Você está na página 1de 22

LAPORAN PENDAHULUAN

NEUROBLASTOMA
A. Definisi
Neuroblastoma adalah tumor embrional dari system saraf otonom
yang mana sel tidak berkembang sempurna. Neuroblastoma umumnya
terjadi bayi usia rata-rata 17 bulan. Tumor ini berkembang dalam jaringan
sistem saraf simpatik, biasanya dalam medula adrenal atau ganglia
paraspinal, sehingga menyebabkan adanya sebagai lesi massa di leher,
dada, perut, atau panggul. Insiden neuroblastoma adalah 10,2 kasus per
juta anak di bawah 15 tahun. Yang paling umum kanker didiagnosis ketika
tahun pertama kehidupan (Jhon, 2010).
Neuroblastoma merupakan tumor lunak, padat yang berasal dari sel-
sel crest neuralis yang merupakan prekusor dari medula adrenal dan sistem
saraf simpatis. Neuroblastoma dapat timbul di tempat terdapatnya jaringan
saraf simpatis. Tempat tumor primer yang umum adalah abdomen,
kelenjar adrenal atau ganglia paraspinal toraks, leher dan pelvis.
Neuroblastoma umumnya bersimpati dan seringkali bergeseran dengan
jaringan atau organ yang berdekatan (Cecily & Linda, 2002)
Neuroblastoma adalah tumor padat ekstrakranial pada anak yang
paling sering, meliputi 8-10% dari seluruh kanker masa kanak-kanak, dan
merupakan neoplasma bayi yang terdiagnosis adalah 2 tahun, 90%
terdiagnosis sebelum 5 tahun.Neuroblastoma berasal dari sel krista
neuralis sistem saraf simpatis dan karena itu dapat timbul di manapun dari
fossa kranialis posterior sampai koksik. Sekitar 70% tumor tersebut timbul
di abdomen, 50% dari jumlah itu di kelenjar adrenal. Dua pulu persen
lainnta timbul di toraks, biasanya di mediastinum posterior. Tumor itu
paling sering meluas ke jaringan sekitar dengan invasi lokal dan ke
kelenjar limfe regional melalui nodus limfe. Penyebaran hematogen ke
sumsum tulang, kerangka, dan hati sering terjadi. Dengan teknik
imunologik sel tumor dapat dideteksi dalam darah tepi pada lebih dari
50% anak pada waktu diagnosis atau relaps. Penyebaran ke otak dan paru
pada kasus jarang (Nelson, 2000).
Neuroblastoma adalah tumor ganas yang berasal dari sel Krista neurak
embronik, dapat timbul disetiap lokasi system saraf simpatis, merupakan
tumor padat ganas paling sering dijumpai pada anak. Insiden menempati
8% dari tumor ganas anak, atau di posisi ke-4. Umumnya ditemukan pada
anak balita, puncak insiden pada usia 2 tahun. Lokasi predeileksi di
kelenjar adrenal retroperitoneal, mediastrinum, pelvis dan daerah kepala-
leher. Tingkat keganasan neuroblastoma tinggi, sering metastasis ke
sumsum tulang, tulang, hati, kelenjar limfe, dll (Willie, 2008).
Tumor ini biasanya tidak memungkiri asalnya, dengan mengeluarkan
hormon katekolamin. Tekanan darah tinggi yang merupakan akibat tumor
ini jarang menimbulkan keluhan, tetapi dapat berfungsi sebagai zat
penanda tumor: di dalam air kemih dapat dilihat hormon yang dikeluarkan,
sehingga diagnosis tumor menjadi jelas. Dengan dapat dipastikan, apakah
tumornya neuroblastoma atau nefroblastoma (Wim De
Jong, 2005)
B. Etiologi
Kebanyakan etiologi dari neuroblastoma adalah tidak diketahui. Ada
laporan yang menyebutkan bahwa timbulnya neuroblastoma infantile
(pada anak-anak) berkaitan dengan orang tua atau selama hamil terpapar
obat-obatan atau zat kimia tertentu seperti hidantoin, etanol, dll. (Willie
, 2008).
Kelainan sitogenik yang terjadi pada neuroblastoma kira-kira pada
80% kasus, meliputi penghapusan (delesi) parsial lengan pendek
kromosom 1, anomali kromosom 17, dan ampifilatik genomik dari
oncogen N-Myc, suatu indikator prognosis buruk (Nelson, 2000).
C. Manifestasi Klinis
Menurut Cecily & Linda (2002), gejala dari neuroblastoma yaitu:
Gejala yang berhubungan dengan massa retroperitoneal, kelenjar adrenal,
paraspinal.
1. Massa abdomen tidak teratur, tidak nyeri tekan, keras, yang melintasi
garis tengah.
2. Perubahan fungsi usus dan kandung kemih
3. Kompresi vaskuler karena edema ekstremitas bawah
4. Sakit punggung, kelemahan ekstremitas bawah
5. Defisit sensoris
6. Hilangnya kendali sfingter

