Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
OLEH :
ARHAM, S.Kep
17. 04. 055
CI LAHAN CI INSTITUSI
1
BAB I
A. DEFINISI
2
iskemia yang menimbulkan hipoksia dan selanjutnya dapat timbul edema
sekunder. (Arif Muttaqin, 2008).
B. KLASIFIKASI
Secara non hemoragik, stroke dapat dibagi berdasarkan manifestasi klinik dan
proses patologik (kausal):
Gejala neurologik yang timbul akibat gangguan peredaran darah di otak akan
menghilang dalam waktu 24 jam.
Gejala neurologik yang timbul akan menghilang dalam waktu lebih lama dari
24 jam, tapi tidak lebih dari seminggu.
2. Berdasarkan kausal
a. Stroke Trombotik
3
jahat atau Low Density Lipoprotein(LDL). Sedangkan pada pembuluh darah
kecil, trombotik terjadi karena aliran darah ke pembuluh darah arteri kecil
terhalang. Ini terkait dengan hipertensi dan merupakan indikator penyakit
aterosklerosis.
Stroke emboli terjadi karena adanya gumpalan dari jantung atau lapisan
lemak yang lepas. Sehingga, terjadi penyumbatan pembuluh darah yang
mengakibatkan darah tidak bisa mengaliri oksigen dan nutrisi ke otak.
C. ETIOLOGI
1. Emboli
a. Embolus yang dilepaskan oleh arteria karotis atau vertebralis, dapat berasal
dari “plaque athersclerotique” yang berulserasi atau dari trombus yang
melekat pada intima arteri akibat trauma tumpul pada daerah leher.
3) Fibrilasi atrium
4
5) Embolus yang berasal dari vena pulmonalis
2. Thrombosis
5
D. ANATOMI PEMBULUH DARAH OTAK
Otak terdiri dari sel-sel otak yang disebut neuron, sel-sel penunjang
yang dikenal sebagai sel glia, cairan serebrospinal, dan pembuluh darah.
Semua orang memiliki jumlah neuron yang sama sekitar 100 miliar, tetapi
koneksi di antara berbagi neuron berbeda-beda. Pada orang dewasa, otak
membentuk hanya sekitar 2% (sekitar 1,4 kg) dari berat tubuh total, tetapi
mengkonsumsi sekitar 20% oksigen dan 50% glukosa yang ada di dalam darah
arterial.
Otak harus menerima lebih kurang satu liter darah per menit, yaitu
sekitar 15% dari darah total yang dipompa oleh jantung saat istirahat agar
berfungsi normal. Otak mendapat darah dari arteri. Yang pertama adalah arteri
karotis interna yang terdiri dari arteri karotis (kanan dan kiri), yang
menyalurkan darah ke bagian depan otak disebut sebagai sirkulasi arteri
serebrum anterior. Yang kedua adalah vertebrobasiler, yang memasok darah ke
bagian belakang otak disebut sebagai sirkulasi arteri serebrum posterior.
Selanjutnya sirkulasi arteri serebrum anterior bertemu dengan sirkulasi arteri
serebrum posterior membentuk suatu sirkulus willisi.
6
Gambar. Sel gilia pada otak
7
Gambar. Bagian otak dan fungsi otak
E. PATOFISIOLOGI
8
Faktor yang mempengaruhi aliran darah ke otak:
9
10
PATHWAY
11
F. MANIFESTASI KLINIS
1. Kehilangan motorik
Disfungsi motorik paling umum adalah hemiplegia (paralisis pada salah satu
sisi) dan hemiparesis (kelemahan salah satu sisi) dan disfagia
2. Kehilangan komunikasi
3. Gangguan persepsi
Tanda dan gejala yang muncul sangat tergantung dengan daerah otak yang
terkena:
1. Penngaruh terhadap status mental: tidak sadar, konfus, lupa tubuh sebelah
12
Dilihat dari bagian hemisfer yang terkena tanda dan gejala dapat berupa:
· Mudah frustasi
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Angiografi serebral
Untuk mendeteksi luas dan daerah abnormal dari otak, yang juga
mendeteksi, melokalisasi, dan mengukur stroke (sebelum nampak oleh
pemindaian CT).
