Você está na página 1de 8

uesday, 15 September 2015

askep kejang demam pada an D di ruang melati

BAB III
ASKEP KASUS

A. Pengkajian.

1. Biodata.

a. Identitas klien : An. D


Tanggal lahir : 13 april 2013
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan :-
Alamat : jalan baru
Agama : 02-06-2014
Tanggal masuk : 02-06-2014
Tanggal pengkajian : Islam
Diagnosa medis : kejang demam
No register : 106076

b. Identitas orang tua


1. ayah
Nama : Tn.D
Umur : 28 tahun
Pendidikan : SI pertanian
Pekerjaan : swasta
Agama : islam
Alamat : jalan baru
Hubungan dengan klien : ayah kandung
2. ibu
Nama : Ny.g
Umur : 28 tahun
Pendidikan : SI BK
Pekerjaan : guru
Agama : islam
Alamat : jalan baru
Hubungan dengan klien : ibu kandung

2. Riwayat Kesehatan.

a. Keluhan Utama.
Klien selama kurang lebih 1minggu batuk, pilek, kejang 6 kali selama
10 menit setelah kejang klien suhu tubuhnya panas sampai 38,20C.

b. Riwayat Penyakit Sekarang.


Klien datang dengan keluhan demam tinggi dan disertai kejang sebanyak 6 kali, diikuti suhu tubuh yang tinggi
kurang lebih 1,5 jam, setelah kejang klien minta BAB, BAB cair berampas, dibawa ke rumah sakit RSUD Curup
ke UGD dalam keadaan lemah.
c. Riwayat Penyakit Dahulu.
Menurut keterangan keluarga klien belum pernah menderita penyakit
kejang seperti ini, biasanya cuma demam dan sembuh setelah minum
obat turun panas dari Puskesmas atau dokter praktek terdekat.

d. Riwayat Penyakit Keluarga.


Keluarga klien tidak ada riwayat kejang, hipertermi dan stroke

e. Riwayat Alergi.
Anak tidak punya riwayat alergi.

f. Riwayat Imunisasi.
Ibu anak mengatakan bahwa anaknya sudah mendapat imunisasi secara lengkap yaitu : BCG, DPT, I, II, III,
hepatitis B, I, II, III, IV dan campak

g. Riwayat Tumbuh Kembang.


Klien hanya bisa miring kanan dan kri pada umur 4 bualn, tengkurep pada umur 5 bulan,gigi mulai tumbuh umur
7 bulan. Pada umur 10 bulan anak dapat duduk sendiri,tetapi sebelumnya harus dibantu.

h. Riwayat Kehamilan dan Persalinan.


1) Prenatal.
Selama hamil ibu tak pernah menderita penyakit yang berarti
selama hamil ibu memeriksakan kehamilan ke bidan terdekat danselama mendapat suntikan TT

2) Natal.
Klien dilahirkan di rumah sakit dengan SC pada umur kehamilan 9 bulan dengan berat badan lahir 330 gr,
panjang 48 cm.

3) Pos natal.
Pada waktu lahir keadaan tubuh normal, tidak ada kelainan.

4) Riwayat imunisasi.
Ibu mengatakan bahwa anaknya sudah mendapatkan imunisasi
secara lengkap antara lain: BCG, DPT, I, II , III, Hepatitis, B, I ,II,
II dan campak.

3. Pola Kesehatan Fungsional.


a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan.
Menurut ibu klien kesehatan adalah sangat penting karena merupakan
anugerah dari Tuhan yang perlu dijaga dan disyukuri, bila klien sakit
ibu klien selalu memeriksakan ke tempat kesehatan terdekat.
b. Pola nutrisi dan metabolik.
Ibu klien mengatakan sebelum dirawat di Rumah Sakit anaknya batuk
pilek makan 3 kali sehari, Minum 4-5 gelas air putih dan susu, klien juga makan sayuran dan buahan.

c. Pola eliminasi.
Ibu klien mengatakan sebelum sakit BAB 1 kali sehari warna kuning,
Konsistensi lembek, BAK kurang lebih 4 – 6 kali sehari warna kuning
jernih. Ibu klien mengatakan BAB 3-4 kali sehari konsistensi cair
bercampur ampas, tidak ada darah, BAK klurang lebih 4 – 5 kali sehari
dengan warna kuning tidak ada lendir maupun darah.
d. Pola istirahat dan tidur.
Sebelum dirawat di Rumah Sakit ibu klien mengatakan biasa tidur jam
20.00 dan bangun jam 07.00, selain itu juga biasa tidur siang kurang
lebih 2 – 4 jam. Selama dirawat di Rumah Sakit ibu klien mengatakan
frekuensi tidur pasien tidak mengalami perubahan.

e. Pola persepsi sensasi dan kognitif.