Gejala-gejala yang berhubunngan dengan masa leher atau toraks.

1. Limfadenopati servikal dan suprakavikular


2. Kongesti dan edema pada wajah
3. Disfungsi pernafasan
4. Sakit kepala
5. Proptosis orbital ekimotik
6. Miosis
7. Ptosis
8. Eksoftalmos
9. Anhidrosis

Menurut Willie (2008) manifestasi klinis dari neuroblastoma berbeda


tergantung dari lokasi metastasenya:
1. Neuroblastoma retroperitoneal
Massa menekan organ dalam abdomen dapat timbul nyeri
abdomen, pemeriksaan menemukan masa abdominal yang
konsistensinya keras dan nodular, tidak bergerak, massa tidak nyeri
dan sering melewati garis tengah. Pasien stadium lanjut sering disertai
asites, pelebaran vena dinding abdomen, edema dinding abdomen.
2. Neurobalstoma mediastinal
Kebanyakan di paravertebral mediastinum posterior, lebih sering
di mediastinum superior daripada inferior. Pada awalnya tanpa gejala,
namun bila massa besar dapat menekan dan timbul batuk kering,
infeksi saluran nafas, sulit menelan. Bila penekanan terjadi pada radiks
saraf spinal, dapat timbul parastesia dan nyeri lengan.
3. Neuroblastoma leher
Mudah ditemukan, namun mudah disalahdiagnosis sebagai
limfadenitis atau limfoma maligna. Sering karena menekan ganglion
servikotorakal hingga timbul syndrome paralisis saraf simpatis
leher(Syndrom horner), timbiul miosis unilateral, blefaroptosis dan
diskolorasi iris pada mata.
4. Neuroblastoma pelvis
Terletak di posterior kolon presakral, relative dini menekan organ
sekitarnya sehingga menimbulkan gejala sembelit sulit defekasi, dan
retensi urin.
5. Neuroblastoma berbentuk barbell
Yaitu neuroblastoma paravertebral melalui celah intervertebral
ekstensi ke dalam canalis vertebral di ekstradural. Gejala klinisnya
berupa tulang belakang kaku tegak, kelainan sensibilitas, nyeri. Dapat
terjadi hipomiotonia ekstremitas bawah bahkan paralisis.
D. Stadium
Beberapa system penentuan stadium staging, system kelompok evans
dan kelompok Onkologi Pediatrik (Pediatrik Oncology Group POG ).
System klasifikasi stadium neuroblastoma terutama memakai system
klasifikasi stadium klinis neuroblastoma internasional (INSS).
Klasifikasi stadium INSS :
1. Stadium I
Tumor terbatas pada organ primer, secara makroskopik reseksi
utuh, dengan atau tanpa residif mikroskopik. Kelenjar limfe
regional ipsilateral negative.
2. Stadium IIA
Operasi tumor terbatas tak dapat mengangkat total, kelenjar
limfe regional ipsilateral negative.
3. Stadium IIB
Operasi tumor terbatas dapat ataupun tak dapat mengangkat
total, kelenjar limfe regional ipsilateral positif.
4. Stadium III
Tumor tak dapat dieksisi, ekspansi melewati garis tengah,
dengan atau tanpa kelenjar limfe regional ipsi atau tanpa kelenjar
limfe regional ipsilateral positif.
5. Stadium IV :
Tumor primer menyebar hingga kelenjar limfe jauh, tulang,
sumsum tulang, hati, kulit atau organ lainnya.
6. Stadium IVS
Usia <1 tahun, tumor metastasis ke kulit,hati, sumsum tulang,
tapi tanpa metastasis tulang(Willie, 2008).

