Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
4) • Abortus septik
Oleh : Asep Subarkah Abortus spontan (abortus alamiah)
1. Definisi Abortus adalah abortus yang terjadi dengan
2. Jenis Abortus
3. Epidemiologi Abortus
sendirinya, secara
4. Etiologi & Faktor Resiko Abortus alami, tanpa disengaja, dan tanpa
5. Mekanisme Abortus tindakan apapun. Abortus provokatus
6. Gejala Abortus (induksi abortus) adalah
7. Pemeriksaan Penunjang Abortus abortus yang disengaja, baik
8. Komplikasi Abortus
9. Terapi Abortus
menggunakan obat-obatan maupun
10. Tatalaksana Pasca Abortus memakai peralatan. Abortus
11. Prognosa Abortus medisinalis (abortus therapeutica)
12. Daftar Pustaka adalah abortus provokatus yang
Gambar : berdasarkan indikasi medis.
• Gambar 1. Abortus inkomplet Abortus kriminalis adalah abortus
• Gambar 2. Abortus komplet
• Gambar 3. Kehamilan intrauterine 8 minggu
provokatus yang tidak berdasarkan
• Gambar 4. Blighted ovum indikasi medis.
• Gambar 5. Kematian embrio pada kehamilan 8 Jenis Abortus
minggu Abortus membakat (imminens) adalah
• Gambar 6. Kehamilan ektopik abortus tingkat permulaan dimana terjadi
• Gambar 7. Kuretase
perdarahan melalui vagina namun
ostium uteri masih tertutup dan hasil
Abortus atau keguguran adalah
konsepsi (janin) dalam rahim (kavum
ancaman atau pengeluaran hasil
uteri) masih baik.
konsepsi sebelum janin
Abortus mengancam (insipiens) adalah
dapat hidup di luar rahim. Batasannya
abortus lebih lanjut dimana terjadi
adalah berat janin kurang dari 500 gram
perdarahan yang berasal dari rahim
atau usia kehamilan
dengan kontraksi yang lebih kuat dan
ibu kurang dari 20 minggu atau kurang
semakin sering, diikuti
dari 22 minggu menurut versi WHO. Usia
oleh pendataran serviks dan pembukaan
kehamilan
ostium uteri namun hasil konsepsi (janin)
Definisi Abortus
masih dalam rahim (kavum uteri).
dibawah 20 minggu karena proses
Abortus inkomplit adalah abortus yang
plasentasi pada usia tersebut belum
mengeluarkan sebagian hasil konsepsi
selesai.
(janin) dan sebagian sisanya masih
Abortus atau keguguran dapat dibagi
tertinggal dalam rahim (kavum uteri).
atas 2 golongan, yaitu :
Abortus komplit adalah abortus yang
1. Menurut terjadinya :
mengeluarkan secara lengkap seluruh
• Abortus spontan (abortus alamiah)
hasil konsepsi (janin).
• Abortus provokatus (induksi abortus) :
Missed abortion adalah aborsi dimana
• Abortus medisinalis (abortus
fetus atau embrio telah mati dalam rahim
therapeutica)
(kavum uteri) sebelum usia kehamilan 20
• Abortus kriminalis
minggu namun seluruh hasil konsepsi
2. Menurut gambaran klinisnya :
masih berada dalam rahim selama 6
• Abortus membakat (imminens)
minggu atau lebih.
• Abortus mengancam (insipiens)
Abortus habitualis (abortus berulang)
• Abortus inkomplit
adalah abortus yang terjadi 3 kali atau
• Abortus komplit
lebih secara berturut-turut pada 3 bulan
• Missed abortion
pertama kehamilan. Abortus habitualis
• Abortus habitualis (abortus berulang) :
primer adalah abortus habitualis
primer dan sekunder
• Abortus infeksiosa
yang terjadi pada wanita yang belum Epidemiologi Abortus
pernah melahirkan anak yang hidup. Etiologi & Faktor Resiko Abortus
Abortus habitualis sekunder adalah • herpes simpleks virus
abortus habitualis yang terjadi pada • cytomegalovirus
wanita yang telah pernah melahirkan • sifilis
anak yang hidup. • gonorrhea
Abortus infeksiosa adalah abortus yang • Kelainan hormonal seperti :
disertai infeksi genital. Abortus septik • hipertiroid
adalah abortus yang disertai infeksi berat • penyakit kencing manis yang tidak
dengan penyebaran kuman atau terkontrol
toksinnya ke dalam aliran darah • Penyakit :
atau peritonium. Pada bulan pertama • penyakit jantung
kehamilan yang mengalami abortus, • penyakit paru kronis
hampir selalu didahului dengan • keracunan
matinya janin dalam rahim. • kekurangan vitamin berat
• Kelainan bawaan rahim
Berdasarkan perkiraan dari BKBN, • rahim bikornu1
ada sekitar 2 juta kasus aborsi yang • rahim bersepta2
terjadi setiap tahunnya. Pada penelitian • parut rahim3
di Amerika Serikat terdapat 1,2 – 1,6 juta • Mioma pada rahim
aborsi yang disengaja dalam 10 tahun • Antagonis Rhesus yang merusak darah
terakhir dan merupakan pilihan wanita janin
Amerika untuk kehamilan yang tidak • Masalah psikologis
diinginkan. Secara keseluruhan, di 3. Kelainan plasenta
seluruh dunia, aborsi adalah penyebab • Gangguan sirkulasi plasenta
kematian yang paling utama 1 Rahim bikornu adalah rahim yang
dibandingkan kanker maupun penyakit bertanduk.
