Você está na página 1de 56

DAMPAK KEPMEN RISTEKDIKTI NO.

257/M/KPT/2017 TERHADAP PROGRAM


AKREDITASI BIDANG KEPERAWATAN
PERSYARATAN AKREDITASI LAM-PTKes

1. SK PEMBUKAAN PROGRAM STUDI


2. SURAT KEPUTUSAN TIM AKREDITASI
3. SURAT PERNYATAAN KEBENARAN DATA DAN INFORMASI
4. BUKTI BAYAR BIAYA AKREDITASI
5. FORLAP DIKTI / PD DIKTI AKTIF
SERTIFIKAT DAN SURAT KEPUTUSAN
AKREDITASI LAM-PTKes
1. SESUAI NAMA PROGRAM STUDI PADA SK PEMBUKAAN
2. SESUAI DENGAN NOMENKLATUR KEMENRISTEK DIKTI
3. APABILA TIDAK ADA PERUBAHAN NAMA PADA
NOMENKLATUR, TETAP SESUAI SK LAMA
4. APABILA TERJADI PERUBAHAN NAMA PROGRAM STUDI
PADA NOMENKLATUR,
 SESUAI SK BARU (PERUBAHAN)
 SESUAI SK LAMA
5. BERAPA LAMA MASA PERALIHAN SK NAMA PROGRAM STUDI
YANG TIDAK SESUAI DENGAN NOMENKLATUR 257/2017
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN SESUAI
KEPMEN RISTEKDIKTI NO. 257 TAHUN 2017
1. VOKASI : PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 KEPERAWATAN
2. AKADEMIK : PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI DOKTOR KEPERAWATAN
3. PROFESI / : PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
SPESIALIS PROGRAM STUDI SPESIALIS KEPERAWATAN ANAK
PROGRAM STUDI SPESIALIS KEPERAWATAN JIWA
PROGRAM STUDI SPESIALIS KEPERAWATAN KOMUNITAS
PROGRAM STUDI SPESIALIS KEPERAWATAN MATERNITAS
PROGRAM STUDI SPESIALIS KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
PERUBAHAN NAMA PROGRAM STUDI KEPERAWATAN DARI
IZIN LAMA KE NOMENKLATUR BARU (257 TAHUN 2017)
NO PROGRAM IZIN LAMA NOMENKLATUR BARU
1 Vokasi Diploma 3 Keperawatan Diploma 3 Keperawatan
Diploma 4 Keperawatan -
2 Terapan Magister Terapan Keperawatan -
3 Akademik Sarjana Keperawatan Sarjana Keperawatan
Magister Keperawatan Magister Keperawatan
Doktor Keperawatan Doktor Keperawatan
4 Profesi Profesi Ners Pendidikan Profesi Ners
5 Spesialis Spesialis Keperawatan Anak Spesialis Keperawatan Anak
Spesialis Keperawatan Jiwa Spesialis Keperawatan Jiwa
Spesialis Keperawatan Komunitas Spesialis Keperawatan Komunitas
Spesialis Keperawatan Maternitas Spesialis Keperawatan Maternitas
Spesialis Keperawatan Medikal Bedah Spesialis Keperawatan Medikal Bedah
PERMASALAHAN YANG TERJADI

 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS SESUAI DENGAN KEPMEN RISTEKDIKTI


NO. 257 TAHUN 2017 TERPISAH DENGAN SARJANA.
 DALAM PELAKSANAAN PROGRAM STUDI PROFESI NERS MERUPAKAN SATU PAKET
PENDIDIKAN SARJANA DENGAN PROFESI.
 DALAM IZIN BARU PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS MENJADI SATU
PAKET SARJANA/SARJANA TERAPAN DAN PROFESI.
 DALAM KEPMEN 257/2017 BELUM ADA PROGRAM STUDI SARJANA, MAGISTER DAN
DOKTOR TERAPAN KEPERAWATAN.
 BAGAIMANA IZIN BARU BAGI POLITEKNIK KESEHATAN YANG HANYA BOLEH
MENYELENGGARAKAN SARJANA TERAPAN BUKAN SARJANA.
JUMLAH JENIS PROGRAM STUDI
KESEHATAN SESUAI KEPMEN 257/2017

