Você está na página 1de 17

Apa Itu Hati (Hepar)?

Gambar 1.1 : Hati (Hepar) Manusia

Hati(hepar) adalah kelenjar besar berwarna merah gelap terletak di bagian atas abdomen sisi kanan.
Unit fungsional dasar hati adalah lobulus hati, yang berbentuk silindris dengan panjang beberapa
milimeter dan berdiameter 0,8 sampai 2 milimeter. Hati manusia berisi 50.000 sampai 100.000
lobulus. Lobulus sendiri dibentuk terutama dari banyak lempeng sel hepar. Masing-masing lempeng
hepar tebalnya satu sampai dua sel, dan diantara sel yang berdekatan terdapat kanakuli biliaris kecil
yang mengalir ke duktus biliaris di dalam septum fibrosa yang memisahkan lobulus hati yang
berdekatan.

Hati merupakan organ kelenjar besar yang mulai berkembang pada minggu ketiga kehamilan. Ukuran
hati relatif lebih besar pada janin dibandingkan orang dewasa. Hati terus berkembang selama
bertahun-tahun anak usia dini dan dikatakan sepenuhnya berkembang pada saat yang selesai 15 tahun.
Seperti disebutkan sebelumnya, hati adalah organ terbesar serta kelenjar terbesar dari tubuh manusia.
Beratnya sekitar 1,6 kilogram pada orang dewasa. Sebuah jaringan jaringan ikat mencakup ini seperti
sepon massal berbentuk baji coklat kemerahan. Lapisan jaringan ikat yang menutupi hati disebut
sebagai kapsul Glisson itu. Hati terdiri dari empat lobus yang tidak setara berukuran. Ini lobus disebut
sebagai lobus kanan, lobus kiri, lobus kuadrat dan lobus berekor. Hanya kiri dan lobus kanan dapat
dilihat bila hati dilihat dari depan. Dari lobus ini, lobus kanan adalah yang terbesar dalam ukuran.
Banyak orang yang bertanya-tanya di mana hati terletak dalam tubuh manusia? Untuk mengetahuinya
mari kita baca lagi *cekidot

Dimana Hati Terletak?


Hati terletak di rongga perut. Perut adalah ruang yang terletak di antara dada dan daerah panggul. Hati
terletak tepat di bawah diafragma, di kuadran kanan atas perut. Hati dikatakan memiliki tiga
permukaan. Ini disebut sebagai permukaan superior, inferior dan posterior. Organ ini kelenjar besar
yang melekat pada dinding anterior abdomen serta diafragma oleh ligamentum bengkok. Ini ligamen
bengkok ini yang juga membagi hati ke dalam lobus kanan dominan dan lobus kiri lebih kecil.
Ligamen lain yang menghubungkan hati ke diafragma dan dinding perut termasuk ligamentum
koroner, berserat ligamen bulat, kanan dan ligamen segitiga kiri.
Gambar 1.2 : Mengenali Bagian-Bagian Hati (Hepar)
Mengenali bagian bagian Hati (Hepar)

A. Lobus Pada Hati Manusia


Sekilas Materi

Ternyata “Lobus” berperan


sebagai pusat pemrosesan
utama bagi hati kita. Di
sinilah hati menjalankan
fungsi-fungsinya seperti
Gambar 1.3 : Lobus Kanan dan Kiri Pada Hati menyahtoksik darah dan
menghasilkan empedu.

LOBUS HATI terbentuk dari sel parenkimal dan sel non-parenkimal.[1] Sel parenkimal pada hati
disebut hepatosit, menempati sekitar 80% volume hati dan melakukan berbagai fungsi utama hati.
40% sel hati terdapat pada lobus sinusoidal. Hepatosit merupakan sel endodermal yang terstimulasi
oleh jaringan mesenkimal secara terus-menerus pada saat embrio hingga berkembang menjadi sel
parenkimal. Selama masa tersebut, terjadi peningkatan transkripsi mRNA albumin sebagai stimulan
proliferasi dan diferensiasi sel endodermal menjadi hepatosit.
Lumen lobus terbentuk dari SEC dan ditempati oleh 3 jenis sel lain, seperti sel Kupffer, sel
Ito, limfosit intrahepatik seperti sel pit. Sel non-parenkimal menempati sekitar 6,5% volume hati dan
memproduksi berbagai substansi yang mengendalikan banyak fungsi hepatosit.
Filtrasi merupakan salah satu fungsi lumen lobus sinusoidal yang memisahkan permukaan hepatosit
dari darah, SEC memiliki kapasitasendositosis yang sangat besar dengan
berbagai ligan seperti glikoprotein, kompleks imun, transferin dan seruloplasmin. SEC juga berfungsi
sebagai sel presenter antigen yang menyediakan ekspresi MHC I dan MHC II bagi sel T. Sekresi yang
terjadi meliputi berbagai sitokina, eikosanoidseperti prostanoid dan leukotriena, endotelin-1, nitrogen
monoksida dan beberapa komponen ECM.
B. Kandung Empedu