3. CT scan
13
4. MRI (Magnetic Imaging Resonance)
5. EEG
6. Pemeriksaan laboratorium
H. KOMPLIKASI
14
Individu yang menderita stroke berat pada bagian otak yang mengontrol
respon pernapasan atau kardiovaskuler dapat meninggal.
I. PENATALAKSANAAN
J. Pengobatan Konservatif
15
K. Pengobatan Pembedahan
L. DIAGNOSA KEPERAWATAN
5.
16
INTERVENSI KEPERAWATAN
Terapi oksigen
17
aktifitas dan tidur
2 Kerusakan komunikasi verbal b.d Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Libatkan keluarga untuk membantu memahami /
penurunan sirkulasi ke otak selama 6x8 jam, diharapkan klien memahamkan informasi dari / ke klien
mampu untuk berkomunikasi lagi
dengan kriteria hasil: 2. Dengarkan setiap ucapan klien dengan penuh
perhatian
Dapat menjawab pertanyaan yang
diajukan perawat 3. Gunakan kata-kata sederhana dan pendek dalam
komunikasi dengan klien
Dapat mengerti dan memahami
pesan-pesan melalui gambar 4. Dorong klien untuk mengulang kata-kata
Papat mengekspresikan perasaannya
secara verbal maupun nonverbal 5. Berikan arahan / perintah yang sederhana setiap
interaksi dengan klien
18
3 Defisit perawatan diri; Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Kaji kamampuan klien untuk perawatan diri
mandi,berpakaian, makan, selama 6x8 jam, diharapkan kebutuhan 2. Pantau kebutuhan klien untuk alat-alat bantu dalam
mandiri klien terpenuhi, dengan kriteria makan, mandi, berpakaian dan toileting
hasil: 3. Berikan bantuan pada klien hingga klien
sepenuhnya bisa mandiri
Klien dapat makan dengan bantuan 4. Berikan dukungan pada klien untuk menunjukkan
orang lain / mandiri aktivitas normal sesuai kemampuannya
Klien dapat mandi de-ngan bantuan 5. Libatkan keluarga dalam pemenuhan
orang lain kebutuhanperawatan diri klien
Klien dapat memakai pakaian
dengan bantuan orang lain / mandiri
Klien dapat toileting dengan
bantuan alat
4 Hambatan mobilitas fisik b.d Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Ajarkan klien untuk latihan rentang gerak aktif
kerusakan neurovas-kuler selama 6x8 jam, diharapkan klien dapat pada sisi ekstrimitas yang sehat
melakukan pergerakan fisik dengan 2. Ajarkan rentang gerak pasif pada sisi ekstrimitas
kriteria hasil : yang parese / plegi dalam toleransi nyeri
3. Topang ekstrimitas dengan bantal untuk mencegah
Tidak terjadi kontraktur otot dan atau mangurangi bengkak
footdrop 4. Ajarkan ambulasi sesuai dengan tahapan dan
Pasien berpartisipasi dalam kemampuan klien
program latihan 5. Motivasi klien untuk melakukan latihan sendi
Pasien mencapai keseimbangan saat seperti yang disarankan
duduk 6. Libatkan keluarga untuk membantu klien latihan
Pasien mampu menggunakan sisi sendi
tubuh yang tidak sakit untuk
19
kompensasi hilangnya fungsi pada
sisi yang parese/plegi
5 Resiko kerusakan integritas kulit Setelah dilakukan tindakan perawatan 1. Beri penjelasan pada klien tentang: resiko adanya
b.d immobilisasi fisik selama 6x8 jam , diharapkan pasien luka tekan, tanda dan gejala luka tekan, tindakan
mampu mengetahui dan mengontrol pencegahan agar tidak terjadi luka tekan)
resiko dengan kriteria hasil : 2. Berikan masase sederhana
20
- Observasi area yang tertekan (telinga, mata kaki,
