Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
KEPANITERAAN KLINIK
DISIPLIN ILMU
KESEHATAN ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN
MAKASSAR
2015
0
IDENTITAS MAHASISWA
PAS FOTO
4X6
i
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu Alaikum Warahmatullah Wa Barakatuh
Segala puji kami panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan semesta alam maha
pencipta dan maha pemberi rezki, shalawat dan salam kami kirimkan kepada
junjungan kita Nabiullah Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabat beliau
tanpa terkecuali.
Selama menjalankan kegiatan Kepaniteraan Klinik pada pendidikan tahap
Profesi di Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia, Dokter muda akan
diberikan pembelajaran klinik meliputi cara anamnesis dan pemeriksaan fisik,
pemilihan pemeriksaan penunjang yang akan membantu menegakkan diagnosis
atau diagnosis banding penyakit, tata laksana penyakit dan komplikasi. Objektif
pembelajaran berupa jumlah kasus yang akan dipelajari Dokter muda, tingkat
kompetensi yang diharapkan, dan tanggung jawab etika, moral, dan profesional
Dokter muda di dalam merawat pasien sebagai dokter layaran primer berdasarkan
Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI) dan Kompetensi Dokter Layanan
Primer (KDLP)
Untuk meningkatkan kemampuan Dokter muda di dalam melaksanakan
pembelajaran tersebut di atas maka perlu disediakan Buku Panduan kegiatan
Kepaniteraaan Klinik FK UMI. Buku Panduan ini bertujuan sebagai pegangan dan
acuan bagi seluruh pihak yang terkait baik mahasiswa, dosen pembimbing klinik
mapun pengelola ditingkat Badan Koordinasi Pendidikan (Bakordik) di RS
pendidikan dan Clinical Education Unit (CEU) di Fakultas Kedokteran UMI dalam
pencapaian kompetensi mahasiswa kepaniteraan klinik demi kelulusan Ujian
Kompetensi Mahasiswa Pendidikan Profesi Dokter (UKMPPD) FK UMI yang
lebih baik kedepan.
Demikian, semoga bermanfaat
Selamat menjalankan Kepaniteraan Klinik
Wallahu Waliyyul Taufik Wal Hidayah
ii
VISI DAN MISI
iii
IDENTITAS DOKTER MUDA............................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................................. iv
DOKTER FK UMI................................................................................................... 1
KLINIK FK UMI..................................................................................................... 18
iv
PERATURAN AKADEMIK
PENDIDIKAN PROFESI DOKTER
FK UMI MAKASSAR
KEPUTUSAN
TENTANG
1
6. KEPMEN DIKNAS No. 184/U/2001;
7. KEPMEN DIKNAS No. 045/U/2002;
8. KEPDIRJEN DIKTI No. 108/DIKTI/Kep/2001;
9. KEPDIRJEN DIKTI No. 28/DIKTI/Kep/2002;
10. Peraturan Yayasan Wakaf UMI Tahun 2004
11. STATUTA UMI Tahun 2009
Memperhatikan : Keputusan Rapat Senat Fakultas Kedokteran Universitas
Muslim Indonesia pada tanggal 22 Januari 2009 tentang
Pengesahan Peraturan Akademik Pendidikan Profesi
Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Muslim
Indonesia.
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
BAB I
KETENTUAN UMUM
PASAL 1
2
(2) KPM adalah dosen yang sesuai dengan kompetensi spesialisasinya ditetapkan
oleh dekan untuk menyelenggarakan proses pendidikan profesi dokter di
bagian yang bersangkutan dan bertanggung jawab kepada ketua bagian.
(3) Mahasiswa program profesi adalah peserta didik di FAKULTAS
KEDOKTERAN UMI yang telah terdaftar dan memenuhi persyaratan lain
yang ditetapkan universitas.
(4) Dosen adalah ilmuan dan pendidik profesional dengan tugas utama
memfasilitasi pengembangan pengetahuan dan teknologi kedokteran, melalui
pendidikan, pembelajaran, dan penelitian kepada mahasiswa program profesi
Fakultas kedokteran UMI.
(5) Kurikulum inti merupakan penciri utama dari kompetensi yang ingin dicapai
dalam pendidikan profesi kedokteran dan disesuaikan dengan standar
kompetensi dokter Indonesia.
(6) Kurikulum institusional merupakan sejumlah bahan kajian dan pelajaran yang
merupakan bagian dari kurikulum pendidikan tinggi
(7) Kepaniteraan klinik adalah fase pelatihan klinik pendidikan profesi dokter
berbasis kompetensi yang dilaksanakan di rumah sakit, puskesmas dan atau
instansi kesehatan lain yang terkait.
(8) Kompetensi adalah adalah seperangkat kemahiran dalam pengetahuan dan
ketrampilan yang dimiliki mahasiswa program profesi dokter sebagai syarat
dianggap mampu oleh bagian dalam lingkungan Fakultas Kedokteran UMI
dalam melaksanakan pelayanan sebagai dokter layanan primer.
(9) Satuan Kredit Semester (SKS) adalah suatu bagian penyelenggaraan
pendidikan dengan menggunakan SKS untuk menyatakan beban studi
mahasiswa, beban kerja dosen, pengalaman belajar, dan beban
penyelenggaraan program pembelajaran.
(10) Satuan kredit semester (SKS) adalah takaran penghargaan terhadap
pengalaman pembelajaran yang diperoleh selama 1 semester melalui kegiatan
terjadwal per minggu a.l diskusi kasus atau perkuliahan, visite, pembelajaran
kemahiran dan tindakan kompetensi dokter layanan primer, tugas jaga,
penelitian terstruktur dan kegiatan mandiri yang disesuaikan dengan masing-
masing bagian.
(11) Garis Besar Rancangan Pembelajaran (GBRP) adalah program pembelajaran
yang berfungsi memandu peserta didik aktif belajar untuk setiap pembelajaran
profesi dokter layanan primer yang disajikan selama proses pendidikan sesuai
beban studi masing masing bagian.
(12) Mata kuliah keilmuan dan keterampilan (MKK) adalah kelompok bahan kajian
dan pembelajaran yang ditujukan terutama untuk memberikan landasan
penguasaan ilmu dan keterampilan profesi dokter layanan primer masing
masing bagian.
3
(13) Kinerja dosen adalah bobot kegiatan pembelajaran, penelitian, dan pengabdian
masyarakat dari dosen yang dihitung dengan mengacu pada laporan Ekivalensi
Waktu Mengajar Penuh (EWMP) dosen.
(14) Penelitian adalah kegiatan telaah taat kaidah dalam upaya untuk menemukan
kebenaran dan/atau menyelesaikan masalah dalam ilmu pengetahuan dan
teknologi kedokteran.
(15) Pengabdian pada masyarakat adalah kegiatan pelayanan masyarakat dalam
rangka pemanfaatan, pendayagunaan, dan pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi kedokteran.
(16) Semester adalah satuan waktu kegiatan yang terdiri atas 16 sampai 19 minggu
a.l kuliah, visite, diskusi kasus, baca refarat, laporan kasus, baca pustaka,
penelitian, kegiatan penilaian dan tugas mandiri.
(17) Indeks Prestasi (IP) adalah angka prestasi akademik mahasiswa yang dihitung
dari jumlah perkalian nilai hasil belajar dengan bobot SKS yang dibagi dengan
jumlah kredit
(18) Transkrip akademik adalah daftar yang memuat nilai hasil belajar dan IP semua
kepaniteraan klinik yang ditempuh mahasiswa selama mengikuti pendidikan
(19) Kalender akademik adalah jadwal kegiatan akademik tahunan
(20) Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) adalah dana yang wajib dibayar oleh
mahasiswa pada setiap semester
BAB II
PASAL 2
TUJUAN PENDIDIKAN
Pendidikan profesi dokter layanan primer diarahkan pada hasil lulusan yang
menguasai kemampuan merancang dan menganalisis serta memiliki ketrampilan
4
menerapkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni pada suatu bidang kedokteran
layanan primer, yang dilandasi oleh kemampuan analisis yang diperoleh dari
pendidikan program sarjana yang sesuai atau persyaratan akademik khusus.
PASAL 4
(1) Beban studi program profesi dokter maksimal 50 SKS yang dijadwalkan untuk
5 semester dan ditempuh selama-lamanya 10 semester setelah pendidikan
sarjana kedokteran (2n).
3. 2KK103 Radiologi 3 2
7. 2KK107 Kardiologi 4 2
9. 2KK202 Anestesiologi 4 2
Jumlah 90 50
5
PASAL 5
(1) Kompetensi hasil didik suatu program studi terdiri atas kompetensi utama,
kompetensi pendukung dan kompetensi lain yang bersifat khusus dan berkaitan
dengan kompetensi utama.
(2) Kurikulum yang telah disetujui oleh senat Fakultas, ditetapkan dengan
keputusan Fakultas.
(3) Kurikulum perlu ditinjau kembali minimal 1 kali dalam 5 tahun untuk
disesuaikan dengan perkembangan ilmu, teknologi dan seni serta kebutuhan
masyarakat.
PASAL 6
(1) Mahasiswa pindahan dari Perguruan Tinggi Negeri (PTN) atau swasta (PTS)
terakreditasi dapat diterima apabila memenuhi syarat sebagai berikut :
- Mengajukan permohonan pindah kepada dekan dan tembusannya kepada
rektor.
- Persetujuan atau penolakan terhadap permohonan tersebut ditentukan oleh
dekan 2 minggu sebelum kegiatan akademik berlangsung.
- Penerimaan mahasiswa tugas belajar dari instansi/lembaga mitra diatur
tersendiri.
BAB III
PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
6
PASAL 7
PASAL 8
7
7. Bila terdapat masalah dalam pengaturan siklus kepanitraan klinik atau pada
kegiatan kepanitraan klinik di bagian, dokter muda diwajibkan melapor pada
KPM, Penasehat Akademik, dan Koordinator Kepanitraan klinik.
