Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
ANGGI AFRIALDI
BP:1301031007
OLEH:
ANGGI AFRIALDI
BP.1301032029
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui:
Ketua Jurusan Ketua Program Studi
Teknik Elektro Teknik Listrik
Allah, Terima kasih atas segala nikmat, rahmat, dan semua yang telah Engkau
anugerahkan kepadaku. Alhamdulillah, Ya Rabb Ya Rahman Ya Rahim…
Segenap jiwa dan raga saya persembahkan karya kecil ini untuk orang-orang
tersayang.Ayah,Syahriyal yang selalu menyayangi saya dengan caranya yang tidak dapat
saya artikan sampai hembusan nafas terakhirnya.Ayah, Maaf anggi tidak bisa
mewujudnya lebih cepat. Kebahagian ini akan terasa lebih lengkap jika Ayah disisi.
Bundo Elmida Asra,semoga karya ini dapat menjadi alasan bundo tersenyum setelah
begitu banyak alasan yang membuat bundo menangis.
Ruli Saputra S.Pt, Elza Zikriani,S.Psi,dan Salwa Syahira, abang, One,dan adik
yang membanggakan. Semangat berjuang demi membahagiakan Bundo dan tetap
berdoa untuk Ayah.
Keluarga Besar yang sangat menyenangkan Makdang Alfian Asra, S.Pd dan
Tante Irda Febriani, SH, Makngah Nofriadi Asra, Makciak Yudi Iswandi Asra dan
Tante Elvira Deswita, S.PdI, Tete Delvia Yenti Asra, SE, Oma Anisma, Een Erniati
Khairunas. Terima kasih telah menguatkan dan telah menjadi tempat bergantung
setelah Ayah dipanggil oleh-Nya.
Kawan-kawan Sanasib Sapajuangan, Salapiak sapatiduran,Saduduak
Sapamanianan.Terutama untuk anak kos AM. Ridho (kaliang), Ricardo
(boge),Putra(Cipuik),Fajri (Camaik),Rahman, Randi, Didi, Adi. Terima kasih untuk
kebersamaan, Kegilaan dan Canda tawa Selama ini. Kita mungkin sekarang terpisah,
tetapi ingatlah kita pernah merangkai cita dan rencana bersama. Semoga kelak kita
dipertemukan dengan impian yang telah digengaman masing-masing.
Kamu, Dia, Mereka dan Kalian. Kamu yang mungkin terlewat tapi senantiasa
mendoakan dalam diam. Dia yang mungkin terlupakan yang memperhatikan dalam
enggan.Mereka yang mungkin terlewatkan yang mengkhawatirkan dari jauh.Kalian yang
mungkin terlupakan yang mendukung dengan ikhlas.Maafkan setiap ke-alfa-an yang
mungkin melukai hati.Setiap dari kalian adalah sumber inspirasi dalam menjalani hidup
ini.Terima kasih telah bersedia memaafkan dan mendoakan.Allah bless us !
Anggi Afrialdi
ABSTRAK
Gedung Instalasi gawat darurat merupakan salah satu gedung baru di lingkungan
rumah sakit paru pariaman, Pada lantai 2 gedung ini terdapat ruangan tindak medis
seperi ruang operasi,ruang observasi, Ruang Hight care Unit (HCU) dan ruang tindak
medis lainya.Pada lantai 2 ini juga terdapat ruang pendukung seperti ruang isirahat
doker, gudang obat, ruang linen bersih, toilet dan lain-lain. Maka dari itu untuk sistem
instalasi listrik gedung tersebut harus sesuai dengan standar instalasi listrik yaitu
Rumah Sakit Paru Pariaman ini dirancang sesuai dengan fungsi setiap ruangan pada
gedung dan aman dari bahaya listrik sesuai dengan standar PUIL 2011, sehingga
dan merancang panel Sub Distribution Panel (SDP) pada lantai 2. Seluruh dari
Penerangan lantai 2 gedung instalasi gawat darurat Rumah Sakit Paru Pariaman ini
i
KATA PENGANTAR
Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Paru Pariaman,ini penulis buat sebagai
syarat memperoleh gelar sarjana muda ahlimadya dari Politeknik Negeri Padang
6. Selanjunya, semua piha yang tedak dapat disebutkan satu persatu yang
telah membantu semua proses penelitian dan penulisan tugas ahir ini.
i
Dengan segala kerendahan hati, penulis berharap agar laporan tugas akhir
Angi Afrialdi
ii
DAFTAR ISI
ABSTRAK..................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................................vi
DAFTAR TABEL.....................................................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................................ix
Bab I PENDAHULUAN........................................................................................................1
1.1. Latar Belakang......................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah................................................................................................2
1.3. Tujuan......................................................................................................................3
1.4. Batasan Masalah..................................................................................................3
1.5. Metodologi Penelitian........................................................................................4
1.6. Sistematika Penulisan.........................................................................................4
iv
2.10.2 Metode Lumen ................................................................... 29
Bab III PERENCANAAN INSTALASI PENERANGAN ................................... 34
v
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
yang sesuai kegiatan pelayanan pada suatu rumah sakit dapat berjalan dengan
dan keperluan lain, seperti sumber tenaga untuk peralatan listrik yang dapat
kebutuhan yang mendasar bagi rumah sakit untuk keperluan peralatan listrik
kapasitas beban.
1.3 Tujuan
beban.
Agar lebih terperinci dan lebih mudah dipahami, topik penulisan Tugas Akhir
Paru Pariaman.
beban.
1. Studi literatur
Studi literatur adalah suatu cara yang digunakan dalam pengumpulan data
dengan membaca buku-buku dan artikel yang relevan dengan masalah yang
akan dibahas.
2. Wawancara
diskusi dengan dosen dan pihak yang menangani sistem kelistrikan di rumah
sakit tersebut.
3. Pengumpulan Data
4. Perancangan
BAB I PENDAHULUAN
data penelitian.
BAB V PENUTUP
BAB II
LANDASAN TEORI
Instalasi listrik adalah saluran listrik beserta gawai maupun peralatan yang
terpasang baik di dalam maupun di luar bangunan untuk menyalurkan arus listrik.
Rancangan instalasi listrik harus memenuhi ketentuan PUIL 2011 dan peraturan yang
Instalasi listrik atau instalasi tenaga listrik dapat diartikan sebagai suatu cara
penempatan dan pemasangan penyalur tenaga listrik untuk semua peralatan yang
memerlukan tenaga listrik untuk pengoperasiannya dan bagian ini langsung berada
b. Sistem pembagian
d. Pengamanan
e. Pentanahan
Peraturan Pelaksanaannya.
