Você está na página 1de 74

LOG BOOK

KEPANITERAAN KLINIK
DISIPLIN ILMU
KESEHATAN ANAK

CLINICAL EDUCATION UNIT (CEU)

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2015

0
IDENTITAS MAHASISWA

PAS FOTO

4X6

Nama Mahasiswa : ___________________________


No. Stambuk : ___________________________
Lulus S.Ked : ___________________________
Alamat : ___________________________
HP / Email : ___________________________
Tanggal masuk : ___________________________
Tanggal keluar : ___________________________
Pembimbing tugas : ___________________________
Judul Case Report : ___________________________
Tanggal presentasi : ___________________________
Tanggal ujian kasus : ___________________________
Penguji : ___________________________

i
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu Alaikum Warahmatullah Wa Barakatuh

Segala puji kami panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan semesta alam maha
pencipta dan maha pemberi rezki, shalawat dan salam kami kirimkan kepada
junjungan kita Nabiullah Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabat beliau
tanpa terkecuali.
Selama menjalankan kegiatan Kepaniteraan Klinik pada pendidikan tahap
Profesi di Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia, Dokter muda akan
diberikan pembelajaran klinik meliputi cara anamnesis dan pemeriksaan fisik,
pemilihan pemeriksaan penunjang yang akan membantu menegakkan diagnosis
atau diagnosis banding penyakit, tata laksana penyakit dan komplikasi. Objektif
pembelajaran berupa jumlah kasus yang akan dipelajari Dokter muda, tingkat
kompetensi yang diharapkan, dan tanggung jawab etika, moral, dan profesional
Dokter muda di dalam merawat pasien sebagai dokter layaran primer berdasarkan
Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI) dan Kompetensi Dokter Layanan
Primer (KDLP)
Untuk meningkatkan kemampuan Dokter muda di dalam melaksanakan
pembelajaran tersebut di atas maka perlu disediakan Buku Panduan kegiatan
Kepaniteraaan Klinik FK UMI. Buku Panduan ini bertujuan sebagai pegangan dan
acuan bagi seluruh pihak yang terkait baik mahasiswa, dosen pembimbing klinik
mapun pengelola ditingkat Badan Koordinasi Pendidikan (Bakordik) di RS
pendidikan dan Clinical Education Unit (CEU) di Fakultas Kedokteran UMI dalam
pencapaian kompetensi mahasiswa kepaniteraan klinik demi kelulusan Ujian
Kompetensi Mahasiswa Pendidikan Profesi Dokter (UKMPPD) FK UMI yang
lebih baik kedepan.
Demikian, semoga bermanfaat
Selamat menjalankan Kepaniteraan Klinik
Wallahu Waliyyul Taufik Wal Hidayah

Makassar, Januari 2015


Dekan FK UMI

Prof.dr. H. Syarifuddin Wahid,Ph.D,Sp.PA(K),Sp.F

ii
VISI DAN MISI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUSLIM


INDONESIA

VISI PROGRAM STUDI

“Menjadi program studi dengan penguatan utama kedokteran komunitas yang


menghasilkan dokter yang bermutu,Misi
bermartabat, dijiwai nilai-nilai Islam,
untuk mengabdi kepada kemanusiaan demi kepentingan umat, bangsa dan
negara menuju world class university.”

MISI PROGRAM STUDI

1. Menyelenggarakan program pendidikan kedokteran dengan


penguatan kedokteran komunitas yang bermutu dan bercirikan
keislaman. (MF1, MF2,

2. Menyelenggarakan program penelitian kedokteran yang berkualitas


dan terpublikasi nasional maupun internasional. (M

3. Melakukan pengabdian masyarakat di bidang kesehatan demi


meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sekaligus menjalankan
fungsi dakwah.

4. Melakukan pendistribusian beban kerja sdm dalam proses belajar


mengajar yang berkeadilan.

5. Melakukan pengembangan program studi pendidikan dokter menuju


world class university.DAFTAR ISI

iii
IDENTITAS DOKTER MUDA............................................................................... i

KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii

VISI DAN MISI ……………………………………………………………………. iii

DAFTAR ISI............................................................................................................. iv

PERATURAN AKADEMIK PENDIDIKAN TAHAP PROFESI

DOKTER FK UMI................................................................................................... 1

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR KEPANITERAAN

KLINIK FK UMI..................................................................................................... 18

STANDAR KOMPETENSI DOKTER INDONESIA........................................... 27

KOMPETENSI DOKTER LAYANAN PRIMER.................................................. 38

SMALL GROUP LEARNING (SGL) .................................................................... 41

DAFTAR KEGIATAN HARIAN KEPANITERAAN KLINIK............................ 44

FORMAT NILAI KEPANTERAAN KLINIK....................................................... 63

iv
PERATURAN AKADEMIK
PENDIDIKAN PROFESI DOKTER
FK UMI MAKASSAR

KEPUTUSAN

DEKAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUSLIM


INDONESIA

NOMOR : 566 / H.23 / FK-UMI / V / 2011

TANGGAL : 2 MEI 2011

TENTANG

PERATURAN AKADEMIK PENDIDIKAN PROFESI DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia

Menimbang : Bahwa dalam rangka mewujudkan sinkronisasi Peraturan


Akademik Universitas Muslim Indonesia dengan berbagai
peraturan di bidang pendidikan tinggi, maka dipandang
perlu meninjau kembali beberapa ketentuan dalam
Peraturan Akademik Universitas Muslim Indonesia;
: Bahwa dalam upaya mengakomodasi serta mengantisipasi
tuntutan dan dinamika perkembangan pendidikan tinggi
yang terus berlangsung hingga saat ini, maka peninjauan
Peraturan Akademik dilakukan secara periodik,
bagianatis, dan terencana;
Mengingat : 1. UU No. 20 Tahun 2003;
2. PP. No. 23 Tahun 1956, LN. 1956 No. 39;
3. PP. No. 60 Tahun 1999, LN. 1999 No. 115;
4. KEPRES RI No. 305/M/2001 Tanggal 30 Nopember
2001
5. KEPMEN DIKNAS No. 232/U/2000;

1
6. KEPMEN DIKNAS No. 184/U/2001;
7. KEPMEN DIKNAS No. 045/U/2002;
8. KEPDIRJEN DIKTI No. 108/DIKTI/Kep/2001;
9. KEPDIRJEN DIKTI No. 28/DIKTI/Kep/2002;
10. Peraturan Yayasan Wakaf UMI Tahun 2004
11. STATUTA UMI Tahun 2009
Memperhatikan : Keputusan Rapat Senat Fakultas Kedokteran Universitas
Muslim Indonesia pada tanggal 22 Januari 2009 tentang
Pengesahan Peraturan Akademik Pendidikan Profesi
Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Muslim
Indonesia.

MEMUTUSKAN :

Menetapkan :

Peraturan Fakultas tentang Peraturan Akademik Pendidikan Profesi Dokter Fakultas


Kedokteran Universitas Muslim Indonesia, sebagai berikut :

BAB I

KETENTUAN UMUM

PASAL 1

Dalam peraturan akademik ini yang dimaksud dengan :


1. Pendidikan profesi dokter adalah pendidikan tambahan setelah pendidikan
sarjana kedokteran untuk memperoleh gelar dokter selama empat semester
2. Fakultas adalah Fakultas Kedokteran UMI
3. Dekan adalah dekan Fakultas Kedokteran UMI
4. Bagian adalah bagian dalam lingkungan FAKULTAS KEDOKTERAN UMI
5. Senat adalah senat Fakultas Kedokteran UMI
(1) Ketua bagian adalah dosen yang ditetapkan oleh rektor untuk merencanakan,
mengkoordinir, memantau, dan mengevaluasi kegiatan pendidikan, penelitian,
dan pengabdian masyarakat di bagian yang bersangkutan.

2
(2) KPM adalah dosen yang sesuai dengan kompetensi spesialisasinya ditetapkan
oleh dekan untuk menyelenggarakan proses pendidikan profesi dokter di
bagian yang bersangkutan dan bertanggung jawab kepada ketua bagian.
(3) Mahasiswa program profesi adalah peserta didik di FAKULTAS
KEDOKTERAN UMI yang telah terdaftar dan memenuhi persyaratan lain
yang ditetapkan universitas.
(4) Dosen adalah ilmuan dan pendidik profesional dengan tugas utama
memfasilitasi pengembangan pengetahuan dan teknologi kedokteran, melalui
pendidikan, pembelajaran, dan penelitian kepada mahasiswa program profesi
Fakultas kedokteran UMI.
(5) Kurikulum inti merupakan penciri utama dari kompetensi yang ingin dicapai
dalam pendidikan profesi kedokteran dan disesuaikan dengan standar
kompetensi dokter Indonesia.
(6) Kurikulum institusional merupakan sejumlah bahan kajian dan pelajaran yang
merupakan bagian dari kurikulum pendidikan tinggi
(7) Kepaniteraan klinik adalah fase pelatihan klinik pendidikan profesi dokter
berbasis kompetensi yang dilaksanakan di rumah sakit, puskesmas dan atau
instansi kesehatan lain yang terkait.
(8) Kompetensi adalah adalah seperangkat kemahiran dalam pengetahuan dan
ketrampilan yang dimiliki mahasiswa program profesi dokter sebagai syarat
dianggap mampu oleh bagian dalam lingkungan Fakultas Kedokteran UMI
dalam melaksanakan pelayanan sebagai dokter layanan primer.
(9) Satuan Kredit Semester (SKS) adalah suatu bagian penyelenggaraan
pendidikan dengan menggunakan SKS untuk menyatakan beban studi
mahasiswa, beban kerja dosen, pengalaman belajar, dan beban
penyelenggaraan program pembelajaran.
(10) Satuan kredit semester (SKS) adalah takaran penghargaan terhadap
pengalaman pembelajaran yang diperoleh selama 1 semester melalui kegiatan
terjadwal per minggu a.l diskusi kasus atau perkuliahan, visite, pembelajaran
kemahiran dan tindakan kompetensi dokter layanan primer, tugas jaga,
penelitian terstruktur dan kegiatan mandiri yang disesuaikan dengan masing-
masing bagian.
(11) Garis Besar Rancangan Pembelajaran (GBRP) adalah program pembelajaran
yang berfungsi memandu peserta didik aktif belajar untuk setiap pembelajaran
profesi dokter layanan primer yang disajikan selama proses pendidikan sesuai
beban studi masing masing bagian.
(12) Mata kuliah keilmuan dan keterampilan (MKK) adalah kelompok bahan kajian
dan pembelajaran yang ditujukan terutama untuk memberikan landasan
penguasaan ilmu dan keterampilan profesi dokter layanan primer masing
masing bagian.

3
(13) Kinerja dosen adalah bobot kegiatan pembelajaran, penelitian, dan pengabdian
masyarakat dari dosen yang dihitung dengan mengacu pada laporan Ekivalensi
Waktu Mengajar Penuh (EWMP) dosen.
(14) Penelitian adalah kegiatan telaah taat kaidah dalam upaya untuk menemukan
kebenaran dan/atau menyelesaikan masalah dalam ilmu pengetahuan dan
teknologi kedokteran.
(15) Pengabdian pada masyarakat adalah kegiatan pelayanan masyarakat dalam
rangka pemanfaatan, pendayagunaan, dan pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi kedokteran.
(16) Semester adalah satuan waktu kegiatan yang terdiri atas 16 sampai 19 minggu
a.l kuliah, visite, diskusi kasus, baca refarat, laporan kasus, baca pustaka,
penelitian, kegiatan penilaian dan tugas mandiri.
(17) Indeks Prestasi (IP) adalah angka prestasi akademik mahasiswa yang dihitung
dari jumlah perkalian nilai hasil belajar dengan bobot SKS yang dibagi dengan
jumlah kredit
(18) Transkrip akademik adalah daftar yang memuat nilai hasil belajar dan IP semua
kepaniteraan klinik yang ditempuh mahasiswa selama mengikuti pendidikan
(19) Kalender akademik adalah jadwal kegiatan akademik tahunan
(20) Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) adalah dana yang wajib dibayar oleh
mahasiswa pada setiap semester

BAB II

TUJUAN DAN ARAH PENDIDIKAN

PASAL 2

TUJUAN PENDIDIKAN

(1) Pendidikan nasional bertujuan meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta


akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
(2) Pendidikan profesi dokter bertujuan menyiapkan peserta didik menjadi anggota
masyarakat yang memiliki kemampuan profesional dalam menerapkan,
mengembangkan dan menyerbaluaskan ilmu. dan teknologi, keterampilan dan
etika kedokteran serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan
taraf kehidupan masyarakat.
PASAL 3

ARAH PENDIDIKAN PROFESI DOKTER

Pendidikan profesi dokter layanan primer diarahkan pada hasil lulusan yang
menguasai kemampuan merancang dan menganalisis serta memiliki ketrampilan

4
menerapkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni pada suatu bidang kedokteran
layanan primer, yang dilandasi oleh kemampuan analisis yang diperoleh dari
pendidikan program sarjana yang sesuai atau persyaratan akademik khusus.

PASAL 4

BEBAN DAN MASA STUDI DOKTER

(1) Beban studi program profesi dokter maksimal 50 SKS yang dijadwalkan untuk
5 semester dan ditempuh selama-lamanya 10 semester setelah pendidikan
sarjana kedokteran (2n).