(1) Setiap Mahasiswa wajib melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik dan
mental penderita sekaligus membuat status penderita (status kepaniteraan
klinik) dengan bimbingan supervisor.
(2) Setiap Mahasiswa wajib melakukan follow-up penderita di Rumah Sakit
pendidikan utama atau Rumah Sakit Jejaring setiap hari.
(3) Setiap Mahasiswa wajib mengikuti kegiatan Poliklinik.
(4) Setiap Mahasiswa wajib mengikuti visite supervisor
(5) Setiap Mahasiswa wajib membuat buku laporan jaga dan melakukan serah
terima laporan dan serah terima follow-up penderita setiap pergantian jaga.
(6) Setiap Mahasiswa wajib membuat dan presentasi 1 (satu) laporan
kasus//Refarat/ baca pustaka dihadiri oleh Mahasiswa kepaniteraan klinik,
dokter bangsal Rumah Sakit.
(7) Setiap Mahasiswa berhak mendapat satu orang residen pembimbing yang
bertugas membimbing Mahasiswa selama masa kepaniteraan klinik. Residen
pembimbing ditentukan oleh KPM pada saat melapor.
(8) Setiap Mahasiswa yang mendapat perlakuan tidak menyenangkan /pelecehan
dari sesama Mahasiswa kepaniteraan klinik, residen, supervisor, paramedis
atau petugas non-medis selama masa dinas dan jaga, berhak melaporkan
kepada KPM yang akan diteruskan ke Ketua Bagian untuk ditindak lanjuti.
(9) Setiap Mahasiswa berhak mendapat ijin tidak melakukan kegiatan
kepaniteraan klinik sementara waktu bila sakit atau masalah keluarga atau
hukum yang serius dengan menunjukan surat sakit dari dokter, surat ijin dari
orang tua, atau instansi terkait.
(10) Setiap Mahasiswa tidak boleh memberikan imbalan kepada residen, paramedis,
atau petugas non-medis Rumah Sakit/ Puskesmas/ instansi kesehatan lain
kecuali dengan sepengetahuan tertulis dari Pimpinan Fakultas.
PASAL 9
PENASIHAT AKADEMIK
(1) Penasihat akademik adalah dosen yang di samping melaksanakan fungsi Tri
Dharma perguruan tinggi bertugas pula membimbing mahasiswa yang ditunjuk
dengan surat keputusan dekan.
8
(2) Penasihat akademik bertugas sebagai berikut :
a. Mengayomi dan membimbing sejumlah mahasiswa memasuki kehidupan
akademik untuk menjadi warga masyarakat akademik;
b. Menuntun perkembangan studi mahasiswa yang dibimbingnya sampai
menyelesaikan studi;
c. Membimbing mahasiswa tentang hak dan kewajibannya;
d. Menuntun mahasiswa untuk mengatasi kesulitan yang dihadapinya, jika
perlu dengan meminta bantuan bimbingan dan konseling;
e. Menuntun pengisian KRS, dan memberikan rekomendasi calon penerima
beasiswa.
(3) Pelaksanaan tugas penasihat akademik dikoordinasi oleh ketua bagian
PASAL 10
BIMBINGAN DAN KONSELING
(1) Bimbingan dan konseling (BK) adalah unit kerja yang memberi bimbingan dan
penyuluhan serta berbagai keterampilan dasar kepada mahasiswa yang
membutuhkan, terutama dalam kesulitan belajar.
(2) Tugas bimbingan dan konseling adalah :
a. Memberikan bimbingan dan penyuluhan serta berbagai keterampilan dasar
kepada mahasiswa terutama yang mengalami kesulitan belajar;
b. Memberi konsultasi kepada mahasiswa yang mengalami kesulitan
emosional/psikologik dan yang membutuhkan pembimbingan/konsultasi
dalam upaya menyelesaikan permasalahan pribadinya sehingga kembali
meneruskan studi;
c. Membantu penasihat akademik yang membutuhkan bantuan dalam
membimbing/mendorong/menuntun mahasiswa guna mengatasi
kesulitannya.
PASAL 11
9
(2) Pembatalan atau penggantian kepaniteraan klinik harus dengan persetujuan
bagian akademik satu minggu sebelum siklus kepaniteraan klinik dimulai.
PASAL 12
CUTI AKADEMIK
PASAL 13
c. Bila ijin atau sakit lebih 14 hari, mengulang 100% kepaniteraan klinik .
d. Bila dengan alasan Ijin atau sakit dan menghentikan kepaniteraan klinik <
50% maka mengulang 100% kepaniteraan klinik dan bila menghentikan
kepaniteraan klinik > 50% maka mengulang 50% kepaniteraan klinik dan
berhak mengikuti Ujian Keluar (K1).
10
(4) Bila Mahasiswa tidak melaksanakan atau menyelesaikan kepaniteraan klinik
tanpa alasan, dianggap Mahasiswa alpa atau sengaja dan tidak berhak
mengikuti ujian keluar kepaniteraan klinik (K1) tapi berhak mengikuti ujian
pimpinan (P1) setelah menyelesaikan tambahan kepaniteraan klinik.
Bila alpa selama 1-3 hari, ditambah kepaniteraan klinik 1 minggu dan
dinyatakan tidak berhak mengikuti ujian K1 tetapi berhak mengikuti Ujian
Pimpinan (P1) sesudah mengulang kepaniteraan klinik 1 minggu.
Bila alpa selama 7 - 14 hari, ditambah kepaniteraan klinik 50% maka
tidak berhak ujian K1 tapi berhak mengikuti Ujian Pimpinan (P1) setelah
mengulang kepaniteraan klinik yang tertinggal.
Bila alpa dan menghentikan kepaniteraan klinik atas kemauan sendiri <
50% kepaniteraan klinik maka harus mengulang 100% kepaniteraan klinik
dan bila menghentikan kepaniteraan klinik > 50% maka harus mengulang
50% kepaniteraan klinik dan tidak berhak mengikuti ujian Keluar tapi
berhak mengikuti ujian pimpinan.
PASAL 14
(1) Setiap mahasiswa wajib membayar SPP sesuai kalender akademik untuk
semester yang akan diikutinya sebelum mengisi KRS.
(2) Besarnya pembayaran SPP mahasiswa ditetapkan setiap tahun oleh Rektor.
(3) Mahasiswa yang tidak mendaftar ulang selama 1 semester dan bermaksud
melanjutkan studi pada semester berikutnya, diwajibkan membayar SPP
semester yang tidak diikutinya.
BAB IV
11
PASAL 15
Maksud dan tujuan penyelenggaraan ujian kepaniteraan klinik adalah untuk menilai :
(1) Sejauh mana mahasiswa memahami dan menguasai bahan dari kepaniteraan
klinik yang telah diajarkan selama 1 (satu) siklus.
(2) Sejauh mana pencapaian tujuan kepaniteraan klinik yang diajarkan oleh dosen
pengasuh kepaniteraan klinik tertentu
PASAL 16
BENTUK EVALUASI
(1) Terhadap kegiatan dan kemajuan belajar mahasiswa dilakukan evaluasi secara
berkala yang dapat berbentuk ujian, pelaksanaan tugas, pengamatan oleh
dosen, wawancara, penelitian dan lain-lain.
PASAL 17
12
(1) Penilaian hasil ujian kepaniteraan klinik dinyatakan dengan huruf A, B dan E.
(2) Nilai A, B, adalah nilai lulus, sedangkan nilai E adalah nilai tidak lulus.
(3) Nilai tidak lulus dapat diulang pada siklus berikut.
(4) Penilaian hasil evaluasi dilakukan oleh KPM.
(5) Nilai hasil belajar mahasiswa dicantumkan pada kartu hasil studi (KHS).
PASAL 19
INDEKS PRESTASI
(1) Indeks Prestasi Semester (IPS) dihitung dari nilai ujian dan bobot kredit setiap
kepaniteraan klinik tercantum dalam KRS dengan rumus sebagai berikut :
IPS = Σ (N x K)
ΣK
(2) Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) dihitung dari semua nilai kepaniteraan klinik
dari semua semester yang sudah diikuti oleh mahasiswa dengan menggunakan
rumus seperti yang tersebut pada ayat (3) di atas, dengan catatan bahwa tiap
kepaniteraan klinik hanya mempunyai 1 nilai.
(3) Dalam perhitungan IPS dan IPK nilai K dan nilai T tidak diikutkan.
(4) Baik IPS maupun IPK dicantumkan pada KHS.
PASAL 20
(1) Nilai ujian diserahkan oleh KPM kepada ketua bagian yang selanjutnya
diserahkan kepada pembantu dekan I selambat-lambatnya satu minggu setelah
ujian kepaniteraan klinik diadakan.
(2) Setelah nilai ujian dimasukkan, dosen tidak diperkenankan mengubah atau
memperbaiki nilai.
(3) Bagian menerbitkan rapor mahasiswa paling lambat satu bulan setelah ujian.
PASAL 21
13
(1) Mahasiswa putus studi apabila mengundurkan diri atas prakarsa sendiri atau
karena alasan akademik.
(2) Mahasiswa yang mengundurkan diri atas prakarsa sendiri harus secara tertulis
mengajukan surat pernyataan.
(3) Mahasiswa yang putus studi karena alasan akademik atau mengundurkan diri
diberi keterangan putus studi yang ditandatangani oleh rektor dan transkrip
nilai oleh wakil dekan 1.
(4) Dua semester sebelum masa studi berakhir, dekan menyampaikan peringatan
keras kepada mahasiswa bahwa masa studinya tinggal 2 semester.