jantung. 15% kehamilan klinis dan 60% 2 Rahim bersepta adalah rahim yang
kehamilan kimiawi berakhir dengan memiliki selaput pembatas didalamnya.
abortus spontan. 8% 3 Parut rahim akibat riwayat kuret atau
abortus spontan terjadi pada kehamilan operasi rahim sebelumnya.
kurang dari 12 minggu. • Gangguan pembentukan plasenta
Abortus yang terjadi pada minggu-
Etiologi minggu pertama kehamilan umumnya
abortus spontan (abortus alamiah) : disebabkan oleh faktor ovofetal; pada
1. Faktor ovofetal (janin) minggu-minggu berikutnya (11 – 12
• Ovum yang telah dibuahi gagal untuk minggu), abortus yang terjadi
berkembang atau terjadi malformasi disebabkan oleh faktor maternal.
pada tubuh janin (70% kasus)
• Kelainan kromosom / genetik (40% Faktor etiologi abortus:
kasus) Angka kejadian abortus dipengaruhi oleh
• Kegagalan implantasi trofoblast yang berbagai faktor :
adekuat (20% kasus) 1. Usia ibu yang lanjut
2. Faktor maternal (ibu) 2. Faktor yang berkaitan dengan
• Kelainan genetika kehamilan :
• Kelainan sel telur • Jumlah kehamilan dengan janin aterm
• Kelainan anatomi organ reproduksi sebelumnya
• Infeksi pada kehamilan seperti : • Kejadian abortus sebelumnya
• Kejadian lahir mati sebelumnya
• Riwayat hamil dengan janin yang Perdarahan umumnya tidak terlalu
mengalami kelainan kongenital atau banyak namun rasa nyeri lebih menonjol.
defek genetik. Dari penjelasan diatas jelas bahwa
3. Riwayat infertilitas4 abortus ditandai dengan adanya
4. Kelainan atau penyakit yang perdarahan uterus dan nyeri dengan
menyertai kehamilan intensitas beragam.
5. Infeksi (cacar, toxoplasma, dll.)
6. Paparan zat kimia (rokok, obat- Tanda dan gejala abortus atau
obatan, alkohol, radiasi) keguguran :
7. Trauma perut atau panggul pada 3 1. Nyeri perut bagian bawah
bulan pertama kehamilan 2. Keram pada rahim
8. Kelainan kromosom atau genetik 3. Nyeri pada punggung
4. Perdarahan dari kemaluan
Mekanisme abortus : (pervaginam)
• Mekanisme awal terjadinya abortus 5. Pembukaan leher rahim (dilatasi
adalah lepasnya sebagian atau seluruh serviks)
bagian embrio akibat adanya perdarahan 6. Pengeluaran janin dari dalam rahim
minimal pada desidua.
• Kegagalan fungsi plasenta yang terjadi Abortus imminens - threatened
akibat perdarahan subdesidua tersebut abortion
menyebabkan terjadinya kontraksi uterus • 20% wanita hamil mengalami
dan mengawali proses abortus. perdarahan pervaginam pada trimester I.
• Pada kehamilan kurang dari 8 minggu : Pada sebagian besar kasus hal tersebut
Embrio rusak atau cacat yang masih disebabkan oleh perdarahan akibat
terbungkus dengan sebagian desidua adanya implantasi.
dan villi chorialis cenderung dikeluarkan • Ibu mungkin mengalami mulas (rasa
secara in toto, meskipun sebagian dari nyeri) atau tidak sama sekali.
hasil konsepsi masih tertahan dalam • Hasil konsepsi (janin) masih berada
cavum uteri atau di canalis servicalis. didalam rahim, dan tidak disertai
Perdarahan pervaginam terjadi saat pembukaan leher
proses pengeluaran hasil konsepsi. rahim (dilatasi serviks) atau serviks
• Pada kehamilan 8 – 14 minggu : tertutup.
Mekanisme diatas juga terjadi atau • Perdarahan minimal.
diawali dengan pecahnya selaput
ketuban lebih dulu dan diikuti dengan Abortus insipiens - inevitable abortion
pengeluaran janin yang cacat namun • Disertai mulas yang sering dan kuat
plasenta masih tertinggal dalam cavum karena kontraksi.
uteri. Plasenta mungkin sudah berada Gejala Abortus
dalam kanalis servikalis atau masih • Ditandai dengan nyeri abdomen atau
melekat pada dinding cavum uteri. Jenis nyeri punggung.
ini sering menyebabkan perdarahan • Perdarahan pervaginam dengan
pervaginam yang banyak. disertai pembukaan leher rahim (dilatasi
• Pada kehamilan minggu ke 14 – 22 : serviks).
Janin biasanya sudah dikeluarkan dan • Hasil konsepsi (janin) masih berada di
diikuti dengan keluarnya plasenta dalam rahim.
beberapa saat kemudian. Kadang- • Abortus sudah tak mungkin
kadang plasenta masih tertinggal dalam dipertahankan bila terjadi pendataran
uterus sehingga menyebabkan dan dilatasi serviks dan
gangguan kontraksi uterus dan terjadi atau terjadi pecahnya selaput ketuban.
perdarahan pervaginam yang banyak.
