisa
menimbulkan kebocoran.

9.4. Pengujian Terhadap Pekerjaan Waterproofing :


a. Kontraktor pelaksana harus mengadakan pengujian terhadap pekerjaan-pekerjaan
waterproofing yang telah dilaksanakan.
b. Pengujian dilaksanakan dengan cara pengisian air keatas bidang yang akan diuji tersebut
hingga mencapai ketinggian minimal 5 cm, kemudian dilihat hasilnya selama 3 x 24 jam.

Pembangunan Mushola Fakultas Ekonomika dan Bisnis


Universitas Diponegoro Semarang Tahun Anggaran 2012 21
Spesifikasi Teknis

9.5. Perbaikan Pekerjaan :


Setiap permukaan waterproofing yang rusak harus diperbaiki dengan cara-cara yang dianjurkan
oleh pabrik. Perbaikan harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu
pekerjaan finishing lainnya. Apabila ada pekerjaan finishing yang rusak akibat perbaikan water
proofing tersebut, maka kerusakan perbaikan finishing tersebut harus segera diperbaiki.

9.6. Syarat Pemeliharaan


Kontraktor pelaksana harus menjaga pekerjaan water proofing yang sudah selesai dilaksanakan
sehingga terhindar dari kejadian-kejadian yang bisa menimbulkan kerusakan

PASAL I.10.
PEKERJAAN TALANG

10.1. Lingkup Pekerjaan


1. Meliputi penyediaan secara lengkap tenaga, alat dan bahan untuk pekerjaan ini
2. Pekerjaan meliputi pemasangan saluran talang mendatar, saringan-saringan saluran cucuran
ke bawah, kerangka dan penggantung talang berikut pekerjaan yang berhubungan dengan
pekerjaan.
3. Pekerjaan yang berhubungan dengan pemasangan talang (floor drain / saringan air,
pekerjaan plafon, penutup talang tegak.

10.2. Bahan- Bahan.


1. Bahan untuk saluran talang datar digunakan plat beton dilapis water proofing merk Fosroc/
SIKA/ BSAF/ LEMKRA
2. Bahan untuk saluran talang tegak digunakan pipa PVC 4" jenis AW ex. Wavin atau setaraf.

10.3. Pemasangan Talang


Semua pekerjaan dari plat beton yang di water proofing harus dibuat dan dipasang menurut
standar yang paling baik.
Pinggiran dan gulungan harus lurus dan tidak ada lekukan, harus betul-betul kedap air, tidak
ada lubang yang tercecer atau berlimpah.

PASAL I.11.
PEKERJAAN PASANGAN

11.1. Jenis Pasangan dan Penggunaannya.


a. Pasangan batu gunung belah untuk pondasi, sedang pasangan bata merah dan bagian lain
seperti yang ada dalam gambar pelaksanaan.
b. Pasangan bata merah untuk sebagian besar dinding yang ada dalam bangunan ini seperti
yang ada dalam gambar pelaksanaan.
Pasangan bata merah trasram untuk pasangan-pasangan di dalam ruang toilet,
dinding-dinding luar bangunan dan bagian-bagian lain seperti ditunjukkan dalam gambar
pelaksanaan.

11.2. Jenis Adukan Yang Digunakan


a. Adukan biasa dengan campuran 1Pc : 5Pasir.
Digunakan untuk seluruh pasangan pondasi batu gunung belah, dan bata merah.
b. Adukan trasram dengan campuran 1Pc : 3 Pasir.

Pembangunan Mushola Fakultas Ekonomika dan Bisnis


Universitas Diponegoro Semarang Tahun Anggaran 2012 22
Spesifikasi Teknis

Digunakan untuk pasangan di dalam ruang toilet, seluruh dinding luar bangunan dan
bagian-bagian lain seperti ditunjukkan dalam gambar rencana.
c. Adukan khusus dengan campuran 1Pc : 3Pasir.
Digunakan untuk pasangan bata merah mulai dari ujung atas balok pondasi beton (slooft)
sampai 30 cm diatas lantai dasar, serta digunakan dalam pemasangan keramik.

11.3. Jenis Plesteran Yang Digunakan


a. Plesteran biasa dengan campuran 1Pc : 5 Pasir : Digunakan untuk permukaan-permukaan
dinding pasangan bata merah.
b. Plesteran trasram dengan campuran 1Pc : 3 Pasir Digunakan untuk permukaan beton dinding
ruang-ruang toilet, seluruh permukaan dinding pasangan dibagian luar bangunan, dan
seluruh dinding lantai dasar sampai setinggi plus 40 cm dari permukaan lantai (kurang lebih
0,00).

11.4. Kualitas Bahan Yang Digunakan


a. Batu Belah
Batu Gunung Belah yang digunakan harus dari jenis yang keras, kuat tidak mudah pecah,
permukaannya halus tidak berlubang-lubang (porous).
b. Bata Merah.
Batu bata yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1. Batu bata harus baru, dan terbuat dari campuran tanah liat dan pasir yang dibakar dan
mencapai kematangan sesuai standard dan disetujui pengawas.
2. Bilamana terdapat bahan yang tidak dapat sesuai Standar tersebut diatas maka Direksi
dapat menentukan jenis-jenis lain yang ada dipasaran lokal dengan
persyaratan-persyaratan yang ditentukan.
3. Mempunyai sifat kondisi rendah, sifat isolasi suara dan penetrasi air yang rendah.
4. Seluruh permukaan datar/ rata tidak melengkung, tanpa cacat/ berlubang ataupun
mengandung kotoran, sudut-sudutnya tidak tumpul.
5. Ukuran seragam dengan standar nominal.
6. Mutu setaraf produksi/ lokal dengan persetujuan Direksi.
c. Bahan untuk adukan, plesteran dan acian.
Bahan campuran (air, semen dan pasir) yang digunakan untuk adukan harus memenuhi
ketentuan seperti untuk bahan campuran beton dalam buku RKS ini ataupun dalam SKSNI
T-15-1991-03,

11.5. Contoh-contoh Bahan


Sebelum memulai pekerjaan pasangan, kontraktor pelaksana terlebih dahulu harus menyerahkan
contoh-contoh bahan yang akan digunakan (batu bata ringan, bata merah, kerikil, split dll).
Bahan yang digunakan untuk pekerjaan ini harus mendapat persetujuan dari Pengawas
Lapangan/ Perencana.

11.6. Syarat Pemasangan


a. Pemasangan batu Gunung Belah untuk pondasi.
1. Pondasi batu kali harus dimulai dan didirikan menurut bentuk, ukuran dan ketinggian
yang diminta sesuai dengan gambar rencana.
2. Pasangan Bata merah.
- Dinding harus dipasang/didirikan dengan ketebalan dan ketinggian sesuai gambar
rencana.
- Masing-masing bata merah dipasang dengan nat/ jarak : 1 cm, diberi dasar adukan
pengikat dengan baik.
- Pemasangan dinding tidak boleh diteruskan disatu bagian setinggi lebih dari 1 meter.

Pembangunan Mushola Fakultas Ekonomika dan Bisnis


Universitas Diponegoro Semarang Tahun Anggaran 2012 23
Spesifikasi Teknis

- Tidak diperbolehkan memakai potongan bata merah untuk bagian-bagian dinding


kecuali untuk bagian dinding yang terpaksa harus menggunakan potongan, potongan
yang diperbolehkan untuk maksud tersebut tidak boleh lebih kecil dari 1/2 bata merah.
b. Perlindungan
Bagian dinding atau pasangan batu kali yang sudah terpasang dan terkena udara terbuka, pada
waktu hujan lebat harus diberi perlindungan dengan penutup bagian atasnya dengan sesuatu
yang memadai.
c. Perawatan
Dinding pasangan batu bata dan pasangan batu kali harus dibasahi terus menerus selama
paling sedikit 7 hari setelah didirikan.
d. Angkur-angkur dan pengikat.
Setiap hubungan antara dinding bata merah dengan permukaan beton, harus diberi angkur
yang dibuat dari besi beton dengan bentuk, ukuran dan diameter sesuai dengan kebutuhan.
Permukaan beton yang berhubungan dengan dinding bata harus dikasarkan dengan alat yang
sesuai agar adukan dinding dapat melekat.
e. Permukaan dinding yang dihasilkan oleh plesteran dan acian harus benar-benar verikal, datar,
rata, tidak melengkung atau begelombang.
f. Kolom Beton/ Tulangan Praktis.
Untuk dinding dengan luasan minimal 10 m2 diharuskan pelaksanaan dengan perkuatan
kolom beton praktis dan balok latai dengan tulangan pokok 4 Ø 12mm dan beugel Ø 6 mm -
12 cm.

PASAL I.12.
PEKERJAAN BAJA

12.1. Pekerjaan rangka baja pada bangunan baru


Baja digunakan sebagai balustrade, tangga dan pengaman lainnya.
1. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan harus meliputi pengangkutan/ transportasi, penyediaan peralatan, pabrikasi,
pemeriksaan dan pemasangan baja struktural di bengkel kerja atau di lapangan, seperti yang
ditunjukkan dalam gambar atau seperti yang ditentukan dalam spesifikasi ini.
2. Jenis Pekerjaan dan Penggunaan bahan
Balustrade dengan besi hollow uk. 2x4, 5x10, 7x7
- Tangga
- Pengaman Vide
- Tiang penyangga besi hollow 7x7
- Pengisi hollow 2x4
- Railling/ pegangan besi hollow 5x10
- Plat landas plat 8 mm di dinabolt
3. Standart Rujukan
- Pedoman Perencanaan Bangunan Baja untuk Gedung (SNI. 1729.1989-F).
- Standar Industri Indonesia (Sll) dan/atau Standar Nasional Indonesia (SNI).
- Japanese Architectural Standard Spesifikasi for Steel Work (JASS).
- Japanese Industrial Standards (JIS).
- American Institute of Steel Construction (AISC)
• AISC M 013-83 Detailing for Steel Construction
• AISC M 013-84 Konsultan Pengawas for Steel Construction
• AISC M 016-89 Manual of Steel Construction ASD
- American Welding Society (AWS):

Pembangunan Mushola Fakultas Ekonomika dan Bisnis


Universitas Diponegoro Semarang Tahun Anggaran 2012 24
Spesifikasi Teknis

• AWS D1.1-96 Struktural Welding Code Steel


- American Society for Testing and Materials (ASTM).
- Spesifikasi Teknis:
• ST-004 – Adukan Encer (grout)
4. Prosedur Umum
4.1. Sertifikat Pabrik dan Informasi Lainnya
 Sebelum pabrikasi, Sertifikat Pabrik mencakup dimensi, struktur mikro dan kimia,
fisika, charpy V-notch properties, data perawatan panas matahari (yang
diaplikasikan) dan ukuran semua baja yang akan digunakan, harus diberikan pada
Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
 Sebelum memesan bahan/ material, semua daftar pemesanan harus disediakan oleh
kontraktor untuk kemudian diserahkan pada Konsultan Pengawas guna mendapatkan
persetujuan.
 Sebelum memulai pekerjaan bengkel, kontraktor harus menyampaikan kepada
Konsultan Pengawas mengenai informasi sbb:
 Fasilitas-fasilitas pabrikasi.
 Bahan-bahan yang akan digunakan dan produsen serta pemasok bahan-
bahan.
 Sertifikat dan Laporan Pengujian:
Sertifikat Pabrik.
Laporan kekuatan tarik dan uji bengkokan untuk bentuk baja, batangan, dan plat.
 Prosedur dan skedul Gambar Detail Pelaksanaan. Jenis pengukuran yang
akan digunakan.
 Metode dan Prosedur Kontrol Kualitas.
 Prosedur dan skedul produk, seperti pemberian tanda, pemotongan,
pembengkokan, dan perawatan, penanganan gesekan permukaan untuk sambungan
baut, dsb.
 Fasilitas dan prosedur perakitan di bengkel kerja.
 Pengajuan pembuatan detail-detail pengelasan untuk :
Flux, gas, batang dan kawat pengelasan beserta rekomendasi penyimpanan dari
produsen.
Pengelasan sementara, sekuens dan prosedur pengelasan, pemanasan, peralatan
dan perlengkapan las, pengukur tekanan udara.
 Metode pengencangan angkur baut dan penempatan plat dasar. Prosedur
pemasangan dan toleransi penempatan angkur baut yang diizinkan.
 Pemeriksaan termasuk pemeriksaan gambar ukuran penuh, pemeriksaan
perakitan dan pemeriksaan produk.
 Salinan dari formulir pemeriksaan kontraktor harus diserahkan. Formulir
pemeriksaan yang diajukan harus dikumpulkan.
 Metode Aplikasi Cat.
 Penyimpanan di lapangan.
 Fasilitas pengangkutan dan rute dari bengkel ke lapangan.
 Kualifikasi tukang ahli las dan tukang ahli lainnya.
 Selama pelaksanaan pekerjaan, jaga agar catatan-catatan perakitan dan pemasangan
baja struktural berikut ini harus disiapkan terpisah dari hal-hal sbb: (menunjukkan
metode dan hasil pengujian dan pemeriksaan):
Uji Bahan.
Metode Uji Keterampilan tukang las. Uji pekerjaan pengelasan.

