Você está na página 1de 6

AKTIFITAS GUNUNG HIMALAYA

PUNCAK EVEREST. Puncak gunung tertinggi di dunia ini berada di Pegunungan Himalaya.
Dengan ketinggian sekitar 8848 meter dari permukaan laut, setiap petualang berkeinginan
menaklukkan puncak yang udaranya mengandung sedikit oksigen itu. Tapi bagaimana
kejadiannya hingga puncak Everest bisa memiliki ketinggian spektakuler tersebut?

Gambar-1: Peta Geografis Himalaya


(dari: http://pubs.usgs.gov/gip/dynamic/graphics/Fig24tibet.gif)
Lebih dari 250 juta tahun yang lalu, India, Afrika, Australia dan Amerika Selatan berada
dalam satu kesatuan sebagai sebuah benua yang disebut Pangea. Beberapa juta tahun setelahnya,
benua raksasa ini mulai pecah, dan pada akhirnya membentuk benua-benua yang kita kenal saat
ini. Pangea terpecah dan sisi-sisi dari benua yang lama menjadi zona tabrakan antar benua-benua
yang baru. Afrika, Amerika Selatan, dan Antartika mulai terbentuk.
Gunung Everest terbentuk sekitar 60 juta tahun yang lalu akibat gerakan India ke arah Utara dan
menabrak Benua EuroAsia. India bergerak menyeberangi equator dengan kecepatan 15
cm/tahun, dimana pada saat yang bersamaan lautan bernama Tethys yang memisahkan bagian-
bagian benua Pangea berangsur-angsur menghilang.
Lautan Tethys ini tidak ada lagi di masa sekarang, akan tetapi sedimen batuan yang ada
di dasar lautnya dan penyelidikan gunung yang terletak di sisi lautan telah memberikan bukti
yang sangat jelas mengenai keberadaanya dahulu kala.
Gambar-2: Proses Pergerakan Lempeng India ke Arah Utara dan menabrak Benua Euro Asia.
(Sumber: http://pubs.usgs.gov/gip/dynamic/graphics/FigS8-2.gif)
Bukti keberadaan Tethys terlihat pada sebuah daerah yang jauhnya lima puluh kilometer
di utara Lhasa (ibu kota Tibet). Ilmuwan telah menemukan lapisan batu pasir merah muda yang
mengandung butiran mineral magnetit yang telah merekam arah magnet bumi. Batu pasir ini
mengandung fosil tumbuhan dan binatang yang terkubur di daerah ini ketika Lautan Tethys
secara periodik membanjiri daerah tersebut.
Studi fosil tersebut tidak hanya memberikan informasi umur geologi akan tetapi juga
memberi informasi lingkungan dan iklim dimana mereka terbentuk. Sebagai contoh, studi ini
memberi informasi bahwa fosil tersebut dahulunya hidup pada sebuah lingkungan sejuk dan
basah. Waktunya setelah dilacak sekitar 150 juta tahun lalu. Itu berarti dataran Tibet pada masa
itu dekat dengan ekuator. Iklim Tibet saat ini lebih kering dan gersang.
Perubahan ini terjadi karena naiknya dataran dan telah bergesernya dataran tersebut
sekitar 2000 km dari ekuator. Fosil tersebut telah menunjukkan perubahan iklim yang terjadi di
daerah Tibet akibat pergerakan lempeng pada masa 100 juta tahun ini.

Mekanisme Pembentukan Pegunungan.


Untuk memahami mekanisme tabrakan yang luar biasa antara India dan Asia kita harus
terlebih dahulu melihat ke bawah permukaan bumi. Benua-benua ditopang oleh lempeng-
lempeng tektonik bumi seperti orang-orang di atas eskalator. Ada sekitar tujuh lempeng raksasa
dan beberapa lempeng kecil yang bergerak di atas permukaan bumi.
Di masa lalu jumlah lempeng-lempeng ini mungkin saja lebih banyak atau
mungkin lebih sedikit. Saat ini lempeng-lempeng ini terus bergerak, saling tabrak, dan saling
menjauhi satu sama lain dengan kecepatan 1-20 cm/tahun. Gerakan ini diakibatkan oleh panas
yang berasal dari kedalaman interior bumi yang energinya hanya bisa terlepas melalui sebuah
proses konveksi. Konveksi adalah sebuah proses yang mengakibatkan gas cair panas yang tidak
padat mengalir naik ke atas dan menjadi dingin dan padat sehingga kemudian bergerak turun
lagi.