Hidup.
keselamatan manusia, makhluk hidup lain dan keamanan harta benda dari bahaya dan
kerusakan yang bisa ditimbulkan oleh penggunaan instalasi listrik. Selain itu,
berfungsinya instalasi listrik harus dalam keadaan baik dan sesuai dengan maksud
penggunaannya.
pemasangan suatu instalasi listrik dimaksudkan agar instalasi yang dipasang dapat
digunakan secara optimum, efektif dan efisien. Adapun prinsip dasar tersebut ialah
sebagai berikut :
1. Keandalan
Artinya, seluruh peralatan yang dipakai pada instalasi tersebut haruslah handal
dan baik secara mekanik maupun secara kelistrikannya. Keandalan juga berkaitan
9
dengan sesuai tidaknya pemakaian pengaman jika terjadi gangguan, contohnya bila
terjadi suatu kerusakan atau gangguan harus mudah dan cepat diatasi dan diperbaiki
2. Ketercapaian
dijangkau oleh pengguna pada saat mengoperasikannya dan tata letak komponen
listrik tidak susah untuk di operasikan, sebagai contoh pemasangan saklar tidak
3. Ketersediaan
Artinya, kesiapan suatu instalasi listrik dalam melayani kebutuhan baik berupa
instalasi tidak mengganggu sistem instalasi yang sudah ada, tetapi kita hanya
4. Keindahan
Artinya, dalam pemasangan komponen atau peralatan instalasi listrik harus ditata
sedemikian rupa, sehingga dapat terlihat rapi dan indah serta tidak menyalahi
5. Keamanan
baik keamanan terhadap manusia, bangunan atau harta benda, makhluk hidup lain dan
6. Ekonomis
biaya yang dikeluarkan dapat sehemat mungkin tanpa harus mengesampingkan ha-hal
diatas.
PHB adalah panel hubung bagi / papan hubung bagi / panel berbentuk lemari
Untuk PHB sistem tegangan rendah, hantaran utamanya merupakan kabel feeder
dan biasanya menggunakan NYFGBY. Untuk menempatkan panel pada lokasinya dan
2011.
Pada gambar 2.1 terlihat pintu panel MDP terpasang lampu indikator atau
lampu tanda yang fungsinya menggambarkan bahwasanya aliran arus listrik pada
panel dalam keadaan bekerja atau mengalir. Pada pintu panel juga terpasang alat ukur
ampermeter, ampermeter digunakan untuk mengukur arus yang disuplai beban. Alat
ukur ini pemasangannya seri. Selain itu juga terpasang alat ukur voltmeter, voltmeter
adalah alat ukur yang mengukur besaran tegangan yang mengalir pada suatu
rangkaian instalasi listrik. Maksud pengukuran ini adalah untuk mengetahui besaran
tegangan yang mengalir pada rangkaian tersebut, apakah mengalami penurunan (drop
Distribution beban.
12
Seperti yang terlihat pada gambar 2.2 pada pintu panel SDP terdapat lampu
inndikator yang fungsinya menggambarkan bahwasanya aliran arus listrik dari panel
MDP dalam keadaan bekerja atau mengalir dan masuk pada panel SDP.
Panel ini hampi sama dengan SDP. Yang membedakannya adalah kapasitasnya
2.5 Armatur
lampu dan juga melindungi lampu serta tempat penyambungan rangkaian sumber.
Beberapa karakteristik penting bagi sebuah armatur seperti dijelaskan W.J.M Van
a. Memiliki foto metrik yang dinyatakan dalam bentuk grafik untuk perhitungan
penerangan
Berbagai jenis armatur dan bentuk konstruksi armatur untuk penerangan dalam kantor
Armatur dengan kode TBS 300 digunakan untuk penerangan dalam kantor-
kantor dan gedung-gedung pertemuan. Bentuknya sangat dekoratif dan terdiri darai
bebrbagai model. Lampu yang dipakai TL, TLD, TLDHF dengan bermacam daya.
Rumah lampu ini terbuat dari galvanizes sheet steel. Reflektor terbuat dari glass-fibre
reinforced polyester. Disamping itu armatur ini dilengkapi cermin. Konstruksi armatur
Armatur tipe TCS dapat digunakan untuk kantor dengan lampu TLD, TLDHF
Lampu yang digunakan pada armatu adalah TDL. Rumah armatur terbuat dari glass-
fibre reinforced pressed polyester. Konstruksi armatur tipe TCW ditujunjukan pada
gambar 2.5.
15
2.6 Downlight
oleh rumah lampu downlight dapat dikatakan sangat sederhana, yaitu hanya
Teknik ini akan menjadikan area bagian bawah ruangan terasa lebih terang meskipun
Dalam hal ini, rumah lampu downlight bisa dikatakan sebagai perangkat yang
memodifikasi cahaya keluaran dari lampu. Jadi, cahaya keluaran dari lampu dijadikan
cahaya baru dengan intensitas lebih tinggi. Sebuah konsep memaksimalkan cahaya
lampu yang sederhana dan murah, dan sangat efektif dalam mengefisiensikan
16
pemakaian daya. Rumah lampu downlight merupakan satu unit perangkat yang terdiri
dari beberapa bagian. Tiga bagian utama yang harus ada di dalamnya adalahfitting
lampu, rangka penampang (bracket) dan mangkuk berkilat. Entah apa istilah resmi
dari ketiga unit itu. Mangkuk berkilat ini memegang peran terpenting dari
Fungsi mangkuk ini adalah memantulkan cahaya yang dihasilkan lampu. Semakin
bening kilat yang dimiliki mangkuk tersebut, pantulan cahaya yang dihasilkan
meningkatkan intensitas cahaya lampu hingga area bagian bawah ruangan. Kerumitan
memakai rumah lampu downlight adalah saat pemasangannya. Anda harus mengukur
diameter lingkaran rumah lampu untuk membuat lubang pada langit-langit rumah.
Inilah yang harus direncanakan dengan matang sebelum dikerjakan. Karena begitu
lubang dibuat, tidak dapat ditutup lagi. Konstruksi downlight ditunjukan pada gambar
2.6.