Pembangunan Mushola Fakultas Ekonomika dan Bisnis


Universitas Diponegoro Semarang Tahun Anggaran 2012 25
Spesifikasi Teknis

Pemeriksaan pada produk yang dibuat di bengkel produksi (las, bentuk, ukuran,
tampilan, dsb).
Pemeriksaan kinerja di lapangan (Pengencangan baut berkekuatan tinggi,
toleransi pemasangan, dsb).
Toleransi baut angkur.
Catatan pengujian, pemeriksaan dan koreksi yang disyaratkan oleh Konsultan
Pengawas.
Foto-foto setiap bagian pekerjaan. Berikan laporan lengkap pada Konsultan
Pengawas.

12.2. Gambar Detail Pelaksanaan


 Sebelum proses pabrikasi, kontraktor harus memberikan gambar detail pelaksanaan
ke Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan. Hal-hal di bawah ini harus
termasuk dalam Gambar detail pelaksanaan yang akan diaplikasikan:
 Spesifikasi bahan.
 Nomor penanda.
 Daftar bagian-bagian material.
 Detail pembuatan.
 Detail pengelasan,
 Syarat pengecatan,
 Detail dan lokasi bengkel produksi.
 Persetujuan Gambar detail pelaksanaan oleh Konsultan Pengawas tidak berarti
melepaskan kontraktor dari tanggung jawabnya terhadap kesalahan dan kegagalan.
 Kontraktor tidak boleh melakukan perubahan pada Gambar detail pelaksanaan yang
paling akhir diterima, tanpa persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas.
 Perubahan yang berasal dari inisiatif kontraktor untuk kenyamanannya harus
meminta persetujuan Konsultan Pengawas dan dibuat dengan biaya dari kontraktor.

12.3. Pemeriksaan dan Pengujian


 Bahan, sambungan dan hubungan antar pekerjaan pada umumnya harus menjadi
subjek untuk diuji atau diperiksa di bengkel kerja dan di lapangan.
 Pemeriksaan dan Pengujian harus dilaksanakan oleh orang yang berkualitas atau
laboratorium pengujian yang disediakan oleh kontraktor disetujui oleh Konsultan
Pengawas. Kontraktor harus melengkapi semua material untuk pengujian dan segala
akses untuk itu, atau menyediakan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk pengujian
material.
 Komposisi kimiawi dan properti mekanis semua material harus diuji dan diperiksa
sebelum memulai kerja di bengkel produksi.
 Periksa rakitan bengkel dan pengelasan untuk disesuaikan dengan persyaratan yang
ditentukan.
 Bersihkan, asah dan siapkan semua area yang diperlukan agar uji ultrasonik dan
radiografik.
 Konsultan Pengawas harus memiliki wewenang untuk melakukan pemeriksaan dan
pengujian kapan pun. Konsultan Pengawas harus memiliki hak, pada setiap waktu
yang beralasan, untuk masuk ke pabrik kontraktor untuk tujuan pengujian dan
pemeriksaan kerja. Kontraktor harus menyediakan semua pekerja dan alat-alat yang
dibutuhkan untuk pengujian dan pemeriksaan di bengkel kerja.
 Konsultan Pengawas memiliki hak untuk setiap saat menolak material dan/ atau
pekerjaan yang rusak berdasarkan gambar perancangan, sebelum penerimaan
terakhir. Penerimaan bahan/ material pekerjaan oleh Konsultan Pengawas tidak

Pembangunan Mushola Fakultas Ekonomika dan Bisnis


Universitas Diponegoro Semarang Tahun Anggaran 2012 26
Spesifikasi Teknis

mencegah adanya penolakan jika ditemukan penyimpangan di kemudian hari.


Kontraktor harus membongkar bahan-bahan terpasang yang telah ditolak oleh
Konsultan Pengawas dan menggantinya tanpa ada biaya tambahan pada pekerja.
 Semua tukang las harus memiliki izin yang masih berlaku. Jika disyaratkan oleh
Konsultan Pengawas, kontraktor harus mengadakan uji keterampilan tukang las.
Pengujian, bila disyaratkan, harus dilakukan tanpa adanya biaya tambahan pada
pemilik/Owner.

12.4. Pita Ukur Baja


Kontraktor harus menyediakan beberapa pita pengukur presisi yang diperlukan untuk
pelaksanaan kerja (minimum 3 pita ukur).
Setiap waktu, suhu lingkungan harus dicatat dan penyesuaian thermal harus dibuat pada
semua pengukuran. Pita ukur yang digunakan di bengkel kerja baja harus sesuai dengan
pita ukur yang digunakan untuk pendirian pekerjaan baja di lapangan.
Kontraktor harus menyusun pengujian yang diperlukan Konsultan Pengawas untuk
menyetujui toleransi antar penggunaan pita ukur tidak pada lokasi, yang terlewatkan.
Semua hasil pengukuran adalah tanggung jawab kontraktor.
12.5. Penggunaan dan Penyimpanan
 Semua bahan harus dikirimkan lengkap dengan sertifikat asli pencampurannya.
 Semua bahan baja harus ditangani dengan perawatan yang benar, sesuai tata cara
yang tidak menyebabkan goresan mendalam, sesuai yang ditentukan oleh Konsultan
Pengawas.
 Bahan harus disimpan tidak langsung terhubung dengan tanah sesuai dengan tata
cara dan lokasi, yang akan meminimalisasikan karat dan proses pengkaratan.

12.6. Material
6.1. Persyaratan Umum
 Semua material harus sesuai dengan yang ditentukan dalam spesifikasi ini, kecuali
bila ditetapkan lain.
• Rangka atap GIP medium dan baja C
• Sunshiding Holow medium galvanis
• Railing tangga dan Balustrade GIP medium
• Kisi-kisi pengisi Balustrade stainles steel
• Ukuran dan dimensi bahan sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar detail
 Kompisisi kimiawi, properti mekanikal, ukuran dan kualitas lainnya dari bahan telah
ditentukan pada tiap-tiap standarnya. Kualitas material ini dikonfirmasikan dengan
pengujian sebelum pekerjaan bengkel yang setara dengan sertifikat pembuatannya
oleh produsen.

6.2. Baja struktural


 Semua bahan baja harus baru dan bebas dari segal penyimpangan yang
mempengaruhi kekuatan, daya tahan atau tampilan dan harus dari kualitas komersial
terbaik, serta sesuai dengan standar relatif
 Baja struktural harus berupa produk yang distandardisasikan seperti daftar berikut
ini atau setara yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Pedoman Perencanaan Bangunan Baja
untuk Gedung (SNI.03-1729-1989)
Persyaratan uji kuat tegang
Tingkatan Baja Kuat luluh Kuat tarik Perpanjangan
kg/mm2 kg/mm2 Relatif
Pembangunan Mushola Fakultas Ekonomika dan StBisnis
37
Universitas Diponegoro Semarang Tahun Anggaran 2012 24,0 ≥ 37 27 -
(Bj37)
Spesifikasi Teknis

 JIS G 3101-87 Rolled steel untuk struktur umum (SS 400) JIS G 3350-87
Light gauge steels untuk struktur umum (SSC 400)
 JIS G 3444-88 Carbon steel tubes for general structure purposes (STK
400) JIS G 3466-88 Carbon steel square pipes for general structure purposes
(STKR 400)
Persyaratan uji kuat tegang
Perpanjangan
Tingkatan Baja Kuat luluh Kuat tarik
Relatif
Kg /mm2 Kg /mm2
%
SS 400 ≥ 24 41 - 52 ≥ 17
SSC 400 ≥ 24 41 - 55 ≥ 21
STK 400 ≥ 24 ≥ 41 ≥ 23
STKR 400 ≥ 25 ≥ 41 ≥ 23

 ASTM A36/A36M-94 Spesifikasi for Struktural Steel

Persyaratan uji kuat tegang


Perpanjangan
Jenis Baja Kuat luluh Kuat tarik
Relatif
kg/mm2 kg/mm2
%
Plat, Batang dan 25,31 40,78-56,25
21
Bentuk (36 ksi) (58-80 ksi)

 Bentuk dan Ukuran.


 Bentuk dan ukuran plat baja, pipa baja tahan karat (stainless steel) dan
barang-barang lain yang berhubungan harus sesuai persyaratan standar sebagai
berikut atau setara :
JIS G 3101-87 SS400 Rolled steel untuk struktur umum.
JIS G 4305-91 SUS304 Cold rolled stainless steel plates, sheets and strips.

Pembangunan Mushola Fakultas Ekonomika dan Bisnis


Universitas Diponegoro Semarang Tahun Anggaran 2012 28
Spesifikasi Teknis

 Baja yang akan digunakan tidak boleh memiliki penyimpangan struktural


dan tidak boleh berkarat. Bentuk dan ukurannya harus relatif sesuai dengan
SIUSNI, JIS, ASTM, atau setara. Toleransi ukuran baja struktural harus sesuai
dengan:
SII 0163-79/SNI.07-2054-1990 Baja Siku Sama Kaki Bertepi Bulat Canal Panas,
Mutu dan Cara Uji
SII 0233-79/SNI.07-0052-1987 Baja Kanal Bertepi Bulat Canal Panas, Mutu dan
Cara Uji.
SII 0234-79/SNI.07-0329 Baja Bentuk I Bertepi Bulat Canal Panas, Mutu dan
Cara Uji.
SII 0999-84/SNI.07-0138-1987 Baja Kanal C Ringan.
SIl.2524-90/SNI.07-3018-1992 Baja Pelat, Strip dan Lembaran Canal Panas.
JASS 6-82 Standar Toleransi Baja Struktural.
 Mur-Baut, Sekrup, Cincin Penutup, Baut angkur dan Plat.
 Mur-Baut, Sekrup dan Cincin Penutup biasa harus sesuai dengan
persyaratan berikut ini atau setara :
SNI.03-1729-1989 (Bj. 37)
JIS B 1180-85 Hexagon head bolts and hexagon head screws
JIS B 1181-93 Hexagon nuts and hexagon thin nuts
JIS B 0205-82 Metric coarse screw threads
JIS B 1251-84 Spring lock washers
JIS B 1256-78 Plain washers
ASTM A307-89 Specification for Carbon Steel externally Threaded Standard
Fasteners.
Dalam JIS B 1180-85 dan JIS B 1181-93, tingkatan finishing harus "Medium",
tingkatan presisi harus "3rd class" dan perangkat mekanikal harus "4T".
 Baut angkur harus sesuai dengan persyaratan berikut ini atau setara :
SNI.03-1729-1989 (Bj. 37)
JIS G 3101-87 SS 400
ASTM A36/A36M-94
Mur,cincin penutup dan penutup sekrup harus sesuai standar baut biasa yang
disebutkan di atas.
 Penyusunan sekrup berkekuatan tinggi harus sesuai dengan persyaratan
standar berikut ini atau setara:
JIS B 1186-79 Penyusunan sekrup, mur segi delapan berkekuatan tinggi dan
cincin penutup untuk sambungan geser.
Persyaratan uji kuat tegang
Perpanjangan
Tingkatan Baja Kuat luluh Kuat tarik
Relatif
kg/mm2 kg/mm2
%
F10T A ≥ 90 100-120 14

Jika Kontraktor ingin menggunakan jenis sekrup berkekuatan tinggi lainnya, ia


harus memberikan sertifikat pengujian mekanikal dan kimiawi pembuatan
untuk mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas.

Pembangunan Mushola Fakultas Ekonomika dan Bisnis


Universitas Diponegoro Semarang Tahun Anggaran 2012 29
Spesifikasi Teknis

ASTM A325M-93 Spesifikasi untuk Sekrup Berkekuatan Tinggi untuk


Sambungan Baja Struktural [Metric].
 Rangka Baja Pabrikasi
Untuk rangka baja atap harus berupa pabrikasi dari produsen pembuatan pipa baja
medium galvanis (GIP medium) yang digunakan seperti krakatau steel atau setara.
 Uji Bahan.
Untuk barang-barang yang distandardisasi, sertifikat yang membuktikan kesesuaian
produk dengan standar yang disetujui dapat diberikan tanpa diuji lagi. Akan tetapi
bila diperlukan, Konsultan Pengawas dapat meminta kontraktor untuk mengadakan
pengujian mekanikal bahan dengan biaya Kontraktor.