(2) Masa studi mahasiswa kepaniteraan klinik :


Kode Mata Masa Studi
No Disiplin Ilmu SKS
Kuliah (Minggu)

1. 5KK101 Ilmu Kesehatan Anak 10 5

2. 3KK102 Ilmu Kedokteran Jiwa 4 3

3. 2KK103 Radiologi 3 2

4. 6KK104 Ilmu Penyakit Dalam 11 6

5. 2KK105 Ilmu Penyakit Syaraf 4 2

6. 2KK106 Ilmu Penyakit Kulit & Kelamin 4 2

7. 2KK107 Kardiologi 4 2

8. 2KK201 Ilmu Penyakit Mata 4 2

9. 2KK202 Anestesiologi 4 2

10. 3KK203 Forensik& Medikologal 4 3

11. 6KK204 Ilmu Bedah 11 6

12. 2KK205 Ilmu Penyakit THT 4 2

13. 6KK206 Obstetri & Ginekologi 11 6

14. 5KK207 IKM & IKK 8 5

15. 2KK208 Orthopedi 4 2

Jumlah 90 50

5
PASAL 5

PEMBOBOTAN DAN PENYUSUNAN KURIKULUM

(1) Kompetensi hasil didik suatu program studi terdiri atas kompetensi utama,
kompetensi pendukung dan kompetensi lain yang bersifat khusus dan berkaitan
dengan kompetensi utama.
(2) Kurikulum yang telah disetujui oleh senat Fakultas, ditetapkan dengan
keputusan Fakultas.
(3) Kurikulum perlu ditinjau kembali minimal 1 kali dalam 5 tahun untuk
disesuaikan dengan perkembangan ilmu, teknologi dan seni serta kebutuhan
masyarakat.

PASAL 6

PENERIMAAN MAHASISWA PINDAHAN DAN TUGAS BELAJAR

(1) Mahasiswa pindahan dari Perguruan Tinggi Negeri (PTN) atau swasta (PTS)
terakreditasi dapat diterima apabila memenuhi syarat sebagai berikut :
- Mengajukan permohonan pindah kepada dekan dan tembusannya kepada
rektor.
- Persetujuan atau penolakan terhadap permohonan tersebut ditentukan oleh
dekan 2 minggu sebelum kegiatan akademik berlangsung.
- Penerimaan mahasiswa tugas belajar dari instansi/lembaga mitra diatur
tersendiri.

BAB III

PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

6
PASAL 7

PENDAFTARAN ULANG DAN PENGISIAN KARTU RENCANA STUDI


(KRS)

(1) Untuk mengikuti kegiatan akademik pada semester berikutnya, mahasiswa


wajib mendaftar ulang sesuai kalender akademik.
(2) Mahasiswa yang tidak melakukan pendaftaran ulang, tidak berhak mengikuti
kegiatan akademik.
(3) Mahasiswa yang tidak melakukan pendaftaran ulang 2 semester berturut-turut,
status kemahasiswaannya dibatalkan.
(4) Mahasiswa yang telah mendaftar ulang diwajibkan mengisi KRS sesuai
kalender akademik.
(5) Pengesahan KRS dilakukan oleh Wakil dekan I

PASAL 8

TATA TERTIB KEPANITERAAN KLINIK

1. Setiap Mahasiswa yang akan melakukan kepaniteraan klinik harus membawa


surat pengantar Dekan cq. WD 1 - CEU dan melapor pada Bakordik RS untuk
melakukan kepaniteraan klinik di masing-masing bagian pada hari Senin
minggu pertama mulai jam 08.00.
2. Setiap Dokter muda harus memakai baju clerkship semi jas lengan pendek
warna putih dengan tulisan bordir ”dokter muda” - warna hijau - di dada
kiri atas yang bersih dan rapih dengan kemeja berkerah, wajah kelihatan
jelas, pakai sepatu resmi, rambut terawat rapih dan tidak gondrong, kuku tidak
panjang, pada Wanita kewajiban untuk menggunakan busana muslimah yang
tidak menutup waja (cadar) selama kegiatan kepaniteraan dan pria berpakaian
yang wajar dan sopan, dan memakai tanda pengenal Rumah sakit pendidikan
utama / RS jejaring pada saat bertugas.
3. Lama masa kepaniteraan klinik tidak boleh melebihi 2n , kecuali tambahan
cuti akademik.
4. Rumah Sakit Jejaring harus mengikuti peraturan akademik yang berlaku.
5. Setiap Mahasiswa yang bertugas di RS Jejaring harus membawa surat
pengantar dari CEU FK UMI, dan melapor ke direktur RS atau pejabat yang
ditunjuk (Bakordik).
6. Setelah menyelesaikan kegiatan kepaniteraan klinik pada satu Bagian, maka
setiap dokter muda diwajibkan melapor pada bagian akademik (kordinator
Kepaniteraan klinik) paling lambat 1 minggu setelah siklus sebelumnya selesai
untuk pengaturan rotasi/siklus kepaniteraan berikutnya.

7
7. Bila terdapat masalah dalam pengaturan siklus kepanitraan klinik atau pada
kegiatan kepanitraan klinik di bagian, dokter muda diwajibkan melapor pada
KPM, Penasehat Akademik, dan Koordinator Kepanitraan klinik.

KEWAJIBAN MAHASISWA KEPANITERAAN KLINIK

(1) Setiap Mahasiswa wajib melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik dan
mental penderita sekaligus membuat status penderita (status kepaniteraan
klinik) dengan bimbingan supervisor.
(2) Setiap Mahasiswa wajib melakukan follow-up penderita di Rumah Sakit
pendidikan utama atau Rumah Sakit Jejaring setiap hari.
(3) Setiap Mahasiswa wajib mengikuti kegiatan Poliklinik.
(4) Setiap Mahasiswa wajib mengikuti visite supervisor
(5) Setiap Mahasiswa wajib membuat buku laporan jaga dan melakukan serah
terima laporan dan serah terima follow-up penderita setiap pergantian jaga.
(6) Setiap Mahasiswa wajib membuat dan presentasi 1 (satu) laporan
kasus//Refarat/ baca pustaka dihadiri oleh Mahasiswa kepaniteraan klinik,
dokter bangsal Rumah Sakit.
(7) Setiap Mahasiswa berhak mendapat satu orang residen pembimbing yang
bertugas membimbing Mahasiswa selama masa kepaniteraan klinik. Residen
pembimbing ditentukan oleh KPM pada saat melapor.
(8) Setiap Mahasiswa yang mendapat perlakuan tidak menyenangkan /pelecehan
dari sesama Mahasiswa kepaniteraan klinik, residen, supervisor, paramedis
atau petugas non-medis selama masa dinas dan jaga, berhak melaporkan
kepada KPM yang akan diteruskan ke Ketua Bagian untuk ditindak lanjuti.
(9) Setiap Mahasiswa berhak mendapat ijin tidak melakukan kegiatan
kepaniteraan klinik sementara waktu bila sakit atau masalah keluarga atau
hukum yang serius dengan menunjukan surat sakit dari dokter, surat ijin dari
orang tua, atau instansi terkait.
(10) Setiap Mahasiswa tidak boleh memberikan imbalan kepada residen, paramedis,
atau petugas non-medis Rumah Sakit/ Puskesmas/ instansi kesehatan lain
kecuali dengan sepengetahuan tertulis dari Pimpinan Fakultas.

PASAL 9

PENASIHAT AKADEMIK

(1) Penasihat akademik adalah dosen yang di samping melaksanakan fungsi Tri
Dharma perguruan tinggi bertugas pula membimbing mahasiswa yang ditunjuk
dengan surat keputusan dekan.

8
(2) Penasihat akademik bertugas sebagai berikut :
a. Mengayomi dan membimbing sejumlah mahasiswa memasuki kehidupan
akademik untuk menjadi warga masyarakat akademik;
b. Menuntun perkembangan studi mahasiswa yang dibimbingnya sampai
menyelesaikan studi;
c. Membimbing mahasiswa tentang hak dan kewajibannya;
d. Menuntun mahasiswa untuk mengatasi kesulitan yang dihadapinya, jika
perlu dengan meminta bantuan bimbingan dan konseling;
e. Menuntun pengisian KRS, dan memberikan rekomendasi calon penerima
beasiswa.
(3) Pelaksanaan tugas penasihat akademik dikoordinasi oleh ketua bagian

PASAL 10
BIMBINGAN DAN KONSELING
(1) Bimbingan dan konseling (BK) adalah unit kerja yang memberi bimbingan dan
penyuluhan serta berbagai keterampilan dasar kepada mahasiswa yang
membutuhkan, terutama dalam kesulitan belajar.
(2) Tugas bimbingan dan konseling adalah :
a. Memberikan bimbingan dan penyuluhan serta berbagai keterampilan dasar
kepada mahasiswa terutama yang mengalami kesulitan belajar;
b. Memberi konsultasi kepada mahasiswa yang mengalami kesulitan
emosional/psikologik dan yang membutuhkan pembimbingan/konsultasi
dalam upaya menyelesaikan permasalahan pribadinya sehingga kembali
meneruskan studi;
c. Membantu penasihat akademik yang membutuhkan bantuan dalam
membimbing/mendorong/menuntun mahasiswa guna mengatasi
kesulitannya.

PASAL 11

PEMBATALAN DAN PENGGANTIAN SIKLUS KEPANITERAAN KLINIK

(1) Berdasarkan alasan yang dapat diterima, seorang mahasiswa dapat


membatalkan atau mengganti kepaniteraan klinik.

9
(2) Pembatalan atau penggantian kepaniteraan klinik harus dengan persetujuan
bagian akademik satu minggu sebelum siklus kepaniteraan klinik dimulai.

PASAL 12

CUTI AKADEMIK

(1) Mahasiswa dapat mengajukan permohonan cuti akademik kepada rektor


melalui Wakil dekan bidang akademik dan atau Koordinator Kepaniteraan
Klinik atas pertimbangan penasehat akademik selambat-lambatnya 2 minggu
sebelum semester berjalan.
(2) Mahasiswa yang diberikan cuti akademik dikenakan setengah (50%) dari
kewajiban membayar SPP dan tidak diperkenankan mengikuti kegiatan
akademik dalam bentuk apapun selama masa cuti akademik.
(3) Cuti akademik hanya diperkenankan selama 6 bulan (1 semester).
(4) Cuti akademik tidak diperhitungkan dalam batas waktu studi.
(5) Mahasiswa fase kepaniteraan klinik penerima beasiswa tidak diperkenankan
mengambil cuti akademik.

PASAL 13

PENGUNDURAN DIRI DARI MENGIKUTI KEPANITERAAN KLINIK

(1) Mahasiswa diperbolehkan mengundurkan diri dari kepaniteraan klinik


apabila mahasiswa yang bersangkutan dapat memberikan alasan atau bukti
yang kuat untuk diterima oleh Koordinator Kepaniteraan Klinik, Penasihat
Akademik dan KPM yang bersangkutan.
(2) Permohonan mengundurkan diri dari kepaniteraan klinik diajukan lewat KPM
paling lambat satu bulan sebelum akhir siklus.
(3) Bila Mahasiswa sakit atau minta ijin karena keperluan mendesak, harus
menyertakan surat sakit dari dokter pemerintah atau ijin tertulis dari Orang
tua/wali.
a. Bila ijin atau sakit 3 – 7 hari, kepaniteraan klinik ditambah 1 minggu.
b. Bila ijin atau sakit 8 -14 hari, kepaniteraan klinik ditambah 50% dari waktu
kepaniteraan klinik.

c. Bila ijin atau sakit lebih 14 hari, mengulang 100% kepaniteraan klinik .
d. Bila dengan alasan Ijin atau sakit dan menghentikan kepaniteraan klinik <
50% maka mengulang 100% kepaniteraan klinik dan bila menghentikan
kepaniteraan klinik > 50% maka mengulang 50% kepaniteraan klinik dan
berhak mengikuti Ujian Keluar (K1).

10
(4) Bila Mahasiswa tidak melaksanakan atau menyelesaikan kepaniteraan klinik
tanpa alasan, dianggap Mahasiswa alpa atau sengaja dan tidak berhak
mengikuti ujian keluar kepaniteraan klinik (K1) tapi berhak mengikuti ujian
pimpinan (P1) setelah menyelesaikan tambahan kepaniteraan klinik.
 Bila alpa selama 1-3 hari, ditambah kepaniteraan klinik 1 minggu dan
dinyatakan tidak berhak mengikuti ujian K1 tetapi berhak mengikuti Ujian
Pimpinan (P1) sesudah mengulang kepaniteraan klinik 1 minggu.
 Bila alpa selama 7 - 14 hari, ditambah kepaniteraan klinik 50% maka
tidak berhak ujian K1 tapi berhak mengikuti Ujian Pimpinan (P1) setelah
mengulang kepaniteraan klinik yang tertinggal.
 Bila alpa dan menghentikan kepaniteraan klinik atas kemauan sendiri <
50% kepaniteraan klinik maka harus mengulang 100% kepaniteraan klinik
dan bila menghentikan kepaniteraan klinik > 50% maka harus mengulang
50% kepaniteraan klinik dan tidak berhak mengikuti ujian Keluar tapi
berhak mengikuti ujian pimpinan.

