Você está na página 1de 5

Ridho Pambudi dan Ricky Ramadhian| Efektivitas Vaksinasi Hepatitis B untuk Menurunkan Prevalensi Hepatitis B

Efektivitas Vaksinasi Hepatitis B untuk Menurunkan Prevalensi Hepatitis B

Ricky Ramadhian1, Ridho Pambudi2


1
Bagian Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
2
Mahasiswa, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung

Abstrak
Hepatitis B merupakan salah satu penyakit infeksi virus yang dapat menyebabkan masalah serius pada kesehatan.
Prevalensi penderita hepatitis B dengan HbsAg positif terus meningkat terutama di negara berkembang, termasuk
Indonesia dengan prevalensi sebesar 1,2% pada 2013. Penggunaan vaksinasi sebagai cara preventif mencegah
meningkatnya prevalensi hepatitis B terus diserukan. Rekomendasi WHO untuk mencantumkan vaksinasi hepatitis B
sebagai program wajib dalam vaksinasi nasional negara anggota-anggotanya diharapkan dapat menurunkan persentase
prevalensi penyakit ini. CDC melalui Advisory Committee on Immunization Practice (ACPI) juga memberikan beberapa
rekomendasi baik terkait dosis maupun waktu pemberian vaksinasi ini. Dalam pelaksanaannya, efektivitas dari pemberian
vaksinasi terus diamati di berbagai negara dengan melakukan studi berbasis komunitas sebagai evaluasi dari program
vaksinasi secara masal yang dilakukan di masing-masing negara. Studi dilakukan di berbagai negara yang sudah
mencantumkan vaksinasi hepatitis B sebagai bagian vaksinasi wajib nasionalnya, antara lain, Amerika Serikat, Taiwan,
China, dan Mesir. Hasil yang didapatkan dari studi tersebut memberikan harapan baik dalam upaya menurunkan prevalensi
hepatitis B. Pemberian vaksinasi pada masa bayi yang berkelanjutan dinyatakan efektif memberikan dampak proteksi
sampai beberapa dekade pascavaksinasi tersebut. Hal tersebut tentu sinergis dengan upaya menurunkan prevalensi
penyakit hepatitis B.

Kata Kunci: hepatitis B, HBsAg, proteksi, vaksinasi

Effectiveness of Hepatitis B Vaccination for Decreasing Hepatitis B Prevalence


Abstract
Hepatitis B is a viral infection disease which can cause serious health problems. The prevalence of hepatitis B patients with
positive HBsAg continues to increase, especially in developing countries, including Indonesia with a prevalence of 1.2% in
2013. Vaccination as a preventive way to prevent the increasing prevalence of hepatitis B continues advised. WHO
recommendation to incorporate hepatitis B vaccination as compulsory in the national vaccination ofits country members is
expected to decrease the percentage of the prevalence of this disease.CDC through the Advisory Committee on
Immunization Practice (ACPI) also gave some good recommendations related to the dose and timing of these vaccinations.
In practice, the effectiveness of vaccination continues to be observed in various countries by performing community-based
studies for evaluation of mass vaccination programs conducted in each country. Studies conducted in various countries
which already includes hepatitis B vaccination as part of its national compulsory vaccination, inter alia, the United States,
Taiwan, China, and Egypt. Results obtained from these studies provide promising hope in effort todecrease the prevalence
of hepatitis B. Vaccination in infancy which sustained declared gave an effective impact protection for decades after the
vaccination. It is certainly synergy with efforts to decrease the prevalence of hepatitis B.

Keywords: hepatitis B, HBsAg, protection, vaccination

Korespondensi: Ridho Pambudi, alamat Bumi Manti Residence No.12A, HP085693400366, email ridho.pambudi@ymail.com