6.3. Material Pengelasan


 Elektroda yang akan digunakan untuk pengelasan harus berupa produk yang sesuai
standar "JIS Z 3211-91 mengenai lapisan elektroda untuk baja lunak” atau setara.
Elektroda-elektroda yang sesuai harus dipilih sesuai dengan jenis baja yang akan
dilas.
 Material pengelasan harus E70xx, yang memiliki kuat luluh 415MPa dan kuat tarik
500MPa.
 Material pengelasan selain yang disebutkan di atas harus dipilih sesuai dengan
metode pengelasan yang akan dikerjakan.
 Ketika logam dasar dari dua tekanan luluh yang berbeda dilas bersamaan, logam
pengisi harus dipilih berdasarkan logam dasar yang memiliki tekanan luluh tertinggi.

6.4. Perlindungan
Persiapan permukaan untuk baja yang akan diberi cat dasar harus sesuai dengan:
JIS K 3151-68 Phosphatizing compounds under pengecatan
JIS K 5633-83 Etching primer
FS*' TT-C-490 (Rev.C)(Amd.1) Metode pembersihan permukaan yang
mengandung besi dan penanganan awal untuk lapisan organik.
FS*' TT-P-645 (Rev.A) Jenis Cat dasar/meni, cat, seng-kromat dan alkali.

6.5. Pengecatan
Material Pengecatan untuk permukaan baja harus memiliki karakteristik sbb:
Cat dasar harus jenis Meni Logam Zincromat/Seng-Kromat Cepat Kering.
Cat finishing harus berupa Enamel Sintetik/Synthetic Super Gloss.

6.6. Adukan Encer (grout)


Adukan Encer (grout) untuk mengisi lubang-lubang angkur, landasan plat dasar, dan
sebagainya yang ditunjukkan dalam gambar harus terbuat dari bahan semen jenis tidak
susut dan tidak mengandung logam seperti yang ditetapkan dalam Spesifikasi ST-006.

12.7. Pelaksanaan Pekerjaan

Pabrikasi
Umum
 Kontraktor harus memberi catatan satu minggu kepada Konsultan
Pengawas, sebelum melaksanakan segmen pabrikasi apapun, seperti menutup sisi
berbagai bagian struktur.
 Barang-barang baja harus memiliki ukuran, bentuk dan konstruksi
seperti yang telah ditentukan.

Pembangunan Mushola Fakultas Ekonomika dan Bisnis


Universitas Diponegoro Semarang Tahun Anggaran 2012 30
Spesifikasi Teknis

 Sebelum pabrikasi, semua pengukuran yang diperlukan harus


dilaksanakan dan diperiksa sesuai dengan persyaratan prosedur kontrol kualitas
dalam AISC.
 Selain yang telah ditentukan, barang-barang harus dipabrikasi sesuai
dengan metode pekerjaan bengkel yang efisien.
 Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap koreksi/ perbaikan dari
semua kesaklahan dan ketidaktepatan pada pekerjaan detail, tata letak dan pabrikasi,
dengan biayanya sendiri.

Lokasi Pabrikasi.
Baja Struktural harus dipabrikasi dan dirakit di bengkel atau pekarangan milik
Kontraktor atau di lokasi yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Tidak diperkenankan melakukan pengelasan dasar di lapangan.
Pengelasan.
a. Tukang Las.
 Pada prinsipnya, kualifikasi tukang las harus sesuai dengan “JIS Z
3801-79 Standar Prosedur Kualifikasi untuk Teknik Pengelasan” berdasarkan
jenis pengelasan yang akan dikerjakan. Tukang las harus berpengalaman
berkelanjutan lebih dari satu tahun dalam pengelasan struktural dan akan
menerima persetujuan dari Konsultan Pengawas.
 Jika Konsultan Pengawas meragukan kualifikasi tukang las, walaupun
persetujuan telah diberikan, sesuai dengan JIS, AWS atau setara lainnya yang
berhubungan, persetujuan dapat dibatalkan.
b. Persiapan Material.
 Persiapan Bagian Tepi .
Sudut alur harus sesuai dengan desain dan Gambar Detail Pelaksanaan. Akan
tetapi hal tersebut dapat dimodifikasi sesuai dengan jenis pengelasan yang
akan dilakukan dengan persetujuan Konsultan Pengawas.
Alur harus dibuat ke bentuk seperti yang ditentukan di atas dengan alat
pemotong gas otomatik atau metode mekanikal lainnya. Pemotong gas
manual dapat diperkenankan pada situasi yang tidak diragukan, dengan
persetujuan Konsultan Pengawas.
c. Pekerjaan Pengelasan.
• Pengelasan harus dikerjakan dengan kecepatan yang memadai, arus
dan tegangan yang benar sesuai dengan jenis dan posisi pengelasan.
• Pengelasan di bengkel kerja, bila mungkin, dilakukan dari bawah ke
atas dengan menggunakan ukuran perputaran yang ditetapkan.
• Elemen-elemen baja harus dipanaskan terlebih dahulu seperti yang
disyaratkan sesuai dengan ketebalan dan jenis material.
• Pabrikasi balok built-up harus disatukan dengan pengelasan arkus bila
memungkinkan.
• Pengelasan :
- Metode dan sekuens pengelasan harus sudah direncanakan agar tidak
menyebabkan bekas sambungan atau meninggalkan sisa tekanan apapun.
- Sebelum atau selama pengelasan permanen, pengelasan sementara harus
dibersihkan, bila pengelasan sementara mengalami kerusakan.
• Kondisi Finishing
- Permukaan pengelasan harus memiliki pola yang seragam, ukuran dan
panjang pengelasan tidak boleh kurang dari ukuran yang ditunjukkan dalam

Pembangunan Mushola Fakultas Ekonomika dan Bisnis


Universitas Diponegoro Semarang Tahun Anggaran 2012 31
Spesifikasi Teknis

gambar. Ukuran pengelasan bisa saja lebih besar dari yang ditentukan tapi
tidak boleh terlalu besar atau menjadi tidak teratur dalam pola.
- Bagian yang dilas tidak boleh retak, tidak selesai, lumer, kekurangan
penetrasi, berlubang, menggelembung, dipotong terlalu pendek,
bersinggungan atau tertimpa, atau memiliki kesalahan-kesalahan lainya.
• Pengelasan Sudut (Fillet welding)
- Pada kasus pengelasan kaki sudut yang setara, tidak boleh terjadi perbedaan
antara kedua kaki tersebut.
- Kedalaman tulangan las harus kurang dari 0,1 S + 1 mm (S: ukuran sudut
yang ditentukan).
• Busur :
- Perhatian khusus harus diberikan untuk mencegah kekurangan penetrasi dan
slag inclusion pada titik awal busur. Busur harus dipindahkan ke logam dasar
atau elemen yang akan dilas, baik itu permulaan las maupun lanjutan rigi
las.
- Perhatian khusus harus diberikan agar tidak menyebabkan retak pada rigi las
di akhiran busur. Slag dan spatters harus dihilangkan dari permukaan las dan
dari permukaan di sekitar pengelasan.
d. Kondisi Cuaca.
Pengelasan tidak boleh dilakukan saat permukaan pengelasan basah karena hujan
atau karena alasan lain atau saat angin berhembus kencang. Akan tetapi jika posisi
las dan tukang las cukup terlindungi dan persiapan logam dasar telah dilakukan,
pengelasan dapat dilaksanakan setelah konfirmasi tidak adanya kelembaban/ basah
pada permukaan, dan dengan persetujuan Konsultan Pengawas.
e. Koreksi Material.
Kesalahan pada material harus dikoreksi/ diperbaiki dengan peralatan mekanis atau
dengan pemanasan yang tidak menyebabkan kerusakan pada material.
f. Pemeriksaan Pengelasan.
• Pemeriksaan harus dilakukan selama dan setelah pengelasan di
bengkel kerja. Bagian yang rusak harus dikoreksi kembali guna kepuasan
Konsultan Pengawas. Tagihan dihitung sebagai biaya Kontraktor.
• Pemeriksaan minimum untuk pengelasan yang harus dilakukan oleh
Kontraktor dan/atau pembuat harus dengan uji visual, uji penetrasi cair dan uji
radiogafik. Semua las harus ditampilkan seragam. Tampilan dan kelebihan
potongan harus seminimal mungkin.
Pemotongan, Pembagian dan Pengguntingan.
Pemotongan dengan api, pembagian dan pengguntingan harus dilakukan secara hati-
hati, akurat dan teliti dengan alat dengan petunjuk mekanis. Semua tepi harus bebas dari
terak. Semua tepian siku yang mengalami kerusakan harus dikembalikan ke toleransi
minimumnya.
Toleransi Pabrikasi.
Lokasi tiap komponen sangat penting bagi rancangan struktur. Tiap komponen harus
ditempatkan akurat seperti yang ditunjukkan dalam gambar, dengan toleransi pabrikasi
diberikan dalam AISC.
Pemeriksaan Produk.
• Laporan Pemeriksaan produk jadi yang dibuat di bengkel kerja,harus
diberikan pada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
• Setelah laporan pemeriksaan, produk harus diperiksa oleh Konsultan
Pengawas. Produk harus diletakkan agar tidak menghalangi pemeriksaan dan
peralatan yang dibutuhkan untuk pemeriksaan.

Pembangunan Mushola Fakultas Ekonomika dan Bisnis


Universitas Diponegoro Semarang Tahun Anggaran 2012 32
Spesifikasi Teknis

• Bagian yang salah harus diperbaiki.


Lapisan Pelindung.
Setelah pabrikasi dan pemeriksaan, baja struktural harus diberi dua lapis cat anti karat.
Permukaan yang akan dibenamkan atau ditanamkan dalam beton tidak boleh dicat
dengan lapisan dasar.
Lapisan cat dasar dan cat finishing harus dari berasal dari produsen/ pabrik pembuat
yang sama, seperti yang disebutkan dalam spesifikasi ini. Persiapan permukaan dan
pemberian lapisan dasar harus sesuai dengan persyaratan sbb:
• Permukaan baja harus dibersihkan secara mekanis dengan sikat kawat
atau amplas sesuai standar pada pasal 2.5
• Semua material, seperti serbuk, kotoran, minyak dan lemak harus
dibersihkan dengan larutan yang sesuai, kemudian dibersihkan menggunakan
pembersih dari pabrik.

Pemasangan
Prosedur dan Urutan.
• Sebelum membuat jadwal pendirian struktur, Kontraktor harus
memberikan Prosedur dan Urutan Pemasangan dengan perhitungan pendukung pada
Konsultan Pengawas, guna menjelaskan bahwa telah dilakukan teknik yang
memadai untuk memastikan keberhasilan pendirian, untuk selanjutnya mendapat
persetujuan dari Konsultan Pengawas.
• Sebelum memulai pendirian di lapangan, Kontraktor harus melengkapi
Konsultan Pengawas dengan informasi-informasi sbb:
- Pendirian Struktur atap.
o Pemasangan perlengkapan pendirian dan perancah.
o Detail pondasi crane, pendirian dan pemindahannya.
o Pemasangan dan penyilangan sementara.
o Perlengkapan pendirian yang dibutuhkan.
o Pengangkutan dan pengiriman (termasuk jadwal).
o Pekarangan tempat penyimpanan sementara dan metode penanganan.
o Persediaan listrik sementara.
o Urutan, prosedur dan metode pendirian.
o Toleransi pendirian dan metode perawatan.
o Perlengkapan dan prosedur untuk mengencangkan pemasangan sekrup/baut.
- Pengaturan baut angkur dan plat dasar.
- Pengecatan.
- Pemeriksaan lapangan.
- Upaya keselamatan yang diajukan.
• Perlengkapan pemasangan dan pendirian harus disediakan dalam
jumlah, kualitas dan kapasitas yang memadai guna menghasilkan operasi tanpa
kegagalan. Jadwal harus disediakan untuk pengeluaran/ pemakaian lengkap proses
pendirian dan pemasangan.
Pengangkatan.
• Kontraktor harus bertanggung jawab pada ketidak tepatan struktural
pada semua struktur atau bagian struktur yang diangkat atau dipindahkannya.
Kontraktor harus membuat analisis struktural yang diperlukan untuk memastikan
bahwa pemasangan tersebut akan dibuat tanpa kerusakan pada struktur.
• Kontraktor harus memberikan metode pengangkatan untuk pekerjaan
pendirian pada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan. Kontraktor

