Você está na página 1de 34

Abortus (Edisi : 0.

4) • Abortus septik
Oleh : Asep Subarkah Abortus spontan (abortus alamiah)
1. Definisi Abortus adalah abortus yang terjadi dengan
2. Jenis Abortus
3. Epidemiologi Abortus
sendirinya, secara
4. Etiologi & Faktor Resiko Abortus alami, tanpa disengaja, dan tanpa
5. Mekanisme Abortus tindakan apapun. Abortus provokatus
6. Gejala Abortus (induksi abortus) adalah
7. Pemeriksaan Penunjang Abortus abortus yang disengaja, baik
8. Komplikasi Abortus
9. Terapi Abortus
menggunakan obat-obatan maupun
10. Tatalaksana Pasca Abortus memakai peralatan. Abortus
11. Prognosa Abortus medisinalis (abortus therapeutica)
12. Daftar Pustaka adalah abortus provokatus yang
Gambar : berdasarkan indikasi medis.
• Gambar 1. Abortus inkomplet Abortus kriminalis adalah abortus
• Gambar 2. Abortus komplet
• Gambar 3. Kehamilan intrauterine 8 minggu
provokatus yang tidak berdasarkan
• Gambar 4. Blighted ovum indikasi medis.
• Gambar 5. Kematian embrio pada kehamilan 8 Jenis Abortus
minggu Abortus membakat (imminens) adalah
• Gambar 6. Kehamilan ektopik abortus tingkat permulaan dimana terjadi
• Gambar 7. Kuretase
perdarahan melalui vagina namun
ostium uteri masih tertutup dan hasil
Abortus atau keguguran adalah
konsepsi (janin) dalam rahim (kavum
ancaman atau pengeluaran hasil
uteri) masih baik.
konsepsi sebelum janin
Abortus mengancam (insipiens) adalah
dapat hidup di luar rahim. Batasannya
abortus lebih lanjut dimana terjadi
adalah berat janin kurang dari 500 gram
perdarahan yang berasal dari rahim
atau usia kehamilan
dengan kontraksi yang lebih kuat dan
ibu kurang dari 20 minggu atau kurang
semakin sering, diikuti
dari 22 minggu menurut versi WHO. Usia
oleh pendataran serviks dan pembukaan
kehamilan
ostium uteri namun hasil konsepsi (janin)
Definisi Abortus
masih dalam rahim (kavum uteri).
dibawah 20 minggu karena proses
Abortus inkomplit adalah abortus yang
plasentasi pada usia tersebut belum
mengeluarkan sebagian hasil konsepsi
selesai.
(janin) dan sebagian sisanya masih
Abortus atau keguguran dapat dibagi
tertinggal dalam rahim (kavum uteri).
atas 2 golongan, yaitu :
Abortus komplit adalah abortus yang
1. Menurut terjadinya :
mengeluarkan secara lengkap seluruh
• Abortus spontan (abortus alamiah)
hasil konsepsi (janin).
• Abortus provokatus (induksi abortus) :
Missed abortion adalah aborsi dimana
• Abortus medisinalis (abortus
fetus atau embrio telah mati dalam rahim
therapeutica)
(kavum uteri) sebelum usia kehamilan 20
• Abortus kriminalis
minggu namun seluruh hasil konsepsi
2. Menurut gambaran klinisnya :
masih berada dalam rahim selama 6
• Abortus membakat (imminens)
minggu atau lebih.
• Abortus mengancam (insipiens)
Abortus habitualis (abortus berulang)
• Abortus inkomplit
adalah abortus yang terjadi 3 kali atau
• Abortus komplit
lebih secara berturut-turut pada 3 bulan
• Missed abortion
pertama kehamilan. Abortus habitualis
• Abortus habitualis (abortus berulang) :
primer adalah abortus habitualis
primer dan sekunder
• Abortus infeksiosa
yang terjadi pada wanita yang belum Epidemiologi Abortus
pernah melahirkan anak yang hidup. Etiologi & Faktor Resiko Abortus
Abortus habitualis sekunder adalah • herpes simpleks virus
abortus habitualis yang terjadi pada • cytomegalovirus
wanita yang telah pernah melahirkan • sifilis
anak yang hidup. • gonorrhea
Abortus infeksiosa adalah abortus yang • Kelainan hormonal seperti :
disertai infeksi genital. Abortus septik • hipertiroid
adalah abortus yang disertai infeksi berat • penyakit kencing manis yang tidak
dengan penyebaran kuman atau terkontrol
toksinnya ke dalam aliran darah • Penyakit :
atau peritonium. Pada bulan pertama • penyakit jantung
kehamilan yang mengalami abortus, • penyakit paru kronis
hampir selalu didahului dengan • keracunan
matinya janin dalam rahim. • kekurangan vitamin berat
• Kelainan bawaan rahim
Berdasarkan perkiraan dari BKBN, • rahim bikornu1
ada sekitar 2 juta kasus aborsi yang • rahim bersepta2
terjadi setiap tahunnya. Pada penelitian • parut rahim3
di Amerika Serikat terdapat 1,2 – 1,6 juta • Mioma pada rahim
aborsi yang disengaja dalam 10 tahun • Antagonis Rhesus yang merusak darah
terakhir dan merupakan pilihan wanita janin
Amerika untuk kehamilan yang tidak • Masalah psikologis
diinginkan. Secara keseluruhan, di 3. Kelainan plasenta
seluruh dunia, aborsi adalah penyebab • Gangguan sirkulasi plasenta
kematian yang paling utama 1 Rahim bikornu adalah rahim yang
dibandingkan kanker maupun penyakit bertanduk.
jantung. 15% kehamilan klinis dan 60% 2 Rahim bersepta adalah rahim yang
kehamilan kimiawi berakhir dengan memiliki selaput pembatas didalamnya.
abortus spontan. 8% 3 Parut rahim akibat riwayat kuret atau
abortus spontan terjadi pada kehamilan operasi rahim sebelumnya.
kurang dari 12 minggu. • Gangguan pembentukan plasenta
Abortus yang terjadi pada minggu-
Etiologi minggu pertama kehamilan umumnya
abortus spontan (abortus alamiah) : disebabkan oleh faktor ovofetal; pada
1. Faktor ovofetal (janin) minggu-minggu berikutnya (11 – 12
• Ovum yang telah dibuahi gagal untuk minggu), abortus yang terjadi
berkembang atau terjadi malformasi disebabkan oleh faktor maternal.
pada tubuh janin (70% kasus)
• Kelainan kromosom / genetik (40% Faktor etiologi abortus:
kasus) Angka kejadian abortus dipengaruhi oleh
• Kegagalan implantasi trofoblast yang berbagai faktor :
adekuat (20% kasus) 1. Usia ibu yang lanjut
2. Faktor maternal (ibu) 2. Faktor yang berkaitan dengan
• Kelainan genetika kehamilan :
• Kelainan sel telur • Jumlah kehamilan dengan janin aterm
• Kelainan anatomi organ reproduksi sebelumnya
• Infeksi pada kehamilan seperti : • Kejadian abortus sebelumnya
• Kejadian lahir mati sebelumnya
• Riwayat hamil dengan janin yang Perdarahan umumnya tidak terlalu
mengalami kelainan kongenital atau banyak namun rasa nyeri lebih menonjol.
defek genetik. Dari penjelasan diatas jelas bahwa
3. Riwayat infertilitas4 abortus ditandai dengan adanya
4. Kelainan atau penyakit yang perdarahan uterus dan nyeri dengan
menyertai kehamilan intensitas beragam.
5. Infeksi (cacar, toxoplasma, dll.)
6. Paparan zat kimia (rokok, obat- Tanda dan gejala abortus atau
obatan, alkohol, radiasi) keguguran :
7. Trauma perut atau panggul pada 3 1. Nyeri perut bagian bawah
bulan pertama kehamilan 2. Keram pada rahim
8. Kelainan kromosom atau genetik 3. Nyeri pada punggung
4. Perdarahan dari kemaluan
Mekanisme abortus : (pervaginam)
• Mekanisme awal terjadinya abortus 5. Pembukaan leher rahim (dilatasi
adalah lepasnya sebagian atau seluruh serviks)
bagian embrio akibat adanya perdarahan 6. Pengeluaran janin dari dalam rahim
minimal pada desidua.
• Kegagalan fungsi plasenta yang terjadi Abortus imminens - threatened
akibat perdarahan subdesidua tersebut abortion
menyebabkan terjadinya kontraksi uterus • 20% wanita hamil mengalami
dan mengawali proses abortus. perdarahan pervaginam pada trimester I.
• Pada kehamilan kurang dari 8 minggu : Pada sebagian besar kasus hal tersebut
Embrio rusak atau cacat yang masih disebabkan oleh perdarahan akibat
terbungkus dengan sebagian desidua adanya implantasi.
dan villi chorialis cenderung dikeluarkan • Ibu mungkin mengalami mulas (rasa
secara in toto, meskipun sebagian dari nyeri) atau tidak sama sekali.
hasil konsepsi masih tertahan dalam • Hasil konsepsi (janin) masih berada
cavum uteri atau di canalis servicalis. didalam rahim, dan tidak disertai
Perdarahan pervaginam terjadi saat pembukaan leher
proses pengeluaran hasil konsepsi. rahim (dilatasi serviks) atau serviks
• Pada kehamilan 8 – 14 minggu : tertutup.
Mekanisme diatas juga terjadi atau • Perdarahan minimal.
diawali dengan pecahnya selaput
ketuban lebih dulu dan diikuti dengan Abortus insipiens - inevitable abortion
pengeluaran janin yang cacat namun • Disertai mulas yang sering dan kuat
plasenta masih tertinggal dalam cavum karena kontraksi.
uteri. Plasenta mungkin sudah berada Gejala Abortus
dalam kanalis servikalis atau masih • Ditandai dengan nyeri abdomen atau
melekat pada dinding cavum uteri. Jenis nyeri punggung.
ini sering menyebabkan perdarahan • Perdarahan pervaginam dengan
pervaginam yang banyak. disertai pembukaan leher rahim (dilatasi
• Pada kehamilan minggu ke 14 – 22 : serviks).
Janin biasanya sudah dikeluarkan dan • Hasil konsepsi (janin) masih berada di
diikuti dengan keluarnya plasenta dalam rahim.
beberapa saat kemudian. Kadang- • Abortus sudah tak mungkin
kadang plasenta masih tertinggal dalam dipertahankan bila terjadi pendataran
uterus sehingga menyebabkan dan dilatasi serviks dan
gangguan kontraksi uterus dan terjadi atau terjadi pecahnya selaput ketuban.
perdarahan pervaginam yang banyak.
Abortus inkomplet • Biasanya didahului oleh gejala dan
• Sebagian jaringan janin (hasil konsepsi) tanda abortus membakat (imminens)
telah keluar dari rahim (cavum uteri) dan yang kemudian menghilang spontan
sebagian lainnya masih tertinggal dalam atau menghilang setelah pengobatan.
rahim (cavum uteri). • Tes kehamilan menjadi negatif, tanda-
• Pada kehamilan > 10 minggu, tanda kehamilan tidak ada, dan denyut
keluarnya janin dan plasenta tidak terjadi jantung janin tidak dapat terdeteksi.
secara bersamaan dan sebagian masih • Keadaan ini dapat menyebabkan
tertahan didalam uterus. terjadinya gangguan faal pembekuan
• Dilatasi serviks atau pembukaan. darah bila janin mati tidak dikeluarkan
• Jaringan janin dapat diraba dalam dalam waktu lebih dari 8 minggu.
rongga uterus atau sudah menonjol dari
ostium uteri eksternum. Abortus medisinalis (abortus
• Biasanya disertai rasa nyeri akibat terapeutik)
kontraksi uterus (keram pada rahim) • Abortus yang dilakukan pada usia
dalam usaha untuk mengeluarkan hasil kehamilan kurang dari 12 minggu atas
konsepsi. pertimbangan kesehatan wanita
• Perdarahan rahim umumnya persisten tersebut.
dan seringkali sangat banyak. Perdarahan • Apabila kehamilan dilanjutkan maka
tidak akan berhenti sebelum sisa hasil dapat membahayakan diri wanita
konsepsi dikeluarkan, sehingga harus tersebut.
dikuret. • Misalnya wanita dengan kelainan
jantung atau kelainan janin yang berat.
Abortus komplet
• Keluarnya seluruh hasil konsepsi Abortus septik
sehingga rahim kosong. • Abortus spontan yang diikuti oleh
• Biasanya terjadi pada awal kehamilan komplikasi infeksi.
saat plasenta belum terbentuk. • Infeksi akibat tindakan abortus yang
• Perdarahan pervaginam mungkin ringan tidak sesuai prosedur misalnya dukun.
atau sedikit dan terus berlanjut sampai • Infeksi umumnya endometritis yang
beberapa waktu lamanya. dapat berkembang menjadi parametritis
• Ostium uteri menutup dan rahim dan peritonitis.
mengecil.
• Umumnya pasien datang dengan rasa Abortus berulang
nyeri abdomen yang sudah hilang. • Abortus yang terjadi sebanyak 3 kali
• Umumnya tidak dilakukan tindakan atau lebih pada umur kehamilan 3 bulan
apa-apa, kecuali jika datang ke rumah pertama.
sakit masih mengalami perdarahan dan .
masih ada sisa jaringan yang tertinggal, Abortus Servikalis
harus dikeluarkan dengan cara dikuret. Pengeluaran hasil konsepsi terhalang
oleh ostium uteri eksternum yang tidak
Missed abortion membuka, sehingga mengumpul di
• Kematian janin tanpa pengeluaran hasil dalam kanalis servikalis (rongga serviks)
konsepsi. dan uterus membesar, berbentuk
• Retensi kehamilan diperkirakan terjadi bundar, dan dindingnya menipis.
oleh karena masih adanya produksi
progesteron plasenta yang terus 1. Laboratorium
berlanjut dan produksi estrogen yang • Darah lengkap
turun sehingga kontraktilitas uterus • Kadar haemoglobih rendah akibat
menurun. anemia haemorrhagik
• LED dan jumlah leukosit meningkat 4. Sinechia intrauterine (Asherman’s
tanpa adanya infeksi syndroma)
5. Infertilitas
Pemeriksaan Penunjang Abortus 6. Perforasi, cedera vesika urinaria atau
1. Tes kehamilan usus akibat tindakan kuretase
• Penurunan atau level plasma yang www.klinikindonesia.com : Klinik Kesehatan,
rendah dari β-hCG adalah prediktif. Kedokteran, Bisnis & Religius Online 15
Terjadinya kehamilan abnormal (blighted Komplikasi Abortus
ovum, abortus spontan atau kehamilan Klinik Indonesia > Klinik Kedokteran > Klinik
Obgin
ektopik).
7. Pembentukan fistula
2. Ultrasonografi (USG) (Daftar Isi)
• USG transvaginal dapat digunakan Abortus membakat (imminens) :
untuk deteksi kehamilan 4 – 5 minggu. • Jika janin hidup maka kehamilan dapat
• Detak jantung janin terlihat pada dipertahankan.
kehamilan dengan CRL > 5 mm (usia • Jika janin mati maka dapat terjadi
kehamilan 5-6 minggu). abortus spontan (abortus alamiah).
• Untuk menentukan apakah kehamilan • Tirah baring (istirahat baring)
viabel atau non-viabel dengan melihat Abortus mengancam (insipiens) :
gerakan dan denyut jantung janin5. • Mengeluarkan sisa hasil konsepsi
• Pada abortus imimnen, mungkin terlihat dengan infus oksitosin dan / atau
adanya kantung kehamilan (gestational kuretase.
sac GS) dan embrio yang normal. • Perbaikan keadaan umum ibu.
• Prognosis buruk bila dijumpai adanya : Abortus inkomplet :
• Kantung kehamilan yang besar dengan • Kuretase untuk mengeluarkan seluruh
dinding tidak beraturan dan tidak jaringan yang masih tertinggal dalam
adanya kutub janin. rahim.
• Perdarahan retrochorionic yang luas ( > • Perbaikan keadaan umum ibu agar
25% ukuran kantung kehamilan). tetap stabil
• Frekuensi DJJ yang perlahan (< 85 Abortus komplet :
dpm). • Observasi perdarahan
• Pada abortus inkompletus, kantung • Peningkatan keadaan umum ibu
kehamilan umumnya pipih dan iregular Abortus pada trimester II memerlukan
serta terlihat adanya jaringan plasenta perawatan di rumah sakit.
sebagai masa yang echogenik dalam Pemberian obat uterotonik dapat
cavum uteri. menghentikan perdarahan dan
• Pada abortus kompletus, endometrium membantu pengeluaran hasil
nampak saling mendekat tanpa konsepsi yang masih ada.
visualisasi adanya hasil konsepsi. Pada abortus septik : kuretase harus
• Pada missed abortion, terlihat adanya dilakukan paling lama 24 jam setelah
embrio atau janin tanpa ada detik pemberian antibiotika
jantung janin. spektrum luas dan kortiskosteroid.
5 Denyut jantung janin dapat juga didengar www.klinikindonesia.com : Klinik Kesehatan,
melalui bantuan alat Doppler dan Laennec. Hal Kedokteran, Bisnis & Religius Online 16
ini bisa mulai terdengar
pada usia janin 12-16 minggu.
Terapi Abortus
Klinik Indonesia > Klinik Kedokteran > Klinik
Obgin
Komplikasi abortus : Gambar 7. Kuretase
1. Perdarahan yang menyebabkan (Daftar Isi)
haemorrhagic shock • Pemeriksaan USG atau kadar beta
2. Infeksi hCG selama 1-2 bulan pasca abortus
3. Sepsis pasca abortus provokatus untuk mengetahui
penyebab abortus spontan.
• Ibu dianjurkan untuk tidak hamil dahulu
dalam 3 bulan pertama pasca abortus.
Jika perlu
gunakan kontrasepsi kondom atau pil
KB. Referensi 2
(Daftar Isi)
Abortus membakat (imminens) :
• Prognosanya baik bila perdarahan Abortus
berhenti dan keluhan nyeri menghilang.
www.klinikindonesia.com : Klinik Kesehatan, Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan
Kedokteran, Bisnis & Religius Online 17
(oleh akibat-akibat tertentu) sebelum
Prognosa Abortus
kehamilan tersebut berusia 20 minggu dan
Tatalaksana Pasca Abortus
Klinik Indonesia > Klinik Kedokteran > Klinik
berat janin kurang dari 500 gram atau buah
Obgin kehamilan belum mampu untuk hidup diluar
Abortus mengancam (insipiens) dan kandungan.
inkomplit :
• Prognosanya baik bila hasil konsepsi Etiologi Abortus
dapat dikeluarkan secara lengkap.
(Daftar Isi) Pada kehamilan muda abortus tidak jarang
1. dr. Bambang Widjanarko, Sp.OG. didahului oleh kematian mudigah.
Abortus. Sebaliknya pada kehamilan lebih lanjut
http://reproduksiumj.blogspot.com/2009/ biasanya janin dikeluarkan dalam keadaan
09/abortus.html. 18/04/2010. masih hidup. Hal-hal yang dapat
2. Anonim. 2008. Abortus alias menyebabkan abortus dapat dibagi sebagai
Keguguran. berikut.
http://kamussehat.wordpress.com/2008/
05/15/abortus-alias-keguguran/. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi
21/04/2010.
3. Anonim. 2007. Abortus Inkomplit. Kelainan hasil konsepsi yang berat dapat
http://www.jevuska.com/2007/04/11/abor menyebabkan kematian mudigah pada
tus-inkomplit. kehamilan muda. Faktor-faktor yang dapat
11/05/2010. menyebabkan kelainan dalam pertumbuhan
4. Anonim. Aborsi. ialah sebagai berikut.
http://www.klikdokter.com/illness/detail/1
26. 11/05/2010. 1. Kelainan kromosom.
Sumber :
http://www.klinikindonesia.com/obgin/abortus.php
Kelainan yang sering ditemukan pada
Update : 13/5/2010
www.klinikindonesia.com : Klinik Kesehatan, abortus spontan adalah trisomi,poliploidi dan
Kedokteran, Bisnis & Religius Online 18 kemungkinan pula kelainan kromosom seks.
Daftar Pustaka
1. Lingkungan kurang sempurna.