Gambar 1.4 : Kandung Empedu

Kandung empedu merupakan kantong otot kecil yang berfungsi untuk menyimpan cairan empedu
(cairan pencernaan berwarna kuning kehijauan yang dihasilkan oleh hati). Kandung empedu memiliki
bentuk seperti buah pir dengan panjang 7-10 cm dan merupakan membran berotot. Terletak didalam
fossa dari permukaan visceral hati. Kandung empedu terbagi kedalam sebuah fundus, badan dan leher.

Bagian-bagian kandung empedu, terdiri atas:

 Fundus vesikafelea, merupakan bagian kandung empedu yang paling akhir setelah korpus
vesikafelea
 Korpus vesikafelea, merupakan bagian dari kandung empedu yang didalamnya berisi getah
empedu. Getah empedu adalah suatu cairan yang disekresi oleh sel hati sebanyak 500-1000 cc
setiap harinya, sekresi berjalan terus menerus, jumlah produksi cairan empedu dapat
meningkat pada saat mencerna lemak.
 Leher kandung empedu, merupakan saluran pertama tempat masuknya getah empedu ke
badan kandung empedu lalu berkumpul dan dipekatkan dalam kandung empedu.
 Duktus sistikus, memiliki panjang kurang lebih 3 3/4 cm, berjalan dari leher kandung empedu
dan bersambung dengan duktus hepatikus membentuk saluran empedu ke duodenum.
 Duktus hepatikus, merupakan saluran yang keluar dari leher.
 Duktus koledokus, merupakan saluran yang membawa empedu ke duodenum

Kandung empedu tidak memiliki submukosa. Pembungkus pada kandung empedu terdiri dari 3 lapis,
yakni permukaan luar dari kandung empedu adalah Viceral peritoneum, pada bagian tengah, otot dari
dindingnya terdiri dari serat otot halus (sel), dan disebelah dalam merupakan membran mukosa yang
tersambung dengan lapisan empedu.Membran mukosanya terdiri atas sel-sel epitel sederhana yang
berbentuk sel tiang (silinder), disusun menyerupai epitel pada permukaan lambung yang
mengeluarkan sekret musim dan cepat mengabsorpsi air dan elektrolit, tetapi tidak mensekresikan
garam-garam empedu dan pigmen, karena itu, cairan empedu menjadi pekat. Kontraksi dari otot
tersebut dipengaruhi oleh sistem hormonal yang menyebabkan isi dari kandung empedu (cairan
empedu) masuk ke pembuluh cystic.
C. Saluran-Saluran yang Berhubungan Dengan Hati

Gambar 1.5 : Saluran Hati

1. Portal triad yang terdiri daripada 3 salur yaitu:

 Kapilari portal hati. Ia membawa darah dari vena portal hepar ke lobus hati.
 Arteri hati yang membekalkan darah beroksigen kepada lobus-lobus hati.
 Duktus hempedu yg membawa cairan empedu dari lobus ke pundi empedu untuk
disimpan.

 Pembuluh Darah pada Hati


 Hati mempunyai 2 jenis peredaran darah yaitu Arteri Hepatika dan Vena
Porta.
1. Arteri Hepatika
o Keluar dari aorta dan memberi 1/5 darah pada hati masuk ke hati akan
membentuk jaringan kapiler setelah bertemu dengan kapiler vena
akhirnya keluar sebagai vena hepatica
2. Vena Porta
o Yang terbentuk dari lienalis dan vena mesentrika superior
mengantarkan 4/5 darahnya ke hati, darah berasal dari vena porta
bersentuhan erat dengan sel hati dan setiap lobulus disaluri oleh
sebuah pembuluh sinusoid darah atau kapiler hepatica.
o Empedu dibentuk didalam sela-sela kecil dalam sel hepar melalui
kapiler empedu yang halus / korekuli. Dengan cara berkontraksi,
dinding perut berotot pada saluran ini mengeluarkan empedu dari hati.