System Pediatric Oncologic group (POG) membagi stadium


neuroblastoma menjadi :
1. Stadium A
Tumor yang direseksi sacara kasar.
2. Stadium B
Tumor local tidak direseksi.
3. Stadium C
Metastasis ke kelenjar limfe intraktivita yang tidak berdekatan
4. Stadium D
Metastasis di luar kelenjar limfe
5. Stadium Ds
Bayi dengan adrenal kecil terutama dengan penyakit metastasis
terbatas pada kulit, hati dan sumsum tulang
6. Stadium D Neonatus
Telah diketahui dengan mengalami remisi spontan. Keterlibatan
sumsum tulang pada stadium ini merupakan factor prognosis yang
buruk (Nelson, 2000).
E. Patofisiologi
Neuroblastoma seringkali mulai pada jaringan syaraf dari kelenjar-
kelenjar adrenal. Ada dua kelenjar adrenal, satu diujung atas dari setiap
ginjal dibelakang dari perut bagian atas. Kelenjar-kelenjar adrenal
menghasilkan hormon-hormon penting yang membantu mengontrol
denyut jantung, tekanan darah, gula darah, dan cara tubuh bereaksi pada
stres. Neuroblastoma mungkin juga mulai di dada, pada jaringan syaraf
dekat tulang belakang di leher, atau di sumsum tulang belakang (spinal
cord). Prognosis tergantung kepada usia anak, ukuran tumor dan luasnya
penyebaran tumor.
Neuroblastoma hematogen, terutama ke hati sum-sum tulang, skelet,
dan durameter intra cranial dapat menimbulkan tanda-tanda TIK. Secara
histologis neuroblasma terdiri dari sel bulat kecil dengan granula yang
banyak dengan area klasifikasi dengan nekrosis dengan pendarahan yang
luas. Neuroblasma merupakan tumor dengan vascularisasi banyak
berwarna ungu biasanya sulit dan dapat kistic. Tumor mudah pecah karena
kapsulnya rapuh sehingga dapat menimbulkan pendarahan selama operasi
(Nelson, 2000).
F. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostik pada neuroblastoma menurut Suriadi dan Rita
(2006), antara lain :
1. Foto abdomen bisa memperlihatkan klasifikasi tumor. Tumor
adrenalis menggeser ginjal, tetapi biasanya tidak merubah system
pelvicalyces pada urogram intravena atau pemeriksaan
ultrasonografi.
2. Peningkatan kadar kartekolamin urina (VMA dan VA)
mengkonfirmasi diagnosis pada 90% kasus dan juga merupakan
indicator rekuensi yang sensitive. Kadang-kadang timbul
metastasis tulang (Thomas, 1994)
3. CT Scan untuk mengetahui keadaan tulang pada tengkorak, leher,
dada dan abdomen.
4. Punksi sumsum tulang untuk mengetahui lokasi tumor atau
metastase tumor.
5. Analisa urine untuk mengetahui adanya Vanillymandelic acid
(VMA) homovillic acid (HVA), dopamine, norepinephrine.
6. Analisa kromosom untuk mengetahui adanya gen N myc.
7. Meningkatnya ferritin, neuron spesific enolase (NSE), ganglioside
(GDZ).
G. Penatalaksanaan
Menurut Cecily (2002), International Staging System untuk
neuroblastoma menetapkan definisi standar untuk diagnosis, pertahapan,
dan pengobatan serta mengelompokkkan pasien berdasarkan temuan-
temuan radiografik dan bedah, ditambah keadaan sumsum tulang.
Tumor yang terlokalisasi dibagi menjadi tahap I, II, III, tergantung
cirri tumor primer dan status limfonodus regional. Penyakit yang telah
mengalami penyebaran dibagi menjadi tahap IV dan IV (S untuk spesial ),
tergantung dari adanya keterlibatan tulang kortikal yang jauh, luasnya
penyakit sumsum tulang dan gambaran tumor primer.
Anak dengan prognosis baik umumnya tidak memerlukan pengobatan,
pengobatan minimal, atau banyak reseksi. Reseksi dengan tumor tahap I.
Untuk tahap II pembedahan saja mungkin sudah cukup, tetapi kemoterapi
juga banyak digunakan dan terkadang ditambah dengan radioterpi lokal.
Neuroblastoma tahap IVS mempunyai angka regresi spontan yang tinggi,
dan penatalaksanaannya mungkin hanya terbatas pada kemoterapi dosis