sakrum, skrotum, siku, ischium, skapula)
21
6 Resiko Aspirasi berhubungan Setelah dilakukan tindakan perawatan, Aspiration Control Management :
dengan penurunan tingkat selama 6x8 jam diharapkan tidak terjadi
kesadaran aspirasi pada pasien dengan kriteria 1. Monitor tingkat kesadaran, reflek batuk
hasil : dankemampuan menelan
2. Pelihara jalan nafas
Dapat bernafas dengan 3. Lakukan saction bila diperlukan
mudah,frekuensi pernafasan normal 4. Haluskan makanan yang akan diberikan
Mampu menelan,mengunyah tanpa 5. Haluskan obat sebelum pemberian
terjadi aspirasi
7 Resiko Injuri berhubungan Setelah dilakukan tindakan perawatan, Risk Control Injury
dengan penurunan tingkat selama 6x8 jam diharapkan tidak terjadi
kesadaran trauma pada pasien dengan kriteria 1. Menyediakan lingkungan yang aman bagi pasien
hasil: 2. Memberikan informasi mengenai cara mencegah
cedera
Bebas dari cedera 3. Memberikan penerangan yang cukup
Mampu menjelaskan factor resiko 4. Menganjurkan keluarga untuk selalu menemani
dari lingkungan dan cara untuk pasien
mencegah cedera
Menggunakan fasilitas kesehatan
yang ada
22
8 ketidak efektif Pola nafas Setelah dilakukan tindakan Respiratori Status Management
berhubungan dengan penurunan perawatan,selama 6x8 jam diharapkan
kesadaran pola nafas pasien efektif dengan kriteria - Pertahankan jalan nafas yang paten
hasil : - Observasi tanda-tanda hipoventilasi
Menujukkan jalan nafas paten ( - Berikan terapi O2
tidak merasa tercekik, irama nafas
normal, frekuensi nafas - Dengarkan adanya kelainan suara tambahan
normal,tidak ada suara nafas
tambahan. - Monitor vital sign
Tanda-tanda vital dalam batas
normal
23
Bagian Keperawatan Medikal Bedah
Program Profesi Ners
STIKes Panakkukang Makassar
OLEH :
ARHAM, S.Kep
17. 04. 055
CI LAHAN CI INSTITUSI
24
ASUHAN KEPERAWATAN
25
2. Alasan Masuk RS : Saat klien duduk merokok tiba-tiba
klien terjatuh dan tidak bisa menggerakkan tangan seblah kiri, Pada
tanggal 13 Aplir 2018 Tn “R” masuk ke UGD RS Awal Bros dengan
keluhan, lemah badan seblah kiri di sertai bicara pelo terjadi secara tiba-
tiba ,parese N.VII sinistra sentral,setelah di lakukan pengkajian lebih
lanjut klien juga memiliki riwayat hipertensi dan kolesterol 200mg/dl
dan perna di di rawat dengan penyakit stoke 4 tahun yang lalu
kemudian setelah di rawat di RS awal bross selama 4 hari karena tidak
ada perkembangan secara membaik maka di rujuk lah ke rumah sakit
RSWS untuk mendapatkan merawatan yang lebih lengka.
3. Riwayat Keluhan Sekarang : klien mengatakan sulit tidur serta
cemas.
4. Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya,
a. Sendiri: klien memposisikan mika-miki
b. Oleh orang lain: Selalu di elus-elus tangan dan kaki dan di pijit-pijit
sampai klien tertidur.
D. KEADAAN UMUM
1. Keadaan sakit : Klien terlihat berbaring di tempat tidur
2. Penggunaan alat medik : tidak ada
3. TANDA-TANDA VITAL
a. Kesadaran
Kualitatif : GCS 15
Kuantitatif : M: 6, V: 5, E: 4
Kesimpulan : Compos Mentis.
b. Tanda-tanda vital
Tekanan Darah : 180/90 mmHg.
Suhu : 36oc.
Nadi : 90x/menit.
Pernapasan frekuensi : 24x/menit.
Irama : Teratur.
Jenis : Pernapasan dada.
26
c. Antropometri
Tingi Badan : 172 cm.
Berat Badan : 64,8 Kg.