Bila lingkungan di endometrium di sekitar


tempat implantasi kurang sempurna
sehinggga pemberian zat-zat makanan pada
hasil konsepsi terganggu.

1. Pengaruh dari luar.


Radiasi, virus, obat-obatan, dan sebagainya Pada awal abortus terjadi perdarahan dalam
dapat mempengaruhi baik hasil konsepsi desidua basalis kemudian diikuti oleh
maupun lingkungan hidupnya dalam uterus. nekrosis jaringan disekitarnya. Hal tersebut
Pengaruh ini umumnya dinamakan pengaruh menyebabkan hasil konsepsi terlepas
teratogen. Zat teratogen yang lain misalnya sebagian atau seluruhnya, sehingga
tembakau, alkohol, kafein, dan lainnya. merupakan benda asing dalam uterus.
Keadaan ini menyebabkan uterus
1. Kelainan pada plasenta berkontraksi untuk mengeluarkan isinya.
Pada kehamilan kurang dari 8 minggu hasil
Endarteritis dapat terjadi dalam vili koriales konsepsi biasanya dikeluarkan seluruhnya
dan menyebabkan oksigenisasi plasenta karena villi koriales belum menembus
terganggu, sehingga menyebabkan gangguan desidua lebih dalam, sehingga hasil konsepsi
pertumbuhan dan kematian janin. Keadaan mudah dilepaskan. Pada kehamilan 8 sampai
ini biasa terjadi sejak kehamilan muda 14 minggu villi koriales menembus desidua
misalnya karena hipertensi menahun. lebih dalam sehingga umumnya plasenta
tidak dilepaskan sempurna yang dapat
1. Penyakit ibu. menyebabkan banyak perdarahan. Pada
kehamilan 14 minggu keatas umumnya yang
a) penyakit infeksi dapat menyebabkan dikeluarkan setelah ketuban pecah adalah
abortus yaitu pneumonia, tifus abdominalis, janin disusul dengan plasenta. Pedarahan
pielonefritis, malaria, dan lainnya. Toksin, jumlahnya tidak banyak jika plasenta segera
bakteri, virus, atau plasmodium dapat terlepas dengan lengkap.
melalui plasenta masuk ke janin, sehingga
menyebabkan kematian janin, kemudian Hasil konsepsi pada abortus dapat
terjadi abortus. dikeluarkan dalam berbagai bentuk.
Adakalanya kantong amnion kosong atau
b) Kelainan endokrin misalnya diabetes tampak didalamnya benda kecil tanpa bentuk
mellitus, berkaitan dengan derajat kontrol yang jelas (blighted ovum) atau janin telah
metabolik pada trimester pertama.selain itu mati dalam waktu yang lama (missed
juga hipotiroidism dapat meningkatkan abortion).
resiko terjadinya abortus, dimana
autoantibodi tiroid menyebabkan Apabil mudigah yang mati tidak dikeluarkan
peningkatan insidensi abortus walaupun secepatnya, maka akan menjadi mola
tidak terjadi hipotiroidism yang nyata. karneosa. Mola karneosa merupakan suatu
ovum yang dikelilingi oleh kapsul bekuan
1. kelainan traktus genitalia darah. Kapsul memiliki ketebalan bervariasi,
dengan villi koriales yang telah
retroversion uteri, mioma uteri, atau kelainan berdegenerasi tersebar diantaranya. Rongga
bawaan uterus dapat menyebabkan abortus. kecil didalam yang terisi cairan tampak
Tetapi, harus diingat bahwa hanya menggepeng dan terdistorsi akibat dinding
retroversion uteri gravid inkarserata atau bekuan darah lama yang tebal. Bentuk
mioma submukosa yang memegang peranan lainnya adalah mola tuberosa, dalam hal ini
penting. Sebab lain abortus dalam trimester amnion tampak berbenjol-benjol karena
ke 2 ialah serviks inkompeten yang dapat terjadi hematoma antara amnion dan korion.
disebabkan oleh kelemahan bawaan pada
seviks, dilatasi serviks berlebihan,konisasi, Pada janin yang telah meninggal dan tidak
amputasi, atau robekan serviks luas yang dikeluarkan dapat terjadi proses mumifikasi.
tidak dijahit. Mumifikasi merupakan proses pengeringan
janin karena cairan amnion berkurang akibat
Patologi Abortus diserap, kemudian janin menjadi gepeng
(fetus kompresus). Dalam tingkat lebih lanjut terdapat resiko kesehatan perlu
janin dapat menjadi tipis seperti kertas dipertimbangkan faktor lingkungan
perkamen (fetus papiraseus). pasien.
 Apabila kehamilan terjadi akibat
Kemungkinan lain pada janin mati yang perkosaan atau incest. Dalam hal ini
tidak cepat dikeluarkan adalah terjadinya pada evaluasi wanita yang
maserasi. Tulang-tulang tengkorak kolaps bersangkutan perluditerapkan kriteria
dan abdomen kembung oleh cairan yang medis yang sama.
mengandung darah. Kulit melunak dan  Apabila berlanjutnya kehamilan
terkelupas in utero atau dengan sentuhan kemungkinan besar menyebabkan
ringan. Organ-organ dalam mengalami lahirnya bayi dengan retardasi mental
degenerasi dan nekrosis. atau deformitas fisik yang berat.

