Você está na página 1de 3

UPACARA PEMBUKAAN DAN 13.

Pradana memimpin doa sesuai


PENUTUPAN LATIHAN PRAMUKA dengan agama dan kepercayaan
PENEGAK masing-masing
14. Barisan dibubarkan oleh Pradana
A. Upacara Pembukaan Latihan Ambalan dilanjutkan dengan acara latihan.
Penegak B.Upacara Penutupan Latihan Ambalan
Upacara Pembukaan Latihan di Ambalan Penegak
Penegak diatur sebagai berikut : Jalannya Upacara Penutupan Latihan
1. Kerapihan setiap anggota ambalan. Pasukan Penegak adalah sebagai berikut :
2. Sangga Kerja menyiapkan 1. Kerapihan setiap anggota ambalan.
perlengkapan upacara 2. Pradana mengumpulkan anggota
3. Pradana mengumpulkan anggota ambalan dalam bentuk barisan
ambalan dalam bentuk barisan bersaf bersaf.
dan menyiapkannya. 3. Pradana Sangga mengambil tempat
4. Laporan Pemimpin Sangga kepada di sebelah kanan barisan.
Pradana. 4. Wakil Pemimpin Sangga pindah ke
5. Pada waktu Pemimpin Sangga tempat Pemimpin Sangga.
meninggalkan tempat, Wakil 5. Pradana menjemput Pembina
Pemimpin Sangga pindah ke tempat Penegak dan mengantarkannya ke
Pemimpin Sangga. sebelah kanan barisan.
6. Para Pemimpin Sangga sesudah 6. Pradana mengambil tempat di depan
laporan mengambil tempat di sebelah barisan sesuai dengan adat ambalan
kanan barisan. yang berlaku.
7. Pradana menjemput Pembina dan 7. Petugas bendera menurunkan Sang
mengantarnya ke sebelah kanan para Merah Putih untuk disimpan.
pemimpin Sangga. 8. Pembacaan renungan atau sandi
8. Pradana mengambil tempat di depan ambalan oleh petugas.
barisan, sesuai dengan adat ambalan 9. Pengumuman tentang sangga kerja
yang berlaku. untuk latihan yang akan datang, dan
9. Petugas bendera mengibarkan Sang lain-lain.
Merah Putih, Pradana memimpin 10. Pradana memimpin berdoa sesuai
penghormatannya. agama dan kepercayaan masing-
10. Pembacaan Dasadarma oleh petugas. masing.
11. Pembina Penegak atau Pembina 11. Laporan Pradana kepada Pembina
Upacara membaca Pancasila diikuti Penegak.
oleh anggota ambalan. 12. Pradana membubarkan barisan.
12. Pengumuman dari Pradana/Pembina.
Teknis Upacara Adat Pembuka kegiatan SANDI AMBALAN BHINEKA
TUNGGAL IKA
1. Masing masing pemimpin pasukan
menyiapkan barisannya Kehormatan itu Suci
2. Pemangku Adat menempati tempat Janganlah Kurang Amalmu dalam
upacara adat setelah melapor bahwa Kesukaran
upacara adat siap dilaksanakan Tenanglah dalam Bahaya
Katakanlah Selalu dalam
(kepada pembina upacara adat) Sebenarnya
3. Pemangku Adat mengenakan Janganlah Sekali-Kali Setengah
Perangkat Adat Benar
4. Pembacaan Pesan-Pesan Pangeran atau Yang Berarti Dua
Antasari Sabda Pandita Ratu
5. Penancapan mandau pada tiang Manusia itu Manusia
penancap/pemotongan gadang Kaya atau Melarat adalah
Keadaan Lahir
pisang. Kita Mengukur Orang Dengan
6. Pembacaan Sandi Ambalan Ahmad Ukuran Batin
Yani dan Putri Junjung buih. Siapa Saja Meskipun Bagaimana
7. Pemimpin Upacara Adat dalam Kawan Kita
meninggalkan tempat upacara Adat Karenanya
setelah melapor bahwa upacara Adat Janganlah Berbuat Sesuatu
Yang Dapat Melukai Hati
selesai dilaksanakan.
atau Menghinakan Orang Lain
Lebih Baik Mati Terhormat
Daripada Hidup Dengan Nista
dalam Keadaan Bagaimanapun
Juga
Pancarkanlah Jiwamu Dengan
Riang Gembira
dan Janganlah Tampak Pada
Lahirmu Akan Isi Hatimu
Pemuda yang Setia adalah Orang
Yang Sopan dan Perwira
yang Membela Orang-Orang
Miskin
dan Mereka Yang Kurang
Daripadanya
Yang Telah Menolong Dirinya
Ingatlah dan Pergunakanlah
Sebaik-Baiknya
Segala Sesuatu yang Kita Terima
dari Tuhan
Itulah Kehendak Ambalan Kita
Bhinneka Tunggal Ika
SANDI AMBALAN "WAJA SAMPAI
KAPUTING" (WASAKA)

Satria sejati adalah mereka yang sanggup


mempertahankan kehormatan dan harga
dirinya
Oleh karenanya janganlah resah dan gelisah
karena peredaran waktu
Setia tahu membalas budi dan sabar dalam
ketabahan
Bersyukur pada penguasa abadi
Atas pemberian dari padanya
Dan hendaklah merasa cukup walau sedikit
Tulus ikhlas dalam berdamal adalah suatu
keagunan
Takaran keberhasilan pengabdian
Adalah memberi yang terbaik
Bukan mencari keuntungan pribadi
Oleh karenanya jangan titik paluh
Karena gawian nang sia-sia sekalipun
meneteskan
Hendaknya memberi makna abadi
Dengarlah pituah urang bahari
Lamun baisi parang landap
Jangan di timpas di palataran saurang
Lamun sakali bajajak kahandak
Caram sampai ka bawah talapak
Jangan bapatah bilah papadaan kita
Dan janganlah terlintas dalam hatimu untuk
berbuat
Puput diluar rincung didalam
Atau nang baarti kemunafikan
Ingatlah wahai dangsanak sadulur
saparinduan
Waja urang banjar kada balabur di panas
api
Waja urang banjar Waja tampaan yang
kada bapapatahan
Waja urang banjar karas mulai di muara
sampai ka hujung
Berilah makna kebenaran
Dari kehendak sandi ambalan kita
Waja sampai ka puting

Você também pode gostar