Você está na página 1de 4

Ada komponen-komponen dalam komunikasi antara lain :

Pengirim(Sender=Sumber) adalah seseorang yang mempunyai kebutuhan atau


informasi serta mempunyai kepentingan mengkomunikasikan kepada orang lain.
Pengkodean (Encoding) adalah pengirim mengkodean informasi yang akan
disampaikan ke dalam symbol atau isyarat.
Pesan (Massage), pesan dapat dalam segala bentuk biasanya dapat dirasakan atau
dimengerti satu atau lebih dari indra penerima.
Saluran (Chanel) adalah cara mentrasmisikan pesan, misal kertas untuk surat,
udara untuk kata-kata yang diucapkan.
Penerima (Recaiver) adalah orang yang menafsirkan pesan penerima, jika pesan
tidak disampaikan kepada penerima maka komunikasi tidak akan terjadi.
Penafsiran kode (Decoding) adalah proses dimana penerima menafsirkan pesan
dan menterjemahkan menjadi informasi yang berarti baginya. Jika semakin tepat
penafsiran penerima terhadap pesan yang dimaksudkan oleh penerima, Maka
semakin efektif komunikasi yang terjadi.
Umpan balik (Feedback) adalah pembalikan dari proses komunikasi dimana reaksi
kominikasi pengirim dinyatakan

KOMUNIKASI YANG EFEKTIF


Komunikasi efektif yaitu komunikasi yang mampu menghasilkan
perubahan sikap (attitude change) pada orang lain yang bisa terlihat dalam proses
komunikasi.

Tujuan dari Komunikasi Efektif sebenarnya adalah memberi kan kemudahan dalam
memahami pesan yang disampaikan antara pemberi informasi dan penerima
informasi sehingga bahasa yang digunakan oleh pemberi informsi lebih jelas dan
lengkap, serta dapat dimengerti dan dipahami dengan baik oleh penerima
informasi, atau komunikan.
tujuan lain dari Komunikasi Efektif adalah agar pengiriman informasi dan umpan
balik atau feed back dapat seimbang sehingga tidak terjadi monoton. Selain itu
komunikasi efektif dapat melatih penggunaan bahasa nonverbal secara baik.
Menurut Mc. Crosky Larson dan Knapp mengatakan bahwa komunikasi yang
efektif dapat dicapai dengan mengusahakan ketepatan (accuracy) yang paling
tinggi derajatnya antara komunikator dan komunikan dalam setiap komunikasi.
Komunikasi yang lebih efektif terjadi apabila komunikator dan komunikan terdapat
persamaan dalam pengertian, sikap dan bahasa.

caranya? Simak cara komunikasi efektif dengan pasien di bawah ini ya.

1. Memberikan pengertian bahwa pertanyaan yang diajukan adalah untuk diagnosis yang
tepat
Agar bisa memberikan rencana pengobatan yang tepat, maka diperlukan informasi klinis dari
pasien. Akan tetapi, hal ini bisa memicu rasa khawatir kalau-kalau informasi yang diberikan bisa
disalahgunakan. Oleh karena itulah, dokter atau tenaga medis harus memberikan pengertian
bahwa pertanyaan yang diajukan adalah untuk kepentingan pasien.

2. Memberikan informasi mengenai keadaan pasien


Pasien memiliki hak untuk menentukan jenis pengobatan yang akan dilakukan. Oleh karena itu,
dokter atau tenaga medis pun harus memberikan informasi keadaan kesehatan pasien dan pilihan
prosedur pengobatan yang bisa dilakukan. Jangan lupa untuk menggunakan strategi
seperti strategi komunikasi efektif empatik dan santun.

3. Menggunakan bahasa yang sederhana


Tidak semua pasien mengerti kosakata medis atau kosakata lainnya. Oleh karena itulah, dalam
berkomunikasi selama masa sebelum pengobatan diperlukan suatu upaya komunikasi yang
menggunakan bahasa yang sederhana atau sesuai dengan tingkat wawasan pasien. Dengan
demikian pasien bisa mengerti dengan lebih mudah dan cepat. Teknik komunikasi efektif yang
satu ini tidak diragukan lagi efektivitasnya.

4. Tidak menutupi informasi


Selain hal-hal di atas, tenaga medis juga tidak boleh menutupi informasi penting atau khusus
yang sebenarnya dibutuhkan oleh pasien. Dengan cara inilah kita pun bisa memberikan berbagai
macam informasi penting yang dibutuhkan oleh pasien.

Komunikasi Efektif Selama Pengobatan dan Paska Pengobatan


Bagaimana cara cara komunikasi yang efektif dengan pasien selama dan paska pengobatan yang
bisa dilakukan oleh dokter ataupun tenaga medis lainnya. Apa saja cara yang bisa kita lakukan?
Berikut ini adalah beberapa di antaranya.

