Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
GIZI BURUK
Pembimbing :
dr. Erman, Sp.A
Disusun Oleh :
Abdul Kadir
61115098
1
KATA PENGANTAR
Laporan kasus ini juga merupakan tugas penulis sebagai mahasiswa koass
dalam menjalani kepaniteraan klinik senior pada bagian ilmu kesehatan anak di
Rumah Sakit Embung Fatimah kota Batam.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada dr. Erman
Sp.A selaku pembimbing dalam penulisan laporan kasus ini dan penulis juga
berterimakasih yang sebesar - besarnya kepada orang tua yang telah membimbing
serta membantu penulis selama ini, serta kepada teman-teman yang telah membantu
selama ini.
2
STATUS PASIEN
A. IDENTITAS PASIEN
3
B. ANAMNESIS
1. Alloanamnesis diberikan oleh : Ibu dan Ayah Pasien
2. Keluhan Utama : Demam 3 hari
3. Riwayat Penyakit sekarang
Seorang bayi perempuan by.DF, umur 1,5 bulan,datang ke UGD
RSUD Embung Fatimah Kota Batam pada tanggal 1 April 2017 dengan
keluhan utama demam 3 hari sebelum masuk rumah sakit, demam dirasakan
malam hari, dan turun di siang hari. Tidak mau minum sejak 2 hari yang lalu.
Di sertai dengan mencret sejak 3 hari dengan durasi lebih dari 5 kali
konsistensinya air dan disertai sedikit ampas, berlendir dan berbau. Batuk
kering tanpa disertai dengan dahak dan pilek 3 hari secret berwarna putih
kehijauan. Bayi tampak sesak, dan lemas. BB saat lahir 2500, BB sekarang
2100.
4. Penyakit Keluarga
Riwayat Kehamilan/Kelahiran:
4
Kehamilan Morbiditas kehamilan Normal
6. Riwayat Makanan :
Sejak lahir hingga usia 1,5 bulan penderita hanya mendapat ASI dan
PASI.
Riwayat Imunisasi:
BCG : (+)
DPT : (+)
Hepatitis : (+)
Polio : (+)
5
Sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan bayi, bayi sudah mulai bias
tuanya. Ibu pasien biasanya menggunakan air pam untuk memasak dan
1. Keadaan Umum
Kesan : Tampak lemah, sakit sedangkurus, rewel,
Kesadaran : compos mentis, aktif
2. Tanda-tanda Vital
Nadi : 150 x / menit
Suhu tubuh : 39,0º C
Pernapasan : 40x/ menit
3. Status Antropometri
Umur : 1,5 bulan
Berat badan : 2100 g
Tinggi Badan : 48 cm
4. Status generalis
Kepala
Kepala : Normocephali, UUB cekung.
Rambut : Hitam, tidak mudah dicabut.
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-), cekung (+/+),
Hidung : Pernafasan Cuping Hidung (-/-), secret (-/-), deviasi septum
(-), epistaksis (-)
6
Mulut : Bibir kering (+), stomatitis (-) Lidah kotor (-),gusi
berdarah (-)
Leher
Kaku kuduk (-) Pembesaran Kelenjar (-), Nyeri Tekan (-).
Dada
Dinding dada / paru- paru
Inspeksi : Simetris dextra-sinistra, Bentuk dan pergerakan
simetris dextra=sinistra , retraksi(-)
Palpasi : Vocal Fremitus (tidak dilakukan pemeriksaan)
Perkusi : Sonor pada semua lapang paru
Auskultasi :Suara nafas vesikular (+), Ronchi (-/-),wheezing (-/-)
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS 5 linea midclavicularis
sinistra
Perkusi : Batas jantung dalam batasan normal
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II normal reguler, murmur (-),
gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : Cembung(+), Perut kembung (-), Hernia umbilical (-),
Palpasi : Massa tumor (-), Nyeri Tekan (-), Soepel (+)
Hepatomegali (-) dan Splenomegali (-).