Klasifikasi Abortus b) Abortus provokatus kriminalis

Berdasarkan jenis tindakan, abortus Abortus provokatus kriminalis adalah


dibedakan menjadi 2 golongan yaitu: interupsi kehamilan sebelum janin mampu
hidup atas permintaan wanita yang
1) abortus spontan bersangkutan, tetapi bukan karena alasan
penyakit janin atau gangguan kesehatan ibu.
abortus yang berlangsung tanpa tindakan. Sebagian besar abortus yang dilakukan saat
Kata lain yang luas digunakan adalah ini termasuk dalam katagori ini.
keguguran (miscarriage).
Secara klinik abortus dapat diklasifikasikan
2) abortus provokatus menjadi :

abortus provokatus adalah pengakhiran 1) Abortus imminens


kehamilan sebelum 20 minggu akibat suatu
tindakan. Abortus provokatus dibagi menjadi Abortus imminens adalah peristiwa
2 yaitu : terjadinya perdarahan dari uterus pada
kehamilan sebelum 20 minggu, dimana hasil
a) Abortus provokatus terapeutik / konsepsi masih dalam uterus dan tanpa
artificialis dilatasi serviks. Pada kondisi seperti ini,
kehamilan masih mungkin berlanjut atau
Merupakan terminasi kehamilan secara dipertahankan.
medis atau bedah sebelum janin mampu
hidup (viabel). Beberapa indikasi untuk 2) Abortus insipiens
abortus terapeutik diantaranya adalah
penyakit jantung persisten dengan riwayat Abortus insipiens adalah peristiwa
dekompensasi kordis dan penyakit vaskuler perdarahan uterus pada kehamilan sebelum
hipertensi tahap lanjut. Yang lain adalah 20 minggu dengan adanya dilatasi serviks
karsinoma serviks invasif. American College uterus yang meningkat, tetapi hasil konsepsi
Obstetricians and Gynecologists (1987) masih dalam uterus. Kondisi ini menunjukan
menetapkan petunjuk untuk abortus proses abortus sedang berlangsung dan akan
terapeutik : berlanjut menjadi abortus inkomplit atau
komplit.
 Apabila berlanjutnya kehamilan dapat
mengancam nyawa ibu atau 3) Abortus inkomplit
mengganggu kesehatan secara serius.
Dalam menentukan apakah memang
Abortus inkomplit adalah pengeluaran servikalis, dan serviks uteri menjadi besar
sebagian hasil konsepsi pada kehamilan dengan dinding yang menipis.
sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa
tertinggal dalam uterus. Diagnosis Abortus

4) Abortus komplit Abortus harus diduga bila seorang wanita


dalam masa reproduksi mengeluh tentang
Abortus komplit adalah pengeluaran seluruh perdarahan pervaginam setelah mengalami
hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 terlambat haid. Kecurigaan tersebut
minggu. diperkuat dengan ditentukannya kehamilan
muda pada pemeriksaan bimanual dan
5) Abortus tertunda (missed abortion) dengan tes kehamilan secara biologis (Galli
Mainini) atau imunologik (Pregnosticon,
Abortus tertunda adalah kematian janin Gravindex).
berusia sebelum 20 minggu, tetapi janin yang
mati tersebut tidak dikeluarkan selama 8 Sebagai kemungkinan diagnosis yang lain
minggu atau lebih. Etiologi missed abortion harus dipikirkan kehamilan ektopik
tidak diketahui, tetapi diduga adanya terganggu, mola hidatidosa, atau kehamilan
pengaruh hormone progesteron. Pemakaian dengan kelainan pada serviks.
hormon progesteron pada abortus imminens
mungkin juga dapat menyebabkan missed Kehamilan ektopik terganggu dengan
abortion. hematokel retrouterina kadang sulit
dibedakan dengan abortus dimana uterus
6) Abortus habitualis posisi retroversi. Pada keduanya ditemukan
amenorea disertai perdarahan pervaginam,
Abortus habitualis adalah abortus spontan rasa nyeri di perut bagian bawah, dan tumor
yang terjadi 3 kali atau lebih berturut-turut. dibelakang uterus. Tetapi keluhan nyeri
Etiologi abortus habitualis pada dasarnya biasanya lebih hebat pada kehamilan ektopik.
sama dengan penyebab abortus spontan. Apabila gejala-gejala menunjukan kehamilan
Selain itu telah ditemukan sebab imunologik ektopik terganggu, dapat dilakukan
yaitu kegagalan reaksi terhadap kuldosintesis untuk memastikan
antigen lymphocyte trophoblast cross diagnosanya. Pada molahidatidosa uterus
reactive (TLX). Pasien dengan reaksi lemah biasanya lebih besar daripada lamanya
atau tidak ada akan mengalami abortus. amenorea dan muntah lebih sering. Apabila
ada kecurigaan terhadap molahidatidosa,
7) Abortus infeksiosa, abortus septik perlu dilakukan pemeriksaan ultrasonografi.

Abortus infeksiosa adalah abortus yang Karsinoma serviks uteri, polypus serviks dan
disertai infeksi pada genitalia, sedangkan sebagainya dapat menyertai kehamilan.
abortus septik adalah abortus infeksiosa berat Perdarahan dari kelainan ini dapat
disertai penyebaran kuman atau toksin ke menyerupai abortus. Pemeriksaan dengan
dalam peredaran darah atau peritoneum. spekulum, pemeriksaan sitologik dan biopsi
dapat menentukan diagnosis dengan pasti.
8) Abortus servikalis
Abortus imminens
Pada abortus servikalis keluarnya hasil
konsepsi dari uterus dihalangi oleh ostium Diagnosis abortus imminens ditentukan
uteri eksternum yang tidak membuka, karena adanya perdarahan melalui ostium
sehingga semuanya terkumpul dalam kanalis uteri eksternum, disertai mules sedikit atau
tidak sama sekali, uterus membesar sebesar
tuanya kehamilan , serviks belum membuka, Abortus inkomplit sering berhubungan
dan tes kehamilan positif. Pada beberapa dengan aborsi yang tidak aman, oleh karena
wanita hamil dapat timbul perdarahan sedikit itu periksa tanda-tanda komplikasi yang
pada saat haid yang semestinya datang jika mungkin terjadi akibat abortus provokatus
tidak terjadi pembuahan. Hal ini disebabkan seperti perforasi, dan tanda-tanda infeksi atau
oleh penembusan villi koriales kedalam sepsis.
desidua, pada saat implantasi ovum.
Perdarahan implantasi biasanya sedikit, Abortus komplit
darah berwarna merah, dan cepat berhenti,
serta tidak disertai rasa mulas. Pada abortus komplit ditemukan adanya
perdarahan yang sedikit, ostium uteri telah
Pemeriksaan penunjang yang dapat menutup, dan uterus telah mengecil.
menegakan diagnosis abortus imminens Diagnosis dapat dipermudah apabila hasil
salah satuya adalah dengan pemeriksaan konsepsi dapat diperiksa dan dapat
USG. Pada USG dapat ditemukan buah dinyatakan bahwa semuanya sudah keluar
kehamilan masih utuh. Diagnosis meragukan dengan lengkap.
jika kantong kehamilan masih utuh, tetapi
pulsasi jantung janin belum jelas. Abortus tertunda (missed abortion)

