Você está na página 1de 4

ARTIKEL

KENALI LUKA PARUT DI ORGAN PARU

Critique Article

I. Introduction / Pendahuluan
Kebiasaan merokok memicu munculnya Idiopathic Pulmonary Fibrosis. Luka
parut ini terus menggeragoti paru hingga membuat organ pernapasan bagaikan
sarang lebah. Bagi kebanyakan orang, bernapas tidaklah sulit. Orang yang
dikaruniai paru yang sehat dengan mudah menghirup dan menghembuskan naspas
dengan ringan. Kondisinya akan berbeda bagi mereka dengan penyakit langka
bernama Idiopathic Pulmonary Fibrosis(IPF). Christiyaningsih pada artikel
“Kenali Luka Parut Di Organ Paru”(2018) menyatakan penyakit yang
menyerang organ paru ini belum ada satu obatpun yang dapat menyembuhkannya.
Walaupun pada artikel ini tidak menjelaskan tentang para ahli yang cukup
jelas untuk membuktikan kebenarannya, namun artikel ini menggunakan
bahasa yang mudah dimengerti dan diterima oleh masyarakat. Serta judul
dengan isi artikel sesuai, sehingga tidak membingungkan pembaca.

II. Summary of the article / Ringkasan dari artikel


Christiyaningsih menuliskan Idiopathic Pulmonary Fibrosis (IPF) muncul
karena adanya luka parut di paru yang membuat penderitanya kesulitan bernapas.
Ritme napas penderita IPF lebih cepat dan dangkal. Ningsih juga menuliskan
bahwa faktor resiko yang memicu munculnya penyakit IPF adalah kebiasaan
merokok, paparan terhadap jenis debu tertentu, infeksi virus, Gastroesophageal
Reflex Disease (GERD), factor lingkungan. Ia juga menuliskan gejala yang
muncul pada penderita IPF antara lain batuk kering, sesak napas, jari bengkak,
cepat lelah, dan terjadi penurunan berat badan (BB). Namun menurut Dr. Agus
Dwi Susanto SpP, sampai sekarang penyebab penyakit IPF masih belum diketahui
secara pasti. Menurut narasumber artikel tersebut, Sita mengatakan bahwa
Rontgen tidak dapat mendeteksi IPF dengan cepat. Cara terbaik untuk
mengetahuinya adalah dengan melakukan CT Scan paru. Christiyaningsih

1
menuliskan bahwa angka tahan hidup pasien IOF terbilang rendah, bahkan lebih
rendah daripada pasien kanker.
Namun, kini pasien IPF di Tanah Air punya harapan baru untuk penanganan
penyakit. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah menyetujui obat
Pirfenidone sebagai salah satu pilihan obat IPF. Pirferidone adalah pengobatan
antifibrotik pertama IPF yang membantu mengurangi penurunan fungsi paru
sebanyak 41% serta menjaga fungsi paru dengan memperlambat progresivitas IPF
dengan penurunan risiko mortalitas.

III. Positive Critique / Kritik Positif


Kelebihan dalam artikel ini bahasa yang digunakan mudah dipahami.
Dalam artikelnya penulis menggunakan bahasa yang mudah dipahami sehingga
memudahkan pembacanya untuk memahami isi artikel tersebut.

Kelebihan yang lainnya judul artikel dengan isi di dalamnya sesuai serta
konsisten dalam menjelelaskan informasi pada artikel tersebut. Penulis sangat
menjelaskan tentang penyakit IPF tersebut. Seperti pengertian, gejala, serta
penyebab penyakit tersebut.

IV. Negative Critique / Kritik Negatif


Walaupun penulis sudah memberikan informasi yang sangat jelas, namun masih
terdapat kekurangannya.
Kekurangan dalam artikel tersebut yaitu, penulis tidak menjelaskan
bagaimana cara mencegah penyakit tersebut. Dengan menjelaskan cara
mencegah atau memberi saran kepada masyarakat agar tidak terkena penyakit dan
dapat terhindar dari penyakit tersebut.

V. Conclusion / Kesimpulan dan Saran


Dapat disimpulkan bahwa artikel ini sangat penting untuk dibaca oleh tenaga
kesehatan dan dokter agar dapat membedakan antara gejala IPF dengan TBC,
karena penyakit IPF memiliki gejala yang sama pada penyakit atau penderita
TBC. Sehingga penderita IPF dapat disembuhkan lebih awal. Serta untuk
masyarakat dan keluarga, agar dapat mencegah atau menghindari atau mengenali

1
gejala dan segera mpemeriksakan ke dokter jika merasakan salah satu gejala
penyakit IPF agar dapat diobati lebih cepat atau awal.

Alangkah baiknya jika penulis menyertakan sumber yang jelas. Dengan


menyebutkan nama namarasumber yang jelas, maka dapat mengurangi rasa
bingung pembaca saat membaca penjelasan yang dikata oleh narasumber serta
meningkatkan rasa percaya dengan artikel tersebut.

1
Daftar Pustaka

Christiyaningsih. (Selasa, 6 Maret 2018). Kenali luka parut di organ paru.


Republika, hal 23

Você também pode gostar