Você está na página 1de 13

1.

Apa makna dari simbol


a. Swastika
Adalah lambang yang berbentu salib sumbu dengan ujung sumbu
membentuk patahan sehingga seolah-olah mirip dengan dua huruf S dan Z
yang saling bertumpang tindih tegak lurus.
Bentuk ini melambangkan lingkaran kehidupan yang terus menerus.
Swastika melambangkan kesejahteraan dan hidup panjang. Swastika
melambangkan hal-hal yang baik dan positif.

b. Bendera buddhis
Bendera Buddhist ada enam warna. Keenam warna itu berasal dari sinar
tubuh Buddha saat bermeditasi.
a. Biru berarti bakti
b. Kuning berarti bijaksana
c. Merah berarti cinta kasih
d. Putih berarti suci
e. Jingga berarti semangat
f. Campuran lima warna berarti kegiatan praktik dari makna kelima warna
bendera Buddist

c. Dhammacakka
Secara harfiah artinya roda dhamma, bentuknya bulat dan didalamnya
terdapat jari-jari berjumlah Delapan buah.
Roda Dhamma merupakan symbol dari perputaran ajaran Guru Agung
Buddha terus berlanjut demi kebahagiaan semua makhluk. Selain itu, roda
Dhamma juga dilambangkan sebagai senjata yang dapat menghancurkan
ketidak tahuan dan kegelapan batin dalam diri manusia. Simbol ini juga
menggambarkan khotbah Guru Agung Buddha yang pertama kalinya di
Taman RusaI sipatana, Sarnath, India.

d. Siripada
Siripada atau Buddhapada artinya Jejak Kaki Sang Buddha. Jejak kaki
Buddha adalah lambang dari kehadiran Buddha dalam mengajarkan
Dharma di dunia.

e. Buddha rupang
Rupang Buddha merupakan simbol dari ketenangan batin seseorang. Disamping
itu, Buddha rupang kita jadikan pula sebagai obyek perenungan dalam meditasi.

2. Apa yang diajarkan pada kitab


a. Kalama Sutta
Semangat sutta ini menunjukkan Ajaran yang bebas dari fanatisme, keyakinan
membuta, dogmatisme, dan ketidaktoleranan. Selain itu, semangat yang
terkandung dalam sutta ini adalah penerapan sikap ehipassiko seperti yang
diajarkan Guru Buddha di dalam menerima ajaran-Nya. Guru Buddha

1
mengajarkan untuk "datang dan buktikan" ajaran-Nya, bukan "datang dan
percaya".

b. Sigalovada Sutta
Sigalovada Sutta adalah Sutta yang berisikan tentang wejangan Sang Buddha
kepada Sigala, putra keluarga Buddhis yang berdiam di Rajagaha. Sigalovada
Sutta berisikan bagaimana Sang Buddha menaruh perhatian dan penghargaan
besar terhadap penghidupan para upasakha dan upasikha, keluarga serta sahabat.
Apabila masing – masing kelompok melaksanakan kewajibannya masing–masing
sebagaimana yang telah diajarkan oleh Sang Buddha, maka dalam kehidupan
masyarakat akan menjadi ideal.
Sigalovada Sutta berisikan wejangan Buddha Gautama kepada Sigala, putera
keluarga Buddhis yang tinggal di Rajagaha. Orang tua Sigala adalah penganut
agama Buddha yang taat dan berbakti kepada Buddha, tetapi mereka tidak
berhasil mengajak putranya mengikuti jejak mereka. Ketika ayah Sigala akan
meninggal dunia, ia berpesan kepada Sigala untuk melaksanakan permintaannya
untuk menghormati 6 penjuru pada waktu subuh.