1. Dialog lembut dan menyenangkan


Pasien yang sedang menjalani prosedur klinik atau pengobatan tertentu berpeluang besar untuk
merasa grogi atau cemas, dan juga merasakan berbagi macam kondisi lain yang buruk untuk
kesehatan jiwa dan fisiknya. Agar dokter bisa memberikan penanganan dengan tepat dan agar
pasien bisa lebih mudah sembuh, maka tenaga medis harus memberikan atau melakukan dialog
dengan lembut dan menyenangkan. Dengan melakukan cara ini, maka fokus pasien terhadap rasa
cemas dan sakit pun akan berubah atau berkurang.

2. Menjelaskan kondisi kesehatan secara utuh


Setelah dilakukan pengobatan, maka pasien harusnya mendapatkan feedback mengenai keadaan
atau kondisi kesehatan yang mereka miliki paska dilakukan pengobatan. Dokter harus
menyampaikan keadaan pasien secara utuh tanpa menutupi atau melupakan khususnya bagian
yang penting dari kondisi kesehatan pasien.

3. Lebih banyak menggambarkan tindakan medis yang perlu dilakukan dan pemantauan
lanjutan
Pasien yang menjalani prosedur pengobatan tertentu bisa saja merasakan kecemasan dan
kekhawatiran akibat pengobatan dan kemungkinan risiko yang akan mereka hadapi. Dokter atau
tenaga medis harus menenangkan dengan cara komunikasi yang baik dan sesuai dengan keadaan
psikis pasien atau dengan kata lain berkomunikasi secara empati. Setelahnya, dokter harus
memberikan informasi-informasi mengenai langkah perawatan dan pemantauan lanjutan
terhadap pasien.

Komunikasi Efektif Secara Umum pada Pasien


Adapun langkah-langkah atau cara-cara umum yang bisa diterapkan dalam berkomunikasi
dengan pasien oleh tenaga medis antara lain adalah sebagai berikut.

1. Mendengarkan dengan utuh


Langkah pertama yang perlu dilakukan dalam berkomunikasi dengan pasien adalah
mendengarkan dengan utuh. Dokter atau tenaga medis harus mampu mendengarkan keluhan dan
ungkapan perasaan yang dimiliki oleh pasien. Sebaiknya ungkapan pasien harus didengarkan
sampai mereka lega dan berikan kesan bahwa kita mendengarkan dan mencoba memahami apa
yang diungkapkan oleh pasien.

2. Menjawab dengan sabar dan pengertian


Komunikasi yang baik adalah komunikasi yang membuat lawan bicaranya bisa merasa nyaman,
khususnya dalam hal ini adalah komunikasi dengan pasien. Oleh karena itu, dokter harus bisa
memberikan jawaban terhadap pertanyaan yang diberikan oleh pasien dengan sabar dan
pengertian. Dengan demikian pasien bisa merasa nyaman dan tenang serta memahami pesan
dokter dengan baik.

3. Penjelasan singkat, jelas dan mudah dimengerti


Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, tidak semua pasien memiliki wawasan yang sama
dengan dokter ataupun tenaga medis lainnya berkaitan dengan kesehatan manusia. Oleh karena
itulah, dokter harus menggunakan penjelasan yang singkat, jelas, dan juga mudah dimengerti.
Ibaratnya kita berusaha untuk menjelaskan suatu hal pada anak kecil atau orang lain yang belum
paham dan tidak memiliki wawasan tentang hal tersebut sebelumnya. Dengan ini kamu juga bisa
menggunakannya sebagai cara mengatasi gap komunikasi.

4. Gunakan bahasa tubuh yang sesuai


Bahasa tubuh adalah salah satu hal yang bisa mempengaruhi persepsi pasien terhadap maksud dari
komunikasi yang dilakukan oleh dokter. Walaupun bahasa yang digunakan baik, akan tetapi dari bahasa
tubuhnya dokter tidak menunjukkan bahasa tubuh yang mendukung, maka bisa jadi maksud yang
sebenarnya dari pesan tersebut justru berlawanan dengan apa yang diinginkan oleh dokter. Oleh karena
itulah, dokter harus menunjukkan bahasa tubuh yang sesuai. Misalnya senyum, intonasi yang sesuai
untuk menunjukkan keramahan, dan berbagai macam bahasa tubuh lain yang mendukung sesuai

Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Berkomunikasi.