Pendahuluan
Penyakit hepatitis merupakan masalah dengan jumlah penduduk yang telah terinfeksi
kesehatan masyarakat di negara berkembang hepatitis B sekitar 23 juta orang.1 Selain itu,
di dunia, termasuk di Indonesia.1 Hepatititis B infeksi virus hepatitis B diperkirakan sebagai
kronik juga merupakan masalah kesehatan penyebab dari 30% sirosis dan 53% kanker hati
yang besar di Asia, dimana terdapat sedikitnya di dunia.3
75% dari seluruhnya 300 juta individu HBsAg Infeksi virus hepatitis B ditularkan
positif menetap di seluruh dunia.2Virus melalui penularan horizontal dan vertikal.4
hepatitis B telah menginfeksi sejumlah 2 milyar Virus hepatitis B dapat ditularkan melalui
orang di dunia dan sekitar 240 juta merupakan perkutan (misal, tusukan yang melalui kulit)
pengidap virus hepatitis B kronis. Di Indonesia, atau mukosa (misal, kontak langsung dengan
hepatitis B merupakan jenis hepatitis yang membran mukosa) paparan darah infeksius
paling banyak menginfeksi (21,8%) atau cairan tubuh yang mengandung darah.
dibandingkan dengan jenis hepatitis lain Semua orang HBsAg-positif bersifat infeksius,

Majority | Volume 5 | Nomor 1 | Februari 2016 |91


Ridho Pambudi dan Ricky Ramadhian| Efektivitas Vaksinasi Hepatitis B untuk Menurunkan Prevalensi Hepatitis B

tetapi orang-orang yang juga HBeAg positif Vaksinasi merupakan suatu tindakan
lebih infeksius karena darah mereka yang dengan sengaja memberikan paparan
mengandung titer virus hepatitis B yang tinggi suatu antigen yang berasal dari suatu
(biasanya 10-109 virion / mL). Meskipun HBsAg mikroorganisme.2 Tujuan utama dari program
telah terdeteksi di beberapa cairan tubuh, imunisasi virus hepatitis B adalah untuk
hanya serum, semen, dan air liur telah mengurangi prevalensi antigen hepatitis B
dibuktikan dapat menularkan. Virus hepatitis B permukaan (HBsAg) pada kelompok yang
relatif stabil di lingkungan dan tetap dapat dilahirkan sejak pelaksanaan program. Sebuah
hidup >7 hari pada permukaan lingkungan cara praktis untuk menentukan perlindungan
pada suhu kamar. Virus hepatitis B pada jangka panjang yang diberikan oleh vaksin HB
konsentrasi 102-3 virion / mL dapat muncul adalah dengan memperkirakan insidensi infeksi
pada permukaan lingkungan walaupun tidak break-through (positif anti-HBc) serta karier
terlihat adanya darah dan masih dapat kronis (HBsAg positif) di antara individu yang
menyebabkan penularan.5 sudah divaksinasi sebelumnya.12
Prevalensi merupakan salah satu ukuran
utama frekuensi penyakit selain insidensi. Isi
Angka prevalensi mengukur jumlah orang yang Vaksinasi merupakan salah satu cara
sakit di dalam suatu populasi pada suatu titik paling efektif sebagai pencegahan terhadap
waktu yang ditentukan. Angka prevalensi penyakit infeksi.13HBsAg adalah antigen yang
sendiri merupakan perbandingan dari kasus digunakan untuk vaksinasi hepatitis B. Vaksin
total jumlah (kasus baru dan kasus lama) suatu antigen dapat dimurnikan dari plasma orang
penyakit pada suatu waktu yang ditentukan dengan infeksi virus hepatitis B kronis atau
dengan total populasi yang berisiko pada diproduksi oleh teknologi DNA rekombinan.
waktu tersebut. Secara singkat prevalensi Vaksin yang tersedia di Amerika Serikat
berarti semua kasus (baru dan lama) yang menggunakan teknologi DNA rekombinan
dapat mengukur keberadaan penyakit.6 untuk mengekspresikan HBsAg dalam ragi,
Tingkat tertinggi HBsAg carrier dapat yang kemudian dimurnikan dari sel-sel dengan
ditemukan di negara-negara berkembang teknik pemisahan biokimia dan biofisik. Vaksin
dengan fasilitas medis terbatas. Di daerah hepatitis B berlisensi di Amerika Serikat
Afrika dan Asia, infeksi yang luas dapat terjadi diformulasikan untuk mengandung 10-40 mg
pada masa bayi dan kanak-kanak. Tingkat protein HBsAg / mL. Sejak Maret 2000, vaksin
HBsAg carrier keseluruhan mungkin 10 sampai hepatitis B yang diproduksi untuk distribusi di
15%. Prevalensi adalah terendah di negara- Amerika Serikat tidak mengandung thimerosal
negara dengan standar hidup tinggi, seperti sebagai pengawet atau hanya mengandung
Inggris, Kanada, Amerika Serikat, Skandinavia, komponen sisa (<1,0 merkuri mcg / mL) dari
dan beberapa negara eropa lainnya. Di proses pembuatan.5
Amerika Serikat dan Kanada, bukti serologis Berdasarkan rekomendasi Advisory
infeksi sebelumnya bervariasi tergantung pada Committee on Immunization Practice (ACPI),
usia dan kelas sosial ekonomi.7 Prevalensi vaksin hepatitis B dapat diberikan sebagai
hepatitis di Indonesia pada 2013 adalah 1,2%, formulasi tunggal antigen dan juga dalam
dua kali lebih tinggi dibandingkan 2007.8 kombinasi tetap dengan vaksin lainnya. Dua
Sebagai perbandingan, prevalensi hepatitis B di vaksin tunggal-antigen yang tersedia di
Amerika Serikat berada pada angka 0,3%.9 Amerika Serikat: Recombivax HB® (Merck & Co,
Upaya pencegahan dilakukan Inc, Whitehouse Station, New Jersey) dan
pemerintah Indonesia melalui program Engerix-B® (GlaxoSmithKline Biologicals,
Program Pengembangan Imunisasidalam Rixensart, Belgia). Dari tiga vaksin kombinasi
rangka pencegahan penularan terhadap berlisensi, satu (Twinrix® [GlaxoSmithKline
beberapa Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Biologicals, Rixensart, Belgia]) digunakan untuk
Imunisasi (PD3I) yang salah satunya adalah vaksinasi dari orang dewasa, dan dua
hepatitis B.10 Sebagaimana rekomendasi WHO (Comvax® [Merck & Co, Inc, Whitehouse
pada 1992 untuk mencantumkan vaksinasi Station, New Jersey] dan Pediarix®
hepatitis B untuk semua program imunisasi [GlaxoSmithKline Biologicals, Rixensart, Belgia])
yang diselenggarakan setiap negara.11,12 digunakan untuk vaksinasi bayi dan anak-anak.
Twinrix mengandung HBsAg rekombinan dan