Turgor melambat (+)
Perkusi : Timpani, Asites (-), Distensi (+)
7
Auskultasi : Bising usus (+)
Ekstremitas : Akral hangat, tidak ada edema, CRT <2 detik,
D. Pemeriksaan Penunjang
Hematologi tanggal 1 April 2017
E. DIGANOSIS KERJA
Observasi febris, Dehidrasi
F. DIAGNOSIS BANDING
Dehidrasi sedang – berat
Sepsis
G. PENATALAKSAAN AWAL
O2 Sungkup 5 L
IUFD Ranger Laktat
IUFD DS10% 200 CC / 24 Jam
8
Injeksi Cefotaxim 2x100 mg
Injeksi Rantidine 2 x 4 mg
P.o paracetamol drop 4 x 30 m
H. RENCANA KERJA
Cek DL
GDS
Feses
Elektrolit
CRP
Urine lengkap
SGOT & SGPT
I. FOLLOW UP
pilek sejak 3 hari yang lalu, mencret 3 hari dengan durasi lebih dari 5 kali.
Kesadaran kompos mentis. Tidak terdapat mual dan muntah. BAB (+), BAK
(+). Berat badan pasien 2100 kg. Tanda-tanda vital HR: 121 x/menit, RR 39
Kesadaran kompos mentis. Tidak terdapat mual dan muntah. BAB (+), BAK
(+). Berat badan pasien 2100 kg. Tanda-tanda vital HR: 120 x/menit, RR 40
9
IVFD DS 10% NS200cc/24jam
Injeksi Meropenem 3x50 mg
Injeksi Ranitidine 2x4 mg
Po : paracetamol drop 4x30
Program: Observasi
Cek GDS dan Elektrolit
berkurang, Lemas (+). Kesadaran kompos mentis. Tidak terdapat mual dan
muntah. BAB (+), BAK (+). Berat badan pasien 2100 kg. Tanda-tanda vital
mencoba oral.
Terapi : O2 Nasal Canule 5LPM
KCL 4 cc 24 jam
NaCl 3%
10
Eritrosit 4,0 juta/ul 3,8-6,1
Trombosit 486 ribu/ul 150.000-450.000
MCV 76 Fl 80,0-97,4
MCH 27 Pg 26,5-33,9
MCHC 35 g/dl 31,5-35,4
Limfosit 15 % 17-48
Monosit 4 % 4-10
Glukosa Sewaktu 107 mg/dl <200
Natrium 128 Mmol/L 136-145
Kalium 2,5 Mmol/L 3,5-5,1
Clorida 103 Mmol/L 98-107
sehingga sulit tidur.. BAB (+), BAK (+) dalam keadaan normal. Berat badan
pasien 2100 kg. Tanda-tanda vital HR: 132 x/menit, RR 56 x/menit, T 37,1 oC.
KCL 4 cc 24 jam
NaCl 3%
11
Keadaan umum pasien anak sangat rewel dan menangis terus
sehingga sulit tidur. Sudah mau menghisap kompeng dan puting susu dan
sudah kencang. BAB (+), BAK (+) dalam keadaan normal. Berat badan pasien
2100 kg. Tanda-tanda vital HR: 138 x/menit, RR 52 x/menit, T 36,4 oC. Diet
ASI/Formula 8 x 25cc.
Terapi : O2 Nasal Canule 5LPM
KCL 4 cc 24 jam
NaCl 3%
sehingga sulit tidur. Perut kembung (+), BAB (+) kuning dan lembek, BAK
(+). Berat badan pasien 2100 kg. Tanda-tanda vital HR: 142 x/menit, RR 52
Program : Observasi
12
Hasil Satuan Nilai Rujukan
Natrium 132 Mmol/L 136-145
Kalium 4,8 Mmol/L 3,5-5,1
Clorida 101 Mmol/L 98-107
Keadaan umum pasien anak tidak rewel dan menangis, sudah mau
minum. Perut kembung (+), BAB (+) kuning dan lembek, BAK (+). Berat
badan pasien 2100 kg. Tanda-tanda vital HR: 132 x/menit, RR 48 x/menit, T
Program : Observasi
mentis. Tidak terdapat mual dan muntah. BAB (+), BAK (+) dalam keadaan
normal. Berat badan pasien 2100 kg. Tanda-tanda vital HR: 120 x/menit, RR
13
Terapi : : IVFD D5 ¼ NS 240cc per 24 jam
Program : Observasi
Kesadaran kompos mentis. Tidak terdapat mual dan muntah. BAB (+), BAK
(+) dalam keadaan normal. Berat badan pasien 2100 kg. Tanda-tanda vital
Program : Observasi
Kesadaran kompos mentis. Tidak terdapat mual dan muntah. BAB (+), BAK
(+) dalam keadaan normal. Berat badan pasien 2100 kg. Tanda-tanda vital
14
Injeksi Ranitidine 2x4 mg
Po : paracetamol drop 4x30
Program : Observasi
Kesadaran kompos mentis. Tidak terdapat mual dan muntah. BAB (+), BAK
(+) dalam keadaan normal. Berat badan pasien 2100 kg. Tanda-tanda vital
Program : BLPL
Paracetamol 4 x 0,3 ml
Ferum 1 x 0,6 ml
J. PROGNOSIS
- Ad vitam : Dubia
- Ad Functionam : Dubia
- Ad Sanationam : Ad Malam
K. RESUME
Pada allo anamnesis terhadap ibu pasien laki-laki umur 1,5 bulan, datang ke
