Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
BAB I
PENDAHULUAN
batuk-batuk dan sulit bernapas. Beberapa hal yang dapat memicu serangan asma
adalah alergi, infeksi seperti infeksi flu atau infeksi sinus, merokok, polusi udara
dimana trakea dan bronki berespon dalam secara hiperaktif terhadap stimuli
Pola hidup menurut (Kotler, 2002) adalah gaya hidup seseorang di dunia
yang diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opininya. Secara umum dapat
diartikan sebagai suatu gaya hidup yang dikenali dengan bagaimana orang
lingkungan ( minat ), dan apa yang orang pikirkan tentang diri sendiri dan dunia di
sekitar ( opini ).
Selain itu, pola hidup menurut (Suratno dan Rismiati, 2001) adalah gaya
hidup seseorang dalam dunia kehidupan sehari-hari berupa pola makan, pola
istirahat dan tidur, sensasi emosional dan kebiasaan sehari – hari yang dinyatakan
1
2
Berbeda dengan kita, kita terkadang terlalu sibuk dengan pekerjaan, lupa
waktu akan makan, selain tidak teratur kita terkadang cenderung mengkonsumsi
makanan siap saji, tidur larut malam, meminum suplemen penambah energi,
kita yang meninggal usia muda, baik itu terkena komplikasi penyakit, seperti sakit
jantung, sakit kanker, sakit stroke, darah tinggi, asma bronkhial menahun dan
diabetes. Nah dari situlah kita sangat perlu melakukan pola hidup sehat
diantaranya pola istirahat dan tidur yang baik agar kita tetap bisa mencegah hal
hal buruk dari gaya hidup buruk, yang merusak kesehatan seperti halnya pada
penderita asma di dunia diperkirakan mencapai 300 juta orang dan diperkirakan
dunia karena asma. Jumlah ini dapat meningkat lebih besar mengingat asma
2000 menyebutkan, lima penyakit paru utama merupakan 17,4% dari seluruh
tuberkulosis 3,0%, kanker, paru/ trachea / bronkus, 2,1%, dan asma 0,3%
melonjak dari sebesar 4,2 persen menjadi 5,4 persen. Selama 20 tahun terakhir,
penyakit ini cenderung meningkat dengan kasus kematian yang diprediksi akan
Indonesia, hal ini tergambar dari data studi survei kesehatan rumah tangga
emfisema. Pada SKRT 1992, asma, bronkitis kronik dan emfisema sebagai
penyebab kematian ke-4 di Indonesia atau sebesar 5,6 %. Tahun 1995, prevalensi
prevalensi asma ( gejala asma 12 bulan terakhir/recent asthma ) 6,2% yang 64%
masyarakat tentang asma dan mengangap asma merupakan penyakit yang tidak
bisa disembuhkan, bersifat kronik dan cenderung progresif. Juga tidak mengetahui
inhaler. Penderita asma memiliki rasa rendah diri dengan asma yang dideritanya.
Dan belum terlihat adanya usaha yang baik dalam mengontrol merokok dan
( Ress, 1998 ).
Faktor pola hidup dan lingkungan hidup dimana kita berada menjadi sangat
penting. Apabila setiap keluarga sudah berperilaku hidup sehat dan seluruh
kekambuhan/serangan asma dapat ditekan. Hal ini diperberat karena sejauh ini
asma belum menjadi salah satu penyakit yang mendapat prioritas pemerintah
Faktor risiko terjadinya asma seperti berat badan lahir rendah, diit, polusi
udara dan sebagainya pemicu terjadinya asma sangat tinggi di Indonesia, sehingga
tahun terakhir ini mengalami peningkatan dari 2431 kasus menjadi 2532 kasus.
Hal tersebut dapat dilihat dari laporan tahunan penyakit ISPA dinas kesehatan
Menurut data dari laporan bulanan penyakit ISPA di poli umum Puskesmas
Rajagaluh dari bulan Januari sampai dengan Juli Tahun 2012 terdapat penderita
Rajagaluh .