Pembangunan Mushola Fakultas Ekonomika dan Bisnis


Universitas Diponegoro Semarang Tahun Anggaran 2012 33
Spesifikasi Teknis

harus menyediakan semua biaya bahan tambahan dan pabrikasi yang diperlukan
untuk metode pengangkatan alternatif tanpa biaya tambahan apapun pada Konsultan
Pengawas.
Kondisi Lingkungan.
Jangan mendirikan struktur atap selama kondisi angin bertiup kencang.
Toleransi Pemasangan.
• Kontraktor harus memasang struktur pada tempat pendirian yang telah
dirancang. Kontraktor harus mengenali kondisi lapangan sebelum memulai prosedur
pemasangan dan harus memberikan laporan pada Konsultan Pengawas tentang
segala kondisi yang termasuk lpemasangan struktur sesuai toleransi AISC.
• Semua struktur harus didirikan sesuai dengan toleransi dalam
spesifikasi AISC, kecuali bila ditetapkan lain. Semua komponen struktur yang
didirikan harus memiliki sistem penopang sendiri untuk berbagai gaya dari luar yang
akan digunakan selama pelaksanaan pendirian.
• Beberapa ikatan sementara yang ditambahkan pada struktur untuk
sistem penopang sendiri dan perletakannya yang dirancang untuk menahan semua
kondisi pembebanan, adalah biaya kontraktor, pada setiap bagian kerja.
Adukan Encer (grout).
Persyaratan dan aplikasi pemberian Adukan Encer (grout) harus sesuai dengan yang
ditetapkan dalam Spesifikasi ST-004.
Pengecatan di Lapangan.
• Jika hasil pengecatan di bengkel mengalami kerusakan selama
pengangkutan, Konsultan Pengawas boleh memerintahkan pada Kontraktor bahwa
baja struktural harus diberi dua lapis cat anti karat di lapangan. Satu lapis secepatnya
setelah penurunan barang ke lapangan, dan satu lapis lagi sebelum proses pendirian.
Cat yang akan digunakan harus sama jenisnya dan produsennya, dengan cat dasar
dari bengkel produksi. Pekerjaan pelapisan harus dilaksanakan dengan persyaratan
sbb:
- Cat dasar : 2 (dua) lapis Meni Logam Kromat Cepat Kering/ Meni seng-
kromat , ketebalan @ 50 micron.
- Finish paint: 2 (dua) lapis Enamel Sintetik/ Synthetic Super Gloss, ketebalan@
40 micron.
• Bagian yang akan dibenamkan dalam beton tidak boleh dicat.
Kerusakan pada permukaan cat pendirian harus diperbaiki segera setelah proses
pendirian di lapangan selesai, dengan cara pengecatan seperti yang disebutkan di
atas.
• Cat finishing baja struktural harus seperti yang disebutkan dalam pasal
4.5 spesifikasi ini.

PASAL I.13
PEKERJAAN LANTAI

13.1. Lingkup Pekerjaan.


a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan peralatan dan semua pekerja yang berhubungan
dengan pekerjaan penyelesaian lantai sesuai dengan gambar kerja dan RKS.
b. Kontraktor pelaksana diharuskan memberikan contoh-contoh bahan lantai yang akan
dipasang, khususnya untuk diseleksi kwalitas, warna, tesktur, bahan lantai untuk mendapat
persetujuan dari Pengawas Lapangan dan Tim Teknis.
c. Kontraktor pelaksana harus menyediakan jaminan tertulis dari Produsen/ sub-kontraktor

Pembangunan Mushola Fakultas Ekonomika dan Bisnis


Universitas Diponegoro Semarang Tahun Anggaran 2012 34
Spesifikasi Teknis

kepada Pemilik Proyek untuk setiap masing-masing penggunaan bahan lantai dengan jangka
waktu jaminan minimal 5 (lima) tahun.

d. Pekerjaan lantai yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut :


1. Pekerjaan lantai keramik
2. Pekerjaan lantai homogenous tile
3. Pekerjaan paving block
4. Pekerjaan lantai rise floor

Masing-masing pekerjaan lantai tersebut diatas uraiannya adalah sebagai berikut:


13.2. Pekerjaan Lantai Keramik.
a. Pekerjaan lantai keramik dilaksanakan untuk Ruang lantai (I) satu dan seluruh lantai di lt s/d
lt 2 termasuk tangga, plint hospital dan border.
b. Data-data Teknis Bahan.
Bahan : keramik tile sekualitas : Roman, Mulia, Asia Tile
Ukuran : sesuai gambar
Warna : harus sesuai dengan petunjuk tim teknis dan konsultan pengawas
c. Keramik yang akan dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik, bentuk dan ukuran
masing-masing unit sama, tidak ada bagian yang gompal, retak maupun cacat.
d. Pekerjaan pemasangan lantai keramik tile bisa dimulai dan dilaksanakan apabila kontraktor
pelaksana telah membawa contoh-contoh keramik dan telah disetujui.
e. Sebelum pemasangan keramik tile untuk Toilet (lantai dasar), terlebih dahulu dipasang pasir
urug, minimal setebal 10 cm, tanah telah dipadatkan, selanjutnya dibuat lantai kerja minimal
tebal 5 cm campuran 1:3:5.
f. Pemotongan keramik harus dilakukan dengan menggunakan mesin potong bekas potongan
harus digerindas dan diampelas sampai halus dan rata.
Perlu dihindari pemotongan keramik yang < 1/2 x lebar/ panjang ukuran standar.
g. Bahan keramik sebelum dipasang harus direndam dalam air bersih (Tidak mengandung asam
alkali) sampai jenuh.
h. Adukan pasangan/ pengikat dengan adukan campuran 1Pc:3Ps dan ditambah bahan perekat.
i. Bahan pengisi adalah grout semen berwarna yang sesuai dengan warna keramik yang
digunakan.
j. Apabila hasil pemasangan keramik tile tidak rapih, tidak membentuk garis lurus, retak dan
hasil bergelombang, kontraktor pelaksana harus mengganti/ mengulangi pekerjaan dengan
biaya ditanggung sendiri oleh kontraktor pelaksana.
k. Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda pada permukaan
keramik, hingga betul-betul bersih.
l. Keramik yang sudah terpasang harus dihindarkan dari sentuhan/beban selama 3 x 24 jam dan
dilindungi dari kemungkinan cacat akibat dari pekerjaan lain.
m. Plint keramik terpasang siku terhadap lantai, dengan memperhatikan siar-siarnya bertemu
dengan siar lantai dan dengan ketebalan siar yang sama pula.

13.3. Pekerjaan Homogenous tile


a. Lantai Homogenous tile, sekualitas Granito,Essenza dan Niro Granite 60x60, yang dipasang
untuk ruang sholat sesuai gambar.
b. Persyaratan pelaksanaan :
1. Sebagai lapisan dasar ialah urugan pasir urug setebal 20 cm atau sesuai dengan rencana
gambar.
Urugan pasir dilakukan lapis demi lapis dipadatkan dengan direndam air sampai jenuh.
2. Diatas urugan pasir tersebut dipasang lantai kerja/ beton tumbuk 1:3:5 bertulang praktis
sesuai dengan gambar-gambar rencana.

Pembangunan Mushola Fakultas Ekonomika dan Bisnis


Universitas Diponegoro Semarang Tahun Anggaran 2012 35
Spesifikasi Teknis

3. Pasangan lantai granit tile digunakan aduk campuran 1Pc:3Ps dengan ketebalan sesuai
dengan peil yang telah ditentukan dalam gambar.
Pemotongan ubin harus menggunakan mesin gergaji khusus pertemuan tile harus
membentuk garis lurus tanpa nat.
c. Bahan-bahan yang digunakan :
1. Homogenous Tile ukuran 60x60 cm
2. PC abu-abu
3. Semen Grout/ nat/ semen Instant
4. Pasir cor
5. dll.

13.4. Pekerjaan Paving block


a. Pada halaman dipasang paving block dengan bentuk, ukuran dan cara pelaksanaan sesuai
dengan rencana gambar dan petunjuk pengawas.
b. Pelaksanaan.
1. Sebagai dasar digunakan pasir urug dengan tebal minimal 10 cm atau sesuai dengan
rencana gambar/ petunjuk-petunjuk pengawas lapangan.
Pekerjaan urugan pasir harus betul-betul padat dengan direndam air hingga jenuh.
2. Pemasangan paving baru boleh diilakukan setelah dapat ijin dari pengawas lapangan.
Pemasangan dengan mengunakan pola-pola tertentu sesuai rencana gambar dan petunjuk
pengawas, spesi yang digunakan 1Pc : 4Ps.
c. Bahan-bahan yang digunakan.
• Paving tipe holland kualitas baik ukuran 10 x 20 cm dengan ketebalan 8 cm untuk
perkerasan sesuai dengan K300.
• Pasir alas dan pasir pengisi.
• Batu-batu tepi dari beton.
d. Macam Pekerjaan
Pekerjaan pasangan paving dilaksanakan didalam komplek seluas dan berpola sesuai gambar
rencana. Kemiringan kearah membujur dan melintang sesuai dengan gambar detail.
e. Syarat-Syarat Pelaksanaan
• Sebelum meletakan lapisan dasar (packing) harus dibuat lapisan pasir setebal 10 cm
dipadatkan dengan mesin pemadat.
• Permukaan untuk perkerasan harus mempunyai kemiringan minimum 2.
• Penempatan material paving blok, pasir alas, pasir pengisi harus dekat dengan tempat
pemasangan dan bilamana paving disimpan secara bertumpuk maka tinggi permukaan
maksimal 1,5 meter. Pemasangan harus berawal dari titik terencah agar blok yang telah
terpasang tidak bergeser, pemasangan secara berurutan yang dimulai dari satu sisi, hindari
pemasangan secara acak, untuk menghindari garis pertemuan yang tidak menyambung,
yang dapat mengurangi kekuatan dan keindahan.
• Pasir alas adalah pasir kasar dengan butir maksimum 9,5 mm, bersih dari lumpur, garam
dan kotoran lainnya Tebal pasir berkisar antara 5 sampai 6 cm dan setelah dipadatkan.
• Pekerjaan pemasangan paving blok diawali setelah ditentukan arah dan bentuk pola,
dengan menggunakan benang pembantu, dimana benang pembantu dapat dipasang setiap
jarak 4 sampai 5 meter.
• Celah antara paving blok adalah 3 mm. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan pasir
pengisi tidak masuk kecelah antara sehingga blok beton mudah pecah pada waktu lalu
lintas lewat, dan jarak yang terlalu lebar mengakibatkan gaya saling mengunci tidak
tercapai.

Pembangunan Mushola Fakultas Ekonomika dan Bisnis


Universitas Diponegoro Semarang Tahun Anggaran 2012 36
Spesifikasi Teknis

• Sesudah pemasangan seluas 20-30 m2, harus dilakukan pemadatan dengan pelat pengetar,
agar paving blok segera melesak kedalam pasir alat, sehingga akan timbul gaya saling
mengunci. Hir yang terbuka, supaya paving dibagian tersebut tidak bergeser.
• Setelah selesai pemasangan, paving blok dikunci dengan pasangan bata difinishing acian.

13.5. Pekerjaan Penghalang Median Batu Tepi/ Kansteen

UMUM
Pekerjaan yang tercakup dalam pasal ini akan terdiri dari pembuatan penghalang median beton
bertulang pracetak dengan ukuran 20x25x40 bentuk sesuai dengan gambar kerja dan bagian-
bagian peralihan sesuai dengan garis-garis atau kelandaian dan rincian yang terlihat pada
gambar atau sebagai diinstruksikan oleh konsultan pengawas dan tim teknis.
BAHAN-BAHAN
(1) Beton
Beton harus merupakan Kls K-225 sesuai dengan hasil laboratorium yang ditunjuk dan
disetujui pengguna/ jasa.
(2) Baja Tulangan
Baja harus sesuai dengan persyaratan yang ditentukan pengguna barang/ jasa dan ahrus
merupakan tulangan (baja) berulir menurut AASHTO M 31-77

PELAKSANAAN
(1) Pencetakan
Unit-unit penghalang harus dicetak dalam acuan-acuan logam menurut bentuk dan dimensi
dari penghalang dan bagian-bagian peralihan sebagaimana diperlihatkan pada gambar atau
sebagaimana diperlihatkan oleh konsultan pengawas/ tim teknis.
(2) Perawatan
Unit-unit penghalang setelah pengecoran, beton harus dilindungi dari pengeringan dini
temperature yang terlalu panas dan gangguan mekanis beton harus di rawat setelah
mengeras secukupnya, dengan menyelimutinya memakai lembaran yang menyerap air harus
selalu basah untuk periode paling sedikit 3 hari.
(3) Penanganan
Unit-unit penghalang tidak akan dipindahkan atau ditangani sampai sekurang-kurangnya 5
(lima) hari setelah pencetakan beton atau sebagaimana diarahkan oleh pengguna barang/
jasa, perlu diperhatikan pula penanganan dan pemasangan untuk mencegah pecah atau
kerusakan lainnya pada unit-unit. Unit-unit yang rusak tidak akan dipasang dalam pekerjaan
tetapi harus ditolak dan dikeluarkan dari tempat kerja sebagaimana diarahkan oleh konsultan
pengawas/ tim teknis.
(4) Pemasangan
Tempat kerja harus dipersiapkan sebelum pemasangan sesuai dengan persyaratan-
persyaratan yang ditentukan oleh konsultan pengawas dan tim teknis, dimana setiap jarak 5
m pasangan Kansteen masive dipasang 1 bh kansteen yang berlubang selama pemasangan,
maka kontraktor pelaksana harus menyiapkan penunjang-penunjang dan ganjal-ganjal
sementara diperlukan. Untuk mempertahankan penghalang ditempat sampai waktunya
sedemikian sehingga telapak beton atau pekerjaan beton cor langsung ditempat lainnya telah
cukup mengeras untuk menunjang penghalang.

