Você está na página 1de 2

B.

Ancaman Bagi Nasionalisme


Dampak dari situasi ekonomi dalam negeri dapat dilihat contohnya pada semakin
banyaknya tenaga kerja kita mencari nafkah ke luar negeri terutama di kawasan ASEAN.
Dari segi sosial, ancaman bagi nasionalisme yang dapat terwujud dalam disintergrasi
nasional adalah SARA terutama konflik antar-agama.
Perilaku birokrasi dapat pula menimbulkan keresahan sosial. Hal yang disorot
terutama adalah sikap kurang tanggap dari sebagian aparat birokrasi terhadap kepentngan
rakyat.
Di masa penjajahan, objek bagi nasionalisme adalah penjajah yang ditampilkan
dalam bentuk kesediaan berjuang melawan penjaja tanpa melihat metode apa yang
digunakan, apakah cara radikal dan nonkooperatf terhadap penjajah ataukah menggunakan
cara kooperatf. Setelah merdeka, nasionalisme baru memiliki objek negara dan bangsa
pendiri sebagai penentu kadar nasionalisme seseorang.
Dari negara tetangga kita memperoleh pelajaran bagaimana negara mereka berhasil
meningkatkan nasionalisme bangsanya dari suatu bangsa yang ragu akan kemampuannya
menjadi bangsa yang bangga akan pencapaian ekonomi dan politknya.
C. Paradigma Pancasila Dalam Menghadapi Globalisasi
Di dalam menghadapi, era globalisasi sebagai suatu tantangan dan sekaligus peluang
yang harus diraih berpijak pada budaya bangsa. Sebagai bangsa Indonesia kita tdak boleh
tercabut dari akar budaya bangsa yaitu Pancasila.
Kebudayaan Indonesia merupakan proses pemanusiaan diri dalam bentuk
keselarasan, keserasian, dan keseimbangan hidup. Oleh para pemikir bangsa dirumuskan
secara ringkas dan padat dalam Pancasila (Ideologi Pancasila).
Dalam pengertan, sila 1 adalah Engkau yang abadi, sila 2 dikenal sebagai ‘aku’
manusia dalam konsep abstrak dan sila 3,4 dan 5 dikenal sebagai sosialitas manusia.

Variasi gambaran menurut aliran liberalisme, misalnya sangat mengutamakan ‘aku’


dengan mengorbankan kepentngan sosialitas dan kepentngan kerohanian keagamaan.
Variasi gambaran fundamentalisme agama sangat menonjolkan kepentngan agama
dengan mengabaikan manusia sebagai unsur ‘aku’ dan sosialitas masyarakat.

Gambaran manusia menurut aliran sosialis komunis ttk sentralisasinya adalah


sosialitas manusia, segalanya adalah untuk rakyat.

Istlah rakyat dalam sistem sosialis komunis adalah agregasi manusia paling
sempurna sehingga hanya sebagai rakyat itulah manusia menemukan nilainya, bukan
keakuan, kemanusiaan dengan harkat maupun martabatnya.
Secara umum, pengertan metode berpikir ialah proses kejiwaan manusia dalam
menanggapi objek-metode berfikir dari setap ideologi selalu bereferensi pada pandangan
ideologi yang bersangkutan mengenai ‘Siapa itu Manusia’.
1. Individualisme
Manusia dilahirkan ‘bebas’ dan dibekali oleh penciptanya dengan sejumlah hak
asasi.
2. Ideologi Komunis
Berdasarkan pada premis, bahwa semua materi berkembang mengetahui
hukum, kontradiksi dengan menempuh proses ‘dialektrik’.
3. Pancasila
Konsep manusia menurut ideologi Pancasila ialah manusia itu makhluk individu
serentak makhluk sosial.

Você também pode gostar