Majority | Volume 5 | Nomor 1 | Februari 2016 |92


Ridho Pambudi dan Ricky Ramadhian | Efektivitas Vaksinasi Hepatitis B untuk Menurunkan Prevalensi Hepatitis B

virus hepatitis A tidak aktif. Comvax tunggal berlisensi yang diberikan secara
mengandung rekombinan HBsAg dan intramuskular pada 0, 1, dan 6 bulan
Haemophilus influenzae tipe b (Hib) menghasilkan >95 % tingkat seroproteksi pada
polyribosylribitol fosfat yang dikonjugasi ke remaja. tingkat seroproteksi yang sama juga
kompleks protein membrane luar Neisseria dicapai di kalangan remaja yang divaksinasi
meningitidis. Pediarix mengandung pada 0, 1-2, dan 4 bulan, serta 0 , 12, dan 24
rekombinan HBsAg, difteri dan toksoid tetanus bulan.5 Di Indonesia sendiri vaksin yang
dan acellular pertussis adsorbed (DTaP), dan direkomendasikan oleh Ikatan Dokter Anak
virus polio tidak aktif (IPV). Vaksinasi primer Indonesia (IDAI) adalah vaksin rekombinan (HB
pada bayi dan anak-anak mengandung >3 dosis Vax-II 5 µg atau Engerix B 10 µg) atau vaksin
vaksin hepatitis B intramuskular seperti pada plasma derived 10 mg).14
Tabel 1. Kedua vaksin hepatitis B antigen

Tabel 1. Dosis Rekomendasi Formulasi Terkini Vaksin Hepatitis B Berslisensi, Menurut Kelompok Usia dan
Tipe Vaksin Berdasarkan American Committee on Immunization Practice (ACPI)
* Vaksin gabungan hepatitis B-Haemophilus influenzae tipe b konjugasi. Vaksin ini tidak dapat diberikan pada saat lahir, sebelum usia