rendah dan observasi ketat.
Neuroblastoma tahap II dan IV memerlukan terapi intensif, termasuk
kemoterapi, terapi radiasi, pembedahan, transplantasi sumsum tulang
autokolog atau alogenik, penyelamatan sumsum tulang,
metaiodobenzilquainid (MIBG), dan imunoterapi dengan antibody
monklonal yang spesifik terhadap neuroblastoma.
Pengobatan terdiri atas penggunaan kemoterapi multiagens secara
simultan atau bergantian.
1. Siklofosfamid – menghambat replikasi DNA.
2. Doksorubisin – mengganggu sintesis asam nukleat dan memblokir
transkripsi DNA.
3. VP-16 – menghentikan metaphase dan menghambat sintesis protein
dan asam nukleat.
Jenis terapi :
1. Neuroblastoma berisiko rendah
Perawatan untuk pasien neuroblastoma beresiko rendah meliputi:
a. Operasi yang diikuti oleh watchful waiting (penungguan yang
diawasi dengan ketat).
b. Watchful waiting sendirian untuk bayi-bayi tertentu.
c. Operasi diikuti oleh kemoterapi, jika kurang dari separuh dari
tumor yang dikeluarkan atau jika gejala-gejala serius tidak dapat
dibebaskan dengan operasi.
d. Terapi radiasi untuk merawat tumor-tumor yang menyebabkan
persoalan-persoalan serius dan tidak merespon secara cepat pada
kemoterapi.
e. Kemoterapi dosis rendah.
2. Neuroblastoma beresiko sedang
Perawatan untuk pasien neuroblastoma berisiko sedang mungkin
meliputi :
a. Kemoterapi.
b. Kemoterapi yang diikuti oleh operasi dan/atau terapi radiasi.
c. Terapi radiasi untuk merawat tumor-tumor yang menyebabkan
persoalan-persoalan yang serius dan tidak merespon secara cepat
pada kemoterapi.
3. Neuroblastoma beresiko tinggi
a. Kemoterapi dosis tinggi yang diikuti oleh operasi untuk
mengeluarkan sebanyak mungkin tumor.
b. Terapi radiasi pada tempat tumor dan, jika diperlukan, pada bagian-
bagian lain tubuh dengan kanker.
c. Transplantasi sel induk (Stem cell transplant).
d. Kemoterapi yang diikuti oleh 13-cis retinoic acid.
e. Percobaan klinik dari monoclonal antibody therapy setelah
kemoterapi.
f. Percobaan klinik dari terapi radiasi dengan yodium ber-radioaktif
sebelum stem cell transplant.
g. Percobaan klinik dari stem cell transplant yang diikuti oleh 13-cis
retinoic acid.
H. Komplikasi
Komplikasi dari neuroblastoma yaitu adanya metastase tumor yang
relatif dini ke berbagai organ secara limfogen melalui kelenjar limfe
maupun secara hematogen ke sum-sum tulang, tulang, hati, otak, paru, dan
lain-lain. Metastasis tulang umumnya ke tulang cranial atau tulang panjang
ekstremitas. Hal ini sering menimbulkan nyeri ekstremitas, artralgia,
pincang pada anak. Metastase ke sum-sum tulang menyebabkan anemia,
hemoragi, dan trombositopenia (Willie, 2008)
I. Prognosis
Kelangsungan hidup 5 tahun 60%. Kadang-kadang dilaporkan
pemulihan spontan(Thomas, 1994).
Identifikasi factor prognosis spesifik adalah penting untuk
perencanaan terapi. Prediktor paling menonjol bagi keberhasilan adalah
umur dan stadium penyakit. Anak yang berusia kurang dari satu tahun
agak lebih baik daripada anak berumur lebih tua dengan stadium penyakit
yang sama. Angka ketahanan hidup bayi dengan penyakit berstadium
rendah melebihi 90% dan bayi dengan penyakit metastasis mempunyai
angka ketahanan hidup jangka panjang 50% atau lebih. Anak dengan
penyakit stadium stadium rendah umumnya mempunyai prognosis yang
sangat baik, tidak tergantung umur. Makin tua umur penderita dan makin
menyebar penyakit, makin buruk prognosisnya. Meskipun dengan terapi
konvensional atau CST yang agresif, angka ketahanan hidup bebas
penyakit untuk anak lebih tua dengan penyakit lanjut jarang melebihi 20%
(Nelson, 2000)
Faktor yang terpenting dalam prognosis neuroblastoma adalah ada
tidaknya ampilifikasi oncogen N-myc.