(5) Mahasiswa dinyatakan putus studi jika melewati batas waktu 2n
PASAL 22
PREDIKAT KELULUSAN
BAB V
PASAL 23
(1) Setiap mahasiswa (untuk Kurikulum lama), yang telah menyelesaikan rotasi
kepanitreaan klinik dan telah Yudisium pendidikan profesi tahap kedua wajib
mengikuti kegiatan Kuliah kerja nyata (KKN) Profesi.
(2) Untuk mahasiswa kurikulum baru (Kurikulum berbasis Kompetensi) kegiatan
KKN dilaksanakan selama 40 hari, dan waktu pelaksanaan adalah sebelum
Yudisium Sarjana Kedokteran dengan beban 3 SKS.
(3) Waktu dan tempat pelaksanaan KKN Profesi akan diatur oleh Lembaga
Pengabdian Pada Masyarakat (LPPM) Universitas Muslim Indonesia.
14
PASAL 24
IJAZAH
PASAL 25
GELAR
PASAL 26
WISUDA
BAB VI
PASAL 27
SANKSI
15
proses pendidikan sesudah diadakan rapat seluruh dosen dibagian dan
Pimpinan Fakultas.
c. Bila tidak mengikuti kegiatan kepaniteraan, pelanggaran disiplin tanpa
alasan yang tepat, peserta kepaniteraan akan diberi peringatan berupa
teguran dari KPM. Teguran yang bersifat catatan di dalam buku
kepaniteraan sebanyak 3 (tiga) kali akan dikenakan sanksi berupa
pengulangan kegiatan kepaniteraan sesuai lama tidak mengikuti kegiatan
dan tidak berhak mendapat ujian keluar (K) tapi berhak mendapat ujian
pimpinan (P).
d. Hal-hal yang belum tertuang di dalam peraturan ini akan dikordinasikan
kemudian antara Bagian dan Pimpinan Fakultas.
PASAL 28
KETENTUAN PERALIHAN
(1) Segala hak dan kewajiban akademik mahasiswa yang telah terpenuhi sebelum
berlakunya peraturan akademik ini tetap diakui dan dipandang sah.
(2) Segala hak dan kewajiban akademik mahasiswa yang belum terpenuhi dan
berbeda dari ketentuan peraturan akademik ini, disesuaikan dan diselesaikan
secara kasualistik dengan surat keputusan dekan.
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
PASAL 29
16
PENUTUP
Ditetapkan di Makassar
DEKAN,
17
I. Mekanisme administrasi
1. Dokter muda (DM) melapor di Clinical Education Unit (CEU) untuk
mengambil surat pengantar ke Badan Koordinasi Pendidikan (Bakordik)
Rumah Sakit (RS) dan Puskesmas (PKM).
2. Di RS masing – masing, DM melapor ke Bakordik.
3. Bakordik memberikan surat pengantar yang ditujukan kepada Koordinator
Disiplin Ilmu (KDI) dan Dokter Pembimbing Klinik (DPK) untuk memulai
kegiatan kepaniteraan klinik pada Disiplin Ilmu masing-masing sesuai
dengan template yang telah disepakati bersama antara Bakordik dan KDI,
dan surat pembimbing tugas ilmiah (case report).
4. DM melaksanakan kegiatan Kepaniteraan Klinik (KK) di RS dan
menyelesaikan tugas ilmiah (case report) dan melengkapi portofolio disiplin
ilmu masing – masing.
5. Pada minggu stase layanan primer di PKM, DM meminta izin terlebih
dahulu ke Bakordik dan DPK sebelum memulai stase tersebut.
6. Di Puskesmas, DM melapor ke Kepala Puskesmas (Kapus) dan
melaksanakan stase di PKM sesuai dengan masa stase serta melengkapi
portofolio.
7. Setelah menyelesaikan stase layanan primer di PKM, DM melapor kembali
ke RS dan melanjutkan KK di RS masing – masing (merampungkan porto
folio, diskusi dengan DPK dan membaca tugas ilmiah).
8. Setelah pembacaan tugas ilmiah, DM mendapatkan surat pengantar untuk
ujian kasus dan nama penguji dari Bakordik.
9. DM melapor ke penguji untuk ujian kasus. Setelah ujian, bila dinyatakan
lulus, maka DM melapor ke DPK dan Bakordik bahwa stase telah selesai.
Setelah itu kembali melapor ke CEU.
10. CEU melaksanakan ujian Post test atau remedial post test dan setelah lulus
maka DM berhak untuk pindah ke siklus KK berikutnya dengan sebelumnya
mengikuti pre test dan Small Group Learning (SGL).
II. Kegiatan Kepaniteraan Klinik di Rumah Sakit
1. DM mendapatkan rotasi kegiatan KK dari Bakordik sesuai dengan template
yang telah disepakati sebelumnya antara Bakordik masing – masing dengan
KDI (Menyangkut rotasi DM selama KK meliputi UGD, Poli, Bangsal,
Kamar Bersalin, OK, RR, acara ilmiah dan stase layanan primer).
18
2. Melapor ke KDI dan DPK masing – masing disiplin ilmu untuk memulai
aktivitas KK di RS tersebut, seluruh aktivitas KK (menerima pasien di
UGD/Poli, melakukan pemeriksaan pada pasien, melengkapi status,
melakukan follow up pasien di bangsal, menerima keluhan pasien,
memberikan tindakan dan observasi, ikut kegiatan di KB, OK, follow up
pasien di RR) di RS berdasarkan disiplin ilmu masing – masing sepenuhnya
dapat dilakukan oleh DM atas sepengetahuan dan instruksi DPK (tanggung
jawab DPK).
3. DM diwajibkan melakukan kegiatan dinas pagi, jaga siang atau malam di RS
masing-masing dan membuat laporan dinas pagi atau laporan jaga.
Pengaturan dinas dan tugas jaga sesuai dengan template pada point 1.
4. Waktu pelaksanaan kegiatan KK meliputi :
Dinas pagi : Jam 07.30 – 14.00 WITA
Jaga siang : Jam 14.00 – 21.00 WITA
Jaga malam : Jam 21.00 – 07.30 WITA
Hari Sabtu kegiatan Ilmiah di CEU FK UMI (morning report dan
Seminar Kompetensi 3 dan 4 SKDI)
Pengaturan jaga pada hari Minggu dan hari libur nasional ditentukan
oleh Cif DM atas persetujuan Bakordik.
DM harus hadir paling lambat 10 menit sebelum jam dinas pagi atau jam
tugas jaga untuk serah terima tugas. Bila terlambat datang dinas pagi atau
jaga maka diberikan sanksi teguran oleh KDI atau Bakordik sesuai yang
tertuang di alam Peraturan Akademik Pendidikan Profesi Dokter.
5. Seluruh kegiatan KK yang berhubungan dengan kasus di dokumentasikan
pada logbook dan portofolio untuk selanjutnya di diskusikan dengan DPK.
6. Selama melakukan kegiatan kepaniteraan klinik, DM dilarang meninggalkan
tugas tanpa sepengetahuan DPK atau Bakordik.
7. Selama menjalankan kepaniteraan klinik dituntut sikap proaktif DM.
8. Selama melakukan kegiatan kepaniteraan klinik, DM harus tunduk pada
ketentuan yang berlaku di RS, Puskesmas, Balai Pengobatan, dan Instansi
terkait lain.
19
bersumber dari jurnal atau textbook (referensi minimal 10 dengan
terbitan 5 thn terakhir).
2. Dosen pembimbing tugas ditentukan oleh Bakordik RS sesuai dengan
kesepakatan awal pengaturan pembimbing tugas antara Bakordik dan
KDI.
3. Tugas ilmiah ilmiah disusun dengan uraian :
1) Sampul
2) Lembar pengesahan
3) Kasus :
Identitas lengkap pasien
Anamnesis
Pemeriksaan fisis
Pemeriksaan penunjang
Diagnosa
Penatalaksaan
Prognosis.
4) Tinjauan pustaka :
Pendahuluan
Insidens dan epidemiologi
Etiologi
Patofisiologi
Diagnosis
Penatalaksanaan
Diagnosa banding
Prognosis
5) Kesimpulan dan saran
6) Daftar pustaka
1. Jadwal pembacaan tugas ilmiah disesuaikan dengan jadwal kegiatan
ilmiah pada masing – masing RS (ditentukan oleh Bakordik RS).
2. Tugas ilmiah DM dibacakan paling lambat pada minggu terakhir masa
KK sesuai jadwal kegiatan ilmiah RS tersebut.
3. Hasil penilaian tugas ilmiah DM yang telah dibacakan, oleh
Pembimbing tugas diserahkan ke Bakordik.
4. Tugas ilmiah DM yang telah dibacakan, diserahkan ke CEU FK UMI
dalam bentuk softcopy dan hardcopy. Tugas tersebut diserahkan oleh
DM pada saat melapor untuk pindah siklus KK.
5. Jika DM tidak membacakan tugas ilmiah sampai pada minggu akhir,
maka DM tidak berhak untuk ujian kasus dan masa KK di tambah dan
dijadwalkan ulang untuk pembacaan pada minggu berikutnya.
20
IV. Ujian Kepaniteraan Klinik
Ujian KK meliputi :
1. Pre test (CBT)
2. Ujian kasus (Mini-CX))
3. Ujian Post test (CBT)
4. OSCE Komprehensif
21
Ujian post test adalah ujian kemampuan teori yang dilaksanakan dengan
model Computer Based Test (CBT). Ujian post test dapat dilaksanakan
pada 2 (dua) minggu terakhir masa KK pada satu disiplin ilmu.
Pelaksanaan ujian di CBT centre FK UMI lantai 4 setiap hari rabu dan
jumat jam 17.00 – Selesai dengan jumlah soal 50 nomor.
Ujian post test dapat dilakukan walaupun tugas ilmiah dan ujian kasus
belum diselesaikan di RS (Tugas ilmiah dan ujian kasus tidak menjadi
syarat untuk ujian post test).
