Você está na página 1de 27

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hipertiroid di Indonesia masih banyak dijumpai, karena hipertiroid
dapat disebabkan beberapa penyebab antara lain : penyakit Graves (75%)
Hipertiroid dapat terjadi di daerah endemik maupun cukup yodium,
sehingga masyarakat yang mengalami hipertiroid ini memerlukan
perawatan dan pengobatan yang baik. Hipertiroid lebih banyak pada
wanita dibandingkan pria dengan rasio 1:5, dan banyak terjadi di usia
pertengahan. Beberapa kepustakaan luar negeri menyebutkan insidensinya
masa anak diperkirakan 1/100.000 anak per tahun. Mulai 0,1/100.000 anak
per tahun untuk anak usia 0-4 tahun meningkat sampai dengan 3/100.000
anak per tahun pada usia remaja . Hipertiroid menyebabkan kelainan pada
banyak organ salah satunya pada sistem kardiovaskular. Beberapa studi
dan penelitian mengemukakan bahwa terjadi atrial fibrilasi 33 dari 47%
pasien dengan umur lebih dari 60 tahun. Serta kurang dari 1% kasus
serangan baru atrial fibrilasi disebabkan hipertiroid. Dan penelitian yang
dilakukan oleh Nakazawa melaporkan 11.345 pasien dengan hipertiroid
288 kasus disertai atrial fibrilasi, 6 kasus mengalami emboli
sistemik, diantaranya mengalami gagal jantung, diantaranya berusia > 50
tahun.
Kelainan tiroid merupakan kelainan endokrin tersering kedua yang
ditemukan selama kehamilan. Berbagai perubahan hormonal dan
metabolik terjadi selama kehamilan, menyebabkan perubahan kompleks
pada fungsi tiroid maternal. Hipertiroid adalah kelainan yang terjadi ketika
kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid yang berlebihan dari
kebutuhan tubuh.

0
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang menyebabkan penyakit Hipertiroid ?
2. Bagaimana gejala dan pengobatan penyakit Hipertiroid ?
1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Dari penyusunan makalah ini diharapkan penulis dapat mengerti,
memahami dan memperoleh gambaran tentang penerapan asuhan
keperawatan pada klien hipertiroid.
2. Tujuan Khusus
Setelah penulisan makalah ini, penulis mampu :
a) Menjelaskan konsep dasar penyakit hipertiroid dimulai dari pengerti
an, penyebab, patofisiologi, manifestasi klinik, pemeriksaan diagnost
ik sampai dengan penatalaksanaan medik pada penderita hipertiroid.
b) Melakukan pengkajian pada klien penderita hipertiroid.
c) Merumuskan diagnosa keperawatan kepada klien penderita
hipertiroid
d) Menyusun intervensi keperawatan pada klien penderita hipertiroid
e) Melaksanakan tindakan keperawatan pada klien penderita hipertiroid
f) Melakukan evaluasi keperawatan pada klien penderita hipertiroid
1.4 Manfaat Penulisan
Manfaat yang ingin diperoleh dalam penyusunan makalah adalah :
1. Mendapatkan pengetahuan tentang Hipertiroid
2. Mendapatkan pemahaman tentang penyebab penyakit Hipertiroid
3. Mendapatkan pemahaman tentang gejala dan pemeriksaan penyakit
Hipertiroid
4. Mendapatkan pemahaman tentang pengobatan Hipertiroid

1
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Definisi
Hipertiroidisme (Tiroktosikosis) merupakan suatu keadaan di mana
didapatkan kelebihan hormon tiroid karena ini berhubungan dengan suatu
kompleks fisiologis dan biokimiawi yang ditemukan bila suatu jaringan
memberikan hormon tiroid berlebihan.Hipertiroidisme adalah kadar
hormon tiroid yang bersirkulasi berlebihan. Gangguan ini dapat terjadi
akibat disfungsi kelenjar tiroid hipofisis, atau hipotalamus. (Elizabeth
J.Corwin:296)
Hipertiroidisme dapat didefinisikan sebagai respon jaringan-jaringan
terhadap pengaruh metabolik terhadap hormon tiroid yang berlebihan
(Price & Wilson:337)
Hipertiroid adalah suatu ketidakseimbangan metabolik yang
merupakan akibat dari produksi hormon tiroid yang berlebihan. (Dongoes
E, Marilynn , 2000 hal 708)

Hipertiroid dapat didefenisikan sebagai respon jaringan-jaringan


tubuh terhadap pengaruh metabolic hormon tiroid yang berlebihan.
Gambaran klinisnya dapat timbul akibat hormone tiroid T4 dan T3)
dengan spontan atau akibat asupan hormon tiroid secara berlebihan
(Brunner & Ssuddarth, 2002)

Hipertiroidisme merupakan kelainan endokrin yang dapat dicegah,


seperti kebanyakan kondisi tiroid, kelainan ini merupakan kelainan yang
sangat menonjol pada wanita. Kelainan ini menyerang wanita empat kali
lebih banyak daripada pada pria, terutama wanita muda yang berusia
antara 20 dan 40 tahun. Disini dapat dikarenakan karena dari proses
menstruasi, kehamilan dan menyusui itu sendiri menyebabkan
hipermetabolisme sebagai akibat peningkatan kerja daripada hormone
tiroid (Hotma R, 2006).