Abortus inkomplet • Biasanya didahului oleh gejala dan
• Sebagian jaringan janin (hasil konsepsi) tanda abortus membakat (imminens)
telah keluar dari rahim (cavum uteri) dan yang kemudian menghilang spontan
sebagian lainnya masih tertinggal dalam atau menghilang setelah pengobatan.
rahim (cavum uteri). • Tes kehamilan menjadi negatif, tanda-
• Pada kehamilan > 10 minggu, tanda kehamilan tidak ada, dan denyut
keluarnya janin dan plasenta tidak terjadi jantung janin tidak dapat terdeteksi.
secara bersamaan dan sebagian masih • Keadaan ini dapat menyebabkan
tertahan didalam uterus. terjadinya gangguan faal pembekuan
• Dilatasi serviks atau pembukaan. darah bila janin mati tidak dikeluarkan
• Jaringan janin dapat diraba dalam dalam waktu lebih dari 8 minggu.
rongga uterus atau sudah menonjol dari
ostium uteri eksternum. Abortus medisinalis (abortus
• Biasanya disertai rasa nyeri akibat terapeutik)
kontraksi uterus (keram pada rahim) • Abortus yang dilakukan pada usia
dalam usaha untuk mengeluarkan hasil kehamilan kurang dari 12 minggu atas
konsepsi. pertimbangan kesehatan wanita
• Perdarahan rahim umumnya persisten tersebut.
dan seringkali sangat banyak. Perdarahan • Apabila kehamilan dilanjutkan maka
tidak akan berhenti sebelum sisa hasil dapat membahayakan diri wanita
konsepsi dikeluarkan, sehingga harus tersebut.
dikuret. • Misalnya wanita dengan kelainan
jantung atau kelainan janin yang berat.
Abortus komplet
• Keluarnya seluruh hasil konsepsi Abortus septik
sehingga rahim kosong. • Abortus spontan yang diikuti oleh
• Biasanya terjadi pada awal kehamilan komplikasi infeksi.
saat plasenta belum terbentuk. • Infeksi akibat tindakan abortus yang
• Perdarahan pervaginam mungkin ringan tidak sesuai prosedur misalnya dukun.
atau sedikit dan terus berlanjut sampai • Infeksi umumnya endometritis yang
beberapa waktu lamanya. dapat berkembang menjadi parametritis
• Ostium uteri menutup dan rahim dan peritonitis.
mengecil.
• Umumnya pasien datang dengan rasa Abortus berulang
nyeri abdomen yang sudah hilang. • Abortus yang terjadi sebanyak 3 kali
• Umumnya tidak dilakukan tindakan atau lebih pada umur kehamilan 3 bulan
apa-apa, kecuali jika datang ke rumah pertama.
sakit masih mengalami perdarahan dan .
masih ada sisa jaringan yang tertinggal, Abortus Servikalis
harus dikeluarkan dengan cara dikuret. Pengeluaran hasil konsepsi terhalang
oleh ostium uteri eksternum yang tidak
Missed abortion membuka, sehingga mengumpul di
• Kematian janin tanpa pengeluaran hasil dalam kanalis servikalis (rongga serviks)
konsepsi. dan uterus membesar, berbentuk
• Retensi kehamilan diperkirakan terjadi bundar, dan dindingnya menipis.
oleh karena masih adanya produksi
progesteron plasenta yang terus 1. Laboratorium
berlanjut dan produksi estrogen yang • Darah lengkap
turun sehingga kontraktilitas uterus • Kadar haemoglobih rendah akibat
menurun. anemia haemorrhagik
• LED dan jumlah leukosit meningkat 4. Sinechia intrauterine (Asherman’s
tanpa adanya infeksi syndroma)
5. Infertilitas
Pemeriksaan Penunjang Abortus 6. Perforasi, cedera vesika urinaria atau
1. Tes kehamilan usus akibat tindakan kuretase
• Penurunan atau level plasma yang www.klinikindonesia.com : Klinik Kesehatan,
rendah dari β-hCG adalah prediktif. Kedokteran, Bisnis & Religius Online 15
Terjadinya kehamilan abnormal (blighted Komplikasi Abortus
ovum, abortus spontan atau kehamilan Klinik Indonesia > Klinik Kedokteran > Klinik
Obgin
ektopik).
7. Pembentukan fistula
2. Ultrasonografi (USG) (Daftar Isi)
• USG transvaginal dapat digunakan Abortus membakat (imminens) :
untuk deteksi kehamilan 4 – 5 minggu. • Jika janin hidup maka kehamilan dapat
• Detak jantung janin terlihat pada dipertahankan.
kehamilan dengan CRL > 5 mm (usia • Jika janin mati maka dapat terjadi
kehamilan 5-6 minggu). abortus spontan (abortus alamiah).
• Untuk menentukan apakah kehamilan • Tirah baring (istirahat baring)
viabel atau non-viabel dengan melihat Abortus mengancam (insipiens) :
gerakan dan denyut jantung janin5. • Mengeluarkan sisa hasil konsepsi
• Pada abortus imimnen, mungkin terlihat dengan infus oksitosin dan / atau
adanya kantung kehamilan (gestational kuretase.
sac GS) dan embrio yang normal. • Perbaikan keadaan umum ibu.
• Prognosis buruk bila dijumpai adanya : Abortus inkomplet :
• Kantung kehamilan yang besar dengan • Kuretase untuk mengeluarkan seluruh
dinding tidak beraturan dan tidak jaringan yang masih tertinggal dalam
adanya kutub janin. rahim.