Ujian post test ini dapat dilaksanakan sampai minggu terakhir masa KK
sampai dinyatakan lulus. Jika sampai minggu akhir masa KK, DM
belum dinyatakan lulus, maka DM dapat meninggalkan siklus KK di
RS tersebut untuk melapor ke CEU dan selanjutnya mengikuti ujian
remedial post test pada minggu sela dan kegiatan Small Group
Learning (SGL) tentang topik pada disiplin ilmu yang belum dilulusi.
Ujian remedial post test di minggu sela dilaksanakan pada Senin jam
10.00, Rabu dan Jumat jam 17.00 – selesai.
Jika DM telah lulus post test atau remedial maka CEU akan mengatur
rotasi KK selanjutnya.
4.4 Rekapitulasi nilai akhir KK akan dilakukan oleh CEU, rekapitulasi nilai
meliputi :
Nilai tugas ilmiah : 10 %
Nilai diskusi mingguan pada log book : 20 %
Nilai ujian kasus : 35 %
Nilai ujian Post test : 35 %
4.5 Ujian Komprehensif
Ujian komprehensif terdiri dari 2 yaitu ujian komprehensif pertama
dilaksanakan setelah menyelesaikan KK tingkat 1 dan ujian
komprehensif kedua dilaksanakan setelah menyelesaikan KK tingkat 2.
Ujian komprehensif meliputi ujian teori (CBT 100 nomor) dan ujian
keterampilan (OSCE 12 station)
Ujian komprehensif pertama
Adalah ujian yang dilaksanakan setelah menyelesaikan KK tingkat 1
sebelum yudisium naik tingkat 2 dan bersifat sumatif. Materi ujian
komprehensif pertama meliputi 7 (tujuh) bagian di tingkat 1 (Anak,
Interna, Kulit dan Kelamin, Radiologi, Kardiologi, Jiwa dan
Neurologi).
Syarat ujian komprehensif pertama :
- Peserta berjumlah minimal 10 orang.
22
- Ujian dapat dilaksanakan oleh DM pada siklus KK terakhir setelah
melewati 50 % masa kepaniteraan kliniknya.
- Pelaksanaan ujian dilaksanakan 2 (dua) kali seminggu (pada minggu
ke 1 dan 3 bulan berjalan).
- Ujian CBT dilaksanakan di CBT Centre Lantai 4 FK UMI pada hari
Kamis jam 16.00 – 17.40 wita.
- Ujian OSCE dilaksanakan di OSCE Centre FK UMI di Menara UMI
lantai 6 pada hari Sabtu jam 08.00 – 11.00 Wita.
23
ke CEU paling lambat 2 minggu setelah masa KK sebelumnya berakhir tanpa
alasan jelas maka di kategorikan dalam pelanggaran ringan
3. Memahami etika dan aturan akademik tentang larangan untuk melakukan
pelanggaran akademik seperti: perjokian, pemalsuan tanda tangan, terlibat
pembocoran soal, penyuapan, pemalsuan dokumen akademik, pemalsuan
karya ilmiah, plagiat, memberikan laporan palsu dan hal-hal melanggar
hukum lainnya, sehingga bila mahasiswa terbukti melakukan hal-hal
melanggar hukum tsb, bersedia dijatuhkan sanksi sesuai aturan yang berlaku.
4. Menjunjung tinggi etika dan nilai-nilai moral di Fakultas Kedokteran,
termasuk kesantunan dalam penggunaan Media Informasi dan Teknologi
(ketertiban penggunaan laptop/ headset, media sosial seperti Facebook,
Youtube, Twitter, BBM, Line, Path, WhatsApp, Instagram, WeChat dan
sejenisnya). Bila terbukti melakukan pelanggaran melalui media tersebut
bersedia dijatuhkan sanksi sesuai aturan yang berlaku.
5. Berperan aktif dalam ikut menjaga ketertiban dan keamanan kampus islami,
serta tidak terlibat dalam: perkelahian, tawuran, menghasut, membuat
keonaran, penganiayaan, tindakan anarkis, perjudian, asusila, mabuk-
mabukan dan obat-obatan terlarang, membawa/menyimpan/menggunakan
senjata tajam/api/bahan peledak, sehingga bila mahasiswa terbukti melakukan
hal-hal melanggar hukum tsb, bersedia dijatuhkan sanksi berat sesuai aturan
yang berlaku.
6. Berbusana muslim dan tidak menggunakan cadar sesuai dengan kaidah dan
aturan kampus Islami. Serta berpakaian sesuai dengan asas kepantasan dan
kepatutan sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran.
7. Tidak melakukan kegiatan diluar Fakultas dan Rumah Sakit atas nama
lembaga / organisasi / institusi Fakultas Kedokteran UMI dan RS Pendidikan
tanpa Izin dari pimpinan Fakultas, Bakordik RS dan sepengetahuan orang tua
mahasiswa yang bersangkutan.
8. Berperan aktif dan berpartisipasi dalam menjaga kebersihan, keindahan dan
kenyamanan serta tidak merokok di area kampus dan RS serta wahana
pendidikan profesi.
9. Tidak melakukan pengrusakan terhadap sarana/ prasarana kampus dan RS
serta wahana pendidikan profesi, termasuk tanaman, rambu-rambu, dan
atribut univertasitas/fakultas.
10. Pelanggaran terhadap peraturan akademik, pelanggaran disiplin, etika, tata
krama dan tata tertib yang telah ditetapkan akan diberikan sanksi oleh
Bakordik dengan koordinasi dengan KDI dan dilaporkan CEU FK UMI.
Sanksi dapat berupa :
- Menambah tugas jaga di RS
- Menambah tugas ilmiah
- Menambah masa KK di RS
24
11. Jika pelanggaran tersebut masuk dalam kategori sedang sampai berat, maka
Bakordik RS mengembalikan DM ke CEU untuk diproses lebih lanjut
(Sidang Komisi Disiplin dan Rapat Pimpinan Fakultas) dan akan diberikan
sanksi berupa :
- Membatalkan siklus KK
- Skorsing akademik
- Diberhentikan sebagai mahasiswa pendidikan profesi dokter FK
- UMI
12. Sanksi akademik terdiri atas tiga tingkatan hukuman disiplin (Sesuai Panduan
Akademik UMI Pasal 52 dan pasal 53:
a. Hukuman disiplin ringan, berupa teguran lisan, teguran tertulis I, II, dan
III. Jenis hukuman disiplin ringan dikenakan kepada mahasiswa yang
melakukan tindakan atau perbuatan yang melanggar tata tertib kampus
Islami.
b. Hukuman disiplin sedang, berupa pemberhentian sementara (skorsing)
selama satu semester dan atau selama-lamanya empat semester. Selama
menjalani skorsing mahasiswa yang bersangkutan tidak boleh melakukan
atau mengikuti segala bentuk kegiatan akademik dan kemahasiswaan.
Jenis hukuman disiplin sedang dikenakan kepada mahasiswa yang
melakukan pelanggaran administrasi akademik, misalnya pemalsuan
tandatangan, pemalsuan berkas-berkas administrasi akademik dan atau
pengrusakan sarana dan prasaran milik UMI.
c. Hukuman disiplin berat, berupa pemberhentian sebagai mahasiswa
secara tetap (permanen). Jenis hukuman disiplin sedang dikenakan
kepada mahasiswa yang melakukan pelanggaran yang mengakibatkan
gangguan keamanan dan ketertiban, terhentinya kegiatan akademik
dalam kampus, membahayakan keselamatan mahasiswa, dosen,
karyawan, serta pimpinan Fakultas dan Universitas, dapat merusak citra
almamater UMI sebagai lembaga pendidikan dan dakwah.
Saya yang bertanda tangan dibawah ini, pemilik buku log kepaniteraan Klinik anak
dengan ini menyatakan bersedia menaati tata tertib kepaniteraan klinik dan tata
tertib Co-Ass anak.Apabila jika terjadi kelainan dan pelanggaran di kemudian hari
maka saya bersedia mendapat sanksi akademik yang berlaku.
25
Makassar ...............................
Mengetahui
Koordinator Disiplin Ilmu Kesehatan Anak Supervisor Pembimbing,
PENDAHULUAN
Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI) merupakan standar minimal
kompetensi lulusan dan bukan merupakan standar kewenangan dokter layanan
primer. SKDI pertama kali disahkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) pada
tahun 2006 dan telah digunakan sebagai acuan untuk pengembangan kurikulum
berbasis kompetensi (KBK). SKDI juga menjadi acuan dalam pengembangan uji
kompetensi dokter yang bersifat nasional.
SKDI memerlukan revisi secara berkala, mengingat perkembangan yang ada terkait
26
sinergisme sistem pelayanan kesehatan dengan sistem pendidikan dokter,
perkembangan yang terjadi di masyarakat serta perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi kedokteran.
Berdasarkan pengalaman institusi pendidikan kedokteran dalam
mengimplementasikan SKDI tersebut, ditemukan beberapa hal yang perlu
mendapatkan perhatian, sebagai berikut:
1. SKDI harus mengantisipasi kondisi pembangunan kesehatan di Indonesia dalam
kurun waktu 5 tahun ke depan. Sampai dengan tahun 2015, Millenium
Development Goals (MDGs) masih menjadi tujuan yang harus dicapai dengan
baik. Untuk itu, fokus pencapaian kompetensi terutama dalam hal yang terkait
dengan kesehatan ibu dan anak serta permasalahan gizi dan penyakit infeksi,
tanpa mengesampingkan permasalahan penyakit tidak menular.