c. Aganna Sutta
Aganna sutta ini di babarkan Sang Buddha pada saat di pubbarama di Savatthika
pada Vasettha tentang bumi kita ini terjadi. Begitu pula setelah bumi kita ini
terjadi, maka manusia muncul di bumi, bukan hanya seorang saja, tetapi manusia
muncul itu sebanyak sekali itu pun munculnya bersamaan.
Aganna sutta sebenarnya membahas mengenai kasta, tetapi sang Buddha
menjelaskan juga mengapa muncul sistem kasta. Sang Buddha memulai dari
pembentukan awal Bumi dan kehidupan di Bumi. Bumi yang semula-mula berisi
dengan zat cair bercampur dengan lumpur yang mendidih dan gelap gulita.
Hingga lama-kelamaan tanaman tumbuh dari air yang terbentuk dari sari tanah.
Mahkluk kehidupan awal berasal dari air dan sel satu (menurut Ilmu
Pengetahuan). Salah satu keautentikan dari Aganna Sutta yang memiliki
persamaan dan masih banyak lagi.

d. Brahmajala Sutta
isi sutta ini menguraikan tentang berbagai pandangan atau ajaran dari bermacam-
macam aliran agama yang ada serta berkembang pada masa kehidupan Sang
Buddha. Khususnya bagi umat Buddha yang sedang mempelajari Buddha
Dhamma, maka dengan merenungkan dan mengerti isi sutta ini, ia akan
mendapatkan banyak informasi baru tentang dasar teori tentang bagaimana pola
pikir dan kedudukan ajaran agama Buddha di tengah-tengah aneka ragamnya teori
pandangan hidup dan agama di dunia ini.
Ada dua pokok besar yang diuraikan dalam Brahmajala sutta, yaitu tentang sila
(peraturan perilaku yang benar) dan ditthi (pandangan atau teori ajaran). Sila yang
diuraikan adalah Cula sila, Majjhima sila dan Maha Sila. Ada enam puluh dua
macam ditthi yang diuraikan dalam sutta ini. Ditthi-ditthi ini dianut dan diyakini
oleh para penganutnya sesuai dengan batas kemampuan mereka.

2
e. Mangala Sutta
Sutta tentang Berkah Utama.
Dalam Maṅgala Sutta terdapat 38 jenis berkah yang diuraikan dalam bentuk syair
dan disusun secara komperhensif. Poin-poin berkah tersebut dapat pula dijadikan
sebagai panduan hidup yang sesuai dengan Etika Buddhis.

3. Panca Niyama / Lima Hukum Alam, terdiri dari


a. Utu Niyama mengatur tentang
Hukum ini mencakup semua fenomena anorganik, termasuk hukum-hukum dalam
fisika dan kimia. Contohnya adalah hukum mengenai terbentuk dan hancurnya
bumi, planet, tata surya, galaksi, temperatur, iklim, gempa bumi, angin, erupsi,
dan segala sesuatu yang bertalian dengan energi.

b. Bija Niyama
Hukum ini mencakup semua gejala organik seperti dalam biologi. Contohnya
adalah perkembangan hewan atau tumbuhan, mutasi gen manusia, pembuahan,
proses perkembangbiakkan pada tumbuh-tumbuhan.

c. Kamma Niyama
Hukum Moralitas, yaitu Hukum sebab-akibat (hukum karma). Segala tindakan
sengaja atau tidak disengaja akan menghasilkan sesuatu yang baik atau buruk.

d. Citta Niyama
Hukum ini mengenai pikiran misalnya bagaimana proses kesadaran bekerja.
Hukum ini bekerja pada memori manusia dan bagaimana psikis seseorang.
Hukum ini mengatur pertalian kerja antara sesuatu yang hidup dan mati.

e. Dhamma Niyama
Hukum ini mengenai segala sesuatu yang tidak diatur oleh keempat Hukum
diatas. Hukum ini mencakup konsep abstrak yang dikembangkan manusia seperti
dalam ilmu matematika dimana realitas alam dijelaskan dalam bentuk abstrak
(tidak berwujud).