Secara perawatan, unit rumah lampu downlight tidak memerlukan biaya yang
besar. Kita hanya perlu membersihkan mangkuk berkilat secara berkala agar kilat
2.7 Penghantar
Cara penggunaan kode pengenal untuk salah satu jenis kabel yaitu :
Kabel NYA hanya memiliki satu penghantar berbentuk pejal, kabel ini pada
instalasi listrik harus menggunakan pelindung dari pipa union atau paralon/PVC
ataupun pipa fleksibel. Konstruksi kabel NYA ditunjukan pada gambar 2.7
Sedangkan kabel NYM adalah kabel yang memiliki beberapa penghantar dan
memiliki isolasi luar sebagai pelindung. Konstruksi dari kabel NYM terlihat pada
Kabel tanah thermoplastik tanpa perisai seperti NYY, biasanya digunakan untuk
kabel tenaga pada industri. Kabel ini juga dapat ditanam dalam tanah, dengan syarat
bisa berupa pipa atau pasir dan diatasnya diberi batu. Pada prinsipnya susunan NYY
ini sama dengan susunan NYM. Hanya tebal isolasi dan selubung luarnya serta jenis
PVC yang digunakan berbeda. Warna selubung luarnya hitam. Untuk kabel tegangan
Penggunaan utama NYY sebagai kabel tenaga adalah untuk instalasi industri
di dalam gedung maupun di alam terbuka, di saluran kabel dan dalam lemari hubung
bagi, apabila diperkirakan tidak akan ada gangguan mekanis. NYY dapat juga
20
gambar 2.9
4) Kabel NYFGbY
apabila ada kemungkinan terjadi gangguan kabel secara mekanis, kabel NYFGbY
intinya terdiri dari penghantar tembaga, dengan isolasi PVC, penggabungan dua atau
lebih inti dilengkapi selubung atau pelindung yang terdiri dari karet dan perisai kawat
baja bulat. Perisai dan pembungkus diikat dengan spiral pita baja, untuk menghindari
korosi pada pita baja, maka kabel di selubungi pelindung PVC warna hitam.
.
21
5) Kabel BC
2
Kabel ini dipilin/stranded, disatukan. Ukuran/tegangan maks = 6 –500 mm /500
2.8 Pengaman
komponen listrik dari kerusakan yang diakibatkan oleh gangguan seperti arus beban
1. Isolasi, yaitu untuk memisahkan instalasi atau bagiannya dari catu daya listrik
22
2. Kontrol, yaitu untuk membuka atau menutup sirkit instalasi selama kondisi
terhadap kondisi tidak normal seperti beban lebih, hubung singkat dengan
2.8.1 MCB
thermis (bimetal) untuk pengaman beban lebih dan juga dilengkapi relay
gambar 2.12.
MCB banyak digunakan untuk pengaman sirkit satu fasa dan tiga fasa. Keuntungan
a. Dapat memutuskan rangkaian tiga fasa walaupun terjadi hubung singkat pada
c. Mempunyai respon yang baik apabila terjadi hubung singkat atau beban lebih.
23
2.8.2 MCCB
MCCB merupakan salah satu alat pengaman yang dalam proses operasinya
mempunyai dua fungsi yaitu sebagai pengaman dan sebagai alat untuk penghubung.
Jika dilihat dari segi pengaman, maka MCCB dapat berfungsi sebagai pengaman
gangguan arus hubung singkat dan arus beban lebih. Pada jenis tertentu pengaman ini,
mempunyai kemampuan pemutusan yang dapat diatur sesuai dengan yang diinginkan.
Keterangan :
4. Penggerak lepas-sambung
5. Kontak bergerak
Dimana:
P = Daya (Watt)
V = Tegangan (Volt)
yang mengalir pada busbar tersebut dan harus sesuai dengan standart yang ditetapkan
dalam PUIL 2000, yaitu arus busbar harus 1,5 kali arus nominalnya.
(2.3)
Penyebaran cahaya dari suatu sumber cahaya tergantung pada konstruksi sumber
cahaya itu sendiri dan pada kontruksi armatur yang digunakan (harten, tahun 2002 :
e. Penyebaran cahayanya
26
Sebagian besar dari cahaya yang ditangkap oleh mata, tidak dating langsung dari
sumber cahaya biasanya akan menyilaukan mata. Karena itu bahan-bahan armatur
harus dipilih sedemikian rupa sehingga sumber cahayanya terbagi secara tepat.
Berdasarkan pembagian flux cahayanya oleh sumber cahaya dan armatur yang
digunakan dapat dibedakan sistem-sistem penerangan, seperti terlihat pada tabel 2.1
2.9.1 Absorbsi
permukaan itu. Bagian yang diserap ini menimbulkan panas pada permukaan tersebut.
Bagian flux cahaya yang diserap oleh suatu permukaan ditentukan oleh factor
(2.4)
27
2.9.2Refleksi
tetap sejajar, maka terjadi refleksi cermin atau refleksi teratur (gambar 2.13). Refleksi
demikian terjadi pada cermin dan pada permukaan logam yang dipoles.
refleksi baur atau refleksi difus (gambar 2.14), seperti yang terjadi pada suatu
Antara dua bentuk ini masih dijumpai beberapa bentuk refleksi lain, misalnya
refleksi campuran (gambar 2.15) yang dapat dikenali dari permukaan yang berkilat.
Kalau bentuk berkas cahaya yang dipantulkan agak lebih teratur, dikatakan
permukaan, tetapi oleh sifat-sifat dan permukaan bahannya. Permukaan difus kadang-
kadang dapat memantulkan lebih banyak cahaya daripada suatu permukaan yang
mengkilat.
Bagian flux cahaya yang dipantulkan ditentukan oleh factor refleksi r suatu
permukaan :
(2.5)
Faktor refleksi 0,6 atau 60% berarti, bahwa 60% dan flux cahaya yang mengenai
permukaan.
