Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kehamilan merupakan suatu proses dari kehidupan seorang wanita,
dimana proses ini akan menyebabkan terjadinya beberapa perubahan seperti
perubahan fisik dan mental. Proses kehamilan yang normal terjadi selama 40
minggu, dimana kehamilan biasanya terbagi kedalam 3 fase atau yang lebih
dikenal dengan sebutan trimester.
Hiperemesis Gravidarum didefinisikan sebagai kejadian mual dan muntah
yang mengakibatkan penurunan berat badan lebih dari 5%, asupan cairan dan
nutrisi abnormal, ketidakseimbangan elektrolit, dehidrasi, ketonuria serta
memiliki konsekuensi yang merugikan janin. Mual dan muntah merupakan
gangguan yang paling sering ditemui pada kehamilan tremister I, yaitu pada
minggu 1 sampai minggu ke 12 selama masa kehamilan. Hiperemesis Gravidarum
juga bisa terjadi sebelum akhir minggu ke 22 kehamilan atau pada trimester II
kehamilan.
Menurut WHO sebagai badan PBB yang menangani masalah bidang
kesehatan, mengatakan bahwa Hiperemesis Gravidarum terjadi diseluruh dunia,
diantaranya negara -negara di benua Amerika dengan angka kejadian yang
beragam. Sementara itu, kejadian Hiperemesis Gravidarum juga banyak terjadi
terjadi di Asia contohnya di Pakistan, Turki dan Malaysia.
Sementara itu, angka kejadian Hiperemesis Gravidarum di Indonesia
adalah mulai dari 1% sampai 3% dari seluruh kehamilan. Prevalensi Hiperemesis
Gravidarum yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia
menjelaskan bahwa lebih dari 80% wanita hamil di Indonesia mengalami mual
dan muntah yang berlebihan.
Penyebab Hiperemesis Gravidarum sampai saat ini masih belum diketahui
secara pasti, namun terdapat bebarapa teori yang menjelaskan penyebab
terjadinya, dimana Hiperemesis Gravidarum berhubungan dengan terjadinya
peningkatan kadar hormon human chorionic gonadotropin (HCG) dan mungkin
juga berhubungan dengan terjadinya hipertiroidisme selama kehamilan. Penyebab
lain adalah peningkatan kadar hormon progestron serta peningkatan hormon
estrogen.
Faktor psikologis juga berperan terhadap terjadinya Hiperemesis
Gravidarum seperti tekanan pekerjaan, rumah tangga yang retak dan dapat
menyebabkan konflik mental sehingga memperparah mual dan muntah.
Dampak dari Hiperemesis Gravidarum tidak hanya mengancam kehidupan
wanita, namun juga dapat menyebabkan efek samping pada janin seperti abortus,
berat bayi lahir rendah, kelahiran prematur, serta malformasi pada bayi baru lahir.
Rumusan Masalah
Bagaimana anatomi sistem reproduksi wanita?
Bagaimana histologi sistem reproduksi wanita?
Bagaimana fisiologi kehamilan (siklus menstruasi & regulasi
hormon)?
Bagaimana proses oogenesis, spermatogenesis dan fertilisasi?
Apa saja etiologi dari Hiperemesis Gravidarum?
Bagaimana epidemiologi dari Hiperemesis Gravidarum?
Apa saja faktor resiko dari Hiperemesis Gravidarum?
Apa saja klasifikasi dari Hiperemesis Gravidarum?
Bagaimana patofisiologi dari Hiperemesis Gravidarum?
Apa saja manifestasi klinis dari Hiperemesis Gravidarum?
Bagaimana menegakkan diagnosis Hiperemesis Gravidarum?
Bagaimana tatalaksana dari Hiperemesis Gravidarum?
Apa saja komplikasi yang disebabkan oleh Hiperemesis
Gravidarum?
Bagaimana prognosis dari Hiperemesis Gravidarum?