UGD RSUD Embung Fatimah Kota Batam tanggal 1 April 2017 dengan keluhan
15
utama demam 3 hari sebelum masuk rumah sakit, demam dirasakan naik turun. Tidak
mau minum sejak 2 hari yang lalu. Di sertai dengan mencret sejak 3 hari dengan
durasi lebih dari 5 kali. Batuk dan pilek 3 hari. Bayi tampak sesak, kurus dan lemas.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan tampak kurus, rewel dan lemas. Kesadaran
: compos mentis, berat badan lahir : 2500 kg, berat badan sekarang : 2100 kg. tanda-
tanda vital suhu tubuh : 36,5ᵒC, nadi : 150 x/menit, pernafasan : 48x/menit. Pada
mudah dicabut. Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), cekung (+/+).
Hidung : Pernafasan Cuping, Hidung (-/-), secret (-/-), deviasi septum (-), epistaksis
(-). Mulut : Bibir kering (+), stomatitis (-). Lidah : Kotor (-), hiperemis (-).Abdomen,
turgor melambat (+) perut cembung (+) pada palpasi tidak didapatkan pembesaran
hepar dan lien, nyeri tekan (-), Hernia umbilikalis (-). Ekstremitas: akral hangat, tidak
Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik darah didapatkan Hb 11,6 gr/dl, Lekosit
44,700 /ul, Hematokrit 33 %, Eritrosit 4,0 juta/ul, Trombosit 590 ribu/ul, GDS 80
mg/dl. Selama perawatan penderita mendapat asupan nutrisi yang dinaikan secara
bertahap, dan antibiotik. Toleransi penderita terhadap asupan nutrisi serta pengobatan
yang dilakukan cukup baik dan terdapat perbaikan yang ditandai dengan sudah tidak
L. DISKUSI
demam sejak 3 hari yang lalu di sertai dengan mencret 3 kali durasi lebih dari 5 kali
16
serta turgor sejalan dengan teori bahwa kurang energi dan protein dalam tubuh dapat
menyebabkan energi menurun sehingga cadangan protein otot terpakai secara terus
yang berbeda dengan protein jaringan menjadikan salah satu jenis asam amino rendah
konsentrasinya lalu asam amino tidak berguna bagi sel dan tubuh mengalami
kehilangan energi secara terus menerus sehingga otot-otot melemah dan menciut lalu
perubahan biokimia dalam tubuh sehingga terjadi gangguan absorbsi dan trasnportasi
zat-zat gizi menyebabkan pengambilan energi selain dari protein dari otot juga maka
Selain itu di pada hasil laboratorium didapatkan Lekosit 44,700 /ul yang
memungkinkan terjadinya infeksi karena jika penurunan jumlah protein dalam tubuh
dalam hepar rendah dan ini kan bisa menyebabkan gangguan pembentukan lemak
atau lipoprotein dari hati sehingga terjadi penurunan detoksifikasi hati dan
17
TINJAUAN PUSTAKA
1. DEFINISI
Menurut WHO adalah terdapatnya edema pada kedua kaki atau adanya severe wasting (BB/TB < 70% atau < -3 SD), atau
Klinis Antropometri
Gizi Buruk Tampak sangat kurus dan atau edema pada < -3 SD **)
kedua punggung kaki sampai seluruh tubuh
Gizi Kurang Tampak Kurus -3 SD - < -2 SD
Gizi Baik Tampak Sehat -2 SD -2 SD
Gizi Lebih Tampak Gemuk >2 SD
2. KLASIFIKASI DAN KLINIS 1,2,3,4
18
Pada umumnya pengukuran dilakukan dengan menggunakan metode Z–
Score, anak dengan Z – Score stunning, wasting, underweight<-2 SD.Sedangkan
anak yang memiliki Z-Score -3 SD termasuk malnutrisi berat.5
3. PREVALENSI 6
19
Dimulai dengan perubahan yang paling ringan sampai berat, dimulai
hanya dengan kekurangan cadangan zat gizi (belum ada perubahan biokemik
dan fisiologi), kelainan gizi potensial (sudah ada perubahan biokemik dan
fisiologi), kelainan gizi laten (gejala, dan tanda klinis masih terbatas dan
belum khas) sampai terjadi kelainan gizi klinik (gejala, dan tanda klinis khas
dan jelas).7
5. DIAGNOSIS
- Lama dan frekuensi diare dan muntah serta tampilan dari bahan muntah dan
- Diare (encer/darah/lendir)
- Kapan terakhir berkemih
- Sejak kapan tangan dan kaki teraba dingin.