• Perdarahan retrochorionic yang luas ( > • Perbaikan keadaan umum ibu agar
25% ukuran kantung kehamilan). tetap stabil
• Frekuensi DJJ yang perlahan (< 85 Abortus komplet :
dpm). • Observasi perdarahan
• Pada abortus inkompletus, kantung • Peningkatan keadaan umum ibu
kehamilan umumnya pipih dan iregular Abortus pada trimester II memerlukan
serta terlihat adanya jaringan plasenta perawatan di rumah sakit.
sebagai masa yang echogenik dalam Pemberian obat uterotonik dapat
cavum uteri. menghentikan perdarahan dan
• Pada abortus kompletus, endometrium membantu pengeluaran hasil
nampak saling mendekat tanpa konsepsi yang masih ada.
visualisasi adanya hasil konsepsi. Pada abortus septik : kuretase harus
• Pada missed abortion, terlihat adanya dilakukan paling lama 24 jam setelah
embrio atau janin tanpa ada detik pemberian antibiotika
jantung janin. spektrum luas dan kortiskosteroid.
5 Denyut jantung janin dapat juga didengar www.klinikindonesia.com : Klinik Kesehatan,
melalui bantuan alat Doppler dan Laennec. Hal Kedokteran, Bisnis & Religius Online 16
ini bisa mulai terdengar
pada usia janin 12-16 minggu.
Terapi Abortus
Klinik Indonesia > Klinik Kedokteran > Klinik
Obgin
Komplikasi abortus : Gambar 7. Kuretase
1. Perdarahan yang menyebabkan (Daftar Isi)
haemorrhagic shock • Pemeriksaan USG atau kadar beta
2. Infeksi hCG selama 1-2 bulan pasca abortus
3. Sepsis pasca abortus provokatus untuk mengetahui
penyebab abortus spontan.
• Ibu dianjurkan untuk tidak hamil dahulu
dalam 3 bulan pertama pasca abortus.
Jika perlu
gunakan kontrasepsi kondom atau pil
KB. Referensi 2
(Daftar Isi)
Abortus membakat (imminens) :
• Prognosanya baik bila perdarahan Abortus
berhenti dan keluhan nyeri menghilang.
www.klinikindonesia.com : Klinik Kesehatan, Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan
Kedokteran, Bisnis & Religius Online 17
(oleh akibat-akibat tertentu) sebelum
Prognosa Abortus
kehamilan tersebut berusia 20 minggu dan
Tatalaksana Pasca Abortus
Klinik Indonesia > Klinik Kedokteran > Klinik
berat janin kurang dari 500 gram atau buah
Obgin kehamilan belum mampu untuk hidup diluar
Abortus mengancam (insipiens) dan kandungan.
inkomplit :
• Prognosanya baik bila hasil konsepsi Etiologi Abortus
dapat dikeluarkan secara lengkap.
(Daftar Isi) Pada kehamilan muda abortus tidak jarang
1. dr. Bambang Widjanarko, Sp.OG. didahului oleh kematian mudigah.
Abortus. Sebaliknya pada kehamilan lebih lanjut
http://reproduksiumj.blogspot.com/2009/ biasanya janin dikeluarkan dalam keadaan
09/abortus.html. 18/04/2010. masih hidup. Hal-hal yang dapat
2. Anonim. 2008. Abortus alias menyebabkan abortus dapat dibagi sebagai
Keguguran. berikut.
http://kamussehat.wordpress.com/2008/
05/15/abortus-alias-keguguran/. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi
21/04/2010.
3. Anonim. 2007. Abortus Inkomplit. Kelainan hasil konsepsi yang berat dapat
http://www.jevuska.com/2007/04/11/abor menyebabkan kematian mudigah pada
tus-inkomplit. kehamilan muda. Faktor-faktor yang dapat
11/05/2010. menyebabkan kelainan dalam pertumbuhan
4. Anonim. Aborsi. ialah sebagai berikut.
http://www.klikdokter.com/illness/detail/1
26. 11/05/2010. 1. Kelainan kromosom.
Sumber :
http://www.klinikindonesia.com/obgin/abortus.php
Kelainan yang sering ditemukan pada
Update : 13/5/2010
www.klinikindonesia.com : Klinik Kesehatan, abortus spontan adalah trisomi,poliploidi dan
Kedokteran, Bisnis & Religius Online 18 kemungkinan pula kelainan kromosom seks.
Daftar Pustaka
1. Lingkungan kurang sempurna.
Abortus infeksiosa adalah abortus yang Karsinoma serviks uteri, polypus serviks dan
disertai infeksi pada genitalia, sedangkan sebagainya dapat menyertai kehamilan.
abortus septik adalah abortus infeksiosa berat Perdarahan dari kelainan ini dapat
disertai penyebaran kuman atau toksin ke menyerupai abortus. Pemeriksaan dengan
dalam peredaran darah atau peritoneum. spekulum, pemeriksaan sitologik dan biopsi
dapat menentukan diagnosis dengan pasti.