PASAL 14

PEMBAYARAN SUMBANGAN PEMBINAAN PENDIDIKAN (SPP)

(1) Setiap mahasiswa wajib membayar SPP sesuai kalender akademik untuk
semester yang akan diikutinya sebelum mengisi KRS.
(2) Besarnya pembayaran SPP mahasiswa ditetapkan setiap tahun oleh Rektor.
(3) Mahasiswa yang tidak mendaftar ulang selama 1 semester dan bermaksud
melanjutkan studi pada semester berikutnya, diwajibkan membayar SPP
semester yang tidak diikutinya.

BAB IV

PENILAIAN HASIL BELAJAR MAHASISWA

11
PASAL 15

TUJUAN PENYELENGGARAAN UJIAN

Maksud dan tujuan penyelenggaraan ujian kepaniteraan klinik adalah untuk menilai :

(1) Sejauh mana mahasiswa memahami dan menguasai bahan dari kepaniteraan
klinik yang telah diajarkan selama 1 (satu) siklus.
(2) Sejauh mana pencapaian tujuan kepaniteraan klinik yang diajarkan oleh dosen
pengasuh kepaniteraan klinik tertentu

PASAL 16

BENTUK EVALUASI

(1) Terhadap kegiatan dan kemajuan belajar mahasiswa dilakukan evaluasi secara
berkala yang dapat berbentuk ujian, pelaksanaan tugas, pengamatan oleh
dosen, wawancara, penelitian dan lain-lain.
PASAL 17

PERSYARATAN MENGIKUTI UJIAN

(1) Mahasiswa yang diperbolehkan mengikuti ujian kepaniteraan klinik adalah


mereka yang telah mengikuti semua kegiatan kepaniteraan klinik tersebut
selama satu siklus.
(2) Persyaratan Ujian :
 Telah melaksanakan seluruh kegiatan kepaniteraan klinik.
 Buku kepaniteraan klinik sudah lengkap dan ditandatangani atau diparaf
oleh Dosen Pembimbing Klinik.
 Bila tidak menyelesaikan tugas atau melengkapi buku kepaniteraan
klinik pada 3 hari sebelum evaluasi akhir kepaniteraan klinik, dianggap
lalai dan tidak berhak mengikuti ujian Keluar (K1) tapi berhak mengikuti
ujian Pimpinan (P1) dengan syarat sudah menyelesaikan tugas yang
tertunggak.
 Nilai ujian K1 ditulis E atau tidak lulus dan dikirim ke Dekan cq WD1-
CEU 1 minggu setelah selesai kepaniteraan klinik dan untuk ujian P1 harus
ada pengantar dari dekan cq WD1. Batas waktu antara ujian K1 dengan
nilai E dan Ujian P1 < 2 N masa kepaniteraan klinik
(3) Ujian dilakukan di Rumah sakit pendidikan setiap jam kerja.
PASAL 18

PEMBERIAN NILAI HASIL BELAJAR

12
(1) Penilaian hasil ujian kepaniteraan klinik dinyatakan dengan huruf A, B dan E.
(2) Nilai A, B, adalah nilai lulus, sedangkan nilai E adalah nilai tidak lulus.
(3) Nilai tidak lulus dapat diulang pada siklus berikut.
(4) Penilaian hasil evaluasi dilakukan oleh KPM.
(5) Nilai hasil belajar mahasiswa dicantumkan pada kartu hasil studi (KHS).

PASAL 19

INDEKS PRESTASI

(1) Indeks Prestasi Semester (IPS) dihitung dari nilai ujian dan bobot kredit setiap
kepaniteraan klinik tercantum dalam KRS dengan rumus sebagai berikut :
IPS = Σ (N x K)

ΣK

K = Besarnya bobot kredit kepaniteraan klinik

N = Nilai huruf setelah dikonversi ke bentuk bilangan

(2) Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) dihitung dari semua nilai kepaniteraan klinik
dari semua semester yang sudah diikuti oleh mahasiswa dengan menggunakan
rumus seperti yang tersebut pada ayat (3) di atas, dengan catatan bahwa tiap
kepaniteraan klinik hanya mempunyai 1 nilai.
(3) Dalam perhitungan IPS dan IPK nilai K dan nilai T tidak diikutkan.
(4) Baik IPS maupun IPK dicantumkan pada KHS.

PASAL 20

PENYERAHAN NILAI UJIAN

(1) Nilai ujian diserahkan oleh KPM kepada ketua bagian yang selanjutnya
diserahkan kepada pembantu dekan I selambat-lambatnya satu minggu setelah
ujian kepaniteraan klinik diadakan.
(2) Setelah nilai ujian dimasukkan, dosen tidak diperkenankan mengubah atau
memperbaiki nilai.
(3) Bagian menerbitkan rapor mahasiswa paling lambat satu bulan setelah ujian.
PASAL 21

EVALUASI KELANJUTAN DAN PUTUS STUDI

13
(1) Mahasiswa putus studi apabila mengundurkan diri atas prakarsa sendiri atau
karena alasan akademik.
(2) Mahasiswa yang mengundurkan diri atas prakarsa sendiri harus secara tertulis
mengajukan surat pernyataan.
(3) Mahasiswa yang putus studi karena alasan akademik atau mengundurkan diri
diberi keterangan putus studi yang ditandatangani oleh rektor dan transkrip
nilai oleh wakil dekan 1.
(4) Dua semester sebelum masa studi berakhir, dekan menyampaikan peringatan
keras kepada mahasiswa bahwa masa studinya tinggal 2 semester.
(5) Mahasiswa dinyatakan putus studi jika melewati batas waktu 2n
PASAL 22

PREDIKAT KELULUSAN

(1) Predikat kelulusan program profesi dokter adalah sebagai berikut :


IPK PREDIKAT KELULUSAN

3,00 – 3,50 Memuaskan

3,51 – 3,75 Sangat Memuaskan

3,76 – 4,00 Cum Laude*)

*) Untuk predikat cum laude masa studi mahasiswa adalah sebanyak-banyaknya


4 semester, nilai ujian akhir A

BAB V

KULIAH KERJA NYATA, IJAZAH, GELAR, DAN WISUDA

PASAL 23

KULIAH KERJA NYATA

(1) Setiap mahasiswa (untuk Kurikulum lama), yang telah menyelesaikan rotasi
kepanitreaan klinik dan telah Yudisium pendidikan profesi tahap kedua wajib
mengikuti kegiatan Kuliah kerja nyata (KKN) Profesi.
(2) Untuk mahasiswa kurikulum baru (Kurikulum berbasis Kompetensi) kegiatan
KKN dilaksanakan selama 40 hari, dan waktu pelaksanaan adalah sebelum
Yudisium Sarjana Kedokteran dengan beban 3 SKS.
(3) Waktu dan tempat pelaksanaan KKN Profesi akan diatur oleh Lembaga
Pengabdian Pada Masyarakat (LPPM) Universitas Muslim Indonesia.

14
PASAL 24

IJAZAH

(1) Setiap mahasiswa, yang telah menyelesaikan program pendidikannya,


diberikan ijazah beserta transkrip akademik.
(2) Ijazah ditandatangani oleh rektor dan dekan.
(3) Transkrip akademik ditandangani oleh wakil dekan I

PASAL 25

GELAR

(1) Setiap mahasiswa yang telah menyelesaikan program pendidikannya,


memperolah derajat dan hak untuk menyandang gelar dokter.
(2) Gelar diberikan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

PASAL 26

WISUDA

Wisuda diselenggarakan dalam rapat senat terbuka luar biasa Universitas.

BAB VI

SANKSI DAN KETENTUAN PERALIHAN

PASAL 27

SANKSI

(1) Pelanggaran atas ketentuan yang tercantum dalam peraturan maka


a. Bila melakukan tindakan dan sikap tidak terpuji terhadap penderita,
keluarga penderita, sesama rekan Mahasiswa kepaniteraan klinik, Perawat
dan petugas RS lainnya, Residen atau Supervisor / dosen pembimbing
profesi maka dikenakan SANKSI AKADEMIK berupa teguran lisan atau
teguran tertulis dan skorsing.
b. Bila mengulangi tindakan yang sama atau melakukan tindakan fatal
misalnya memalsukan tanda tangan, melakukan penganiayaan fisik, mental,
atau tindakan asusila maka akan diberikan skorsing atau dikeluarkan dari

15
proses pendidikan sesudah diadakan rapat seluruh dosen dibagian dan
Pimpinan Fakultas.
c. Bila tidak mengikuti kegiatan kepaniteraan, pelanggaran disiplin tanpa
alasan yang tepat, peserta kepaniteraan akan diberi peringatan berupa
teguran dari KPM. Teguran yang bersifat catatan di dalam buku
kepaniteraan sebanyak 3 (tiga) kali akan dikenakan sanksi berupa
pengulangan kegiatan kepaniteraan sesuai lama tidak mengikuti kegiatan
dan tidak berhak mendapat ujian keluar (K) tapi berhak mendapat ujian
pimpinan (P).
d. Hal-hal yang belum tertuang di dalam peraturan ini akan dikordinasikan
kemudian antara Bagian dan Pimpinan Fakultas.

PASAL 28

KETENTUAN PERALIHAN

(1) Segala hak dan kewajiban akademik mahasiswa yang telah terpenuhi sebelum
berlakunya peraturan akademik ini tetap diakui dan dipandang sah.
(2) Segala hak dan kewajiban akademik mahasiswa yang belum terpenuhi dan
berbeda dari ketentuan peraturan akademik ini, disesuaikan dan diselesaikan
secara kasualistik dengan surat keputusan dekan.

BAB VII

KETENTUAN PENUTUP

PASAL 29

16
PENUTUP

(1)Dengan berlakunya peraturan akademik ini, segala ketentuan yang diberlakukan


sebagai peraturan akademik atau yang setingkat dengan itu dinyatakan tidak
berlaku lagi
(2)Hal-hal lain yang belum diatur dalam peraturan akademik ini akan ditetapkan
dengan keputusan rektor tersendiri, sedangkan hal-hal yang sangat prinsipil
ditetapkan oleh rektor setelah mendengar pertimbangan rapat senat
(3)Peraturan akademik ini mulai berlaku pada tahun akademik 2010/2011.

Ditetapkan di Makassar

Tanggal 2 Mei 2011

DEKAN,

Prof. dr. H. Abd. Razak Datu, Ph.D


NIP. 195008021975031003

Standar Operasional Prosedur Kepaniteraan Klinik


Mahasiswa Pendidikan Profesi Dokter
Clinical Education Unit (CEU)
Fakultas Kedokteran (FK)
Universitas Muslim Indonesia (UMI)

17
I. Mekanisme administrasi
1. Dokter muda (DM) melapor di Clinical Education Unit (CEU) untuk
mengambil surat pengantar ke Badan Koordinasi Pendidikan (Bakordik)
Rumah Sakit (RS) dan Puskesmas (PKM).
2. Di RS masing – masing, DM melapor ke Bakordik.
3. Bakordik memberikan surat pengantar yang ditujukan kepada Koordinator
Disiplin Ilmu (KDI) dan Dokter Pembimbing Klinik (DPK) untuk memulai
kegiatan kepaniteraan klinik pada Disiplin Ilmu masing-masing sesuai
dengan template yang telah disepakati bersama antara Bakordik dan KDI,
dan surat pembimbing tugas ilmiah (case report).
4. DM melaksanakan kegiatan Kepaniteraan Klinik (KK) di RS dan
menyelesaikan tugas ilmiah (case report) dan melengkapi portofolio disiplin
ilmu masing – masing.
5. Pada minggu stase layanan primer di PKM, DM meminta izin terlebih
dahulu ke Bakordik dan DPK sebelum memulai stase tersebut.
6. Di Puskesmas, DM melapor ke Kepala Puskesmas (Kapus) dan
melaksanakan stase di PKM sesuai dengan masa stase serta melengkapi
portofolio.
7. Setelah menyelesaikan stase layanan primer di PKM, DM melapor kembali
ke RS dan melanjutkan KK di RS masing – masing (merampungkan porto
folio, diskusi dengan DPK dan membaca tugas ilmiah).
8. Setelah pembacaan tugas ilmiah, DM mendapatkan surat pengantar untuk
ujian kasus dan nama penguji dari Bakordik.
9. DM melapor ke penguji untuk ujian kasus. Setelah ujian, bila dinyatakan
lulus, maka DM melapor ke DPK dan Bakordik bahwa stase telah selesai.
Setelah itu kembali melapor ke CEU.
10. CEU melaksanakan ujian Post test atau remedial post test dan setelah lulus
maka DM berhak untuk pindah ke siklus KK berikutnya dengan sebelumnya
mengikuti pre test dan Small Group Learning (SGL).
II. Kegiatan Kepaniteraan Klinik di Rumah Sakit
1. DM mendapatkan rotasi kegiatan KK dari Bakordik sesuai dengan template
yang telah disepakati sebelumnya antara Bakordik masing – masing dengan
KDI (Menyangkut rotasi DM selama KK meliputi UGD, Poli, Bangsal,
Kamar Bersalin, OK, RR, acara ilmiah dan stase layanan primer).