Bila didapatkan hal tersebut di atas, sangat mungkin anak mengalami
dehidrasi dan/atau syok, serta harus diatasi segera.1,2,3
20
Anamnesis lanjutan
Untuk mencari penyebab dan rencana tatalaksana selanjutnya, dilakukan
setelah kedaruratan ditangani:
- Diet (pola makan)/kebiasaan makan sebelum sakit
- Riwayat pemberian ASI
- Asupan makanan dan minuman yang dikonsumsi beberapa hari terakhir
- Hilangnya nafsu makan
- Kontak dengan pasien campak atau tuberkulosis paru
- Pernah sakit campak dalam 3 bulan terakhir
- Batuk kronik
- Kejadian dan penyebab kematian saudara kandung
- Berat badan lahir
- Riwayat tumbuh kembang: duduk, berdiri, bicara dan lain-lain
- Riwayat imunisasi
- Apakah ditimbang setiap bulan
- Lingkungan keluarga (untuk memahami latar belakang sosial anak)
- Diketahui atau tersangka infeksi HIV.1,2,3
Pemeriksaan fisis
- Apakah anak tampak sangat kurus, adakah edema pada kedua
punggung kaki. Tentukan status gizi dengan menggunakan BB/TB-PB
- Tanda dehidrasi: tampak haus, mata cekung, turgor buruk (hati-hati
menentukan status dehidrasi pada gizi buruk).
- Adakah tanda syok (tangan dingin, capillary refill time yang lambat,
nadi lemah dan cepat), kesadaran menurun.
- Demam (suhu aksilar ≥ 37.5° C) atau hipotermi (suhu aksilar <
35.5°C).
- Frekuensi dan tipe pernapasan: pneumonia atau gagal jantung
- Sangat pucat
- Pembesaran hati dan ikterus
- Adakah perut kembung,
- Bising usus melemah/meninggi,
- Tanda asites, atau adanya suara seperti pukulan pada permukaan air
(abdominal splash)1,2,3
21
secara bertahap, oleh karenanya harus di rawat inap di rumah sakit. Secara
garis besar penanganannya adalah sebagai berikut : 7
- Pada tahap awal harus diberikan cairan intra vena, selanjutnya dengan
parenteral dengan bertahap, dan pada tahap akhir dengan diet tinggi
kalori dan tinggi protein
1. Hipoglikemia1
22
Semua anak dengan gizi buruk berisiko hipoglikemia (kadar
gula darah < 3 mmol/L atau < 54 mg/dl) sehingga setiap anak gizi
buruk harus diberi makan atau larutan glukosa/gula pasir 10% segera
setelah masuk rumah sakit (lihat bawah). Pemberian makan yang
sering sangat penting dilakukan pada anak gizi buruk.
Jika fasilitas setempat tidak memungkinkan untuk memeriksa
kadar guladarah, maka semua anak gizi buruk harus dianggap
menderita hipoglikemiadan segera ditangani sesuai panduan.
Tatalaksana
- Segera beri F-75 pertama atau modifikasinya bila
penyediaannyamemungkinkan.
- Bila F-75 pertama tidak dapat disediakan dengan cepat, berikan
50 ml. larutan glukosa atau gula 10% (1 sendok teh munjung
gula dalam 50 mlair) secara oral atau melalui NGT.