1. ampilifikasi oncogen N-myc di atas 10 kopi menunjukkan prognosis
buruk dan terapi perlu diperkuat.
2. Pasien stadium III tanpa ampilifikasi oncogen N-myc digunakan terapi
kombinasi agresif dan survival dapat mencapai 50%
3. Pasien stadium I/II dan IVS tanpa ampilifikasi oncogen N-myc dapat
memiliki survival mencapai 90% lebih (Willie, 2008)
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Biodata atau identitas pasien : Anak meliputi nama, tempat tanggal lahir,
jenis kelamin. Orangtua meliputi : nama (ayah dan ibu, umur, agama,
suku atau kebangsaan, pendidikan, penghasilan pekerjaan, dan alamat)
2. Riwayat kesehatan : meliputi riwayat penyakit sekarang, riwayat
penyakit dahulu dan riwayat penyakit keluarga.
3. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan Umum :
Kesadaran baik, anak tampak lemah, kulit pucat, tangis
lemah, tanda-tanda infeksi ada. BB : 2500 gr.
b. Sistem respirasi:
Hidung normal, gerakan dada simetris, respirasi reguler,
Whezing, Rochi, sekret pada jalan nafas.
c. Sistem Sirkulasi:
Akral, kulit, kapillari refill, Ukuran dan posisi anatomi
jantung, S1 dan S2, Frekwensi nadi, denyut nadi arteri femoralis,
bendungan vena jugularis, suhu.
d. Neurologis:
Tidak tampak adanya paralise baik pada ektremitas maupun
wajah. Ovula simetris, lidah simetris. Tremor, Jeterry, kejang.
Reflek moro, reflek menggenggam, reflek menghisap. Babinski,
kaku kuduk, keringat dingin.
e. Gastrointestinal:
Rongga mulut, moniliasis, reflek menghisap, kemampuan
menelan, Peristaltik, minum, muntah, mual, hepar terjadi
pembesaran ( hepatomegali ), terasa penuh pada abdomen
f. Perkemihan:
Tanda hernia, paricocel, bak normal warna kuning jernih,
frekwensi. Tanda-tanda ISK .
g. Reproduksi:
Bayi laki-laki, ginekomasti, penis normal, skrotum agak padat
dan kemerahan.
h. Muskulo skeletal
Hydrocephalus, tidak ditemukan bulging pada ubun-ubun.
Tulang ektremitas normal, tulang belakang normal, spina bifida,
kekuatan ektremitas, intoleransi aktifitas .
i. Endokrine
Suhu tubuh, Gula darah
j. Integumen
Kulit, cyanosis, ikterus, turgor menurun, erytema, petechie,
ekimosis, kulit pada ektremitas bawah tampak kering, tidak ada
lecet dan kemerahan pada kulit sekitas anus dan skrotum, tampak
nodul kemerahan didaerah sakrum dan femur. Leher bersih dan
tidak ditemukan kelainan. Kulit tangan dan kaki normal. Bentuk
dan ukuran serta posisi telinga tidak tampak kelainan. Kebersihan
kulit cukup.
k. Sosial
Kedua orang tua sering menanyakan keadaan anaknya dan
meminta agar segera bisa diajak pulang. Ibu ingin menyusui
anaknya. Keluarga sangat mengharapkan bayinya. Keluarga
bertanya bagimana kemungkinan anaknya. Orang tua takut karena
anaknya banyak memakai selang (Engky, 2014).
B. Diagnosa Keperawatan
Masalah keperawatan yang lazim muncul, yaitu :
1. Nyeri akut b.d agen cedera biologis (tumor)
Domain 12 : Kenyamanan
Kelas 1 : Kenyamanan fisik
Kode : 00132
2. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan b.d asupan nutrizi
yang inadekuat
Domain 2 : Nutrisi
Kelas 1 : Makan
Kode : 00002
3. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan
Domain 4 : Aktivitas/Istirahat
Kelas 4 : Respon kardiovaskular/Pulmonal
Kode : 00092
4. Ketidakefektifan pola nafas
Domain 4 : Aktivitas/Istirahat
Kelas 4 : Respon kardiovaskular/Pulmonal
Kode : 00032
5. Ansietas keluarga berhubungan perubahan status kesehatan anak
Domain 9 : Koping/Toleransi stress
Kelas 2 : Respons koping
Kode : 00146
6. Risiko infeksi faktor risiko lamanya dirawat di RS dan adanya
kunjungan (menurunnya system pertahanan tubuh)
Domain 11 : Keamanan/Perlindungan
Kelas 1 : Infeksi
Kode : 00004
C. Rencana Tindakan Keperawatan Yang lazim Terjadi

