Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Pengertian
Gangguan proses pikir adalah kondisi ketika individu mengalami
gangguan aktivitas mental seperti alam sadar, orientasi realias, pemecahan
masalah, penilaian, dan pemahaman karena kondisi koping, kepribadian,
dan/atau mental yang terganggu (Carpenito, 2009).
Proses berpikir itu meliputi proses pertimbangan (“judgment”),
pemahaman (”comprehension”), ingatan serta penalaran (“reasoning”).
Proses berpikir yang normal mengandung arus idea, symbol dan asosiasi
yang terarah kepada tujuan dan yang dibangkitkan oleh suatu masalah
atau tugas dan yang menghantarkan kepada suatu penyelesaian yang
berorientasi kepada kenyataan.
Berbagai macam faktor mempengaruhi proses berpikir itu,
umpamanya faktor somatic (gangguan otak, kelelahan), faktor psikologik
(gangguan emosi, psikosa) dan faktor sosial (kegaduhan dan keadaan
sosial yang lain) yang sangat mempengaruhi perhatian atau konsentrasi si
individu. Terdapat aspek proses berpikir yaitu bentuk pikiran, arus pikiran
dan isi pikiran, ditambah dengan pertimbangan
Kelompok gangguan psikotik yang bersifat organik meliputi demensia
(Alzheimer, vaskular, penyakit lain yang terdiri dari sindrom amnesik
organik (selain kausalitas alkohol, zat psikoaktif lain), delirium, gangguan
mental organik (dengan kausa kerusakan otak, disfungsi otak, dan penyakit
fisik), gangguan kepribadian dan perilaku (akibat penyakit, kerusakan dan
disfungsi otak). Sedangkan kelompok gangguan psikotik yang bersifat
fungsional meliputi gangguan skizofrenia, gangguan skizotipal dan
gangguan waham (APA, 1994; PPDGJ III, 1993; Sadock, dalam Febriyanti,
2012)
2) Isi Pikir
a. Obsesif : Pikiran yang selalu muncul meski klien berusaha
menghilangkannya
b. Phobia : Ketakutan yang pathologis / tidak logis terhadap obyek /
situasi tertent
c. Ekstasi : Kegembiraan yang luar biasa
d. Fantasi : Isi pikiran tentang suatu keadaan atau kejadian yang
diinginkan
e. Bunuh diri : Ide bunuh diri
f. Ideas of reference : Pembicaraan orang lain, benda-benda atau suatu
kejadian yang dihubungkan dengan dirinya.
g. Pikiran magis : Keyakinan klien tentang kemampuannya melakukan
hal-hal yang mustahil / diluar kemampuannya
h. Preokupasi: pikiran yang terpaku pada satu ide
i. Alienasi : Perasaan bahwa dirinya sudah menjadi lain, berbeda atau
asing
j. Rendah diri : Merendahkan atau menghina diri sendiri, menyalahkan
diri sendiri tentang suatu hal yang pernah atau tidak pernah dilakukan
k. Pesimisme : Mempunyai pandangan yang suram mengenai banyak
hal dalam hidupnya
l. Waham
- Agama : Keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan dan
diucapkan secara berulang tetapi tidak sesuai dengan
kenyataan
- Somatik : Klien mempunyai keyakinan tentang tubuhnya dan
dikatakan secara berulang yang tidak sesuai dengan
kenyataan
- Kebesaran : Klien mempunyai keyakinan yang berlebihan terhadap
kemampuannya yang disampaikan secara berulang yang
tidak sesuai dengan kenyataan
- Curiga : klien mempunyai keyakinan bahwa ada seseorang atu
kelompok yang berusaha merugikan atau mencederai
dirinya yang disampaikan secara berulang dan tidak
sesuai dengan kenyataan
- Nihilistik : Klien yakin bahwa dirinya sudah tidak ada didunia atau
meninggal yang dinyatakan secara berulang yang tidak
sesuai dengan kenyataan
- Kejaran : Yakin bahwa ada orang / kelompok yang mengganggu,
dimata-matai atau kejelekan sedang dibicarakan orang
banyak
- Dosa : Keyakinan bahwa ia telah berbuat dosa atau kesalahan yang
besar yang tidak bisa diampuni
- Waham bizar
- Sisip pikir : klien yakin ada pikiran orang lain yang disisipkan di
dalam pikiran yang disampaikan secara berulang dan
tidak sesuai dengan kenyataan
- Siar pikir : klien yakin bahwa orang lain mengetahui apa yang dia
pikirkan walaupun dia tidak menyatakan kepada orang
tersebut yang dinyatakan secara berulang dan tidak
sesuai dengan kenyataan
- Kontrol pikir : klien yakin pikirannya dikontrololeh kekuatan dari luar.