5
dengan atopi, faktor lingkungan yaitu stimulus bronkhial spesifik seperti debu
rumah, serbuk sari dan bulu kucing, 3 % populasi sensitif terhadap aspirin,
paparan pekerjaan yaitu paparan iritan atau sensitizer adalah penyebab penting
dari asma yang berhubungan dengan pekerjaan, stimulus nonspesifik yaitu infeksi
virus, udara dingin, pola istirahat dan tidur yang jelek atau stres emosional juga
Sementara dr. Darmawan B. Setyanto, dari Pusat Asma Anak Dep. Ilmu
Kesehatan Anak RSCM, mengatakan, asma pada anak kerap kali hanya berupa
batuk yang membandel selama dua minggu dan tidak selalu dengan gejala sesak
nafas. Pola prilaku buruk yang dapat menghalangi individu untuk menjalani hidup
sehat, terutama pada remaja. Pola istirahat dan tidur yang kurang sering dialami
oleh masyarakat kita dan yang paling banyak pada remaja. (www.jakarta,
penelitian tentang : apakah ada hubungan anatara pola istirahat (tidur) dengan
Rajagaluh.
3. Mengetahui pola tidur pada penderita asma bronkhial yang berobat di poli
Penelitian ini mempunyai batas ruang lingkup pada pola hidup penderita
asma bronkhial yang terdiri dari empat komponen yaitu : pola makan ,pola
istirahat (tidur), kebiasaan buruk, serta sensasi emosional ( stress ) pada penderita
asma.
1. Lingkup Keilmuan
Kesehatan Masyarakat.
7
2. Lingkup Masalah
3. Lingkup Sasaran
1.5.1. Teoritis
1.5.2. Praktis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pola hidup menurut (Suratno dan Rismiati, 2001) adalah gaya hidup
seseorang dalam dunia kehidupan sehari-hari berupa pola makan, pola istirahat
dan tidur, sensasi emosional (stress) dan kebiasaan sehari – hari yang dinyatakan
tekanan emosional dan bukan hanya dalam keadaan tidak beraktivitas tetapi juga
Enam (6) ciri yang dialami seseorang berkaitan dengan istirahat menurut
2. Merasa diterima.
8
9
Tidur adalah status perubahan kesadaran ketika persepsi dan reaksi individu
Tidur merupakan suatu keadaan tidak sadar yang dialami seseorang yang
dibangunkan oleh stimulus atau sensori yang sesuai, atau juga dapat dikatakan
sebagai suatu keadaan tidak sadarkan diri yang relatif, bukan hanya keadaan
penuh ketenangan tanpa kegiatan tetapi lebih merupakan suatu urutan siklus yang
berulang, dengan ciri adanya aktivitas yang minim, memiliki kesadaran yang
terhadap rangsangan dari luar. Tidur yang baik antara 7 – 8 jam dalam satu malam
( Guyton, 1986 ).
Aktivitas tidur diatur dan dikontrol oleh dua sistem pada batang otak, yaitu
Reticular Activating System (RAS) dan Bulbar Synchronizing Region (BSR). RAS
di bagian atas batang otak diyakini memiliki sel-sel khusus yang dapat
pendengaran, nyeri, dan sensori raba; serta emosi dan proses berpikir. Pada saat
10
sadar RAS melepaskan katekolamin, sedangkan pada saat tidur terjadi pelepasan
1. NREM atau pola tidur biasa Pola atau tipe tidur biasa ini juga disebut NREM
(Non Rapid Eye Movement = Gerakan mata tidak cepat). Pola tidur NREM
merupakan tidur yang nyaman dan dalam tidur gelombang pendek karena
gelombang otak selama NREM lebih lambat daripada gelombang alpha dan
beta pada orang yang sadar atau tidak dalam keadaan tidur. Tanda-tanda tidur
NREM adalah :
a) Mimpi berkurang
e) Metabolisme turun
f) Gerakan mata lambat Fase NREM atau tidur biasa ini berlangsung ± 1 jam
dann pada fase ini biasanya orang masih bisa mendengarkan suara di
tidurnya.
\
11
a. Tahap I
mana seseorang beralih dari sadar menjadi tidur. Seseorang merasa kabur
dan relaks, mata bergerak ke kanan dan ke kiri, kecepatan jantung dan
sadar diganti dengan gelombang betha yang lebih lambat. Seseorang yang
b. Tahap II
Tahap ini merupakan tahap tidur ringan, dan proses tubuh terus menurun.
menit.
c. Tahap III
Pada tahap ini kecepatan jantung, pernafasan serta proses tubuh berlanjut
d. Tahap IV
Tahap ini merupakan tahap tidur dalam yang ditandai dengan predominasi
Siklus tidur sebagian besar merupakan tidur NREM dan berakhir dengan
tidur REM.