- Lanjutkan pemberian F-75 setiap 2–3 jam, siang dan malam
selamaminimal dua hari.
- Bila masih mendapat ASI teruskan pemberian ASI di luar
jadwalpemberian F-75.
- Jika anak tidak sadar (letargis), berikan larutan glukosa 10%
secaraintravena (bolus) sebanyak 5 ml/kg BB, atau larutan
glukosa/larutangula pasir 50 ml dengan NGT.
- Beri antibiotik.
Pemantauan
- Jika kadar gula darah awal rendah, ulangi pengukuran kadar
gula darahsetelah 30 menit.
- Jika kadar gula darah di bawah 3 mmol/L (< 54 mg/dl), ulangi
pemberianlarutan glukosa atau gula 10%.
23
pengukuran kadar guladarah dan tangani sesuai keadaan
(hipotermia dan hipoglikemia).
2. Hipotermia
Diagnosis: Suhu aksilar <35°C.
Tatalaksana
- Segera beri makan F-75 (jika perlu, lakukan rehidrasi lebih
dulu).
- Pastikan bahwa anak berpakaian (termasuk kepalanya). Tutup
denganselimut hangat dan letakkan pemanas (tidak mengarah
langsung kepadaanak) atau lampu di dekatnya, atau letakkan
anak langsung pada dadaatau perut ibunya (dari kulit ke kulit:
metode kanguru). Bila menggunakan lampu listrik, letakkan
lampu pijar 40 W dengan jarak 50 cm dari tubuh anak.
- Beri antibiotik sesuai pedoman.
Pemantauan
- Ukur suhu aksilar anak setiap 2 jam sampai suhu
meningkatmenjadi36.5° C atau lebih. Jika digunakan pemanas,
ukur suhu tiap setengah jam.Hentikan pemanasan bila suhu
mencapai 36.5° C.
- Pastikan bahwa anak selalu tertutup pakaian atau selimut,
terutama padamalam hari
- Periksa kadar gula darah bila ditemukan hipotermia
Pencegahan
- Letakkan tempat tidur di area yang hangat, di bagian bangsal
yang bebasangin dan pastikan anak selalu tertutup
pakaian/selimut
- Ganti pakaian dan seprai yang basah, jaga agar anak dan
tempat tidurtetap Kering
24
- Hindarkan anak dari suasana dingin (misalnya: sewaktu
dansetelah mandi,atau selama pemeriksaan medis)
- Biarkan anak tidur dengan dipeluk orang tuanya agar tetap
hangat, terutama di malam hari
- Beri makan F-75 atau modifikasinya setiap 2 jam, mulai
sesegera mungkin,sepanjang hari, siang danmalam.
3. Dehidrasi
Diagnosis
Cenderung terjadi diagnosis berlebihan dari dehidrasi dan
estimasi yangberlebihan mengenai derajat keparahannya pada anak
dengan gizi buruk.Hal ini disebabkan oleh sulitnya menentukan status
dehidrasi secara tepatpada anak dengan gizi buruk, hanya dengan
menggunakan gejala klinissaja. Anak gizi buruk dengan diare cair, bila
gejala dehidrasi tidak jelas,anggap dehidrasi ringan.
Tatalaksana
- Jangan gunakan infus untuk rehidrasi, kecuali pada kasus
dehidrasi beratdengan syok.
- Beri ReSoMal, secara oral atau melalui NGT, lakukan lebih
lambatDibandingjika melakukan rehidrasi pada anak dengan
gizi baik.
- beri 5 ml/kgBB setiap 30 menit untuk 2 jam pertama
- setelah 2 jam, berikan ReSoMal 5–10 ml/kgBB/jam berselang-
seling dengan F-75 dengan jumlah yang sama, setiap jam
selama 10 jam. Jumlah yang pasti tergantung seberapa banyak
anak mau, volume tinjayang keluar dan apakah anak muntah.
- Selanjutnya berikan F-75 secara teratur setiap 2 jam.
- Jika masih diare, beri ReSoMal setiap kali diare. Untuk usia <
1 th: 50-100ml setiap buang air besar, usia ≥ 1 th: 100-200 ml
setiap buang air besar.