3. Perlekatan Peritonial dan Ligamentum Hati ada 4 yaitu :


a. Ligamentum Falsiformis
b. Ligamentum Teres hepatis
c. Ligamentum Venosum
d. Omentum Minus
D. Proses Pembentukan Empedu

Empedu sebagian besar adalah hasil dari excretory dan sebagian adalah sekresi dari
pencernaan. Garam-garam empedu termasuk ke dalam kelompok garam natrium dan
kalium dari asam empedu yang berkonjugasi dengan glisin atau taurin suatu derifat
atau turunan dari sistin, mempunyai peranan sebagai pengemulsi, penghancuran dari
molekul-molekul besar lemak menjadi suspensi dari lemak dengan diameter ± 1 m
dan absorpsi dari lemak, tergantung dari sistem pencernaannya. Terutama setelah
garam-garam empedu bergabung dengan lemak dan membentuk Micelles (agergat
dari asam lemak, kolesterol dan monogliserida), kompleks yang larut dalam air
sehingga lemak dapat lebih mudah terserap dalam sistem pencernaan (efek
hidrotrofik). Ukuran lemak yang sangat kecil sehingga mempunyai luas permukaan
yang lebar sehingga kerja enzim lipase dari pankreas yang penting dalam pencernaan
lemak dapat berjalan dengan baik. Kolesterol larut dalam empedu karena adanya
garam-garam empedu dan lesitin.

Gambar 1.6 : Bagian-bagian kandung empedu

Zat-zat yang dibentuk dalam empedu antara lain adalah:

Bilirubin, yang juga dikenal sebagai pigmen empedu, merupakan hasil dari
metabolisme hem. Hem, yang merupakan bagian nonprotein dari hemoglobin, akan
mengalami perubahan lagi menjadi biliverdin, lalu bilirubin. Keseluruhan proses
perubahan ini berlangsung di hati. Sekitar 70-80% bilirubin diperoleh dari pemecahan
hem yang berasal dari hemoglobin ini, dan 20-25% berasal dari protein hem lain
seperti mioglobin, sitokrom (yang mengandung hem) dan katalase. Sebagian kecil
diperoleh dari penghancuran sel eritroid muda (akibat eritropoesis yang tidak efektif).

Dalam metabolismenya, struktur bilirubin yang dihasilkan dari perubahan-perubahan


hemoglobin itu bersifat tidak larut dalam air, tetapi sangat larut dalam lemak. Karena
sifat tidak larut dalam air ini, maka di dalam plasma darah, bilirubin harus diangkut
dengan bantuan suatu pembawa (karier), dan karier fisiologis tersebut adalah albumin
serum. Bilirubin dalam bentuk ikatan bilirubin-albumin akan beredar di dalam
sirkulasi darah, untuk kemudian masuk ke dalam sel hati. Pada permukaan sinusoid
hati, bilirubin tidak terkonjugasi akan melepaskan diri dari ikatannya dengan albumin,
dan masuk melalui membran sel hati dengan cara difusi (facilitated diffusion).

Di dalam sel hati (hepatosit), bilirubin diikat oleh 2 protein intraseluler utama dalam
sitoplasma, protein sitosolik Y (misalnya, ligandin atau glutathione S-transferase B)
dan protein sitosolik z (dikenal juga sebagai fatty acid–binding protein [FABP]).

Agar bilirubin dapat diekskresikan ke dalam empedu (untuk kemudian dikeluarkan ke


usus), terlebih dulu ia harus dibuat dapat larut dalam air. Untuk mencapai maksud
tersebut, maka di dalam sel parenkim hati, sebagian besar bilirubin akan
dikonjugasikan dengan asam glukuronat.