Indeks Masa Tubuh : 19 kg/m2
E. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
1. Penyakit Yang Pernah Dialami.
a. Kanak-kanak : Tidak pernah
b. Kecelakaan : Tidak pernah
c. Pernah dirawat : Pernah di rawat 4 tahun yang lalu dengan
penyakit stroke+hipertensi
d. Operasi : Tidak pernah
e. Alergi : Tidak ada alergi terhadap makanan atau obat-
obatan.
2. Imunisasi : klien mengatakan di imunisasi.
3. Kebiasaan : Ada
Riwayat Merokok : Perokok Aktif
Riwayat Minum Alkohol : -
F. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Genokram :
66
49
60 58 57 55 54 52 49 45 43 39 36
5 3
27
Ket :
Komentar:
Generasi I :
a. Ayah dan ibu dari aklien meninggal karena faktor yang
tidak diketahui,.
b. Ayah dari istri klien sudah meninggal karena faktor yang
tidak diketahui.
Generasi II : Klien adalah anak bungsu dari delapan bersaudara Klien
tinggal bersama dengan istri dank e dua anaknya
Generasi III : klien menpunyai tiga orang anak tapi anak pertama klien
sudah meninggal sekarang klien hanya menpunai dua orang
anak yang tertua berusia 5 tahun dan yang paling kecil
berusia 3 bulan.
28
2) Kebersihan Kulit : Kulit klien bersih.
3) Hygiene Rongga Mulut: Rongga mulut Nampak bersih.
2. Kajian Nutrisi Metabolik
a. Data Subyektif
1) Keadaan sebelum sakit : Klien mengatakan makan 3 x
sehari porsi dihabiskan 1 piring : nasi dan lauk pauk.
2) Keadaan sejak sakit : Klien mengatakan makan 3x sehari
dengan porsi yang disediakan RS dihabiskan dengan kue
dan bua
b. Data Obyektif
1) Observasi : Klie menghabiskan porsi makanan yang
disediakan RS
2) PEMERIKSAAN FISIK
a) Kepala
Inspeksi
Keadaan rambut : Rambut Nampak bersih
Konjungtiva : konjungtiva baik
Palpebra : Tidak ada edema palpebra
b). Sistem Gasroinstestinal
Inspeksi :
Mulut : Mukosa lembab
Rongga mulut : Rongga mulut klien bersi
Gigi palsu : Tidak ada terpasang gigi palsu
Mual : Tidak
Sclera : Sclera klien tidak ikterus
Kemampuan mengunyah : Tidaka ada masalah
Lidah : lidah klien kotor kekuningan
Palpasi :
Kelenjar getah bening : Tidak ada pembesaran kelenjar
getah bening.
Kelenjar tyroid : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
29
c). Sistem Respirasi
Inspksi:
a) Bentuk barrel chest
b) Terdapat otot bantu pernapasan
c) Tidak ada retraksi otot supraclavicula
d) Pernapasan 24 x/menit
e) Jalan Napas : Bersi tidak ada sumbatan
Palpasi:
a). Vocal Fremitus : Getaran seimbang antara kiri dan
kanan.
Perkusi:
a). Terdengar bunyi sonor seluruh lapang paru
b). Perkusi Dada : Sonor
Auskultasi:
a) Suara Napas : Tidak Terdengar suara napas vesicular.
b) Suara Ucapan :Tidak Terdengar suara Pectoriloquy yang
terdengar jauh dan kurang jelas.
c) Suara Tambahan : Tidak terdengar bunyi suara tambahan
d) Irama : Teratur
e) Kedalaman : Normal
f) Pola napas : Normal
g) Septum : Tidak ada
h) Bentuk dada : Skoliosis
i) Ekspansi Dada : Simetris
j) Auskultasi : Vesikuler
d). Sistem kardioveskuler
Inspeksi:
a) Ictus Kordis : Tidak tampak
b) Pasien tidak menggunakan alat pacu jantung
c) Sianosis : Tidak ada
d) Pucat : Tidak ada
30
Palpasi:
a) Ictus Cordis (Apeks Jantung): Kekuatan kuat angkat
b) Thrill : Tidak adanya getaran (Negatif)
Perkusi:
a) Batas atas Jantung ICS 2-3
b) Batas kanan Jantung linea sternalis kanan
c) Batas kiri Jantung linea medioclavicularis kiri.