25
Oleh karena larutan pengganti tidak mengandung Mg, Zn, dan
Cu, makadapat diberikan makanan yang merupakan sumber mineral
tersebut.Dapatpula diberikan MgSO4 40% IM 1 x/hari dengan dosis
0.3 ml/kg BB,maksimum 2 ml/hari.
26
Pemantauan
27
Pantau kemajuan proses rehidrasi dan perbaikan keadaan klinis
setiap setengah jam selama 2 jam pertama, kemudian tiap jam
sampai 10 jam berikutnya. Waspada terhadap gejala kelebihan
cairan, yang sangat berbahaya dan bisa mengakibatkan gagal
jantung dan kematian.
Periksalah:
• frekuensi napas
• frekuensi nadi
• frekuensi miksi dan jumlah produksi urin
• frekuensi buang air besar dan muntah
Tatalaksana
28
Untuk mengatasi gangguan elektrolit diberikan Kalium dan
Magnesium,yang sudah terkandung di dalam larutan Mineral-Mix
yang ditambahkan kedalam F-75, F-100 atau ReSoMal. Gunakan
larutan ReSoMal untuk rehidrasiSiapkan makanan tanpa
menambahkan garam (NaCl).
5. Infeksi
Pada gizi buruk, gejala infeksi yang biasa ditemukan seperti
demam,seringkali tidak ada, padahal infeksi ganda merupakan hal
yang sering terjadi.Oleh karena itu, anggaplah semua anak dengan gizi
buruk mengalami infeksisaat mereka datang ke rumah sakit dan segera
tangani dengan antibiotik.Hipoglikemia dan hipotermia merupakan
tanda infeksi berat.
Tatalaksana
Berikan pada semua anak dengan gizi buruk:
- Antibiotik spektrum luas
- Vaksin campak jika anak berumur ≥ 6 bulan dan belum
pernahmendapatkannya,atau jika anak berumur > 9 bulan dan sudah
pernahdiberi vaksinsebelum berumur 9 bulan. Tunda imunisasi jika
anaksyok.
- Jika tidak ada komplikasi atau tidak ada infeksi nyata, beri
Kotrimoksazolper oral (25 mg SMZ + 5 mg TMP/kgBB setiap
12 jam selama 5 hari
- Jika ada komplikasi (hipoglikemia, hipotermia, atau anak
terlihatLetargisatau tampak sakit berat), atau jelas ada infeksi, beri:
Ampisilin (50 mg/kgBB IM/IV setiap 6 jam selama 2 hari),
dilanjutkan dengan Amoksisilin oral (15 mg/kgBB setiap 8
jam selama 5 hari) ATAU, jika tidak tersedia amoksisilin,
beri Ampisilin per oral (50 mg/kgBB setiap 6 jam selama 5
29
hari) sehingga total selama 7 hari, DITAMBAH: Gentamisin
(7.5 mg/kgBB/hari IM/IV) setiap hari selama 7 hari.
Pemantauan
30
Jika terdapat anoreksia setelah pemberian antibiotik di atas,
lanjutkanpengobatan sampai seluruhnya 10 hari penuh.Jika nafsu
makan belummembaik, lakukan penilaian ulang menyeluruh pada
anak.
Tatalaksana
- Multivitamin
- Asam folat (5 mg pada hari 1, dan selanjutnya 1
mg/hari)
- Seng (2 mg Zn elemental/kgBB/hari)
- Tembaga (0.3 mg Cu/kgBB/hari)
- Ferosulfat 3 mg/kgBB/hari setelah berat badan naik
(mulai fase rehabilitasi). Vitamin A: diberikan secara
oral pada hari ke 1
31
Tatalaksana
Sifat utama yang menonjol dari pemberian makan awal adalah:
• Makanan dalam jumlah sedikit tetapi sering dan rendah
osmolaritasmaupun rendah laktosa
• Berikan secara oral atau melalui NGT, hindari
penggunaan parenteral
• Energi: 100 kkal/kgBB/hari
• Protein: 1-1.5 g/kgBB/hari
• Cairan: 130 ml/kgBB/hari (bila ada edema berat beri
100ml/kgBB/hari)
Pada anak dengan nafsu makan baik dan tanpa edema, jadwal
di atas dapatdipercepat menjadi 2-3 hari.Formula awal F-75 sesuai
resep (halaman 209) dan jadwal makan dibuat untuk mencukupi
kebutuhan zat gizi pada fase stabilisasi.Pada F-75 yang berbahan
serealia, sebagian gula diganti dengan tepungberas atau maizena
sehingga lebih menguntungkan karena mempunyaiosmolaritas yang
lebih rendah, tetapi perlu dimasak dulu. Formula ini baikbagi anak gizi
buruk dengan diare persisten.Terdapat 2 macam tabel petunjuk
32
pemberian F-75 yaitu untuk gizi buruktanpa edema dan dengan edema
berat (+++).