Pola atau tipe tidur paradoksikal ini disebut juga (Rapid Eye Movement
= Gerakan Mata Cepat). Tidur tipe ini disebut “Paradoksikal” karena hal ini
otaknya nyata. Ringkasnya, tidur REM atau Paradoks ini merupakan pola
atau tipe tidur di mana otak benar-benar dalam keadaan aktif. Namun,
aktivitas otak tidak disalurkan ke arah yang sesuai agar orang itu tanggap
Perbedaan antara mimpi-mimpi yang timbul sewaktu tahap tidur NREM dan
tahap tidur REM adalah bahwa mimpi yang timbul pada tahap tidur REM
dapat diingat kembali, sedangkan mimpi selama tahap tidur NREM biasanya
tak dapat diingat. Jadi selama tidur NREM tidak terjadi konsolidasi mimpi
dalam ingatan.
h. Pembebasan steroid
pelajaran, adaptasi psikologis dan memori (Hayter, 1980). Fase tidur REM
(fase tidur nyenyak) ini berlangsung selama ± 20 menit. Dalam tidur malam
yang berlangsung selama 6 – 8 jam, kedua pola tidur tersebut (REM dan
1. Insomnia
seringnya terjaga.
c. Insomnia terminal, yaitu bangun terlalu dini dan sulit untuk tidur
kembali.
2. Parasomnia
3. Hipersomnia
4. Narkolepsi
Narkolepsi adalah rasa kantuk yang tidak tertahankan yang muncul secara
tiba-tiba.
Apnea saat tidur atau sleep apnea adalah kondisi terhentinya napas secara
dimana trakea dan bronki berespon dalam secara hiperaktif terhadap stimuli
klinik yang ditandai oleh terjadinya penyempitan bronkus yang berulang namun
reversibel.
Menurut Smeltzer, (2001) asma adalah obstruksi jalan nafas difus reversibel,
pengisian bronki dengan mukus yang kental, selain itu otot –otot bronkial dan
kelenjar mukosa membesar, sputum yang kental banyak dihasilkan dan aveoli
Pelepasan mediator ini dalam paru mempengaruhi otot polos dan kelenjar
pembentukan mukus yang sangat banyak. Tiga gejala umum asma adalah batuk,
gejala, serangan asma sering kali terjadi pada malam hari. (Smeltzer, 2001).
pertukaran udara dan ventilasi dan ada pasien yang mengidap penyakit asma perlu
ditangani secara serius karena reaksi asma bisa mengarah kepada gagal nafas dan
Pada waktu terjadi serangan asma bronkhial, maka terjadi respon saraf
parasimpatik dan simpatik yang merangsang sel untuk mengeluarkan asetil kolin
16
satu gejala awal), pusing – pusing, perasaan yang merangsang, sakit kepala,
(Reeves, 2001).
Gejala asma bronkhial memberi indikasi bahwa suatu serangan sama dengan
terjadi, gejalanya yaitu nafas berat yang berbunyi “ngik-ngik, batuk-batuk, nafas
pendek tersengat-sengat, sesak dada dan angka performa pengguna peak flow
antara 50% sampai 80% dari petunjuk pertama terbaik individu. (Tim Redaksi
kemudian bersepeda, sedangkan renang dan jalan kaki yang paling kecil resikonya
(Suyudi, 2002).
Olah raga juga dapat berlaku sebagai suatu iritan karena terjadi aliran udara
keluar masuk paru dalam jumlah besar dan cepat. Udara ini belum mendapatkan
(Ress, 1998).
Sewaktu seseorang kurang tidur maka pola napas tidak teratur dan udara
yang bergerak melalui hidung, sebagian masuk melalui mulut, nafasnya semakin
cepat dan volume udara yang dihirup bertambah banyak. Hal ini dapat
saluran udara menjadi lebih sempit, yang menyebabkan bernafas menjadi lebih
2012).