Ada beberapa hal pokok yang mana kita selaku komunikator perlu lakukan dan perlu
aplikasikan dalam kehidupan, antara lain :
a. Fokus pada lawan bicara
Fokus dalam berkomunikasi merupakan kunci agar informasi yang disampaikan komunikator
kepada kita berjalan lebih efektif, orang yang cinderung tidak memperhatikan lawan bicaranya
biasanya kehilangan beberapa potong informasi yang disampaikan dan terjadi kesenjangan antara
kedua belah pihak, biasanya pihak yang menyampaikan informasi (komunikator) secara perasaan
akan tersinggung dengan kita dan secara otomatis kesalahan fatal informasi (informasi yang
salah) yang masuk dapat berdampak langsung dengan pengplikasian kita.
b. Fokus pada masalah
Dalam beberapa kasus komunikasi beberapa individu melupakan pokok permasalah yang ingin
dibicarakan hal ini terjadi karena informasi yang seharusnya disampaikan terlalu melenceng dari
yang dibicarakan (basa-basi), perlu adanya penyusunan konsep sebelum berbicara dengan orang
lain, komunikasi ini biasanya disebut dengan komunikasi yang tidak efisien karena informasi
yang dimiliki tidak sesuai dengan apa yang dibicarakan komunikator. Maka dari itu perlu adanya
focus masalah, yaitu tidak mencampur adukkan masalah lain yang tidak memilik kaitan dengan
informasi tersebut.
c. Jangan menimpali pembicaraan.
Komunikan yang baik adalah komunikan yang mau mendengarkan dengan bijaksana perkataan
dari komunikator, menghargai apa yang dikatakannya dan tidak menimpali atau menyela
perkataannya sebelum selesai.

d. Saling menghargai
Biasanya dalam proses ini dua individu (komunikan dan komunikator) perlu saling memahami
satu sama lain dalam model komunikasi dipaparkan dalam konsep field experience yaitu konsep
kesamaan, dimana tingkat efektifitas komunikasi akan terjalin lebih tinggi jika dua individu
memiliki kesamaan yang besar, sebagai contoh seorang collecor barang antik tentu akan lebih
cenggung berkomunikasi dengan seorang pecinta ayam hias dari pada seorang collector lainnya.
Namun meski demikian jika kita dan orang lain tidak memiliki faktpr kesamaan, kita harus tetap
menjaga etika dengan menghargai tiap ucapan orang tersebut dengan menyimak dan
mendengarkan apa yang dikatakannya, dengan demikian rasa pengahargaan akan timbul pula
pada orang yang kita hargai tersebut.

e. Selingi Dengan Humor


Ada kalanya dalam berkomunikasi kita merasa bosan dengan informasi yang disampaikan tentu
ini bukan kesalahan pendengar namun dalam proses penyampaian informasi tersebut kurang
bumbu yang menarik pendengar, dalam hal ini kita perlu menyelinginya dengan candaan atau
gurauan agar para pendengar atau komunikan tidak merasa bosan dengan apa yang kita
sampaikan.

Hal-Hal Yang Perlu Dihindari Dalam Berkomunikasi


Dalam berkomunikasi dengan orang lain ada etika tersendiri yang harus kita pegang, kita
selaku individu perlu menjaga perasaan lawan bicara kita agar mereka tidak tersinggung ataupun
salah paham dengan maksud dan tujuan kita. Adapun point-point berikut ditujukan kepada lawan
bicara yang biasanya baru kita temui, baru kita kenal ataupun kurang akrab dengan orang
tersebut diantaranya :

a. Penggunaan kalimat informal (tidak baku)


Dalam proses transaksi informasi seorang individu termasuk kepada orang yang tidak dikenal
atau belum memiliki kedekatan sama sekali, kita perlu menggunakan kalimat baku atau formal
agar orang lain merasa dihargai.
b. Berbicara sambil melakukan hal lain
Etika sopan santun sangat berlaku pada point ini, orang tentu akan merasa tersinggung saat jika kita
dengan sibuk makan dan dalam saat bersamaan berbicara dengan lawan bicara kita.
c. Terlalu banyak basa-basi
Dalam beberapa kasus, ada beberapa orang yang cinderung lebih menyukai penyampaian langsung
(to the point) sebuah informasi, meski sebagian juga menyukai basa-basi, namun dalam
komunikasi formal kita tidak memerlukan basa-basi kita hanya perlu memaparkan garis
besarnya.
d. Berbicara dengan nada kasar
Berbicara dengan nada kasar tidak perlu penjelasan lebih lanjut, orang tentu tidak akan suka jika
dibentak dan dimaki.
e. Nada memerintah
Dalam hal ini orang cinderung tidak sadar menggunakan kalimat-kalimat memerintah yan seharusnya
kita hindari karena bisa menyinggung lawan bicara sebagai contoah “bapak harus lebih
kompeten dalam mengajar” kalimat tersebut jelas berisi kalimat perintah.
f. Tidak boleh menghakimi
Dalam komunikasi kita tidak boleh mengajukan kalimat yang menghakimi seprti “bapak pasti
korupsi.!” atau “tentu bapak telah melakukan hal yang keji..” dan sebagainya
g. Manage intonasi
Perlu adanya control dengan nada suara kita, tidak boleh terlalu tinggi (akan terkesan membentak)
dan tidak boleh terlalu rendah (terkaesan berbisik). Perlu nada yang sesuai dan nyaman didengar.

Você também pode gostar