Klien tidak menggunakan alat bantu penglihatan, pendengaran

f. Pola hubungan dengan orang lain.


Hubungan dengan keluarga, perawat, maupun orang lain tidak ada masalah baik selama dirawat dirumah sakit,
orang yang paling dekat adalah ibunya

g. Pola mekanisme koping.


Ibunya mengatakan dalam menghadapi masalah si anak selalu mengadu kepada ibunya

h. Pola nilai keperawatan dan keyakinan.


Keluarga beragama islam dan selalu menjalankan ibadah sholat 5
waktu orang tua menginginkan anaknya menjadi anak yang sholeh.

i. Pola Persepsi.
Harapan klien dan ibu klien semoga anaknya cepat sembuh agar cepat pulang ke rumah

4. Pemeriksaan Fisik.
Dilakukan pada tanggal: 02-06-2014.
Keluhan Utama : Lemah
Kesadaran : Composmetis
TTV :N : 116 kali/menit
RR : 37x/menit
Suhu : 380C
BB : 8 kg
TB : 60 cm.
Kepala : Mesochepal.
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik,
rambut tampak kotor,
Hidung : Tidak ada polip, tidak ada napas cuping hidung
.
Telinga : Telinga tidak kotor, tidak ada serumen
pendengaran baik.
Mulut : Bibir kering, lidah bersih,tidak ada peradangan tonsil
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada
nyeri tekan.
Dada : Simetris, sterin fremitus kanan : kiri, konfigurasi
normal, bunyi tidak ada gallop.
Abdomen : Datar, tidak ada luka, tidak ada nyeri tekan, tidak
ada pembesaran hepar.
Ekstremitas catas : Terpasang infus RL 10 tetes/menit kekuatan otot
atas 4/4 bawah 4/4 dari (0 – 5).
Kulit : Sawo matang, kulit bersih, kuku pendek,
Genetalia : Tidak terpasang DC, tidak ada luka.

5. Data Penunjang.
Tanggal 02-06-2014
Haemoglobin :9.0 g/dl
Lekosit :32000 ul
Trombosit :357000 ul
Hematokrit :24%
Df :0/0/0/75/25/0%

Therapy
Injeksi:- novalgin 3x90 mg
- fetriaxon 2x22 mg
- stesolid 5 mg bila kejang
Infus : RL 10 tetes / menit.
Oral : lacto B
Diit : Lunak, bubur nasi, lauk, sayur, buah.

B. ANALISA DATA

NO DATA ETIOLOGI MASALAH


1 DS: Proses infeksi hipertermi
- ibu klien mengatakan anaknya batuk, pilek, suhu
tubuh panas.
DO:
- wajah klien tampak merah
- suhu tubuh klien 380C, nadi 88x/menit,
RR:38x/menit

2 DS: kejang Resiko tinggi


- ibu klien mengatakan sebelum masuk rumah Kerusakan sel
sakit klien mengalami kejang 6 kali disertai otak
demam tinggi
DO:
- anak tampak lemas
- terpasang infus RL 20 tetes / menit, wajah
tampak tegang
3DS: Sering buang air Resiko
- ibu klien mengatakan anaknya kurang lebih satu besar kurangnya
jam setelah kejang anaknya mencret volme cairan
DO: dan elektrolit
- feses terlihat cair,warna kuning, berampas,
membran mukosa kering

C. DIAGNOSA KEPEREWATAN
NO DATA TANGGAL TANGGAL PARAF
DITEMUKAN TERATASI
1 Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi atau inflamasi.
Ditandai dengan:
DS:
- ibu klien mengatakan anaknya batuk, pilek, suhu tubuh
panas.
DO:
- wajah klien tampak merah
- suhu tubuh klien 38,00C, nadi 88x/menit, RR:38x/menit

2 Resiko terjadi kerusakan sel otak berhubungan dengan kejang.


Ditandai dengan:
DS:
- ibu klien mengatakan sebelum masuk rumah sakit klien
mengalami kejang 6 kali disertai demam tinggi
DO:
- anak tampak lemas
- terpasang infus RL 20 tetes / menit,wajah tampak tegang
3 Resiko kurangnya volume cairan dan elektrolit berhubungan
dengan sering buang air besar dan muntah
Ditandai dengan:
DS:
- ibu klien mengatakan anaknya kurang lebih satu jam setelah
kejang anaknya mencret
DO:
- feses terlihat cair, warna kuning, berampas, membran mukosa
kering

