PENUTUPAN LATIHAN PRAMUKA dengan agama dan kepercayaan PENEGAK masing-masing 14. Barisan dibubarkan oleh Pradana A. Upacara Pembukaan Latihan Ambalan dilanjutkan dengan acara latihan. Penegak B.Upacara Penutupan Latihan Ambalan Upacara Pembukaan Latihan di Ambalan Penegak Penegak diatur sebagai berikut : Jalannya Upacara Penutupan Latihan 1. Kerapihan setiap anggota ambalan. Pasukan Penegak adalah sebagai berikut : 2. Sangga Kerja menyiapkan 1. Kerapihan setiap anggota ambalan. perlengkapan upacara 2. Pradana mengumpulkan anggota 3. Pradana mengumpulkan anggota ambalan dalam bentuk barisan ambalan dalam bentuk barisan bersaf bersaf. dan menyiapkannya. 3. Pradana Sangga mengambil tempat 4. Laporan Pemimpin Sangga kepada di sebelah kanan barisan. Pradana. 4. Wakil Pemimpin Sangga pindah ke 5. Pada waktu Pemimpin Sangga tempat Pemimpin Sangga. meninggalkan tempat, Wakil 5. Pradana menjemput Pembina Pemimpin Sangga pindah ke tempat Penegak dan mengantarkannya ke Pemimpin Sangga. sebelah kanan barisan. 6. Para Pemimpin Sangga sesudah 6. Pradana mengambil tempat di depan laporan mengambil tempat di sebelah barisan sesuai dengan adat ambalan kanan barisan. yang berlaku. 7. Pradana menjemput Pembina dan 7. Petugas bendera menurunkan Sang mengantarnya ke sebelah kanan para Merah Putih untuk disimpan. pemimpin Sangga. 8. Pembacaan renungan atau sandi 8. Pradana mengambil tempat di depan ambalan oleh petugas. barisan, sesuai dengan adat ambalan 9. Pengumuman tentang sangga kerja yang berlaku. untuk latihan yang akan datang, dan 9. Petugas bendera mengibarkan Sang lain-lain. Merah Putih, Pradana memimpin 10. Pradana memimpin berdoa sesuai penghormatannya. agama dan kepercayaan masing- 10. Pembacaan Dasadarma oleh petugas. masing. 11. Pembina Penegak atau Pembina 11. Laporan Pradana kepada Pembina Upacara membaca Pancasila diikuti Penegak. oleh anggota ambalan. 12. Pradana membubarkan barisan. 12. Pengumuman dari Pradana/Pembina. Teknis Upacara Adat Pembuka kegiatan SANDI AMBALAN BHINEKA TUNGGAL IKA 1. Masing masing pemimpin pasukan menyiapkan barisannya Kehormatan itu Suci 2. Pemangku Adat menempati tempat Janganlah Kurang Amalmu dalam upacara adat setelah melapor bahwa Kesukaran upacara adat siap dilaksanakan Tenanglah dalam Bahaya Katakanlah Selalu dalam (kepada pembina upacara adat) Sebenarnya 3. Pemangku Adat mengenakan Janganlah Sekali-Kali Setengah Perangkat Adat Benar 4. Pembacaan Pesan-Pesan Pangeran atau Yang Berarti Dua Antasari Sabda Pandita Ratu 5. Penancapan mandau pada tiang Manusia itu Manusia penancap/pemotongan gadang Kaya atau Melarat adalah Keadaan Lahir pisang. Kita Mengukur Orang Dengan 6. Pembacaan Sandi Ambalan Ahmad Ukuran Batin Yani dan Putri Junjung buih. Siapa Saja Meskipun Bagaimana 7. Pemimpin Upacara Adat dalam Kawan Kita meninggalkan tempat upacara Adat Karenanya setelah melapor bahwa upacara Adat Janganlah Berbuat Sesuatu Yang Dapat Melukai Hati selesai dilaksanakan. atau Menghinakan Orang Lain Lebih Baik Mati Terhormat Daripada Hidup Dengan Nista dalam Keadaan Bagaimanapun Juga Pancarkanlah Jiwamu Dengan Riang Gembira dan Janganlah Tampak Pada Lahirmu Akan Isi Hatimu Pemuda yang Setia adalah Orang Yang Sopan dan Perwira yang Membela Orang-Orang Miskin dan Mereka Yang Kurang Daripadanya Yang Telah Menolong Dirinya Ingatlah dan Pergunakanlah Sebaik-Baiknya Segala Sesuatu yang Kita Terima dari Tuhan Itulah Kehendak Ambalan Kita Bhinneka Tunggal Ika SANDI AMBALAN "WAJA SAMPAI KAPUTING" (WASAKA)
Satria sejati adalah mereka yang sanggup
mempertahankan kehormatan dan harga dirinya Oleh karenanya janganlah resah dan gelisah karena peredaran waktu Setia tahu membalas budi dan sabar dalam ketabahan Bersyukur pada penguasa abadi Atas pemberian dari padanya Dan hendaklah merasa cukup walau sedikit Tulus ikhlas dalam berdamal adalah suatu keagunan Takaran keberhasilan pengabdian Adalah memberi yang terbaik Bukan mencari keuntungan pribadi Oleh karenanya jangan titik paluh Karena gawian nang sia-sia sekalipun meneteskan Hendaknya memberi makna abadi Dengarlah pituah urang bahari Lamun baisi parang landap Jangan di timpas di palataran saurang Lamun sakali bajajak kahandak Caram sampai ka bawah talapak Jangan bapatah bilah papadaan kita Dan janganlah terlintas dalam hatimu untuk berbuat Puput diluar rincung didalam Atau nang baarti kemunafikan Ingatlah wahai dangsanak sadulur saparinduan Waja urang banjar kada balabur di panas api Waja urang banjar Waja tampaan yang kada bapapatahan Waja urang banjar karas mulai di muara sampai ka hujung Berilah makna kebenaran Dari kehendak sandi ambalan kita Waja sampai ka puting