Você está na página 1de 3

Maraknya Fenomena Lesbian dan Gay (LGBT) di Indonesia

Oleh : Efira Dwi Rahmawati

Siswi SMA Negeri 1 Pulau Punjung

Dalam proses kehidupan, seseorang dituntut untuk melakoni aktifitas hidup yang
tidak menyimpang. Hal ini dilakukan, agar kita sebagai manusia dapat diterima di lingkungan
sosial. Salah satunya seperti menentukan identitas pribadi yang paling krusial. Identitas
krusial yaitu bagian di mana manusia menggolongkan dirinya sebagai perempuan atau
sebagai laki-laki. Situasi dan lingkungan merupakan salah satu faktor yang menentukan
peristiwa tersebut. Sebab, dalam menjalani hidup, manusia dihadapkan dengan berbagai
macam pilihan seperti apa yang kita kenakan dan makan, bagaimana cara berinteraksi satu
sama lain, dan di mana saja kita menghabiskan waktu dalam kehidupan sehari-hari. Keempat
hal ini sangat menentukan dimana posisi sosial atau status sosial kita berada. Karena keadaan
tersebut dapat mempengaruhi identitas pribadi yang ada dalam diri manusia itu sendiri.

Di lingkungan masyarakat, manusia selalu diikuti oleh keberadan status sosial yang
dikenal masyarakat sebagai "Gaya Hidup". Seiring dengan perkembangan zaman gaya hidup
yang dimunculkan seringkali tidak biasa atau terlihat menyimpang. Belakangan ini muncul
wacana pasangan sejenis yang menarik perhatian di masyarakat. Sejumlah orang terang-
terangan mempublikasikan diri sebagai kaum homoseksual di kota-kota besar seperti
Surabaya, Jakarta, Makassar dan Yogyakarta. Mereka pun akhirnya bertemu dan membentuk
suatu komunitas.

Lesbian merupakan salah satu orientasi seksual terhadap sesama jenis (wanita),
sedangkan gay adalah orientasi seksual terhadap sesama jenis (laki-laki). Tapi kenyataan di
masyarakat, bahwa komunitas gay masih lebih terang-terangan dibandingkan dengan
komunitas lesbian.

Di Indonesia sendiri komunitas Gay dan Lesbian sedikit banyak belum bisa diterima
di masyarakat. Tidak sedikit masyarakat berpandangan miring, benci, kotor, serta jijik
bahkan ada yang mengucilkan dan menjauhi mereka. Tetapi di samping itu terdapat juga
masyarakat yang justru pro terhadap komunitas ini. Munculnya LSM serta situs khusus untuk

1
komunitas lesbian dan gay merupakan bukti dukungan dari sejumlah masyarakat. Karena
menurut mereka kaum homoseksual memiliki Hak Asasi Manusia yang patut dilindungi.
Organisasi ini menangani kehidupan para homoseksual untuk diberikan keterampilan serta
informasi mengenai gaya hidup mereka.

Salah satu bentuk pengaplikasian dari kondisi komunitas ini adalah dengan
terbentuknya beberapa LSM seperti Swara Srikandi di Jakarta, LGBT Gaya Nusantara,
LGBT Arus Pelangi, dan Lentera Sahaja juga Indonesian Gay Society di Yogyakarta. Di
samping itu juga muncul sarana chatting dan facebook yang dijadikan ruang untuk saling
mengetahui dan mengenal. Sarana ini digunakan sebagai media berbagi cerita dan tentu saja
menjadi ajang pencarian pasangan. Bukti-bukti di atas merupakan salah satu contoh
berkembangnya komunitas homoseksual di masa kini.

Hasil survey YKPN menunjukan bahwa ada sekitar 4000-5000 penyuka sesama jenis
di Jakarta. Gaya Nusantara memperkirakan ada 260.000 dari 6 Juta penduduk Jawa Timur
adalah Homo. Kaum gay yang tercatat sebagai member komunitas gay di Indonesia terdapat
76.288. Sedangkan Oetomo memperkirakan secara Nasional, terdapat 1% jumlah komunitas
Homoseksual di Indonesia. Di Indonesia sendiri terdapat beberapa contoh orang-orang yang
berani mempublikasikan dirinya gay dikhalayak umum seperti Oetomo yang merupakan
presiden Gay di Indonesia, Samuel Wattimena merupakan seorang designer terkenal yang
membuat pengakuan sebagai gay di Kompas edisi 18 Maret 2001, dan Jupiter Fourtissimo
merupakan seorang aktor yang membuat pernyataan langsung diacara Silet 24 Januari 2008.

Lesbian sendiri mempunyai dua tipe yang dibedakan oleh Jones dan Hesnard (dalam
Beauvoir, 2003), yaitu Butch dan Femme. Butch adalah perempuan maskulin yang berhasrat
meniru laki- laki(tipe ini mengambil peran sebagai laki-laki dalam hubungan lesbiannya).
Femme adalahseorang feminin yang takut terhadap laki-laki (tipe ini mengambil peran
wanita dalam hubungan lesbiannya).

Sedangkan Gay mempunyai dua tipe juga yaitu Top dan Bot. Top adalah laki-laki
yang berpenampilan rapi dan macho (tipe yang mengambil peransebagai laki-laki dalam
hubungan gaynya). Bot adalah laki-laki yang feminin (tipe yang mengambil peran sebagai
wanita dalam hubungan gaynya).

2
Banyaknya faktor yang mempengaruhi timbulnya kaum Homoseksual sendiri timbul
dari faktor keluarga dan faktor lingkungan. Biasanya faktor keluarga lebih menjerumus pada
kurangnya peran orang tua pada anak atau kasus perceraian, kekerasan,bahkan penganiayaan
dalam rumah tangga. Akibatnya, seorang anak bisa mengalami trauma. Traumatik yang parah
sering ditimbulkan karena peristiwa masa lalu seorang anak. Seperti contohnya, bisa
dikaitkan pada perilaku penganiayaan orang tua pada anak atau kasus pemerkosaan ayah
terhadap anak perempuannya. Faktor ini biasanya menyebabkan sang anak menjadi takut
untuk berinteraksi dengan lawan jenis. Selain itu, faktor lingkungan di mana seseorang
merasa nyaman dan lebih tertarik dengan sesama jenisnya daripada lawan jenisnya.

Berkaca dari pengalaman, kita dapat melakukan pencegahan dengan melakukan


rehabilitasi atau pengarahan kepada komunitas homoseksual ini. Di samping itu, sebaiknya
kita sebagai sesama manusia seharusnya memberikan dukungan moral untuk membantu
mereka mengatasi masalah ini. Peran orang tua dalam mendidik anak agar tidak terjadi
penyimpangan transgender pun juga dibutuhkan.

Maraknya perkembangan kaum homoseksual di Indonesia ini masih banyak


menimbulkan berbagai macam pendapat dan spekulasi yang berbeda-beda di masyarakat atau
di kalangan kaum homoseksual itu sendiri. Bagaimana dengan beberapa tahun ke depan ya ?

Você também pode gostar