Single-antigen vaccine Combination vaccine


Recombivax
Engerix-B Comvax* Pediatrix↑ Twinrix
Kelompok Usia HB
Dose Volume Dose Volume Dose Volume Dose Volume Dose Volume
(µg)¶ (mL) (µg)¶ (mL) (µg)¶ (mL) (µg)¶ (mL) (µg)¶ (mL)
Bayi (<1 th) 5 0,5 10 0,5 5 0,5 0 0,5 NA** NA
Anak-anak (1-10
5 0,5 10 0,5 5* 0,5 10↑ 0,5 NA NA
th)
Remaja
11-15 th 10↑↑ 1,0 NA NA NA NA NA NA NA NA
11-19 th 5 0,5 10 0,5 NA NA NA NA NA NA
Dewasa (≥20 th) 10 1,0 20 1,0 NA NA NA NA 20§ 1,0
Pasien hemodialisis
dan orang dengan
immunocompromised
lainnya
<20 th§§ 5 0,5 10 0,5 NA NA NA NA NA NA
≥20 th 40¶¶ 1,0 40*** 2,0 NA NA NA NA NA NA
6 minggu, atau setelah usia 71 bulan.

Vaksin gabungan hepatitis B-difteri, tetanus, dan pertusis aselular-poliovirus inaktif. Vaksin ini tidak dapat diberikan pada saat lahir,
sebelum usia 6 minggu, atau pada usia> 7 tahun.
§
Vaksin gabungan hepatitis A dan hepatitis B. Vaksin ini dianjurkan untuk orang berusia> 18 tahun yang memiliki peningkatan risiko
infeksi virus hepatitis B dan virus hepatitis A.

Dosis rekombinan hepatitis B protein antigen permukaan.
** Tak dapat diterapkan.
↑↑
Formulasi dewasa diberikan dengan dosis 2 jadwal.
§§
Dosis yang lebih tinggi mungkin lebih imunogenik, tetapi tidak ada rekomendasi khusus yang telah dibuat.
¶¶
Formulasi Dialisis diberikan pada dosis 3 jadwal pada usia 0, 1, dan 6 bulan.
*** Dua dosis 1,0 ml diberikan pada satu lokasi, pada dosis 4 jadwal pada usia 0, 1, 2, dan 6 bulan.

Sumber:Centers for Disease Control and Prevention . A Comprehensive Immunization Strategy to Eliminate Transmission of Hepatitis B Virus
Infection in the United State dalam MMWR 2006

Vaksinasi hepatitis B dinyatakan dapat kejadian kanker hati maupun sirosis hati.
menurunkan insidensi infeksi virus hepatitis B Komite Pengendalian Infeksi virus hepatitis B
sebesar 90-95%. Penderita infeksi virus Taiwan menyatakan vaksinasi dapat
hepatitis B anak di Taiwan turun signifikan, menurunkan 80-90% kanker hati pada
dari 9,8% menjadi 0,7% setelah dijalankannya populasi dewasa dalam 3-4 dekade setelah
program imunisasi secara universal di negara berjalannya program vaksinasi.13
tersebut. Vaksinasi hepatitis B juga dinyatakan Prevalensi HBV menurun pada anak-
bermanfaat dalam mencegah penularan dan anak AS, yang mencerminkan dampak

Majority | Volume 5 | Nomor 1 | Februari 2016 |93


Ridho Pambudi dan Ricky Ramadhian| Efektivitas Vaksinasi Hepatitis B untuk Menurunkan Prevalensi Hepatitis B