PASAL I.14.
PEKERJAAN PELAPIS DINDING

Pembangunan Mushola Fakultas Ekonomika dan Bisnis


Universitas Diponegoro Semarang Tahun Anggaran 2012 37
Spesifikasi Teknis

14.1. Lingkup Pekerjaan.


a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan, peralatan semua pekerja yang berhubungan dengan
pekerjaan penyelesaian dinding sesuai gambar kerja dan RKS.
b. Kontraktor pelaksana harus memberikan contoh-contoh bahan pelapis dinding yang akan
dipasang, khususnya untuk menentukan warna, tesktur yang akan ditentukan kemudian oleh
Pemberi Tugas.
c. Kontraktor pelaksana harus menyediakan jaminan tertulis dari produser Sub Kontraktor
pelaksana kepada Pejabat Pembuat Komitmen untuk setiap penggunaan bahan dinding
dengan jangka waktu jaminan minimum 5 tahun.
d. Pekerjaan dinding bagian dalam bangunan (interior) meliputi pekerjaan dinding dilapis
keramik dan dinding dicat. Dinding-dinding partisi komposit alumunium penels sesuai
gambar. Pekerjaan dinding bagian luar bangunan (exterior) meliputi pekerjaan plesteran cat.

14.2. Pekerjaan Dinding Keramik


a. Persyaratan Bahan.
1. Bahan keramik yang digunakan untuk pelapis dinding pada ruang wudlu adalah bahan
keramik sekualitas Asia Tile, Platinum atau Roman dengan ukuran 20 x 25 cm jenis
single firing heavy duty warna terang ditentukan kemudian. Pemilihan warna ditentukan
kemudian oleh Pejabat Pembuat Komitmen dan oleh Tim Teknis serta Konsultan.
2. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan-peraturan ASTM,
peraturan keramik Indonesia NI-19, PVBB 1970 dan PUBI 1982.
3. Bahan yang digunakan harus sudah dapat persetujuan dari tim teknis dan konsultan
pengawas, setelah diseleksi mengenai kualitas bahan, warna, tekstur dan bahan tidak
boleh rusak, maupun cacat.
4. Material lain yang tidak terdapat pada daftar tersebut tetapi dibutuhkan untuk
penyelesaian/ penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus baru, kualitas terbaik dari
jenisnya dan harus disetujui tim teknis dan konsultan pengawas.

b. Syarat-syarat Pelaksanaan.
1. Pada permukaan dinding beton/ bata merah yang ada, keramik dapat langsung diletakkan,
dengan menggunakan perekat spesi 1Pc :3Ps, diaduk baik memakai larutan supercement,
jumlah pemakaian adalah 10% dari berat semen yang dipakai dengan tebal adukan tidak
lebih dari 1,5 cm atau bahan perekat khusus, dengan memperhatikan sehingga
mendapatkan ketebalan dinding seperti tertera pada gambar.
2. Keramik yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik, warna, motif tiap
keramik harus sama tidak boleh retak, gempal atau cacat lainnya.
3. Pemotongan keramik harus menggunakan alat potong khusus untuk itu, sesuai petunjuk
pabrik pembuat.
4. Sebelum keramik dipasang, keramik terlebih dahulu harus direndam air sampai jenuh.
5. Ketinggian peil tepi atas pola keramik disesuaikan dengan gambar.
6. Awal pemasangan keramik pada dinding dan ke mana sisa ukuran harus ditentukan, harus
dibicarakan terlebih dahulu dengan Perancang/ Direksi Lapangan sebelum pekerjaan
pemasangan dimulai.
7. Bidang dinding keramik harus benar-benar rata, garis-garis siar harus benar-benar lurus,
siar arah horizontal pada dinding yang berbeda ketinggian peil lantainya harus
merupakan garis lurus.
8. Keramik harus disusun menurut garis-garis lurus dengan siar sebesar 3-5 mm setiap
perpotongan siar harus membentuk dua garis tegak lurus.
9. Pembersihan permukaan ubin dari sisa-sisa adukan semen hanya boleh dilakukan dengan
menggunakan cairan pembersih untuk keramik.
10.Nad-nad pada pemasangan keramik harus diisi dengan bahan supergrout.

Pembangunan Mushola Fakultas Ekonomika dan Bisnis


Universitas Diponegoro Semarang Tahun Anggaran 2012 38
Spesifikasi Teknis

PASAL I.15.
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT/ PLAFOND

15.1. Lingkup Pekerjaan.


a. Yang termasuk dalam pekerjaan langit-langit ini adalah penyediaan bahan, tenaga dan
peralatan yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan pemasangan langit-langit, yang
tertera sesuai menurut Gambar Kerja.
b. Pekerjaan langit-langit meliputi :
- Pekerjaan plafond gypsum tile
- Pekerjaan plafond gypsum board rangka metal furing
- Pekerjaan plafond calsyboard/ GRC board rangka metal furing.

15.2. Plafond Khusus.


a. Plafond khusus dipasang dengan macam-macam tipe, sesuai gambar.
b. Persyaratan pemasangan masing-masing tipe plafond khusus tersebut, harus sesuai dengan
rencana gambar, baik bentuk ukuran dan cara pelaksanaan.
Hasil akhir pemasangan plafond lurus betul-betul baik dimana cara pelaksanaannya sesuai
dengan rencana gambar dan petunjuk-petunjuk arsitek/ pimpinan proyek secara khusus.
c. Bahan-bahan yang dipakai antara lain :
 Penutup : Gipsum board dengan list-list profil gypsum sesuai rencana, dengan warna
ditentukan kemudian.

15.3. Plafond Gypsum board.


a. Plafond gypsum dipasang dengan letak pemasangan sesuai gambar.
b. Persyaratan pemasangan masing-masing type plafond gypsum tersebut harus sesuai rencana
gambar. Dengan hasil akhir pemasangan betul-betul plat, lurus dan disetujui tim teknis dan
konsultan pengawas. Pemasangan harus sesuai prosedur pabrik pembuat.
c. Bahan-bahan :
- Rangka dari besi Metal furing dengan ukuran sesuai gambar atau petunjuk pabrik atau
metal furring.
- Penutup gypsum tebal sesuai gambar sekualitas ex Jaya Board, setara disetujui tim teknis
dan konsultan pengawas.
d. Untuk menjaga kualitas pemasangan sebaiknya pemasangan diserahkan tenaga ahli yang
disetujui pemberi tugas.

15.4. Plafond Gypsum tile


• Spesifikasi :
Merk : Sekualitas ex JAYA BOARD dengan tebal 9 mm
• Pengadaan dan Pemasangan
a. Pemesanan bahan dan material dilakukan minimal 3 bulan sebelum pekerjaan tersebut
dimulai.
b. Sebelum dipasang kontraktor harus memberikan contoh dan spesifikasi pabrik untuk
persetujuan PPKom melalui tim teknis dan konsultan pengawas.
c. Prosedur pemasangan serta bahan-bahan konstruksi sesui petunjuk Pabriknya.
Lingkup Pekerjaan : Ruang sholat, R. Rohis, R. Pengelola, Teras mushola, R. Penitipan
barang, dll.

15.5. Plafond Calsyboard/ GRC board

Pembangunan Mushola Fakultas Ekonomika dan Bisnis


Universitas Diponegoro Semarang Tahun Anggaran 2012 39
Spesifikasi Teknis

a. Letak pemasangan di teras tritisan


b. Persyaratan pemasangan/ pelaksanaan harus sesuai dengan gambar. Rangka Metal Furing
dipasang dengan sistim yang berlaku pada rangka metal furing. Plafond harus betul-betul
flat/ rata dan disetujui pengawas.
c. Bahan-bahan :
Rangka : Metal Furing dengan tebal 0.6 mm
Penutup : Calsyboard/ GRC board tebal 6 mm
Finishing : Cat ICI
Ukuran : 600 x 1200 x 6 mm

PASAL VIII.15.
PEKERJAAN PERLENGKAPAN SANITAIR

16.1. Lingkup Pekerjaan


Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga, peralatan, bahan untuk
pemasangan semua fixtures pada ruang wudlu.

16.2. Bahan- bahan (American Standard, Toto)


- Keran air : American Standard, Toto, Halmar

16.3. Pemasangan.
a. Semua perlengkapan sanitair dipasang dalam keadaan kokoh pada tempat-tempat yang
sesuai gambar, dengan perkuatan besi angkur dan mur baut yang sesuai.
b. Untuk pemasangan perlengkapan sanitair harus mengikuti metode pelaksanaan yang
ditentukan oleh pabrik pembuatnya dan gambar kerja.
c. Pada saat pemasangan, hendaknya semua fixture harus dihindari dari benturan-benturan,
serta dalam keadaan terpasang harus benar-benar bersih dari goresan-goresan maupun
kotoran-kotoran.
d. Pemasangan dilakukan sebelum pekerjaan finishing plesteran dan tiles dilaksanakan.

PASAL I.17.
PEKERJAAN PENGECATAN

17.1. Bahan Ketentuan- ketentuan Umum :


a. Semua bahan cat harus diperoleh dari proodusen yang telah disetujui Perencana dan
Pengawas Lapangan. Semua cat yang digunakan sekualitas ICI Dulux.
b. Semua cat harus dipergunakan dan betul-betul sesuai dengan instruksi pabriknya.
Juga dempul plamour dan cat dasarnya harus dikeluarkan dari pabrik yang sama untuk
masing-masing lapisan pemakaian. Tidak boleh mencampurkan bahan-bahan pengering atau
bahan-bahan lain kedalam cat jika tidak disarankan oleh pabrik cat yang bersangkutan.
c. Cat yang akan digunakan berada dalam kaleng-kaleng yang masih disegel, tidak pecah atau
bocor dan mendapat persetujuan Pengawas. Kontraktor pelaksana utama bertanggung jawab,
bahwa warna dan bahan cat adalah tidak palsu dan sesuai dengan persetujuan Perencana/
Pengawas.
d. Sebelum dipakai harus diaduk sampai semua yang mengendap larut.
Bila perlu diencerkan dengan bahan pengencer dengan bahan dan proporsi sesuai dengan
rekomendasi pabrik yang bersangkutan.

Pembangunan Mushola Fakultas Ekonomika dan Bisnis


Universitas Diponegoro Semarang Tahun Anggaran 2012 40
Spesifikasi Teknis

17.2. Bahan dan ketentuan-ketentuan khusus :


a. Cat pekerjaan baja/ besi :
Lapisan cat dasar harus yang mengandung oxid merah.
Lapisan penyelesaian (finish) harus yang mengandung syntetic resins, yang khusus untuk
disesuaikan untuk pekerjaan tersebut.
b. Cat dinding tembok: Exterior Weathersield : Mowilex, ICI Dulux, Jotun
Cat untuk dinding luar dan dalam, kolom, langit-langit dan sebagainya harus memakai cat
emulsi, berdasarkan alkyd resins, dengan cat dasarnya yang tahan alkali seperti yang telah
ditentukan.
d. Pekerjaan pengecatan tidak boleh dimulai :
1. Sebelum dinding atau bagian yang akan dicat selesai diperiksa dan disetujui oleh
Pengawas.
2. Sebelum bagian-bagian yang retak, pecah atau kotoran-kotoran dibersihkan.
3. Apabila dinding atau bagian yang akan dicat ternyata masih basah, lembab atau berdebu.
4. Sebelumnya didahului membuat percobaan pengecatan pada dinding atau bagian-bagian
yang akan dicat.

17.3. Daftar bahan- bahan :


Setelah kontrak ditanda tangani, kontraktor pelaksana harus secepat-nya, tapi tidak kurang dari
1 (satu) bulan sebelum memulai pekerjaan pengecatan, mengajukan daftar dari semua bahan-
bahan yang akan dipakai untuk pekerjaan pengecatan dan dekorasi kepada Pemberi Tugas.
Semua bahan-bahan harus disetujui oleh Pemberi Tugas.

17.4. Pemilihan Warna :


Semua warna harus dipilih arsitek Perencana, Owner dan kontraktor pelaksana harus
mengadakan contoh warna-warna yang disetujui.