2. Tantangan profesi kedokteran masih memerlukan penguatan dalam aspek
perilaku profesional, mawas diri dan pengembangan diri serta komunikasi
efektif sebagai dasar dari rumah bangun kompetensi dokter Indonesia. Hal
tersebut sesuai dengan hasil pertemuan Konsil Kedokteran se-ASEAN yang
memformulasikan bahwa karakteristik dokter yang ideal adalah: profesional,
kompeten, beretika, serta memiliki kemampuan manajerial dan kepemimpinan.
3. Dalam mengimplementasikan program elektif, institusi pendidikan kedokteran
perlu mengembangkan muatan lokal yang menjadi unggulan masing-masing
institusi sehingga memberikan kesempatan mobilitas mahasiswa secara
regional, nasional, maupun global.
4. Secara teknis, sistematika SKDI yang baru mengalami perubahan yaitu:
Penambahan Daftar Masalah Profesi pada Lampiran Daftar Masalah,
sebagai tindak lanjut hasil kajian terhadap perilaku personal dokter.
Penambahan Lampiran Pokok Bahasan untuk Pencapaian 7 Area
Kompetensi, sebagai tindak lanjut hasil kajian mengenai implementasi
SKDI di institusi pendidikan kedokteran.
Konsistensi lampiran daftar masalah, penyakit dan keterampilan klinis
disusun berdasarkan organ sistem. Hal ini untuk memberikan arahan yang
lebih jelas bagi institusi pendidikan kedokteran dalam menyusun kurikulum,
serta mencegah terjadinya duplikasi yang tidak perlu. Sistematika
berdasarkan organ sistem ini juga mempermudah penyusun kurikulum
dalam menentukan urutan tematik tujuan pembelajaran secara sistematis.
27
SISTEMATIKA
Standar Kompetensi Dokter Indonesia terdiri dari 7 (tujuh) area kompetensi yang
diturunkan dari gambaran tugas, peran dan fungsi dokter layanan primer. Setiap
area kompetensi ditetapkan definisinya, yang disebut kompetensi inti. Setiap area
kompetensi dijabarkan menjadi beberapa komponen kompetensi, yang diperinci
lebih lanjut menjadi kemampuan yang diharapkan di akhir pendidikan.
Secara skematis, susunan Standar Kompetensi Dokter Indonesia dapat digambarkan
seperti berikut:
28
tingkat kemampuan yang diharapkan. Daftar ini memudahkan institusi pendidikan
kedokteran untuk menentukan materi dan sarana pembelajaran keterampilan klinis.
Daftar Pokok Bahasan, memuat pokok bahasan dalam proses pembelajaran untuk
mencapai 7 area kompetensi. Materi tersebut dapat diuraikan lebih lanjut sesuai
bidang ilmu yang terkait, dan dipetakan sesuai dengan struktur kurikulum masing-
masing institusi.
29
B. Komponen Kompetensi
Area Profesionalitas yang Luhur
1. Berke-Tuhanan Yang Maha Esa/Yang Maha Kuasa
2. Bermoral, beretika dan disiplin
3. Sadar dan taat hukum
4. Berwawasan sosial budaya
5. Berperilaku profesional
Area Mawas Diri dan Pengembangan Diri
6. Menerapkan mawas diri
7. Mempraktikkan belajar sepanjang hayat
8. Mengembangkan pengetahuan
Area Komunikasi Efektif
9. Berkomunikasi dengan pasien dan keluarga
10. Berkomunikasi dengan mitra kerja
11. Berkomunikasi dengan masyarakat
Area Pengelolaan Informasi
12. Mengakses dan menilai informasi dan pengetahuan
13. Mendiseminasikan informasi dan pengetahuan secara efektif kepada
profesional kesehatan, pasien, masyarakat dan pihak terkait untuk
peningkatan mutu pelayanan kesehatan
Area Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran
14. Menerapkan ilmu Biomedik, ilmu Humaniora, ilmu Kedokteran Klinik, dan
ilmu Kesehatan Masyarakat/ Kedokteran Pencegahan / Kedokteran
Komunitas yang terkini untuk mengelola masalah kesehatan secara holistik
dan komprehensif.
Area Keterampilan Klinis
15. Melakukan prosedur diagnosis
16. Melakukan prosedur penatalaksanaan yang holistik dan komprehensif
Area Pengelolaan Masalah Kesehatan
17. Melaksanakan promosi kesehatan pada individu, keluarga dan masyarakat
18. Melaksanakan pencegahan dan deteksi dini terjadinya masalah kesehatan
pada individu, keluarga dan masyarakat
19. Melakukan penatalaksanaan masalah kesehatan individu, keluarga dan
masyarakat
20. Memberdayakan dan berkolaborasi dengan masyarakat dalam upaya
meningkatkan derajat kesehatan
21. Mengelola sumber daya secara efektif, efisien dan berkesinambungan dalam
penyelesaian masalah kesehatan
22. Mengakses dan menganalisis serta menerapkan kebijakan kesehatan spesifik
yang merupakan prioritas daerah masing-masing di Indonesia
30
C. Penjabaran Kompetensi
1. Profesionalitas yang Luhur
1.1. Kompetensi Inti
Mampu melaksanakan praktik kedokteran yang profesional sesuai dengan nilai dan
prinsip ke-Tuhan-an, moral yang luhur, etika, disiplin, hukum, dan sosial budaya.
1.2. Lulusan Dokter Mampu
1. Berke-Tuhan-an (Yang Maha Esa/Yang Maha Kuasa)
Bersikap dan berperilaku yang berke-Tuhan-an dalam praktik
kedokteran
Bersikap bahwa yang dilakukan dalam praktik kedokteran merupakan
upaya maksimal
2. Bermoral, beretika dan berdisiplin
Bersikap dan berperilaku sesuai dengan standar nilai moral yang luhur
dalam praktik kedokteran
Bersikap sesuai dengan prinsip dasar etika kedokteran dan kode etik
kedokteran Indonesia
Mampu mengambil keputusan terhadap dilema etik yang terjadi pada
pelayanan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat
Bersikap disiplin dalam menjalankan praktik kedokteran dan
bermasyarakat
3. Sadar dan taat hukum
Mengidentifikasi masalah hukum dalam pelayanan kedokteran dan
memberikan saran cara pemecahannya
Menyadari tanggung jawab dokter dalam hukum dan ketertiban
masyarakat
Taat terhadap perundang-undangan dan aturan yang berlaku
Membantu penegakkan hukum serta keadilan
4. Berwawasan sosial budaya
Mengenali sosial-budaya-ekonomi masyarakat yang dilayani
Menghargai perbedaan persepsi yang dipengaruhi oleh agama, usia,
gender, etnis, difabilitas, dan sosial-budaya-ekonomi dalam menjalankan
praktik kedokteran dan bermasyarakat
Menghargai dan melindungi kelompok rentan
Menghargai upaya kesehatan komplementer dan alternatif yang
berkembang di masyarakat multikultur
5. Berperilaku profesional
Menunjukkan karakter sebagai dokter yang profesional
Bersikap dan berbudaya menolong
Mengutamakan keselamatan pasien
31
Mampu bekerja sama intra dan inter profesional dalam tim pelayanan
kesehatan demi keselamatan pasien
Melaksanakan upaya pelayanan kesehatan dalam kerangka sistem
kesehatan nasional dan global
3. Komunikasi Efektif
3.1. Kompetensi Inti
Mampu menggali dan bertukar informasi secara verbal dan non verbal dengan
pasien pada semua usia, anggota keluarga, masyarakat, kolega dan profesi lain.
3.2. Lulusan Dokter Mampu
1. Berkomunikasi dengan pasien dan keluarganya
Membangun hubungan melalui komunikasi verbal dan nonverbal
Berempati secara verbal dan nonverbal
Berkomunikasi dengan menggunakan bahasa yang santun dan dapat
dimengerti
32
Mendengarkan dengan aktif untuk menggali permasalahan kesehatan
secara holistik dan komprehensif
Menyampaikan informasi yang terkait kesehatan (termasuk berita buruk,
informed consent) dan melakukan konseling dengan cara yang santun,
baik dan benar
Menunjukkan kepekaan terhadap aspek biopsikososiokultural dan
spiritual pasien dan keluarga
2. Berkomunikasi dengan mitra kerja (sejawat dan profesi lain)
Melakukan tatalaksana konsultasi dan rujukan yang baik dan benar
Membangun komunikasi interprofesional dalam pelayanan kesehatan
Memberikan informasi yang sebenarnya dan relevan kepada penegak
hukum, perusahaan asuransi kesehatan, media massa dan pihak lainnya
jika diperlukan
Mempresentasikan informasi ilmiah secara efektif
3. Berkomunikasi dengan masyarakat
Melakukan komunikasi dengan masyarakat dalam rangka
mengidentifikasi masalah kesehatan dan memecahkannya bersama-sama
Melakukan advokasi dengan pihak terkait dalam rangka pemecahan
masalah kesehatan individu, keluarga dan masyarakat
4. Pengelolaan Informasi
4.1. Kompetensi Inti
Mampu memanfaatkan teknologi informasi komunikasi dan informasi kesehatan
dalam praktik kedokteran.
4.2. Lulusan Dokter Mampu
1. Mengakses dan menilai informasi dan pengetahuan
Memanfaatkan teknologi informasi komunikasi dan informasi
kesehatan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
Memanfaatkan keterampilan pengelolaan informasi kesehatan untuk
dapat belajar sepanjang hayat
2. Mendiseminasikan informasi dan pengetahuan secara efektif kepada
profesional kesehatan, pasien, msyarakat dan pihak terkait untuk
peningkatan mutu pelayanan kesehatan
Memanfaatkan keterampilan pengelolaan informasi untuk diseminasi
informasi dalam bidang kesehatan.
33
5.2. Lulusan Dokter Mampu
Menerapkan ilmu Biomedik, ilmu Humaniora, ilmu Kedokteran Klinik, dan
ilmu Kesehatan Masyarakat/ Kedokteran Pencegahan/ Kedokteran Komunitas
yang terkini untuk mengelola masalah kesehatan secara holistik dan
komprehensif.