2
2.2 Anatomi Fisiologi
a. Anatomi

Kelenjar tiroid merupakan kelenjar berwarna merah kecoklatan dan


sangat vascular. Terletak di anterior cartilago thyroidea di bawah laring
setinggi vertebra cervicalis 5 sampai vertebra thorakalis 1. Kelenjar ini
terselubungi lapisan pretracheal dari fascia cervicalis dan terdiri atas 2
lobus, lobus dextra dan sinistra, yang dihubungkan oleh isthmus. Beratnya
kira2 25 gr tetapi bervariasi pada tiap individu. Kelenjar tiroid sedikit lebih
berat pada wanita terutama saat menstruasi dan hamil. Lobus kelenjar
tiroid seperti kerucut. Ujung apikalnya menyimpang ke lateral ke garis
oblique pada lamina cartilago thyroidea dan basisnya setinggi cartilago
trachea 4-5. Setiap lobus berukutan 5x3x2 cm. Isthmus menghubungkan
bagian bawah kedua lobus, walaupun terkadang pada beberapa orang tidak
ada. Panjang dan lebarnya kira2 1,25 cm dan biasanya anterior dari
cartilgo trachea walaupun terkadang lebih tinggi atau rendah karena
kedudukan dan ukurannya berubah.

Kelenjar ini tersusun dari bentukan bentukan bulat dengan ukuran yang
bervariasi yang disebut thyroid follicle. Setiap thyroid follicle terdiri dari
sel-sel selapis kubis pada tepinya yang disebut sel folikel dan mengelilingi

3
koloid di dalamnya. Folikel ini dikelilingi jaringan ikat tipis yang kaya
dengan pembuluh darah. Sel folikel yang mengelilingi thyroid folikel ini
dapat berubah sesuai dengan aktivitas kelenjar thyroid tersebut. Ada kelenj
ar thyroid yang hipoaktif, sel foikel menjadi kubis rendah, bahkan dapat
menjadi pipih. Tetapi bila aktivitas kelenjar ini tinggi, sel folikel dapat
berubah menjadi silindris, dengan warna koloid yang dapat berbeda pada
setiap thyroid folikel dan sering kali terdapat Vacuola Resorbsi pada
koloid tersebut.

b. Fisiologi
Hormon tiroid dihasilkan oleh kelenjar tiroid. Kelenjar tiroid memiliki
dua buah lobus, dihubungkan oleh isthmus, terletak di kartilago krokoidea
di leher pada cincin trakea ke dua dan tiga. Kelenjar tiroid berfungsi untuk
pertumbuhan dan mempercepat metabolisme. Kelenjar tiroid menghasilka
n dua hormon yang penting yaitu tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3).
Karakteristik triioditironin adalah berjumlah lebih sedikit dalam serum
karena reseptornya lebih sedikit dalam protein pengikat plasma di serum
tetapi ia lebih kuat karena memiliki banyak resptor pada jaringan. Tiroksin
memiliki banyak reseptor pada protein pengikat plasma di serum yang
mengakibatkan banyaknya jumlah hormon ini di serum, tetapi ia kurang
kuat berikatan pada jaringan karena jumlah reseptornya sedikit.
Proses pembentukan hormon tiroid adalah:
1. Proses penjeratan ion iodida dengan mekanisme pompa iodida. Pompa
ini dapat memekatkan iodida kira-kira 30 kali konsentrasinya di dalam
darah;
2. Proses pembentukan tiroglobulin. Tiroglobulin adalah glikoprotein
besar yang nantinya akan mensekresi hormon tiroid;
3. Proses pengoksidasian ion iodida menjadi iodium. Proses ini dibantu
oleh enzim peroksidase dan hidrogen peroksidase.
4. Proses iodinasi asam amino tirosin. Pada proses ini iodium (I) akan
menggantikan hidrogen (H) pada cincin benzena tirosin. Hal ini dapat
terjadi karena afinitas iodium terhadap oksigen (O) pada cincin

4
benzena lebih besar daripada hidrogen. Proses ini dibantu oleh enzim
iodinase agar lebih cepat.
5. Proses organifikasi tiroid. Pada proses ini tirosin yang sudah
teriodinasi (jika teriodinasi oleh satu unsur I dinamakan
monoiodotirosin dan jika dua unsur I menjadi diiodotirosin)
6. Proses coupling (penggandengan tirosin yang sudah teriodinasi). Jika
monoiodotirosin bergabung dengan diiodotirosin maka akan menjadi
triiodotironin. Jika dua diiodotirosin bergabung akan menjadi
tetraiodotironin atau yang lebih sering disebut tiroksin. Hormon tiroid
tidak larut dalam air jadi untuk diedarkan dalam darah harus
dibungkus oleh senyawa lain, dalam hal ini tiroglobulin. Tiroglobulin
ini juga sering disebut protein pengikat plasma. Ikatan protein
pengikat plasma dengan hormon tiroid terutama tiroksin sangat kuat
jadi tiroksin lama keluar dari protein ini. Sedangkan triiodotironin
lebih mudah dilepas karena ikatannya lebih lemah.