17.5. Persiapan Umum :


a. Sebelum meneruskan pekerjaan pengecatan dan lain-lain harus dicuci dan dijaga agar tidak
ada debu beterbangan.
b. Semua permukaan yang akan dicat harus dipersiapkan sesuai dengan cara yang telah
disetujui dan diuraikan dalam bab-bab yang relevan. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini harus
disediakan banyak lap-lap bersih.

17.6. Pengecatan tembok :


Terutama dikerjakan pada plesteran dan sebagainya baik bagian luar maupun dalam, pekerjaan
baru.
1. Persiapan :
Biarkan permukaan mengering sebaik mungkin, jika terdapat pengkristalan/ pengapuran
bersihkan dengan lap kering kemudian dengan lap basah dan biarkan selama 48 jam. Bila
pengkristalan/ pengapuran masih terjadi, ulangi lagi cara diatas sampai proses pengkristalan/
pengapuran tersebut berhenti.
Bersihkan permukaan dari debu, kotoran dan persikan plesteran dan sebagainya. Perbaiki
retak-retak serta kerusakan lainnya dan biarkan mengering.
2. Pelaksanaan.
Semua pengecatan tembok harus sesuai dengan cara dan prosedur dari pabrik pembuat.

17.7. Pengecatan Logam (besi/ baja) baru :


Permukaan harus disikat dengan sikat kawat untuk menghilangkan karat yang ada, lalu
amplaslah dengan kertas gosok kasar. Bersihkan dengan sejenis solvent, debu, minyak dan

Pembangunan Mushola Fakultas Ekonomika dan Bisnis


Universitas Diponegoro Semarang Tahun Anggaran 2012 41
Spesifikasi Teknis

sebagainya.
1. Persiapan :
Biarkan permukaan mengering sebaik mungkin, jika terdapat pengkristalan/ pengapuran
bersihkan dengan lap kering kemudian dengan lap basah dan biarkan selama 48 jam. Bila
pengkristalan/ pengapuran masih terjadi, ulangi lagi cara diatas sampai proses pengkristalan/
pengapuran tersebut berhenti. Bersihkan permukaan dari debu, kotoran dan persikan
plesteran dan sebagainya. Perbaiki retak-retak serta kerusakan lainnya dan biarkan
mengering.
2. Pelaksanaan.
Semua pengecatan besi/ kayu harus sesuai dengan cara dan prosedur dari pabrik pembuat.

17.8. Keahlian :
a. Pekerjaan mengecatan hanya boleh dilaksanakan oleh orang-orang yang sudah ahli dan
nerpengalaman dalam bidang ini.
b. Seorang mandor yang benar-benar cakap harus mengawasi ditempat tersebut selama
pekerjaan dilaksanakan.
c. Kontraktor pelaksana utama bertanggung jawab atas hasil pengecatan yang baik dan harus
mengatur waktu sedemikian rupa sehingga terdapat urutan-urutan yang tepat mulai dari
pengerjaan dasar (under coats) sampai dengan pengecatan akhir (finishing coats).
d. Pekerjaan pengecatan dianjurkan untuk dikerjakan oleh tenaga-tenaga dari mana cat
tersebut diproduksi atau ke painting kusus.
e. Semua pekerjaan pengecatan harus mengikuti petunjuk dari pengawas dan pabrik pembuat
cat tersebut, serta mendapat persetujuan pengawas.

17.9. Bahan yang harus disediakan untuk masa pemeriharaan :


a. Setelah pekerjaan pengecatan selesai, kontraktor pelaksana harus menyimpan sejumlah cat
yang terpilih untuk persediaan jika ada perbaikan-perbaikan yang dikehendaki selama masa
pemeliharaan.
Pada waktu penyerahan pekerjaan kedua kalinya (final), kontraktor pelaksana harus
menyerahkan kepada pemberi tugas cat-cat untuk finishing menurut jumlah-jumlah sesuai
daftar berikut ini.
b. Jumlah yang dikehendaki untuk tiap warna yang dipakai
Cat tembok Cat untuk logam
20 liter 5 kg
atau sesuai dengan persetujuan/ pengaturan dalam aanwijzing.

PASAL I.18.
PEKERJAAN KOSEN, PINTU, JENDELA DLL

18.1. Lingkup Pekerjaan


1. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan yang diperlukan,
peralatan termasuk alat-alat bantu dan pengangkutan yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan ini sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang maksimal.
2. Meliputi Pekerjaan.
a. Kosen pintu dan jendela/ bouvenlight Alumunium dan jendela kaca.
b. Pintu alumunium
c. Pintu kaca.

18.2. Pekerjaan Kosen Pintu dan Jendela Alumunium.


Semua pekerjaan harus dikerjakan menurut instruksi pabrik dan standard-standard antara lain:

Pembangunan Mushola Fakultas Ekonomika dan Bisnis


Universitas Diponegoro Semarang Tahun Anggaran 2012 42
Spesifikasi Teknis

1. Bahan-bahan.
Kosen dari alumunium 4” Powder Coating ex. Alexindo setara.
Untuk kosen pintu, jendela dan boufen menggunakan alumunium 4” Powder Coating ex.
Alexindo setara.
2. Seluruh pekerjaan Aluminium harus memiliki syarat-syarat teknis sebagai berikut
3. Penunjukkan Subkon :
- Harus seijin Konsultan Perencana, Owner.
- Mempunyai ijin spesialisasi dibidangnya
- Mempunyai referensi pekerjaan yang cukup
- Siap memberikan garansi
4. C o n t o h.
Seluruh contoh untuk pekerjaan Aluminium untuk proyek tersebut harus disampaikan dalam
dalam bentuk mock up dengan ukuran 1:1.
5. Gambar Pelaksanaan (Shop Drawing).
a. Gambar pelaksanaan menunjukkan ukuran, besaran-besaran ketebalan, kekuatan,
finishing, detail-detail pertemuan dan hubungannya dengan konstruksi secara
keseluruhan.
b. Semua pekerjaan yang akan dirakit dan dipasang harus sesuai dengan desain arsitek dan
gambar kerja yang disetujui Konsultan Pengawas dan Tim Teknis.
6. Pekerjaan Persiapan.
a. Periksa semua ukuran di gambar kerja dan disesuaikan dengan kondisi di lapangan
sebelum dilakukan penyetelan. Setiap terdapat perbedaan segera diberitahukan kepada
Konsultan Pengawas dan Tim Teknis akan memberikan keputusan tentang perbaikannya.
b. Tanda-tanda cacat akibat proses anodizing seperti "rock" atau "gripper" pada permukaan
alumunium harus diganti atas biaya Kontraktor pelaksana.
18.3. Pekerjaan daun Pintu Kaca Rangka Aluminium
1. Lingkup Pekerjaan.
a. Meliputi semua pekerjaan seperti memotong, merangkai, menyetel, membuat lidah-lidah,
spony dan lain-lain pekerjaan yang diperlukan untuk menyambung aluminium dengan
baik.
b. Menyediakan sambungan, sekrup-sekrup, paku-paku dan lain-lain untuk keperluan
pelaksanaan.
c. Pekerjaan di pekerjaan ini adalah penyediaan bahan pembuatan dan pemasangan untuk :
Kosen lengkap dengan pintunya untuk ruangan-ruangan sesuai gambar kerja.
2. Bahan-bahan.
a. Bahan aluminium serta panil aluminium composite
b. Rangka aluminium dengan kualitas sesuai yang telah ditentukan
c. Perekat tahan air dari jenis Presto Contack-AD, Harferin atau yang setara.
d. Pengikat berupa paku mur, baut, sekrup dll harus digalvanisir sesuai dengan NI-5 Bab.
VI.
e. Beberapa permukaan panil kaca pintu dan jendela lapis finish sticker sunblasting sesuai
gambar daun pintu dan jendela.
3. Pelaksanaan.
a. Harus dilakukan pengukuran ditempat pemasangan, bila terdapat kelainan-kelainan agar
segera dilaporkan kepada Direksi Lapangan untuk mendapat persetujuan
perubahan-perubahannya.
b. Kontraktor pelaksana harus membuat gambar rencana pembuatan untuk dimintakan
persetujuannya lebih dahulu dari konsultan pengawas/ tim teknis.
c. Diatas kosen pintu dan jendela aluminium dipasang balok beton bertulang (latai).

18.4. Alat Perlengkapan Pintu dan Jendela.

Pembangunan Mushola Fakultas Ekonomika dan Bisnis


Universitas Diponegoro Semarang Tahun Anggaran 2012 43
Spesifikasi Teknis

1. Lingkup Pekerjaan.
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, perlengkapan daun pintu /
daun jendela seperti kunci, engsel dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan
pekerjaan hingga tercapainya hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
b. Pemasangan alat penggantung dan pengunci dilakukan meliputi seluruh pemasangan pada
daun pintu aluminium, daun pintu alumunium dan daun jendela alumunium seperti yang
ditunjukkan/ disyaratkan dalam detail gambar.
2. Persyaratan Bahan.
a. Semua "hardware" yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam
buku spesifikasi Teknis Bila terjadi perubahan atau penggantian "hardware" akibat dari
pemilihan merk, kontraktor pelaksana wajib melaporkan hal tersebut kepada Pengawas
untuk mendapatkan persetujuan.
b. Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus dilakukan pengujian
secara kasar dan halus.
c. Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya.
d. Kontraktor pelaksana wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan)
berdasarkan gambar dokumen kontrak yang telah disesuaikan dengan keadaan di
lapangan.
Didalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan termasuk
keterangan produk, cara pemasangan atau detail-detail khusus yang belum tercakup
secara lengkap didalam Gambar Dokumen Kontrak sesuai dengan standard spesifikasi
pabrik.
e. Shop Drawing sebelum dilaksanakan harus disetujui dahulu oleh Konsultan Pengawas /
Perencana dan Tim Teknis.
3. Contoh-contoh.
a. Setelah pekerjaan diberikan kontraktor pelaksana harus menyerahkan daftar alat
penggantung dan kunci untuk meminta persetujuan Tim Teknis seperti daftar
perlengkapan pintu terlampir.
b. Daftar tersebut harus memuat hal-hal sebagai berikut : No. referensi, Nama barang, Nama
Produsen dan No. katalog dari yang diusulkan berikut data mengenai kekuatan engsel,
kekuatan ayun dan lain-lain.
c. Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal dari plat alumunium
berukuran 3 x 6 cm dengan tebal 1 mm. Tanda pengenal ini dihubungkan dengan cincin
nikel ke setiap anak kunci.
4. Persyaratan Pelaksanaan.
a. Engsel atas dipasang + 28 cm (as) dari permukaan atas pintu.
Engsel bawah dipasang + 35 cm (as) dari permukaan bawah pintu. Engsel tengah
dipasang ditengah-tengah antara kedua engsel tersebut.
b. Untuk pintu toilet, engsel atas dan bawah dipasang + 28 cm dari permukaan pintu, engsel
tengah dipasang di tengah-tengah antara kedua engsel tersebut.
c. Penarik pintu (door pull) dipasang 105 cm (as) dari permukaan lantai.
d. Pemasangan lockcase, handle dan backplate serta door closer harus rapi, lurus dan sesuai
dengan letak posisi yang telah ditentukan oleh Pengawas, apabila hal tersebut tidak
tercapai, Kontraktor pelaksana wajib memperbaiki tanpa tambahan biaya.

18.5. Pekerjaan Kaca.


a. Penggunaan :
Kaca yang dipakai meliputi kaca exterior dan interior, dengan pemasangan sesuai dengan
kebutuhan atau rencana gambar.
b. B a h a n :
Kaca harus standard dari pabrik yang disetujui dan yang tebalnya seperti disebutkan dalam

Pembangunan Mushola Fakultas Ekonomika dan Bisnis


Universitas Diponegoro Semarang Tahun Anggaran 2012 44
Spesifikasi Teknis

gambar, kaca harus plat, rata dan jernih dan tidak ada bintik-bintik/ noda-noda lainnya.
c. Pemasangan kaca pada dinding:
Pemasangan kaca harus betul-betul dijamin kerapiannya/ kekuatannya. Untuk menghindari
kaca pecah akibat panas (memuai) pemasangannya harus sesuai dengan prosedur
pemasangan kaca dengan menggunakan spider fitting/ glass fitting dari pabrik.
d. Membersihkan dan memperbaiki :
1. Semua kaca yang selesai dipasang harus diberi tanda silang dengan kertas ditempel
dengan lem hal tersebut dimaksud untuk menghindari benturan-benturan akibat salah
masuk.
2. Setelah selesai dipasang dan akan diserahkan yang ke I, kaca harus dibersihkan, yang
retak/ pecah atau gores-gores harus diganti dengan yang baru.
e. Kaca Khusus.
1. Untuk pintu kaca pada R. Sholat digunakan kaca Tempered Asahi dengan tebal 10 mm
tanpa rangka.
2. Untuk satu dan lain hal akan dijelaskan kemudian.