2.9.3 Transmisi
atau menyerap hanya sebagian saja dari cahaya yang mengenainya. Sebagian besar
Gambar 2.18 memperlihatkan transmisi teratur. Sinar-sinar cahaya yang masuk sejajar
(2.6)
penerangan dalam tabel yang diukur pada bidang kerja. Ada 3 tipe sistem penerangan
buatan, yaitu :
suatu objek tertentu agar kelihatan menonjol, misal pada penggung atau pada ruangan
untuk pameran. Pada sistem ini dapat menggunakan lampu dan reflektor yang
e. Menunjang pekerjaan visual yang mungkin pada awalnya tidak terencana pada
suatu ruangan.
cahaya pantulan, dan sumber cahaya dianggap satu titik, serta mempunyai syarat
sebagai berikut :
1) Dimensi sumber cahaya dibanding dengan jarak sumber cahaya ke bidang kerja
Keterangan :
la = lebar armatur
(2.7)
Panjang jari-jari dari 0 ke suatu titik dari grafik menyatakan intensitas cahaya
kearah itu dalam suatu candela. Setiap gambar biasanya dilengkapi dengan data yang
menunjukan nilai dalam lumen/cd. (misal 500 lumen/cd ; 1000 lumen/cd ; 2000
kerja. Fluks cahaya diukur pada bidang kerja, yang secara umum mempunyai tinggi
Besarnya intensitas penerangan (E) bergantung dari jumlah fluks cahaya dari
(2.8)
Keterangan :
2
A : Luas bidang kerja (m )
Tidak semua cahaya dari lampu mencapai bidang kerja, karena ada yang di
pantulkan (faktor refleksi = r), dan diserap (faktor absorpsi = a) oleh dinding, plafon
dan lantai. Faktor refleksi dinding (rw) dan faktor refleksi plafon (rp) merupakan
bagian cahaya yang dipantulkan oleh dinding dan langit-langit / plafon yang
Faktor refleksi bidang kerja (rm) ditentukan oleh refleksi lantai dan refleksi
dinding antara bidang kerja dan lantai secara umum, nilai rm = 0,10 (jika rm tidak
diketahui, maka diambil nilai rm 0,10) Faktor refleksi dinding / langit-langit untuk
warna :
33
(2.9)
Keterangan :
Ketinggian sumber cahaya diatas bidang kerja atau disebut juga tinggi efektif, yaitu h’
Effisiensi Penerangan
mencapai bidang kerja dengan fluks cahaya (lumen) yang dipancarkan oleh semua
(2.11)
Keterangan :
2
A = Luas ruangan (m )
µ = Effisiensi penerangan
Jumlah Lampu
Untuk mendapatkan cahaya yang merata maka dibutuhkan jumlah lampu atau
armatur yang cukup. Jumlah lampu dan armatur dapat ditentukan dengan
(2.12)
Keterangan :
2
A = Luas bidang kerja (m )
ExLxW (2.13)
N=
Ø x LLF x CU x n
Dimana :
L = Panjang Ruang(Meter)
BAB 3
Instalasi Gawat Darurat Rumans Sakit Paru Pariaman, harus diperhatikan sistem
penerangan yang digunakan sesuai dengan kegunaan ruangan pada gedung tersebut.
Mulai
Input :
- Denah ruangan
- Fungsi ruangan
- Tingkat penerangan
yang diperlukan
- Jenis lampu
- Jenis armatur
- Warna dinding
Selesai
Setelah didapatkan data berupa bentuk denah dan ukuran denah dari gedung IGD
rumah sakit paru di pariaman maka selanjutnya dilakukan pelengkapan data agar
survey lokasi.
dalam merealisasikan ide atau gagasan yang akan dicapai berdasarkan teori
tersebut.
Tipe-tipe ruangan pada gedung IGD rumah sakit paru pariaman sebagian besar
berbentuk persegi, banyaknya jumlah lampu, armatur, dan downlight untuk masing-
masing ruangan bergantung dari fungsi dan luas ruangannya. Perhitungan jumlah
Untuk teknik penerangannya yaitu berdasarkan lampu dengan bidang kerja yang
Tb = 1 m
Deskripsi gedung IGD rumah sakit paru pariaman dapat diuraikan sebagai
berikut:
1. Dinding bangunan terbuat dari batako press dan diberi plaster yang diberi cat
tembok bewarna putih. Dan bagian bawahnya diberi keramik dari lantai setinggi
Untuk menentukan jumlah lampu yang digunakan dalam suatu ruangan maka data
39
1. Dimensi ruangan.
6. Lampu yang digunakan dan fluks cahaya yang dihasilkannya dan lain-lain.
instalasi gawat darurat Rumah Sakit Paru Pariaman dapat dilihat pada lembaran
berikut:
40
1. Koridor Publik
Lebar 3 Meter
Cu 0.65
Dari data tabel 3.1 dapat dicari nilai indeks ruangan dengan persamaan (2.9)
=
ℎ( + )
=
18 × 3
3.5(18 + 3)
41
= 0.73
Jadi jumlah lampu yang direncanakan pada ruangan ini sebanyak 19 buah.
42
Lebar 2 Meter
Cu 0.65
Dari data table 3.2 dapat dicari nilai indeks ruangan dengan persamaan (2.9)
=
ℎ( + )
=
25 × 2
3.5(25 + 2)
43
= 0.53
Jadi jumlah lampu yang direncanakan pada ruangan ini sebanyak 18 buah.
44
3. IRCU
Ruangan IRCU
Data ruang Panjang 5 Meter
Lebar 6 Meter
Cu 0.65
Dari data tabel 3.3 dapat dicari nilai indeks ruangan dengan persamaan (2.9)
=
ℎ( + )
=
5×6
2.5(5 + 6)
45
=1.09
Jadi jumlah lampu yang direncanakan pada ruangan ini sebanyak 6 buah. Dan
4. Toilet IRCU
Lebar 2 Meter
Cu 0.65
Dari data tabel 3.4 dapat dicari nilai indeks ruangan dengan persamaan (2.9)
=
ℎ( + )
=
1 2
3.5(1 + 2)
47
= 0.27
Jadi jumlah lampu yang direncanakan pada ruangan ini sebanyak 1 buah.
48
5. Air Lock
Lebar 4 Meter
Cu 0.65
Dari data tabel 3.5 dapat dicari nilai indeks ruangan dengan persamaan (2.9)
=
ℎ( + )
=
3×4
3.5(3 + 4)
49
= 0.49
Jadi jumlah lampu yang direncanakan pada ruangan ini sebanyak 2 buah. Dan
6. Ruang Makan
Ruangan Makan
Cu 0.65
Dari data tabel 3.6 dapat dicari nilai indeks ruangan dengan persamaan (2.9)
=
ℎ( + )
=
3 × 2.5
2.5(3 + 2.5)
= 0.55
51
Jadi jumlah lampu yang direncanakan pada ruangan ini sebanyak 1 buah.
52
7. Pantry
Ruangan Pantry
Data ruang Panjang 3 Meter
Lebar 2 Meter
Cu 0.65
Dari data tabel 3.7 dapat dicari nilai indeks ruangan dengan persamaan (2.9)
=
ℎ( + )
=
3×2
2.5(3 + 2)
53
= 0.48
Jadi jumlah lampu yang direncanakan pada ruangan ini sebanyak 1 buah.