18
2. Melapor ke KDI dan DPK masing – masing disiplin ilmu untuk memulai
aktivitas KK di RS tersebut, seluruh aktivitas KK (menerima pasien di
UGD/Poli, melakukan pemeriksaan pada pasien, melengkapi status,
melakukan follow up pasien di bangsal, menerima keluhan pasien,
memberikan tindakan dan observasi, ikut kegiatan di KB, OK, follow up
pasien di RR) di RS berdasarkan disiplin ilmu masing – masing sepenuhnya
dapat dilakukan oleh DM atas sepengetahuan dan instruksi DPK (tanggung
jawab DPK).
3. DM diwajibkan melakukan kegiatan dinas pagi, jaga siang atau malam di RS
masing-masing dan membuat laporan dinas pagi atau laporan jaga.
Pengaturan dinas dan tugas jaga sesuai dengan template pada point 1.
4. Waktu pelaksanaan kegiatan KK meliputi :
 Dinas pagi : Jam 07.30 – 14.00 WITA
 Jaga siang : Jam 14.00 – 21.00 WITA
 Jaga malam : Jam 21.00 – 07.30 WITA
 Hari Sabtu kegiatan Ilmiah di CEU FK UMI (morning report dan
Seminar Kompetensi 3 dan 4 SKDI)
 Pengaturan jaga pada hari Minggu dan hari libur nasional ditentukan
oleh Cif DM atas persetujuan Bakordik.
DM harus hadir paling lambat 10 menit sebelum jam dinas pagi atau jam
tugas jaga untuk serah terima tugas. Bila terlambat datang dinas pagi atau
jaga maka diberikan sanksi teguran oleh KDI atau Bakordik sesuai yang
tertuang di alam Peraturan Akademik Pendidikan Profesi Dokter.
5. Seluruh kegiatan KK yang berhubungan dengan kasus di dokumentasikan
pada logbook dan portofolio untuk selanjutnya di diskusikan dengan DPK.
6. Selama melakukan kegiatan kepaniteraan klinik, DM dilarang meninggalkan
tugas tanpa sepengetahuan DPK atau Bakordik.
7. Selama menjalankan kepaniteraan klinik dituntut sikap proaktif DM.
8. Selama melakukan kegiatan kepaniteraan klinik, DM harus tunduk pada
ketentuan yang berlaku di RS, Puskesmas, Balai Pengobatan, dan Instansi
terkait lain.

III. Tugas Ilmiah Dokter Muda (Case Report)


1. Pada awal minggu KK, DM telah mendapatkan pembimbing tugas
ilmiah dari Bakordik, kemudian melapor ke pembimbing tugas ilmiah
untuk mendapatkan judul. Tugas ilmiah DM dibuat dalam bentuk case
report yang memuat tentang uraian kasus yang didapatkan di RS
tersebut dilengkapi dengan tinjauan pustaka atau telaah ilmiah yang

19
bersumber dari jurnal atau textbook (referensi minimal 10 dengan
terbitan 5 thn terakhir).
2. Dosen pembimbing tugas ditentukan oleh Bakordik RS sesuai dengan
kesepakatan awal pengaturan pembimbing tugas antara Bakordik dan
KDI.
3. Tugas ilmiah ilmiah disusun dengan uraian :
1) Sampul
2) Lembar pengesahan
3) Kasus :
Identitas lengkap pasien
Anamnesis
Pemeriksaan fisis
Pemeriksaan penunjang
Diagnosa
Penatalaksaan
Prognosis.
4) Tinjauan pustaka :
Pendahuluan
Insidens dan epidemiologi
Etiologi
Patofisiologi
Diagnosis
Penatalaksanaan
Diagnosa banding
Prognosis
5) Kesimpulan dan saran
6) Daftar pustaka
1. Jadwal pembacaan tugas ilmiah disesuaikan dengan jadwal kegiatan
ilmiah pada masing – masing RS (ditentukan oleh Bakordik RS).
2. Tugas ilmiah DM dibacakan paling lambat pada minggu terakhir masa
KK sesuai jadwal kegiatan ilmiah RS tersebut.
3. Hasil penilaian tugas ilmiah DM yang telah dibacakan, oleh
Pembimbing tugas diserahkan ke Bakordik.
4. Tugas ilmiah DM yang telah dibacakan, diserahkan ke CEU FK UMI
dalam bentuk softcopy dan hardcopy. Tugas tersebut diserahkan oleh
DM pada saat melapor untuk pindah siklus KK.
5. Jika DM tidak membacakan tugas ilmiah sampai pada minggu akhir,
maka DM tidak berhak untuk ujian kasus dan masa KK di tambah dan
dijadwalkan ulang untuk pembacaan pada minggu berikutnya.

20
IV. Ujian Kepaniteraan Klinik
Ujian KK meliputi :
1. Pre test (CBT)
2. Ujian kasus (Mini-CX))
3. Ujian Post test (CBT)
4. OSCE Komprehensif

4.1 Ujian Pretest :


 Ujian pre test adalah ujian kemampuan teori yang dilaksanakan dengan
model Computer Based Test (CBT).
 Ujian dilaksanakan sebelum DM pindah siklus KK berikutnya setelah
DM tersebut melulusi ujian post test disiplin ilmu sebelumnya.
 Pelaksanaan ujian di CBT centre FK UMI lantai 4 setiap hari Senin jam
14.00 – selesai dengan jumlah soal 50 nomor.
 Hasil ujian pre test akan dilampirkan bersama dengan pengantar KK
dari CEU ke Bakordik masing – masing.

4.2 Ujian Kasus :


 Ujian dilaksanakan oleh DM pada akhir masa KK pada satu disiplin
ilmu setelah DM tersebut menyelesaikan tugas ilmiah case report (tugas
ilmiah menjadi syarat ujian kasus). Pada ujian kasus, DM diuji oleh satu
penguji dari dosen pembimbing klinik.
 Dosen penguji untuk ujian kasus ditentukan oleh Bakordik RS sesuai
dengan kesepakatan awal pengaturan penguji antara Bakordik dan KDI.
 Ujian kasus adalah ujian kemampuan pengetahuan dan keterampilan
yang dilaksanakan di RS dengan model Mini-CX dimana ujian tersebut
menggunakan pasien di RS dan penguji melakukan penilaian terhadap
kemampuan DM dalam melakukan pemeriksaan, menegakkan diagnosa
dan diagnosa banding sampai penatalaksanaan serta teori yang
mendukung kasus atau kedalaman pengetahuan DM tersebut terhadap
kasus dan disiplin ilmunya.
 Jika pada ujian pertama, DM belum maksimal dalam memberikan
jawaban, maka penguji dapat melakukan remedial 1 (satu) kali, bisa
dengan kasus yang sama atau dengan kasus yang berbeda.
 Setelah ujian dan DM dinyatakan lulus, maka hasil ujian oleh penguji
akan diserahkan ke Bakordik.
 Namun jika DM dinyatakan tidak lulus, maka DM tersebut
mendapatkan tambahan minggu kepaniteraan klinik pada RS tersebut
dan dijadwalkan ulang pada minggu berikutnya.
4.3 Ujian Post Test

21
 Ujian post test adalah ujian kemampuan teori yang dilaksanakan dengan
model Computer Based Test (CBT). Ujian post test dapat dilaksanakan
pada 2 (dua) minggu terakhir masa KK pada satu disiplin ilmu.
 Pelaksanaan ujian di CBT centre FK UMI lantai 4 setiap hari rabu dan
jumat jam 17.00 – Selesai dengan jumlah soal 50 nomor.
 Ujian post test dapat dilakukan walaupun tugas ilmiah dan ujian kasus
belum diselesaikan di RS (Tugas ilmiah dan ujian kasus tidak menjadi
syarat untuk ujian post test).
 Ujian post test ini dapat dilaksanakan sampai minggu terakhir masa KK
sampai dinyatakan lulus. Jika sampai minggu akhir masa KK, DM
belum dinyatakan lulus, maka DM dapat meninggalkan siklus KK di
RS tersebut untuk melapor ke CEU dan selanjutnya mengikuti ujian
remedial post test pada minggu sela dan kegiatan Small Group
Learning (SGL) tentang topik pada disiplin ilmu yang belum dilulusi.
 Ujian remedial post test di minggu sela dilaksanakan pada Senin jam
10.00, Rabu dan Jumat jam 17.00 – selesai.
 Jika DM telah lulus post test atau remedial maka CEU akan mengatur
rotasi KK selanjutnya.
4.4 Rekapitulasi nilai akhir KK akan dilakukan oleh CEU, rekapitulasi nilai
meliputi :
 Nilai tugas ilmiah : 10 %
 Nilai diskusi mingguan pada log book : 20 %
 Nilai ujian kasus : 35 %
 Nilai ujian Post test : 35 %
4.5 Ujian Komprehensif
 Ujian komprehensif terdiri dari 2 yaitu ujian komprehensif pertama
dilaksanakan setelah menyelesaikan KK tingkat 1 dan ujian
komprehensif kedua dilaksanakan setelah menyelesaikan KK tingkat 2.
 Ujian komprehensif meliputi ujian teori (CBT 100 nomor) dan ujian
keterampilan (OSCE 12 station)
 Ujian komprehensif pertama
Adalah ujian yang dilaksanakan setelah menyelesaikan KK tingkat 1
sebelum yudisium naik tingkat 2 dan bersifat sumatif. Materi ujian
komprehensif pertama meliputi 7 (tujuh) bagian di tingkat 1 (Anak,
Interna, Kulit dan Kelamin, Radiologi, Kardiologi, Jiwa dan
Neurologi).
Syarat ujian komprehensif pertama :
- Peserta berjumlah minimal 10 orang.

22
- Ujian dapat dilaksanakan oleh DM pada siklus KK terakhir setelah
melewati 50 % masa kepaniteraan kliniknya.
- Pelaksanaan ujian dilaksanakan 2 (dua) kali seminggu (pada minggu
ke 1 dan 3 bulan berjalan).
- Ujian CBT dilaksanakan di CBT Centre Lantai 4 FK UMI pada hari
Kamis jam 16.00 – 17.40 wita.
- Ujian OSCE dilaksanakan di OSCE Centre FK UMI di Menara UMI
lantai 6 pada hari Sabtu jam 08.00 – 11.00 Wita.

 Ujian komprehensif kedua


Adalah ujian yang dilaksanakan setelah menyelesaikan KK tingkat 2
sebelum yudisium mahasiswa pendidikan profesi dokter dan bersifat
sumatif. Materi ujian komprehensif kedua meliputi seluruh bagian
(tingkat 1 yang terdiri dari: Anak, Interna, Kulit dan Kelamin,
Radiologi, Kardiologi, Jiwa dan Neurologi, dan tingkat 2 yang terdiri
dari Bedah, Obgin, IKM-IKK, Forensik, Mata, THT-KL, Ortopedi,
Anastesi).
Syarat ujian komprehensif kedua :
- Peserta meliputi : Dokter Muda tahap profesi retaker, DM yang telah
menyelesaikan seluruh KK atau DM pada siklus KK terakhir setelah
melewati 50 % masa kepaniteraan kliniknya.
- Pelaksanaan ujian dilaksanakan 2 (dua) kali seminggu (pada minggu
ke 2 dan 4 bulan berjalan).
- Ujian CBT dilaksanakan di CBT Centre Lantai 4 FK UMI pada hari
Kamis jam 16.00 – 17.40 wita.
- Ujian OSCE dilaksanakan di OSCE Centre FK UMI di Menara UMI
lantai 6 pada hari Sabtu jam 08.00 – 11.00 Wita.