Pola hidup yang tidak sehat akan mempengaruhi berbagai macam penyakit,
salah satunya asma bronkhial. Pola hidup yang tidak sehat terdiri dari pola
istirahat dan tidur yang kurang, kebiasaan buruk, pola makan tidak baik, serta
2.4.Kerangka Teori
Akibat pola istirahat (tidur) yang kurang, maka akan mempengaruhi pola
napas serta daya tahan tubuh seseorang yang akan mempermudah terjadi
Reaksi hipersensitivitas
BAB III
DEFINISI OPERASIONAL
mudah dah lebih tersusun. Terdiri dari dua variabel yakni variabel bebas yang
memuat tentang pola hidup tidak sehat dan variabel terikat yang menyangkut
Variabel Bebas
Variabel Terikat
Pola hidup tidak sehat
penderita asma dalam Kejadian Asma
kehidupan sehari – hari : Bronkhial
Pola istirahat (tidur)
kurang
Gambar 2.1.Kerangka Konsep Hubungan Antara Pola Istirahat (tidur) Dengan Kejadian Asma di
Poli Umum Puskesmas Rajagaluh
3.2. Hipotesis
19
20
melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau
dalam penelitian. Sedangkan cara pengukuran adalah cara dimana variable dapat
1. Nama variable
3. Cara ukur
4. Alat ukur
6. Skala Pengukuran.
Kemudian data yang diperoleh dipilih untuk nanti dihitung berdasarkan kategori
BAB IV
METODE PENELITIAN
penyakit dan paparan (faktor penelitian) dengan cara mengamati status paparan
dan penyakit serentak pada individu – individu dari populasi tunggal, pada suatu
sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan
22
23
Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu pola istirahat (tidur) yang
Variabel terikat pada penelitian ini yaitu kejadian asma bronkhial pada
4.3.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penderita asma yang berobat ke
puskesmas Rajagaluh pada bulan Januari sampai bulan Juli 2012 yang berjumlah
63 orang .
24
4.3.2. Sampel
Sampel adalah contoh, monster, representan atau wakil dari suatu populasi
yang cukup besar jumlahnya atau satu bagian dari keseluruhan yang dipilih dan
penelitian dengan jalan hanya mengamati sebagian saja dari populasi. Hal ini
baku berapa persen sampel harus diambil dari suatu populasi. Namun menurut
literatur penelitian pada umumnya berpendapat bahwa sampel yang melebihi lebih
baik dari pada kekurangan. Artinya akan lebih baik sebanyak mungkin dari
yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel penelitian. Untuk menentukan
jumlah sampel yang akan diambil, penelitian ini menggunakan standar nomogram
Jadi sampel yang dihasilkan dalam penelitian ini berdasarkan penghitungan Harry
King adalah : 63 x 80 % = 48 orang.
25
Artinya siapa saja yang secara tidak sengaja bertemu dengan peneliti maka orang
tersebut dapat dijadikan sampel. Hal ini dikarenakan ada keterbatasan waktu
dalam penelitian.
yang akan digunakan untuk pengumpulan data. Instrumen ini dapat berupa
orang utama di dalam organisasi yang bisa terpengaruh oleh sistem yang diajukan
masyarakat di tahun 1932 yang sekarang terkenal dengan nama skala Likert.
seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan Skala Likert,
instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan. Jawaban setiap item
instrumen yang menggunakan Skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif
26
sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata antara lain: Sangat Penting
(SP), Penting (P), Ragu-ragu (R), Tidak Penting (TP), Sangat Tidak Penting
(STP).
masalah yang sedang diteliti, dan terdiri dari item yang cukup jelas disukai
(+) atau tidak menyukainya (-). Respons tersebut dikumpulkan dan jawaban
masalah untuk memberikan angka 5 untuk yang tertinggi dan skor 1 untuk
yang terendah atau sebaliknya. Yang penting adalah konsistensi dari arah
sikap yang diperlihatkan. Demikian juga apakah jawaban “setuju” atau “tidak
setuju” disebut yang disenangi, tergantung dari isi pertanyaan dan isi dari
4. Total skor dari masing-masing individu adalah penjumlahan dari skor masing-
batasan antara skor tinggi dan skor rendah dalam skala total. Misalnya,
responden pada upper 25% dan lower 25% dianalisis untuk melihat sampai
berapa jauh tiap item dalam kelompok ini berbeda.Item-item yang tidak
27
menunjukkan beda yang nyata, apakah masuk dalam skortinggi atau rendah
pertanyaan.(Rakim, 2008)
berdasarkan skala Likert dan berpola pada skala ordinal dan interval untuk
variabel pola istirahat (tidur) dan variabel kejadian asma bronkhial. Bagian
pola istirahat (tidur) dan indikator kejadian asma bronkhial dipoli umum
puskesmas Rajagaluh.