Lempeng Benua
Bisa dikatakan bahwa benua terbentuk dan merupakan akumulasi dari butiran-butiran
batuan yang berada di atas lempeng tektonik. Benua seperti ‘buih bumi’, yang mengandung
mineral ringan seperti kuarsa yang tidak tenggelam ke dalam mantel padat bumi.
Tidak kurang selama 80 juta tahun, lempeng laut India terus-menerus menabrak Asia
bagian selatan, termasuk Tibet. Dasar laut lempeng India yang berat berfungsi sebagai angkur
raksasa, menujam dengan cepat ke dalam mantel bumi yaitu ke bawah lempeng Asia dan
menarik lempeng benua India ke arah Utara yaitu ke arah Tibet.

Gambar-3: Proses Tabrakan India dengan Asia yang Mengangkat Dataran Tinggi Tibet
(sumber: http://pubs.usgs.gov/gip/dynamic/graphics/Fig24left.gif)
Ketika lempeng bertubrukan, dasar lautan yang tenggelam melahirkan pegunungan di
selatan Tibet. Friksi dan tekanan yang besar mengakibatkan bebatuan yang ada di atas lempeng
yang menujam melebur. Lebih kurang 25 juta tahun yang lalu lautan yang ada di antara dua
lempeng yang bertabrakan semakin mengecil dan benar-benar hilang akibat benua India terus
menekan dan menekan sedimen di atas dasar lautan. Dikarenakan sedimen adalah sedimen
ringan, alih-alih ikut tenggelam dengan lempeng India, sedimen tersebut menekuk menjadi
rangkaian pegunungan, yakni Pegunungan Himalaya.
Sepuluh juta tahun yang lalu akhirnya kedua lempeng atau kerak benua akhirnya
bertubrukan secara langsung. Dikarenakan Benua India secara dominan terbentuk dari batuan
kuarsa ringan, maka penujaman ke bawah mengikuti lempeng India tidak bisa terjadi lagi.
Akhirnya pengangkuran yang mengakibatkan penujaman retak. Kemungkinannya,
lempeng India yang menujam sudah jatuh dan terbenam ke dalam mantel bumi.

Walau kita tidak mengerti seluruhnya mekanisme apa yang terjadi di masa depan, hal
yang sangat jelas adalah India mulai bergerak horizontal seperti pasak raksasa di bawah Tibet
yang mendorong Tibet naik ke atas. Tibet, di saat bersamaan berperan seperti blok batu raksasa
yang menahan Himalaya bergerak ke arah Utara.
Masa depan Himalaya
Pada masa 5-10 juta tahun ke depan, lempeng India akan terus bergerak dengan
kecepatan yang tetap. India akan menerobos dataran Tibet hingga 180 km pada masa 10 juta
tahun tersebut. Angka ini hampir sama dengan lebar Negara Nepal yang bertetangga dengan
India. Karena perbatasan Nepal di satu sisi berada pada puncak-puncak gunung yang berada di
dataran Tibet, dan satu sisi lagi berada di dataran India, maka secara teknis 10 juta tahun yang
akan datang, Nepal akan terus mengecil dan menjadi pada akhirnya akan hilang! Akan tetapi
rangkaian Pegunungan Himalaya akan tetap ada.
Bentuk Pegunungan Himalaya tampaknya akan akan memiliki profil yang sama dengan
saat ini. Pegunungan yang tinggi di sebelah Utara dan pegunungan kecil di Selatan. Himalaya
akan terus ‘berjalan’ di atas lempeng India, dan dataran tinggi Tibet akan terus bertumbuh. Bukti
hal ini terlihat dari kandungan sedimen di sepanjang dataran Gangga. Biasanya bongkahan
batuan besar akan kelihatan terlebih dahulu dan diikuti kerikil, dan jika terus ke selatan, butiran
pasir dan akhirnya lumpur halus akan kelihatan.
Hal ini akan kelihatan jika kita berjalan dari akhir perbukitan Himalaya ke arah selatan
sejauh 100 km. Rekaman sejarah geologis memang tidak terlihat karena tertanam di bawah
sedimen yang ada saat ini. Akan tetapi jika dilakukan pemboran di dataran Gangga, maka batuan
kasar akan terlihat lebih dahulu, diikuti kerikil dan lumpur di bawahnya. Itu merupakan bukti
bahwa Himalaya terus ‘masuk’ ke wilayah india.