8. Tumbuh kejar
Tanda yang menunjukkan bahwa anak telah mencapai fase ini
adalah:
- Kembalinya nafsu makan
- Edema minimal atau hilang.
Tatalaksana
Lakukan transisi secara bertahap dari formula awal (F-75) ke
formulatumbuh-kejar (F-100) (fase transisi):Ganti F 75 dengan F 100.
Beri F-100 sejumlah yang sama dengan F-75selama 2 hari
berturutan.Selanjutnya naikkan jumlah F-100 sebanyak 10 ml setiap
kali pemberiansampai anak tidak mampu menghabiskan atau tersisa
sedikit.Biasanyahal ini terjadi ketika pemberian formula mencapai 200
ml/kgBB/hari.Dapat pula digunakan bubur atau makanan pendamping
ASI yangdimodifikasi sehingga kandungan energi dan proteinnya
sebandingdengan F-100.
Setelah transisi bertahap, beri anak:
- Pemberian makan yang sering dengan jumlah tidak
terbatas (sesuai kemampuan anak)
- Energi: 150-220 kkal/kgBB/hari
- Protein: 4-6 g/kgBB/hari.
Bila anak masih mendapat ASI, lanjutkan pemberian ASI tetapi
pastikan anaksudah mendapat F-100 sesuai kebutuhan karena ASI tidak
mengandungcukup energi untuk menunjang tumbuh-kejar. Makanan-
terapeutik-siap-saji(ready to use therapeutic food = RUTF) yang mengandung
energi sebanyak500 kkal/sachet 92 g dapat digunakan pada fase rehabilitasi.
33
9. Stimulasi sensorik dan emosional
Lakukan:
- Ungkapan kasih sayang
- Lingkungan yang ceria
- Terapi bermain terstruktur selama 15–30 menit per hari
- Aktivitas fisik segera setelah anak cukup sehat
- Keterlibatan ibu sesering mungkin (misalnya
menghibur, memberi makan, memandikan, bermain)
34
10. Malnutrisi pada bayi < 6 bulan
Malnutrisi pada bayi < 6 bulan lebih jarang dibanding pada
anak yanglebih tua.Kemungkinan penyebab organik atau gagal
tumbuh harus dipertimbangkan,sehingga dapat diberikan penanganan
yang sesuai.Jika ternyatatermasuk gizi buruk, prinsip dasar tatalaksana
gizi buruk dapat diterapkanpada kelompok umur ini.Walaupun
demikian, bayi muda ini kurang mampumengekskresikan garam dan
urea melalui urin, terutama pada cuaca panas.Oleh karena itu pada fase
stabilisasi, urutan pilihan diet adalah:
• ASI (jika tersedia dalam jumlah cukup)
• Susu formula bayi (starting formula)
Pada fase rehabilitasi, dapat digunakan F-100 yang diencerkan
(tambahan airpada formula menjadi 1500 ml, bukan 1000 ml).
Pencegahan
Beri makanan awal (F-75) setiap 2 jam, mulai sesegera mungkin atau
jika perlu, lakukan rehidrasilebih dulu. Pemberian makan harus teratur setiap
2-3 jam siang malam.
- Mempertahankan status gizi anak yang sudah baik tetap baik dengan
menggiatkan kegiatan surveilance gizi di institusi kesehatan terdepan
(Puskesmas, Puskesmas Pembantu).
35
- Mengurangi resiko untuk mendapat penyakit, mengkoreksi konsumsi
pangan bila ada yang kurang, penyuluhan pemberian makanan
pendamping ASI.
lain).6
DAFTAR PUSTAKA
36
3. Petunjuk Teknis Tatalaksana Anak Gizi Buruk Buku II.Departement Kesehatan
RI. 2011
4. Anonym. Kurang Energi Protein. Acceced on
http://mabanget.wordpress.com/2010/05/24/referat-kurang-energi-protein
37