8) Abortus servikalis
Abortus imminens
Pada abortus servikalis keluarnya hasil
konsepsi dari uterus dihalangi oleh ostium Diagnosis abortus imminens ditentukan
uteri eksternum yang tidak membuka, karena adanya perdarahan melalui ostium
sehingga semuanya terkumpul dalam kanalis uteri eksternum, disertai mules sedikit atau
tidak sama sekali, uterus membesar sebesar
tuanya kehamilan , serviks belum membuka, Abortus inkomplit sering berhubungan
dan tes kehamilan positif. Pada beberapa dengan aborsi yang tidak aman, oleh karena
wanita hamil dapat timbul perdarahan sedikit itu periksa tanda-tanda komplikasi yang
pada saat haid yang semestinya datang jika mungkin terjadi akibat abortus provokatus
tidak terjadi pembuahan. Hal ini disebabkan seperti perforasi, dan tanda-tanda infeksi atau
oleh penembusan villi koriales kedalam sepsis.
desidua, pada saat implantasi ovum.
Perdarahan implantasi biasanya sedikit, Abortus komplit
darah berwarna merah, dan cepat berhenti,
serta tidak disertai rasa mulas. Pada abortus komplit ditemukan adanya
perdarahan yang sedikit, ostium uteri telah
Pemeriksaan penunjang yang dapat menutup, dan uterus telah mengecil.
menegakan diagnosis abortus imminens Diagnosis dapat dipermudah apabila hasil
salah satuya adalah dengan pemeriksaan konsepsi dapat diperiksa dan dapat
USG. Pada USG dapat ditemukan buah dinyatakan bahwa semuanya sudah keluar
kehamilan masih utuh. Diagnosis meragukan dengan lengkap.
jika kantong kehamilan masih utuh, tetapi
pulsasi jantung janin belum jelas. Abortus tertunda (missed abortion)
- Ergometrin 0,2 mg IM yang diulangi 15 Pada beberapa kasus, abortus inkomplit erat
menit kemudian. kaitannya dengan abortus tidak aman, oleh
sebab itu perhatikan hal-hal berikut:
- Misoprostol 400mg per oral dan apabila
masih diperlukan, dapat diulangi dengan Pastikan tidak ada komplikasi berat
dosis yang sama setelah 4 jam dari dosis seperti sepsis, perforasi uterus, atau
awal. cidera intra abdomen (mual/muntah,
nyeri punggung, demam, perut
Hasil konsepsi yang tersisa dalam kembung, nyeri perut bawah, dinding
kavum uteri dapat dikeluarkan perut tegang, nyeri ulang lepas).
dengan AVM atau D&K (hati-hati Bersihkan ramuan tradisional, jamu,
resiko perforasi) bahan kaustik, kayu, atau benda-
benda lainnya dari region genitalia.
1. Abortus inkomplit Berikan boster tetanus toksoid 0,5 ml
bila tampak luka kotor pada dinding
Tentukan besar uterus (taksir usia vagina atau kanalis servikalis dan
gestasi), kenali dan atasi setiap pasien pernah diimunisasi.
komplikasi (perdarahan hebat, syok, Bila riwayat pemberian imunisasi
infeksi atau sepsis). tidak jelas, berikan serum anti tetanus
Hasil konsepsi yang terperangkap (ATS) 1500 unit IM diikuti dengan
pada serviks yang disertai dengan pemberian tetanus toksoid 0,5 ml
perdarahan hingga ukuran sedang, setelah 4 minggu.
dapat dikeluarkan secara digital atau Konseling untuk kontrasepsi
cunam ovum. Setelah itu evaluasi pascakeguguran dan pemantauan
perdarahan : lanjut.
Perdarahan
Perforasi
DASAR PENEGAKAN
DIAGNOSA
1. Nyeri suprapubik, kejang uterus dan
atau nyeri punggung
2. Perdarahan pervaginam
3. Dilatasi servik dan teraba jaringan keluar
dari kanalis servikalis
4. Gejala dan tanda kehamilan menghilang
5. Tes kehamilan negatif atau peningkatan
kadar β hCG yang tak sesuai
6. Hasil pemeriksaan ultrasonografi yang
tidak normal
BATASAN
Abortus spontan.
Berakhirnya peristiwa kehamilan sebelum
kehamilan usia 20 minggu (definisi WHO)
REFERENSI 3 Keluarnya sebagian atau seluruh hasil konsepsi
dengan atau tanpa disertai janin dengan berat
kurang dari 500 gram.
Abortus kompletus
Angka kejadian abortus sekitar 25% dari seluruh
kehamilan. Kejadian ini sangat memprihatinkan Keluarnya seluruh produk hasil konsepsi
bagi penderita dan suaminya. sebelum kehamilan 20 minggu.
Penatalaksanaan klinik dilakukan atas dasar 2
buah prinsip utama: Abortus inkompletus
ANGKA KEJADIAN
15% kehamilan klinis dan 60% kehamilan
kimiawi berakhir dengan abortus spontan.
8% abortus spontan terjadi pada kehamilan
kurang dari 12 minggu.
Usia ibu
Abortus kompletus
“Misssed abortion”
Tes kehamilan
Ultrasonografi
USG transvaginal dapat digunakan untuk deteksi
kehamilan 4 – 5 minggu.
Detik jantung janin terlihat pada kehamilan
dengan CRL > 5 mm (usia kehamilan 5 – 6
minggu).
Dengan melakukan dan menginterpretasi secara Kehamilan intrauterine 8 minggu. Terlihat
cermat, pemeriksaan USG dapat digunakan gambaran embrio (E) dan yolk sac (YS)
untuk menentukan apakah kehamilan viabel
atau non-viabel.
Pada abortus imimnen, mungkin terlihat adanya
kantung kehamilan (gestational sac GS) dan
embrio yang normal.