Diagnosa Keperawatan TNOC NIC


Nyeri akut berhubungan 1. 1605 Kontrol Nyeri 1. 1400 Manajemen nyeri
dengan agen cedera fisik 2. 2010 Status Kenyamanan : Fisik  Lakukan pengkajian nyeri yang
3. 0802 Ttv komprehensip
4. 1843 Pengetahuan Manajemen Nyeri  Atur posisi yang nyaman bagi pasien
Setelah dilakukan tindakan selama 2 x 24  Ajarkan teknik relaksasi untuk mengurangi
jam didapatkan kriteria hasil sebagai berikut : rasa nyeri
2. 0430 manajemen saluran cerna
 160502 mengenali kapan nyeri terjadi dari
 Monitor bising usus
tidak pernah menunjukkan menjadi secara
 Anjurkan makan sedikit tapi sering
konsisten menunjukkan.
3. 2210 Pemberian analgesik
 160504 menggunakan tindakan
 Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas dan
pengurangan nyeri
keparahan nyeri sebelum mengobat.
 201001 kontrol terhadap gejala dari sangat
 Cak adanya alergi obat.
terganggu menjadi sedikit terganggu.
 201004 posisi yang nyaman
 080203 denyut nadi radial dalam rentang
normal
 080205 tekanan darah sistolik dalam
rentang normal
 080206 tekanan darah diastolic dalam
rentang normal
 184302 tanda dan gejala nyeri dari
pengetahuan terbatas menjadi pengetahuan
banyak
 184303 strategi mengontrol nyeri dari
pengetahuan terbatas menjadi pengetahuan
banyak
 184323 teknik relaksasi yang efektif dari
pengetahuan sedang menjadi pengetahuan
banyak
Ketidakseimbangan nutrisi Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1100. Manajemen Nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh 3x24 jam, pasien akan :
Aktivitas Keperawatan:
berhubungan dengan a. Menunjukkan Status Nutrisi : Asupan
kurangnya nafsu makan Makanan dan Cairan (1008), yang 1. Monitor ada alergi makanan
dibuktikan dengan indicator sebagai berikut 2. Anjurkan pasien untuk makan sedikit tapi
(4-5: sebagian besar adekuat, sepenuhnya sering
adekuat). 3. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
b. Menunjukkan Status Nutrisi (1009) intake protein, karbohidrat dan lemak yang
halaman 553, yang dibuktikan dengan berikan.
indicator sebagai berikut: (4-5 = Sebagian 1160 Monitor Nutrisi
besar adekuat – sepenuhnya adekuat)
Aktivitas Keperawatan:
Kriteria Hasil:
1. Lakukan pengukuran antropometrik pada
a. Adanya peningkatan berat badan sesuai
komposisi tubuh (Indeks massa tubuh)
dengan tujuan
2. Monitor adanya mual dan muntah
b. Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
3. Monitor warna konjungtiva
c. Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
4. Monitor pemeriksaan laboratorium (BUN, Hb,
d. Menunjukkan fungsi-fungsi pengecapan dari
Ht)
menelan
e. Tidak terjadi penurunan berat badan yang
berarti.
Ketidakefektifan pola napas NOC : 3140 Manajemen jalan nafas