vaksinasi global dan domestik. Selama periode


1999-2006, prevalensi anti-HBc (4,7%) dan Ringkasan
HBsAg (0,27%) untuk usia yang disesuaikan Penyakit hepatitis merupakan masalah
tidak berbeda jauh secara statistik dari apa kesehatan masyarakat di negara berkembang
yang diperoleh selama 1988-1994 (5,4,% dan di dunia, termasuk di Indonesia. Prevalensi
0,38% masing-masing), namun prevalensi anti- hepatitis di Indonesia pada 2013 adalah 1,2%,
HBc menurun pada rentang usia 6-19 tahun dua kali lebih tinggi dibandingkan 2007.
(dari 1,9% menjadi 0,6%; P <0,01).15 Vaksinasi merupakan salah satu cara paling
Studi lain di Cina memberikan hasil yang efektif sebagai pencegahan terhadap penyakit
serupa. Studi terkait dengan vaksinasi infeksi. Pada tahun 1992, WHO
hepatitis B yang pertama kali dimasukkan merekomendasikan untuk mencantumkan
pemerintah Cina ke dalam program imunisasi vaksinasi hepatitis B ke dalam program
rutin pada tahun 1992, di Provinsi Henan. imunisasi yang diselenggarakan setiap negara.
Survei dilakukan pada tahun 2012 untuk Vaksinasi hepatitis B menggunakan antigen
mengevaluasi efek perlindungan dari vaksinasi HBsAg melalui teknologi DNA rekombinan.
hepatitis B untuk populasi lahir selama 15 Berdasarkan rekomendasi Advisory Committee
tahun sebelumnya. Analisis serologi on Immunization Practice (ACPI), vaksin
mengungkapkan bahwa prevalensi HBsAg dan hepatitis B dapat diberikan sebagai formulasi
anti-HBc adalah, 0,8% dan 2,6% masing- tunggal antigen dan juga dalam kombinasi
masing. Prevalensi HBsAg pada anak di bawah tetap dengan vaksin lainnya. Dua vaksin
usia 5 tahun adalah 0,5%, menunjukkan tunggal-antigen yang tersedia di Amerika
penurunan dari 96% dibandingkan dengan Serikat: Recombivax HB® dan Engerix-B®. Dari
rata-rata prevalensi HBsAg nasional pada tiga vaksin kombinasi berlisensi, satu
tahun 1992. Tingkat prevalensi HBsAg pada (Twinrix®) digunakan untuk vaksinasi dari
orang di bawah usia 15 tahun telah menurun orang dewasa, dan dua (Comvax® dan
secara signifikan di Provinsi Henan setelah dua Pediarix®) digunakan untuk vaksinasi bayi dan
dekade vaksinasi. Sehingga jutaan infeksi virus anak-anak. Di Indonesia sendiri vaksin yang
hepatitis B kronis telah dicegah.16 direkomendasikan oleh Ikatan Dokter Anak
Hal serupa juga dinyatakan pada sebuah Indonesia (IDAI) adalah vaksin rekombinan
studi cross-sectional berbasis komunitas di (HB Vax-II 5 µg atau Engerix B 10 µg) atau
Mesir. Hasil yang diperoleh berupa vaksin plasma derived 10 mg. Berdasarakan
seroproteksi terdeteksi di antara 2.059 anak- studi di beberapa negara, vaksinasi hepatitis B
anak (57,2%). HBsAg positif pada 0,11% dan dinyatakan dapat menurunkan prevalensi
infeksi break-through adalah 0,36% dan 0,39% penderita hepatitis B. Prevalensi HBV
tergantung pada positif anti-HBc dan deteksi menurun pada anak-anak AS, menurun pada
DNA masing-masing. Kesimpulan hasil rentang usia 6-19 tahun (dari 1,9% menjadi
penelitian tersebut menyatakan bahwa 0,6%; p <0,01) setelah dilakukan vaksinasi
vaksinasi hepatitis B nasional Mesir dalam secara luas. Penderita infeksi virus hepatitis B
masa bayi menghasilkan perlindungan yang anak di Taiwan turun signifikan setelah
memadai 1-16 tahun pascavaksinasi. dijalankannya program imunisasi secara
Keberhasilan pelaksanaan kebijakan vaksinasi universal dari 9,8% menjadi 0,7%. Vaksinasi
universal di Mesir berada pada tingkat hepatitis B dalam program imunisasi universal
cakupan yang baik, disertai dengan perbaikan pada kohort masa bayi dapat menurunkan
umum dalam tindakan pengendalian infeksi prevalensi HBsAg sampai dengan 96% pada
dan donor darah yang aman dapat penelitian di Cina. Begitu pula studi di Mesir
meminimalkan beban penyakit hepatitis B.12 yang menyatakan bahwa vaksinasi hepatitis B
Studi di Polandia menyatakan intervensi juga nasional Mesir pada kohort masa bayi
harus mencakup seluruh penduduk, penduduk menghasilkan perlindungan yang memadai 1-
yang tinggal di daerah pedesaan harus 16 tahun pascavaksinasi.
menjadi kelompok utama. Imunisasi
praoperasi untuk HBV tampaknya dapat Simpulan
menjadi alat kesehatan publik yang efisien Vaksinasi hepatitis B menggunakan
untuk meningkatkan penyerapan vaksinasi.17 antigen HBsAg melalui teknologi DNA