Prognosis buruk bila dijumpai adanya :
Mola Hidatidosa
Umumnya mengalami abortus sebelum
kehamilan 20 minggu. Pemeriksaan USG kadang
dapat memperlihatkan adanya kista theca lutein
yang dapat menyebabkan pembesaran ovarium
bilateral. Perdarahan pervaginam yang terjadi
sering memperlihatkan adanya gelembung mola
Kematian embrio pada kehamilan 8 minggu (gelembung mola adalah villi chorialis yang
mengalami degenerasi hidropik) dan tanda ini
Terlihat dinding kantung kehamilan (GS) yang merupakan diagnosa pasti dari MH.
iregular dan Yolk sac yang mengempis
KOMPLIKASI
TERAPI
Uterus yang kosong ( U ) dengan masa adneksa Keberhasilan penatalaksanaan abortus
(A) yang diduga adalah kehamilan ektopik. β tergantung pada diagnosa dini.
hCG saat ini > 100 mIU Pada semua pasien harus dilakukan anamnesa
dan pemeriksaan fisik lengkap.
Pemeriksaan laboratorium meliputi pemeriksaan
darah lengkap, golongan darah.
Kehamilan ektopik dapat menunjukkan gejala Kultur servik dikerjakan pada pasien abortus
yang menyerupai abortus, gangguan haid biasa, septik.
nyeri abdomen atau nyeri panggul. Kadang Pada Abortus iminen :
ditemukan masa adneksa. Pemeriksaan USG
Tirah baring.
Prognosis baik bila perdarahan berhenti
dan keluhan nyeri hilang. Pemeriksaan dan Penatalaksanaan
D & C diperlukan bila perdarahan terus
Pemeriksaan medis dan anamnesa obstetrik
berlangsung dan banyak.
yang cermat diharapkan dapat menunjukkan
Pada abortus insipien dan inkompletus : adanya penyakit sistemik atau dugaan adanya
inkompetensia servik.
Kuretase Pemeriksaan vaginal dapat menunjukkan adanya
Perbaikan keadaan umum ibu mioma uteri atau inkompetensia servik.
Prognosis baik bila hasil konsepsi dapat Ultrasonografi TVS dapat membantu usaha
dikeluarkan secara lengkap untuk menegakkan diagnosa yang lebih baik.
Pemeriksaan dengan ultrasonografi TVS juga
Pada abortus kompletus : Observasi perdarahan.
dapat menunjukkan adanya malformasi uterus.
Abortus pada trimester II memerlukan
Bila abortus berulang diperkirakan akibat
perawatan di rumah sakit .
endometritis, perlu dikerjakan kultur jaringan
Pemberian obat uterotonik dapat menghentikan
endometrium.
perdarahan dan membantu pengeluaran hasil
Masih belum jelas apakah toxoplasmosis –
konsepsi yang masih ada.
cytomegalovirus – virus herpes – rubella atau
Pada abortus septik : kuretase harus dilakukan
listeria dapat menjadi penyebab dari peristiwa
paling lama 24 jam setelah pemberian
abortus berulang. Saat ini, peranan dari
antibiotika spektrum luas dan kortiskosteroid.
vaginosis bakterial dalam peristiwa abortus
berulang sedang diteliti.
Disfungsi endokrin seperti PCOS (polycystic
ABORTUS HABITUALIS
ovarian syndrome) dapat disingkirkan dengan
Abortus berulang (recurrent abortion) adalah melakukan ultrasonografi TVS.
abortus yang terjadi 3 kali secara berturut-turut. Banyak ahli berpendapat bahwa penyakit tiroid
Angka kejadian 0.4 – 1%. dan diabetes bukan merupakan penyebab
Resiko berulangnya abortus setelah abortus I abortus berulang.
adalah 20% ; resiko setelah abortus II adalah Kelainan kromosome pada kedua orang tua
25% dan resiko setelah abortus III adalah 30% menyangkut sekitar 5% abortus berulang dan
tidak ada terapi khusus.
Faktor imunologi mendapatkan perhatian
khusus selama 10 tahun terakhir ini. Secara
teoritis, bila kedua orang tua menggunakan
beberapa HLA (Human Leucocyt Antigen) secara
bersamaan maka janin dari pasangan ini tidak
mampu untuk memberikan rangsangan yang
memadai terhadap ibu untuk menghasilkan
suatu “blocking antibody” untuk janin alogenik
sehingga terjadi abortus. Pada kasus seperti itu,
bila wanita tersebut berganti pasangan maka
kemungkinan abortus berulang menjadi turun.
Beberapa wanita yang menderita penyakit
autoimune terutama sindroma antifosfolipid
(APLS) dan sistemik lupus eritematosus (SLE)
memiliki reaksi “blocking antibody” kuat yang 1. Servik normal pada kehamilan 16
menjadi penyebab terjadinya abortus berulang. minggu
Bila akan dilakukan terapi imunologi maka 2. Inkompetensia servik pada kehamilan 16
minggu
kemungkinan SLE harus disingkirkan oleh karena
3. Pemasangan Cervical Cerclage
dengan terapi imunologi, SLE akan menjadi
berat.
Bila dari hasil pemeriksaan laboratorium terbukti
adanya SLE maka terapi berupa pemberian
aspirin dan heparin dosis rendah yang dapat
memperbaiki angka lahir hidup dari 10% menjadi
70%.