Menerapkan prinsip-prinsip ilmu Biomedik, ilmu Humaniora, ilmu
Kedokteran Klinik, dan ilmu Kesehatan Masyarakat/ Kedokteran
Pencegahan/ Kedokteran Komunitas yang berhubungan dengan promosi
kesehatan individu, keluarga dan masyarakat
Menerapkan prinsip-prinsip ilmu Biomedik, ilmu Humaniora, ilmu
Kedokteran Klinik, dan ilmu Kesehatan Masyarakat/ Kedokteran
Pencegahan/ Kedokteran Komunitas yang berhubungan dengan prevensi
masalah kesehatan individu, keluarga dan masyarakat
Menerapkan prinsip-prinsip ilmu Biomedik, ilmu Humaniora, ilmu
Kedokteran Klinik, dan ilmu Kesehatan Masyarakat/ Kedokteran
Pencegahan/ Kedokteran Komunitas untuk menentukan prioritas masalah
kesehatan pada individu, keluarga dan masyarakat
Menerapkan prinsip-prinsip ilmu Biomedik, ilmu Humaniora, ilmu
Kedokteran Klinik, dan ilmu Kesehatan Masyarakat/ Kedokteran
Pencegahan/ Kedokteran Komunitas yang berhubungan dengan terjadinya
masalah kesehatan individu, keluarga dan masyarakat
Menganalisis masalah kesehatan melalui pemahaman mekanisme normal
dan perubahan-perubahan yang terjadi di tingkat molekular maupun selular
Menggunakan data klinik dan pemeriksaan penunjang yang rasional untuk
menegakkan diagnosis
Menggunakan alasan ilmiah dalam menentukan penatalaksanaan masalah
kesehatan berdasarkan etiologi, patogenesis, dan patofisiologi
Menentukan prognosis penyakit melalui pemahaman prinsip-prinsip ilmu
Biomedik, ilmu Humaniora, ilmu Kedokteran Klinik, dan ilmu Kesehatan
Masyarakat/ Kedokteran Pencegahan/ Kedokteran Komunitas
Menerapkan prinsip-prinsip ilmu Biomedik, ilmu Humaniora, ilmu
Kedokteran Klinik, dan ilmu Kesehatan Masyarakat/ Kedokteran
Pencegahan/ Kedokteran Komunitas yang berhubungan dengan rehabilitasi
medik dan sosial pada individu, keluarga dan masyarakat
Menerapkan prinsip-prinsip ilmu Biomedik, ilmu Humaniora, ilmu
Kedokteran Klinik, dan ilmu Kesehatan Masyarakat/ Kedokteran
Pencegahan/ Kedokteran Komunitas yang berhubungan dengan kepentingan
hukum dan peradilan
34
Mempertimbangkan kemampuan dan kemauan pasien, bukti ilmiah
kedokteran, dan keterbatasan sumber daya dalam pelayanan kesehatan
untuk mengambil keputusan
6. Keterampilan Klinis
6.1. Kompetensi Inti
Mampu melakukan prosedur klinis yang berkaitan dengan masalah kesehatan
dengan menerapkan prinsip keselamatan pasien, keselamatan diri sendiri dan orang
lain.
6.2. Lulusan Dokter Mampu
1. Melakukan prosedur diagnosis
Melakukan dan menginterpretasi hasil auto-, allo- dan hetero-anamnesis,
pemeriksaan fisik umum dan khusus sesuai dengan masalah pasien
Melakukan dan menginterpretasi pemeriksaan penunjang dasar dan
mengusulkan pemeriksaan penunjang lainnya yang rasional
2. Melakukan prosedur penatalaksanaan masalah kesehatan secara holistik dan
komprehensif
Melakukan edukasi dan konseling
Melaksanakan promosi kesehatan
Melakukan tindakan medis preventif
Melakukan tindakan medis kuratif
Melakukan tindakan medis rehabilitatif
Melakukan prosedur proteksi terhadap hal yang dapat membahayakan
diri sendiri dan orang lain
Melakukan tindakan medis pada kedaruratan klinis dengan menerapkan
prinsip keselamatan pasien
Melakukan tindakan medis dengan pendekatan medikolegal terhadap
masalah kesehatan/ kecederaan yang berhubungan dengan hukum
7. Pengelolaan Masalah Kesehatan
7.1. Kompetensi Inti
Mampu mengelola masalah kesehatan individu, keluarga maupun masyarakat
secara komprehensif, holistik, terpadu dan berkesinambungan dalam konteks
pelayanan kesehatan primer.
7.2. Lulusan Dokter Mampu
1. Melaksanakan promosi kesehatan pada individu, keluarga dan masyarakat
Mengidentifikasi kebutuhan perubahan pola pikir, sikap dan perilaku,
serta modifikasi gaya hidup untuk promosi kesehatan pada berbagai
kelompok umur, agama, masyarakat, jenis kelamin, etnis, dan budaya
Merencanakan dan melaksanakan pendidikan kesehatan dalam rangka
promosi kesehatan di tingkat individu, keluarga, dan masyarakat
35
2. Melaksanakan pencegahan dan deteksi dini terjadinya masalah kesehatan
pada individu, keluarga dan masyarakat
Melakukan pencegahan timbulnya masalah kesehatan
Melakukan kegiatan penapisan faktor risiko penyakit laten untuk
mencegah dan memperlambat timbulnya penyakit
Melakukan pencegahan untuk memperlambat progresi dan timbulnya
komplikasi penyakit dan atau kecacatan
3. Melakukan penatalaksanaan masalah kesehatan individu, keluarga dan
masyarakat
Menginterpretasi data klinis dan merumuskannya menjadi diagnosis
Menginterpretasi data kesehatan keluarga dalam rangka
mengidentifikasi masalah kesehatan keluarga
Menginterpretasi data kesehatan masyarakat dalam rangka
mengidentifikasi dan merumuskan diagnosis komunitas
Memilih dan menerapkan strategi penatalaksanaan yang paling tepat
berdasarkan prinsip kendali mutu, biaya, dan berbasis bukti
Mengelola masalah kesehatan secara mandiri dan bertanggung jawab
(lihat Daftar Pokok Bahasan dan Daftar Penyakit) dengan
memperhatikan prinsip keselamatan pasien
Mengkonsultasikan dan/ atau merujuk sesuai dengan standar pelayanan
medis yang berlaku (lihat Daftar Penyakit)
Membuat instruksi medis tertulis secara jelas, lengkap, tepat, dan dapat
dibaca
Membuat surat keterangan medis seperti surat keterangan sakit, sehat,
kematian, laporan kejadian luar biasa, laporan medikolegal serta
keterangan medis lain sesuai kewenangannya termasuk visum et
repertum dan identifikasi jenasah
Menulis resep obat secara bijak dan rasional (tepat indikasi, tepat obat,
tepat dosis, tepat frekwensi dan cara pemberian, serta sesuai kondisi
pasien), jelas, lengkap, dan dapat dibaca.
Mengidentifikasi berbagai indikator keberhasilan pengobatan,
memonitor perkembangan penatalaksanaan, memperbaiki dan
mengubah terapi dengan tepat
Menentukan prognosis masalah kesehatan pada individu, keluarga dan
masyarakat
Melakukan rehabilitasi medik dasar dan rehabilitasi sosial pada
individu, keluarga dan masyarakat
Menerapkan prinsip-prinsip epidemiologi dan pelayanan kedokteran
secara komprehensif, holistik dan berkesinambungan dalam mengelola
masalah kesehatan
36
Melakukan tatalaksana pada keadaan wabah dan bencana mulai dari
identifikasi masalah hingga rehabilitasi komunitas
4. Memberdayakan dan berkolaborasi dengan masyarakat dalam upaya
meningkatkan derajat kesehatan
Memberdayakan dan berkolaborasi dengan masyarakat agar mampu
mengidentifikasi masalah kesehatan aktual yang terjadi serta
mengatasinya bersama-sama
Bekerja sama dengan profesi dan sektor lain dalam rangka
pemberdayaan masyarakat untuk mengatasi masalah kesehatan.
5. Mengelola sumber daya secara efektif, efisien dan berkesinambungan dalam
penyelesaian masalah kesehatan
Mengelola sumber daya manusia, keuangan, sarana dan prasarana secara
efektif dan efisien
Menerapkan manajemen mutu terpadu dalam pelayanan kesehatan
primer dengan pendekatan kedokteran keluarga
Menerapkan manajemen kesehatan dan institusi layanan kesehatan
6. Mengakses dan menganalisis serta menerapkan kebijakan kesehatan spesifik
yang merupakan prioritas daerah masing-masing di Indonesia
Menggambarkan bagaimana pilihan kebijakan dapat mempengaruhi
program kesehatan masyarakat dari aspek fiskal, administrasi, hukum,
etika, sosial, dan politik
DAFTAR PENYAKIT SESUAI STANDAR KOMPETENSI
DOKTER INDONESIA
(Tulisan cetak tebal merupakan penyakit yang wajib diketahui dokter
layanan primer)
37
12. PEM ( Marasmus +
kwashiorkor) +
14. Difteri +
15. Pertussis +
16 Tetanus +
17 Morbili +
18 DHF +
19 Demam tifoid +
20 Varisela +
21 PJB non sianotik dan sianotik
(ToF) +
22 PJ didapat +
23 Sirkulasi fetal +
24 Sindroma Nefrotik +
25 Sindroma Nefritik (GNA) +
26 Nefroblastoma +
27 Gagal ginjal +
28 Prematur +
29 BBLR +
30 RDN +
31 Trauma Lahir +
32 Asfiksia Neonatorum +
33 Ikterus Neonatorum +
34 Hipotiroid +
35 Sindroma Down +
36 DM tipe I +
37 Anemia (An Defisiensi Fe) +
38 Leukemia +
39 Penyakit Perdarahan Gangguan
Pembekuan +
40 Urtikaria +
41 Reaksi Alergi +
42 Kejang demam +
43 Epilepsi +
44 Meningitis / Ensefalitis +
45 Ensepalopathy +
46 Cerebral palsy +
Poliomyelitis +
Guillane Barre Syndrome +
46 Imunisasi +
47 Gangguan Tumbuh Kembang +
38
Tingkat Kemampuan 1
Dapat mengenali dan menempatkan gambaran-gambaran klinik sesuai penyakit ini
ketika membaca literatur. Dalam korespondensi, ia dapat mengenal gambaran klinik
ini, dan tahu bagaimana mendapatkan informasi lebih lanjut. Level ini
mengindikasikan overview level.Bila menghadapi pasien dengan gambaran klinik
ini dan menduga penyakitnya, Dokter segera merujuk.
