Você está na página 1de 16

BAB I PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Bagi para mahasiswa kedokteran saat yang paling ditunggu-tunggu adalah


ketika mereka untuk pertama kalinya mulai berhadapan langsung dengan pasien yang
sesungguhnya. Ini adalah saat pertama kalinya mereka merasakan sebagai seorang
‘dokter’. Tetapi ini juga adalah saat yang mendebarkan dan membingungkan karena
mereka umumnya belum siap dan tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk memulai
kontak pertamanya dengan seorang pasien.
Pada umumnya kontak pertama antara seorang dokter dan pasien dimulai dari
anamnesis. Dari sini hubungan terbangun sehingga akan memudahkan kerjasama
dalam memulai tahap-tahap pemeriksaan berikutnya. Dalam menegakkan suatu
diagnosis anamnesis mempunyai peranan yang sangat penting bahkan terkadang
merupakan satu-satunya petunjuk untuk menegakkan diagosis.
Ginjal, bekerja sama dengan memasukkan hormonal dan saraf yang
mengontrol fungsinya, adalah organ yang terutama berperan dalam mempertahankan
stabilitas volume, komposisi elektrolit, dan osmolaritas (konsentrasi zat terlarut) CES.
Dengan menyesuaikan jumlah ait dan berbagai konstituen plasma yang dipertahankan
du tubuh atau dikeluarkan di urin, ginjal dapat mempertahankan keseimbangan air
dan elektrolit dalam kisaran yang sangat sempit dan memungkinkan kehidupan,
meskipun pemasukan dan pengeluaran konstituen-konstituen ini melalui saluran lain
sangat bervariasi. Ginjal tidak hanya melakukan penyesuain terhadap bergam aupan
air (H2O), garam, dan elektrolit lain tetapi juga menyesuaikan pengeluaran
konstituen-konstituen CES ini melalui urin untuk mengkompensasi kemungkinan
pengeluaran abnormal melalui keringat berlebihan, muntah, diare, atau perdarahan.
Karena ginjalmelakukan tugasnya mempertahankan homeostatis maka komposisi urin
dapat sangat bervariasi.
Ketika CES mengalami kelebihan air atau elektrolit tertentu misalnya garam
(NaCl) maka ginjal dapat mengeluarkan kelebihan tersebut melalui urin. Jika terjadi
deficit maka ginjal tidk dapat menambahkan konstituen yang kurang tersebut tetapi
dapat membatasi pengeluarannya sehingga terjadi penghematan konstituen tersebut
sampai yang bersangkutan memasukkan bahan yang kurang tersebut ke dalam
tubuhnya. Karena itulah ginjal lebih efisien melakukan kompensasi terhadap
kelebihan daripada kekurangan. Pada kenyataannya, pada sebagian ginjal tidak dapat
secara sempurna menghentikan terbuangnya suatu bahan yang bermanfaat melalui
urin, meskipun tubuh mungkin kekurangan bahan tersebut. Contoh utama adalah
deficit H2O. Bahkan jika seseorang tidak mengonsumsi H2O apaun, ginjal tetap
harus mengeluarkan sekitar setengah liter H2O melalui urin setiap hari untuk
melaksanakan tugas besar lain sebagai pembersih tubuh.
Selain peran regulatorik penting ginjal dalam mempertahankan keseimbangan
cairan dan elektrolit, ginjal juga merupakan rute utama untuk mengeluarkan bahan-
bahan sisa metabolic yang berpotensi toksik dan senyawa asing dari tubuh. Bahan
sisa ini tidak dapat dikeluarkan sebagai zat padat: bahan-bahan tersebut harus
dikeluarkan dalam bentuk larutan sehingga ginjal wajib menghasilkan paling sedikit
500 ml urin berisi bahan sisa per harinya. Karena H2O yang dikeluarkan sebagai urin
berasal dari plasma maka orang yang tidak mendapat sama sekali H2O akan “kencing
sampai mati” : volume plasma turun ke tingkat fatal karena H2O terus-menerus
keluar untuk menyertai bahan-bahan sisa.