2.3 Etiologi
1. Beberapa penyakit yang menyebabkan Hipertiroid yaitu :
a. Penyakit Graves
Penyakit ini disebabkan oleh kelenjar tiroid yang oberaktif dan
merupakan penyebab hipertiroid yang paling sering dijumpai. Penyakit
ini biasanya turunan. Wanita 5 kali lebih sering daripada pria. Di duga
penyebabnya adalah penyakit autonoium, dimana antibodi yang
ditemukan dalam peredaran darah yaitu tyroid stimulating. Immunogiro
bulin (TSI antibodies), Thyroid peroksidase antibodies (TPO) dan TSH
receptor antibodies (TRAB). Pencetus kelainan ini adalah stres,
merokok, radiasi, kelainan mata dan kulit, penglihatan kabur, sensitif
terhadap sinar, terasa seperti ada pasir di mata, mata dapat menonjol
keluar hingga double vision.Penyakit mata ini sering berjalan sendiri
dan tidak tergantung pada tinggi rendahnya hormon tiroid. Gangguan

5
kulit menyebabkan kulit jadi merah, kehilangan rasa sakit, serta
berkeringat banyak.
b. Toxic Nodular Goiter
Benjolan leher akibat pembesaran tiroid yang berbentuk biji padat,
bisa satu atau banyak. Kata toxic berarti hipertiroid, sedangkan nodule
atau biji itu tidak terkontrol oleh TSH sehingga memproduksi hormon
tiroid yang berlebihan.
c. Minum obat Hormon Tiroid berlebihan
Keadaan demikian tidak jarang terjadi, karena periksa laboratorium
dan kontrol ke dokter yang tidak teratur. Sehingga pasien terus minum
obat tiroid, ada pula orang yang minum hormon tiroid dengan tujuan
menurunkan badan hingga timbul efek samping.
d. Produksi TSH yang Abnormal
Produksi TSH kelenjar hipofisis dapat memproduksi TSH
berlebihan, sehingga merangsang tiroid mengeluarkan T3 dan T4 yang
banyak.
e. Tiroiditis (Radang kelenjar Tiroid)
Tiroiditis sering terjadi pada ibu setelah melahirkan, disebut tiroiditis
pascapersalinan, dimana pada fase awal timbul keluhan hipertiorid, 2-3
bulan kemudian keluar gejala hpotiroid.
f. Konsumsi Yoidum Berlebihan
Bila konsumsi berlebihan bisa menimbulkan hipertiroid, kelainan ini
biasanya timbul apabila sebelumnya si pasien memang sudah ada
kelainan kelenjar tiroid.

2.4 Manifestasi Klinis


1. Peningkatan frekuensi denyut jantung
2. Kecemasan (hipereksitabilitas emsional),iritabilitas,ketakutan;ketidak-
mampuan untuk duduk diam; nadinya cepat saat istirahat dan ketika me
ngeluarkan tenaga nadi berkisar 90 dan 160xm

6
3. Peningkatan tonus otot, tremor, iritabilitas, peningkatan kepekaan terha
dap Katekolamin
4. Peningkatan laju metabolisme basal, peningkatan pembentukan panas,
intoleran terhadap panas, keringat berlebihan
5. Penurunan berat badan, peningkatan rasa lapar (nafsu makan baik)
6. Peningkatan frekuensi buang air besar
7. Gondok (biasanya), yaitu peningkatan ukuran kelenjar tiroid
8. Osteoporosis dan fraktur
9. Cepat letih,rambut rontok ,tremor
10. Tanda bruit
11. Haid sedikit dan tidak tetap
12. Pembesaran kelenjar tiroid
13. Mata melotot (exoptalmus)

2.5 Klasifikasi
Hipertiroidisme (Tiroktosikosis) di bagi dalam 2 kategori:
1. Kelainan yang berhubungan dengan Hipertiroidisme
2. Kelainan yang tidak berhubungan dengan Hipertiroidisme
Klasifikasi lain :
1. Goiter Toksik Difusa (Graves’ Disease)
2. Kondisi yang disebabkan, oleh adanya gangguan pada sistem kekebalan
tubuh dimana zat antibodi menyerang kelenjar tiroid, sehingga
menstimulasi kelenjar tiroid untuk memproduksi hormon tiroid terus
menerus.Graves’ disease lebih banyak ditemukan pada wanita daripada
pria, gejalanya dapat timbul pada berbagai usia, terutama pada usia 20 –
40 tahun. Faktor keturunan juga dapat mempengaruhi terjadinya
gangguan pada sistem kekebalan tubuh, yaitu dimana zat antibodi
menyerang sel dalam tubuh itu sendiri.
3. Nodular Thyroid Disease

7
Pada kondisi ini biasanya ditandai dengan kelenjar tiroid membesar
dan tidak disertai dengan rasa nyeri. Penyebabnya pasti belum
diketahui. Tetapi umumnya timbul seiring dengan bertambahnya usia.
4. Subacute Thyroiditis
Ditandai dengan rasa nyeri, pembesaran kelenjar tiroid dan
inflamasi, dan mengakibatkan produksi hormon tiroid dalam jumlah
besar ke dalam darah. Umumnya gejala menghilang setelah beberapa
bulan, tetapi bisa timbul lagi pada beberapa orang.
5. Postpartum Thyroiditis
Timbul pada 5 – 10% wanita pada 3 – 6 bulan pertama setelah
melahirkan dan terjadi selama 1 -2 bulan. Umumnya kelenjar akan
kembali normal secara perlahan-lahan.

