Você está na página 1de 2

Anaximenes 545 SM

Posted on 2 Agustus 2010 by Biografi

Anaximenes adalah seorang filsuf yang berasal dari kota Miletos, sama
seperti Thales dan Anaximandros. Anaximenes hidup sezaman dengan kedua filsuf tersebut,
kendati ia lebih muda dari Anaximandros. Ia disebut di dalam tradisi filsafat Barat, bersama
dengan Thales dan Anaximandros, sebagai anggota Mazhab Miletos. Anaximenes adalah
teman, murid, dan pengganti dari Anaximandros. Sebagaimana kedua filsuf Miletos yang
lain, ia berbicara tentang filsafat alam, yakni apa yang menjadi prinsip dasar (arche) segala
sesuatu.

Tentang riwayat hidupnya, tidak banyak yang diketahui. Anaximenes mulai terkenal sekitar
tahun 545 SM, sedangkan tahun kematiannya diperkirakan sekitar tahun 528/526 SM. Ia
diketahui lebih muda dari Anaximandros. Ia menulis satu buku, dan dari buku tersebut hanya
satu fragmen yang masih tersimpan hingga kini.

Udara sebagai prinsip dasar segala sesuatu

Salah satu kesulitan untuk menerima filsafat Anaximandros tentang to apeiron yang
metafisik adalah bagaimana menjelaskan hubungan saling mempengaruhi antara yang
metafisik dengan yang fisik. Karena itulah, Anaximenes tidak lagi melihat sesuatu yang
metafisik sebagai prinsip dasar segala sesuatu, melainkan kembali pada zat yang bersifat fisik
yakni udara.

Tidak seperti air yang tidak terdapat di api (pemikiran Thales), udara merupakan zat yang
terdapat di dalam semua hal, baik air, api, manusia, maupun segala sesuatu. Karena itu,
Anaximenes berpendapat bahwa udara adalah prinsip dasar segala sesuatu. Udara adalah zat
yang menyebabkan seluruh benda muncul, telah muncul, atau akan muncul sebagai bentuk
lain. Perubahan-perubahan tersebut berproses dengan prinsip “pemadatan dan pengenceran”
(condensation and rarefaction. Bila udara bertambah kepadatannya maka muncullah berturut-
turut angin, air, tanah, dan kemudian batu. Sebaliknya, bila udara mengalami pengenceran,
maka yang timbul adalah api. Proses pemadatan dan pengenceran tersebut meliputi seluruh
kejadian alam, sebagaimana air dapat berubah menjadi es dan uap, dan bagaimana seluruh
substansi lain dibentuk dari kombinasi perubahan udara.

Tentang Alam Semesta

Pembentukan alam semesta menurut Anaximenes adalah dari proses pemadatan dan
pengenceran udara yang membentuk air, tanah, batu, dan sebagainya. Bumi, menurut
Anaximenes, berbentuk datar, luas, dan tipis, hampir seperti sebuah meja. Bumi dikatakan
melayang di udara sebagaimana daun melayang di udara. Benda-benda langit seperti bulan,
bintang, dan matahari juga melayang di udara dan mengelilingi bumi. Benda-benda langit
tersebut merupakan api yang berada di langit, yang muncul karena pernapasan basah dari
bumi. Bintang-bintang tidak memproduksi panas karena jaraknya yang jauh dari bumi.
Ketika bintang, bulan, dan matahari tidak terlihat pada waktu malam, itu disebabkan mereka
tersembunyi di belakang bagian-bagian tinggi dari bumi ketika mereka mengitari bumi.
Kemudian awan-awan, hujan, salju, dan fenomena alam lainnya terjadi karena pemadatan
udara.

Tentang Jiwa

Jiwa manusia dipandang sebagai kumpulan udara saja. Buktinya, manusia perlu bernafas
untuk mempertahankan hidupnya. Jiwa adalah yang mengontrol tubuh dan menjaga segala
sesuatu pada tubuh manusia bergerak sesuai dengan yang seharusnya. Karena itu, untuk
menjaga kelangsungan jiwa dan tubuh. Di sini, Anaximenes mengemukakan persamaan
antara tubuh manusiawi dengan jagat raya berdasarkan kesatuan prinsip dasar yang sama,
yakni udara. Tema tubuh sebagai mikrokosmos (jagat raya kecil) yang mencerminkan jagat
raya sebagai makrokosmos adalah tema yang akan sering dibicarakan di dalam Filsafat
Yunani. Akan tetapi, Anaximenes belum menggunakan istilah-istilah tersebut di dalam
pemikiran filsafatnya

Você também pode gostar