D. INTRVENSI KEPERAWATAN

NO Tujuan intervensi rasionalisasi


.
Dia
gno
sa
1 Setelah dilakukan 1.Kaji tanda dan gejala adanya peningkatan suhu 1.Untuk mengidentifikasi pol
tindakan keperawatan tubuh a
selama dan penyebabnya. demam klien
3 x 24 jam tidak 2.Monitor TTV, suhu tiap 6 jam sekali 2.Untuk acuan mengetahui
terjadi hipertermi. 3.Anjurkan klien banyak minum 2 –2,5 liter/24 jam Kesadaran umumKlien
Dengan kriteria hasil: 4.Monitor intake dan 3.Menurunkan
-Suhu tubuh normal output suhu tubuh
(36-370C),klien 5.Anjurkan untuk mengakibatkan penguapanu
tidak demam memakai pakaian tipis buh meningkat sehingga per
-klien tampak dan menyerap keringat lu diimbangi
nyaman. 6. Memberimenyarankan tindakan keperawatan dengan asupancairan yang
kompres air banyak.
hangat dan 4.Untuk
pada ibu klien untukmemberi kompres Mengetahui
sebagai penanganan ketidak
pertama bila suhu seimbangan
tubuh anaknya tubuh.
tidak normal. 5.Untuk menurunkan suhu tu
buh.
6.Untuk menurunkan suhu tu
buh
2 Setelah dilakukan 1.Atur kepala dan beri 1.Mengarahkan
tindakan keperawatan bantal yang empuk, beri Ekstremitas
selama 3 x 24jam tid posisi yang nyaman dengan hati-hati
ak terjadi 2.Longgarkan pakaian menurunkan
terjadi kerusakan selo pada daerah leher atau resiko trauma
tak dan tidakterjadi kdada dan abdomen. secara fisik
omplikasi. 3.Lakukan tanda-tanda ketika klien
Dengan kriteria hasil: vital dan tingkat kesadaran kehilangan
-tidak ada tanda 4.Kolaborasi pemberian tambahan O2 kontrol
tanda kejang 5.Kolaborasi pemberian terhadap otot
-peredaran darah obat sesuai indikas volunter.
lancar 2.Obat anti
-suplai oksigen lancar kejang yang
-komplikasi otak dapat menstabilkan membra
tidak terjadi n
-kerusakan sel otak sel.
tidak terjadi
3.Untuk fasilitasi usaha bernaf
as
atau ekspansi
dada
4.Mencatat
Keadaan
posiktal dan
waktu
penyembuhan
pada keadaan
normal.
5..Dapat
Menurunkan
Hipoksia
Serebral
sebagai akibat dari
sirkulasi yang menurun atau
oksigen
sekunder
terhadap pasmevaskuler
3 Setelah dilakukan 1.Mengkaji frekuensi defekasi, karakteristik jumlahdan 1.Menetukan
keperawatan 3x24 factor pencetus. kebutuhan dan
jam 2.Mengkaji TTV. kehilangan
diharapkanKeseimba 3.Mengkaji status hidrasi, mata, turgor kulit dan cairan.
ngan membran mukosa. 2.Membantu
cairan dapat 4.Anak diistirahatkan. Mengkaji
dipertahankan dalamb
5.Kolaborasi dengan kesadaran klien.
atas normal, tidak pemerian cairan 3.Menetukan
terjadi mencret dalamparenteral. kehiangan dan
konsistensi normal.6.Pemberian obat anti kebutuhan
Dengan kriteria hasil:
Diare. 4.Meningkatkan
-membran mukosa sirkulasi.
lembab 5.Meningkatkan
-turgor elastis konsumsi yang
-berat badan tidak lebih.
menunjukkan 6.Mencegah diare berlanjut
penurunan