3) Bentuk pikir
a. Realistik : Cara berfikir sesuai kenyataan atau realita yang ada
b. Non realistik : Cara berfikir yang tidak sesuai dengan kenyataan
c. Autistik : Cara berfikir berdasarkan lamunan / fantasi / halusinasi /
wahamnya sendiri
d. Dereistik : Cara berfikir dimana proses mentalnya tidak ada sangkut
pautnya dengan kenyataan, logika atau pengalaman.
Respon neurobiologist
Adapun rentang respon manusia terhadap stress yang menguraikan
tentang respon gangguan adaptif dan malladaptif dapat dijelaskan sebagai
berikut ( stuart dan sundeen, 1998 hal 302) :
Rentang respon
neurobiologis
Respon adaptif Respon maladaptif
maladaptif
Gangguan proses
Pikiran logis Distorsi pikiran
pikir/delusi/waham
Persepsi akurat Ilusi Halusinasi
Emosi konsisten dengan Reaksi emosi berlebihan Sulit brespon emosi
pengalaman atau kurang
Prilaku disorganisasi
Prilaku sesuai
Prilaku aneh
Berhubungan social Isolasi sosial
Menarik diri
V. Pohon Masalah
kekacauan neurotransmitter
Isolasi sosial
MASALAH KEPERAWATAN
1. Resiko perilaku kekerasan mencederai diri sendiri
2. Perubahan isi pikir : waham kebesaran
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko perilaku kekerasan mencederai diri sendiri
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien.
Klien bicara ngelantur tidak sesuai realita, klien mengatakan bahwa ia
bisa semua hal, tidak ada hal yang tidak dia bisa. Klien mengatakan
bahwa dia mampu mememuhi kebutuhannya sendiri dan dia yang
menjadi tulang punggung keluarga. Klien mengaku bisa bela diri dan
kuat.
2. Diagnosa Keperawatan.
Resiko perilaku kekerasan
3. Tujuan Khusus.
4. Tindakan keperawatan
1. ORIENTASI.
a. Salam terapeutik.
“Selamat pagi mas”
b. Evaluasi / validasi.
“Bagaimana perasaan mas pada pagi hari ini? Masih ingat kenapa
c. Kontrak.
Topik : “Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang hal-hal
yang mas alami selama ini, atau apapun tentang
kebutuhannya mas
Waktu : “Mau berapa lama ? Bagaimana kalau 15 menit saja ?”
Tempat : “Mau dimana kita bercakap-cakap? Bagaimana kalau disini
saja?”
3. TERMINASI.
a. Evaluasi Subyektif:
“Bagaimana perasaan mbak setelah kita bercakap-cakap ?”
“Bagaimana sudah tau nama saya kan? Masih ingat?
b. Evaluasi Obyektif:
“Coba sebutkan nama saya?”
b. Tindak lanjut klien.
“Baiklah mas, saya kira hari ini cukup terlebih dahulu, besok ketemu
saya lagi, ingat nama saya ya”
Evaluasi
Aziz R, dkk. Pedoman asuhan keperawatan jiwa. Semarang: RSJD Dr. Amino
Gondoutomo. 2003
Damaiyanti, Mukhripah & Iskandar. 2012. Asuhan Keperatan Jiwa. Gunarsa, Aep
(ed). Bandung : PT Refika Aditama.