54
8. HCU
Ruangan HCU
Data ruang Panjang 5 Meter
Lebar 4 Meter
Cu 0.65
Dari data tabel 3.8 dapat dicari nilai indeks ruangan dengan persamaan (2.9)
=
ℎ( + )
=
5×4
2.5(5 + 4)
55
=0.89
0.89 − 0.8
η = 0.38 + (0.38 − 0.43) = 0.36
1 − 0.8
Jadi jumlah lampu yang direncanakan adalah 4 buah. Dan jumlah armature yang
Cu 0.65
Dari data tabel 3.9 dapat dicari nilai indeks ruangan dengan persamaan (2.9)
=
ℎ( + )
=
2.5 × 1.5
2.5(2.5 + 1.5)
57
= 0.38
Jadi jumlah lampu yang direncanakan pada ruangan ini sebanyak 1 buah.
58
Cu 0.65
Dari data tabel 3.10 dapat dicari nilai indeks ruangan dengan persamaan (2.9)
=
ℎ( + )
=
2.5 × 1.5
2.5(2.5 + 1.5)
59
= 0.38
Cu 0.65
Dari data tabel 3.11 dapat dicari nilai indeks ruangan dengan persamaan (2.9)
=
ℎ( + )
=
2.5 × 1.5
2.5(2.5 + 1.5)
61
= 0.38
Jadi jumlah lampu yang direncanakan pada ruangan ini sebanyak 2 buah.
62
Cu 0.65
Dari data tabel 3.12 dapat dicari nilai indeks ruangan dengan persamaan (2.9)
=
ℎ( + )
=
2.5 × 1.5
2.5(2.5 + 1.5)
63
= 0.38
Jadi jumlah lampu yang direncanakan pada ruangan ini sebanyak 2 buah.
64
Ruangan Konsultasi
Data ruang Panjang 3 Meter
Lebar 3 Meter
Cu 0.65
Dari data tabel 3.13 dapat dicari nilai indeks ruangan dengan persamaan (2.9)
=
ℎ( + )
=
3×3
2.5(3 + 3)
65
= 0.6
Dari persamaan diatas didapatkan nilai efisiensi penerangan sebesar 0,6. Nilai indeks
0.6 terdapat pada tabel efisiensi sebesar 0,3. Maka jumlah titk lampu dapat dihitung
Jadi jumlah lampu yang direncanakan pada ruangan ini sebanyak 1 buah.
66
Lebar 3 Meter
Cu 0.65
Dari data tabel 3.14 dapat dicari nilai indeks ruangan dengan persamaan (2.9)
=
ℎ( + )
=
5×3
2.5(5 + 3)
67
= 0.75
Jadi jumlah lampu yang direncanakan pada ruangan ini sebanyak 4 buah. Dan
Cu 0.65
Dari data tabel 3.15 dapat dicari nilai indeks ruangan dengan persamaan (2.9)
=
ℎ( + )
=
2 × 2,5
2.5(2 + 2,5)
69
= 0.44
Jadi jumlah lampu yang direncanakan pada ruangan ini sebanyak 1 buah.
70
Ruangan Scrub up
Data ruang Panjang 2 Meter
Cu 0.65
Dari data tabel 3.16 dapat dicari nilai indeks ruangan dengan persamaan (2.9)
=
ℎ( + )
=
2 × 2.5
2.5(2 + 2.5)
71
= 0.44
Jadi jumlah lampu yang direncanakan pada ruangan ini sebanyak 1 buah.
72
Ruangan Operasi
Data ruang Panjang 7 Meter
Lebar 6 Meter
Cu 0.65
Dari data tabel 3.17 dapat dicari nilai indeks ruangan dengan persamaan (2.9)
=
ℎ( + )
=
7×6
2.3(8 + 6)
73
= 1.4
Jadi jumlah lampu yang direncanakan pada ruangan ini sebanyak 12 buah. Dan
Ruangan Observasi
Cu 0.65
Dari data tabel 3.18 dapat dicari nilai indeks ruangan dengan persamaan (2.9)
=
ℎ( + )
=
6×5
2.5(6 + 5)
75
= 1.09
Jadi jumlah lampu yang direncanakan pada ruangan ini sebanyak 6 buah. Dan
Lebar 3 Meter
Cu 0.65
Dari data tabel 3.19 dapat dicari nilai indeks ruangan dengan persamaan (2.9)
=
ℎ( + )
=
10 × 3
3.5(10 + 3)
77
= 0.66
0.66 − 0.6
η = 0.3 + (0.3 − 0.38) = 0.28
08. −0.6
Jadi jumlah lampu yang direncanakan pada ruangan ini sebanyak 14 buah.
78
Tabel 3.20 Data Ruangan Antara Untuk Membawa Material non Steril
Lebar 3 Meter
Cu 0.65
Dari data tabel 3.20 dapat dicari nilai indeks ruangan dengan persamaan (2.9)
=
ℎ( + )
79
=
3×3
2.5(3 + 3)
= 0.6
Dari hasil nilai indeks ruangan tersebut ditentukan efisiensi penerangan. Nilai
Jadi jumlah lampu yang direncanakan pada ruangan ini sebanyak 1 buah.
80
Lebar 3 Meter
Cu 0.65
Dari data tabel 3.21 dapat dicari nilai indeks ruangan dengan persamaan (2.9)
=
ℎ( + )
81
=
4×3
2.5(4 + 3)
= 0.69
Jadi jumlah lampu yang direncanakan pada ruangan ini sebanyak 1 buah.
82
Ruangan Sterilisasi
Data ruang Panjang 2 Meter
Cu 0.65
Dari data tabel 3.22 dapat dicari nilai indeks ruangan dengan persamaan (2.9)
=
ℎ( + )
83
=
2 × 2.5
2.5(2 + 2.5)
= 0.44
Jadi jumlah lampu yang direncanakan pada ruangan ini sebanyak 1 buah.
84
23. Balkon
Ruangan Balkon
Data ruang Panjang 1 Meter
Lebar 5 Meter
Cu 0.65
Dari data tabel 3.23 dapat dicari nilai indeks ruangan dengan persamaan (2.9)
=
ℎ( + )
85
=
1×5
2.5(1 + 5)
= 0.33
Jadi jumlah lampu yang direncanakan pada ruangan ini sebanyak 2 buah.