Tingkat Kemampuan 2
Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan
pemeriksaanpemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya :
pemeriksaan laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter mampu merujuk pasien
secepatnya ke spesialis yang relevan dan mampu menindaklanjuti sesudahnya
Tingkat Kemampuan 3
3a. Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan
pemeriksaanpemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya :
pemeriksaan laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter dapat memutuskan
dan memberi terapi pendahuluan, serta merujuk ke spesialis yang relevan
(bukan kasus gawat darurat).
3b. Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan
pemeriksaanpemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya :
pemeriksaan laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter dapat memutuskan
dan memberi terapipendahuluan, serta merujuk ke spesialis yang relevan
(kasus gawat darurat).
Tingkat Kemampuan 4
Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan
pemeriksaanpemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya :
pemeriksaan laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter dapat memutuskan dan
mampu menangani problem itu secara mandiri hingga tuntas.
39
SMALL GROUP LEARNING (SGL)
DISIPLIN ILMU KESEHATAN ANAK
TANDA
NO HARI JAM MATERI PENGAMPU
TANGAN
Taeniasis (4A), Peny. Cacing tambang
1
09.30 - (4A)
11.00 Strongiloidiasis (4A) , Askariasis (4A),
2
Skistosomiasis (4A)
3 SELASA 11.00 - Kandidiasis mulut (4A), Parotitis (4A)
4 12.30 Ulkus mulut (aptosa, herpes) (4A)
Malnutrisi energi protein (4A), Anemia
5 15.30 - def. Fe pada anak (4A)
17.00
6 Defisiensi vitamin dan mineral (4A)
7 Asma Bronchiale (4A), Bronkiolitis (3B)
09.30 -
11.00 Pneumonia (4A), Bronchopneumonia
8
(4A)
9 11.00 - Kejang demam pada anak (4A)
10 12.30 Tetanus neonatorum (3B)
RABU
Infeksi pada umbilikus (4A), Hernia
11 13.30 - umbilikalis (3A)
15.00
12 Intususepsi/Invaginasi (3B)
13 15.30 - Poliomyelitis (3B)
14 17.00 Difteria (3B)
KETERANGAN
Hadir* :
Alpa :
Sakit :
Catatan :
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
Makassar
Clinical Education Unit
( )
DISIPLIN ILMU : KESEHATAN ANAK
40
DISIPLIN ILMU : KESEHATAN ANAK
41
42
KEGIATAN HARIAN DOKTER MUDA
MINGGU 1
HARI/TANGGAL TEMPAT KEGIATAN TTD
DOKTER
DINAS JAGA
MINGGU 2
HARI/TANGGAL TEMPAT KEGIATAN TTD
DOKTER
DINAS JAGA
MINGGU 3
HARI/TANGGAL TEMPAT KEGIATAN TTD
DOKTER
DINAS JAGA
43
MINGGU 4
HARI/TANGGAL TEMPAT KEGIATAN TTD
DOKTER
DINAS JAGA
MINGGU 5
HARI/TANGGAL TEMPAT KEGIATAN TTD
DOKTER
DINAS JAGA
MINGGU 6
HARI/TANGGAL TEMPAT KEGIATAN TTD
DOKTER
DINAS JAGA
MINGGU 7
HARI/TANGGAL TEMPAT KEGIATAN TTD
DOKTER
DINAS JAGA
44
MINGGU 8
HARI/TANGGAL TEMPAT KEGIATAN TTD
DOKTER
DINAS JAGA
MINGGU 9
HARI/TANGGAL TEMPAT KEGIATAN TTD
DOKTER
DINAS JAGA
MINGGU 10
HARI/TANGGAL TEMPAT KEGIATAN TTD
DOKTER
DINAS JAGA
45
46
DISKUSI CASE REPORT
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
I .INFEKSI
47
Tanggal
No Materi Kompetensi Nama Pembimbing TTD
Diskusi
1 DBD
2 Demam tifoid
3 Tetanus
4 Difteri
5 Morbili
6 Poliomielitis
7 Rabies
8 Helmintiasis
No Keterampilan Tingkat
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
ketrampilan
1 Anamnesis dari pihak ketiga 4A
2 Menelusuri riwayat makan 4A
3 Anamnesis anak yang lebih tua 4A
4 Berbicara dengan orang tua 4A
anak yang sakit berat
5 Perhatian khusus usia pasien 4A
6 Penilaian keadaan umum, 4A
gerakan, perilaku, tangisan
7 Pengukuran antropometri 4A
8 Pengukuran suhu 4A
9 Pemeriksaan fisis toraks (paru 4A
dan jantung)
10 Pemeriksaan fisis abdomen 4A
48
II. RESPIROLOGI
Tanggal
Materi Kompetensi Nama Pembimbing TTD
No Diskusi
1 Pneumonia
2 Tuberculosis
3 Bronkiolitis
4 Asma bronkial
5 Tonsilofaringitis
6 Pertusis
No Keterampilan Tingkat
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
ketrampilan
1 Anamnesis dari pihak ketiga 4A
2 Menelusuri riwayat makan 4A
3 Anamnesis anak yang lebih tua 4A
4 Berbicara dengan orang tua anak 4A
yang sakit berat
5 Perhatian khusus usia pasien 4A
6 Penilaian keadaan umum, 4A
gerakan, perilaku, tangisan
7 Pengukuran antropometri 4A
8 Pengukuran suhu 4A
9 Pemeriksaan fisis toraks (paru 4A
dan jantung)
10 Tatalaksana jalan napas 3
11 Cara pemberian oksigen 3
12 Cara nebulisasi 4A
49
III. GASTROENTEROHEPATOLOGI
No Keterampilan Tingkat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
ketrampilan
1 Anamnesis dari pihak ketiga 4A
2 Menelusuri riwayat makan 4A
3 Anamnesis anak yang lebih tua 4A
4 Berbicara dengan orang tua 4A
anak yang sakit berat
5 Penilaian keadaan umum, 4A
gerakan, perilaku, tangisan
6 Pengukuran antropometri 4A
7 Pengukuran suhu 4A
8 Pemeriksaan fisis toraks (paru 4A
dan jantung)
9 Pemeriksaan fisis abdomen 4A
10 Persiapan dan pemeriksaan 4A
tinja
11 Pemasangan pipa nasogastrik 4A
12 Pemeriksaan feses (termasuk
darah samar, protozoa, parasit,
cacing)
13 Tatalaksana dehidrasi berat
50
IV. NUTRISI DAN METABOLIK
N Tanggal
Materi Kompetensi Nama Pembimbing TTD
o Diskusi
1 Malnutrisi
Terapi nutrisi
2
malnutrisi
Defisiensi
3 vitamin dan
mineral
4 Obesitas
No Keterampilan Tingkat 1 2 3 4 5 6 7 8 9
ketrampilan
1 Anamnesis dari pihak ketiga 4A
2 Menelusuri riwayat makan 4A
3 Anamnesis anak yang lebih tua 4A
4 Berbicara dengan orang tua 4A
anak yang sakit berat
5 Perhatian khusus usia pasien 4A
6 Penilaian keadaan umum, 4A
gerakan, perilaku, tangisan
7 Pengukuran antropometri 4A
8 Pengukuran suhu 4A
9 Pemeriksaan fisis toraks (paru 4A
dan jantung)
10 Tatalaksana gizi buruk 4A
11 Pengaturan diet 4A
51
V. NEUROLOGI
N Tanggal
Materi Kompetensi Nama Pembimbing TTD
o Diskusi
1 Kejang demam
2 Meningitis bakteri
3 Meningitis virus
4 Ensefalitis
5 Epilepsi
6 Cerebral Palsy
7 Status epileptikus
No Keterampilan Tingkat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
ketrampilan
1 Anamnesis dari pihak ketiga 4A
2 Menelusuri riwayat makan 4A
3 Anamnesis anak yang lebih tua 4A
4 Berbicara dengan orang tua 4A
anak yang sakit berat
5 Perhatian khusus usia pasien 4A
6 Penilaian keadaan umum, 4A
gerakan, perilaku, tangisan
7 Pengukuran antropometri 4A
8 Pengukuran suhu 4A
9 Penilaian tingkat kesadaran 4A
dengan skala koma Glasgow
10 Refleks fisiologis 4A
11 Refleks patologis 4A
12 Refleks primitive 4A
13 Deteksi kaku kuduk 4A
14 Interpretasi X-ray tengkorak 4A
15 Interpretasi X-ray tulang 4A
belakang
52
VI. NEFROLOGI
N Tanggal
Materi Kompetensi Nama Pembimbing TTD
o Diskusi
1 Sindrom Nefrotik
Sindrom Nefritik
2
Akut
Infeksi Saluran
3
Kemih
4 Batu Saluran Kemih
5 Pendekatan
diagnostik gagal
ginjal
No Keterampilan Tingkat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
ketrampilan
1 Anamnesis dari pihak ketiga 4A
2 Menelusuri riwayat makan 4A
3 Anamnesis anak yang lebih tua 4A
4 Berbicara dengan orang tua 4A
anak yang sakit berat
5 Perhatian khusus usia pasien 4A
6 Penilaian keadaan umum, 4A
gerakan, perilaku, tangisan
7 Pengukuran antropometri 4A
8 Pengukuran suhu 4A
9 Pemeriksaan bimanual ginjal 4A
10 Pemeriksaan nyeri ketok ginjal 4A
11 Permintaan pemeriksaan 4A
BNO-IVP
12 Interpretasi BNO - IVP 3
13 Persiapan dan pemeriksaan 4A
sedimen urin (menyiapkan
slide dan uji mikroskopik urin)
VII. KARDIOLOGI
53
N Tanggal