Auskultasi:
a) Terdengar bunyi jantung I pada fase systole dan Bunyi
jantung II pada fase diastole
b) Tidak bunyi Jantung III irama gallop
c) Nadi : 89 x/menit
d) Bruit Aorta Negatif
e) Bruit Arteri Renalis Negatif
f) Bruit Arteri Femoralis Negatif
g) JVP : < 2 cm H2O (Normal)
h) Capillary refill time : < 2 detik (memanjang), normalnya
<2 detik
i) Irama jantung : Reguler
j) Distensi vena junggularis : tidak
e). Sistem Neurosensori
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Pemeriksaan 12 Saraf Kranialis
a) Nervus I (Olfactorius) : Fungsi penciuman pasien baik.
b) Nervus II (Optikus) : Fungsi penglihatan pasien baik.
c) Nervus III – IV – VI (Oculomotorius, Troklearis dan
Abdusen) : Respon pupil baik diameter 2,5 mm/2,5 mm.
Tidak ada devisiasi bola mata. Klien mampu menoleh ke
kiri dan kekanan.
d) Nervus V (Trigeminus) : pasien dapat mengedipkanm
mata
31
e) Nervus VII (Facialis) : tidak bisa tersenyum
f) Nervus VIII (Vestibulokoklearis) : klien bisa mendengar
dengan baik
g) Nervus IX (Glosopharingeal) dan Nervus X (Vagus) :
pasien bisa menelan.buah bubur yang di makannya
h) Nervus XI (Accesorius) : pasien dapat menoleh kiri dan
kanan
i) Nervus XII (Hypoglosus) : pasien dapat mengunya dan
bicara dengan baik
j) Kaku Kuduk Negatif
f). Abdomen
Inspeksi :
(a) Bentuk Perut normal
(b) Tidak Ada bayangan vena
(c) Tidak ada benjolan/Massa
(d) Tidak ada ascites
Auskultasi : Peristaltik usus kesan normal
Palpasi : ada nyeri tekan pada abdomen atas
Perkusi : Terdengar bunyi pekak pada abdomen kanan
atas
g). Hepar & Lien
Inspeksi : Bentuk perut normal, tdak ada penonjolan hepar
Palpasi : tidak ada masalah pada Hepar
Perkusi : Terdengar bunyi pekak
3. Kajian Pola Eliminasi
a. Data subyektif
1) Keadaan sebelum sakit : Keluarga klien mengatakan BAB
3x sehari, lunak, warna kuning, tidak ada darah, tidak nyeri
dan BAK 3 - 4x sehari warnanya kuning jernih.
2) Keadaan sejak sakit :
a) Klien mengatakan BAB 2x sehari
32
b) BAK 3-4 x/hari (Urin Warrna kuning jernih)
b. Data obyektif
1) Observasi : Urine berwarna kuning pekat
2) Pemeriksaan fisik
3) Peristaltik usus : 16 x/menit.
4) Palpasi suprapubik : Tidak ada nyeri.
5) Vesika urinaria : Kosong.
4. Kajian Pola Aktivitas Dan Latihan
a. Data subyektif
1) Keadaan sebelum sakit : klien mengatakan beraktivitas
dengan baik setiap hari
2) Keadaan sejak sakit : klien mengatakan tidak bisa melakukan
aktivitas seperti biasa
b. Data obyektif
Aktivitas harian
Makan :0
Keterangan :
Mandi :2
0 : Mandiri
Berpakaian :2
Kerapian :2 1 : Bantuan dengan alat
BAB :2 2 : Bantuan orang
BAK :2
3 : Bantuan orang dan alat
Mobilisasi ditempat tidur : 2
4 : Bantuan penuh
Ambulasi :2
Anggota gerak cacat : Tidak ada
Tracheostomi : Tidak ada
Lengan dan Tungkai
a) Tidak ada atropi otot
b) Terjadi kekakuan sendi pada ekstremitas bawah
c) Uji kekuatan otot
5 0
5 0
33
d) Refleks fisiologi Positif
e) Clubbing Finger Negatif
Columna Vertebralis
Inspeksi:
a) Bentuk tulang verterbralis normal, tidak ada kelainan
bentuk
b) Tidak ada kemerahan daerah punggung dan bokong
5. Kajian Pola Tidur
a. Data subyekti:
1) Keadaan sebelum sakit : klien mengatakan pola tidur teratur,
malam hari 8 – 10 jam. Mudah untuk tertidur tanpa bantuan.