VOKASI TERAPAN AKADEMIK PROFESI / SPESIALIS


NO BIDANG ILMU JUMLAH
D-I D-II D-III S.Tr M.Tr Dr.Tr S M Dr PROFESI SPESIALIS
1 Kedokteran 0 0 0 0 0 0 2 16 8 1 35 62
2 Kedokteran
0 0 0 0 0 0 1 3 1 1 8 14
Gigi
3 Keperawatan 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 5 10
4 Kebidanan 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 5
5 Farmasi 0 0 6 1 0 0 3 5 2 2 0 19
6 Kesehatan
0 0 4 4 0 0 3 8 2 0 0 21
Masyarakat
7 Gizi 0 0 1 2 0 0 1 2 1 1 0 8
8 Kesehatan
2 0 13 8 0 0 0 0 0 1 0 24
Lain
TOTAL 2 0 26 16 0 0 12 36 15 8 48 163
S I N E R G I TA S O P D A L A M
MENGKAWAL MUTU
PENYELENGGARAAN
P E N D I D I K A N K E P E R A W ATA N
DI INDONESIA
Harif Fadhillah
Ke t u a U m u m D P P P P N I
Kerangka System Kesehatan
System Tujuan

System Pelayanan

SDM Kesehatan Kesehatan, Equitas layanan


Akses
Cakupan
Informasi
Responsiveness

Alkes dan Teknologi


Kualitas Perlindungan Sos. & resiko finansial
Safety
Finansial
Efisiensi

Kepemimpinan/kelola
Kerangka Pengembangan SDM ( W H O , 2 0 0 3 )
Kesehatan
berkualitas, merata, terjangkau
Kualiatas Layanan Terbaik yang Merata

Pemerataan Nakes yang Kompeten dan Berdedikasi

Pendidikan, Penempatan
Kebijakan Pelatihan &
& & Pemanfaatan
Perencanaan Pengembangan (menejemen efektif)
Karier

Regulasi Integral
3 October 2017
Keputusan berdasaran bukti ilmiah (evidence based)
TANTANGAN NASIONAL & GLOBAL
KEPERAWATAN INDONESIA
• NASIONAL
– MASALAH KESEHATAN NASIONAL
– IMPLEMENTASI UNIVERSAL HEALTH COVERAGE (UHC)

• MODIFIKASI/PERUBAHAN STRATEGI PELAYANAN KESEHATAN


PRIMER : PENGUATAN PREVENTIF & PROMOTIF, PRAKTIK MANDIRI
RUJUKAN : SPESIALISTIK

– PENGUATAN REGULASI TENAGA KESEHATAN (termasuk perawat)


TANTANGAN NASIONAL & GLOBAL
KEPERAWATAN INDONESIA
• GLOBAL
– PEMBERLAKUAN PASAR BEBAS
• BILATERAL
• REGIONAL
• INTERNASIONAL

PERAWAT BERDAYA SAING


TANTANGAN NASIONAL & GLOBAL
KEPERAWATAN INDONESIA
MENINGKATKAN DAYA SAING PERAWAT

MENINGKATKAN DAN
MEMPERTAHANKAN PROFESIONLISME
(PENGEMBANGAN PRAKTIK)

PENDIDIKAN FORMAL
PENDIDIKAN NON FORMAL/BERKELANJUTAN
PERAN ORGANISASI PROFESI
ORGANISASI PROFESI
M E N U R U T P E R AT U R A N P E R U N D A N G - U N D A N G AN

• UU No. 18 tahun 2002 tentang Sistem Penelitian Nasional dan


Penapisan IPTEK
Organisasi profesi adalah wadah masyarakat ilmiah dalam suatu cabang atau lintas disiplin
ilmu pengetahuan dan teknologi, atau suatu bidang kegiatan profesi, yang dijamin oleh
negara untuk mengembangkan profesionalisme dan etika profesi dalam masyarakat, sesuai
dengan peraturan perundang‐undangan