86
Cu 0.65
Dari data tabel 3.24 dapat dicari nilai indeks ruangan dengan persamaan (2.9)
=
ℎ( + )
87
=
2 × 2.5
2.5(2 + 2.5)
= 0.44
Jadi jumlah lampu yang direncanakan pada ruangan ini sebanyak 1 buah.
88
Ruangan Rapat
Data ruang Panjang 3 Meter
Cu 0.65
Dari data tabel 3.25 dapat dicari nilai indeks ruangan dengan persamaan (2.9)
=
ℎ( + )
89
=
3 × 3.25
2.5(3 + 3.25)
= 0.62
Jadi jumlah lampu yang direncanakan pada ruangan ini sebanyak 2 buah.
90
Ruangan Perawat
Data ruang Panjang 3 Meter
Lebar 3 Meter
Cu 0.65
Dari data tabel 3.26 dapat dicari nilai indeks ruangan dengan persamaan (2.9)
=
ℎ( + )
=
3×3
2.5(3 + 3)
91
= 0.6
Jadi jumlah lampu yang direncanakan pada ruangan ini sebanyak 2 buah.
92
Lebar 3 Meter
Cu 0.65
Dari data tabel 3.27 dapat dicari nilai indeks ruangan dengan persamaan (2.9)
=
ℎ( + )
93
=
2.5 × 3
2.5(2.5 + 3)
= 0.55
Jadi jumlah lampu yang direncanakan pada ruangan ini sebanyak 1 buah.
94
Cu 0.65
Dari data tabel 3.28 dapat dicari nilai indeks ruangan dengan persamaan (2.9)
=
ℎ( + )
95
=
3 × 2.75
2.5(3 + 2.75)
= 0.57
Jadi jumlah lampu yang direncanakan pada ruangan ini sebanyak 1 buah.
96
Lebar 2 Meter
Cu 0.65
Dari data tabel 3.29 dapat dicari nilai indeks ruangan dengan persamaan (2.9)
=
ℎ( + )
=
2×2
2.5(2 + 2)
97
= 0.4
Jadi jumlah lampu yang direncanakan pada ruangan ini sebanyak 1 buah.
98
Cu 0.65
Dari data tabel 3.30 dapat dicari nilai indeks ruangan dengan persamaan (2.9)
=
ℎ( + )
99
=
2,5 × 2.5
2.5(2,5 + 2.5)
= 0.54
Jadi jumlah lampu yang direncanakan pada ruangan ini sebanyak 1 buah.
100
Lebar 4 Meter
Cu 0.65
Dari data tabel 3.31 dapat dicari nilai indeks ruangan dengan persamaan (2.9)
=
ℎ( + )
101
=
1.5 × 4
2.5(1.5 + 4)
= 0.44
Jadi jumlah lampu yang direncanakan pada ruangan ini sebanyak 1 buah.
102
Ruangan Panel
Data ruang Panjang 1.5 Meter
Lebar 4 Meter
Cu 0.65
Dari data tabel 3.22 dapat dicari nilai indeks ruangan dengan persamaan (2.9)
=
ℎ( + )
103
=
1.5 × 4
2.5(1.5 + 4)
= 0.44
Jadi jumlah lampu yang direncanakan pada ruangan ini sebanyak 1 buah.
104
Lebar 4 Meter
Cu 0.65
Dari data tabel 3.33 dapat dicari nilai indeks ruangan dengan persamaan (2.9)
=
ℎ( + )
105
=
1.5 × 4
2.5(1.5 + 4)
= 0.44
Jadi jumlah lampu yang direncanakan pada ruangan ini sebanyak 1 buah.
106
Lebar 4 Meter
Cu 0.65
Dari data tabel 3.34 dapat dicari nilai indeks ruangan dengan persamaan (2.9)
=
ℎ( + )
107
=
1.5 × 4
2.5(1.5 + 4)
= 0.44
Jadi jumlah lampu yang direncanakan pada ruangan ini sebanyak 1 buah.
108
35. Toilet
Ruangan Panel
Data ruang Panjang 1.5 Meter
Lebar 2 Meter
Cu 0.65
Dari data tabel 3.22 dapat dicari nilai indeks ruangan dengan persamaan (2.9)
=
ℎ( + )
=
1×2
2.5(1 + 2)
109
= 0.27
Jadi jumlah lampu yang direncanakan pada ruangan ini sebanyak 1 buah. Karena
ukuran ukuran dan fungsi pada ruangan toilet laintai dua IGD RS. Paru pariaman ini
dilayani dari setiap ruang yang terdapat dalam sebuah gedung.dengan membuat tabel
110
spesifikasi gedung ini dapat diketahui beban yang dilayani dari setiap ruangan dalam
sebuah gedung, yang meruoakan penjumlahan dari total beban yang dilayani dari
dalam gedung tersebut. Pembuatan tabel desifikasi gedung dapat membanti proses
Dalam perencanaan instalasi penerangan lantai 2 gedung IGD Rumah Sakit Paru
pariaman , dimana keseluuhan daya pada lantai 2 adalah sebesar 2335 Watt hasil
Watt
Watt
Jumlah 2335
111
1. Pemakaian lampu DL LED 1 X 7 watt sebanyak 219 buah, yang mana masing-
masing lampu memiliki daya 7 watt, sehingga total daya yang diperlukan untuk
masing lampu memilii daya sebesar 9 watt, sehingga total daya yang diperlukan
lampu memiliki daya sebesar 10 Watt, sehingga total daya yang diperlukan adalah
sebesar 20 Watt.
4. Pemakaian lampu tl 2 X36 watt sebanyak 18 buah yang mana masing –masing
lampu memilii daya sebesar 72 watt, sehingga total daya yang diperlukan
lampu memilii daya sebesar 36 watt, sehingga total daya yang diperlukan adalah
masing lampu memilii daya sebesar 18 watt, sehingga total daya yang diperlukan
Suplai energi listrik pada gedung ini menggunakan sistem 3phasa dengan
keseluruhan
4. jika terjadi gangguan pada salah satu kelmpok, maka kelmpok laon tidsk sksn
sakit Paru Pariaman ini dibagi menjadi 3 group yaitu R,S, dan T.
Untuk rincian pembagian group dapat dilihat pada tabel rekapitulasi daya
(lampiran).
113
BAB IV
ANALISA
Dalam merencanakan suatu instalasi penerangan, seorang ahli listrik harus mengetahui
dan memahami peraturan-peraturan yang berdasarkan pada SPLN atau standar PUIL 2000.