Abortus insipiens Dahulu diagnosis biasanya tidak dapat


ditentukan dalam satu kali pemeriksaan,
Diagnosis abortus insipiens ditentukan melainkan memerlukan waktu pengamatan
karena adanya perdarahan melalui ostium untuk menilai tanda-tanda tidak tumbuhnya
uteri eksternum, disertai mules atau adanya atau bahkan mengecilnya uterus yang
kontraksi uterus. Pada pemeriksaan kemudian menghilang secara spontan atau
dalam,ostium terbuka, buah kehamilan masih setelah pengobatan. Gejala subyektif
didalam uterus, serta ketuban masih utuh dan kehamilan menghilang, mammae agak
dapat menonjol. mengendor lagi, uterus tidak membesar lagi
bahkan mengecil, tes kehamilan menjadi
Pada kehamilan lebih dari 12 minggu negatif, serta denyut jantung janin
biasanya perdarahan tidak banyak dan menghilang. Dengan ultrasonografi (USG)
bahaya perforasi pada kerokan akan lebih dapat ditentukan segera apakah janin sudah
besar, maka sebaiknya proses abortus mati dan besarnya sesuai dengan usia
dipercepat dengan pemberian infus oksitosin. kehamilan. Perlu diketahui pula bahwa
missed abortion kadang-kadang disertai
Abortus inkomplit gangguan pembekuan darah karena
hipofibrinogenemia, sehingga pemerikaan
Diagnosis abortus inkomplit ditentukan kearah ini perlu dilakukan.
karena adanya perdarahan melalui ostium
uteri eksternum, disertai mules atau adanya Abortus habitualis
kontraksi uterus. Apabila perdarahan banyak
dapat menyebabkan syok dan perdarahan Diagnosis abortus habitualis tidak sukar
tidak akan berhenti sebelum sisa hasil ditentukan dengan anamnesis. Khususnya
konsepsi dikeluarkan. Pada pemeriksaan diagnosis abortus habitualis karena
vaginal, kanalis servikalis terbuka dan inkompetensia menunjukan gambaran klinik
jaringan dapat diraba dalam kavum uteri atau yang khas yaitu dalam kehamilan triwulan
kadang-kadang sudah menonjol dari ostium kedua terjadi pembukaan serviks tanpa
uteri eksterum. disertai mulas, ketuban menonjol dan pada
suatu saat pecah. Kemudian timbul mulas
yang selanjutnya diikuti dengan melakukan
pemeriksaan vaginal tiap minggu. Penderita adanya cairan bebas dalam cavum
sering mengeluh bahwa ia telah pelvis, pikirkan kemungkinan
mengeluarkan banyak lender dari vagina. kehamilan ektopik yang terganggu.
Diluar kehamilan penentuan serviks  Tanda-tanda infeksi atau sepsis
inkompeten dilakukan dengan seperti demam tinggi, sekret berbau
histerosalfingografi yaitu ostium internum pervaginam, nyeri perut bawah,
uteri melebar lebih dari 8 mm. dinding perut tegang, nyeri goyang
portio, dehidrasi, gelisah atau
Abortus infeksiosa, abortus septik pingsan.
 Tentukan melalui evaluasi medik
Diagnosis abortus infeksiosa ditentukan apakah pasien dapat ditatalaksana
dengan adanya abortus yang disertai dengan pada fasilitas kesehatan setempat atau
gejala dan tanda infeksi alat genitalia, seperti dirujuk (setelah dilakukan stabilisasi)
panas, takikardi, perdarahan pervaginam
yang berbau, uterus yang membesar, lembek Penanganan spesifik
serta nyeri tekan, dan adanya leukositosis.
1. Abortus imminens
Apabila terdapat sepsis, penderita tampak
sakit berat, kadang-kadang menggigil.  Tidak diperlukan pengobatan medik
Demam tinggi, dan tekanan darah menurun. yang khusus atau tirah baring total
Untuk mengetahui kuman penyebab perlu  Anjurkan untuk tidak melakukan
dilakukan pembiakan darah dan getah pada aktifitas fisik secara berlebihan atau
serviks uteri. melakukan hubungan seksual.
 Bila perdarahan :
Abortus servikalis
- Berhenti: lakukan asuhan antenatal
Pada abortus servikalis keluarnya hasil terjadwal dan penilaian ulang bila terjadi
konsepsi dari uterus dihalangi oleh ostium perdarahan lagi.
uteri eksternum yang tidak membuka,
sehingga semuanya terkumpul dalam kanalis - Terus berlangsung: nilai kondisi janin
servikalis, dan serviks uteri menjadi besar (uji kehamilan/USG). Lakukan konfirmasi
dengan dinding yang menipis. Pada kemungkinan adanya penyebab lain (hamil
pemeriksaan ditemukan serviks membesar ektopik atau mola).
dan diatas ostium uteri eksternum teraba
jaringan. - Pada fasilitas kesehatan dengan sarana
terbatas, pemantauan hanya dilakukan
Penanganan Abortus melalui gejala klinik dan hasil pemeriksaan
ginekologis.
Penilaian awal
1. Abortus insipiens
Untuk penanganan yang memadai, segera
lakukan penilaian dari :  Lakukan prosedur evakuasi hasil
konsepsi. Bila usia gestasi ≤ 16
 Keadaan umum pasien minggu, evakuasi dilakukan dengan
 Tanda-tanda syok seperti pucat, peralatan aspirasi vakum manual
berkeringat banyak, pingsan, tekanan (AVM) setelah bagian-bagian janin
sistolik < 90 mmHg, nadi > 112 dikeluarkan. Bila usia gestasi ≥ 16
x/menit minggu, evakuasi dilakukan dengan
 Bila syok disertai dengan massa prosedur dilatasi dan kuretase (D&K)
lunak di adneksa, nyeri perut bawah,
 Bila prosedur evakuasi tidak dapat  Bila terjadi infeksi, beri ampisilin 1
segera dilaksanakan atau usia gestasi gr dan metronidazol 500 mg setiap 8
lebih besar dari 16 minggu, lakukan jam.
tindakan pendahuluan dengan :  Bila terjadi perdarahan hebat dan usia
gestasi dibawah 16 minggu, segera
- Infuse oksitosin 20 unit dalam 500ml lakukan evakuasi dengan AVM.
NS atau RL mulai dengan 8 tetes/menit yang  Bila pasien tampak anemik, berikan
dapat dinaikan hingga 40 tetes/menit, sesuai sulfas ferosus 600 mg perhari selama
dengan kondisi kontraksi uterus hingga 2 minggu (anemia sedang) atau
terjadi pengeluaran hasil konsepsi. transfusi darah (anemia berat).

- Ergometrin 0,2 mg IM yang diulangi 15 Pada beberapa kasus, abortus inkomplit erat
menit kemudian. kaitannya dengan abortus tidak aman, oleh
sebab itu perhatikan hal-hal berikut:
- Misoprostol 400mg per oral dan apabila
masih diperlukan, dapat diulangi dengan  Pastikan tidak ada komplikasi berat
dosis yang sama setelah 4 jam dari dosis seperti sepsis, perforasi uterus, atau
awal. cidera intra abdomen (mual/muntah,
nyeri punggung, demam, perut
 Hasil konsepsi yang tersisa dalam kembung, nyeri perut bawah, dinding
kavum uteri dapat dikeluarkan perut tegang, nyeri ulang lepas).
dengan AVM atau D&K (hati-hati  Bersihkan ramuan tradisional, jamu,
resiko perforasi) bahan kaustik, kayu, atau benda-
benda lainnya dari region genitalia.
1. Abortus inkomplit  Berikan boster tetanus toksoid 0,5 ml
bila tampak luka kotor pada dinding
 Tentukan besar uterus (taksir usia vagina atau kanalis servikalis dan
gestasi), kenali dan atasi setiap pasien pernah diimunisasi.
komplikasi (perdarahan hebat, syok,  Bila riwayat pemberian imunisasi
infeksi atau sepsis). tidak jelas, berikan serum anti tetanus
 Hasil konsepsi yang terperangkap (ATS) 1500 unit IM diikuti dengan
pada serviks yang disertai dengan pemberian tetanus toksoid 0,5 ml
perdarahan hingga ukuran sedang, setelah 4 minggu.
dapat dikeluarkan secara digital atau  Konseling untuk kontrasepsi
cunam ovum. Setelah itu evaluasi pascakeguguran dan pemantauan
perdarahan : lanjut.

- Bila perdarahan berhenti, beri 1. Abortus komplit


ergometrin 0,2 mg IM atau misoprostol 400
mg per oral  Apabila kondisi pasien baik, cukup
diberi tablet ergometrin 3×1
- Bila perdarahan terus berlangsung, tablet/hari untuk 3 hari.
evakuasi sisa hasil konsepsi dengan AVM  Apabila pasien mengalami anemia
atau D&K (pilihan tergantung dari usia sedang, berikan tablet sulfas ferosus
gestasi, pembukaan serviks dan keberadaan 600 mg/hari selama 2 minggu disertai
bagian-bagian janin). dengan anjuran mengkonsumsi
makanan bergizi. Untuk anemia berat
 Bila tidak ada tanda-tanda infeksi, berikan transfuse darah.
beri antibiotik profilaksis (ampisilin  Apabila tidak terdapat tanda-tanda
500 mg oral atau doksisiklin 100 mg) infeksi tidak perlu diberi antibiotika,
atau apabila khawatir akan infeksi Table 2.2 antibiotika parenteral untuk
dapat diberi antibiotik profilaksis. abortus septik

1. Abortus infeksiosa Antibiotika Cara Dosis


pemberian
 Kasus ini beresiko tinggi untuk Sulbenisilin IV 3×1 gr
terjadi sepsis, apabila fasilitas
kesehatan setempat tidak mempunyai Gentamisin 2×80 mg
fasilitas yang memadai, rujuk pasien
ke RS metronidazol 2×1 gr
 Sebelum merujuk pasien lakukan Seftriaksone IV 1×1 gr
restorasi cairan yang hilang dengan
Amoksisiklin + IV 3×500 mg
NS atau RL melalui infuse dan
klavulanik acid
berikan antibiotika(misalnya
3×600 mg
ampisilin 1 gr dan metronidazol 500
klindamisin
mg).
 Jika ada riwayat abortus tidak aman,
beri ATS dan TT. 1. Abortus tertunda (missed abortion)
 Pada fasilitas kesehatan yang
lengkap, dengan perlindungan Missed abortion seharusnya ditangani di
antibiotik berspektrum luas dan rumah sakit atas pertimbangan :
upaya sbilisasi hingga kondisi pasien
 Plasenta dapat melekat sangat erat di
memadai, dapat dilakukan
pengosongan uterus dengan segera dinding rahim, sehingga prosedur
(lakukan secara hati-hati karena evakuasi (kuretase) akan lebih sulit
tingginya kejadian perforasi pada dan resiko perforasi lebih tinggi.
 Pada umumnya kanalis servikalis
kondisi ini)
dalam keadaan tertutup sehingga
Tabel 2.1 kombinasi antibiotika untuk perlu tindakan dilatasi dengan batang
abortus infeksiosa laminaria selama 12 jam.
 Tingginya kejadian komplikasi
hipofibrinogenemia yang berlanjut
Kombinasi Dosis catatan
dengan gangguan pembekuan darah.
antibiotika oral
Ampisilin dan 3×1 gr Berspektrum luas 1. Abortus habitualis
oral dan dan mencakup
metronidazol untuk gonorrhea  Penyebab abortus habitualis sebagian
3×500 dan bakteri anaerob besar tidak diketahui oleh karena itu
mg penanganannya terdiri dari:
Tetrasiklin dan 4×500 Baik untuk memperbaiki keadaan umum,
mg dan klamidia, pemberian makanan yang sempurna,
klindamisin gonorrhea,bakteroid menganjurkan untuk istirahat yang
2x300m es fragilis cukup, larangan koitus dan olahraga.
g  Terapi dengan hormone progesteron,
Trimethoprim 160 mg Spectrum cukup vitamin, hormon tiroid, dan lainnya
dan dan luas dan harganya mungkin hanya mempunyai pengaruh
relatif murah psikologis karena penderita mendapat
sulfamethoksaz 800 mg kesan penderita diobati.
ol  Apabila pada pemeriksaan
histerosalfingografi yang dilakukan
dluar kehamilan menunjukan Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi
kelainan miom submukoa atau uterus terutama pada uterus dalam posisi
bikornu maka kelainan tersebut dapat hiperretrofleksi. Jika terjadi peristiwa ini,
diperbaiki dengan pengeluaran miom penderita perlu diamati dengan teliti. Jika ada
atau penyatuan kornu uterus dengan tanda bahaya, perlu segera dilakukan
operasi menurut Strassman. laparatomi dan tergantung dari luas dan
 Pada serviks inkompeten, apabila bentuk perforasi, penjahitan luka perforasi
penderita telah hamil maka operasi atau perlu histerektomi.
untuk mengecilkan ostium uteri
internum sebaiknya dilakukan pada  Infeksi
kehamilan 12 minggu atau lebih  Syok
sedikit. Dasar operasi adalah
memperkuat jaringan serviks yang Syok pada abortus dapat terjadi karena
lemah dengan melingkari daerah perdarahan (syok hemoragik) dank arena
ostium uteri internum dengan benang infeksi berat (syok endoseptik).
sutera atau dakron yang tebal. Bila
terjadi gejala dan tanda abortus Daftar Pustaka
insipiens , maka benang harus segera
diputuskan, agar pengeluaran janin Pedoman Diagnosis & Terapi Obstetri &
tidak terhalangi. Apabila operasi Ginekologi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bagian
berhasil, maka kehamilan dapat II Ginekologi. Editor : Hidayat
dilanjutkan sampai hampir cukup Wijayanegara, dkk. Bandung : Bagian
bulan dan benang dipotong pada Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran
kehamilan 38 minggu. Operasi Universitas Padjadjaran RSUP Dr. Hasan
tersebut dapat dilakukan menurut Sadikin, 1997.
cara Shirodkar atau cara Mac Donald.
Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu kandungan.
1. Abortus servikalis Editor : Hanifa Wiknjosastro, dkk. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono
 Terapi terdiri atas dilatasi serviks Prawirohardjo, 2007.
dengan busi Hegar dan kerokan untuk
mengeluarkan hasil konsepsi dari Wibowo, Budiono. Ilmu Kebidanan. Editor :
kanalis servikalis. Hanifa Wiknjosastro, dkk. Jakarta: Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2002.
Komplikasi Abortus

Komplikasi yang berbahaya pada abortus


adalah perdarahan, perforasi, infeksi, dan
syok.

 Perdarahan

Perdarahan dapat diatasi dengan


pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil
konsepsi dan jika perlu diberikan transfusi
darah. Kematian karena perdarahan dapat
terjadi apabila pertolongan tidak diberikan
pada waktunya.