Dua asam empedu utama (primer) yang dibentuk dalam hati adalah asam kolat dan
asam kenodeoksikolat. Dalam usus besar, bakteri mengubah asam kenodoeksikolat
dan asam deoksikolat menjadi asam litokolat. Karena asam deoksikolat dan asam
litokolat di bentuk oleh kerja bakteri, asam deoksikolat dan asam litokolat dinamakan
asam empedu sekunder. Konjugasi asam-asam terjadi dalam empedu dan konjugatnya,
misalnya asam glikokolat dan asam taurokolat membentuk garam natrium dan garam
kalium dalam empedu hati yang bersifat alkali.
E. Cara Kerja Hati

1. Dalam proses ekskresi


=> hemoglobin dipecah menjadi zat besi, globin, dan hemin.
zat besi, diambil & disimpan dalam hati, yang nantinya dikembalikan ke
sumsum tulang belakang
globulin, digunakan lagi untuk metabolisme protein, membentuk
hemoglobin baru
hemin, diubah menjadi bilirubin & biliverdin, dikeluarkan ke usus 12jari
dan di oksidasi menjadi urobilin, yg menjadi pewarna coklat pada feses.

2. Pengikatan racun
as amino arginin -> as. amino ortinin + urea
as. amono ortinin mengikat NH3 n CO2 yg bersifat racun bagi tubuh
as. amino ortinin diubah mnjd as. amino sitrulin.
as. amino sitrulin + NH3 -> as. amino arginin
(ulang lagi prosesnya)
shg akn trus dihasilkan urea, yg dibuang ke ginjal, utk dikeluarkan
besama urin.
racun -> urea -> dikeluarkan dari tubuh.
F. FUNGSI HATI

Fungsi utama Hati antara lain :


1. Fungsi Metabolisme

Hati memiliki andil besar dalam proses metabolism berbagai zat yang
diperlukan tubuh, yaitu :
a. Metabolisme Karbohidrat
Melalui pembentukan, penyimpanan dan pemecahan Glikogen,
Glikogen yaitu karnohidrat yang siap digunakan oleh tubuh.
b. Metabolisme Lemak
Hati berperan dalam sintesa, menyimpan dan mengeluarkan lemak
untuk didistribusikan ke seluruh tubuh, hati juga memproduksi empedu
yang memungkinkan makanan berlemak dan mengandung vitaminyang
larut dalam air ( A D E K ) dapat diserap oleh usus halus.
c. Metabolisme Protein
Hati merupakan tempat terjadinya proses sintesa dan penghancuran
protein.
d. Metabolisme Vitamin
Semua vitamin yang larut dalam lemak disimpan didalam hati,
sedangkan vitamin E hanya dalam jumlah kecil.
e. Metabolisme Mineral
Sebagian besar zat besi disimpan didalam hati sebelum dibutuhkan
oleh tubuh begitu juga dengan tembaga.

2. Fungsi Sintesa
Sintesa adalah pembentukan suatu senyawa yang berasal dari zat atau molekul yang
sederhana menjadi senyawa kompleks.
Contoh fungsi sintesa :
a. Hati berperan dalam sintesa protein / lipoprotein plasma, contoh
proteinnya albumin, globulin dan berbagai enzim.
b. Sintesa empedu.

3. Fungsi Hati sebagai penetral zat-zat kimia


Kimia adalah obat, dalam menetralkan zat kimia, hati memiliki kemampuan antara
lain :
a. Menetralkan zat-zat kimia seperti racun maupun hasil dari
metabolisme
b. Mendaur ulang sel-sel darah merah yang telah usang.
G. Gangguan & Kelainan pada Hati
Sistem Ekskresi pada Manusia
Hati (liver) merupakan organ terbesar dalam tubuh manusia. Di dalam hati terjadi proses-proses
penting bagi kehidupan kita, yaitu proses penyimpanan energi, pembentukan protein dan asam
empedu, pengaturan metabolisme kolesterol, dan penetralan racun atau obat yang masuk dalam
tubuh kita. Apabila fungsi hati terganggu maka akan terjadi dampak yang kompleks pada
kesehatan tubuh. Berikut akan dipaparkan beberapa gangguan dan kelainan pada hati.
Hepatitis
merupakan peradangan pada sel-sel hati. Peradangan ini disebabkan oleh virus, terutama virus
hepatitis A, B, C, D, dan E. Pada umumnya penderita hepatitis A dan E dapat disembuhkan,
sebaliknya hepatitis B dan C dapat menjadi kronis. Sementara itu hepatitis D hanya dapat
menyerang penderita yang telah terinfeksi virus hepatitis B sehingga kondisi ini dapat
memperparah keadaan penderita.