2) Keadaan sejak sakit : klien mengatakan tidur 6-7 jam
b. Data obyektif :
1) Observasi : Ekspresi wajah mengantuk, kelopak mata bagian
bawah tidak gelap
2) Terapi : Tidak ada.
6. Pola Persepsi Kognitif
a. Data subyektif
1) Keadaan sebelum sakit : Klien mengatakan klien tidak
pernah menggunakan alat bantu pendengaran dan
penglihatan.
2) Keadaan sejak sakit : Klien mengatakan klien tidak
menggunakan alat bantu penglihatan atau pendengaran.
b. Observasi : Mampu mengenali tempat, orang, dan memberikan
respon verbal dan non verbal.
7. Kajian Pola Persepsi Dan Konsep Diri
a. Data subyektif
1) Keadaan sebelum sakit: Klien mengatakan bahwa klien sangat
menyayangi keluarganya
2) Keadaan sejak sakit: klien mengatakan ikhlas menerima
penyakit yang saat ini diderita olaeh anakknya
34
b. Data obyektif
1) Observasi
a) Kontak mata : Klien menatap teman bicara.
b) Rentang perhatian : Klien memperhatikan teman
bicara ketika berkomunikasi.
c) Postur tubuh : Terlentang
2) Pemeriksaan fisik
a) Pasien tidak memiliki kelainan bawaan
b) Bentuk abdomen klien asites
c) Tidak Ada lesi pada kulit
8. Kajian Pola Peran Dan Hubungan Dengan Sesama
a. Data subyektif
1) Keadaan sebelum sakit: sebagai kepala rumah tangga
2) Keadaan sejak sakit: berhung karena sakit jadi klien di bantu
oleh dalam beraktivitas
b. Data obyektif
Observasi :Klien ditemani oleh istri dan sanak saudara.
9. Kajian Mekanisme Koping Dan Toleransi Terhadap Stress
a. Data subyektif
1) Keadaan sebelum sakit : klien mengatakan tidak ada beban
pikiran dan santai
2) Keadaan sejak sakit : klien mengatakan banyak pikiran
b. Data obyektif
Observasi : Klien bergantung kepada istri dalam memenuhi
kebutuhan : Klien tidak dapat melakukan kegiatan sehari-hari
seperti biasa.
10. Kajian Pola Sistem Nilai Kepercayaan
a. Data subyektif
1) Keadaan sebelum sakit : Klien mengatakan rajin beribadah,
melaksanakan sholat dan mengaji
35
2) Keadaan sejak sakit : klien mengatakan klien tidak bisa lagi
melakukan aktivitas sehari-harinya
b. Data obyektif : Klien tidak mampu melaksanakan ibada.