4. Tuliskan hal-hal yang dilakukan dalam sidang sangha / persamuan Agung


a. Pertama
Tujuan Sidang:
- Menghimpun Ajaran Sang Buddha yang diajarkan kepada orang yang
berlainan, di tempat yang berlainan dan dalam waktu yang berlainan.
- Mengulang Dhamma dan Vinaya agar Ajaran Sang Buddha tetap
murni, kuat, melebihi ajaran-ajaran lainnya. Y.A. Upali mengulang Vinaya dan
Y.A. Ananda mengulang Dhamma.
-
Kesimpulan/Hasil Konsili I:

3
- Sangha tidak akan menetapkan hal-hal mana yang perlu dihapus dan
hal-hal mana yang harus dilaksanakan, juga tidak akan menambah apa-apa yang
telah ada.(menetapkan vinaya)
- Mengadili Y.A. Ananda karena :
i. Tidak memohon agar Sang Buddha hidup selama
satu Kalpa
ii. Mengijinkan/Mengusulkan kepada Buddha agar
wanita bisa masuk ke dalam sangha
iii. Tidak menanyakan 10 vinaya kecil yang boleh
dihapus
iv. Mengijinkan Umat awam untuk menghormat lebih
dulu kepada jenazah Sang Buddha
- Memberikan hukuman brahmadanda (pengucilan) kepada Bhikkhu
Chana
- menetapkan sutta agar Agama Buddha masih utuh

b. Kedua
Tujuan Sidang:
 Menyatukan Sekelompok Bhikkhu Sangha (Mahasanghika) yang
menghendaki untuk memperlunak Vinaya yang sangat keras (tetapi gagal).
Kesimpulan/Hasil Konsili II:
 Kesalahan-kesalahan Bhikkhu-Bhikkhu dari suku Vajjis yang
melangggar pacittiya dibicarakan, diakui bahwa mereka telah melanggar
Vinaya dan 700 Bhikkhu yang hadir menyatakan setuju.
 Pengulangan Vinaya dan Dhamma, yang dikenal dengan nama "Satta
Sati" atau "Yasathera Sanghiti" karena Bhikkhu Yasa dianggap berjasa
dalam bidang pemurnian Vinaya.
Keterangan: Pada akhir penyelenggaraan Sangha terpecah menjadi dua kelompok,
Mahasangika dan Staviravada

c. Ketiga
Latar Belakang Sidang:
 Menertibkan perbedaan pendapat yang mengaktifkan perpecahan Sangha.
 Memeriksa dan menyempurnakan Kitab Suci Pali (memurnikan Ajaran
Sang Buddha).
 Raja Asoka meminta agar para Bhikkhu mengadakan upacara Uposatha
setiap bulan, agar Bhikkhu Sangha bersih dari oknum-oknum yang
bermaksud tidak baik.
Kesimpulan / Hasil Konsili III:
 Menghukum Bhikkhu-Bhikkhu gadungan.
 Ajaran Abhidhamma diulang tersendiri oleh Y.A. Maha Kassapa,
sehingga lengkaplah pengertian Tipitaka (Vinaya,Sutta, dan Abhidhamma).
Jadi pengertian Tipitaka mulai lengkap (timbul) pada Konsili III.
 Y.A. Tissa memilih 10.000 orang Bhikkhu Sangha yang benar-benar telah
memahami Ajaran Sang Buddha untuk menghimpun Ajaran tersebut menjadi
Tipitaka dan perhimpunan tersebut berlangsung selama 9 bulan.

4
Keterangan:
 Pada saat itu Sangha sudah terpecah dua, yaitu : Theravãda (Sthaviravada)
dan Mahasanghika.
 Sementara itu ada ahli sejarah yang mengatakan bahwa pada Konsili III
ini bukan merupakan konsili umum, tetapi hanya merupakan suatu konsili
yang diadakan oleh Sthaviravada.

d. Keempat
Tujuan Sidang:
 Mencari penyelesaian karena melihat terjadinya kemungkinan-
kemungkinan yang mengancam Ajaran-ajaran dan kebudayaan-kebudayaan
Agama Buddha oleh pihak-pihak lain.
Kesimpulan / Hasil Konsili IV:
 Mengulang Tipitaka.
 Menyempurnakan komentar Tipitaka.
 Menuliskan Tipitaka dan komentarnya untuk pertama kali di atas daun
lontar.dengan tujuan agar generasi mendatang mengetahui kemurnian
Dhamma dan Vinaya
Keterangan : Konsili ini diakui sebagai konsili yang ke IV oleh sekte Theravãda.

e. Kelima
Hasil penting dari Sidang Ke lima ini adalah Tripitaka diprasastikan pada 727
lempeng batu marmer. dan diletakkan di bukit Mandalay

f. Keenam
Hasil dari sidang sangha ini adalah penterjemahan Tri Pitaka ke dalam bahasa
Inggis, penterjemahan Tri Pitaka ke dalam bahasa inggris sebenarnya sudah
dimulai oleh Pali Text Society pada tahun 1889 di Inggris.