Sirosis hati
merupakan gangguan hati yang disebabkan oleh banyaknya jaringan ikat pada hati. Sirosis hati
ini dapat terjadi karena virus hepatitis B dan C yang berkelanjutan. Berkembangnya virus ini
dapat dipicu oleh konsumsi alkohol yang berlebihan, salah gizi, atau penyakit lain yang
disebabkan oleh tersumbatnya saluran empedu. Penyakit ini belum dapat disembuhkan.
Sementara itu pengobatan yang dilakukan hanya berguna mengobati komplikasi yang terjadi
seperti berak darah, perut membesar, mata kuning, serta koma hepatikum. Perhatikan Gambar
8.12 untuk mengetahui perbedaan hati yang sehat dan terkena sirosis.

Gambar 1.7 : Perbedaan Hati yang


sehat dengan hati yang terkena sirois
Kanker hati
merupakan kelainan hati yang disebabkan oleh berkembangnya sel-sel kanker pada jaringan hati.
Kanker ini sebagai komplikasi akhir dari hepatitis kronis karena virus hepatitis B, C, dan
hemokromatis.

Perlemakan hati
merupakan kelainan hati akibat adanya penimbunan lemak yang melebihi 5% dari berat hati,
sehingga lemak ini membebani lebih dari separuh jaringan hati. Perlemakan hati sering berpotensi
menjadi penyebab sirosis hati. Kelainan ini dapat dipicu oleh konsumsi alkohol yang berlebih.

Kolestasis dan Jaundice


merupakan keadaan akibat terjadinya kegagalan hati dalam memproduksi dan atau pengeluaran
empedu. Kolestasis dapat menyebabkan gagalnya penyerapan lemak dan vitamin A, D, E, dan K
oleh usus, juga dapat menyebabkan terjadinya penumpukan asam empedu, bilirubin dan
kolesterol di hati.
Hemokromatosis
merupakan kelainan metabolisme yang ditandai dengan adanya pengendapan besi secara
berlebihan dalam jaringan. Penyakit ini bersifat genetik atau keturunan.

Tanda, Gejala, Penularan, pencegahan dan pengobatan Hepatitis A


Penularan Hepatitis A

Virus Hepatitis A mudah menular melalui makanan atau minuman yang sudah terkontaminasi, juga
terkadang melalui hubungan seks dengan penderita. Penularan virus Hepatitis A
atau Hepatitis Virus tipe A (HVA) melalui fecal oral, yaitu virus ditemukan pada tinja.

Gejala Hepatitis A

Gejala Hepatitis A biasanya tidak muncul sampai Anda memiliki virus selama beberapa
minggu. Hepatitis A sangat terkait dengan pola hidup bersih. Dalam banyak kasus, infeksi Hepatitis A
tidak pernah berkembang hingga separahHepatitis B atau C sehingga tidak akan
menyebabkan kanker hati. Meski demikian, Hepatitis A tetap harus diobati dengan baik karena
mengurangi produktivitas bagi yang harus dirawat di rumah sakit.

Tanda Hepatitis A :

1. Kelelahan
2. Mual dan muntah
3. Nyeri perut atau rasa tidak nyaman, terutama di daerah hati (pada sisi kanan bawah tulang rusuk)
4. Kehilangan nafsu makan
5. Demam
6. Urine berwarna gelap
7. Nyeri otot
8. Menguningnya kulit dan mata (jaundice).
Kasus-kasus ringan Hepatitis A biasanya tidak memerlukan pengobatan dan kebanyakan orang yang
terinfeksi sembuh sepenuhnya tanpa kerusakan hati permanen.

Perilaku hidup bersih seperti mencuci tangan pakai sabun sebelum makan dan sesudah dari toilet
adalah salah satu cara terbaik untuk melindungi diri terhadapvirus Hepatitis A.

Pencegahan dan Pengobatan Hepatitis A


Tidak ada pengobatan yang spesifik untuk Hepatitis A, sebab infeksinya sendiri biasanya akan
sembuh dalam 1-2 bulan. Namun untuk mengurangi dampak kerusakan pada hati sekaligus
mempercepat proses penyembuhan, beberapa langkah penanganan berikut ini akan diberikan saat
dirawat di rumah sakit.