Untuk menjamin tanggung jawab dan akuntabilitas profesionalisme, organisasi profesi wajib
menentukanstandar keahlian, persyaratan keahlian, dan
sertifikasi keahlian, serta kode etik profesi
ORGANISASI PROFESI
M E N U R U T P E R AT U R A N P E R U N D A N G - U N D A N G AN

• UU No. 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan

–Wadah untuk berhimpun tenaga Kesehatan yang seprofesi

–Nakes harus membentuk OP sbg wadah untuk meningkatkan dan/atau


mengembangkan pengetahuan dan keterampilan, martabat, dan etika
profesi Nakes

–Untuk mengembangkan cabang disiplin ilmu dan standar pendidikan tenaga


Kesehatan, setiap organisasi profesi dapat membentuk kolegium
ORGANISASI PROFESI PERAWAT
M E N U R U T P E R AT U R A N P E R U N D A N G - U N D A N G AN

• UU No. 38 tahun 2014 tentang Keperawatan

– Wadah yang menghimpun Perawat secara Nasional dan berbadan hukum sesuai
dengan Peraturan perundang-undangn yangberlaku

– OP PERAWAT BERTUJUAN
• Meningkatkan dan/atau mengembangkan pengetahuan dan keterampilan,
martabat dan etika profesi perawat
• Mempersatukan dan memberdayakan perawat dalam rangka menunjang
pembangunan nasional
ORGANISASI PROFESI PERAWAT
M E N U R U T P E R AT U R A N P E R U N D A N G - U N D A N G AN

• UU No. 38 tahun 2014 tentang Keperawatan

OP PERAWAT BERFUNGSI

PEMERSATU PENGEMBANG

PEMBINA PENGAWAS

KEPERAWATAN
DI INDINESIA
PERAN PPNI
DALAM PENDIDIKAN TINGGI
KEPERAWATAN
• Wadah meningkatkan dan/atau mengembangkan pengetahuan dan
ket, dan keterampilan, martabat, dan etika profesi perawat (psl 4 (1)
UU 38/2014)
• Koordinasi ; (psl 9 (3))
– Penyelenggaraan PT Keperawatan
– Penyediaan fasyankes sebagai Wahana Pendidikan Keperawatan
• Menyusun Standar Nasional Pendidikan Keperawatan (psl 11 (3);
bersama
– KEMERISTEKDIKTI, KEMKES DAN AIP
PERAN PPNI
DALAM PENDIDIKAN TINGGI
KEPERAWATAN
• Menyelenggarakan Uji Kompetensi nasional bersama Perguruan tinggi (psl 16
(2))
• Menyusun standar kompetensi Perawat bersama KONSIL KEPERAWATAN
(psl 16 (4)
• Melalui Kolegium (psl 45) :
–Mengembangkan Cabang disiplin ilmu Keperawatan
–Mengmbangkan standar pendidikan perawat Profesi
PERAN KOLABORATIF
ANTARA PPNI & PERGURUAN TINGGI & AIP

PENYUSUNAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KEPERAWATAN

PENYUSUNAN STANDAR FASYANKES SEBAGAI WAHANA PENDIDIKAN


KEPERAWATAN

PELAKSANAAN UJI KOMETENSI NASIONAL

PENGKAWALAN AKREDITASI PRODI KEPERAWATAN


PERAN MANDIRI YANG SINERGIS
Pengembangan Standar
Menyusun
Petunjuk
PPNI Praktik & Kompetensi &
Teknis
PT
penjenjangannya sesuai
keilmuan, Penataan implementasi ;
Praktik bermutu, Standar
Pendidikan,
Melalui KOLEGIUM
Implementasi
Standar kriteria Keilmuan kurikulum dan
Keperawatan, Pembagian
Level & Katagori Keilmuan, metode
Kajian dan pengambangan pendidikan,
ilmu sesuai dengan penguatan
dinamika dan kebutuhan
mutu
pendidikan
TANTANGAN PENYELENGGARAAN
PENDIDIKAN TINGGI KEPERAWATAN