2.6 Patofisiologi
Penyebab hipertiroidisme biasanya adalah penyakit graves, goiter
toksika. Pada kebanyakan penderita hipertiroidisme, kelenjar tiroid
membesar dua sampai tiga kali dari ukuran normalnya, disertai dengan
banyak hiperplasia dan lipatan-lipatan sel-sel folikel ke dalam folikel,
sehingga jumlah sel-sel ini lebih meningkat beberapa kali dibandingkan
dengan pembesaran kelenjar. Juga, setiap sel meningkatkan kecepatan
sekresinya beberapa kali lipat dengan kecepatan 5-15 kali lebih besar
daripada normal.
Pada hipertiroidisme, kosentrasi TSH plasma menurun, karena ada
sesuatu yang “menyerupai” TSH, Biasanya bahan–bahan ini adalah
antibodi immunoglobulin yang disebut TSI (Thyroid Stimulating
Immunoglobulin), yang berikatan dengan reseptor membran yang sama
dengan reseptor yang mengikat TSH. Bahan – bahan tersebut merangsang
aktivasi cAMP dalam sel, dengan hasil akhirnya adalah hipertiroidisme.
Karena itu pada pasien hipertiroidisme kosentrasi TSH menurun,
sedangkan konsentrasi TSI meningkat. Bahan ini mempunyai efek
perangsangan yang panjang pada kelenjar tiroid, yakni selama 12 jam,

8
berbeda dengan efek TSH yang hanya berlangsung satu jam. Tingginya
sekresi hormon tiroid yang disebabkan oleh TSI selanjutnya juga menekan
pembentukan TSH oleh kelenjar hipofisis anterior.
Pada hipertiroidisme, kelenjar tiroid “dipaksa” mensekresikan
hormon hingga diluar batas, sehingga untuk memenuhi pesanan tersebut,
sel-sel sekretori kelenjar tiroid membesar. Gejala klinis pasien yang sering
berkeringat dan suka hawa dingin termasuk akibat dari sifat hormon tiroid
yang kalorigenik, akibat peningkatan laju metabolisme tubuh yang diatas
normal. Bahkan akibat proses metabolisme yang menyimpang ini,
terkadang penderita hipertiroidisme mengalami kesulitan tidur. Efek pada
kepekaan sinaps saraf yang mengandung tonus otot sebagai akibat dari
hipertiroidisme ini menyebabkan terjadinya tremor otot yang halus dengan
frekuensi 10-15 kali perdetik, sehingga penderita mengalami gemetar
tangan yang abnormal. Nadi yang takikardi atau diatas normal juga
merupakan salah satu efek hormon tiroid pada sistem kardiovaskuler.
Eksopthalmus yang terjadi merupakan reaksi inflamasi autoimun yang
mengenai daerah jaringan periorbital dan otot-otot ekstraokuler, akibatnya
bola mata terdesak keluar.

9
2.6.WOC

Tiroiditis Pnykt Graves (antibody


reseptor TSH merangsang Nodul tiroid
aktivitas tiroid) toksik

Sekresi hormon tiroid


yang berlebihan

hipertiroidisme

hipermetabolisme

Aktifitas simpatik
Gerakan bola mata
berlebihan
relatif lambat

Ketidakseimbangan
energi dengan Perubahan kondulksi Infiltrasi limfosit, sel
kebutuhan tubuh listrk jantung mast ke jaringan
orbital & otot mata
pe↓ BB
kelelahan Beban kerja
jantung ↓
eksoftalmus

Mk: Perubahan Aritmia,


nutrisi kurang MK: Resiko
takikardi
dari kebutuhan kerusakan integritas
tubuh jaringan

MK: Resiko pe↓


curah jantung

MK:
Kurangpengetah
uan

10
2.7 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan diagnostik yang dilakukan diantaranya yaitu (Norman,
2011) :
1. Thyroid stimulating (TSH) yang dihasilkan oleh hipofisisakan menuru
n padahipertiroidisme. Dengandemikian, diagnosis hipertiroidisme ham
pir selalu dikaitkan dengan kadar TSH yang rendah. Jika kadar TSH tid
akrendah,makates lain harusdijalankan.
2. Hormontiroidsendiri (T3, T4) akan meningkat.Bagi pasien dengan hiper
tiroidisme, mereka harus memiliki tingkat hormontiroid yang tinggi. Te
rkadangsemuahormontiroid yang berbeda tidak tinggi dan hanya satu at
au dua pengukuranhormontiroid yang berbeda dan tinggi. Hal ini tidak t
erlalu umum, kebanyakan orang dengan hipertiroid akan memiliki semu
a pengukuran hormontiroidtinggi (kecuali TSH).
3. Yodium tiroid scan
akan menunjukkan jika penyebabnya adalah nodul tunggal atau seluruh
kelenjar.
Penemuan diagnostic :
1. Kelenjar tiroid membesar;lunak dan dapat berdenyut;getaran dapat
dirasakan dan terdengar suara bising diatas arteri tiroid
2. Pemeriksaan laboratorium menunjujukkan penurunan TSH serum,penin
gkatan T4 bebas dan peningkatan ambilan iodine radioaktif