V. Tata tertib, Pelanggaran dan Sanksi Akademik


1. Memahami dan taat terhadap aturan dan tata tertib UMI sebagai kampus
Islami
2. Dokter Muda bersedia untuk mengikuti pengaturan rotasi dan rangkaian KK,
mulai dari pendaftaran pindah siklus, ujian pre test, SGL, stase KK (di RS
dan layanan primer), baca tugas, ujian kasus, dan ujian CBT secara tertib, jika
DM tidak aktif atau mundur pada rangkaian KK tersebut atau tidak melapor

23
ke CEU paling lambat 2 minggu setelah masa KK sebelumnya berakhir tanpa
alasan jelas maka di kategorikan dalam pelanggaran ringan
3. Memahami etika dan aturan akademik tentang larangan untuk melakukan
pelanggaran akademik seperti: perjokian, pemalsuan tanda tangan, terlibat
pembocoran soal, penyuapan, pemalsuan dokumen akademik, pemalsuan
karya ilmiah, plagiat, memberikan laporan palsu dan hal-hal melanggar
hukum lainnya, sehingga bila mahasiswa terbukti melakukan hal-hal
melanggar hukum tsb, bersedia dijatuhkan sanksi sesuai aturan yang berlaku.
4. Menjunjung tinggi etika dan nilai-nilai moral di Fakultas Kedokteran,
termasuk kesantunan dalam penggunaan Media Informasi dan Teknologi
(ketertiban penggunaan laptop/ headset, media sosial seperti Facebook,
Youtube, Twitter, BBM, Line, Path, WhatsApp, Instagram, WeChat dan
sejenisnya). Bila terbukti melakukan pelanggaran melalui media tersebut
bersedia dijatuhkan sanksi sesuai aturan yang berlaku.
5. Berperan aktif dalam ikut menjaga ketertiban dan keamanan kampus islami,
serta tidak terlibat dalam: perkelahian, tawuran, menghasut, membuat
keonaran, penganiayaan, tindakan anarkis, perjudian, asusila, mabuk-
mabukan dan obat-obatan terlarang, membawa/menyimpan/menggunakan
senjata tajam/api/bahan peledak, sehingga bila mahasiswa terbukti melakukan
hal-hal melanggar hukum tsb, bersedia dijatuhkan sanksi berat sesuai aturan
yang berlaku.
6. Berbusana muslim dan tidak menggunakan cadar sesuai dengan kaidah dan
aturan kampus Islami. Serta berpakaian sesuai dengan asas kepantasan dan
kepatutan sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran.
7. Tidak melakukan kegiatan diluar Fakultas dan Rumah Sakit atas nama
lembaga / organisasi / institusi Fakultas Kedokteran UMI dan RS Pendidikan
tanpa Izin dari pimpinan Fakultas, Bakordik RS dan sepengetahuan orang tua
mahasiswa yang bersangkutan.
8. Berperan aktif dan berpartisipasi dalam menjaga kebersihan, keindahan dan
kenyamanan serta tidak merokok di area kampus dan RS serta wahana
pendidikan profesi.
9. Tidak melakukan pengrusakan terhadap sarana/ prasarana kampus dan RS
serta wahana pendidikan profesi, termasuk tanaman, rambu-rambu, dan
atribut univertasitas/fakultas.
10. Pelanggaran terhadap peraturan akademik, pelanggaran disiplin, etika, tata
krama dan tata tertib yang telah ditetapkan akan diberikan sanksi oleh
Bakordik dengan koordinasi dengan KDI dan dilaporkan CEU FK UMI.
Sanksi dapat berupa :
- Menambah tugas jaga di RS
- Menambah tugas ilmiah
- Menambah masa KK di RS

24
11. Jika pelanggaran tersebut masuk dalam kategori sedang sampai berat, maka
Bakordik RS mengembalikan DM ke CEU untuk diproses lebih lanjut
(Sidang Komisi Disiplin dan Rapat Pimpinan Fakultas) dan akan diberikan
sanksi berupa :
- Membatalkan siklus KK
- Skorsing akademik
- Diberhentikan sebagai mahasiswa pendidikan profesi dokter FK
- UMI
12. Sanksi akademik terdiri atas tiga tingkatan hukuman disiplin (Sesuai Panduan
Akademik UMI Pasal 52 dan pasal 53:
a. Hukuman disiplin ringan, berupa teguran lisan, teguran tertulis I, II, dan
III. Jenis hukuman disiplin ringan dikenakan kepada mahasiswa yang
melakukan tindakan atau perbuatan yang melanggar tata tertib kampus
Islami.
b. Hukuman disiplin sedang, berupa pemberhentian sementara (skorsing)
selama satu semester dan atau selama-lamanya empat semester. Selama
menjalani skorsing mahasiswa yang bersangkutan tidak boleh melakukan
atau mengikuti segala bentuk kegiatan akademik dan kemahasiswaan.
Jenis hukuman disiplin sedang dikenakan kepada mahasiswa yang
melakukan pelanggaran administrasi akademik, misalnya pemalsuan
tandatangan, pemalsuan berkas-berkas administrasi akademik dan atau
pengrusakan sarana dan prasaran milik UMI.
c. Hukuman disiplin berat, berupa pemberhentian sebagai mahasiswa
secara tetap (permanen). Jenis hukuman disiplin sedang dikenakan
kepada mahasiswa yang melakukan pelanggaran yang mengakibatkan
gangguan keamanan dan ketertiban, terhentinya kegiatan akademik
dalam kampus, membahayakan keselamatan mahasiswa, dosen,
karyawan, serta pimpinan Fakultas dan Universitas, dapat merusak citra
almamater UMI sebagai lembaga pendidikan dan dakwah.

LEMBAR PERSETUJUAN MAHASISWA

Saya yang bertanda tangan dibawah ini, pemilik buku log kepaniteraan Klinik anak
dengan ini menyatakan bersedia menaati tata tertib kepaniteraan klinik dan tata
tertib Co-Ass anak.Apabila jika terjadi kelainan dan pelanggaran di kemudian hari
maka saya bersedia mendapat sanksi akademik yang berlaku.

25
Makassar ...............................

Mengetahui
Koordinator Disiplin Ilmu Kesehatan Anak Supervisor Pembimbing,

dr. Hj. Martira Maddeppunggeng, Sp.A (K)

STANDAR KOMPETENSI DOKTER INDONESIA (SKDI)

PENDAHULUAN
Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI) merupakan standar minimal
kompetensi lulusan dan bukan merupakan standar kewenangan dokter layanan
primer. SKDI pertama kali disahkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) pada
tahun 2006 dan telah digunakan sebagai acuan untuk pengembangan kurikulum
berbasis kompetensi (KBK). SKDI juga menjadi acuan dalam pengembangan uji
kompetensi dokter yang bersifat nasional.
SKDI memerlukan revisi secara berkala, mengingat perkembangan yang ada terkait

26
sinergisme sistem pelayanan kesehatan dengan sistem pendidikan dokter,
perkembangan yang terjadi di masyarakat serta perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi kedokteran.
Berdasarkan pengalaman institusi pendidikan kedokteran dalam
mengimplementasikan SKDI tersebut, ditemukan beberapa hal yang perlu
mendapatkan perhatian, sebagai berikut:
1. SKDI harus mengantisipasi kondisi pembangunan kesehatan di Indonesia dalam
kurun waktu 5 tahun ke depan. Sampai dengan tahun 2015, Millenium
Development Goals (MDGs) masih menjadi tujuan yang harus dicapai dengan
baik. Untuk itu, fokus pencapaian kompetensi terutama dalam hal yang terkait
dengan kesehatan ibu dan anak serta permasalahan gizi dan penyakit infeksi,
tanpa mengesampingkan permasalahan penyakit tidak menular.
2. Tantangan profesi kedokteran masih memerlukan penguatan dalam aspek
perilaku profesional, mawas diri dan pengembangan diri serta komunikasi
efektif sebagai dasar dari rumah bangun kompetensi dokter Indonesia. Hal
tersebut sesuai dengan hasil pertemuan Konsil Kedokteran se-ASEAN yang
memformulasikan bahwa karakteristik dokter yang ideal adalah: profesional,
kompeten, beretika, serta memiliki kemampuan manajerial dan kepemimpinan.
3. Dalam mengimplementasikan program elektif, institusi pendidikan kedokteran
perlu mengembangkan muatan lokal yang menjadi unggulan masing-masing
institusi sehingga memberikan kesempatan mobilitas mahasiswa secara
regional, nasional, maupun global.
4. Secara teknis, sistematika SKDI yang baru mengalami perubahan yaitu:
 Penambahan Daftar Masalah Profesi pada Lampiran Daftar Masalah,
sebagai tindak lanjut hasil kajian terhadap perilaku personal dokter.
 Penambahan Lampiran Pokok Bahasan untuk Pencapaian 7 Area
Kompetensi, sebagai tindak lanjut hasil kajian mengenai implementasi
SKDI di institusi pendidikan kedokteran.
 Konsistensi lampiran daftar masalah, penyakit dan keterampilan klinis
disusun berdasarkan organ sistem. Hal ini untuk memberikan arahan yang
lebih jelas bagi institusi pendidikan kedokteran dalam menyusun kurikulum,
serta mencegah terjadinya duplikasi yang tidak perlu. Sistematika
berdasarkan organ sistem ini juga mempermudah penyusun kurikulum
dalam menentukan urutan tematik tujuan pembelajaran secara sistematis.

Agar SKDI dapat diimplementasikan secara konsisten oleh institusi pendidikan


kedokteran, maka berbagai sumber daya seperti dosen, tenaga kependidikan, sarana
dan prasarana serta pendanaan yang menunjang seluruh aktivitas perlu disiapkan
secara efektif dan efisien serta disesuaikan dengan SPPD.

27
SISTEMATIKA
Standar Kompetensi Dokter Indonesia terdiri dari 7 (tujuh) area kompetensi yang
diturunkan dari gambaran tugas, peran dan fungsi dokter layanan primer. Setiap
area kompetensi ditetapkan definisinya, yang disebut kompetensi inti. Setiap area
kompetensi dijabarkan menjadi beberapa komponen kompetensi, yang diperinci
lebih lanjut menjadi kemampuan yang diharapkan di akhir pendidikan.
Secara skematis, susunan Standar Kompetensi Dokter Indonesia dapat digambarkan
seperti berikut:

Standar Kompetensi Dokter Indonesia ini dilengkapi dengan Daftar Masalah,


Daftar Penyakit, Daftar Keterampilan Klinis, dan Daftar Pokok Bahasan. Fungsi
utama keempat daftar tersebut adalah sebagai acuan bagi institusi pendidikan
kedokteran dalam mengembangkan kurikulum institusional.
Daftar Masalah, berisikan berbagai masalah yang akan dihadapi dokter layanan
primer. Oleh karena itu, institusi pendidikan kedokteran perlu memastikan bahwa
selama pendidikan, mahasiswa kedokteran dipaparkan pada masalah-masalah
tersebut dan diberi kesempatan berlatih menanganinya.
Daftar Penyakit, berisikan nama penyakit yang merupakan diagnosis banding dari
masalah yang dijumpai pada Daftar Masalah. Daftar Penyakit ini memberikan arah
bagi institusi pendidikan kedokteran untuk mengidentifikasikan isi kurikulum. Pada
setiap penyakit telah ditentukan tingkat kemampuan yang diharapkan, sehingga
memudahkan bagi institusi pendidikan kedokteran untuk menentukan kedalaman
dan keluasan dari isi kurikulum.
Daftar Keterampilan Klinis, berisikan keterampilan klinis yang perlu dikuasai
oleh dokter layanan primer di Indonesia. Pada setiap keterampilan telah ditentukan

28
tingkat kemampuan yang diharapkan. Daftar ini memudahkan institusi pendidikan
kedokteran untuk menentukan materi dan sarana pembelajaran keterampilan klinis.
Daftar Pokok Bahasan, memuat pokok bahasan dalam proses pembelajaran untuk
mencapai 7 area kompetensi. Materi tersebut dapat diuraikan lebih lanjut sesuai
bidang ilmu yang terkait, dan dipetakan sesuai dengan struktur kurikulum masing-
masing institusi.

STANDAR KOMPETENSI DOKTER INDONESIA


A. Area Kompetensi
Kompetensi dibangun dengan pondasi yang terdiri dari profesionalitas yang luhur,
mawas diri dan pengembangan diri, serta komunikasi efektif, dan ditunjang oleh
pilar berupa pengelolaan informasi, landasan ilmiah ilmu kedokteran, keterampilan
klinis, dan pengelolaan masalah kesehatan (Gambar 1). Oleh karena itu area
kompetensi disusun dengan urutan sebagai berikut:
1. Profesionalitas yang Luhur
2. Mawas Diri dan Pengembangan Diri
3. Komunikasi Efektif
4. Pengelolaan Informasi
5. Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran
6. Keterampilan Klinis
7. Pengelolaan Masalah Kesehatan

Gambar 1. Pondasi dan Pilar Kompetensi

29
B. Komponen Kompetensi
Area Profesionalitas yang Luhur
1. Berke-Tuhanan Yang Maha Esa/Yang Maha Kuasa
2. Bermoral, beretika dan disiplin
3. Sadar dan taat hukum
4. Berwawasan sosial budaya
5. Berperilaku profesional
Area Mawas Diri dan Pengembangan Diri
6. Menerapkan mawas diri
7. Mempraktikkan belajar sepanjang hayat
8. Mengembangkan pengetahuan
Area Komunikasi Efektif
9. Berkomunikasi dengan pasien dan keluarga
10. Berkomunikasi dengan mitra kerja
11. Berkomunikasi dengan masyarakat
Area Pengelolaan Informasi
12. Mengakses dan menilai informasi dan pengetahuan
13. Mendiseminasikan informasi dan pengetahuan secara efektif kepada
profesional kesehatan, pasien, masyarakat dan pihak terkait untuk
peningkatan mutu pelayanan kesehatan
Area Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran
14. Menerapkan ilmu Biomedik, ilmu Humaniora, ilmu Kedokteran Klinik, dan
ilmu Kesehatan Masyarakat/ Kedokteran Pencegahan / Kedokteran
Komunitas yang terkini untuk mengelola masalah kesehatan secara holistik
dan komprehensif.
Area Keterampilan Klinis
15. Melakukan prosedur diagnosis
16. Melakukan prosedur penatalaksanaan yang holistik dan komprehensif
Area Pengelolaan Masalah Kesehatan
17. Melaksanakan promosi kesehatan pada individu, keluarga dan masyarakat
18. Melaksanakan pencegahan dan deteksi dini terjadinya masalah kesehatan
pada individu, keluarga dan masyarakat
19. Melakukan penatalaksanaan masalah kesehatan individu, keluarga dan
masyarakat
20. Memberdayakan dan berkolaborasi dengan masyarakat dalam upaya
meningkatkan derajat kesehatan
21. Mengelola sumber daya secara efektif, efisien dan berkesinambungan dalam
penyelesaian masalah kesehatan
22. Mengakses dan menganalisis serta menerapkan kebijakan kesehatan spesifik
yang merupakan prioritas daerah masing-masing di Indonesia