PASAL I.19.
PEKERJAAN KACA

19.1. Lingkup Pekerjaan


Meliputi pekerjaan bahan kaca penyetelan fastener yang menghubungkan angker dengan
bracket pada kaca (frameless), serta pemasangan kosen, jendela pada bidang pembukaan sesuai
dengan gambar-gambar rencana dan daftar rencana penggunaan bahan.

19.2. Bahan- bahan


a. Alumunium
Produksi dalam negeri yang baik sekualitas ALEXINDO (sesuai SII).
b. Extrusi 0695-82 dan SII jendela 0649-82).
c. Alloy 6063 T.5/Billet yang digunakan harus asli tidak terbuat dari bahan-bahan sisa (Scrap).
d. Finished permukaan powder coating (Poliester grade) produk setara duratec minimal 12
micron.
e. Warna ditentukan kemudian.
Jenis extrusi.

19.3. Syarat- syarat Teknis


Kaca Curtain Wall antara lain :.
1. Type : Kaca dengan kombinasi panel alumunium (sesuai gambar).
Jenis : Struktur Glassing System (Back Mullion atau 2 Side system). Horisontal dengan
kelengkungan R. 32,2m
2. Spesifikasi profil : Natural 4’
3. Beban angin : 100 kg/m2 (Design load).
4. Ketahanan kebocoran terhadap air : 15 kg/m2 tekanan angin.
5. Ketahanan kebocoran terhadap udara : 12 m2/hr dengan tekanan angin 15 kg/m2.
6. Opening window (jendela bukaan) : project out dengan menggunakan Armstay merk
CISA atau setara dan handle camlatch locked.
7. Tebal kaca : 8 mm dan 6 mm.
8. Jenis kaca : Panasap dark blue lengkung R. 32,2.m
9. Warna kaca : biru dark (blue).
10. Head insulation board : Perforated board 6 mm asbes ex lokal.
11. Glassing gasket : Neopreme gasket.
12. Sealant : Silicone sealant yang berhubungan dengan luar.

Pembangunan Mushola Fakultas Ekonomika dan Bisnis


Universitas Diponegoro Semarang Tahun Anggaran 2012 45
Spesifikasi Teknis

13. Struktural sealant pada back mallion system.


14. Produk : setara dow corning.
15. Amker, Fasterner, bracket : sebagai pengikat struktural kayu dengan struktural bangunan
menggunakan besi siku dilapisi karat zincomite minimal 30 micron.

19.4. Surat Jaminan


a. Kontraktor pelaksana harus memberikan surat pernyataan dari supplier kaca bahwa yang
disupply benar-benar sesuai dengan yang diminta. Apabila ternyata dibelakang hari terbukti
bahwa kaca tersebut bukan dari jenis yang diminta, kontraktor pelaksana wajib
menggantinya atas beban kontraktor pelaksana sendiri.
b. Kontraktor pelaksana harus mengajukan terlebih dahulu contoh-contoh konstruksi dan
membuat shop drawing bagi rencana kusen kayu guna mendapat persetujuan Direksi atau
Arsitek, sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai.

19.5. Standart Pengerjaan Fabrikasi


Bahan-bahan yang dipakai sebelum diproses fabrikasi diseleksi dahulu sesuai dengan bentuk,
toleransi ukuran, ketebalan yang dipersyaratkan, kesikuan, kelengkungan dan pewarnaan yang
dipersyaratka, kemudian dikerjakan secara maksimal dengan mesin potong, mesin punch, drill,
sehingga hasil yang telah dirangkai untuk jendela mempunyai toleransi ukuran sebagai berikut :
1. Untuk tinggi dan lebar : 1 mm
2. Untuk diagonal : 2 mm

Hubungan antara kaca dengan aluminium pada sambungan-sambungannya harus diberi lapisan
sealant.

PASAL I.20.
PEKERJAAN SALURAN AIR HUJAN

20.1. Lingkup Pekerjaan


a. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan yang
diperlukan, peralatan termasuk alat-alat bantu dan pengangkutan yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan ini sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang maksimal.
b. Pekerjaan saluran meliputi :
1. Saluran U 30 cm tertutup beton dan U 30 cm terbuka
2. Saluran U 30 cm tertutup besi grill
3. Saluran MD 50 cm tutup grill besi dan terbuka
4. Bak-bak kontrol ukuran 50x50 cm

20.2. Pekerjaan Saluran Halaman


a. Membuat saluran U 30 cm dengan konstruksi sesuai gambar ditutup beton plat 1Pc : 2Ps :
3Kr dengan tebal dan ukuran sesuai gambar.
b. Membuat saluran MD 50 cm dengan konstruksi sesuai gambar ditutup besi beton, bentuk,
panjang dan ukuran sesuai gambar.
c. Pada titik-titik persilangan dibuat bak kontrol ukuran 50x50 cm, 80x80 cm, jumlah, letak
dan ukuran sesuai gambar.
d. Sistem drainase sesuai gambar rencana.

Pembangunan Mushola Fakultas Ekonomika dan Bisnis


Universitas Diponegoro Semarang Tahun Anggaran 2012 46
Spesifikasi Teknis

PASAL I.21.
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

21.1. Peraturan dan syarat-syarat umum, dasar peraturan dan persyaratan untuk pemasangan
instalasi adalah :
A. Untuk Instalasi Listrik :
 Peraturan Umum Instalasi Listrik Indonesia 2000 (PUIL 2000).
 Peraturan Instalasi Listrik (Menteri PU dan T No. 023-PRT-1978).
 Syarat-syarat penyambungan listrik (Menteri PU & T No. 024-PRT/1978).
 Pedoman pengawasan instalasi listrik, Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.
59/PD/1980.
 Peraturan yang dikeluarkan oleh Departemen atau Lembaga Pemerintah yang berwenang
dan telah diakui penggunaannya, diantaranya dari Departemen Pekerjaan Umum, yaitu :
a. Standard NFC, VDE/DIN, AVE, VDE, BS, WEMA, JIS.
b. Standard penerangan buatan didalam gedung-gedung 1978, Dit. Jen. Cipta Karya,
Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan.
c. Penerangan alami siang hari dari bangunan 1981, Dit. jen. Cipta Karya, Direktorat
Penyelidikan Masalah Bangunan.

B. Untuk Instalasi Plambing .


 Pedoman Plambing Indonesia 1979 (PPI 1979)
 Peraturan Pokok Teknik Penyehatan mengenai air minum dan air buangan : rancangan
1968. (Firektorat Jenderal Cipta Karya, Direktorat Teknik Penyehatan).
 Ketentuan dari PAM Setempat.

21.2. Pelaksanaan Pekerjaan dan Bahan.


Ketetuan tentang pelaksanaan pekerjaan dan bahan :
A. Lingkup Pekerjaan.
 Dan pemasangan peralatan dan instalasi mekanikal dan elektrikal.
 Pengurusan izin-izin sampai memperoleh izin/ sertifikat yang diperlukan kepada Badan /
jawatan yang berwenang untuk instslasi mekanikal dan elektrikal PLN dan PAM.
 Melakukan pemeriksaan/ testing atas instalasi dan peralatan yang terpasang.
 Melatih petugas-petugas yang ditunjuk oleh pemberi tugas hingga mengenai betul seluruh
instalasi.
 Penyambungan PLN.
 PAM, penyambungan dan pemasangan (jasa pengurusan)

B. Penjelasan Umum Pekerjaan :


 Semua ketenetuan mengenai pemasangan instalasi yang berlaku umum dimana tidak
ditentukan lain, adalah tetap mengikat Kontraktor Pelaksana dianggap mengetahui
ketentuan-ketentuan ini.
 Jika di dalam melaksanakan ternyata salah satu bagian instalasi yang sukar/ tidak dapat
dilaksanakan, maka hal tersebut harus segera dibicarakan dengan Konsultan pengawas
dan direksi lapangan.

Pembangunan Mushola Fakultas Ekonomika dan Bisnis


Universitas Diponegoro Semarang Tahun Anggaran 2012 47
Spesifikasi Teknis

 Untuk menentukan prosentase dari pekerjaan yang telah dilaksanakan, Kontraktor


Pelaksana diwajibkan membuat laporan tertulis harian dan mingguan dari apa yang telah
dipasang dan dimintakan pengesahan kepada Konsultan Pengawas dan Direksi Lapangan.

C. Syarat mengenai bahan ;


 Semua bahan disediakan oleh pihak Kontraktor Pelaksana.
 Bahan/material yang akan dipasang terlebih dahulu harus memenuhi syarat dan
diserahkan contoh untuk mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas.
 Apabila peralatan tersebut menurut pendapat Konsultan Pengawas tidak memenuhi syarat,
maka Pihak Kontraktor Pelaksana harus segera menyingkirkan bahan-bahan tersebut dan
menggantikannya dengan yang baik.

D. Syarat Keselamatan Kerja.


 Dalam pelaksanaan harus diperhatikan adanya alat-alat keselamatan kerja yang memenuhi
syarat-syarat/ peraturan perburuhan, disamping syarat-syarat indikator yang dapat
mengukur/ menunjukkan adanya tegangan/ arus listrik.

E. Serah terima pekerjaan.


 Pekerjaan dapat dianggap selesai dan diterima apabila dalam penyerahan tersebut telah
dilakukan test dan telah dinyatakan baik oleh Konsultan Pengawas.
 Pada waktu serah terima pekerjaan Kontraktor Pelaksana harus menghadiri dan
memberikan penjelasan-penjelasan sehingga memungkinkan penerimaan oleh pihak
pemberi tugas.

F. Gambar Revisi :
 Kontraktor Pelaksana diwajibkan untuk membuat gambar-gambar revisi instalasi yang
dipasang/ as built drawing untuk :
a. Arsip Pemberi Tugas (3 set)
b. Keperluan pengurusan izin-izin, sebanyak yang diperlukan.

PASAL I.22.
PERSYARATAN TEKNIS INSTALASI LISTRIK

22.1. Lingkup Pekerjaan


1.1. Pekerjaan Instalasi Listrik
adalah pengadaan dan pemasangan termasuk testing dan commisioning peralatan dan bahan,
bahan-bahan utama, bahan-bahan pembantu dan lain-lainnya, sehingga diperoleh instalasi
listrik yang lengkap dan baik serta diuji dengan seksama siap untuk dipergunakan dan baik
instalasi tenaga maupun instalasi penerangan.
Pengadaan dan pemasangan yang terdiri dari :
 MDP Gedung Dekanat ke SDP Mushola.
 Sub panel.
 Panel-panel cabang sesuai single line diagram.
 Kabel.

Pembangunan Mushola Fakultas Ekonomika dan Bisnis


Universitas Diponegoro Semarang Tahun Anggaran 2012 48
Spesifikasi Teknis

 Kabel power dari MDP Gedung Dekanat ke SDP Mushola.


 Pengawatan dan peralatan dari sub panel ke pemakaian.
 Lampu-lampu (lightning fixtures, exit lightning dan emergency lightning).
 Pentanahan.

1.2. Testing dan Commisioning.

22.2. Elektrode Konduktor Pengetanahan.


Pipa Galvanized 2" dengan bar copper electroda ukuran 50 mm2 dan dimasukkan dalam pipa
Galvanized dan dibaut pada elektroda seperti pada gambar. Kedalaman elektroda tidak kurang
dari 6 m dan tanahan pengetanahan max. 1 ohm.
Kontrol box dngan ukuran 50 x 50 cm dengan tutup beton, pengetanahan untuk pengaman harus
terpisah dengan pengetanahan netral trafo, generator maupun penangkal petir.

22.3.Persyaratan Bahan.
a. Panel Listrik.
 Panel dibuat dari besi plat dengan tebal minimal 1,6 mm untuk sub panel.
 Panel harus mempunyai pintu dan dilengkapi dengan kunci tanam jenis master key.
 Panel harus dicat dengan 2 kali cat dasar dan 3 kali cat akhir dengan jenis cat duco, warna
cat akhir akan ditentukan setempat.
 Panel-panel buatan pabrik pembuat panel Indonesia.
 Komponen-komponen panel seperti MCCB, MCB Zekering NH Fuse Disconnecting
switch, Pilot Lamp & Circuit Breaker, harus buatan Merlin Gerin atau sederajat.

b. Kabel.
 Jenis kabel yang dipergunakan adalah sebagai berikut :
System Jenis kabel
* MDP NYFGBY
* MDP-Sub Panel NYY
* Kabel untuk kotak-kontak khusus NYY
* Kabel penerangan dan kotak-kontak biasa NYM
* Kabel lampu luar bangunan NYY
* Cubicle TM N2XSY

 Kabel produksi dalam negeri yang sudah mendapat sertifikat dari LMK/ SPLN,
Kabelindo, Kabel Metal, Supreme atau Traka Kabel.

c. Lampu-lampu (Lighting Fixtures).