1. 0410 Status pernafasan : Kepatenan  Monitor vital sign


jalan napas  Monitor respirasi dan status O2
2. 0403 Status pernafasan Ventilasi  Pertahankan jalan nafas yang paten
3. 0602 Hidrasi  Informasikan pada pasien dan keluarga
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama tentang tehnik relaksasi untuk memperbaiki
3 x 24 jam diharapakan pasien akan menunjukan pola nafas
 Frekuensi pernafasan deviasi berat dari Auskultasi suara nafas, catat adanya suara
kisaran normal menjadi tidak ada deviasi tambahan
dari kisaran normal
 Penggunaan otot bantu pernafasan dari
sangat berat menjadi tidak ada
 Tidak menggunakan alat bantu pernafasan
Intoleransi aktivitas NOC : 0201 Peningkatan Latihan Kekuatan
berhubungan dengan
0001 Daya Tahan  Bantu pengembangan program latihan
kelemahan
kekuatan yang sesuai dengan hambatan
 000101 : melakukan aktivitas rutin dari
musculoskeletal
sangat terganggu menjadi cukup terganggu
 Anjurkan untuk melakukan sesi latihan secara
 000106 : daya tahan otot dari sangat
bergantian
terganggu menjadi cukup terganggu
 Bantu pasien untuk mempraktekkan gerakan
 000118 : kelelahan dari cukup berat
yang telah diajarkan
menjadi ringan
0224 Terapi Latihan Pergerakan Sendi
0300 Perawatan Diri
 Dukung ambulasi jika memungkinkan
 030012 : memposisikan diri dari banyak
 Bantu untuk melakukan pergerakan sendi
terganggu menjadi sedikit terganggu
 Ajarkan pasien / keluarga cara latihan ROM
 030004 : Mandi dari banyak terganggu
 Bantu pasien untuk membuat jadwal latihan
menjadi sedikit terganggu ROM
 030003 : ketoilet dari banyak terganggu 1805 Bantu Perawatan Diri ADL
menjadi tidak terganggu
 Bantu pasien untuk mentapkan rutinitas
 030008 : berjalan dari banyak terganggu
 Dekatkan alat alat yang diperlukan untuk
menjadi sedikit terganggu
keamanan
 Dekatkan alat alat untuk aktivitas fisik
Ansietas keluarga Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Anxiety Reduction (penurunan kecemasan)
berhubungan perubahan 3x24 jam, pasien diharapkan :
Aktivitas Keperawatan :
status kesehatan anak
NOC
1. Gunakan pendekatan yang menenangkan
a. Menunjukkan Anxiety self-control, yang 2. Jelaskan semua prosedur dan apa yang
dibuktikan dengan indicator sebagai berikut dirasakan selama prosedur
(4-5: sedikit terganggu, tidak terganggu). 3. Identifikasi tingkat kecemasan
b. Menunjukkan Anxiety level, yang 4. Bantu pasien mengenal situasi yang
dibuktikan dengan indicator sebagai berikut menimbulkan kecemasan
(4-5: sedikit terganggu, tidak terganggu). 5. Instruksikan pasien menggunakan teknik
c. Menujukkan Coping, yang dibuktikan relaksasi
dengan indicator sebagai berikut (4-5: sedikit Berikan obat untuk mengurangi kecemasan
terganggu, tidak terganggu).
Kriteria Hasil :