2.8 Penatalaksanaan
1. Konservatif
Tata laksana penyakit Graves
a. Obat Anti-Tiroid. Obat ini menghambat produksi hormon tiroid.
Jika dosis berlebih, pasien mengalami gejala hipotiroidisme.Contoh
obat adalah sebagai berikut :
1. Thioamide
2. Methimazole dosis awal 20 -30 mg/hari

11
3. Propylthiouracil (PTU) dosis awal 300 – 600 mg/hari, dosis
maksimal 2.000 mg/hari
4. Potassium Iodide
5. Sodium Ipodate
6. Anion Inhibitor
7. Beta-adrenergic reseptor antagonist. Obat ini adalah untuk
mengurangi gejalagejala hipotiroidisme. Contoh: Propanolol
Indikasi :
1) Mendapat remisi yang menetap atau memperpanjang remisi pada
pasien muda dengan struma ringan –sedang dan tiroktosikosis
2) Untuk mengendalikan tiroktosikosis pada fase sebelum pengobatan
atau sesudah pengobatan yodium radioaktif
3) Persiapan tiroidektomi
4) Pasien hamil, usia lanjut
5) Krisis tiroid

Penyekat adinergik ß pada awal terapi diberikan, sementara menunggu


pasien menjadi eutiroid setelah 6-12 minggu pemberian anti tiroid.
Propanolol dosis 40-200 mg dalam 4 dosis pada awal pengobatan, pasien
kontrol setelah 4-8 minggu. Setelah eutiroid, pemantauan setiap 3-6 bulan
sekali: memantau gejala dan tanda klinis, serta Lab.FT4/T4/T3 dan TSHs.
Setelah tercapai eutiroid, obat anti tiroid dikurangi dosisnya dan
dipertahankan dosis terkecil yang masih memberikan keadaan eutiroid
selama 12-24 bulan. Kemudian pengobatan dihentikan , dan di nilai
apakah tejadi remisi. Dikatakan remisi apabila setelah 1 tahun obat
antitiroid di hentikan, pasien masih dalam keadaan eutiroid, walaupun
kemidian hari dapat tetap eutiroid atau terjadi kolaps.

12
2. Surgical
a. Radioaktif iodine.Tindakan ini adalah untuk memusnahkan kelenjar
tiroid yang hiperaktif
b. Tiroidektomi. Tindakan Pembedahan ini untuk mengangkat kelenjar
tiroid yang membesar
Terapi perlengkap
1. Kalium iodide, larutan lugol dan larutan iodide jenuh dapat ditamba
hkan
2. Agens beta-adrenergik dapat digunakan untuk mengontrol efek
system saraf yang terjadi pada pasien hipertiriodisme missal propran
orol digunakan untuk mengatasi kecemaan, takikardia,tremor,nsietas,
dan intoleransi terhadap panas.

13
BAB III

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Asuhan Keperawatan


`Asuhan keperawatan merupakan asuhan yang diberikan oleh seorang
perawat kepada seorang klien menggunakan proses keperawatan. Menurut
Hidayat (2004), proses keperawatan merupakan cara sistematis yang
dilakukan oleh perawat bersama klien dalam menentukan kebutuhan
asuhan keperawatan dengan melakukan pengkajian, menetukan diagnosis,
merencanakan tindakan yang akan dilakukan, melaksanakan tindakan serta
mengevaluasi hasil asuhan yang telah diberikan.

3.2 Pengkajian
1. Biodata
1) Identitas pasien
Nama,tempat tgl lahir, umur, jenis kelamin, alamat, agama, suku,
pendidikan.
2) Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama : biasanya klien mengatakan tubuhnya terasa
lemas
b. Riwayat kesehatan sekarang ; misalnya klien mengatakan pernah

Menurut Hidayat (2004), pengkajian merupakan langkah pertama dari proses


keperawatan dengan mengumpulkan data-data yang akurat dari klien sehingga
akan diketahui berbagai permasalahan yang ada. Tahap pengkajian terdiri dari
pengumpulan data, validasi data dan identifikasi masalah.
Hal-hal yang dikaji pada klien dengan hipertiroid meliputi (Carpenito, 2007) :
1. Aktivitas atau istirahat
Gejala : Imsomnia, sensitivitas meningkat, Otot lemah,gangguan
koordinasi, kelelahan berat
Tanda : Atrofi otot

