Você está na página 1de 1

TUGAS PERPAJAKAN II

Analisis Pajak atas Jasa Katering

1. Pajak atas Jasa Katering Dilihat dari Segi Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
Seperti tercantum dalam UU No. 42 Tahun 2009 tentang PPN dan PPnBM Pasal 4A
bahwa jasa katering tidak dikenai Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Kriteria jasa katering
atau boga yang tidak dikenai PPN tercantum dalam PMK No 18/PMK 010/2015 adalah
jasa penyediaan makanan dan minuman yang dilengkapi dengan peralatan dan
perlengkapan untuk proses pembuatan, penyimpanan, dan penyajian, untuk disajikan di
lokasi yang diinginkan oleh pemesan. Hal ini juga dapat dilakukan dengan atau tanpa
peralatan dan petugasnya. Sedangkan untuk kriteria jasa katering yang dikenai PPN
adalah penjualan makanan dan atau minuman yang dilakukan melalui tempat penjualan
berupa toko, kios, dan sejenisnya untuk menjual makanan dan/ atau minuman, baik
penjualan secara langsung maupun penjualan secara tidak langsung pesanan. Begitupun
untuk makanan dan minuman yang disajikan di hotel, restoran, rumah makan, warung
dan sejenisnya meliputi makanan dan minuman baik yang dikonsumsi di tempat maupun
tidak, termasuk makanan dan minuman yang diserahkan oleh usaha jasa boga dan
katering juga tidak dikenakan PPN.

2. Pajak atas Jasa Katering Dilihat dari Segi Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23
Jasa katering termasuk jasa lain yang dikenai PPh Pasal 23 menurut PMK No.
141/PMK.03/2015. Jasa katering yang dikenai PPh Pasal 23 dengan tarif 2% yaitu jika
suatu perusahaan menggunakan jasa katering dari pihak lain dan pihak perusahaan
dengan pihak lain tersebut membuat kontrak agar pihak penyedia jasa katering tersebut
menyediakan makanan dan/atau minuman terus-menerus berkelanjutan.

3. Pajak atas Jasa Katering Dilihat dari Segi Pajak Daerah (Perda Kota Surakarta)
Seperti tercantum dalam Peraturan Daerah Kota Surakarta No. 4 tahun 2011 bahwa
pelayanan yang disediakan restoran meliputi pelayanan penjualan makanan dan/atau
minuman yang dikonsumsi oleh pembeli, baik dikonsumsi di tempat pelayanan maupun
di tempat lain. Dalam hal ini jasa katering oleh restoran dikenai Pajak Daerah dengan
tarif yang dibagi menjadi 3 (tiga) kategori yaitu:
a) Tarif Pajak Restoran ditetapkan sebesar 10% (sepuluh persen) untuk restoran dengan
kategori A, yaitu restoran yang memiliki nilai penjualan Rp. 10.000.000,00 (sepuluh
juta rupiah) atau lebih per bulan;
b) Tarif Pajak Restoran ditetapkan sebesar 5% (lima persen) untuk restoran dengan
kategori B, yaitu restoran yang memiliki nilai penjualan Rp. 5.000.000,00 (lima juta
rupiah) sampai di bawah Rp. 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) per bulan;
c) Tarif Pajak Restoran ditetapkan sebesar 3 % (tiga persen) untuk restoran dengan
kategori C, yaitu restoran yang memiliki nilai penjualan Rp. 1.000.000,00 (satu juta
rupiah) sampai di bawah Rp. 5.000.000,00 (lima juta rupiah) per bulan.

Você também pode gostar