Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Kedelai diduga berasal dari daratan pusat dan utara Cina. Hal ini didasar-
kan pada adanya penyebaran Glycine ussuriensis, spesies yang diduga sebagai
tergolong spesies yang sama. Korea merupakan sentra kedelai dan diduga kedelai
menyebar ke Jepang antara 200 SM dan abad ke-3 Setelah Masehi (Nagata 1960).
Jalur penyebaran kedelai yang kedua dimungkinkan dari daratan Cina Tengah ke
Jepang dan Cina, sekitar abad ke 6 dan 8. Catatan sejarah tentang budi daya dan
produksi kedelai juga dimulai dari daratan Cina (Muchlis dan Aida, 2011).
Filipina, Vietnam, Thailand, Malaysia, Birma, Nepal, dan India dimulai sejak
pada abad pertama setelah masehi sampai abad penemuan (abad 15-16),
tahun 1673 (namun tidak dipublikasikan sampai tahun 1747) yang menyebutkan
bahwa kedelai ditanam di Amboina (sekarang bernama Ambon). Saat ini, tanaman
kedelai telah berkembang di banyak negara, bahkan negara Amerika dan sebagian
Kedelai berakar tunggang, pada tanah subur dan gembur akar dapat tumbuh
sampai kedalam 150 cm. Pada akar kedelai terdapat bintil akar yang merupakan
Bagian batang sebut hipokotil bawah di bawah keping biji yang belum
lepas disebut hipokotil, sedangkan bagian di atas keping biji disebut epikotil.
(unifoliate) dan bertangkai sepanjang 1-2 cm, terletak bersebrangan pada buku
pertama di atas kotiledon. Daun-daun berikutnya yang terbetuk pada batang utama
dan pada cabang ialah daun bertiga (trifoliate), namun adakalanya terbentuk daun
terdapat alat jantan dan alat betina. Penyerbukan terjadi pada saat mahkota bunga
masih menutup, sehingga kemungkinan terjadinya kawin silang secara alam amat
kecil. Bunga terletak pada ruas-ruas batang, berwarna ungu atau putih. Tidak
semua bunga dapat menjadi polong walaupun telah terjadi penyerbukan secara
pematangan warna polong berubah menjadi lebih tua, warna hijau menjadi
Bentuk biji kedelai beragam dan lonjong hinngga bulat, dan sebagian besar
kedelai yang ada di Indonesia berbentuk lonjong. Berdasarkan ukuran biji dapat
dikelompokan atas 3 ukuran yaitu : biji ukuran besar ( berat >14 gram/100 biji),
ukuran sedang (1014 gram/100 biji), dan ukuran kecil (<10 gram/100 biji). Biji
tersusun oleh kotiledon dan dilapisi oleh kulit biji (testa), antara kulit biji dan
Letak Geografis
0°-50° Lintang Utara (LU), dan dari 0°-45° LS, meliputi wilayah tropik hingga
bagi suhu dan panjang hari spesifik. Indonesia, sebagai salah satu negara produsen
yang ideal. Panjang hari (lama penyinaran matahari) yang merata dan relatif
kedelai. Kedelai termasuk tanaman hari pendek, yaitu tanaman cepat berbunga
apabila panjang hari 12 jam atau kurang, dan tanaman tidak mampu berbunga
telah berbunga pada umur 25-40 hari, pada saat tinggi tanaman baru mencapai 40-
50 cm. Di wilayah subtropis, yang memiliki panjang hari 14-16 jam pada musim
semi-musim panas, tanaman kedelai baru berbunga setelah berumur 50-70 hari,
pada saat tinggi tanaman telah mencapai 70-80 cm, dan telah membentuk banyak
cabang. Umur matang kedelai di Indonesia juga sangat genjah, berkisar antara
75-95 hari, sedang kedelai di daerah subtropis mencapai 150-160 hari. Perbedaan
Detam
lebih banyak dan memiliki daya simpan yang lebih lama di bandingkan kedelai
kuning. Banyak sekali manfaat kedelai hitam, seperti bahan baku makanan sehat
atau industri kecap yang berkualitas baik, oleh karena itu perlu adanya
1) Detam-1, berdaya hasil 2,51 t/ha dan berukuran biji besar (14,84 g/100 biji),
dan merupakan kedelai hitam pertama yang berkriteria berukuran biji besar.,
2) Detam-2, berdaya hasil 2,46 t/ha dan menjadi varietas kedelai berkandungan
protein paling tinggi di Indonesia (45,58% berat kering) dan juga tergolong
Anjasmoro
agroekosistem lahan sawah, lahan kering, lahan rawa lebak, dan lahan rawa
pasang surut. Varietas unggulan disenangi petani karena produksinya tinggi,
bijinya besar, dan polong tidak mudah pecah. Varietas Anjasmoro memiliki daya
hasil 2,03–2,25 t/ha, tahan rebah, dan moderat terhadap penyakit karat daun
Anjasmoro merupakan hasil seleksi massa dari populasi galur murni MANSURIA
.
DAFTAR PUSTAKA
Aulia, Rosmayati dan Eva. 2014. Respon Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa
Varietas Kedelai Hitam (Glycine max L.) Berdasarkan Ukuran Bij. Jurnal
Online Agroteknologi Vol. 2 No. 4.
Muchlis dan Aida. 2011. Biologi Tanaman Kedelai. Pusat Penelitian Tanaman
Kacang-Kacangan dan Umbi-umbian. Malang.
Rengganis, R. D. 2013. Peran Fungi Mikoriza Arbuskula Dan Pupuk Rock Fosfat
Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine Max (L.) Merrill).
FP USU. Medan
Sumarno dan Ahmad. 2011. Persyaratan Tumbuh Dan Wilayah Produksi Kedelai
Di Indonesia. Pusat penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan,
Bogor.