14
2. Sirkulasi

Gejala : Palpitasi, nyeri dada (angina)

Tanda : Distritmia (vibrilasi atrium), irama gallop, murmur, peningkatan


tekanan darah dengan tekanan nada yang berat. Takikardia saat
istirahat, sirkulasi kolaps, syok (krisis tirotoksikosis)

3. Eliminasi

Gejala : Perubahan pola berkemih (poliuria, nocturia), rasa nyeri/terbakar,


kesulitan berkemih (infeksi), infeksi saluran kemih berulang,
nyeri tekan abdomen, diare, urine encer, pucat, kuning, poliuria
(dapat berkembang menjadi oliguria atau anuria jika terjadi
hipovolemia berat), urine berkabut, bau busuk (infeksi), bising
usus lemah dan menurun, hiperaktif (diare).

4. Integritas / Ego

Gejala : Stress, tergantung pada orang lain, masalah finansial yang


berhubungan dengan kondisi.

Tanda : Ansietas peka rangsang

5. Makanan / Cairan

Gejala : Hilang nafsu makan, mual atau muntah, tidak mengikuti diet,
peningkatan masukan glukosa atau karbohidrat, penurunan berat
badan lebih dari periode beberapa hari/minggu, haus, penggunaan
diuretik (tiazid)
Tanda : Kulit kering atau bersisik, muntah, pembesaran thyroid
(peningkatan kebutuhan metabolisme dengan pengingkatan gula
darah), bau halitosis atau manis, bau buah (napas aseton).
6. Neurosensori

Gejala : Pusing atau pening, sakit kepala kesemutan, kelemahan pada otot
parasetia, gangguan penglihatan.

15
Tanda : Disorientasi, mengantuk, lethargi, stupor atau koma (tahap lanjut),
gangguan memori baru masa lalu ) kacau mental. Refleks tendon
dalam (RTD menurun;koma), aktivitas kejang ( tahap lanjut dari
DKA).

7. Nyeri / Kenyamanan

Gejala : Abdomen yang tegang atau nyeri (sedang / berat), wajah meringis
dengan palpitasi, tampak sangat berhati-hati.

8. Pernapasan

Gejala : Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan / tanpa sputum purulen


(tergantung adanya infeksi atau tidak)

Tanda : sesak napas, batuk dengan atau tanpa sputum purulen (infeksi),
frekuensi pernapasan meningkat

9. Keamanan

Gejala : Kulit kering, gatal, ulkus kulit

Tanda: Demam, diaforesis, kulit rusak, lesi atau ulserasi, menurunnya


kekuatan umum/rentang gerak, parastesia atau paralysis otot
termasuk otot pernapasan (jika kadar kalium menurun dengan
cukup tajam)

10. Seksualitas

Gejala : Rabas wanita ( cenderung infeksi ), masalah impotent pada pria.

Tanda : Glukosa darah meningkat 100-200 mg/ dl atau lebih, aseton


plasma positif secara mencolok, asam lemak bebas kadar lipid
dengan kolosterol meningkat.

3.3 Diagnosa Keperawatan


a. Kelelahan berhubungan dengan hipermetabolik dengan peningkatan
kebutuhan energi.

16
b. Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan peningkatan metabolisme (peningkatan nafsu
makan/pemasukan dengan penurunan berat badan).
c. Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis: status hipermetabolik.

3.4 Intervensi

Tujuan/kriteria hasil Intervensi


No Rasional
(NOC) (NIC)
1. Keletihan Mandiri 1. nadi secara luas
meningkat dan bahkan
Definisi : rasa letih luar 1. Pantau tanda vital
saat istirahat , takikardi
biasa dan penurunan dan catat nadi baik
( diatas 160 x / menit )
kapasitas kerja fisik dan saat istirahat
mungkin akan
jiwa pada tingkat yang maupun saat
ditemukan
biasanya secara terus melakukan
2. kebutuhan dan
menerus aktivitas
konsumsi oksigen akan
2. Catat
Batasan Karakteristik : ditingkatkan pada
berkembangnya
1. Gangguan konsentrasi keadaan hipermetabolik
takipnea, dispnea,
2. Gangguan libido ,yang merupakan
pucat
3. Penurunan performa potensil akan terjadi
3. Berikan /ciptakan
4. Kurang minat terhadap hipoksia saat
lingkungan yang
sekitar melakukan aktivitas
tenang : ruangan
5. Mengantuk 3. menurunkan stimulasi
yang dingin ,
6. Peningkatan keluhan yang memungkin besar
turunkan stimulus
fisik dapat menimbulkan
sensori , warna-
7. Kurang energi agitasi , hiperaktif dan
warna yang sejuk
8. Lesu insomnia
dan masuk santai (
9. Persepsi membutuhkan 4. membantu melawan
tenang )
energi tambahan untuk pengaruh dari
4. sarankan pasien
menyelesaikan tugas peningkatan
untuk mengurangi