1. Istirahat. Tujuannya untuk memberikan energi yang cukup bagi sistem kekebalan tubuh dalam
memerangi infeksi.

2. Anti mual. Salah satu dampak dari infeksiHhepatitis A adalah rasa mual, yang mengurangi nafsu
makan. Dampak ini harus diatasi karena asupan nutrisi sangat penting dalam proses penyembuhan.

3. Istirahatkan hati. Fungsi hati adalah memetabolisme obat-obat yang sudah dipakai di dalam tubuh.
Karena hati sedang mengalami sakit radang, maka obat-obatan yang tidak perlu serta alkohol dan
sejenisnya harus dihindari selama sakit.
Apa itu Paru - paru ?
Paru-paru adalah organ pada sistem pernapasan (respirasi) dan berhubungan dengan sistem peredaran
darah (sirkulasi) vertebrata yang bernapas dengan udara. Fungsinya adalah menukar oksigen dari
udara dengan karbon dioksida dari darah. Prosesnya disebut "pernapasan eksternal" atau bernapas.
Paru-paru juga mempunyai fungsi nonrespirasi. Istilah kedokteran yang berhubungan dengan paru-
paru sering mulai di pulmo-, dari kata Latin pulmones untuk paru-paru.

ANATOMI PARU-PARU
Bagian bagian Paru paru

a. Rongga Hidung (Cavum Nasalis)

Udara dari luar akan masuk lewat rongga hidung (cavum nasalis).Rongga
hidung berlapis selaput lendir, di dalamnya terdapat kelenjar minyak (kelenjar
sebasea) dan kelenjar keringat (kelenjar sudorifera).Selaput lendir berfungsi menangkap
benda asing yang masuk lewat saluran pernapasan. Selain itu, terdapat juga rambut
pendek dan tebal yang berfungsi menyaring partikel kotoran yang masuk bersama
udara. Juga terdapat konka yang mempunyai banyak kapiler darah yang berfungsi
menghangatkan udara yang masuk.

b. Faring (Tenggorokan)

Udara dari rongga hidung masuk ke faring. Faring merupakan percabangan 2 saluran,
yaitu saluran pernapasan (nasofarings) pada bagian depan dan saluran
pencernaan (orofarings) pada bagian belakang.

Pada bagian belakang faring (posterior) terdapat laring (tekak) tempat terletaknya pita
suara (pita vocalis). Masuknya udara melalui faring akan menyebabkan pita suara
bergetar dan terdengar sebagai suara.

Makan sambil berbicara dapat mengakibatkan makanan masuk ke saluran pernapasan


karena saluran pernapasan pada saat tersebut sedang terbuka. Walaupun demikian,
saraf kita akan mengatur agar peristiwa menelan, bernapas, dan berbicara tidak terjadi
bersamaan sehingga mengakibatkan gangguan kesehatan.

c. Tenggorokan (Trakea)

Tenggorokan berupa pipa yang panjangnya ± 10 cm, terletak sebagian di leher dan
sebagian di rongga dada (torak). Dinding tenggorokan tipis dan kaku, dikelilingi oleh
cincin tulang rawan, dan pada bagian dalam rongga bersilia. Silia-silia ini berfungsi
menyaring benda-benda asing yang masuk ke saluran pernapasan.

d. Cabang-cabang Tenggorokan (Bronki)

Tenggorokan (trakea) bercabang menjadi dua bagian, yaitu bronkus kanan dan bronkus
kiri. Struktur lapisan mukosa bronkus sama dengan trakea, hanya tulang rawan bronkus
bentuknya tidak teratur dan pada bagian bronkus yang lebih besar cincin tulang
rawannya melingkari lumen dengan sempurna. Bronkus bercabang-cabang lagi menjadi
bronkiolus.

e. Paru-paru (Pulmo)

Paru-paru terletak di dalam rongga dada bagian atas, di bagian sampingdibatasi oleh
otot dan rusuk dan di bagian bawah dibatasi oleh diafragma yang berotot kuat. Paru-
paru ada dua bagian yaitu paru-paru kanan (pulmo dekster) yang terdiri atas 3 lobus
dan paru-paru kiri (pulmo sinister) yang terdiri atas 2 lobus. Paru-paru dibungkus oleh
dua selaput yang tipis, disebut pleura. Selaput bagian dalam yang langsung menyelaputi
paru-paru disebut pleura dalam (pleura visceralis) dan selaput yang menyelaputi rongga
dada yang bersebelahan dengan tulang rusuk disebut pleura luar (pleura parietalis).
Gbr. Struktur paru-paru

Antara selaput luar dan selaput dalam terdapat rongga berisi cairan pleura yang
berfungsi sebagai pelumas paru-paru. Cairan pleura berasal dari plasma darah yang
masuk secara eksudasi. Dinding rongga pleura bersifat permeabel terhadap air dan zat-
zat lain.