Pegunungan Himalaya

Pemandangan Himalaya dan Gunung Everest. (versi dengan catatan)


Himalaya adalah sebuah barisan pegunungan di Asia, yang memisahkan anak benua
India dari Dataran tinggi Tibet.
Himalaya merupakan tempat gunung-gunung tertinggi di dunia, misalnya Gunung
Everest dan Kangchenjunga, berada. Secara etimologi, Himalaya berarti " tempat kediaman salju "
dalam bahasa Sanskerta (dari hima "salju", dan aalaya "tempat kediaman").
Himalaya memanjang sepanjang lima negara — Pakistan, India, Tiongkok, Bhutan dan Nepal. Ia
adalah sumber dua sistem sungai besar dunia — Sungai Indus dan Sungai Ganga-Brahmaputra.
Sekitar 750 juta orang tinggal di daerah sekitar aliran air dari Himalaya, yang termasuk Bangladesh.

Geografi[sunting | sunting sumber]


Barisan Himalaya mempunyai panjang sekitar 2400 km, dari Nanga Parbat di barat hingga Namche
Barwa di timur. Lebarnya bervariasi antara 250-300 km. Himalaya terdiri dari tiga barisan paralel,
diatur menurut ketinggian dan usia secara geologis. Pegunungan Himalaya merupakan produk dari
lempeng tektonik yang menarik. Tumbukan antar lempeng benua atau yang disebut dengan kolisi
akan menghasilkan pegunungan tinggi non vulkanik, seperti pegunungan Himalaya ini.

Pemandangan Panorama sekitar puncak Langtang di Nepal

Jalan gunung[sunting | sunting sumber]

Barisan Himalaya di Yumesongdong di Sikkim, di lembang Sungai Yumthang.


"Terrain" yang kasar berarti hanya ada sedikit rute yang melintasi Himalaya.

Gangtok di Sik,kim ke Lhasa di Tibet melalui Celah Nathula dan Celah Jelepla (salah satu 
daerah Jalur Sutra).
 Bhadgaon di Nepal ke Nyalam di Tibet.
 Rohtang Pass di Himachal Pradesh, India
 Jalan dari Srinagar di Kashmir melalui Leh ke Tibet sekarang jarang digunakan karena masalah
di wilayah tersebut.

Puncak-puncak penting[sunting | sunting sumber]

Nama puncak Ketinggian (m)

Everest 8.850

Dapsang 8.611

Kangchenjunga 8.586

Lhotse 8.501

Makalu 8.462

Cho Oyu 8.201


Dhaulagiri 8.167

Manaslu 8.163

Nanga Parbat 8.126

Annapurna 8.091

Gasherbrum I 8.068

Broad Peak 8.047

Gasherbrum II 8.035

Shishapangma 8.027

Gyachung Kang 7.922

Nanda Devi 7.817

Kabru 7.338

Pumori 7.161

Source:
1. Birth of the Himalaya by Roger Bilham
(http://www.pbs.org/wgbh/nova/everest/earth/birth.html)
2. The Himalayas: Two continents collide
(http://pubs.usgs.gov/gip/dynamic/himalaya.html)

Você também pode gostar