17
rutin aktivitas dan metabolisme
10. Mengatakan kurang meningkatkan 5.dapat menurunkan
energi yang luar biasa istirahat ditempat energy dalam saraf
11. Mengatakan perasaan tidur sebanyak- yang selanjutnya
lelah banyaknya jika meningkatkan relaksasi
12. Mengatakan tidak memungkinkan 6. memungkinkan untuk
mampu 5. berikan tindakan menggunakan energy
mempertahankan yang membuat dengan cara
aktivitas fisik pada pasien nyaman, konstruktif dan
tingkat yang biasanya seperti sentuhan / mungkin juga akan
massage , bedak menurunkan ansietas
Faktor yang
yang sejuk 7. peningkatan kepekaan
berhubungan :
6. Memberikan dari susunan saraf
1. Psikologis : aktivitas dan pusat dapat
Ansietas, depresi meningkatkan menyebabkan pasien
Mengatakan gaya istirahat ditempat mudah untuk
hidup membosankan, tidur sebanyak- terangsang, agitasi ,
stres. banyaknya jika dan emosi yang
2. Fisiologis : memungkinkan berlebihan
Anemia, status 7. Hindari 8. mengerti bahwa
penyakit membicarakan tingkah laku tersebut
Peningkatan topic yang secara fisik meningkat
kelemahan fisik menjekelkan atau koping terhadap
Malnutrisi, kondisi yang mengancam , situasi saat itu
fisik buruk mendengarkan dorongan dan saran
Kehamilan, deprivasi radio dan orang terdekat untuk
tidur. penonton televise berespons secara
3. Lingkungan : 8. Diskusikan positif dan berikan
Kelembapan, suhu, dengan orang dukungan pada pasien
cahaya, kebisingan terdekat keadaan
4. Situasional : lelah dan emosi

18
Peristiwa hidup negatif yang tidak stabil
Pekerjaan ini

Kolaborasi

Berikan obat sesuai Untuk mengatasi keadaan


indikasi : sedative, mis ( gugup ) ,hiperaktif dan
: fenobarbital ( luminal insomnia
, tranquilizer mis,
klordiazepoksida (
librium )

2 Ketidakseimbangan nutrisi Mandiri 1. bising usus hiperaktif


kurang dari kebutuhan 1. Auskultasi bising mencerminkan
tubuh usus peningkatkan
2. Catat dan laporkan motolitas lambung
Definisi : asupan nutrisi
adanya anokreksia, yang menurunkan
tidak cukup untuk
kelemahan umum/ atau mengubah fungsi
memenuhi kebutuhan
nyeri, nyeri absorsi
metabolik
abdomen , 2. peningkatan aktivitas
Batasan karakteristik : munculnya mual adrenergic dapat

1. Kram abdomen dan muntah menyebabkan

2. Nyeri abdomen 3. Pantau masukan gangguan sekresi

3. Menghindari makanan makanan setiap insulin / terjadi

4. BB 20% / lebih hari, dan timbang resisten yang

dibawah BB ideal berat badan setiap mengakibatkan

5. Kerapuhan kapiler hari serta hiperglekimia,

6. Diare laporankan adanya polidpsia, poliuria,

7. Kehilangan rambut penurunan perubahan kecepatan

berlebihan 4. Dorong pasien dan kedalaman

8. Kurang makanan untuk makan dan pernapasan ( tanda


9. Bising usus hiperaktif meningkatkan asidosis metabolic )

19
10. Kurang minat pada jumlah makan dan 3. penurunan berat
makanan juga makanan kecil, badan terus- menerus
11. Penurunan BB dengan dengan dalam keadaan
asupan makanan menggunakan masukan kalori yang
adekuat makanan tinggi cukup merupakan
12. Membran mukosa kalori yang mudah indikasi kegagalan
pucat dicerna. terhadap terapi
13. Tonus otot menurun 5. Hindari pemberian antiroid
14. Sariawan ronnga mulut makanan yang dapat 4. membantu menjaga
15. Kelemahan otot meningkatkan pemasukan kalori
pengunyah peristaltic usus ( cukup tinggi untuk
16. Kelemahan otot untuk mis, the,kopi dan menambah kan kalori
menelan makanan berserat tetap tinggi pada
lainnya ) dan cairan penggunaan kalori
yang menyebabkan yang disebabkan oleh
diare ( mis, apel/ adanya
jambu ) hipermetabolik.
5. peningkatan motilitas
saluran cerna dapat
mengakibatkan diare
dan gangguan absopsi
nutrisi yang
diperlukan
Kolaborasi
Konsultasi dengan ahi Mungkin memerlukan
gizi untuk memberikan bantuan untuk menjamin
diet tinggi kalori, pemasukan zat-zat
protein, karbihidrat dan makanan yang adekuat
vitamin. dan mengidentifikasi
Berikan obat sesuai makanan pengganti yang
dengan indikasi: paling sesuai