RUMUSAN MASALAH

1. Pengertian anamnesis
2. Etika dan tujuan anamnesis
3. Hal-hal penting dalam anamnesis
BAB II PEMBAHASAN

PENGERTIAN ANAMNESIS

Anamnesis adalah kegiatan komunikasi yng dilakukan antara dokter sebagai


pemeriksa dengan pasien. Anamnesis merupakan riwayat kasus pasien, medis atau
psikiatrik, terutama dengan menggunakan ingatan pasien. Anamnesis juga berarti
suatu tehnik pemeriksaan yang dilakukan lewat suatu percakapan antara seorang
dokter dengan pasiennya secara langsung atau dengan orang lain yang mengetahui
tentang kondisi pasien, untuk mendapatkan data pasien beserta permasalahan
medisnya.

ETIKA DAN TUJUAN ANAMNESIS


Anamsesis bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang penyakit yang
diderita dan informasi lainnya yang berkaitan sehingga dapat mengarahkan diagnosis
penyakit pasien. Keluhan yang dikeluhakan seorang pasien yang diambil dengan teliti
akan banyak membantu menemukan diagnosis dari suatu penyakit. Banyak macam
keluhan yang diajukan oleh seorang penderita penyakit system urogenital. Walaupun
demikian tidak selalu keluhan-keluhan mengenai urogenital yang berhubungan
dengan kelainan pada saluran kemih dan genitalia, sehingga diperlukan suatu
kesabaran dalam mengambil anamnesis dari seorang pasien.
Teknik anamnesis yang baik harus disertai dengan empati untuk mendorong
keinginan pasien agar sembuh karena rasa percaya terhadap dokter yang
menanganinya. Perpaduan keahlian mewawancarai dan pengetahuan yang mendalam
tentang gejala (simtom) dan tanda(sign) dari suatu penyakit akan memberikan hasil
yang memuaskan dalam menentukan diagnosis kemungkinan sehingga dapat
membantu menentukan langkah pemeriksaan selanjutnya, termasuk pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang. Anamnesis harus dilakukan secara tenang, ramah dan
sabar, dalam suasana yang rahasia dengan menggunakan bahasa yang mudah
dimengerti oleh pasien.
Sebelum melakukan anamnesis, perkenalkan diri dulu kepada pasien, dan
tanyakan juga nama pasien secara baik; harap jangan salah menyebutkan nama
pasien. Buatlah catatan penting selama melakukan anamnesis sebelum dituliskan
secara lebih baik di dalam status pasien. Status adalah catatan medic pasien yang
memuat semua catatan mengenai penyakit pasien dan perjalanan penyakit pasien.
Anamnesis dapat langsung dilakukan kepada pasien (auto-anamnesis) atau terhadap
keluarganya atau terhadap pengantarnya (alo-anamnesis) bila keadaan pasien tidak
memungkinkan untuk diwawancarai, misalnya keadaan gawat darurat, afasia akibat
strok dan lain sebagainya.
Dalam melakukan anamnesis, tanyakanlah hal-hal yang logic mengenai
penyakit pasien, jangan memotong pembicaran pasien bila tidak perlu. Bila ada hal-
hal yang tidak jelas atau pasien menceritrakan suatu hal yang tidak runut, maka
tanyakanlah dengan baik agar pasien mengulanginya kembali. Selain melakukan
wawancara (verbal), maka selama anamnesis harus juga diperhatikan tingkah laku
non verbal yang secara tidak sadar ditunjukan oleh pasien, sehingga pasien merasa
aman untuk menceritakan masalah penyakitnya dengan dokter.
Dalam melakukan wawancara, harus diperhatikan bahwa pengertian sakit
(illness) sangat berbeda dengan pengertian penyakit (disease). Sakit (illness) adalah
penilaian seseorang terhadap penyakit yang dideritanya, berhubungan dengan
pengalaman yang dialaminya, bersifat subyektif yang ditandai oleh perasaan tidak
enak. Sedangkan penyakit (disease) adalah suatu bentuk reaksi biologik terhadap
suatu trauma, mikroorganisme, benda asing sehingga menyebabkan perubahan fungsi
tubuh atau organ tubuh, oleh karena itu penyakit bersifat obyektif. Tidak seluruh rasa
sakit yang dialami oleh pasien merupakan tanda dari suatu penyakit, sebaliknya
sering kali suatu penyakit juga dapat tidak memberikan rasa sakit pada pasien,
sehingga sering kali diabaikan oleh pasien dan ditemukan secara kebetulan, misalnya
pada waktu pasien melakukan generl check up.
HAL-HAL PENTING DALAM ANAMNESIS