• PENYELENGGARAAN SESUAI DENGAN NAFAS UU NO. 38 TAHUN 2014


• TUNTUTAN KEBIJAKAN KESEHATAN NASIONAL DAN GLOBAL

PERLU PENYESUAIAN
• STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KEPERAWATAN
• KURIKULUM
Hasil Ujian Ners II/2017
Peserta Jumlah Kompeten Tidak Kompeten
First Taker 5041 3162(62.7%) 1879(37.3%)
Re Taker_1 4205 1110(26.4%) 3095(73.6%)
Re Taker_2 2551 602(23.6%) 1949(76.4%)
Re Taker_3 1552 284(18.3%) 1268(81.7%)
Re Taker_4 825 161(19.5%) 664(80.5%)
Re Taker_5 1 1(100%)
Jumlah Total 14175 5319 (37.5%) 8856(62.5%)
Hasil Ujian Perawat
Tidak
Peserta Jumlah Kompeten
Kompeten
First Taker 3.533 2.358 (67%) 1.175 (33%)
Re Taker_1 2.245 351 (16%) 1.894 (84%)
Re Taker_2 3.481 527 (15%) 2.954 (85%)
Re Taker_3 1.650 191 (12%) 1.459 (88%)
Re Taker_4 1.252 138 (11%) 1.114 (89%)
Jumlah Total 12.161 3.565 (29%) 8.596 (71%)
TABEL PERSENTASE KELULUSAN UKOM INSTITUSI
Agustus 2017

JUMLAH KELULUSAN (%)


PROGRAM STUDI
INSTITUSI > 75% 50 ‐ 75 % < 50%

PERAWAT 371 23 30 318

BIDAN 387 25 24 338

NERS 248 16 38 194


PRODI KEPERAWATAN
• Akademik
– Sarjana
– Magister
– doktor
• Profesi
– Ners
• Profesi spesialis
– Anak, KMB, Jiwa, Maternitas, Komunitas
• Vokasi
– Diplima III
– Diploma IV (sampai program tutup)
OP DALAM UU PENDIDIKAN TINGGI
PENYELENGGARAAN PROGRAM PROFESI
 NERS

Program profesi sebagaimana dapat


diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi
yang bekerja sama dengan Kementerian,
Kementerian lain, LPNK, dan/atau
organisasi profesi yang bertanggung
jawab atas mutu layanan profesi.
PENYELENGGARAAN PROGRAM PROFESI
 NERS SPESIALIS

Program spesialis dapat


diselenggarakan oleh Perguruan
Tinggi bekerja sama dengan
Kementerian, Kementerian lain, LPNK
dan/atau organisasi profesi yang
bertanggung jawab atas mutu layanan
profesi . PS 25.
PERUMUSAN KURIKULUM PENDIDIKAN

Kurikulum pendidikan profesi dirumuskan


bersama Kementerian, Kementerian lain, LPNK,
dan/atau organisasi profesi yang bertanggung
jawab atas mutu layanan profesi dengan
mengacu pada Standar Nasional Pendidikan
Tinggi. Psl 36.
PENERBITAN SERTIFIKAT PROFESI : UJI NASIONAL

Sertifikat profesi diterbitkan oleh Perguruan


Tinggi bersama dengan Kementerian,
Kementerian lain, LPNK, dan/atau organisasi
profesi yang bertanggung jawab terhadap mutu
layanan profesi, dan/atau badan lain sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Pasal 43
OP SEBAGAI MASYARAKAT

Peran serta Masyarakat sebagaimana


dimaksud dengan cara:
1.menentukan kompetensi lulusan melalui
organisasi profesi, dunia usaha, dan
dunia industri;
2.mengawasi dan menjaga mutu
Pendidikan Tinggi melalui organisasi
profesi atau lembaga swadaya
masyarakat
Pasal 91
TERIMAKASIH
Upaya AIPNI Melakukan
Penataan dan Mutu Program Studi
Keperawatan di Indonesia
Dr.Muhammad Hadi,Mkep.
(Ketua AIPNI)
Perjalanan peran AIPNI dlm pengembangan keperawatan di Indonesia
1998 2009 2010
•Kur S1 Kep (Prog.A & Prog.B •Penyempurnaan kurikulum •Terbit Kurikulum AIPNI 2010
dari CHS di tetapkan oleh AIPNI 2008 dengan KBK •Awal Prog.HPEQ
Dirjend Dikti)
•Pendidikan sarjana dan profesi
terintegrasi