 Perforasi
DASAR PENEGAKAN
DIAGNOSA
1. Nyeri suprapubik, kejang uterus dan
atau nyeri punggung
2. Perdarahan pervaginam
3. Dilatasi servik dan teraba jaringan keluar
dari kanalis servikalis
4. Gejala dan tanda kehamilan menghilang
5. Tes kehamilan negatif atau peningkatan
kadar β hCG yang tak sesuai
6. Hasil pemeriksaan ultrasonografi yang
tidak normal

BATASAN

Abortus spontan.
Berakhirnya peristiwa kehamilan sebelum
kehamilan usia 20 minggu (definisi WHO)
REFERENSI 3 Keluarnya sebagian atau seluruh hasil konsepsi
dengan atau tanpa disertai janin dengan berat
kurang dari 500 gram.

ABORTUS Abortus iminen


dr.Bambang Widjanarko, SpOG
Fak Kedokteran UMJ Jakarta Perdarahan pervaginam pada kehamilan <>

Abortus kompletus
Angka kejadian abortus sekitar 25% dari seluruh
kehamilan. Kejadian ini sangat memprihatinkan Keluarnya seluruh produk hasil konsepsi
bagi penderita dan suaminya. sebelum kehamilan 20 minggu.
Penatalaksanaan klinik dilakukan atas dasar 2
buah prinsip utama: Abortus inkompletus

Keluarnya sebagian produk hasil konsepsi.


1. Evakuasi uterus tidak selalu harus
dikerjakan pada setiap peristiwa Abortus insipiens
perdarahan pada kehamilan muda
mengingat kemungkinan viabilitas janin Perdarahan pervaginam pada kehamilan <>
atau embrio
2. Harus diingat kemungkinan adanya “Missed abortion”
kehamilan ektopik pada kasus
kehamilan muda dengan riwayat Embrio atau janin mati dalam uterus dan tetap
perdarahan per vaginam dalam uterus
“Septic abortion” faktor ovofetal ; pada minggu-minggu
berikutnya (11 – 12 minggu), abortus yang
Abortus yang disertai dengan infeksi uterus dan terjadi disebabkan oleh faktor maternal.
kadang-kadang pada struktur adneksa serta
disertai dengan gejala-gejala septisemia.

ANGKA KEJADIAN
15% kehamilan klinis dan 60% kehamilan
kimiawi berakhir dengan abortus spontan.
8% abortus spontan terjadi pada kehamilan
kurang dari 12 minggu.

Angka kejadian abortus dipengaruhi oleh


berbagai faktor :

 Usia ibu

 Faktor yang berkaitan dengan


Faktor OVOFETAL :
kehamilan :
Pemeriksaan USG janin dan histopatologis
 Jumlah kehamilan selanjutnya menunjukkan bahwa pada 70%
dengan janin aterm kasus, ovum yang telah dibuahi gagal untuk
sebelumnya berkembang atau terjadi malformasi pada tubuh
 Kejadian abortus janin.
sebelumnya Pada 40% kasus, diketahui bahwa latar belakang
 Kejadian lahir mati
kejadian abortus adalah kelainan chromosomal.
sebelumnya
 Riwayat hamil dengan Pada 20% kasus, terbukti adanya kegagalan
janin yang mengalami trofoblast untuk melakukan implantasi dengan
kelainan kongenital atau adekwat.
defek genetik
Faktor MATERNAL :
 Pengaruh orang tua :
2% peristiwa abortus disebabkan oleh adanya
 Kelainan genetik orang penyakit sistemik maternal (systemic lupus
tua erythematosis) dan infeksi sistemik maternal
 Komplikasi medis tertentu lainnya.
8% peristiwa abortus berkaitan dengan
ETIOLOGI abnormalitas uterus ( kelainan uterus
kongenital, mioma uteri submukosa,
inkompetensia servik).
1. Faktor ovofetal Terdapat dugaan bahwa masalah psikologis
2. Faktor maternal memiliki peranan pula dengan kejadian abortus
meskipun sulit untuk dibuktikan atau dilakukan
Abortus yang terjadi pada minggu-minggu penilaian lanjutan.
pertama kehamilan umumnya disebabkan oleh
Dari penjelasan diatas jelas bahwa abortus
ditandai dengan adanya perdarahan uterus dan
MEKANISME ABORTUS nyeri dengan intensitas beragam.

Mekanisme awal terjadinya abortus adalah DIAGNOSA BANDING


lepasnya sebagian atau seluruh bagian embrio
akibat adanya perdarahan minimal pada 95% perdarahan uterus pada kehamilan muda
desidua. disebabkan oleh abortus, namun perlu diingat
Kegagalan fungsi plasenta yang terjadi akibat diagnosa banding dari perdarahan pervaginam
perdarahan subdesidua tersebut menyebabkan pada kehamilan muda yaitu :
terjadinya kontraksi uterus dan mengawali
proses abortus 1. Kehamilan ektopik
2. Perdarahan servik akibat epitel servik
Pada kehamilan kurang dari 8 minggu : yang mengalami eversi atau erosi
Embrio rusak atau cacat yang masih terbungkus 3. Polip endoservik
4. Mola hidatidosa
dengan sebagian desidua dan villi chorialis
5. (jarang) Karsinoma servik uteri
cenderung dikeluarkan secara in toto , meskipun 6. Pedunculated submucous myoma
sebagian dari hasil konsepsi masih tertahan
dalam cavum uteri atau di canalis servicalis.
Perdarahan pervaginam terjadi saat proses
pengeluaran hasil konsepsi. GEJALA KLINIK

Pada kehamilan 8 – 14 minggu:


 Abortus iminen - threatened abortion
Mekanisme diatas juga terjadi atau diawali
20% wanita hamil mengalami perdarahan
dengan pecahnya selaput ketuban lebih dulu
pervaginam pada trimester I. Pada sebagian
dan diikuti dengan pengeluaran janin yang cacat
besar kasus hal tersebut disebabkan oleh
namun plasenta masih tertinggal dalam cavum
perdarahan akibat adanya implantasi.
uteri.
Servik tertutup , perdarahan minimal dan dapat
Plasenta mungkin sudah berada dalam kanalis
atau tanpa disertai rasa nyeri.
servikalis atau masih melekat pada dinding
cavum uteri.
Jenis ini sering menyebabkan perdarahan
 Abortus insipien - inevitable abortion
pervaginam yang banyak.
Ditandai dengan nyeri abdomen atau nyeri
punggung, perdarahan pervaginam dengan
Pada kehamilan minggu ke 14 – 22: dilatasi servik.Abortus sudah tak mungkin
dipertahankan bila terjadi pendataran dan
Janin biasanya sudah dikeluarkan dan diikuti dilatasi servik dan atau terjadi pecahnya selaput
dengan keluarnya plasenta beberapa saat ketuban.
kemudian. Kadang-kadang plasenta masih
tertinggal dalam uterus sehingga menyebabkan
gangguan kontraksi uterus dan terjadi  Abortus inkompletus
perdarahan pervaginam yang banyak.
Perdarahan umumnya tidak terlalu banyak o Sebagian hasil konsepsi telah
namun rasa nyeri lebih menonjol. keluar dari cavum uteri.
o Pada kehamilan <>abortus
completus)
o Pada kehamilan> 10 minggu,
keluarnya janin dan plasenta
tidak terjadi secara bersamaan
dan sebagian masih tertahan
didalam uterus. (abortus
incompletus) yang biasanya
disertai rasa nyeri akibat
kontraksi uterus dalam usaha
untuk mengeluarkan hasil
konsespsi.
o Perdarahan umumnya persisten
dan seringkali sangat banyak.

Abortus kompletus

Pada sebelah kanan gambar terlihat gambaran


hasil konsepsi yang keluar pada abortus
kompletus

“Misssed abortion”

Setelah kematian janin, janin tidak segera


dikeluarkan.
Retensi kehamilan diperkirakan terjadi oleh
karena masih adanya produksi progesteron
Abortus inkompletus plasenta yang terus berlanjut dan produksi
estrogen yang turun sehingga kontraktilitas
Pada sebelah kanan gambar terlihat gambaran uterus menurun.
produk konsepsi yang keluar pada abortus Keadaan ini dapat menyebabkan terjadinya
inkompletus gangguan faal pembekuan darah bila janin mati
tidak dikeluarkan dalam waktu lebih dari 8
minggu.
Abortus kompletus

o Ditandai dengan keluarnya “Blighted ovum”


seluruh hasil konsepsi.
o Perdarahan pervaginam ringan “Blighted Ovum” atau anembryonic pregnancy
terus berlanjut sampai beberapa adalah perkembangan embrio yang gagal
waktu lamanya. sehingga yang ditemukan hanya kantung
o Umumnya pasien datang
kehamilan dengan atau tanpa disertai yolk sac.
dengan rasa nyeri abdomen
yang sudah hilang.
PEMERIKSAAN PENUNJANG DIAGNOSTIK saling mendekat tanpa visualisasi adanya hasil
Laboratorium konsepsi.
Pada missed abortion, terlihat adanya embrio
 Darah lengkap atau janin tanpa ada detik jantung janin.
Pada blighted ovum, terlihat adanya kantung
o Kadar haemoglobih rendah kehamilan abnormal tanpa yolk sac atau embrio
akibat anemia haemorrhagik.
o LED dan jumlah leukosit
meningkat tanpa adanya infeksi.

 Tes kehamilan

o Penurunan atau level plasma


yang rendah dari β-hCG adalah
prediktif. terjadinya kehamilan
abnormal (blighted ovum,
abortus spontan atau kehamilan
ektopik).

Ultrasonografi
USG transvaginal dapat digunakan untuk deteksi
kehamilan 4 – 5 minggu.
Detik jantung janin terlihat pada kehamilan
dengan CRL > 5 mm (usia kehamilan 5 – 6
minggu).
Dengan melakukan dan menginterpretasi secara Kehamilan intrauterine 8 minggu. Terlihat
cermat, pemeriksaan USG dapat digunakan gambaran embrio (E) dan yolk sac (YS)
untuk menentukan apakah kehamilan viabel
atau non-viabel.
Pada abortus imimnen, mungkin terlihat adanya
kantung kehamilan (gestational sac GS) dan
embrio yang normal.
Prognosis buruk bila dijumpai adanya :

 Kantung kehamilan yang besar dengan


dinding tidak beraturan dan tidak
adanya kutub janin.
 Perdarahan retrochorionic yang luas ( >
25% ukuran kantung kehamilan).
 Frekuensi DJJ yang perlahan ( < 85 dpm
).

Pada abortus inkompletus, kantung kehamilan


umumnya pipih dan iregular serta terlihat
adanya jaringan plasenta sebagai masa yang
echogenik dalam cavum uteri. Blighted ovum
Pada abortus kompletus, endometrium nampak
Kantung gestasi (Gestational Sac ) yang kosong dapat menyingkirkan kemungkinan kehamilan
ektopik bila ditemukan adanya kantung
kehamilan dalam uterus, namun perlu diingat
(meski sangat jarang) adanya peristiwa
kehamilan heterotopik (kehamilan ektopik dan
kehamilan intrauterine yang terjadi secara
bersamaan).