Anamnesis yang baik akan terdiri dari identitas, keluhan utama, riwayat
penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat obsetri dan ginekologi (khusus
wanita), riwayat penyakit dalam keluarga, anamnesis susunan system dan anamnesis
pribadi (meliputi keadaan social ekonomi, budaya, kebiasaan, obat-obatan dan
lingkungan). Pada pasien usia lanjut perlu dievaluasi juga status fungsionalnya.
Pasien dengan sakit menahun, perlu dicatat pasang surut kesehatannya, termasuk
obat-obatannya dan aktivitas sehari-harinya).
1. Identitas
Identitas meliputi nama lengkap pasien, umur atau tangal lahir, jenis
kelamin pasien, nama orang tua atau suami atau istri atau penanggung
jawab, alamat, pendidikan, pekerjaan, suku bangsa dan agama. Identitas
perlu ditanyakan untuk memastikan bahwa pasien yang dihadapi adalah
memang benar pasien yang dimaksud. Selain itu, identitas ini juga perlu
untuk data penelitian, asuransi dan lain sebagainya.
2. Keluhan Utama
Keluhan utama adalah keluhan yang dirasakan pasien yang membawa
pasien pergi ke dokter atau mencari pertolongan. Dalam menuliskan
keluhan utama, harus disertai dengan indicator waktu, berapa lama pasien
mengalami hal tersebut.
Contoh: Buang air besar encer seperti cucian beras sejak 5 jam yang lalu.
Bila pasien mengatakan saya sakit jantung, saya sakit mag, maka ini
bukanlah keluhan utama. Seringkali keluhan utama bukan merupakan
kalimat yang pertama kali diucapkan oleh pasien, sehingga dokter harus
pandai-pandai menentukan yang mana keluhan utama pasien dari sekian
banyak cerita yang diungkapkan pasien. Hal lain yang harus diperhatikan
adalah pasien mengeluhkan hal-hal yang sebenarnya bukan masalah
pokok atau bukan keluhan pasien tersebut, misalnya mengeluh lemas dan
tidak nafsu makan sejak beberapa hai yang lalu, tetapi sesungguhnya ia
menderita demam yang tidak diceritakan segera pada waktu ditanyakan
oleh dokter.
3. Riwayat penyakit sekarang
Riwayat perjalanan penyakit merupakan cerita yang kronologis, terinci
dan jelas mengenai keadaan kesehatan pasien sejak sebelum keluhan
utama sampai pasien datang berobat. Keluhan uatam ditelusuri untuk
menentukan penyebab; Tanya jawab diarahkan sesuai dengan hipotesis
yang dapat berubah jika jawaban pasien tidak cocok. Secepatnya
diharapkan hipotesis akhir ditemukan lewat beberapa cara dan dianggap
memastikan. Perubahan hipotesis selama wawancara akan menghindari
timbulnya diagnosis sementara dan diagnosis diffrensial. Hipotesis akan
memberikan pengarahan yang diperkuat dengan hasil pemeriksaan
jasmani. Berdasarkan anamnesis yang baik, dapat diputuskan dengan
cermat jenis pemeriksaan penunjang yang diperlukan oleh pasien untuk
menambah kepastian diagnosis.
Riwayat perjalanan penyakit disusun dalam Bahasa Indonesia yang baik
sesuai dengan apa yang diceritakan oleh pasien, tidak boleh menggunakan
bahasa kedokteran, apalagi melakukan interpensi dari apa yang dikatakan
oleh pasien. Dalam mewawancarai pasien, gunakanlah kata tanya apa,
mengapa, bagaimana, bilamana,bukan kata tanya yang mendesak
sehingga pasien hanya dapat menjawab ya dan tidak.
Dalam melakukan anamnesis harus berusaha agar mendapatkan data-
data sebagai berikut :
a) Waktu dan lamanya keluhan berlangsung
b) Sifat dan beratnya serangan, misalnya mendadak, perlahan-lahan, terus-
menerus, hilang timbul, cenderung bertambah berat atau berkurang dan
sebagainya.
c) Lokalisasi dan penyebarannya, menetap, menjalar dan berpindah-pindah.
d) Hubungannya dengan waktu, misalnya pagi lebih sakit dari pada siang dan
sore, atau sebaliknya, atau terus-menerus tidak mengenal waktu.
e) Hubungannya dengan aktifitas, misalnya bertambah berat bila melakukan
aktivitas atau bertambah ringan bila istrahat.
f) Keluhan-keluhan yang menyertai serangan, misalnya keluhan yang
mendahului serangan, atau keluhan lain yang bersamaan dengan seragan.
g) Apaka keluhan baru pertama kl atau sudah berulang kali.
h) Factor resiko dan pencetu serangan, termasuk factor-faktor yang
memperberat atau meringankan serangan.
i) Apakah ada saudara sedarah, atau teman dekat yang mengalami keluhan
yang sama.
j) Riwayat perjalanan ke daerah yang endemis untuk penyakit tertentu.
k) Perkembangan penyakit, kemungkinan telah terjadi komplikasi atau gejala
sisa.
l) Upaya yang telah dilakukan dan bagaimana hasilnya, jenis-jenis obat yang
telah diminum oleh pasien, juga tindakan medic lain yang berhubungan
dengan penyakit yang sat ini di derita.
4. Riwayat penyakit dahulu
Untuk mengetahui kemungkinan-kemungkinan adanya hubungan antara
penyakit yang pernah diderita dengan penyakitnya sekarang. Tanyakan
pula pakah pasien pernah mengalami kecelakaan, menderita penyakit yang
berat atau menjalani operasi tertentu, riwayat alergi obat dan makanan,
lama perawatan, apakah sembuh sempurna atau tidak. Obat-obatan yang
ernah diminum pasien juga perlu ditanyakan.
5. Riwayat obsetri
Khusus wanita
6. Riwayat keluarga
Penyakit endokrin seperti diabetes mellitus (catat type, durasi dan
komplikasi) serta berbagai penyakit lain yang bersifat genetic dan
herediter. Hipertensi mungkin menjadi kasus penyakit ginjal yang paling
banyak dan merupakan penyakit komplikasi. Hipertensi endokrin sangat
penting.
BAB III PENUTUP