28
Ada dua jenis data yang akan dikumpulkan yaitu data primer , dan data sekunder :
1. Data Primer
Data primer yaitu data yang akan diteliti, dimana objek yang akan diteliti
dan dikumpulkan secara langsung. Data ini diperoleh dari hasil wawancara
dan observasi.
2. Data Sekunder
dan dicek kelengkapannya oleh peneliti untuk diolah dan dianalisis. Data
menguji kuesioner kepada responden lain, agar diperoleh data yang valid dan
reliabilitas.
4.6.1.Uji Reliabilitas
alat pengukuran konstruk atau variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau
handal jika jawaban seseorang, terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil
dinyatakan reliabel.
lebih besar daripada 0,6 maka dinyatakan bahwa instrument pengukuran yang
Uji reliabilitas berguna untuk menetapkan apakah instrumen yang dalam hal
ini kuesioner dapat digunakan lebih dari satu kali, paling tidak oleh responden
yang sama akan menghasilkan data yang konsisten. Dengan kata lain, reliabilitas
Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan korelasi pearson product
tiap butir (item) pertanyaan dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor
product moment dengan nilai korelasi berkisar ………….. angka korelasi lebih
komputer yaitu SPSS for Windows 17, dan jika suatu alat ukur mempunyai
korelasi yang signifikan antara skor item terhadap skor totalnya maka dikatakan
1. Proses editing
Tahap awal analisis data adalah melakukan edit terhadap data yang telah
data bertujuan agar data yang nanti akan dianalisis telah akurat dan lengkap.
2. Proses Coding
3. Proses Scoring
4. Tabulasi
pembaca dapat melihat hasil penelitian dengan jelas. Setelah proses tabulasi
selesai kemudian data-data dalam tabel tersebut akan diolah dengan bantuan
Analisis univariat dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil tiap penelitian.
Analisis ini bertujuan untuk memisahkan data dan menggabungkan data sesuai
kategori. Pada analisis ini akan menghasilkan nilai median, persentil dan rentang
4.8.2.Analisis Bivariat
Analisis ini bertujuan untuk melihat hubungan antara dua variabel yaitu
variabel bebas dan variabel terikat. Uji yang dipakai adalah uji chi square dengan
Pada penelitian ini , penulis membuat beberapa surat keterangan , serta surat
– surat izin yang diperlukan demi kelancaran penelitian yang akan dilakukan.
menyatakan bersedia untuk memberikan jawaban dan bantuan atas segala hal
yang dibutuhkan penulis dalam penelitian. Surat izin penelitian dari kampus. Surat
izin penelitian dari Litbang. Surat izin penelitian dari tempat penelitian,dan hal
KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN ANTARA POLA ISTIRAHAT DAN TIDUR
DENGAN KEJADIAN ASMA
DI POLI UMUM PUSKESMAS RAJAGALUH
No. Responden :……………………………………………………..
Tanggal pengkajian : …………………………………………………….
A. DATA UMUM
Nama inisial : …………………………………………………....
Umur :…………………………………………………….
Alamat :…………………………………………………….
Pekerjaan :…………………………………………………….