Mola Hidatidosa
Umumnya mengalami abortus sebelum
kehamilan 20 minggu. Pemeriksaan USG kadang
dapat memperlihatkan adanya kista theca lutein
yang dapat menyebabkan pembesaran ovarium
bilateral. Perdarahan pervaginam yang terjadi
sering memperlihatkan adanya gelembung mola
Kematian embrio pada kehamilan 8 minggu (gelembung mola adalah villi chorialis yang
mengalami degenerasi hidropik) dan tanda ini
Terlihat dinding kantung kehamilan (GS) yang merupakan diagnosa pasti dari MH.
iregular dan Yolk sac yang mengempis

KOMPLIKASI

 Perdarahan yang menyebabkan


haemorrhagic shock
 Infeksi
 Sepsis pasca abortus provokatus
 Sinechia intrauterine (Asherman’s
syndroma)
 Infertilitas
 Perforasi, cedera vesika urinaria atau
usus akibat tindakan kuretase
 Pembentukan fistula

TERAPI
Uterus yang kosong ( U ) dengan masa adneksa Keberhasilan penatalaksanaan abortus
(A) yang diduga adalah kehamilan ektopik. β tergantung pada diagnosa dini.
hCG saat ini > 100 mIU Pada semua pasien harus dilakukan anamnesa
dan pemeriksaan fisik lengkap.
Pemeriksaan laboratorium meliputi pemeriksaan
darah lengkap, golongan darah.
Kehamilan ektopik dapat menunjukkan gejala Kultur servik dikerjakan pada pasien abortus
yang menyerupai abortus, gangguan haid biasa, septik.
nyeri abdomen atau nyeri panggul. Kadang Pada Abortus iminen :
ditemukan masa adneksa. Pemeriksaan USG
 Tirah baring.
 Prognosis baik bila perdarahan berhenti
dan keluhan nyeri hilang. Pemeriksaan dan Penatalaksanaan
 D & C diperlukan bila perdarahan terus
Pemeriksaan medis dan anamnesa obstetrik
berlangsung dan banyak.
yang cermat diharapkan dapat menunjukkan
Pada abortus insipien dan inkompletus : adanya penyakit sistemik atau dugaan adanya
inkompetensia servik.
 Kuretase Pemeriksaan vaginal dapat menunjukkan adanya
 Perbaikan keadaan umum ibu mioma uteri atau inkompetensia servik.
 Prognosis baik bila hasil konsepsi dapat Ultrasonografi TVS dapat membantu usaha
dikeluarkan secara lengkap untuk menegakkan diagnosa yang lebih baik.
Pemeriksaan dengan ultrasonografi TVS juga
Pada abortus kompletus : Observasi perdarahan.
dapat menunjukkan adanya malformasi uterus.
Abortus pada trimester II memerlukan
Bila abortus berulang diperkirakan akibat
perawatan di rumah sakit .
endometritis, perlu dikerjakan kultur jaringan
Pemberian obat uterotonik dapat menghentikan
endometrium.
perdarahan dan membantu pengeluaran hasil
Masih belum jelas apakah toxoplasmosis –
konsepsi yang masih ada.
cytomegalovirus – virus herpes – rubella atau
Pada abortus septik : kuretase harus dilakukan
listeria dapat menjadi penyebab dari peristiwa
paling lama 24 jam setelah pemberian
abortus berulang. Saat ini, peranan dari
antibiotika spektrum luas dan kortiskosteroid.
vaginosis bakterial dalam peristiwa abortus
berulang sedang diteliti.
Disfungsi endokrin seperti PCOS (polycystic
ABORTUS HABITUALIS
ovarian syndrome) dapat disingkirkan dengan
Abortus berulang (recurrent abortion) adalah melakukan ultrasonografi TVS.
abortus yang terjadi 3 kali secara berturut-turut. Banyak ahli berpendapat bahwa penyakit tiroid
Angka kejadian 0.4 – 1%. dan diabetes bukan merupakan penyebab
Resiko berulangnya abortus setelah abortus I abortus berulang.
adalah 20% ; resiko setelah abortus II adalah Kelainan kromosome pada kedua orang tua
25% dan resiko setelah abortus III adalah 30% menyangkut sekitar 5% abortus berulang dan
tidak ada terapi khusus.
Faktor imunologi mendapatkan perhatian
khusus selama 10 tahun terakhir ini. Secara
teoritis, bila kedua orang tua menggunakan
beberapa HLA (Human Leucocyt Antigen) secara
bersamaan maka janin dari pasangan ini tidak
mampu untuk memberikan rangsangan yang
memadai terhadap ibu untuk menghasilkan
suatu “blocking antibody” untuk janin alogenik
sehingga terjadi abortus. Pada kasus seperti itu,
bila wanita tersebut berganti pasangan maka
kemungkinan abortus berulang menjadi turun.
Beberapa wanita yang menderita penyakit
autoimune terutama sindroma antifosfolipid
(APLS) dan sistemik lupus eritematosus (SLE)
memiliki reaksi “blocking antibody” kuat yang 1. Servik normal pada kehamilan 16
menjadi penyebab terjadinya abortus berulang. minggu
Bila akan dilakukan terapi imunologi maka 2. Inkompetensia servik pada kehamilan 16
minggu
kemungkinan SLE harus disingkirkan oleh karena
3. Pemasangan Cervical Cerclage
dengan terapi imunologi, SLE akan menjadi
berat.
Bila dari hasil pemeriksaan laboratorium terbukti
adanya SLE maka terapi berupa pemberian
aspirin dan heparin dosis rendah yang dapat
memperbaiki angka lahir hidup dari 10% menjadi
70%.

INKOMPETENSIA SERVIK
20% penderita abortus berulang pada trimester
II menderita inkompetensia servik.
DASAR DIAGNOSA INKOMPETENSIA SERVIK :

1. Riwayat abortus berulang yang terjadi


pada kehamilan > 12 minggu dan
biasanya diawali dengan pecahnya Pasca pemasangan cerclage, 10% akan
selaput ketuban tanpa rasa nyeri. mengalami abortus , 10% mengalami persalinan
2. Ostium uteri eksternum mudah dilalui prematur dan sisanya dapat mencapai
dengan dilator 9 mm pada saat tak ada
kehamilan 36 minggu.
kehamilan
3. Selama kehamilan terjadi dilatasi servik
secara gradual yang diperiksa melalui EFEK PSIKOLOGI ABORTUS
TVS atau VT. Pada sebagian besar pasien dan atau
keluarganya , kejadian abortus adalah peristiwa
Bila diagnosa inkompetensia servik sudah yang sangat menyedihkan.
ditegakkan maka dilakukan cervical cerclage Pada 20% kasus, kesedihan pasien dapat
dengan memasang benang ‘unabsorable’ lunak berlangsung berbulan-bulan.
yang khusus Bila peristiwa abortus iminen mereda dan
kehamilan terus berlangsung, pasien setiap saat
senantiasa bertanya mengenai keadaan janin
dalam rahimnya dan biasanya tanpa dapat
memperoleh jawaban yang memuaskan.
2 informasi yang selalu dipertanyakan pada
dokter : adalah mengapa tindakan abortus harus
dilakukan dan bagaimana mengenai nasib
kehamilan selanjutnya.
3 pertanyaan pasien yang senatiasa diajukan
Inkompetensia Servik pada dokter dan memerlukan jawaban yang
dapat memuaskan dirinya:
1. Mengapa terjadi abortus meracuni atau menimbulkan masalah
2. Apakah ada sesuatu yang dilakukan atau medis lain pada dirinya.
justru tidak dilakukan olehnya sehingga  Hipofibrinogenemia dan Disseminated
peristiwa abortus terjadi Intravascular Coagulation dapat terjadi
3. Apakah kehamilan mereka yang bila janin yang mati tak segera
selanjutnya juga akan bernasib sama. dikeluarkan.

KEMATIAN JANIN INTRA UTERIN Penatalaksanaan


Rekomendasi WHO bahwa janin dianggap
 Sampaikan informasi pada pasangan
“viable” bila mencapai usia 22 minggu atau
yang bersangkutan bahwa janin mati tak
dengan berat badan > 500 gram. membahayakan kehidupan wanita
Peristiwa pengeluaran janin pada usia kehamilan tersebut sampai 3 minggu setelah
diatas 22 minggu sudah disebut sebagai kematian janin.
persalinan – delivery (hidup atau mati)  Pemilihan cara persalinan apakah akan
Tak semua negara menerima rekomendasi persalinan ditunggu secara spontan atau
segera dilahirkan dengan induksi
tersebut. Britania menggolongkan kehamilan
persalinan harus dibahas dengan baik.
yang berakhir sebelum 24 minggu adalah  Induksi persalinan dapat dilakukan
peristiwa abortus dan catatan mengenai lahir dengan misoprostol 100 – 200 µg 2 dd 1
mati tidak diperlukan oleh adminstrator selama 2 hari
kesehatan disana.  Bila pasien menghendaki agar persalinan
Kematian janin intra uterin dapat terjadi pada berlangsung secara spontan, maka harus
penyakit HDK, DM atau komplikasi kehamilan sering dilakukan pemeriksaan faal
hemostasis dan kadar fibrinogen.
lainnya.
Pada sebagian besar kasus, peristiwa
pengeluaran janin terjadi segera setelah janin Rujukan :
mati. Pada sebagian kecil kasus, janin mati tetap
tertahan dalam uterus. 1. American College of Obstetrican and
Gynecologist ; ACOG tehnical Bulletin
Aspek klinik no. 212, Early Pregnancy Loss
September 1995
 Ibu tak merasakan gerakan janin. 2. American College of Obstetrican and
 Detik jantung janin tak terdengar Gynecologist ; Management of recurrent
dengan Doppler. early pregnancy loss. Practice Bulletin
 USG tak menampakkan adanya tanda- No.24 Februari 2001.a
tanda kehidupan dan menampakkan 3. Blohm F, Platz-Christensen JJ et al :
tanda-tanda kematian janin ( Spalding Expectant management of first
sign, Robert sign ). trimester-miscarriage in clinical
practiece. Acta Obstet Gynecol Scand
Tindakan medis harus segera diambil dalam 82;654, 2003
4. Cunningham FG et al : Abortion in “
waktu 3 minggu oleh karena:
Williams Obstetrics” , 22nd ed, McGraw-
Hill, 2005
 Menghindari adanya gangguan 5. DeCherney AH. Nathan L : Early
psikologis pada ibu : membiarkan ibu Pregnancy Risk in Current Obstetrics and
dalam kesedihan yang berlarut-larut Gynecologic Diagnosis and Treatment ,
adalah sikap yang tidak bijaksana dan McGraw Hill Companies, 2003
banyak ibu yang cemas bahwa janinnya 6. Farquharson RG, Quenby S, Greaves M:
yang sudah mati itu akan dapat Antiphospholipid syndrome in
pregnancy: A randomized controlled trial PENYEBAB ABORTUS
of treatment Obstet Gynecil 100:408,
2002
7. Llewelyn-Jones : Abortion in Obstetrics
and Gynecology 7th ed. Mosby, 1999 Abortus adalah ancaman atau pengeluaran
hasil konsepsi pada usia kehamilan kurang
dari 20 minggu atau berat janin kurang dari
500gram. Jadi untuk bisa mengatakan
seorang wanita mengalami abortus haruslah
memenuhi persyaratan diatas. Namun di
beberapa buku yang saya baca ada yang
menggunakan patokan umur kehamilan 28
minggu, tetapi sebagian besar menyebut
angka 20 minggu.

