Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
DURKHEIM
ANALISIS KASUS BUNUH DIRI TERHADAP TEORI EMILE DURKHEIM
A. PENDAHULUAN
Sebenarnya, kasus bunuh diri seperti yang terjadi akhir – akhir ini tidak akan terjadi
jika para pelakunya memimiliki keyakinan akan agama mereka yang kuat. Namun sangat
disayangkan kebanyakan agama sekarang hanya dijadikan sebagai formalitas saja, sehingga
keberadaan akan santri abanganpun semakin nyata adanya. Sepertinya kasus bunuh diri ini
menjadi sebuah analisis tersendiri di dalam melakukan pengkajian terhadap keberadaan
keberadaan masyarakat beserta pola perilakunya. Dalam setiap ajaran agamapun tidak ada
yang membenarkan akan bunuh diri ini salah satunya islam, dimana dalam pandangan islam
hal ini adalah perbuatan yang sangat keji, dan termasuk dosa yang sangat besar. Serta,
kegiatan bunuh diri ini adalah kegiatan manusia-manusia pengecut/pecundang hidup (looser),
sebab kekalahan memang sudah mutlak menjadi milik mereka jika mereka membunuh
dirinya sendiri.
Dari peristiwa atas maka ada hubungan yang erat dengan teori yang dikemukakan
oleh Emile Durkheim yang menganalisis tentang kasus bunuh diri, maka dari itu saya tertarik
menganalisis tentang kejadian yang marak terjadi di Negara Indonesia ini.
B. PERMASALAHAN
1. LANDASAN TEORI
Emile Durkheim merupakan tokoh sosiologi klasik yang terkenal dengan teori bunuh
dirinya. Dalam bukunya “SUICIDE” Emile mengemukakan dengan jelas bahwa yang
menjadi penyebab bunuh diri adalah pengaruh dari integrasi social. Teori ini muncul karena
Emile melihat didalam lingkungannya terdapat orang-orang yang melakukan bunuh diri.
Yang kemudian menjadikan Emile tertarik untuk melakukan penelitian diberbagai Negara
mengenai hal ini. Peristiwa bunuh diri merupakan kenyataan-kenyataan social tersendiri yang
karena itu dapat dijadikan sarana penelitian dengan menghubngkannya terhadap struktur
social dan derajat integrasi social dari suatu kehidupan.
Terdapat empat alasan orang bunuh diri menurut Emile Durkheim, yaitu:
Dewasa ini banyak kejadian kejadian yang berujung pada bunuh diri pikiran atau upaya
bunuh diri merupakan salah satu karakterisitik depresi yang biasanya mencakup pikiran yang
berujung pada tindakan bunuh diri, Dengan demikian tidak mengherankan bila pemikiran
untuk bunuh diri banyak dimiliki orang-orang yang sakit mental, mengingat perilaku yang
menghancurkan diri sendiri tersebut diindikasikan sebagai salah satu ciri beberapa gangguan
mental.
Dibawah ini akan dijelaskan tentang bagaimana perbandingan orang – orang yang
berupaya dan berhasil bunuh diri :
PERBANDINGAN ANTARA ORANG-ORANG YANG BERUPAYA DAN
BERHASIL BUNUH DIRI
Karakterisitik Orang-orang yang Berupaya Orang-orang yang Berhasil
Bunuh Diri Bunuh Diri
Gender Mayoritas perempuan Mayoritas Laki-laki
Usia Terutama berusia muda Risiko meningkat berkaitan
dengan usia
Metode Tingkat kefatalan rendah (pil, Lebih keras (dengan senjata api,
memotong urat nadi) melompat)
Diagnosis umum Gangguan distimik Gangguan mood mayor
Gangguan Alkoholisme
kepribadian ambangskizofrenia
Emosi dominan Depresi disertai kemarahan Depresi disertai keputusasaan
Motivasi Perubahan kondisi Depresi disertai keputusasaan
Mengharapkan pertolongan Kematian
(cry for help)
Riwayat rumah sakit Kesembuhan singkat dari
disforia
Sikap terhadap upaya Lega karena dapat selamat
bunuh diri Berjanji untuk tidak
mengulangi
Dibawah ini akan dijelaskan tentang beberapa mitos tentang bunuh diri yang juga
diyakini secara umum :
1. Orang-orang yang berkata ingin bunuh diri tidak akan melakukan tindakan tersebut
2. Bunuh diri dilakukan tanpa memberi peringatan
3. Hanya orang-orang dari kelas tertentu yang melakukan bunuh diri
4. Menjadi anggota kelompok keagamaan tertentu adalah prediktor yang baik bahwa seseorang
tidak akan berpikir untuk bunuh diri
5. Motif bunuh diri dapat dengan mudah diketahui
6. Semua orang yang melakukan tindakan bunuh diri berada dalam keadaan depresi
7. Seseorang yang menderita penyakit fisik yang mematikan tidak mungkin melakukan bunuh
diri
8. Tindakan bunuh diri merupakan tindakan psikotik
9. Bunuh diri dipengaruhi faktor-faktor kosmik
10. Membaiknya kondisi emosional berarti mengurangu risiko bunuh diri
11. Bunuh diri merupakan kesepian
12. Orang-orang yang berniat bunuh diri memang ingin mati
13. Berpikir untuk bunuh diri merupakan hal yang jarang terjadi
14. Menanyakan kepada seseorang, terutama orang yang depresi, tentang bunuh diri akan
memojokkannya dan menyebabkan tindakan bunuh diri yang sebenarnya tidak akan terjadi
jika tidak ditanyakan
15. Orang-orang yang mencoba bunuh diri dengan cara yang kefatalannya rendah tidak sungguh-
sungguh ingin membunuh dirinya sendiri
D. PENUTUP
Ketika membayangkan bunuh diri biasanya berpikir tentang seseorang yang penuh
dengan perhitungan melakukan tindakan dramatis yang dipilih secara eksplisit untuk
mengakhiri hidupnya dengan segera, seseorang memiliki niat bunuh diri jika mereka
bertindak dengan cara yang tidak tampak jelas ingin menghancurkan diri sendiri, namun
dapat menyebabkan cedera serius atau kematian setelah kurun waktu lama, sebenarnya kasus
bunuh diri seperti yang terjadi akhir – akhir ini tidak akan terjadi jika para pelakunya
memiliki keyakinan akan agama mereka yang kuat, maka dari itu bersikaplah sebagaimana
orang yang taat beragama supaya kita bisa terhindar dari kemungkinan yang tidak kita
inginkan.