2001 2008 2012 2017


•Pembentukan AIPNI di Bandung •Penerbitan Kurikulum AIPNI •Terbit UU No.12 ttg Pendidikan Tinggi •Implementasi Kurikulum AIPNI
2008 •Terbit PP ttg KKNI 2015
•Naskah Akademik PT Kep
•Standar Kompetensi Perawat Ind
•Standar Pendidikan Kep. Indonesia

2003 2006-2007 2013 2016


•Terbit UU No.23 ttg Sisdiknas •Pengembangan kurikulum •Terbit ijin Ners 206 PS •Sosialisasi Kurikulum AIPNI
(Memisahkan pendidikan sarjana •Akreditasi : LAM PT Kes 2015
antara pendidikan Sarjana dan •Pengembangan kurikulum •Uji Kompetensi Nasional :
profesi) profesi Ners LPUK Nakes

2004 2005 2014 2015


•Pembahasan rancangan •Terbit Ijin Profesi Ners •Terbit SNPT th 2014 •Terbit SNPT th 2015
Kurikulum Terpisah antara S1 pertama sebanyak 48 inst •Kesepakatan ttg LO •Kesepakatan Kurikulum AIPNI
dan Profesi Keperawatan 2015
Perkembangan Pendidikan Keperawatan di
Indonesia

• Perkembangan sistem pendidikan keperawatan awalnya


menerapkan regulasi berbeda, mulai dari perijinan ditangani oleh
dua Departemen, yaitu Departemen Kesehatan dan Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
• Kebijakan ganda dalam regulasi pendidikan Diploma III
Keperawatan berupa: Perijinan, mekanisme seleksi, ujian,
penerbitan ijasah dan akreditasi pendidikan yang berbeda antara
kebijakan Depdiknas dan Depkes. Sebagai akibatnya,
perkembangan jumlah institusi pendidikan yang tidak terkendali,
perbedaan standar dan kualitas pengelolaan, serta mutu lulusan
Perkembangan Pendidikan Keperawatan di
Indonesia..(cont..)
• Tahun 1994, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI telah
menerbitkan SK Nomor 310/U/1994 tentang kurikulum yang
berlaku nasional bagi program sarjana ilmu kesehatan. Dalam
kurikulum ini, pembelajaran aspek akademik dan keprofesian
diintegrasikan menjadi satu kesatuan.
• Kurikulum ini disempurnakan melalui SK nomor 129/U/1998 yang
menjadikan program pendidikan Sarjana keperawatan
melaksanakan kurikulum pendidikan profesi keperawatan dalam 2
(dua) tahap, yaitu tahap akademik dan tahap profesi yang
merupakan satu kesatuan.
• Pada tahap akademik lulusannya mendapat gelar Sarjana Keperawatan
disingkat S.Kep., dan tahap profesi lulusannya mendapat gelar profesi
Ners disingkat Ns. Dengan demikian gelar Sarjana Keperawatan (SKp.)
sebagai hasil dari kurikulum 1985 dan 1994, memiliki makna yang sama
dengan gelar Sarjana Keperawatan dan Ners (S.Kep, Ns).
Perkembangan Pendidikan Keperawatan di
Indonesia…(cont..)

• Pola penyelenggaraan pendidikan profesi yang menjadi 2 (dua)


tahap semakin dikukuhkan dengan diterbitkannya Undang Undang
No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang
menyatakan bahwa, pendidikan profesi adalah pendidikan setelah
sarjana.
• Sampai saat ini penyelenggaraan pendidikan Ners menjadi 2 (dua)
tahap masih terus berlangsung. Namun, UU tersebut belum
diikuti dengan Peraturan Pemerintah, yang mengatur tentang
penyelenggaraan Pendidikan Profesi
Sejarah pendidikan perawat di Indonesia