Setelah tahu tentang apa itu abortus, mulailah


sekarang kita membahas, apa yang
menyebabkan terjadinya abortus. Abortus
pada wanita hamil bisa terjadi karena
beberapa sebab diantaranya :

1. Kelainan pertumbuhan hasil


konsepsi. Kelainan inilah yang paling
umum menyebabkan abortus pada
kehamilan sebelum umur kehamilan
8 minggu. Beberapa faktor yang
menyebabkan kelainan ini antara lain
: kelainan kromoson/genetik,
lingkungan tempat menempelnya
hasil pembuahan yang tidak bagus
atau kurang sempurna dan pengaruh
zat zat yang berbahaya bagi janin
seperti radiasi, obat obatan,
tembakau, alkohol dan infeksi virus.
2. Kelainan pada plasenta. Kelainan ini
bisa berupa gangguan pembentukan
pembuluh darah pada plasenta yang
disebabkan oleh karena penyakit
darah tinggi yang menahun.
3. Faktor ibu seperti penyakit penyakit
khronis yang diderita oleh sang ibu
seperti radang paru paru, tifus,
anemia berat, keracunan dan infeksi
virus toxoplasma.
4. Kelainan yang terjadi pada organ
kelamin ibu seperti gangguan pada
REFERENSI 4 mulut rahim, kelainan bentuk rahim
terutama rahim yang lengkungannya
ke belakang (secara umum rahim
melengkung ke depan), mioma uteri,
dan kelainan bawaan pada rahim. DASAR PENEGAKAN
Nah, itulah 4 hal yang paling sering DIAGNOSA
menyebabkan keguguran atau abortus pada
ibu hamil sehingga untuk pencegahannya 1. Nyeri suprapubik, kejang uterus dan
kudu dilakukan pemeriksaan yang atau nyeri punggung
komprehensip atau mendetail terhadap 2. Perdarahan pervaginam
kelainan kelainan yang mungkin bisa 3. Dilatasi servik dan teraba jaringan
menyebabkan terjadinya abortus. keluar dari kanalis servikalis
4. Gejala dan tanda kehamilan
menghilang
5. Tes kehamilan negatif atau
peningkatan kadar β hCG yang tak
sesuai
6. Hasil pemeriksaan ultrasonografi
yang tidak normal

BATASAN

Abortus spontan.
Berakhirnya peristiwa kehamilan sebelum
REFERENSI 5
kehamilan usia 20 minggu (definisi WHO)
Keluarnya sebagian atau seluruh hasil
konsepsi dengan atau tanpa disertai janin
dengan berat kurang dari 500 gram.
ABORTUS
Abortus iminen
dr.Bambang Widjanarko, SpOG Perdarahan pervaginam pada kehamilan <>
Fak Kedokteran UMJ Jakarta Abortus kompletus
Keluarnya seluruh produk hasil konsepsi
Angka kejadian abortus sekitar 25% dari sebelum kehamilan 20 minggu.
seluruh kehamilan. Kejadian ini sangat
Abortus inkompletus
memprihatinkan bagi penderita dan Keluarnya sebagian produk hasil konsepsi.
suaminya.
Penatalaksanaan klinik dilakukan atas dasar Abortus insipiens
2 buah prinsip utama: Perdarahan pervaginam pada kehamilan <>
“Missed abortion”
1. Evakuasi uterus tidak selalu harus Embrio atau janin mati dalam uterus dan
dikerjakan pada setiap peristiwa tetap dalam uterus
perdarahan pada kehamilan muda
“Septic abortion”
mengingat kemungkinan viabilitas
Abortus yang disertai dengan infeksi uterus
janin atau embrio
dan kadang-kadang pada struktur adneksa
2. Harus diingat kemungkinan adanya
serta disertai dengan gejala-gejala
kehamilan ektopik pada kasus
septisemia.
kehamilan muda dengan riwayat
perdarahan per vaginam
ANGKA KEJADIAN
15% kehamilan klinis dan 60% kehamilan
kimiawi berakhir dengan abortus spontan.
8% abortus spontan terjadi pada kehamilan
kurang dari 12 minggu.

Angka kejadian abortus dipengaruhi oleh


berbagai faktor :

 Usia ibu

 Faktor yang berkaitan dengan


kehamilan :

 Jumlah kehamilan
dengan janin aterm
sebelumnya
 Kejadian abortus Faktor OVOFETAL :
sebelumnya Pemeriksaan USG janin dan histopatologis
 Kejadian lahir mati selanjutnya menunjukkan bahwa pada 70%
sebelumnya kasus, ovum yang telah dibuahi gagal untuk
 Riwayat hamil dengan berkembang atau terjadi malformasi pada
janin yang mengalami tubuh janin.
kelainan kongenital Pada 40% kasus, diketahui bahwa latar
atau defek genetik belakang kejadian abortus adalah kelainan
chromosomal.
 Pengaruh orang tua : Pada 20% kasus, terbukti adanya kegagalan
trofoblast untuk melakukan implantasi
 Kelainan genetik dengan adekwat.
orang tua Faktor MATERNAL :
 Komplikasi medis 2% peristiwa abortus disebabkan oleh adanya
penyakit sistemik maternal (systemic lupus
erythematosis) dan infeksi sistemik maternal
ETIOLOGI tertentu lainnya.
8% peristiwa abortus berkaitan dengan
abnormalitas uterus ( kelainan uterus
1. Faktor ovofetal kongenital, mioma uteri submukosa,
2. Faktor maternal inkompetensia servik).
Terdapat dugaan bahwa masalah psikologis
Abortus yang terjadi pada minggu-minggu memiliki peranan pula dengan kejadian
pertama kehamilan umumnya disebabkan abortus meskipun sulit untuk dibuktikan atau
oleh faktor ovofetal ; pada minggu-minggu dilakukan penilaian lanjutan.
berikutnya (11 – 12 minggu), abortus yang
terjadi disebabkan oleh faktor maternal.
MEKANISME ABORTUS
Mekanisme awal terjadinya abortus adalah
lepasnya sebagian atau seluruh bagian
embrio akibat adanya perdarahan minimal
pada desidua.
Kegagalan fungsi plasenta yang terjadi akibat
perdarahan subdesidua tersebut 5. (jarang) Karsinoma servik uteri
menyebabkan terjadinya kontraksi uterus dan 6. Pedunculated submucous myoma
mengawali proses abortus

Pada kehamilan kurang dari 8 minggu :


Embrio rusak atau cacat yang masih GEJALA KLINIK
terbungkus dengan sebagian desidua dan villi
chorialis cenderung dikeluarkan secara in  Abortus iminen - threatened
toto , meskipun sebagian dari hasil konsepsi abortion
masih tertahan dalam cavum uteri atau di
canalis servicalis. 20% wanita hamil mengalami perdarahan
Perdarahan pervaginam terjadi saat proses pervaginam pada trimester I. Pada sebagian
pengeluaran hasil konsepsi. besar kasus hal tersebut disebabkan oleh
Pada kehamilan 8 – 14 minggu: perdarahan akibat adanya implantasi.
Mekanisme diatas juga terjadi atau diawali Servik tertutup , perdarahan minimal dan
dengan pecahnya selaput ketuban lebih dulu dapat atau tanpa disertai rasa nyeri.
dan diikuti dengan pengeluaran janin yang
cacat namun plasenta masih tertinggal dalam
cavum uteri.  Abortus insipien - inevitable
Plasenta mungkin sudah berada dalam abortion
kanalis servikalis atau masih melekat pada
dinding cavum uteri. Ditandai dengan nyeri abdomen atau nyeri
Jenis ini sering menyebabkan perdarahan punggung, perdarahan pervaginam dengan
pervaginam yang banyak. dilatasi servik.Abortus sudah tak mungkin
dipertahankan bila terjadi pendataran dan
Pada kehamilan minggu ke 14 – 22: dilatasi servik dan atau terjadi pecahnya
Janin biasanya sudah dikeluarkan dan diikuti selaput ketuban.
dengan keluarnya plasenta beberapa saat
kemudian. Kadang-kadang plasenta masih
tertinggal dalam uterus sehingga  Abortus inkompletus
menyebabkan gangguan kontraksi uterus dan
terjadi perdarahan pervaginam yang banyak. o Sebagian hasil konsepsi telah
Perdarahan umumnya tidak terlalu banyak keluar dari cavum uteri.
namun rasa nyeri lebih menonjol. o Pada kehamilan <>abortus
Dari penjelasan diatas jelas bahwa abortus completus)
ditandai dengan adanya perdarahan uterus o Pada kehamilan> 10 minggu,
dan nyeri dengan intensitas beragam. keluarnya janin dan plasenta
tidak terjadi secara bersamaan
DIAGNOSA BANDING dan sebagian masih tertahan
95% perdarahan uterus pada kehamilan muda didalam uterus. (abortus
disebabkan oleh abortus, namun perlu diingat incompletus) yang biasanya
diagnosa banding dari perdarahan disertai rasa nyeri akibat
pervaginam pada kehamilan muda yaitu : kontraksi uterus dalam usaha
untuk mengeluarkan hasil
1. Kehamilan ektopik konsespsi.
2. Perdarahan servik akibat epitel o Perdarahan umumnya
servik yang mengalami eversi atau persisten dan seringkali sangat
erosi banyak.
3. Polip endoservik
4. Mola hidatidosa
Abortus inkompletus
Pada sebelah kanan gambar terlihat Abortus kompletus
gambaran produk konsepsi yang keluar pada Pada sebelah kanan gambar terlihat
abortus inkompletus gambaran hasil konsepsi yang keluar pada
abortus kompletus
Abortus kompletus “Misssed abortion”

o Ditandai dengan keluarnya Setelah kematian janin, janin tidak segera


seluruh hasil konsepsi. dikeluarkan.
o Perdarahan pervaginam Retensi kehamilan diperkirakan terjadi oleh
ringan terus berlanjut sampai karena masih adanya produksi progesteron
beberapa waktu lamanya. plasenta yang terus berlanjut dan produksi
o Umumnya pasien datang estrogen yang turun sehingga kontraktilitas
dengan rasa nyeri abdomen uterus menurun.
yang sudah hilang. Keadaan ini dapat menyebabkan terjadinya
gangguan faal pembekuan darah bila janin
mati tidak dikeluarkan dalam waktu lebih
dari 8 minggu.

“Blighted ovum”
“Blighted Ovum” atau anembryonic
pregnancy adalah perkembangan embrio
yang gagal sehingga yang ditemukan hanya
kantung kehamilan dengan atau tanpa
disertai yolk sac.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
DIAGNOSTIK
Laboratorium

 Darah lengkap
o Kadar haemoglobih rendah kehamilan abnormal tanpa yolk sac atau
akibat anemia haemorrhagik. embrio
o LED dan jumlah leukosit
meningkat tanpa adanya
infeksi.

 Tes kehamilan

o Penurunan atau level plasma


yang rendah dari β-hCG
adalah prediktif. terjadinya
kehamilan abnormal (blighted
ovum, abortus spontan atau
kehamilan ektopik).

Ultrasonografi
USG transvaginal dapat digunakan untuk
deteksi kehamilan 4 – 5 minggu.
Detik jantung janin terlihat pada kehamilan
dengan CRL > 5 mm (usia kehamilan 5 – 6
minggu). Kehamilan intrauterine 8 minggu. Terlihat
Dengan melakukan dan menginterpretasi gambaran embrio (E) dan yolk sac (YS)
secara cermat, pemeriksaan USG dapat
digunakan untuk menentukan apakah
kehamilan viabel atau non-viabel.
Pada abortus imimnen, mungkin terlihat
adanya kantung kehamilan (gestational sac
GS) dan embrio yang normal.
Prognosis buruk bila dijumpai adanya :

 Kantung kehamilan yang besar


dengan dinding tidak beraturan dan
tidak adanya kutub janin.
 Perdarahan retrochorionic yang luas (
> 25% ukuran kantung kehamilan).
 Frekuensi DJJ yang perlahan ( < 85
dpm ).
Blighted ovum
Pada abortus inkompletus, kantung Kantung gestasi (Gestational Sac ) yang
kehamilan umumnya pipih dan iregular serta kosong
terlihat adanya jaringan plasenta sebagai
masa yang echogenik dalam cavum uteri.
Pada abortus kompletus, endometrium
nampak saling mendekat tanpa visualisasi
adanya hasil konsepsi.
Pada missed abortion, terlihat adanya embrio
atau janin tanpa ada detik jantung janin.
Pada blighted ovum, terlihat adanya kantung
kehamilan 20 minggu. Pemeriksaan USG
kadang dapat memperlihatkan adanya kista
theca lutein yang dapat menyebabkan
pembesaran ovarium bilateral. Perdarahan
pervaginam yang terjadi sering
memperlihatkan adanya gelembung mola
(gelembung mola adalah villi chorialis yang
mengalami degenerasi hidropik) dan tanda
ini merupakan diagnosa pasti dari MH.