INKOMPETENSIA SERVIK
20% penderita abortus berulang pada trimester
II menderita inkompetensia servik.
DASAR DIAGNOSA INKOMPETENSIA SERVIK :
BATASAN
Abortus spontan.
Berakhirnya peristiwa kehamilan sebelum
REFERENSI 5
kehamilan usia 20 minggu (definisi WHO)
Keluarnya sebagian atau seluruh hasil
konsepsi dengan atau tanpa disertai janin
dengan berat kurang dari 500 gram.
ABORTUS
Abortus iminen
dr.Bambang Widjanarko, SpOG Perdarahan pervaginam pada kehamilan <>
Fak Kedokteran UMJ Jakarta Abortus kompletus
Keluarnya seluruh produk hasil konsepsi
Angka kejadian abortus sekitar 25% dari sebelum kehamilan 20 minggu.
seluruh kehamilan. Kejadian ini sangat
Abortus inkompletus
memprihatinkan bagi penderita dan Keluarnya sebagian produk hasil konsepsi.
suaminya.
Penatalaksanaan klinik dilakukan atas dasar Abortus insipiens
2 buah prinsip utama: Perdarahan pervaginam pada kehamilan <>
“Missed abortion”
1. Evakuasi uterus tidak selalu harus Embrio atau janin mati dalam uterus dan
dikerjakan pada setiap peristiwa tetap dalam uterus
perdarahan pada kehamilan muda
“Septic abortion”
mengingat kemungkinan viabilitas
Abortus yang disertai dengan infeksi uterus
janin atau embrio
dan kadang-kadang pada struktur adneksa
2. Harus diingat kemungkinan adanya
serta disertai dengan gejala-gejala
kehamilan ektopik pada kasus
septisemia.
kehamilan muda dengan riwayat
perdarahan per vaginam
ANGKA KEJADIAN
15% kehamilan klinis dan 60% kehamilan
kimiawi berakhir dengan abortus spontan.
8% abortus spontan terjadi pada kehamilan
kurang dari 12 minggu.
Usia ibu
Jumlah kehamilan
dengan janin aterm
sebelumnya
Kejadian abortus Faktor OVOFETAL :
sebelumnya Pemeriksaan USG janin dan histopatologis
Kejadian lahir mati selanjutnya menunjukkan bahwa pada 70%
sebelumnya kasus, ovum yang telah dibuahi gagal untuk
Riwayat hamil dengan berkembang atau terjadi malformasi pada
janin yang mengalami tubuh janin.
kelainan kongenital Pada 40% kasus, diketahui bahwa latar
atau defek genetik belakang kejadian abortus adalah kelainan
chromosomal.
Pengaruh orang tua : Pada 20% kasus, terbukti adanya kegagalan
trofoblast untuk melakukan implantasi
Kelainan genetik dengan adekwat.
orang tua Faktor MATERNAL :
Komplikasi medis 2% peristiwa abortus disebabkan oleh adanya
penyakit sistemik maternal (systemic lupus
erythematosis) dan infeksi sistemik maternal
ETIOLOGI tertentu lainnya.
8% peristiwa abortus berkaitan dengan
abnormalitas uterus ( kelainan uterus
1. Faktor ovofetal kongenital, mioma uteri submukosa,
2. Faktor maternal inkompetensia servik).
Terdapat dugaan bahwa masalah psikologis
Abortus yang terjadi pada minggu-minggu memiliki peranan pula dengan kejadian
pertama kehamilan umumnya disebabkan abortus meskipun sulit untuk dibuktikan atau
oleh faktor ovofetal ; pada minggu-minggu dilakukan penilaian lanjutan.
berikutnya (11 – 12 minggu), abortus yang
terjadi disebabkan oleh faktor maternal.
MEKANISME ABORTUS
Mekanisme awal terjadinya abortus adalah
lepasnya sebagian atau seluruh bagian
embrio akibat adanya perdarahan minimal
pada desidua.
Kegagalan fungsi plasenta yang terjadi akibat
perdarahan subdesidua tersebut 5. (jarang) Karsinoma servik uteri
menyebabkan terjadinya kontraksi uterus dan 6. Pedunculated submucous myoma
mengawali proses abortus
“Blighted ovum”
“Blighted Ovum” atau anembryonic
pregnancy adalah perkembangan embrio
yang gagal sehingga yang ditemukan hanya
kantung kehamilan dengan atau tanpa
disertai yolk sac.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
DIAGNOSTIK
Laboratorium
Darah lengkap
o Kadar haemoglobih rendah kehamilan abnormal tanpa yolk sac atau
akibat anemia haemorrhagik. embrio
o LED dan jumlah leukosit
meningkat tanpa adanya
infeksi.
Tes kehamilan
Ultrasonografi
USG transvaginal dapat digunakan untuk
deteksi kehamilan 4 – 5 minggu.
Detik jantung janin terlihat pada kehamilan
dengan CRL > 5 mm (usia kehamilan 5 – 6
minggu). Kehamilan intrauterine 8 minggu. Terlihat
Dengan melakukan dan menginterpretasi gambaran embrio (E) dan yolk sac (YS)
secara cermat, pemeriksaan USG dapat
digunakan untuk menentukan apakah
kehamilan viabel atau non-viabel.
Pada abortus imimnen, mungkin terlihat
adanya kantung kehamilan (gestational sac
GS) dan embrio yang normal.