B. IDENTIFIKASI MASALAH POLA ISTIRAHAT DAN TIDUR
1. Dalam sehari semalam, sudah terpenuhikah istirahat bagi anda?
a. Sangat terpenuhi
b. Sudah terpenuhi
c. Cukup terpenuhi
d. Kurang terpenuhi
e. Tidak terpenuhi
2. Apabila anda ada masalah, apakah maslah tersebut bisa diatasi?
a. Sangat bisa diatasi
b. Sudah bisa diatasi
c. Cukup bisa diatasi
d. Kurang bisa diatasi
e. Tidak bisa diatasi
3. Apakah anda dapat mengetahui apa yang sedang terjadi ?
a. Sangat Tidak tahu
b. Tahu
c. Cukup tahu
d. Hanya sedikit yang tahu
e. Tidak tahu sama sekali
34
18. Selain saudara, apakah saudara mempunyai anggota keluarga yang lain
yang menderita asma ?
a. Sangat banyak
b. Banyak
c. Ada beberapa orang
d. Satu orang
e. Tidak ada
19. Apakah saudara mempunyai reaksi alergi terhadap suatu benda ?
a. Ya, sangat sering terkena reaksi alergi
b. Kadang – kadang
c. Jarang
d. sangat jarang
e. Tidak pernah
20. Air yang anda gunakan untuk mandi adalah
a. Sangat dingin
b. Dingin
c. Hangat
d. Panas
e. Sangat panas
38
Nama : ………………………………………………….
(RESPONDEN)
39
Tanggal
No Kegiatan Paraf
Bimbingan
Mengetahui,
Ka. PSIK
STIKes Cirebon
Tanggal
No Kegiatan Paraf
Bimbingan
Mengetahui,
Ka. PSIK
STIKes Cirebon
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
judul untuk skripsi dan sebagai rencana pelaksanaan memenuhi syarat dalam
Cirebon.
semua pihak yang telah dan dengan ikhlas memberikan bantuan kepada penulis.
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-
1. Drs. H.E Djumhana Cholil MM, selaku ketua yayasan RISE Cirebon.
7. Suami, anak tercinta, serta keluarga yang telah banyak membantu dan
mendukung sepenuhnya.
ii
42
Harapan penulis semoga proposal ini dapat diterima oleh pihak Akademik
dengan baik. Dan kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan proposal
Penulis
iii
43
DAFTAR PUSTAKA
4. Suratno dan Rismiati, 2001. Pola Hidup Sehat Pada Penderita Asma.
Semarang : Countinuing Education Ilmu Kesehatan Lingkungan.
7. Ress, 1998. Angka kejadian asma dan pola hidup. Diakses 21 Juni
2012.http://www.google.co.id/
8. Dr.Suyudi, 2002. Faktor- faktor Resiko Timbulnya Asma. Diakses 19 Mei 2010.
http://www.google.co.id/
10. Wahit dan Nurul, 2007. Definisi Pola Istirahat (tidur). Diakses 21 Juni 2012.
http://www.google.co.id/
11. Erfandi, 2008. Hubungan Antara Asma Dengan Gangguan Tidur Abstrak
penelitian. Diakses 09 Desember 2008. http;//www.adln.lib.unair.ac.id/
44
12. Guyton & Hall, 1997. Fisiologi Kedokteran .Edisi 9, Jakarta : EGC\
14. Yusuf Dahlan, 2009. Gambaran Pola Tidur Pada Penderita Asma Bronkhial
Bandung : Buletin Penelitian Kesehatan.
16. Arikunto Suharsimi, 1998, Prosedur Penelitian, Edisi Revisi IV, Jakarta:
Rineka Cipta.
19. Prof Dr. Sugiyono, 1999, Statistika Untuk Penelitian, Cetakan kedua,
Bandung: CV. ALFABETA.
20. Prof Dr. Sugiyono, 2004, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif ,
Bandung: CV. ALFABETA.
21. Imam Ghozali, 2002. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS.
Semarang;Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL………………………………………………………........ i
BAB I PENDAHULUAN
1.5.Kegunaan Penelitian................................................................................... 7
2.4.Kerangka Teori........................................................................................... 18
OPERASIONAL
3.2.Hipotesis..................................................................................................... 19
iv
46
4.3.1.Populasi ................................................................................................... 23
4.3.2.Sampel ..................................................................................................... 24
4.4.Instrumen Penelitian................................................................................... 25
4.7.Pengolahan Data......................................................................................... 30
v
47
DAFTAR TABEL
viii
48
DAFTAR BAGAN
ix
49
DAFTAR LAMPIRAN
PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar
Sarjana Keperawatan (S.Kep)
OLEH :
LILIS LESMANAWATI
NIM. 4201.0111.B.021
OLEH :
LILIS LESMANAWATI
NIM. 4201.0111.B.021