Majority | Volume 5 | Nomor 1 | Februari 2016 |94


Ridho Pambudi dan Ricky Ramadhian | Efektivitas Vaksinasi Hepatitis B untuk Menurunkan Prevalensi Hepatitis B

rekombinan. Vaksin hepatitis dapat diberikan Pengembangan Kesehatan Kementerian


sebagai formulasi tunggal antigen dan juga Kesehatan RI; 2013. hlm 71.
dalam kombinasi tetap dengan vaksin lainnya. 9. Kim WR. Epidemiology of Hepatitis B in the
Vaksinasi hepatitis B universal yang United States. Hepatology. 2012; 49(3):S28–
34.
dicantumkan ke dalam program imunisasi
10. Kementerian Kesehatan RI. Peraturan menteri
wajib nasional di beberapa negara kesehatan Republik Indonesia nomor 42
menunjukkan bahwa pemberian vaksin virus tahun 2013 tentang penyelenggaraan
hepatitis B dapat secara efektif menurunkan imunisasi. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI;
prevalensi hepatitis B di negara-negara 2013. hlm 18.
tersebut pada 1-2 dekade pascavaksinasi. 11. Trevisan A, Nicolli A, Chiara F. Hepatitis B:
Prevention, Protection and Occupational Risk.
Daftar Pustaka Future Virology [Internet]. Okt 2015 [diakses
tanggal 30 Okt 2015];10(1):53-61. Tersedia
1. Kementerian Kesehatan RI. Pedoman dari:
pengendalian hepatitis virus. Jakarta: http://www.medscape.com/viewarticle/8386
Direktorat Jenderal PP dan PL Kementerian 16
Kesehatan RI; 2012. hlm 37-38. 12. Salama II, Sami SM, Said ZN, El-Sayed MH, El
2. Soemohardjo S, GunawanS. Hepatitis B Etreby LA, Emam T. Effectiveness of hepatitis
Korinis. Dalam: Setiawati S, Alwi I, Sudoyo B virus vaccination program in Egypt:
AW, Simadibrata M, Setiyohadi B, Syam AF, Multicenter national project. World J Hepatol.
Editor. Buku ajar ilmu penyakit dalam Jilid II. Okt 2015; 7(22):2418-2426.
Ed VI. Jakarta: InternaPublishing Pusat 13. Cahyono JB. Hepatitis B. Yogyakarta: Penerbit
Penerbitan Penyakit Dalam; 2014. hlm 1963. Kanisius; 2010.
3. Custer B, Sullivan S, Hazlet T. Global 14. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Satgas
epidemiology of hepatitis B virus. J Clin Imunisasi IDAI: Jadwal Imunisasi Rekomendasi
Gastroenterol. 2004; 38(1): S158–68. IDAI. Sari Pediatri. 2000; 2(1).
4. Soemoharjo S. Hepatitis virus B. Jakarta: EGC; 15. Wasley A, Kruszon‐Moran D, Kuhnert W,
2008. hlm 20-21. Simard EP, Finelli L, McQuillan G, et al. The
5. Centers for Disease Control and Prevention. A Prevalence of Hepatitis B Virus Infection in
Comprehensive Immunization Strategy to the United States in the Era of Vaccination. J
Eliminate Transmission of Hepatitis B Virus Infect Dis. 2010; 202(2):192–201.
Infection in the United States. MMWR 2006; 16. Yonghao G, Jin X, Jun L, Pumei D, Ying Y,
55 (No. RR-16):5, 10. Xiuhong F, et al. An epidemiological
6. Morton RF, Hebel JR, McCarter R. Panduan serosurvey of hepatitis B virus shows
Studi Epidemiologi dan Biostatika. Edisi 5. evidence of declining prevalence due to
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2008. hepatitis B vaccination in central China.
hlm 24-26. International Journal of Infectious Diseases,
7. World Health Organization [Internet]. Henan Center for Disease Control and
Jenewa: World Health Organization; 2015 Prevention. 2015; 40:75–80.
[diakses tanggal 26 November 2015]. Tersedia 17. Ganczak M, Dmytrzyk-Danilów G, Korzen M,
dari: Szych Z. A cross-sectional serosurvey on
http://www.who.int/csr/disease/hepatitis/w hepatitis B vaccination uptake among adult
hocdscsrlyo20022/en/index3.html#prevalenc patients from GP practices in a region of
e South-West Poland. BMC Public Health. 16
8. Kementerian Kesehatan RI. Riset Kesehatan Okt 2015; 15:1060.
Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan

Majority | Volume 5 | Nomor 1 | Februari 2016 |95

Você também pode gostar