20
Glukosa, vitamin B
kompleks

3 Ansietas Mandiri 1. ansietas ringan dapat


Definisi : perasaan tidak 1. Observasi ditunjukan dengan
nyaman atau kekhawatiran tingkah laku peka rangsangan
yang samar disertai yang insomnia
respons autonom menunjukan 2. peningkatan
Batasan Karakteristik : tingkat ansietas pengeluaran penyekat
1. Penurunan 2. Pantau respon beta adnergik pada
produktivitas fisik, palpitasi, daerah reseptor ,
2. Gelisah gerakan yang bersamaan dengan
3. Insomnia berulang – efek-efek kelebihan
4. Rasa nyeri yang ulang , hormon tiroid
meningkatkan hiperventilasi , 3. menegaskan kepada
ketidakberdayaan insomnia pasien atau orang
3. Tinggal terdekat bahwa
bersama pasien walaupun perasaan
mempertahanka pasien diluar control ,
n sikap yang lingkunganny tetap
tenang . aman
mengakui atau 4. memberikan informasi
menjawab akurat yang dapat
kekuatiran dan menurunkan distorsi/
mengizinkan kesalahan
perilaku pasien interprestasi yang
yang umum dapat berperan pada
4. Jelaskan reaksi ansietas atau

21
prosedur , ketakutan
lingkungan 5. rentan perhatian
sekelilingi atau mungkin menjadi
suara yang pendek , konsentrasi
mungkin berkurang , yang
didengar oleh membatasi
pasien kemampuan untuk
5. Bicara singkat mengasimilasi
dengan kata informasi
yang sederhana 6. menciptakan
6. Kurangi lingkungan yang
stimulasi dari terapeutik :
luar : tempatkan menunjukan
pada ruangan penerimaan bahwa
yang tenang , aktivitas unit /
berikan personel dpat
kelembutan , meningkatkan
music yang ansietas pasien
nyaman , 7. memahami bahwa
kurangi , lampu tingkah laku
yang terlalu didasarkan atas
terang , kurangi fisiologis dapat
jumlah orang memungkinkan
yang respos/ pendekatan
berhubungan yang berbeda ,
dengan pasien penerimaan terhadap
7. Diskusikan situasi
dengan pasien 8. memberikan informasi
atau orang dan menyakinkan
terdekat pasien bahwa keadaan
penyebab itu adalah sementara

22
emosional yang dan akan membaik
labil / reaksi dengan pengobatan
psikotik ( rujuk
keDK : proses
pikir .
8. Tekankan
harapan bahwa
pengendalian
emosi itu harus
tetap diberiakan
sesuai dengan
perkembangan
terapi obat
Kolaborasi
Berikan obat Dapat digunakan
antiansietas bersamaan dengan
(tranquilizer, sedative ) pengobatan untuk
dan pantau efeknya menurunkan pengaruh
dari sekresi hormone
tiroid yang berlebihan

23
3.5 Evaluasi
1. Klien akan mempertahankan curah jantung yang adekuat sesuai dengan
kebutuhan tubuh
2. Klien akan mengungkapkan secara verbal tentang peningkatan tingkat
energy
3. Klien akan menunjukkan berat badan stabil
4. Klien akan melaporkan ansietas berkurang sampai tingkat dapat diatasi
5. Klien akan melaporkan pemahaman tentang penyakitnya

3.6 Discharge Planning


1. Olahraga secara teratur
2. Berhenti merokok
3. Jika mengalami penurunan berat badan, berikan tambahan atau ekstra
kalori atau protein kedalam diet untuk meningkatkan kembali berat
badan
4. Jaga agar kalsium tetap tercukupi

24
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Tiroid sendiri diatur oleh kelenjar lain yang berlokasi di otak,


disebutpituitari.Pada gilirannya,pituitari diatur sebagian oleh hormon tiroid yang
beredardalam darah (suatu efek umpan balik dari hormon tiroid pada kelenjar
pituitari) dansebagian oleh kelenjar lain yang disebut hipothalamus,juga suatu
bagian dari otak. Pengobatan hipertiroidisme adalah membatasi produksi hormon
tiroid yangberlebihan dengan cara menekan produksi (obat antitiroid) atau
merusak jaringantiroid (yodium radioaktif,tiroidektomi subtotal).

4.2 Saran

Dari penyakit ini, dapat dihindarkan dengan cara tidak stress, tidak
merokok,tidak mengkonsumsi obat-obatan sembarangan dan tidak mengkonsumsi
yodiumsecara berlebihan karena dapat terjadi radiasi pada leher dan organism-
organismedapat menyebabkan infeksi karena ada virus.

25
Daftar Pustaka

Amin, Hardi .2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis


dan NANDA NIC – NOC. Edisi 1 Revisi. Yogyakarta : Mediaction.
Doenges, Marilyn B, dkk. 2002. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta :
EGC.
Hidayat, A. Azis Alimul .2005. Pengantar Dokumentasi Proses Keperawatan.
Jakarta : EGC
Nassisi D .2008. Stroke, Hemorrhagic. Departement of Emergency Medicine,
Mount Sinai Medical Center.
Nursalam. 2001. Proses dan Dokumentasi Keperawatan. Jakarta: EGC
Price, S.A & Wilson. L.M. .2006. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Edisi 6 vol 2. Jakarta: EGC
Sudoyo, Aru W. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid 1, Edisi 4. Jakarta.
Interna Publishing.
http://emedicine.medscape.com

26

Você também pode gostar