KESIMPULAN

Anamnesis merupakan wawancara yang dilakukan antara seorang dokter


dengan pasien, baik secara verbal atau non verbal, atau anamnesis yang dilakukan
lakukan langsung terhadap pasien atau melalui keluarganya atau yang membawanya
kedokter. Anamnesis yang baik dan benar akan mengarahkan kita pada pemeriksaan
fisik dan pemeriksaan penunjang yang sesuai dengan apa yang dirasakan oleh pasien.
Selain itu terapi yang efektif juga sangat diperlukan sehingga pelaksanaan anamnesis
yang terpimpin akan dapat menentukan terapi yang tepat. Keluhan utama tidak selalu
diucapkan diawal pembicaraan dengan dokter, tetapi coba ajukan keluhan lain
mungkin pasien lupa untuk menceritakannya kepada dokter.seorang dokter harus bisa
menilai yang mana menjadi keluhan utama pasien dan menuliskannya secara lengkap
dan benar pada rekam medic pasien. Catat setiap perubahan atau pasang surutnya
penyakit pasien dan jangan lupa untuk selalu meminta persetujuan pasien sebelum
melakukan sesuatu terhadap pasien.
DAFTAR PUSTAKA

Lauralee Sherwood. 2012. Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem. Jakarta:Penerbit


Buku Kedokteran EGC

W. A. Newman Dorland. 2012. KAMUS KEDOKTERAN DORLAND. Sunter


Agung Podomoro, Jakarta:EGC Medical Publisher

Tim Editor PPAPDI. 2009. BUKU AJAR ILMU PENYAKIT DALAM.


Jakarta:Interna Publishing

Atellah Ahmed Shaaban. 2011. Basic Urology Hystory Taking and Physical
Examination. Mansoura:Urology and Nephrology Center
DAFTAR PUSTAKA

Você também pode gostar