30
C. Penjabaran Kompetensi
1. Profesionalitas yang Luhur
1.1. Kompetensi Inti
Mampu melaksanakan praktik kedokteran yang profesional sesuai dengan nilai dan
prinsip ke-Tuhan-an, moral yang luhur, etika, disiplin, hukum, dan sosial budaya.
1.2. Lulusan Dokter Mampu
1. Berke-Tuhan-an (Yang Maha Esa/Yang Maha Kuasa)
 Bersikap dan berperilaku yang berke-Tuhan-an dalam praktik
kedokteran
 Bersikap bahwa yang dilakukan dalam praktik kedokteran merupakan
upaya maksimal
2. Bermoral, beretika dan berdisiplin
 Bersikap dan berperilaku sesuai dengan standar nilai moral yang luhur
dalam praktik kedokteran
 Bersikap sesuai dengan prinsip dasar etika kedokteran dan kode etik
kedokteran Indonesia
 Mampu mengambil keputusan terhadap dilema etik yang terjadi pada
pelayanan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat
 Bersikap disiplin dalam menjalankan praktik kedokteran dan
bermasyarakat
3. Sadar dan taat hukum
 Mengidentifikasi masalah hukum dalam pelayanan kedokteran dan
memberikan saran cara pemecahannya
 Menyadari tanggung jawab dokter dalam hukum dan ketertiban
masyarakat
 Taat terhadap perundang-undangan dan aturan yang berlaku
 Membantu penegakkan hukum serta keadilan
4. Berwawasan sosial budaya
 Mengenali sosial-budaya-ekonomi masyarakat yang dilayani
 Menghargai perbedaan persepsi yang dipengaruhi oleh agama, usia,
gender, etnis, difabilitas, dan sosial-budaya-ekonomi dalam menjalankan
praktik kedokteran dan bermasyarakat
 Menghargai dan melindungi kelompok rentan
 Menghargai upaya kesehatan komplementer dan alternatif yang
berkembang di masyarakat multikultur
5. Berperilaku profesional
 Menunjukkan karakter sebagai dokter yang profesional
 Bersikap dan berbudaya menolong
 Mengutamakan keselamatan pasien

31
 Mampu bekerja sama intra dan inter profesional dalam tim pelayanan
kesehatan demi keselamatan pasien
 Melaksanakan upaya pelayanan kesehatan dalam kerangka sistem
kesehatan nasional dan global

2. Mawas Diri dan Pengembangan Diri


2.1. Kompetensi Inti
Mampu melakukan praktik kedokteran dengan menyadari keterbatasan, mengatasi
masalah personal, mengembangkan diri, mengikuti penyegaran dan peningkatan
pengetahuan secara berkesinambungan serta mengembangkan pengetahuan demi
keselamatan pasien.
2.2. Lulusan Dokter Mampu
1. Menerapkan mawas diri
 Mengenali dan mengatasi masalah keterbatasan fisik, psikis, sosial dan
budaya diri sendiri
 Tanggap terhadap tantangan profesi
 Menyadari keterbatasan kemampuan diri dan merujuk kepada yang lebih
mampu
 Menerima dan merespon positif umpan balik dari pihak lain untuk
pengembangan diri
2. Mempraktikkan belajar sepanjang hayat
 Menyadari kinerja profesionalitas diri dan mengidentifikasi kebutuhan
belajar untuk mengatasi kelemahan
 Berperan aktif dalam upaya pengembangan profesi
3. Mengembangkan pengetahuan baru
 Melakukan penelitian ilmiah yang berkaitan dengan masalah kesehatan
pada individu, keluarga dan masyarakat serta mendiseminasikan
hasilnya

3. Komunikasi Efektif
3.1. Kompetensi Inti
Mampu menggali dan bertukar informasi secara verbal dan non verbal dengan
pasien pada semua usia, anggota keluarga, masyarakat, kolega dan profesi lain.
3.2. Lulusan Dokter Mampu
1. Berkomunikasi dengan pasien dan keluarganya
 Membangun hubungan melalui komunikasi verbal dan nonverbal
 Berempati secara verbal dan nonverbal
 Berkomunikasi dengan menggunakan bahasa yang santun dan dapat
dimengerti

32
 Mendengarkan dengan aktif untuk menggali permasalahan kesehatan
secara holistik dan komprehensif
 Menyampaikan informasi yang terkait kesehatan (termasuk berita buruk,
informed consent) dan melakukan konseling dengan cara yang santun,
baik dan benar
 Menunjukkan kepekaan terhadap aspek biopsikososiokultural dan
spiritual pasien dan keluarga
2. Berkomunikasi dengan mitra kerja (sejawat dan profesi lain)
 Melakukan tatalaksana konsultasi dan rujukan yang baik dan benar
 Membangun komunikasi interprofesional dalam pelayanan kesehatan
 Memberikan informasi yang sebenarnya dan relevan kepada penegak
hukum, perusahaan asuransi kesehatan, media massa dan pihak lainnya
jika diperlukan
 Mempresentasikan informasi ilmiah secara efektif
3. Berkomunikasi dengan masyarakat
 Melakukan komunikasi dengan masyarakat dalam rangka
mengidentifikasi masalah kesehatan dan memecahkannya bersama-sama
 Melakukan advokasi dengan pihak terkait dalam rangka pemecahan
masalah kesehatan individu, keluarga dan masyarakat
4. Pengelolaan Informasi
4.1. Kompetensi Inti
Mampu memanfaatkan teknologi informasi komunikasi dan informasi kesehatan
dalam praktik kedokteran.
4.2. Lulusan Dokter Mampu
1. Mengakses dan menilai informasi dan pengetahuan
 Memanfaatkan teknologi informasi komunikasi dan informasi
kesehatan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
 Memanfaatkan keterampilan pengelolaan informasi kesehatan untuk
dapat belajar sepanjang hayat
2. Mendiseminasikan informasi dan pengetahuan secara efektif kepada
profesional kesehatan, pasien, msyarakat dan pihak terkait untuk
peningkatan mutu pelayanan kesehatan
 Memanfaatkan keterampilan pengelolaan informasi untuk diseminasi
informasi dalam bidang kesehatan.

5. Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran


5.1. Kompetensi Inti
Mampu menyelesaikan masalah kesehatan berdasarkan landasan ilmiah ilmu
kedokteran dan kesehatan yang mutakhir untuk mendapat hasil yang optimum

33
5.2. Lulusan Dokter Mampu
Menerapkan ilmu Biomedik, ilmu Humaniora, ilmu Kedokteran Klinik, dan
ilmu Kesehatan Masyarakat/ Kedokteran Pencegahan/ Kedokteran Komunitas
yang terkini untuk mengelola masalah kesehatan secara holistik dan
komprehensif.
 Menerapkan prinsip-prinsip ilmu Biomedik, ilmu Humaniora, ilmu
Kedokteran Klinik, dan ilmu Kesehatan Masyarakat/ Kedokteran
Pencegahan/ Kedokteran Komunitas yang berhubungan dengan promosi
kesehatan individu, keluarga dan masyarakat
 Menerapkan prinsip-prinsip ilmu Biomedik, ilmu Humaniora, ilmu
Kedokteran Klinik, dan ilmu Kesehatan Masyarakat/ Kedokteran
Pencegahan/ Kedokteran Komunitas yang berhubungan dengan prevensi
masalah kesehatan individu, keluarga dan masyarakat
 Menerapkan prinsip-prinsip ilmu Biomedik, ilmu Humaniora, ilmu
Kedokteran Klinik, dan ilmu Kesehatan Masyarakat/ Kedokteran
Pencegahan/ Kedokteran Komunitas untuk menentukan prioritas masalah
kesehatan pada individu, keluarga dan masyarakat
 Menerapkan prinsip-prinsip ilmu Biomedik, ilmu Humaniora, ilmu
Kedokteran Klinik, dan ilmu Kesehatan Masyarakat/ Kedokteran
Pencegahan/ Kedokteran Komunitas yang berhubungan dengan terjadinya
masalah kesehatan individu, keluarga dan masyarakat
 Menganalisis masalah kesehatan melalui pemahaman mekanisme normal
dan perubahan-perubahan yang terjadi di tingkat molekular maupun selular
 Menggunakan data klinik dan pemeriksaan penunjang yang rasional untuk
menegakkan diagnosis
 Menggunakan alasan ilmiah dalam menentukan penatalaksanaan masalah
kesehatan berdasarkan etiologi, patogenesis, dan patofisiologi
 Menentukan prognosis penyakit melalui pemahaman prinsip-prinsip ilmu
Biomedik, ilmu Humaniora, ilmu Kedokteran Klinik, dan ilmu Kesehatan
Masyarakat/ Kedokteran Pencegahan/ Kedokteran Komunitas
 Menerapkan prinsip-prinsip ilmu Biomedik, ilmu Humaniora, ilmu
Kedokteran Klinik, dan ilmu Kesehatan Masyarakat/ Kedokteran
Pencegahan/ Kedokteran Komunitas yang berhubungan dengan rehabilitasi
medik dan sosial pada individu, keluarga dan masyarakat
 Menerapkan prinsip-prinsip ilmu Biomedik, ilmu Humaniora, ilmu
Kedokteran Klinik, dan ilmu Kesehatan Masyarakat/ Kedokteran
Pencegahan/ Kedokteran Komunitas yang berhubungan dengan kepentingan
hukum dan peradilan

34
 Mempertimbangkan kemampuan dan kemauan pasien, bukti ilmiah
kedokteran, dan keterbatasan sumber daya dalam pelayanan kesehatan
untuk mengambil keputusan

6. Keterampilan Klinis
6.1. Kompetensi Inti
Mampu melakukan prosedur klinis yang berkaitan dengan masalah kesehatan
dengan menerapkan prinsip keselamatan pasien, keselamatan diri sendiri dan orang
lain.
6.2. Lulusan Dokter Mampu
1. Melakukan prosedur diagnosis
 Melakukan dan menginterpretasi hasil auto-, allo- dan hetero-anamnesis,
pemeriksaan fisik umum dan khusus sesuai dengan masalah pasien
 Melakukan dan menginterpretasi pemeriksaan penunjang dasar dan
mengusulkan pemeriksaan penunjang lainnya yang rasional
2. Melakukan prosedur penatalaksanaan masalah kesehatan secara holistik dan
komprehensif
 Melakukan edukasi dan konseling
 Melaksanakan promosi kesehatan
 Melakukan tindakan medis preventif
 Melakukan tindakan medis kuratif
 Melakukan tindakan medis rehabilitatif
 Melakukan prosedur proteksi terhadap hal yang dapat membahayakan
diri sendiri dan orang lain
 Melakukan tindakan medis pada kedaruratan klinis dengan menerapkan
prinsip keselamatan pasien
 Melakukan tindakan medis dengan pendekatan medikolegal terhadap
masalah kesehatan/ kecederaan yang berhubungan dengan hukum
7. Pengelolaan Masalah Kesehatan
7.1. Kompetensi Inti
Mampu mengelola masalah kesehatan individu, keluarga maupun masyarakat
secara komprehensif, holistik, terpadu dan berkesinambungan dalam konteks
pelayanan kesehatan primer.
7.2. Lulusan Dokter Mampu
1. Melaksanakan promosi kesehatan pada individu, keluarga dan masyarakat
 Mengidentifikasi kebutuhan perubahan pola pikir, sikap dan perilaku,
serta modifikasi gaya hidup untuk promosi kesehatan pada berbagai
kelompok umur, agama, masyarakat, jenis kelamin, etnis, dan budaya
 Merencanakan dan melaksanakan pendidikan kesehatan dalam rangka
promosi kesehatan di tingkat individu, keluarga, dan masyarakat

35
2. Melaksanakan pencegahan dan deteksi dini terjadinya masalah kesehatan
pada individu, keluarga dan masyarakat
 Melakukan pencegahan timbulnya masalah kesehatan
 Melakukan kegiatan penapisan faktor risiko penyakit laten untuk
mencegah dan memperlambat timbulnya penyakit
 Melakukan pencegahan untuk memperlambat progresi dan timbulnya
komplikasi penyakit dan atau kecacatan
3. Melakukan penatalaksanaan masalah kesehatan individu, keluarga dan
masyarakat
 Menginterpretasi data klinis dan merumuskannya menjadi diagnosis
 Menginterpretasi data kesehatan keluarga dalam rangka
mengidentifikasi masalah kesehatan keluarga
 Menginterpretasi data kesehatan masyarakat dalam rangka
mengidentifikasi dan merumuskan diagnosis komunitas
 Memilih dan menerapkan strategi penatalaksanaan yang paling tepat
berdasarkan prinsip kendali mutu, biaya, dan berbasis bukti
 Mengelola masalah kesehatan secara mandiri dan bertanggung jawab
(lihat Daftar Pokok Bahasan dan Daftar Penyakit) dengan
memperhatikan prinsip keselamatan pasien
 Mengkonsultasikan dan/ atau merujuk sesuai dengan standar pelayanan
medis yang berlaku (lihat Daftar Penyakit)
 Membuat instruksi medis tertulis secara jelas, lengkap, tepat, dan dapat
dibaca
 Membuat surat keterangan medis seperti surat keterangan sakit, sehat,
kematian, laporan kejadian luar biasa, laporan medikolegal serta
keterangan medis lain sesuai kewenangannya termasuk visum et
repertum dan identifikasi jenasah
 Menulis resep obat secara bijak dan rasional (tepat indikasi, tepat obat,
tepat dosis, tepat frekwensi dan cara pemberian, serta sesuai kondisi
pasien), jelas, lengkap, dan dapat dibaca.
 Mengidentifikasi berbagai indikator keberhasilan pengobatan,
memonitor perkembangan penatalaksanaan, memperbaiki dan
mengubah terapi dengan tepat
 Menentukan prognosis masalah kesehatan pada individu, keluarga dan
masyarakat
 Melakukan rehabilitasi medik dasar dan rehabilitasi sosial pada
individu, keluarga dan masyarakat
 Menerapkan prinsip-prinsip epidemiologi dan pelayanan kedokteran
secara komprehensif, holistik dan berkesinambungan dalam mengelola
masalah kesehatan