Agar kehandalan dan keamanan dari instalasi penerangan tersebut benar-benar terjaga, baik
keamanan terhadap manusia, hewan ternak atau benda lain yang diaanggap rawan.
4.1.1 Denah
Dalam perencanaan suatu instalasi penerangan, terlebih dahulu harus dibuat gambar
a) Gambar situasi, untuk menyatakan letak bangunan, dimana instalasinya akan dipasang,
- Rencana penempatan semua peralatan listrik, yang akan dipasang dan sarana
pelayanannya, misalnya titik lampu, saklar, kotak kontak, perlengkapan hubung bagi dan
sebagainya.
- Hubungan antara peralatan listrik dan sarana pelayanannya dengan perlengkapan hubung
- Data teknis yang penting dari setiap peralatan listrik yang akan dipasang.
- Diagram perlengkapan hubung bagi, dengan keterangan mengenai ukuran atau daya
- Sistem pentanahannya.
Dalam melakukan perencanaan instalasi penerangan lantai 2 gedung IGD Rumah Sakit
Paru Pariaman, penulis mendapatkan data berupa gambar denah ruang gedung instalasi gawat
darurat Rumah Sakit Paru Pariaman dari konsultan. Dari gambar denah tersebut dapat
direncanakan instalasi penerangan lantai 2 gedung IGD Rumah Sakit Paru Sumatera Barat
ini.
Gambar denah yang didapatkan merupakan gambar perencanaan yang telah dilakukan
oleh PT. Afiza Limko Konsultan. Dalam hal ini perencanaan dilakukan berdasarkan gambar
Dalam melakukan perhitungan jumlah titik lampu dengan menggunakan metode lumen
harus mendapatkan data ruangan berupa panjang ruangan, lebar ruangan, tinggi ruangan,
ketinggian bidang kerja pada ruangan tersebut dan fungsi dari ruangan tersebut. Setelah
semua data tersebut terpenuhi, dapat dilakukan perhitungan jumlah titik lampu pada ruangan
115
tersebut. Hal yang lain yang harus diketahui setelah data ruang didapatkan adalah fluks
cahaya yang diperlukan untuk ruangan tersebut. Fluks cahaya ini tergantung pada fungsi dari
ruangan tersebut.
Dari data ruangan akan didapatkan data indeks ruangan yang nantinya akan
berhubungan dengan jumlah titik lampu pada ruangan tersebut. Dari indeks ruang ini akan
didapat nilai dari efisiensi penerangan dari armatur yang akan digunakan pada ruangan
tersebut. Setelah semua data ini didapatkan maka jumlah titik lampu dapat ditentukan dengan
Berikut penulis contohkan perhitungan jumlah titik lampu ruangan kordor public pada
lantai dua:
Dari data tabel 3.1 dapat dicari nilai indeks ruangan dengan persamaan (2.9) sehingga didapatkan nilai
=
ℎ(+ )
=
18 × 3
3.5(18 + 3)
= 0.73
Dari hasil nilai indeks ruangan tersebut ditentukan efisiensi penerangan dengan nilai-
0.73 − 0.6
η = 0.3 + (0.3 − 0.38) = 0.25
0.8 − 0.6
Setelah didapatkan effisiensi dapat dihitung jumlah lampu pada ruangan tersebut
Jadi jumlah lampu yang direncanakan pada ruangan ini sebanyak 19 buah.
Untuk perhitungan jumlah armatur berdasarkan tipe armatur yang digunakan dan
disesuaikan dengan jumlah lampu. Banyak armatur yang digunakan adalah 19 buah. Untuk
perhitungan jumlah lampu dan jumlah armatur yang diperlukan pada ruangan berikutnya
Dalam menentukan beban pada lantai 2 gedung IGD Rumah Sakit Paru Pariaman,
dilakukan pembagian beban menjadi dua yaitu; beban instalasi penerangan dan beban
instalasi tenaga. Pada penulisan tugas akhir ini penulis hanya membahas instalasi penerangan,
Dari perhitungan daya yang didapatkan pada bab sebelumnya dapat diketahui besarnya
daya penerangan yang dibutuhkan oleh lantai 2 gedung IGD Rumah Sakit Paru Pariaman
4.2.1 Armatur
2. Efisiensi cahaya
3. Koefisien penggunaan
Jumlah cahaya yang dipancarkan oleh armatur akan selalu lebih kecil dari pada jumlah
cahaya yang dipancarkan oleh lampu di dalam armatur tersebut. Perbandingan antara kedua
jumlah cahaya ini disebut efisiensi cahaya dari armatur. Besarnya efisiensi cahaya
dipengaruhi oleh penyerapan cahaya yang terjadi dalam armatur, misalnya; oleh penutup
armatur untuk meneruskan cahaya yang terlalu buram, dan oleh permukaan dalam armatur,
Berdasarkan pada faktor-faktor pertimbangan di atas dan klasifikasi armatur pada Bab 2
maka tipe armatur yang digunakan untuk instalasi penerangan lantai 2 gedung IGD Rumah
pengenal dari penghantar yang tertera pada penghantar tersebut. Maka dari itu, pada
Pemilihan penghantar pada instalasi listrik tergantung pada kemampuan antar arus (KHA)
sebuah penghantar. Oleh karena itu, luas penampang penghantar harus diperhitungkan dengan
teliti, untuk menghindari terjadinya kerusakan pada sebuah penghantar yang diakibatkan arus
yang melalui penghantar tersebut melebihi kemampuan hantar arusnya (KHA). Kemampuan
Jenis penghantar yang tepat akan menentukan kemampuan dan keandalan untuk
1. Semua penghantar yang digunakan harus dibuat memenuhi syarat, sesuai dengan tujuan
dan penggunaannya, serta telah diperiksa dan diuji menurut standar penghantar yang
2. Penghantar harus diamankan dengan pengaman (pengaman lebur atau pemutus daya) yang
harus membuka sirkuit yang tepat bila timbul bahaya bahwa suhu penghantar akan
b. Isolasi PVC
2
c. Ukuran 2,5 mm
Perencanaan instalasi penerangan lantai 2 gedung IGD Ruah sakit Paru pariaman
dengan daya yang didapatkan sebesar 2335 watt dapat dihitung dengan persaamaan berikut:
In=
√3 × ×
2335
In=
√3 ×380×0,8
2335
In=
1,73 ×380×0,8
In= 4,44
= 1,25 X4,44 A
=5,54 A
119
Dari perhitungan diatas dapat ditentukan penghantar yang digunakan untuk instalasi
penerangan lantai 2 gedung IGD Rumah Sakit Paru pariaman . dari total daya 2335 watt
dengan tegangan 3 phasa 380 volt didapatkan pengaman yang digunakan yang digunakan
2
adalah MCCB 6 ampere dengan penghantar NYY 4 x 16 mm .