Merk dan jenis yang dipergunakan adalah sbb :
* Lampu – Lampu :
 Lampu tabung hemat energi merk Philips/ Osram type cool day light atau sederajat.
 Body lampu dibuat dari flat baja dengan ketebalan minimal 0,7 mm dan dicat dengan
cat bakar, warna putih merk sekualitas INTERLITE,ARTOLITE, PHILIPS.
 Lampu holder (fitting lampu) buatan Philips atau sederajat.
* Lampu PL, SL, Lampu Down Light, RM hemat energi sekualitas OSRAM, PHILIPS.

Pembangunan Mushola Fakultas Ekonomika dan Bisnis


Universitas Diponegoro Semarang Tahun Anggaran 2012 49
Spesifikasi Teknis

d. Saklar dan Kotak-kontak :


Merk yang dipergunakan adalah sekualitas MK, National/ Panasonic.

22.4. Persyaratan Pemasangan.


a. Panel.
 Konstruksi, penempatan peralatan dan kabel harus rapi kuat terpasang, aman dan
mudah diperbaiki.
 Tiap-tiap panel harus ditanahkan dengan tahanan pentanahan maksimal 2 Ohm diukur
setelah tidak hujan minimum selama dua hari.
b. Kabel.
* Kabel Utama.
 Pemasangan kabel memenuhi persyaratan dari pabrik kabel dan persyatan umum yang
berlaku.
 Semua penarikan kabel harus menggunakan sistem roll untuk memudahkan pekerjaan
dan kabel tidak rusak karena tekukan dan puntiran.
 Sebelum penarikan kabel dimulai, Kontraktor Pelaksana harus menunjukkan kepada
direksi pekerjaan alat roll tersebut serta alat-alat lainnya.
 Setiap kabel distribusi yang berada dalam bangunan tidak boleh ada sambungan.
 Semua penyambungan kabel ke terminal busbar dipanel harus menggunakan kabel
schoen dengan sistem press dan di patri.
 Pemasangan kabel harus rapi, lurus dan kuat terpasang pada bagian bangunan.
 Konduit kabel mempunyai diameter minimum 1.5 x diameter kabel.

* Kabel dalam bangunan.


 Kabel-kabel yang turun ke kotak-kontak dan saklar harus menggunakan konduit PVC
Clipsal/ setara.
 Tiap-tiap penyambungan kabel harus berada dalam terminal box metal ex LICO dan
lilitan penyambungan kabel tersebut ditutup dengan las dop 3 m.
 Jalur kabel diatas langit-langit yang lebih dari dua jalur harus berada diatas rak kabel
yang dibuat dari besi siku, besi plat (jenis nobi) dengan lebar dua kali jumlah lebar
kabel.
 Kotak-kontak harus dipasang 30 cm dari lantai, khusus untuk pada lantai dasar tinggi
stop kontak 60 cm dari lantai.
 Kapisitas kotak-kontak 10 mp, dan untuk kotak-kontak khusus 16 amp.
 Sakelar harus model tanam, dipasang 130 cm diatas lantai, kapasitas 6 amp, dan 10
amp.
 Tiap group penerangan diperkenankan maksimum 12 titik nyala.
 Semua instalasi didalam ruangan harus merupakan pemasangan tanah (inbow).

c. Lampu-lampu.
 Lampu-lampu harus terpasang kuat pada bangunan tetapi harus mudah dibuka.
 Harus dipasang dengan ketinggian yang sama.
 Harus dipasang dengan lurus sejajar dengan bagian bangunan pada arah vertikal maupun
horizontal.

Pembangunan Mushola Fakultas Ekonomika dan Bisnis


Universitas Diponegoro Semarang Tahun Anggaran 2012 50
Spesifikasi Teknis

22.5.Commissioning dan Testing.


 Kabel-kabel distribusi sebelum disambung keperalatan harus diukur tahanan isolasinya.
 Setelah semua instalasi selesai dipasang aliran listrik telah dimasukkan, maka jaringan
instalasi harus ditest terhadap grup-grup yang telah dipasang apakah telah sesuai dengan
gambar.
 Setelah jaringan dibebani beban terhadap masing-masing fase. Semua bahan-bahan peralatan
dan tenaga yang diperlukan selama testing, balancing commision dan perbaikan, atas
kerusakan yang timbul sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.

22.6. Dokumentasi Instalasi.


Sebelum dilakukan serah terima pekerjaan oleh Kontraktor Pelaksana kepada pemberi tugas,
Kontraktor Pelaksana diajibkan untuk menyerahkan dokumentasi-dokumentasi sebagai berikut:
3 (tiga) set : Gambar-gambar instalasi terpasang (as built drawing) yang telah diperiksa oleh
Konsultan Pengawas dan Tim Teknis..
2 (dua) set : Buku instruksi pemakaian dan pemeliharaan untuk peralatan-peralatan.
2 (dua) set : Keterangan hasil baik pemeriksaan instalasi listrik dari PLN.
2 (dua) set : Berita Acara hasil Testing.

PASAL I.23.
PEKERJAAN TEKNIS INSTALASI PLUMBING

23.1. Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan Plumbing adalah pengadaan dan pemasangan peralatan-peralatan, bahan-bahan utama,
bahan-bahan pembantu dan lain-lain sehingga diperoleh instalasi plumbing yang lengkap dan
baik serta diuji dengan seksama dan siap untuk dipergunakan, yaitu terdiri dari:
1.1. Alat-alat Sanitair :
a. Meja cuci tangan (washtafel)
b. Floor Drain
c. Kran air
1.2. Sistem Air Bersih :
Pemipaan dari Gedung Dekanat melalui pompa penyalur (transfer pump) sampai ke tandon
volume 2000 liter, dari tandon disirkulasi gravitasi ke alat-alat saniter di R. Wudlu.
1.3. Sistem Air Kotor dan Air Bekas.
a. Pemipaan air kotor/ air bekas dari semua wastafel dan floor drain sampai ke saluran
pembuangan/ selokan terdekat.

23.2. Persyaratan Bahan dan Peralatan


1. Alat-alat Sanitair : Merk : American standardt, TOTO.
a. Washtafel
b. Floor drain TOTO
c. Kraan
d. Kraan halaman

2. Sistem Air Bersih :


a. Pompa Penyalur (Transfer Pump)

Pembangunan Mushola Fakultas Ekonomika dan Bisnis


Universitas Diponegoro Semarang Tahun Anggaran 2012 51
Spesifikasi Teknis

Merk : PEDROLO, SHIMIZU, GRUNDFOS, setara.


Type : Self Primming Multi Stage Centrifugal Pump
Daya Pompa : 450 Va
Daya Motor : 2,2 KW
Head : 40 meter
Kapasitas : 12 m3/h
Kecepatan : 2900 rpm
Pipa : diameter 2 1/2"
Tenaga listrik : 380 volt/ 660 volt/ 50 Hz
Banyaknya : 2 (dua) set
Pada pipa isap dilengkapi :
- Strainer : 2 buah – fleksibel pipa
- Foot Valve : 2 buah – fleksibel pipa

Pada pipa tekan dilengkapi :


- Stop Valve : 2 buah – fleksibel pipa
- Check Valve : 2 buah – fleksibel pipa
Diameter kedua pipa isap dihubungkan melalui satu buah stop valve.
Pompa dilengkapi dengan water level kontrol :
- 2 buah lower level, 2 untuk tanki atas.
- 2 buah upper level, untuk tanki atas.

b. Pemipaan air bersih :


- Pipa
Pipa air bersih dipergunakan PPR – PN10, WAVIN, VISBO, TORO, setara

c. Sistim air kotor dan air bekas.


Pemipaan air kotor/ air bekas dan vent disini dipergunakan bahan-bahan sebagai berikut:
- Untuk pipa digunakan pipa PVC sekualitas wavin, maspion, setara Klas AW, dengan
sambungan lem.
- Untuk fitting pipa dipergunakan PVC injection moulding sesuai dengan merk pipa.
Belokan pada saluran utama harus menggunakan long radius bend.
- Jenis lem yang dipergunakan harus sesuai dengan spesifikasi pabrik.

d. Talang air hujan.


Pipa talang disini digunakan bahan sebagai berikut :
- untuk pipa dipergunakan pipa PVC sekualitas wavin, maspion, setara klas AW
- untuk fitting digunakan PVC sesuai pipa

23.3. Persyaratan Pemasangan


a. Semua pipa harus dipasang lurus dan sejajar dengan dinding/ bagian dari bangunan pada arah
horizontal maupun vertikal.
b. Semua pemasangan harus rapi dan baik.
c. Semua pipa harus digantung/ ditumpu dengan menggunakan penggantung dan penumpu yang
kuat dari metal sesuai dengan ukuran pipanya, sehingga pipa tidak melentur.
d. Semua pipa yang menembus konstruksi bangunan. Kontraktor Pelaksana harus minta
persetujuan Konsultan Pengawas.

Pembangunan Mushola Fakultas Ekonomika dan Bisnis


Universitas Diponegoro Semarang Tahun Anggaran 2012 52
Spesifikasi Teknis

e. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan pipa sleve untuk pipa-pipa yang menembus
bangunan.
f. Pipa besi yang ditanam dalam tanah harus dilapis asphalt dan kain goni.
g. Kemiringan pipa air kotor/ air bekas adalah 0,5 - 1 % ke arah saluran pembuangan/ selokan.
h. Pipa PVC dalam tanah harus bebas dari benda-benda keras/ diatas pasir sehingga kemiringan
dapat rata.
i. Pipa air bersih dan pipa air kotor tidak boleh diletakkan pada lubang galian yang sama.

23.4.Pengujian
- Setelah semua pemipaan selesai dipasang maka perlu diadakan pengujian kebocoran pipa atas
seluruh instalasi sehingga sistem dapat berfungsi dengan baik, memenuhi persyaratan sebagai
berikut :
Tekanan uji Waktu Penurunan bahan te. max. uji
a. Instalasi air bersih 8 kg/ cm2 24 jam 5% air
b. Instalasi pipa sanitasi 2 kg/ cm2 2 jam 5% air

- Setelah pengujian terhadap kebocoran selesai, maka diadakan pengujian terhadap sistem
dengan cara menjalankan sistem sekaligus selama 4 x 8 jam terus menerus tanpa mengalami
kerusakan.
- Semua pengujian harus dilaporkan tertulis dan ditanda tangani Konsultan Pengawas.
- Semua kerusakan yang timbul akibat proses pengetesan dibebankan kepada Kontraktor
Pelaksana Plumbing.

23.5. Pembersihan
- Semua bagian yang tampak kelihatan dari luar harus dibersihkan dari kotoran-kotoran. Bagian
yang dilapis chlorine plated harus digosok sehingga bersih dan mengkilap.
- Semua pipa yang tampak exposed dan tidak dilapis chlorium harus dicat dengan warna
berlainan agar mudah dikenali satu dengan yang lainnya. Untuk ini Kontraktor Pelaksana
harus berkonsultasi dengan Pemilik.

23.6.Dokumentasi
Sebelum dilakukan serah terima pekerjaan oleh Kontraktor Pelaksana kepada Pemberi Tugas,
Kontraktor Pelaksana diwajibkan untuk menyerahkan dokumentasi - dokumentasi berikut :
 Gambar-gambar instalasi terpasang (As Built Drawing) yang telah diperiksa oleh Konsultan
Pengawas.
 Buku Instruksi pemakaian dan pemeliharaan untuk peralatan-peralatan.
 Brosur-brosur (1 asli dan 1 foto copy).
 Berita Acara hasil testing pipa-pipa air.

PASAL I.24.
PEKERJAAN LAIN - LAIN
1. 1Semua bahan dan alat-alat perlengkapan yang akan diperoleh atau dipasang pada bangunan ini
sebelum dipergunakan harus diperiksa dan diluluskan oleh Direksi.
2. Apabila diperlukan pemeriksaan bahan, maka biaya pemeriksaan ditanggung oleh Kontraktor
Pelaksana.
3. Jika ada perbedaan antara gambar dan RKS, gambar petunjuk dan gambar detail maka segera

Pembangunan Mushola Fakultas Ekonomika dan Bisnis


Universitas Diponegoro Semarang Tahun Anggaran 2012 53
Spesifikasi Teknis

dilaporkan untuk diputuskan dengan tetap mengindahkan kepentingan bangunan itu sendiri.
4. Apabila ada hal yang tidak tercantum dalam gambar maupun RKS tetapi itu mutlak dibutuhkan,
maka hal tersebut harus dikerjakan/ dilaksanakan.
5. Hal-hal yang belum tercantum dalam uraian-uraian dalam Pasal-Pasal RKS ini akan dijelaskan
dalam Aanwijzing.

Pembangunan Mushola Fakultas Ekonomika dan Bisnis


Universitas Diponegoro Semarang Tahun Anggaran 2012 54

Você também pode gostar