Tujuan Masalah
Mengetahui anatomi sistem reproduksi wanita
Mengetahui histologi sistem reproduksi wanita
Mengetahui fisiologi kehamilan (siklus menstruasi & regulasi
hormon)
Mengetahui proses oogenesis, spermatogenesis dan fertilisasi
Mengetahui etiologi Hiperemesis Gravidarum
Mengetahui epidemiologi Hiperemesis Gravidarum
Mengetahui faktor resiko Hiperemesis Gravidarum
Mengetahui klasifikasi Hiperemesis Gravidarum
Mengetahui patofisiologi Hiperemesis Gravidarum
Mengetahui manifestasi klinis Hiperemesis Gravidarum
Mengetahui penegakkan diagnosis Hiperemesis Gravidarum
Mengetahui tatalaksana Hiperemesis Gravidarum
Mengetahui komplikasi Hiperemesis Gravidarum
Mengetahui prognosis Hiperemesis Gravidarum
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
HIPEREMESIS GRAVIDARUM
Definisi
Hiperemesis gravidaraum adalah muntah yang terjadi pada awal
kehamilan sampai umur kehamilan 20 minggu. Keluhan memuntahkan
makanan dan minuman secara berlebihan dapat mempengaruhi
keadaan umum dan menggangu pekerjaan sehari-hari, berat badan
menurun, dehidrasi, dan terdapat aseton dalam urin.
Etiologi
Penyebab penyakit ini masih belum diketahui secara pasti, tetapi
diperkiirakan erat hubunganya dengan endokrin, biokimiawi, dan
pskiologis.
Faktor Predisposisi
a. Umumnya terjadi pada primigravida, mola hidatidosa, dan
kehamilan ganda akibat peningkatan kadar HCG
b. Masuknya vili khoriales dalam sirkulasi maternal dan perubahan
metabolik akibat kehamilan serta resistensi yang menurun dari ibu
terhadap perubahan.
c. Fator psikologis yang dapat memperberat mual dan muntah
sebagai ekspresis tidak sadar terhadap keengganan mengalami
kehamilan atau sebagai kesukaran hidup, diantaranya: keadaan
rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut tehadap
kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggungan sebagai ibu
Gejala Klinik
Mulai terjadi pada trimester pertama. Gejala klinik yang sering
dijumpai adalah nausea, muntah, penurunan berat badan, ptialism
(salivasi yang berlebihan), tanda-tanda dehidrasi termasuk hipotensi
postural dan takikardi. Pemeriksaan laboratorium dapat dijumpai
hiponatremi, hipokalemia, dan peningkatan hematokrit. Hipertiroid
dan LFT yang abnormal juga dapat dijumpai
Patofisiologi
Klasifikasi
Tingkat
Hiperemesis Tanda dan gejala
Gravidarum
Pemeriksaan fisik :
Mata cekung
Lidah kering
Turgor kulit menurun
Urin sedikit berkurang.
Tekanan darah sistolik menurun
Pemeriksaan Fisik :
Pasien terlihat apatis
Pucat
lidah kotor
kadang ikterus karena fungsi ginjal terganggu
ditemukan aseton dan bilirubin dalam urin.
Frekuensi nadi 100-140 x/i
tekanan darah sistolik < 80 mmHg
Pemeriksaan Fisik :
Tingkat ketiga
Pasien mengalami ikterus
Sianosis
Nistagmus
gangguan jantung
ditemukan bilirubin dan protein.
Penegakan Diagnosis
a. Anamnesis
Amenore yang disertai muntah hebat dan terus-menerus, pekerjaan
sehari-hari terganggu, tanda kehamilan muda, stress lingkuangan
dan sosial pasien, asupan nutrisi, riwayat penyakit dahulu
(hipertiroid, gastritis, penyakkit hati, DM, dan tumor serebri).
b. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum, kesadaran (apatis-koma), tanda vital (tekanan
darah menurun pada keadaan berat, nadi meningkat 100 kali
permenit, pernafasan dan suhu sub-febril), tanda dehidrasi, ikterus,
sianosis, berat badan menurun, pada pemeriksaan vaginal toucher
uterus besar sesuai usia kehamilan, konsistensi lunak, pada
pemeriksaan inspekulo serviks berwarna biru (livide).
c. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaa laboratorium
Darah lengkap, urinalisis, gula darah, elektrolit, tes fungsi hati
dan ginjal, pemeriksaan TSH dan T4 jika dicurigai hipertiroid
2. USG
Penting dilkukan untuk mengetahui kondisi kesehatan
kehamilan juga untuk mengetahui kemungkinan adanya
kehamilan kembar ataupun kehamilan mola hidatidosa
3. Carditokografi (CTG)
Untuk mengetahui detak jantung janin
4. Amnioskopi
Untuk mengetahui air ketuban berkuran, bercampur mekonium
dan mengandung sel0sel atau tidak
5. Sitosol Vaginal
Untuk mengetahui adanya tanda-tanda post term
Pencegahan
Prinsip pencegahan adalah mengobati emesis agar tidak terjadi
hiperemesis gravidarum dengan cara :
Memberikan penerangan tentang kehamilan dan persalinan
sebagai suatu proses yang fisiologik
Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang – kadang
muntah merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan
muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan.
Menganjurkan mengubah makan sehari – hari dengan makanan
dalam jumlah kecil tapi sering
Menganjurkan pada waktu bangun pagi jangan segera turun
dari tempat tidur, erlebih dahulu makan roti kering atau biskuit
dengan dengan teh hangat.
Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya
dihindarkan
Makanan seyogyanya disajikan dalam keadaan panas atau
sangat dingin
Defekasi teratur
Menghindari kekurangan karbohidrat merupakan faktor
penting, dianjurkan makanan yang banyak mengandung gula
Tatalaksana
a. Medikamentosa
Vitamin B1, B2 dan B6 masing-masing 50-100
mg/hari/infus
Vitamin B12 200 µg/hari/infus
Vitamin C 200 mg/hari/infus
Fenobarbital 30 mg I.M 2-3 kali per hari atau klorpromazin
25-50 mg/hari I.M
Antiemetik : prometazin (avopreg) 2-3 kali 25 mg per hari
per oral atau proklorperazin (stemetil) 3 kali 3 mg per hari
per oral atau mediamer B6 3 kali 1 per hari per oral antasida
: asidrin 3 x 1 tablet per hari per oral atau milanta 3X1
tablet per hari per oral atau magnam 3x1 tablet per hari per
oral
b. Diet dengan pantauan ahi gizi
Diet hiperemesis I diberikan pada hiperemesis tingkat III.
Makanan hanya berupa roti kering dan buah-buahan.
Cairan tidak diberikan bersama makanan tetapi 1-2 jam
sesudahnya. Makanan ini kurang mengandung zat giizi,
kecuali vitamin C sehingga hanya diberikan selama
beberapa hari
Diet hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah
berkurang. Secara berangsur mulai diberikan bahan
makanan yang bernilai gizi tinggi. Minuman tidak
diberikan bersama makanan. Makanan ini rendah dalam
semua zat gizi, kecuali vitamin A dan D.
Diet hiperemesis III diberikan kepada penderita dengan
hiperemesis ringan. Menurut kesangguan penderita, minum
diperbolehkan diberikan bersamaan makanan. Makanan ini
cukup dalam semua zat gizi.
c. Terapi Psikologi
Berikan keyakinan pada pasien bahwa penyakit dapat disembuhkan
dengan menghilangkan rasa takut karena kehamilan, mengurangi
pekerjaan serta hilangkan masalah atau konflik yang dapat menjadi
latar belakan terjadinya penyakit.
Prognosis
Dengan penanganan yang baik, prognosis sangat memuaskan. Namun,
pada tingkat yang berat dapat menyebabkan kematian ibu dan janin.
Komplikasi
PEMBAHASAN
Ad vitam: Bonam
Ad fungsionam: Bonam
BAB IV
Mual dan muntah pada kehamilan adalah penyakit yang sangat sering
ditemukan pada kehamilan yang memiliki tingkatan dari mual muntah ringan
sampai berat hingga hiperemenis gravidarum patologi. Meskipun beberapa
penelitian mengatakan bahwa mual dan muntah selama kehamilan tidak
membahayakan janin, kondisi ini tetap dapat mengurangi kualitas hidup wanita
hamil dan menyebabkan beban finansial pada individu yang terpengaruh dan
masyarakat luas. Untuk perempuan dengan hiperemesis gravidarum kematian ibu
dan janin mungkin terjadi apabila gejala tidak diketahui dan tida diberikan
pengobatan secara agresif.