Paru-paru tersusun oleh bronkiolus, alveolus, jaringan elastik, dan pembuluh darah.
Paru-paru berstruktur seperti spon yang elastis dengan daerah permukaan dalam yang
sangat lebar untuk pertukaran gas.

Di dalam paru-paru, bronkiolus bercabang-cabang halus dengan diameter ± 1 mm,


dindingnya makin menipis jika dibanding dengan bronkus.

Bronkiolus tidak mempunyi tulang rawan, tetapi


rongganya masih mempunyai silia dan di bagian
ujung mempunyai epitelium berbentuk kubus
bersilia. Pada bagian distal kemungkinan tidak
bersilia. Bronkiolus berakhir pada gugus kantung
udara (alveolus).

Alveolus terdapat pada ujung akhir bronkiolus


berupa kantong kecil yang salah satu sisinya
terbuka sehingga menyerupai busa atau mirip
sarang tawon. Oleh karena alveolus berselaput
tipis dan di situ banyak bermuara kapiler darah
maka memungkinkan terjadinya difusi gas
pernapasan.
Pleura

Pleura adalah suatu membran serosa yang halus membentuk suatu kantong tempat paru-paru berada
yang berjumlah dua buah yaitu kiri dan kanan, serta saling berhubungan.

Pleura mempunyai dua lapisan yaitu permukaan parietalis dan permukaan viseralis.

1. Lapisan permukaan disebut pleura parietalis yang langsung berhubungan dengan paru-paru
serta memasuki fisura paru-paru dan memisahkan lobu-lobus dari paru-paru.

2. Lapisan dalam disebut pleura viseralis. Lapisa ini berhubungan dengan fasia endotoraskia dan
merupakan permukaan dalam dari dinding toraks. Sesuai dengan letaknya pleura parietalis yang
langsung memeliki empat bagian sebagai berikut.

i. Pleura kostalis: menghadap ke permukaan lengkun kosta dan otot-otot yang terdapt
diantaranya. Bagian depan dari pleura kostalis mencapai sternum, sedangkan bagian
belakangnya melewati iga-iga di samping vertebrata. Bagian ini merupakan bagian
yang paling tebal dan yang paling kuat dalam dinding toraks.

ii. Pleura servikalis: bagian pleura yang melewati apartura torasis superior, memiliki
dasar lebar, berbentuk seperti kubah, dan diperkuat oleh membran suprapleura.

iii. Pleura diafragmatika: bagian pleura yang berada di atas diafragma.

iv. Diafragma mediastinalis: bagian pleura yang menutup permukaan lateral


mediastinum serta susunan yang terletak di dalamnya.

Sinus pleura

Tidak seluruh kantong yang dibentuk oleh lapisan pleura diisi secara sempurna oleh paru-paru
baik k earah bawah maupun ke arah depan. Kavum pleura hanya dibentuk oleh lapisan pleura
parietalis, rongga ini disebut sinus pleura (recessus pleura). Pada waktiu inspirasi, bagian
paru-paru akan memasuki sinus dan pada waktu ekspirasi akan ditarik kembali dari rongga
tersebut.

Sinus pleura terdiri atas dua bagian yaitu yaitu sinus kostomediastinalis dan sinus frenikokostalis.

1. sinus kostomediastinalis: terbentuk pada pertemuan pleura mediastinalis dengan pleura


kostalis. Pada waktu inspirasi sinus ini hampir semua terisi oleh paru-paru.

2. Sinus frenikokostalis: terbentuk pada pertemuan pleura diafragmatika denga pleura kostalis.
Pada inspirasi yang sangat dalam bagian ini belum dapat diisi oleh pengembangan paru-paru.

Você também pode gostar