a. Pasien mampu mengidentifikasi dan


mengungkapkan gejala cemas.
b. Mengidentifikasi, mengungkapkan dan
menunjukkan tehnik untuk mengontol
cemas.
c. Vital sign dalam batas normal.
d. Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh
dan tingkat aktivfitas menunjukkan
berkurangnya kecemasan.

Risiko infeksi dengan faktor Outcomes : Kontrol Infeksi (65400)


risiko prosedur invasive
Kontrol Risiko (1902) 1. Bersihkan lingkungan dengan baik setelah
digunakan untuk setiap klien
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3
2. Ganti peralatan perawatan per pasien sesuai
x 7 jam diharapkan Klien :
protokol institusi
1. 190220 Mengidentifikasi factor risiko 3. Batasi jumlah pengunjung
2. 190202 Memonitor faktor risiko di
Lingkungan

3. 190207 Menjalankan strategi kontrol risiko


yang sudah diterapkan
Daftar Pustaka

Cecily, dkk. 2002. Buku Saku Keperawatan Pediatri Edisi 3. Jakarta: EGC.
De Jong,Wim. 2005. Kanker, Apakah itu? Pengobatan, Harapan Hidup, dan
Dukungan Keluarga. Jakarta: ARCAN.
Japaries, Willie. 2008. Buku Ajar Onkologi Klinis Edisi 2. Jakarta: FKUI.
Maris, Jhon. 2010. Recent Advances in Neuroblastoma. Disitasi
dari http://www.nejm.org/ pada 5 November 2010.
Nelson. 2000. Ilmu Kesehatan Anak Edisi 15 Jilid 3. Jakarta: EGC.
Suriadi dan Yulianni, Rita. 2006. Asuhan Keperawatan pada Anak. Jakarta:
CV.Sagung Seto.
Thomas,R. 1994. Atlas bantu Pedriatri. Jakarta: Hipokrates.
Wilkinson,Judith M. 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta: EGC
Engky.http://usfinitengky.blogspot.com/2011/12/vbehaviorurldefaultvmlo03.html.
Diunduh pada tanggal 4 Mei 2014.
Pathway

Faktor keturunan Bumil terpapar hidantion, etanol


(kromosom no 1
abnormal)

neuroblastoma

kelenjar adrenal Leher & sumsum tulang


Retroperitoneal Mediastinal

Produksi hormon
kel. Adrenal
Menekan organ dalam Massa menekan Eritrosit,
terganggu
abdomen mediastinal leukosit,
trombosit

epinefrin Batuk, sulit bernafas,


Pelebaran vena Nyeri sulit menelan Anemia, mudah
dinding abdomen abdomen memar, imun
kurang
TD, HR
Ekspansi dada
edema Nyeri akut Resiko injuri &
resiko infeksi
Reaksi stress Pola nafas
tidak efektif
Mual, muntah, Menekan
anoreksia corda spinalis
Ansietas &
anoreksia

Kelemahan tungkai
Ketidakseimbangan nutrisi : Intoleransi
& lengan
kurang dari kebutuhan aktivitas

Você também pode gostar