Standar Hasil
Risiko Tinggi ≥ 45
Risiko rendah 0 – 24
36
12. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium pathology klinik
37
13. Terapi Medis
No. Nama obat Dosis Rute
Ds :
Do
a. Ekpresi wajah datar
b. Keadaan umum baik
c. Pengkajian skala nyeri :
P : ketika bergerak dan berfikir NYERI AKUT
Q :hilang timbul (nyeri tajam) (00132)
R :di kepala
S : Skala nyeri 3 (0-10)
T : tidak menentu
d. PTSN (Vital Sign)
TD : 150/80 mmHg
N : 84x/menit
S : 36°c
P : 20x/menit
Ds :
a. klien mengatakan tidak bisa melakukan aktivitas secara
HAMBATAN MOBILITAS
mandiri
b. klien mengatakan tidak bisa menggerakkan tangan dan FISIK (00085)
2. kaki kirinya
38
Do:
a. klien Nampak di bantu dalam aktivitasnya
b. klien Nampak tidak bisa menggerakkan tangan dan kaki
kirinya
c. pengkajian kekuatan tonus otot :
5 0
5 0
DS:
Diagnosa keperawatan
39
INTERVENSI KEPERAWATAN
40
3. Outcome NOC NIC
Hambatan mobilitas fisik : Di Tempat Tidur
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x8 jam, pasien Promosi mekanika tubuh
Ds :
1. memfasilitasi penggunaan postur dan
c. klien mengatakan tidak bisa melakukan akan menunjukkan mobilisasi dari 3 menjadi 4 (dari sedang
aktivitas secara mandiri pergerakan dalam aktivitas
menjadi ringan), yang di buktikan dengan kriteria hasil :
d. klien mengatakan tidak bisa menggerakkan
2. pengaturan posisi
tangan dan kaki kirinya 1. Penampilan posisi tubuh
2. Berpindah dengan mudah 3. bantuan perawatan-Diri : Berpindah :
Do: membantu individu untuk mengubah posisi
d. klien Nampak di bantu dalam aktivitasnya 3. Bergerak dengan mudah
e. klien Nampak tidak bisa menggerakkan tubuhnya
tangan dan kaki kirinya
f. pengkajian kekuatan tonus otot :
5 0
5 0
Risiko4.jatuh
4 0utcomes NOC: NIC :
1. Factor resiko kontrol Pencegahan jatuh
Faktor Resiko:
Klien nampak lemah. 2. Tidak terjadi cedera 1. Mengidentifikasi deficit kognitif atau fiik yang
Klien nampak gelisa. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x8 jam resiko dapat meningkatkan potensi jatuh dalam
Resiko Jatuh : Sedang (Skor 55) menurut
skala dumpy dumtty. jatuh dapat dapat diminimalisir dengan kriteria hasil : lingkungan tertentu
Kekuatan otot : 1. Keseimbangan : kemampuan untuk mempertahankan 2. Mengidentifikasi perilaku dan factor yang
5 0
ekuilibrium mempengaruhi resiko jatuh
5 0 2. Gerakan terkoordinasi : kemampuan otot untuk bekerja 3. Mengidentifikasi karakteristik lingkungan yang
sama secara volunteer untuk melakukan gerakan yang dapat meningkatkan potensi untuk jatuh
bertujuan 4. Mengajarkan pasien untuk menggunakan sarana
41
3. Perilaku pencegahan jatuh : tindakan individu atau pemberi bantuan pemanggilan (misalnya bel atau cahaya
asuhan untuk meminimalkan factor resiko yang dapat panggilan) ketika penajaga tidak hadir
memicu jatuh dilingkungan individu
4. Kejadian jatuh : tidak ada kejadian jatuh
5. Pengetahuan : pemahaman kejadian jatuh
Gerakan terkoordinasi
42
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN I
43
07.00 Hasil : Ranitidine 150 mg/12jam Oral
44
bagaimana mereka dapat menurunkan resiko tersebut.
Hasil: Mendisikusikan kepada keluarga agar dapat
mendampingi pasien untuk memenuhi kebutuhan
sehari-harinya.
45
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN II
46
Hasil : Ranitidine 150 mg/12jam Oral
47
tersebut.
Hasil: Mendisikusikan kepada keluarga agar dapat
mendampingi pasien untuk memenuhi kebutuhan
sehari-harinya.
48
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN III
49
18.00 Hasil : pasien merasa nyaman
6. 6. Penatalaksanaan pemberian obat analgetik
07.00 Hasil : Ranitidine 150 mg/12jam Oral
50
10.28 9. Mendiskusikan bersama anggota keluarga tentang
faktor resiko yang berkontribusi terhadapat jatuh dan
bagaimana mereka dapat menurunkan resiko tersebut.
Hasil: Mendisikusikan kepada keluarga agar dapat
mendampingi pasien untuk memenuhi kebutuhan
sehari-harinya.
51
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer, A dkk. 2009. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid Kedua. Jakarta: Media
Aesculapius FKUI
Smeltzer, dkk. 2012. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth Edisi 8 Vol 2. alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono,
Monica Ester, Yasmin asih. Jakarta: EGC
52