36

Melakukan tatalaksana pada keadaan wabah dan bencana mulai dari
identifikasi masalah hingga rehabilitasi komunitas
4. Memberdayakan dan berkolaborasi dengan masyarakat dalam upaya
meningkatkan derajat kesehatan
 Memberdayakan dan berkolaborasi dengan masyarakat agar mampu
mengidentifikasi masalah kesehatan aktual yang terjadi serta
mengatasinya bersama-sama
 Bekerja sama dengan profesi dan sektor lain dalam rangka
pemberdayaan masyarakat untuk mengatasi masalah kesehatan.
5. Mengelola sumber daya secara efektif, efisien dan berkesinambungan dalam
penyelesaian masalah kesehatan
 Mengelola sumber daya manusia, keuangan, sarana dan prasarana secara
efektif dan efisien
 Menerapkan manajemen mutu terpadu dalam pelayanan kesehatan
primer dengan pendekatan kedokteran keluarga
 Menerapkan manajemen kesehatan dan institusi layanan kesehatan
6. Mengakses dan menganalisis serta menerapkan kebijakan kesehatan spesifik
yang merupakan prioritas daerah masing-masing di Indonesia
 Menggambarkan bagaimana pilihan kebijakan dapat mempengaruhi
program kesehatan masyarakat dari aspek fiskal, administrasi, hukum,
etika, sosial, dan politik
DAFTAR PENYAKIT SESUAI STANDAR KOMPETENSI
DOKTER INDONESIA
(Tulisan cetak tebal merupakan penyakit yang wajib diketahui dokter
layanan primer)

No. Jenis Penyakit Target pencapaian


1 2 3A 3B 4
1. Diare Akut +
2. Diare Kronik +
3. Konstipasi +
4. Muntah +
5. Perdarahan Saluran Cerna +
6. Sakit Perut Berulang +
7. Hepatitis +
8. Kolestasis +
9. Pnemoni +
10. Asma Bronkiale +
11. Tuberkulosis +

37
12. PEM ( Marasmus +
kwashiorkor) +
14. Difteri +
15. Pertussis +
16 Tetanus +
17 Morbili +
18 DHF +
19 Demam tifoid +
20 Varisela +
21 PJB non sianotik dan sianotik
(ToF) +
22 PJ didapat +
23 Sirkulasi fetal +
24 Sindroma Nefrotik +
25 Sindroma Nefritik (GNA) +
26 Nefroblastoma +
27 Gagal ginjal +
28 Prematur +
29 BBLR +
30 RDN +
31 Trauma Lahir +
32 Asfiksia Neonatorum +
33 Ikterus Neonatorum +
34 Hipotiroid +
35 Sindroma Down +
36 DM tipe I +
37 Anemia (An Defisiensi Fe) +
38 Leukemia +
39 Penyakit Perdarahan Gangguan
Pembekuan +
40 Urtikaria +
41 Reaksi Alergi +
42 Kejang demam +
43 Epilepsi +
44 Meningitis / Ensefalitis +
45 Ensepalopathy +
46 Cerebral palsy +
Poliomyelitis +
Guillane Barre Syndrome +
46 Imunisasi +
47 Gangguan Tumbuh Kembang +

38
Tingkat Kemampuan 1
Dapat mengenali dan menempatkan gambaran-gambaran klinik sesuai penyakit ini
ketika membaca literatur. Dalam korespondensi, ia dapat mengenal gambaran klinik
ini, dan tahu bagaimana mendapatkan informasi lebih lanjut. Level ini
mengindikasikan overview level.Bila menghadapi pasien dengan gambaran klinik
ini dan menduga penyakitnya, Dokter segera merujuk.

Tingkat Kemampuan 2
Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan
pemeriksaanpemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya :
pemeriksaan laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter mampu merujuk pasien
secepatnya ke spesialis yang relevan dan mampu menindaklanjuti sesudahnya

Tingkat Kemampuan 3
3a. Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan
pemeriksaanpemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya :
pemeriksaan laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter dapat memutuskan
dan memberi terapi pendahuluan, serta merujuk ke spesialis yang relevan
(bukan kasus gawat darurat).
3b. Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan
pemeriksaanpemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya :
pemeriksaan laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter dapat memutuskan
dan memberi terapipendahuluan, serta merujuk ke spesialis yang relevan
(kasus gawat darurat).

Tingkat Kemampuan 4
Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan
pemeriksaanpemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya :
pemeriksaan laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter dapat memutuskan dan
mampu menangani problem itu secara mandiri hingga tuntas.

39
SMALL GROUP LEARNING (SGL)
DISIPLIN ILMU KESEHATAN ANAK

TANDA
NO HARI JAM MATERI PENGAMPU
TANGAN
Taeniasis (4A), Peny. Cacing tambang
1
09.30 - (4A)
11.00 Strongiloidiasis (4A) , Askariasis (4A),
2
Skistosomiasis (4A)
3 SELASA 11.00 - Kandidiasis mulut (4A), Parotitis (4A)
4 12.30 Ulkus mulut (aptosa, herpes) (4A)
Malnutrisi energi protein (4A), Anemia
5 15.30 - def. Fe pada anak (4A)
17.00
6 Defisiensi vitamin dan mineral (4A)
7 Asma Bronchiale (4A), Bronkiolitis (3B)
09.30 -
11.00 Pneumonia (4A), Bronchopneumonia
8
(4A)
9 11.00 - Kejang demam pada anak (4A)
10 12.30 Tetanus neonatorum (3B)
RABU
Infeksi pada umbilikus (4A), Hernia
11 13.30 - umbilikalis (3A)
15.00
12 Intususepsi/Invaginasi (3B)
13 15.30 - Poliomyelitis (3B)
14 17.00 Difteria (3B)

KETERANGAN
Hadir* :
Alpa :
Sakit :

Catatan :
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
Makassar
Clinical Education Unit

( )
DISIPLIN ILMU : KESEHATAN ANAK

40
DISIPLIN ILMU : KESEHATAN ANAK

41
42
KEGIATAN HARIAN DOKTER MUDA

MINGGU 1
HARI/TANGGAL TEMPAT KEGIATAN TTD
DOKTER
DINAS JAGA

MINGGU 2
HARI/TANGGAL TEMPAT KEGIATAN TTD
DOKTER
DINAS JAGA

MINGGU 3
HARI/TANGGAL TEMPAT KEGIATAN TTD
DOKTER
DINAS JAGA

43
MINGGU 4
HARI/TANGGAL TEMPAT KEGIATAN TTD
DOKTER
DINAS JAGA

MINGGU 5
HARI/TANGGAL TEMPAT KEGIATAN TTD
DOKTER
DINAS JAGA

MINGGU 6
HARI/TANGGAL TEMPAT KEGIATAN TTD
DOKTER
DINAS JAGA

MINGGU 7
HARI/TANGGAL TEMPAT KEGIATAN TTD
DOKTER
DINAS JAGA

44
MINGGU 8
HARI/TANGGAL TEMPAT KEGIATAN TTD
DOKTER
DINAS JAGA

MINGGU 9
HARI/TANGGAL TEMPAT KEGIATAN TTD
DOKTER
DINAS JAGA

MINGGU 10
HARI/TANGGAL TEMPAT KEGIATAN TTD
DOKTER
DINAS JAGA

45
46
DISKUSI CASE REPORT

TANGGAL / NAMA TANDA


NO TOPIK
JAM PEMBIMBING TANGAN
1

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

I .INFEKSI

47
Tanggal
No Materi Kompetensi Nama Pembimbing TTD
Diskusi
1 DBD
2 Demam tifoid
3 Tetanus
4 Difteri
5 Morbili
6 Poliomielitis
7 Rabies
8 Helmintiasis

No Keterampilan Tingkat
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
ketrampilan
1 Anamnesis dari pihak ketiga 4A
2 Menelusuri riwayat makan 4A
3 Anamnesis anak yang lebih tua 4A
4 Berbicara dengan orang tua 4A
anak yang sakit berat
5 Perhatian khusus usia pasien 4A
6 Penilaian keadaan umum, 4A
gerakan, perilaku, tangisan
7 Pengukuran antropometri 4A
8 Pengukuran suhu 4A
9 Pemeriksaan fisis toraks (paru 4A
dan jantung)
10 Pemeriksaan fisis abdomen 4A

48
II. RESPIROLOGI

Tanggal
Materi Kompetensi Nama Pembimbing TTD
No Diskusi
1 Pneumonia
2 Tuberculosis
3 Bronkiolitis
4 Asma bronkial
5 Tonsilofaringitis
6 Pertusis

No Keterampilan Tingkat
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
ketrampilan
1 Anamnesis dari pihak ketiga 4A
2 Menelusuri riwayat makan 4A
3 Anamnesis anak yang lebih tua 4A
4 Berbicara dengan orang tua anak 4A
yang sakit berat
5 Perhatian khusus usia pasien 4A
6 Penilaian keadaan umum, 4A
gerakan, perilaku, tangisan
7 Pengukuran antropometri 4A
8 Pengukuran suhu 4A
9 Pemeriksaan fisis toraks (paru 4A
dan jantung)
10 Tatalaksana jalan napas 3
11 Cara pemberian oksigen 3
12 Cara nebulisasi 4A

49
III. GASTROENTEROHEPATOLOGI

Kompeten Tanggal Nama


No Materi TTD
si Diskusi Pembimbing
Diare dan penilaian
1
derajat dehidrasi
2 Ikterus pada anak
3 Hepatitis virus
4 Penyakit kecacingan
5 Pendarahan saluran cerna

No Keterampilan Tingkat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
ketrampilan
1 Anamnesis dari pihak ketiga 4A
2 Menelusuri riwayat makan 4A
3 Anamnesis anak yang lebih tua 4A
4 Berbicara dengan orang tua 4A
anak yang sakit berat
5 Penilaian keadaan umum, 4A
gerakan, perilaku, tangisan
6 Pengukuran antropometri 4A
7 Pengukuran suhu 4A
8 Pemeriksaan fisis toraks (paru 4A
dan jantung)
9 Pemeriksaan fisis abdomen 4A
10 Persiapan dan pemeriksaan 4A
tinja
11 Pemasangan pipa nasogastrik 4A
12 Pemeriksaan feses (termasuk
darah samar, protozoa, parasit,
cacing)
13 Tatalaksana dehidrasi berat

50
IV. NUTRISI DAN METABOLIK

N Tanggal
Materi Kompetensi Nama Pembimbing TTD
o Diskusi
1 Malnutrisi
Terapi nutrisi
2
malnutrisi
Defisiensi
3 vitamin dan
mineral
4 Obesitas

No Keterampilan Tingkat 1 2 3 4 5 6 7 8 9
ketrampilan
1 Anamnesis dari pihak ketiga 4A
2 Menelusuri riwayat makan 4A
3 Anamnesis anak yang lebih tua 4A
4 Berbicara dengan orang tua 4A
anak yang sakit berat
5 Perhatian khusus usia pasien 4A
6 Penilaian keadaan umum, 4A
gerakan, perilaku, tangisan
7 Pengukuran antropometri 4A
8 Pengukuran suhu 4A
9 Pemeriksaan fisis toraks (paru 4A
dan jantung)
10 Tatalaksana gizi buruk 4A
11 Pengaturan diet 4A

51
V. NEUROLOGI

N Tanggal
Materi Kompetensi Nama Pembimbing TTD
o Diskusi
1 Kejang demam
2 Meningitis bakteri
3 Meningitis virus
4 Ensefalitis
5 Epilepsi
6 Cerebral Palsy
7 Status epileptikus

No Keterampilan Tingkat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
ketrampilan
1 Anamnesis dari pihak ketiga 4A
2 Menelusuri riwayat makan 4A
3 Anamnesis anak yang lebih tua 4A
4 Berbicara dengan orang tua 4A
anak yang sakit berat
5 Perhatian khusus usia pasien 4A
6 Penilaian keadaan umum, 4A
gerakan, perilaku, tangisan
7 Pengukuran antropometri 4A
8 Pengukuran suhu 4A
9 Penilaian tingkat kesadaran 4A
dengan skala koma Glasgow
10 Refleks fisiologis 4A
11 Refleks patologis 4A
12 Refleks primitive 4A
13 Deteksi kaku kuduk 4A
14 Interpretasi X-ray tengkorak 4A
15 Interpretasi X-ray tulang 4A
belakang

52
VI. NEFROLOGI

N Tanggal
Materi Kompetensi Nama Pembimbing TTD
o Diskusi
1 Sindrom Nefrotik
Sindrom Nefritik
2
Akut
Infeksi Saluran
3
Kemih
4 Batu Saluran Kemih
5 Pendekatan
diagnostik gagal
ginjal