• Di Indonesia, Sekolah perawat pertama kali didirikan di RS PGI Cikini


pada tahun 1916 diselenggarakan dengan mengandalkan para perawat
Belanda sebagai pendidik ditambah beberapa dokter.
• Para siswa diajarkan teori merawat yang kemudian diaplikasikan
langsung kedalam praktik pada saat yang sama.
• Selanjutnya, pendidikan keperawatan berkembang di beberapa kota
besar seperti Jakarta, Surabaya, Medan.
• Pendidikan ini umumnya dikelola oleh perawat Belanda yang saat itu
ditugaskan dirumah sakit tersebut.
• Syarat masuk menjadi siswa perawat adalah memiliki ijasah MULO
(sistem pendidikan Belanda, setara dengan SMP), seluruh siswa
diasramakan, dan setiap hari ada pelajaran teori dan praktik.
Sejarah pendidikan perawat di Indonesia

• Setelah kemerdekaan, berbagai jenis pendidikan perawat yang


berbasis RS telah dikembangkan seperti pendidikan mantri cacar,
Penjenang Kesehatan, dan lain-lain, dengan lama pendidikan
bervariasi dari 3 bulan sampai 2 tahun dengan dasar pendidikan
Sekolah Rakyat (setara SD) dan SMP.
• Berdasarkan SK MENKES nomor 32971/Pend/1953 tentang
Pendidikan Perawat Diploma A dan B, dihasilkan Perawat A
(umum), dan Perawat B (jiwa).
• Pada saat yang bersamaan sejak tahun 1953 mulai didirikan
Sekolah Pengatur Rawat (SPR) dengan dasar pendidikan SMP dan
lama pendidikannya 3 tahun
Sejarah pendidikan perawat di Indonesia

• Pada tahun 1962 Departemen Kesehatan RI berdasarkan SK nomor


67516/Pend/Kab/1962 telah mengembangkan Pendidikan Akademi
Perawat yang berafiliasi dengan RS Cipto Mangunkusumo.
• Lulusan pendidikan ini menyandang gelar Sarjana Muda Ilmu Perawatan
atau BSc. Setahun berikutnya pendidikan tingkat Akademi Perawat ini
diikuti oleh RS St Carolus.
• Sejak diluluskannya Sarjana Muda Ilmu Perawatan, maka kategori
pendidikan perawat menjadi jenjang pendidikan menengah dan tinggi
yang semuanya berorientasi ke RS. Pendayagunaan lulusan Akademi
Perawat diperluas menjadi pengelola pelayanan di tingkat ruang rawat
dan tingkat RS, serta perawat pelaksana di ruang khusus seperti ICU,
ICCU, Bedah, Ruang pemulihan (Sejarah keperawatan, 1975)
Sejarah pendidikan perawat di Indonesia

• Penyelenggara pendidikan tinggi yang pertama adalah Program Studi


Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia pada tahun
1985.
• Pembukaan program studi tersebut diikuti oleh beberapa universitas
negeri seperti Universitas Padjadjaran Bandung pada tahun 1994, pada
tahun 1997-1998 berdiri di Universitas Gadjah Mada, Universitas
Airlangga, Universitas Diponegoro, Universitas Hasanuddin, Universitas
Brawijaya, Universitas Sumatera Utara; serta perguruan tinggi swasta
lainnya seperti Universitas Muhammadiyah Jakarta dan STIK St. Carolus
Jakarta.
• Program ini menerima calon mahasiswa dari SMU (jalur reguler) dan dari
DIII Keperawatan (alih jalur / “transfer”).
PENDIDIKAN KEPERAWATAN SAAT INI
 Pertumbuhan cepat dalam jumlah institusi
pendidikan tidak disertai peningkatan kualitas
pendidikan.
 Tingginya peluang bekerja bagi lulusan PT
keperawatan baik di DN terutama di LN.
 Rendahnya kemampuan lulusan untuk mengisi
peluang sebagai dampak dari rendahnya
kualitas kelulusan.
 Potensi meningkatkan pengangguran.
HAKEKAT PENYELENGGARAAN
PENDIDIKAN NERS 11

Sarjana Keperawatan: Ners:

Kewenangan
sebagai profesi

Belajar untuk Belajar untuk


menguasai menerapkan
KURIKULUM NERS - SMI
12

 Terdiri dari dua tahapan yang terintegrasi dan merupakan


satu kesatuan tidak terpisahkan.
 Tahap akademik untuk mencapai kompetensi sebagai
profesi
 Tahap profesi untuk mencapai kemandirian
Lulus dalam uji masuk klinik sebelum profesi
Pola belajar : internship
Pola bimbingan : preseptorship
Fokus: pendelegasian kewenangan bertahap.
 Penyelenggaraan menyatu dan berkesinambungan dengan
luaran NERS.
KURIKULUM NERS - SMI
TAHAPAN PENDIDIKAN NERS
S.Kep
13

AKADEMIK 144 SKS PROFESI 36-40 SKS


TH-1 TH-2 TH-3 TH-4 TH-5 NERS

IQF LEVEL 6 IQF LEVEL 7

ASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN ORGANISASI PROFESI

10/3/2017
AKREDITASI 13
Bagaimana Peran AIPNI?...

• Menekankan pentingnya peningkatan mutu


melalui penyelenggaraan pendidikan yang
berkualitas dan kinerja prima (melalui akreditasi)
dan UNTUK MENGHASILKAN LULUSAN YANG
KOMPETEN (melalui ujikompetensi)

UPAYA AIPNI
• Mendorong pemerintah melakukan percepatan ijin Ners ( yang
sudah ada sebanyak 48 + 12 + 112)
• Mendorong pemerintah Membuka program S2 di beberapa
institusi PTN dan PTS terpilih (yg eksis 5 + 10 mandat)= UI,
UNPAD, UNAIR, UNHAS, UNAND, UNSYAH, USU, UGM, UNDIP, UB,
UMJ, UMY, STIK Carolus, STIK UNJANI, STIKES M Banjarmasin) .
• Mengembangkan model pembinaan terfokus pada institusi yang
membuka S2.
• Mendorong Dikti menyediakan program dana peningkatan
pendidikan spesifik untuk dosen S1 ke S2 dan S2 ke S3 (seperti
GUDOSIN pd awal 1990an) --- sebanyak 1944 org (beasiswa
dlm negeri) dan 324 org (beasiswa luar negeri).
• Menata nomenklatur sesuai perkembangan pendidikan
keperawatan pada umumnya di dunia
Issue dan concern lain

- Pelaksanaan kurikulum belum merata karena jumlah dan kompetensi


dosen masih kurang sehingga memerlukan pelatihan implementasi
Kurikulum 2016 (fasilitator, model belajar, pengembangan modul dll).
- Masih ada beberapa anggota AIPNI yang baru memiliki prodi sarjana dan
belum memiliki prodi profesi ners. sudah mengajukan usulan ijin Prodi
baru Ners secara online ----masih banyak kendala ---- mendorong dikti
ada jalan keluar terkait hal tersebut.
- Masalah akreditasi dan pengakuan hasil akreditasi
- Masalah pelaksanaan uji kompetensi
KERANGKA SISTEM PENJAMINAN MUTU 
PENDIDIKAN PROFESI NERS BERBASIS DATA & TIK

INSTITUSI MUTU LULUSAN

SERTIFIKA
SPMI SPME SISTEM UJI
SI
DIKTI : LAM PTKes LPUK‐Nakes Perguruan Tinggi
Standar Nasional • metode akreditasi • metode uji + 
Pendidikan • Instrumen spesifik • Item soal • K/L
I. SNPT • publikasi hasil  • tata kelola • MTKI
1) Standar isi;  • publikasi hasil 
2) Standar proses;
akreditasi • OP
uji kompetensi
3) Standar kompetensi lulusan; • Badan lain yang 
4) Standar pendidik dan tenaga 
kependidikan;
mendapat
5) Standar sarana dan prasarana; pengakuan
6) Standar pengelolaan; 
7) Standar pembiayaan;
8) Standar penilaian pendidikan
II. Standar Penelitian
III.  Standar Pengabdian
Masyarakat
Pangkalan Data Pendidikan Tinggi
PDPT – PDPT Kesehatan
Terimakasih

Você também pode gostar