KOMPLIKASI
Kematian embrio pada kehamilan 8 minggu  Perdarahan yang menyebabkan
Terlihat dinding kantung kehamilan (GS) haemorrhagic shock
yang iregular dan Yolk sac yang mengempis  Infeksi
 Sepsis pasca abortus provokatus
 Sinechia intrauterine (Asherman’s
syndroma)
 Infertilitas
 Perforasi, cedera vesika urinaria atau
usus akibat tindakan kuretase
 Pembentukan fistula

TERAPI
Keberhasilan penatalaksanaan abortus
tergantung pada diagnosa dini.
Pada semua pasien harus dilakukan
Uterus yang kosong ( U ) dengan masa anamnesa dan pemeriksaan fisik lengkap.
adneksa (A) yang diduga adalah kehamilan Pemeriksaan laboratorium meliputi
ektopik. β hCG saat ini > 100 mIU pemeriksaan darah lengkap, golongan darah.
Kultur servik dikerjakan pada pasien abortus
septik.
Kehamilan ektopik dapat menunjukkan Pada Abortus iminen :
gejala yang menyerupai abortus, gangguan
haid biasa, nyeri abdomen atau nyeri  Tirah baring.
panggul. Kadang ditemukan masa adneksa.  Prognosis baik bila perdarahan
Pemeriksaan USG dapat menyingkirkan berhenti dan keluhan nyeri hilang.
kemungkinan kehamilan ektopik bila  D & C diperlukan bila perdarahan
ditemukan adanya kantung kehamilan dalam terus berlangsung dan banyak.
uterus, namun perlu diingat (meski sangat
jarang) adanya peristiwa kehamilan Pada abortus insipien dan inkompletus :
heterotopik (kehamilan ektopik dan
kehamilan intrauterine yang terjadi secara  Kuretase
bersamaan).  Perbaikan keadaan umum ibu
 Prognosis baik bila hasil konsepsi
dapat dikeluarkan secara lengkap
Mola Hidatidosa
Umumnya mengalami abortus sebelum
Pada abortus kompletus : Observasi dapat menunjukkan adanya malformasi
perdarahan. uterus.
Abortus pada trimester II memerlukan Bila abortus berulang diperkirakan akibat
perawatan di rumah sakit . endometritis, perlu dikerjakan kultur jaringan
Pemberian obat uterotonik dapat endometrium.
menghentikan perdarahan dan membantu Masih belum jelas apakah toxoplasmosis –
pengeluaran hasil konsepsi yang masih ada. cytomegalovirus – virus herpes – rubella atau
Pada abortus septik : kuretase harus listeria dapat menjadi penyebab dari
dilakukan paling lama 24 jam setelah peristiwa abortus berulang. Saat ini, peranan
pemberian antibiotika spektrum luas dan dari vaginosis bakterial dalam peristiwa
kortiskosteroid. abortus berulang sedang diteliti.
Disfungsi endokrin seperti PCOS (polycystic
ABORTUS HABITUALIS ovarian syndrome) dapat disingkirkan
Abortus berulang (recurrent abortion) adalah dengan melakukan ultrasonografi TVS.
abortus yang terjadi 3 kali secara berturut- Banyak ahli berpendapat bahwa penyakit
turut. tiroid dan diabetes bukan merupakan
Angka kejadian 0.4 – 1%. penyebab abortus berulang.
Resiko berulangnya abortus setelah abortus I Kelainan kromosome pada kedua orang tua
adalah 20% ; resiko setelah abortus II adalah menyangkut sekitar 5% abortus berulang dan
25% dan resiko setelah abortus III adalah tidak ada terapi khusus.
30% Faktor imunologi mendapatkan perhatian
khusus selama 10 tahun terakhir ini. Secara
teoritis, bila kedua orang tua menggunakan
beberapa HLA (Human Leucocyt Antigen)
secara bersamaan maka janin dari pasangan
ini tidak mampu untuk memberikan
rangsangan yang memadai terhadap ibu
untuk menghasilkan suatu “blocking
antibody” untuk janin alogenik sehingga
terjadi abortus. Pada kasus seperti itu, bila
wanita tersebut berganti pasangan maka
kemungkinan abortus berulang menjadi
turun.
Beberapa wanita yang menderita penyakit
autoimune terutama sindroma antifosfolipid
(APLS) dan sistemik lupus eritematosus
(SLE) memiliki reaksi “blocking antibody”
kuat yang menjadi penyebab terjadinya
abortus berulang.
Pemeriksaan dan Penatalaksanaan Bila akan dilakukan terapi imunologi maka
Pemeriksaan medis dan anamnesa obstetrik kemungkinan SLE harus disingkirkan oleh
yang cermat diharapkan dapat menunjukkan karena dengan terapi imunologi, SLE akan
adanya penyakit sistemik atau dugaan adanya menjadi berat.
inkompetensia servik. Bila dari hasil pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan vaginal dapat menunjukkan terbukti adanya SLE maka terapi berupa
adanya mioma uteri atau inkompetensia pemberian aspirin dan heparin dosis
servik. Ultrasonografi TVS dapat membantu rendah yang dapat memperbaiki angka lahir
usaha untuk menegakkan diagnosa yang hidup dari 10% menjadi 70%.
lebih baik.
Pemeriksaan dengan ultrasonografi TVS juga INKOMPETENSIA SERVIK
20% penderita abortus berulang pada
trimester II menderita inkompetensia servik.
DASAR DIAGNOSA INKOMPETENSIA
SERVIK :

1. Riwayat abortus berulang yang


terjadi pada kehamilan > 12 minggu
dan biasanya diawali dengan
pecahnya selaput ketuban tanpa rasa
nyeri.
2. Ostium uteri eksternum mudah dilalui
dengan dilator 9 mm pada saat tak
ada kehamilan
3. Selama kehamilan terjadi dilatasi
servik secara gradual yang diperiksa Pasca pemasangan cerclage, 10% akan
melalui TVS atau VT. mengalami abortus , 10% mengalami
persalinan prematur dan sisanya dapat
Bila diagnosa inkompetensia servik sudah mencapai kehamilan 36 minggu.
ditegakkan maka dilakukan cervical cerclage
dengan memasang benang ‘unabsorable’ EFEK PSIKOLOGI ABORTUS
lunak yang khusus Pada sebagian besar pasien dan atau
keluarganya , kejadian abortus adalah
peristiwa yang sangat menyedihkan.
Pada 20% kasus, kesedihan pasien dapat
berlangsung berbulan-bulan.
Bila peristiwa abortus iminen mereda dan
kehamilan terus berlangsung, pasien setiap
saat senantiasa bertanya mengenai keadaan
janin dalam rahimnya dan biasanya tanpa
dapat memperoleh jawaban yang
memuaskan.
Inkompetensia Servik 2 informasi yang selalu dipertanyakan pada
dokter : adalah mengapa tindakan abortus
1. Servik normal pada kehamilan 16 harus dilakukan dan bagaimana mengenai
minggu nasib kehamilan selanjutnya.
2. Inkompetensia servik pada kehamilan 3 pertanyaan pasien yang senatiasa diajukan
16 minggu pada dokter dan memerlukan jawaban yang
3. Pemasangan Cervical Cerclage dapat memuaskan dirinya:

1. Mengapa terjadi abortus


2. Apakah ada sesuatu yang dilakukan
atau justru tidak dilakukan olehnya
sehingga peristiwa abortus terjadi
3. Apakah kehamilan mereka yang
selanjutnya juga akan bernasib sama.

KEMATIAN JANIN INTRA


UTERIN
Rekomendasi WHO bahwa janin dianggap
“viable” bila mencapai usia 22 minggu atau
dengan berat badan > 500 gram. tersebut sampai 3 minggu setelah
Peristiwa pengeluaran janin pada usia kematian janin.
kehamilan diatas 22 minggu sudah disebut  Pemilihan cara persalinan apakah
sebagai persalinan – delivery (hidup atau akan persalinan ditunggu secara
mati) spontan atau segera dilahirkan
Tak semua negara menerima rekomendasi dengan induksi persalinan harus
tersebut. Britania menggolongkan kehamilan dibahas dengan baik.
yang berakhir sebelum 24 minggu adalah  Induksi persalinan dapat dilakukan
peristiwa abortus dan catatan mengenai lahir dengan misoprostol 100 – 200 µg 2
mati tidak diperlukan oleh adminstrator dd 1 selama 2 hari
kesehatan disana.  Bila pasien menghendaki agar
Kematian janin intra uterin dapat terjadi pada persalinan berlangsung secara
penyakit HDK, DM atau komplikasi spontan, maka harus sering dilakukan
kehamilan lainnya. pemeriksaan faal hemostasis dan
Pada sebagian besar kasus, peristiwa kadar fibrinogen.
pengeluaran janin terjadi segera setelah janin
mati. Pada sebagian kecil kasus, janin mati
tetap tertahan dalam uterus. Rujukan :

Aspek klinik 1. American College of Obstetrican and


Gynecologist ; ACOG tehnical
 Ibu tak merasakan gerakan janin. Bulletin no. 212, Early Pregnancy
 Detik jantung janin tak terdengar Loss September 1995
dengan Doppler. 2. American College of Obstetrican and
 USG tak menampakkan adanya Gynecologist ; Management of
tanda-tanda kehidupan dan recurrent early pregnancy loss.
menampakkan tanda-tanda kematian Practice Bulletin No.24 Februari
janin ( Spalding sign, Robert sign ). 2001.a
3. Blohm F, Platz-Christensen JJ et al :
Tindakan medis harus segera diambil dalam Expectant management of first
waktu 3 minggu oleh karena: trimester-miscarriage in clinical
practiece. Acta Obstet Gynecol Scand
 Menghindari adanya gangguan 82;654, 2003
psikologis pada ibu : membiarkan ibu 4. Cunningham FG et al : Abortion in “
dalam kesedihan yang berlarut-larut Williams Obstetrics” , 22nd ed,
adalah sikap yang tidak bijaksana dan McGraw-Hill, 2005
banyak ibu yang cemas bahwa 5. DeCherney AH. Nathan L : Early
janinnya yang sudah mati itu akan Pregnancy Risk in Current Obstetrics
dapat meracuni atau menimbulkan and Gynecologic Diagnosis and
masalah medis lain pada dirinya. Treatment , McGraw Hill Companies,
 Hipofibrinogenemia dan 2003
Disseminated Intravascular 6. Farquharson RG, Quenby S, Greaves
Coagulation dapat terjadi bila janin M: Antiphospholipid syndrome in
yang mati tak segera dikeluarkan. pregnancy: A randomized controlled
trial of treatment Obstet Gynecil
Penatalaksanaan 100:408, 2002
7. Llewelyn-Jones : Abortion in
 Sampaikan informasi pada pasangan Obstetrics and Gynecology 7th ed.
yang bersangkutan bahwa janin mati Mosby, 1999
tak membahayakan kehidupan wanita
Perdarahan umumnya tidak terlalu
banyak namun rasa nyeri lebih menonjol.
Dari penjelasan diatas jelas bahwa
abortus ditandai dengan adanya
perdarahan uterus dan
nyeri dengan intensitas beragam.
Mekanisme abortus :
• Mekanisme awal terjadinya abortus
adalah lepasnya sebagian atau seluruh
bagian embrio
akibat adanya perdarahan minimal pada
desidua.
• Kegagalan fungsi plasenta yang terjadi
akibat perdarahan subdesidua tersebut
menyebabkan
terjadinya kontraksi uterus dan
mengawali proses abortus.
• Pada kehamilan kurang dari 8 minggu :
Embrio rusak atau cacat yang masih
terbungkus dengan sebagian desidua
dan villi chorialis
cenderung dikeluarkan secara in toto,
meskipun sebagian dari hasil konsepsi
masih tertahan
dalam cavum uteri atau di canalis
servicalis.
Perdarahan pervaginam terjadi saat
proses pengeluaran hasil konsepsi.
• Pada kehamilan 8 – 14 minggu :
Mekanisme diatas juga terjadi atau
diawali dengan pecahnya selaput
ketuban lebih dulu dan
diikuti dengan pengeluaran janin yang
cacat namun plasenta masih tertinggal
dalam cavum
uteri.
Plasenta mungkin sudah berada dalam
kanalis servikalis atau masih melekat
pada dinding
cavum uteri.
Jenis ini sering menyebabkan
perdarahan pervaginam yang banyak.
• Pada kehamilan minggu ke 14 – 22 :
Janin biasanya sudah dikeluarkan dan
diikuti dengan keluarnya plasenta
beberapa saat
kemudian. Kadang-kadang plasenta
masih tertinggal dalam uterus sehingga
menyebabkan
gangguan kontraksi uterus dan terjadi
perdarahan pervaginam yang banyak.

Você também pode gostar