Materi Kompetensi Nama Pembimbing TTD
o Diskusi
1 PJB Sianotik
2 PJB Asianotik
3 Gagal jantung
Penyakit jantung
4
didapat
No Keterampilan Tingkat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
ketrampilan
1 Inspeksi dada 4A
2 Palpasi denyut apeks jantung 4A
3 Palpasi arteri karotis 4A
4 Perkusi ukuran jantung 4A
5 Auskultasi jantung 4A
6 Pengukuran tekanan darah 4A
7 Pengukuran tekanan vena 4A
jugularis
8 Penilaian capillary refill time 4A
9 Pemasangan dan interpretasi 4A
hasil EKG sederhana
10 Pijat jantung luar 4A
11 Resusitasi cairan 4A
54
VII. ALERGI DAN IMUNOLOGI
N Nama
Materi Kompetensi Tanggal Diskusi TTD
o Pembimbing
1 Reaksi alergi
2 Urtikaria
No Keterampilan Tingkat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Ketrampilan
1 Anamnesis dari pihak ketiga 4A
2 Menelusuri riwayat makan 4A
3 Anamnesis anak yang lebih tua 4A
4 Pengukuran antropometri 4A
5 Pengukuran suhu 4A
6 Pemeriksaan fisis toraks (paru 4A
dan jantung)
7 Pemeriksaan abdomen 4A
8 Skin tes sebelum pemberian 4A
injeksi
55
IX. ENDOKRINOLOGI
N Tanggal
Materi Kompetensi Nama Pembimbing TTD
o Diskusi
Hipotiroid
1
congenital
Diabetes melitus
2
tipe 1
Diabetes melitus
3
tipe 2
4 Hipoglikemia ringan
5 Hipoglikemia berat
6 Hipertiroid
7 Tirotoksikosis
8 Goiter
No Keterampilan Tingkat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
ketrampilan
1 Penilaian status gizi 4A
2 Penilaian kelenjar tiroid : 4A
hipertiroid dan hipotiroid
3 Pengaturan diet 4A
4 Penatalaksanaan diabetes 4A
melitus tanpa komplikasi
5 Pemberian insulin pada 4A
diabetes melitus tanpa
komplikasi
6 Pemeriksaan gula darah 4A
7 Pemeriksaan glukosa urin 4A
(Benedict)
8 Anamnesis dan konseling 4A
kasus gangguan metabolisme
dan endokrin
56
X. HEMATOONKOLOGI
N Tanggal
Materi Kompetensi Nama Pembimbing TTD
o Diskusi
1 Anemia
Pendekatan
2 diagnostik penyakit
keganasan
3 Penyakit perdarahan
Prosedur transfusi
4
darah
No Keterampilan Tingkat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
ketrampilan
1 Anamnesis dari pihak ketiga 4A
2 Menelusuri riwayat makan 4A
3 Anamnesis anak yang lebih tua 4A
57
17 Anamnesis dan konseling 4A
anemia defisiensi besi,
thalasemia dan HIV
18 Penentuan indikasi dan jenis 4A
transfuse
XI. PGD
N Tanggal
Materi Kompetensi Nama Pembimbing TTD
o Diskusi
Resusitasi jantung
1
paru
Resusitasi
2
kardiopulmonal otak
3 Gagal nafas
Penatalaksanaan
4
syok
No Keterampilan Tingkat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
ketrampilan
1 Anamnesis dari pihak ketiga 4A
2 Menelusuri riwayat makan 4A
3 Anamnesis anak yang lebih tua 4A
4 Berbicara dengan orang tua 4A
anak yang sakit berat
5 Perhatian khusus usia pasien 4A
6 Penilaian keadaan umum, 4A
gerakan, perilaku, tangisan
7 Pengukuran antropometri 4A
8 Pengukuran suhu 4A
9 Pemeriksaan fisis toraks (paru 4A
dan jantung)
10 Insersi kanula (vena perifer) 4A
pada anak
11 Intubasi pada anak 3
12 Tatalaksana anak tersedak 4A
13 Tatalaksana jalan nafas 3
14 Cara pemberian oksigen 3
15 Tatalaksana anak dengan 3
kondisi tidak sadar
16 Tatalaksana pemberian infus 3
58
pada anak syok
17 Tatalaksana pemberian cairan 3
glukosa IV
18 Tatalaksana dehidrasi berat 4A
pada kegawatdaruratan setelah
penatalaksanaan syok
XII. NEONATOLOGI
N Tanggal
Materi Kompetensi Nama Pembimbing TTD
o Diskusi
Penanganan bayi
1
baru lahir normal
2 Penanganan BBLR
3 Asfiksia
Gangguan
4
termoregulasi
5 Hiperbilirubin
Cangaroo mother
6
care
No Keterampilan Tingkat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
ketrampilan
1 Pengamatan malformasi 4A
congenital
2 Respon moro 4A
3 Refleks menggenggam palmar 4A
4 Refleks menghisap 4A
5 Vertical suspension postioning 3
6 Asymetric tonic reflex 4A
7 Pengukuran antropometri 4A
8 Pengukuran suhu 4A
9 Pemeriksaan fisis toraks (paru 4A
dan jantung)
10 Pemeriksaan fisis abdomen 4A
11 Tatalaksana BBLR (KMC 4A
Inkubator)
12 Tatalaksana bayi baru lahir 3
dengan infeksi
13 Resusitasi bayi baru lahir 4A
14 Penilaian skor APGAR 4A
59
15 Pemeriksaan fisik bayi baru 4A
lahir
16 Inisiasi menyusu dini 4A
N Tanggal
Materi Kompetensi Nama Pembimbing TTD
o Diskusi
SIDDTK :
1 PSP
HAT
onner
Imunisasi :
Normal
2
Terlambat
3 KIPI
No Keterampilan Tingkat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
ketrampilan
1 Anamnesis dari pihak ketiga 4A
2 Menelusuri riwayat makan 4A
3 Anamnesis anak yang lebih tua 4A
4 Berbicara dengan orang tua 4A
anak yang sakit berat
5 Perhatian khusus usia pasien 4A
6 Penilaian keadaan umum, 4A
gerakan, perilaku, tangisan
7 Penilaian pertumbuhan dan 4A
perkembangan anak
8 Pengukuran antropometri 4A
9 Pengukuran suhu 4A
10 Pemberian imunisasi 3
11 Penilaian pertumbuhan dan 3
perkembangan anak (termasuk
penilaian motorik halus dan
kasar, psikososial, bahasa)
60
FORM PENILAIAN KEGIATAN PUSKESMAS
Minggu ke :…….
61
Makassar, .............................
Kepala Puskesmas
Minggu ke :…….
62
Makassar, .............................
Kepala Puskesmas
Minggu ke :…….
63
Makassar, .............................
Kepala Puskesmas
Minggu ke :…….
64
Makassar, .............................
Kepala Puskesmas
Nama : ..............................................
Stambuk : ..............................................
Disiplin Ilmu : …………………………….
Judul kasus : ……………………………..
I. MAKALAH
1. Sistematika Penyusunan ( ………)
2. Keteraturan Alur Gagasan ( ………)
65
3. Pemakaian Bahasa yang baik & Benar ( ………)
4. Cara Penulisan dan Pemakaian Kepustakaan ( ………)
II. CARA PENYAJIAN
5. Ketepatan Waktu Penyajian ( ………)
6. Cara dan Teknik Penyajian ( ………)
7. Teknik Visualisasi (Penyampaian Slide / Transparansi) ( ………)
III. DISKUSI
8. Penguasaan Materi ( ………)
9. Relevasi Jawaban & Pertanyaan ( ………)
10. Cara menjawab yang jelas Singkat dan terarah ( ………)
KRITERIA PENILAIAN
Nilai A : 80 – 100 (Baik Sekali) Nilai C : 60 – 69 (Cukup)
Nilai B : 70 – 79 (Baik) Nilai E : < 59 (Buruk)
Makassar, .............................
Pembimbing,
Nama : ........................................................................
Stambuk : ........................................................................
Disiplin Ilmu : ........................................................................
Kasus Ujian : ............................................................
66
Baru Follow up
Terapi Konseling
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan Fisis
3. Keterampilan Komunikasi
4. Keputusan Klinis
5. Profesionalisme
6. Pengorganisasian / Efisiensi
Total Nilai
KRITERIA PENILAIAN :
67
Action plan yang disetujui bersama
CATATAN :
1. Waktu Mini-CEX :
Observasi : ................................... menit
Makassar,......................
....................................................... .......................................................
Nama : ..............................................
Stambuk : ..............................................
Disiplin Ilmu : ……………………………..
68
3. Diskusi Mingguan pada logbook 20 %
4. Ujian Kasus 35 %
KRITERIA PENILAIAN
Nilai A : 80 – 100 (Baik Sekali) Nilai C : 60 – 69 (Cukup)
Nilai B : 70 – 79 (Baik) Nilai E : < 59 (Buruk)
Makassar,..................................
CLINICAL EDUCATION UN
..................................................
(Nama lengkap dan Tanda Tangan)
69