Untuk penghantar pada setiap group, dapat dihitung dengan mengunakaan persamaan
berikut:
a. Group 1 (Phasa R)
In =
×
In =
784
220× ,8
In = 4,45 A
Kha = 125% X In
Kha = 5,56 A
b. Group
I =
2 (Phasa S)
n
×
793
In =
220×0,8
In = 4,50 A
Kha = 125% X In
Kha = 125% X 4,50
Kha = 5,63 A
120
c. Group 3 (Phasa R)
In =
×
In =
758
220×0,8
In = 4,30 A
Kha = 125% X In
Kha = 5,37 A
Jadi untuk Penghantar yang digunakan Pada Pembagian Group (R,S, dan T),masing
2
mengggunakanpenghantar NYM 3 X 2,5 mm .Pengaman yang digunakan berdasarkan
Perlengkapan hubung bagi terbuat dari besi plat dengan tebal 2 mm, agar didapatkan
konstruksi yang kokoh. Ukuran kotak panel dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Panel penerangan (SDP), panel ini mempunyai ukuran 700 x 400 x 250 mm.
b. Panel dipasang pada ketinggian 1,5 m dari atas lantai. Isi panel terdiri dari MCCB, MCB
4.2.4 Saklar
Saklardinding biasanysn dipasang urang lebih 150 cm diatas lantai yang jalan biasa
dilalui. Jika harus dengan membuka pintu terlebih dahulu, maka saklar dinding ditempatkan
didekat sisi daun pintu yang membuka. Ratting saklar yang dipilih yaitu harus mampu untuk
Contoh cara menghitung ratting untuk menentukan ratting saklar. Diaambli dari saklar
yang melayani ruangan operasi dengan jenis lampu peneranganTL 2 X36 watt didapat daya
I = 2,45
Dari hasil perhitungan diaas dapat di pilih saklar yang akan digunakanberdasarkan
ratting saklar yang sesuai dengan nilai arus yang mengalir pada beban tersebut.Pada ruangan
ini penulis menggunakan saklar dengan ratting 6 A dipasaran tersedia saklar dengan ratting
a. Semua alat pengendali pencahayaan harus ditempatkan pada tempat yang mudah dilihat
dan dijangkau.
b. Saklar yang melayani meja atau tempat kerja, bila mudah dijangkau merupakan armatur
c. Saklar yang mengendalikan sistem pencahayaan yang lebih dari satu lokasi tidak boleh
d. Setiap ruangan yang terbentuk karena pemasangan partisi harus dilengkapi sedikitnya
2
e. Ruangan dengan luas maksimum 30 m harus dilengkapi dengan satu saklar untuk satu
f. Setiap saklar maksimum melayani total beban daya sebagaimana dianjurkan pada PUIL
edisi terakhir.
122
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
sakit Paru Sumatera Barat, didapat jumlah lampu yang berbeda-beda pada tiap
downlight.
rumah sakit Paru Sumatera Barat, didapat total daya sebesar 2335 watt, hasil
ini dapat diketahui dari penjumlahan keseluruhan beban penerangan yang ada
2
4. Penghantar yang digunakan adalah penghantar NYY 4 X 16 mm untuk
penghantar utama dan untuk masing phasanya digunakan penghantar NYM 3
2
X 2,5 mm
5.2 Saran
Adapun saran penulis dalam proses pembuatan tugas akhir ini adalah sebagai
berikut:
instalasi listrik yang berlaku di Indonesia, dalam hal ini Peraturan Umum
2. Dalam pemasangan suatu instalasi listrik untuk rumah atau gedung yang baru
oleh PLN.
Lampiran 3. KHA terus menerus yang diperbolehkan untuk kabel instalasi berisolasi
dan berselubung PVC
Lampiran 4. KHA terus menerus untuk kabel tanah berinti tunggal, berpenghantar
tembaga, berisolasi dan berselubung PVC
Lampiran 12. Denah Lantai 2 Gedung Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Paru
Pariaman
vi
DAFTAR PUSTAKA
Harven, Van P. Setiawan, E., 1986, Instalasi Listrik Arus Kuat 1, Binacipta, Bandung.
Harven,. Van P. Setiawan, E., 1986, Instalasi Listrik Arus Kuat 2, Binacipta, Bandung.
Katalalog PT.IKI Indah Kabel Indonesia.
Katalog PT Philips Indonesia.
Katalog PT. Schneider indonsia.
Panitia Reverensi PUIL. 2011. Persyaran Umum Instalasi Listrik 2011(PUIL 2011)SNI 04-
0225-2011. Jakarta: Yayasan PUIL.
iv
Tabel 3.20 Data Ruangan Antara Untuk Membawa Material Non Steril................76
v
Rekapitulasi Perhitungan Titik Lampu
PVC, serta kabel fleksibel dengan tegangan pengenal 230/400 (300) volt dan 300/500 (400) volt pada
1 2 3 4
1,5 18 10
2,5 26 20
4 34 25
6 44 35
NYIF 10 61 50
NYIFY 16 82 63
NYPLYw 25 108 80
NYM/NYM-0
35 135 100
NYRAMZ
50 168 125
NYRUZY
NYRUZYr 70 207 160
NHYRUZY 95 250 200
NHYRUZYr 120 292 250
NYBUY 150 335 250
NYLRZY, dan
185 382 315
Kabel fleksibel
240 453 400
Berisolasi PVC
300 504 400
400 - -
500 - -
1 2 3 4 5 6 7 8
1,5 40 26 31 20 26 18,5
2,5 54 35 41 27 34 25
4 70 46 54 37 44 34
6 90 58 68 48 56 43
NYY 10 122 79 92 66 75 60
NYBY 16 160 105 121 89 98 80
NYFGbY
NYCY 25 206 140 153 118 128 106
NYCWY 35 249 174 187 145 157 131
NYSY 50 296 212 222 176 185 159
NYCWY
NYSEY 70 365 269 272 224 228 202
NYHSY 95 438 331 328 271 275 244
NYKY 120 499 386 375 314 313 282
NYKBY
NYKFGBY 150 561 442 419 361 353 324
NYKRGbY 185 637 511 475 412 399 371
240 743 612 550 484 464 436
300 843 707 525 590 524 481