E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Tanggal/j NO IMPLEMENTASI PAR


am DX AF
02/06/201 1 1.mengkaji tanda dan gejala adanya peningkatan
4 Suhu Tubuh dan penyebabnya.
Jam 20.00 R/suhu tubuh 38,2C
1 2.meonitor TTV, suhu tiap 6 jam sekali
Jam 20.00 R/temp: 38,2C rr:37x/m n:116x/mnt
1 3.menganjurkan klien banyak minum 2 –2,5 liter/24 jam
Jam 02.00 R/klien meminum sedikit demi sedikit
4.Memoonitor intake dan output
R/BAB 4 X, BAK 6 X
1
Jam 06.00 5.menganjurkan untuk memakai pakaian tipis
dan menyerap keringat
1
R/anak tampak nyaman
Jam 20.10
6. menyaran kan tindakan keperawatan kompres air
hangat dan
1 pada ibu klien untuk memberi kompres
Jam 20.15 sebagai penanganan pertama bila suhu tubuhanaknya tidak normal.
R/ibunya mengerti dengan penjelasan
7.mengatur kepala dan beri bantal yang empuk, beri
posisi yang nyaman
2 R/anak tampak nyaman
Jam 20.15 8.melonggarkan pakaian pada daerah leher atau
dada dan abdomen.
R/anak mau melonggarkan pakaiannya
2 9.melakukan tanda-tanda vital dan Tingkat
Jam 20.20 kesadaran
R/s:38,2C, rr:37x/mnt, n:116 x/m , kesadaran: komposmetis
2 10.mengkolaborasi pemberian tambahan O2
Jam 20.00 R/O2 sudah terpasang 2 liter
11.mengkolaborasi pemberian obat sesuai indikasi
R/
12.Mengkaji frekuensi defekasi, karakteristik
2
Jumlah dan factor pencetus.
Jam 21.00
R/
2
13.Mengkaji TTV.
Jam 04.00 R/temp:38,2C, rr:37x/mnt, n:116x/mnt
3 14.Mengkaji status hidrasi, mata, turgor kulit dan
Jam 21.10 membran mukosa.
R/ mata agak cekung, membran mukosa kering
315.Anak diistirahatkan.
Jam 02.00 R/ menyuruh keluarga yang besuk untuk keluar ruangan
316.mengkolaborasi dengan pemerian cairan
Jam 20.30 parenteral.
R/
17.Pemberian obat anti diare.
3 R/lacto B
Jam 21.30

3
Jam 20.35

3
Jam 21.00

05/06/201 1 1.mengkaji tanda dan gejala adanya peningkatan


4 Suhu Tubuh.
Jam 14.00 R/suhu tubuh 36,0C
2.meonitor TTV, suhu tiap 6 jam sekali
Jam 18.00 R/temp: 36,0C rr:39x/m n:110x/mnt
3.menganjurkan klien banyak minum 2 –2,5 liter/24 jam
Jam 14.30 R/klien meminum sedikit demi sedikit
4.Memonitor intake dan output
R/BAB 2 X, BAK 6 X
Jam 18.00 5.menganjurkan untuk memakai pakaian tipis
dan menyerap keringat
R/anak tampak nyaman
Jam 14.40
F. EVALUASI

Tanggal/jam No dx evaluasi paraf


03/06/2014 1

S: Ibu klien mengatakan anak masih panas.


O: Suhu 370C, klien sudah tampak tenang.
A: masalah belum teratasi.
P: Lanjutkan intervensi.
2 S: Ibu klien mengatakan anaknya tidak
Mengalami kejang lagi.
O: Tidak ada tanda-tanda kejang suplai
Oksigen mencukupi, peredaran darah
lancar.
A: Masalah teratasi sebagian.
P: intervensi dilanjutkan no. 9,10,11
3 S: Ibu klien mengatakan anaknya sudah tidak
BAB terus dan sudah tidak muntah.
O: BAB 2x sehari dengan konsistensi lembek
Tidak berampas, turgor kulit elastis,
Membran mukosa lembab, minum banyak.
A: Masalah teratasi.
P: intervensi dihentikan

04/06/2014 1 S: Ibu klien mengatakan anak masih panas.


O: Suhu 36,80C, klien sudah tampak tenang.
A: masalah belum teratasi.
P: Lanjutkan intervensi.

2 S: Ibu klien mengatakan anaknya tidak


Mengalami kejang lagi.
O: Tidak ada tanda-tanda kejang suplai
Oksigen mencukupi, peredaran darah
lancar.
A: Masalah teratasi.
P: intervensi dihentikan.
05/06/2014 1 S: Ibu klien mengatakan anak tidak panas lagi
O: Suhu 360C, klien sudah tampak tenang.
A: masalah teratasi.
P: intervensi dihentikan

Você também pode gostar