Prognosis buruk bila dijumpai adanya :
KOMPLIKASI
Kematian embrio pada kehamilan 8 minggu Perdarahan yang menyebabkan
Terlihat dinding kantung kehamilan (GS) haemorrhagic shock
yang iregular dan Yolk sac yang mengempis Infeksi
Sepsis pasca abortus provokatus
Sinechia intrauterine (Asherman’s
syndroma)
Infertilitas
Perforasi, cedera vesika urinaria atau
usus akibat tindakan kuretase
Pembentukan fistula
TERAPI
Keberhasilan penatalaksanaan abortus
tergantung pada diagnosa dini.
Pada semua pasien harus dilakukan
Uterus yang kosong ( U ) dengan masa anamnesa dan pemeriksaan fisik lengkap.
adneksa (A) yang diduga adalah kehamilan Pemeriksaan laboratorium meliputi
ektopik. β hCG saat ini > 100 mIU pemeriksaan darah lengkap, golongan darah.
Kultur servik dikerjakan pada pasien abortus
septik.
Kehamilan ektopik dapat menunjukkan Pada Abortus iminen :
gejala yang menyerupai abortus, gangguan
haid biasa, nyeri abdomen atau nyeri Tirah baring.
panggul. Kadang ditemukan masa adneksa. Prognosis baik bila perdarahan
Pemeriksaan USG dapat menyingkirkan berhenti dan keluhan nyeri hilang.
kemungkinan kehamilan ektopik bila D & C diperlukan bila perdarahan
ditemukan adanya kantung kehamilan dalam terus berlangsung dan banyak.
uterus, namun perlu diingat (meski sangat
jarang) adanya peristiwa kehamilan Pada abortus insipien dan inkompletus :
heterotopik (kehamilan ektopik dan
kehamilan intrauterine yang terjadi secara Kuretase
bersamaan). Perbaikan keadaan umum ibu
Prognosis baik bila hasil konsepsi
dapat dikeluarkan secara lengkap
Mola Hidatidosa
Umumnya mengalami abortus sebelum
Pada abortus kompletus : Observasi dapat menunjukkan adanya malformasi
perdarahan. uterus.
Abortus pada trimester II memerlukan Bila abortus berulang diperkirakan akibat
perawatan di rumah sakit . endometritis, perlu dikerjakan kultur jaringan
Pemberian obat uterotonik dapat endometrium.
menghentikan perdarahan dan membantu Masih belum jelas apakah toxoplasmosis –
pengeluaran hasil konsepsi yang masih ada. cytomegalovirus – virus herpes – rubella atau
Pada abortus septik : kuretase harus listeria dapat menjadi penyebab dari
dilakukan paling lama 24 jam setelah peristiwa abortus berulang. Saat ini, peranan
pemberian antibiotika spektrum luas dan dari vaginosis bakterial dalam peristiwa
kortiskosteroid. abortus berulang sedang diteliti.
Disfungsi endokrin seperti PCOS (polycystic
ABORTUS HABITUALIS ovarian syndrome) dapat disingkirkan
Abortus berulang (recurrent abortion) adalah dengan melakukan ultrasonografi TVS.
abortus yang terjadi 3 kali secara berturut- Banyak ahli berpendapat bahwa penyakit
turut. tiroid dan diabetes bukan merupakan
Angka kejadian 0.4 – 1%. penyebab abortus berulang.
Resiko berulangnya abortus setelah abortus I Kelainan kromosome pada kedua orang tua
adalah 20% ; resiko setelah abortus II adalah menyangkut sekitar 5% abortus berulang dan
25% dan resiko setelah abortus III adalah tidak ada terapi khusus.
30% Faktor imunologi mendapatkan perhatian
khusus selama 10 tahun terakhir ini. Secara
teoritis, bila kedua orang tua menggunakan
beberapa HLA (Human Leucocyt Antigen)
secara bersamaan maka janin dari pasangan
ini tidak mampu untuk memberikan
rangsangan yang memadai terhadap ibu
untuk menghasilkan suatu “blocking
antibody” untuk janin alogenik sehingga
terjadi abortus. Pada kasus seperti itu, bila
wanita tersebut berganti pasangan maka
kemungkinan abortus berulang menjadi
turun.
Beberapa wanita yang menderita penyakit
autoimune terutama sindroma antifosfolipid
(APLS) dan sistemik lupus eritematosus
(SLE) memiliki reaksi “blocking antibody”
kuat yang menjadi penyebab terjadinya
abortus berulang.
Pemeriksaan dan Penatalaksanaan Bila akan dilakukan terapi imunologi maka
Pemeriksaan medis dan anamnesa obstetrik kemungkinan SLE harus disingkirkan oleh
yang cermat diharapkan dapat menunjukkan karena dengan terapi imunologi, SLE akan
adanya penyakit sistemik atau dugaan adanya menjadi berat.
inkompetensia servik. Bila dari hasil pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan vaginal dapat menunjukkan terbukti adanya SLE maka terapi berupa
adanya mioma uteri atau inkompetensia pemberian aspirin dan heparin dosis
servik. Ultrasonografi TVS dapat membantu rendah yang dapat memperbaiki angka lahir
usaha untuk menegakkan diagnosa yang hidup dari 10% menjadi 70%.
lebih baik.
Pemeriksaan dengan ultrasonografi TVS juga INKOMPETENSIA SERVIK
20% penderita abortus berulang pada
trimester II menderita inkompetensia servik.
DASAR DIAGNOSA INKOMPETENSIA
SERVIK :