No Keterampilan Tingkat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
ketrampilan
1 Anamnesis dari pihak ketiga 4A
2 Menelusuri riwayat makan 4A
3 Anamnesis anak yang lebih tua 4A
4 Berbicara dengan orang tua 4A
anak yang sakit berat
5 Perhatian khusus usia pasien 4A
6 Penilaian keadaan umum, 4A
gerakan, perilaku, tangisan
7 Pengukuran antropometri 4A
8 Pengukuran suhu 4A
9 Pemeriksaan bimanual ginjal 4A
10 Pemeriksaan nyeri ketok ginjal 4A
11 Permintaan pemeriksaan 4A
BNO-IVP
12 Interpretasi BNO - IVP 3
13 Persiapan dan pemeriksaan 4A
sedimen urin (menyiapkan
slide dan uji mikroskopik urin)

VII. KARDIOLOGI

53
N Tanggal
Materi Kompetensi Nama Pembimbing TTD
o Diskusi
1 PJB Sianotik
2 PJB Asianotik
3 Gagal jantung
Penyakit jantung
4
didapat

No Keterampilan Tingkat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
ketrampilan
1 Inspeksi dada 4A
2 Palpasi denyut apeks jantung 4A
3 Palpasi arteri karotis 4A
4 Perkusi ukuran jantung 4A
5 Auskultasi jantung 4A
6 Pengukuran tekanan darah 4A
7 Pengukuran tekanan vena 4A
jugularis
8 Penilaian capillary refill time 4A
9 Pemasangan dan interpretasi 4A
hasil EKG sederhana
10 Pijat jantung luar 4A
11 Resusitasi cairan 4A

54
VII. ALERGI DAN IMUNOLOGI

N Nama
Materi Kompetensi Tanggal Diskusi TTD
o Pembimbing
1 Reaksi alergi
2 Urtikaria

No Keterampilan Tingkat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Ketrampilan
1 Anamnesis dari pihak ketiga 4A
2 Menelusuri riwayat makan 4A
3 Anamnesis anak yang lebih tua 4A
4 Pengukuran antropometri 4A
5 Pengukuran suhu 4A
6 Pemeriksaan fisis toraks (paru 4A
dan jantung)
7 Pemeriksaan abdomen 4A
8 Skin tes sebelum pemberian 4A
injeksi

55
IX. ENDOKRINOLOGI

N Tanggal
Materi Kompetensi Nama Pembimbing TTD
o Diskusi
Hipotiroid
1
congenital
Diabetes melitus
2
tipe 1
Diabetes melitus
3
tipe 2
4 Hipoglikemia ringan
5 Hipoglikemia berat
6 Hipertiroid
7 Tirotoksikosis
8 Goiter

No Keterampilan Tingkat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
ketrampilan
1 Penilaian status gizi 4A
2 Penilaian kelenjar tiroid : 4A
hipertiroid dan hipotiroid
3 Pengaturan diet 4A
4 Penatalaksanaan diabetes 4A
melitus tanpa komplikasi
5 Pemberian insulin pada 4A
diabetes melitus tanpa
komplikasi
6 Pemeriksaan gula darah 4A
7 Pemeriksaan glukosa urin 4A
(Benedict)
8 Anamnesis dan konseling 4A
kasus gangguan metabolisme
dan endokrin

56
X. HEMATOONKOLOGI
N Tanggal
Materi Kompetensi Nama Pembimbing TTD
o Diskusi
1 Anemia
Pendekatan
2 diagnostik penyakit
keganasan
3 Penyakit perdarahan
Prosedur transfusi
4
darah

No Keterampilan Tingkat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
ketrampilan
1 Anamnesis dari pihak ketiga 4A
2 Menelusuri riwayat makan 4A
3 Anamnesis anak yang lebih tua 4A

4 Berbicara dengan orang tua anak 4A


yang sakit berat
5 Perhatian khusus usia pasien 4A
6 Penilaian keadaan umum, 4A
gerakan, perilaku, tangisan
7 Pengukuran antropometri 4A
8 Pengukuran suhu 4A
9 Pemeriksaan fisis toraks (paru 4A
dan jantung)
10 Tes Rumple leede 4A
11 Persiapan dan pemeriksaan 4A
morfologi darah
12 Pemeriksaan darah lengkap / 4A
rutin
13 Pemeriksaan profil pembekuan 4A
(bleeding time, PT, aPTT)
14 Laju endap darah 4A
15 Permintaan pemeriksaan 4A
hematologi berdasarkan indikasi
16 Pemeriksaan golongan darah dan 4A
inkompabilitas

57
17 Anamnesis dan konseling 4A
anemia defisiensi besi,
thalasemia dan HIV
18 Penentuan indikasi dan jenis 4A
transfuse

XI. PGD

N Tanggal
Materi Kompetensi Nama Pembimbing TTD
o Diskusi
Resusitasi jantung
1
paru
Resusitasi
2
kardiopulmonal otak
3 Gagal nafas
Penatalaksanaan
4
syok

No Keterampilan Tingkat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
ketrampilan
1 Anamnesis dari pihak ketiga 4A
2 Menelusuri riwayat makan 4A
3 Anamnesis anak yang lebih tua 4A
4 Berbicara dengan orang tua 4A
anak yang sakit berat
5 Perhatian khusus usia pasien 4A
6 Penilaian keadaan umum, 4A
gerakan, perilaku, tangisan
7 Pengukuran antropometri 4A
8 Pengukuran suhu 4A
9 Pemeriksaan fisis toraks (paru 4A
dan jantung)
10 Insersi kanula (vena perifer) 4A
pada anak
11 Intubasi pada anak 3
12 Tatalaksana anak tersedak 4A
13 Tatalaksana jalan nafas 3
14 Cara pemberian oksigen 3
15 Tatalaksana anak dengan 3
kondisi tidak sadar
16 Tatalaksana pemberian infus 3

58
pada anak syok
17 Tatalaksana pemberian cairan 3
glukosa IV
18 Tatalaksana dehidrasi berat 4A
pada kegawatdaruratan setelah
penatalaksanaan syok

XII. NEONATOLOGI

N Tanggal
Materi Kompetensi Nama Pembimbing TTD
o Diskusi
Penanganan bayi
1
baru lahir normal
2 Penanganan BBLR
3 Asfiksia
Gangguan
4
termoregulasi
5 Hiperbilirubin
Cangaroo mother
6
care

No Keterampilan Tingkat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
ketrampilan
1 Pengamatan malformasi 4A
congenital
2 Respon moro 4A
3 Refleks menggenggam palmar 4A
4 Refleks menghisap 4A
5 Vertical suspension postioning 3
6 Asymetric tonic reflex 4A
7 Pengukuran antropometri 4A
8 Pengukuran suhu 4A
9 Pemeriksaan fisis toraks (paru 4A
dan jantung)
10 Pemeriksaan fisis abdomen 4A
11 Tatalaksana BBLR (KMC 4A
Inkubator)
12 Tatalaksana bayi baru lahir 3
dengan infeksi
13 Resusitasi bayi baru lahir 4A
14 Penilaian skor APGAR 4A

59
15 Pemeriksaan fisik bayi baru 4A
lahir
16 Inisiasi menyusu dini 4A

XIII. TUMBUH KEMBANG

N Tanggal
Materi Kompetensi Nama Pembimbing TTD
o Diskusi
SIDDTK :
1 PSP
HAT
onner
Imunisasi :
Normal
2
Terlambat

3 KIPI

No Keterampilan Tingkat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
ketrampilan
1 Anamnesis dari pihak ketiga 4A
2 Menelusuri riwayat makan 4A
3 Anamnesis anak yang lebih tua 4A
4 Berbicara dengan orang tua 4A
anak yang sakit berat
5 Perhatian khusus usia pasien 4A
6 Penilaian keadaan umum, 4A
gerakan, perilaku, tangisan
7 Penilaian pertumbuhan dan 4A
perkembangan anak
8 Pengukuran antropometri 4A
9 Pengukuran suhu 4A
10 Pemberian imunisasi 3
11 Penilaian pertumbuhan dan 3
perkembangan anak (termasuk
penilaian motorik halus dan
kasar, psikososial, bahasa)

60
FORM PENILAIAN KEGIATAN PUSKESMAS

Minggu ke :…….

HARI/TGL KEGIATAN NILAI PARAF DPK KET

61
Makassar, .............................
Kepala Puskesmas

(Nama dan Tanda tangan)


FORM PENILAIAN KEGIATAN PUSKESMAS

Minggu ke :…….

HARI/TGL KEGIATAN NILAI PARAF DPK KET

62
Makassar, .............................
Kepala Puskesmas

(Nama dan Tanda tangan)


FORM PENILAIAN KEGIATAN PUSKESMAS

Minggu ke :…….

HARI/TGL KEGIATAN NILAI PARAF DPK KET

63
Makassar, .............................
Kepala Puskesmas

(Nama dan Tanda tangan)


FORM PENILAIAN KEGIATAN PUSKESMAS

Minggu ke :…….

HARI/TGL KEGIATAN NILAI PARAF DPK KET

64
Makassar, .............................
Kepala Puskesmas

(Nama dan Tanda tangan)


FORM PENILAIAN TUGAS CASE REPORT

Nama : ..............................................
Stambuk : ..............................................
Disiplin Ilmu : …………………………….
Judul kasus : ……………………………..

ITEM PENILAIAN NILAI*

I. MAKALAH
1. Sistematika Penyusunan ( ………)
2. Keteraturan Alur Gagasan ( ………)

65
3. Pemakaian Bahasa yang baik & Benar ( ………)
4. Cara Penulisan dan Pemakaian Kepustakaan ( ………)
II. CARA PENYAJIAN
5. Ketepatan Waktu Penyajian ( ………)
6. Cara dan Teknik Penyajian ( ………)
7. Teknik Visualisasi (Penyampaian Slide / Transparansi) ( ………)
III. DISKUSI
8. Penguasaan Materi ( ………)
9. Relevasi Jawaban & Pertanyaan ( ………)
10. Cara menjawab yang jelas Singkat dan terarah ( ………)

NILAI TOTAL ( ………)

* Nilai di isi dengan angka

KRITERIA PENILAIAN
Nilai A : 80 – 100 (Baik Sekali) Nilai C : 60 – 69 (Cukup)
Nilai B : 70 – 79 (Baik) Nilai E : < 59 (Buruk)

Makassar, .............................
Pembimbing,

(Nama dan Tanda tangan)


FORM UJIAN KASUS
MINI-CEX (MINI CLINICAL EVALUATION EXERCISE)

Nama : ........................................................................
Stambuk : ........................................................................
Disiplin Ilmu : ........................................................................
Kasus Ujian : ............................................................

Situasi Ruangan : Rawat Jalan Rawat Inap UGD Lain - lain

Pasien : Umur.............................. Jenis Kelamin .............................

66
Baru Follow up

Tingkat Kesulitan : Rendah Sedang Berat

Fokus : Pengumpulan data Diagnosis

Terapi Konseling

Item Yang Dinilai Nilai

1. Anamnesis

2. Pemeriksaan Fisis

3. Keterampilan Komunikasi

4. Keputusan Klinis

5. Profesionalisme

6. Pengorganisasian / Efisiensi

7. Keseluruhan penanganan pasien

Total Nilai

Nilai Rata – rata


*Nilai di isi dengan angka

KRITERIA PENILAIAN :

Nilai A : 80 – 100 (Baik Sekali)


Nilai B : 70 – 79 (Baik)
Nilai C : 60 – 69 (Cukup)
Nilai E : < 59 (Buruk)

UMPAN BALIK TERHADAP KOMPETENSI KLINIK

Sudah Bagus Perlu Perbaikan

67
Action plan yang disetujui bersama

CATATAN :

1. Waktu Mini-CEX :
Observasi : ................................... menit

Memberikan umpan balik : ................................... menit

2. Keputusan penilai terhadap Mini-CEX


a. Kurang sekali b. Kurang c. Cukup d. Baik e. Baik sekali

3. Kepuasan Dokter Muda terhadap Mini-CEX


a. Kurang sekali b. Kurang c. Cukup d. Baik e. Baik sekali

Makassar,......................

Dokter Muda, Penguji

....................................................... .......................................................

(Nama lengkap dan Stempel)

FORM REKAPAN NILAI AKHIR


KEPANITERAAN KLINIK

Nama : ..............................................
Stambuk : ..............................................
Disiplin Ilmu : ……………………………..

ITEM PENILAIAN N I LA I PRESENTASE

1. Ujian Pre Test (CBT) 0%

2. Tugas Ilmiah (Case Report) 10 %

68
3. Diskusi Mingguan pada logbook 20 %

4. Ujian Kasus 35 %

5. Ujian Post Test (CBT) 35 %

TOTAL NILAI 100 %


*diisi oleh CEU

KRITERIA PENILAIAN
Nilai A : 80 – 100 (Baik Sekali) Nilai C : 60 – 69 (Cukup)
Nilai B : 70 – 79 (Baik) Nilai E : < 59 (Buruk)

Makassar,..................................
CLINICAL EDUCATION UN

..................................................
(Nama lengkap dan Tanda Tangan)

69

Você também pode gostar