5. Dimana Diadakan Sidang Sangha / Persamuan Agung


a. Pertama. Sidang diadakan di Goa Satapani di kota Rajagaha.
b. Kedua. Sidang diadakan di Vesali
c. Ketiga. Sidang diadakan di Pataliputta
d. Keempat. Sidang diadakan di Alu Vihara (Aloka Vihara) di Desa Matale
(Srilanka)
e. Kelima. Sidang ini Di Mandalay (Burma)
f. Keenam. Diadakan di Rangoon (sekarang Yangoon, Myanmar)

6. Kelompokan yang termasuk Sutta Pittaka, Vinaya Pitaka, Abhidhamma Pitaka


Sutta Pitaka berisi kotbah-kotbah Buddha selama 45 tahun membabarkan Dharma
berjumlah 84.000 sutta. Vinaya Pitaka berisi peraturan Bhikkhu/ni, sedangkan
Abhidhamma Pitaka berisi ilmu filsafat dan metafisika Agama Buddha.

1. Digha Nikaya = Sutta 3. Mulla Pannasa = sutta, Majhimma


2. Silakkhanda Vagga = sutta, digha nikaya 4. Majhimma Nikaya = sutta

5
5. Ekaka Nipata = Sutta 8. Anggutara Nikaya = sutta
6. Samyuta Nikaya = sutta 9. Khuddaka Nikaya = sutta
7. DhammaSangani = Abhidamma 10. Dhammapada = sutta / abhidamma
Sutta Pitaka terdiri atas 5 kumpulan (nikaya) atau buku, yaitu:
1. Digha Nikāya (dīghanikāya), Kumpulan Diskusi-diskusi Panjang.
2. Majjhima Nikāya, yang memiliki panjang sedang.
3. Saṁyutta Nikāya (saṃyutta-) 5. Khuddaka Nikāya
4. Anguttara Nikāya (aṅguttara-)

Vinaya Pitaka adalah bagian pertama dari tiga bagian Tripitaka, kitab suci
agama Buddha. Bagian ini berisi hal-hal yang berkenaan dengan peraturan-peraturan bagi
para bhikkhu dan bhikkhuni yang terdiri atas 3 bagian:
 Sutta Vibhanga  Khandhaka  Parivara

Abhidhamma Pitaka berisi tentang uraian mengenai filsafat, metafisika dan ilmu
jiwa Buddha Dhamma, yang terdiri dari 42.000 Dhammakhandha (pokok Dhamma),
yang terbagi menjadi tujuh kitab:
1. Dhamma sangaṇī. 3. Dhātukathā. 5. Kathāvatthu.
2. Vibhanga. 4. Puggala paññatti. 6. Yamaka.
7. Paṭṭhana.

7. Tuliskan makna yang terkandung dari Palivacana / Paritta


a. Buddhanussati
Buddhanusati artinya memikirkan atau merenungkan kualitas Sang Buddha. Hal
utama dalam berlatih Buddhanusati adalah untuk mengembangkan atau
menumbuhkan keyakinan (Saddha) terhadap Buddha.
Maknanya:
Sang Bhagava Yang Maha Suci,Yang telah mencapai Penerangan
sempurna,sempurna pengetahuan serta tindak tandukNya, sempurna menempuh
Sang Jalan (nibanna),Pengenal segenap alam,Pembimbing Manusia Yg tiada
taranya, Guru para dewa dan manusia Yang Sadar, Yang patut dimuliakan.

b. Dhammanussati
Maknanya:
Dhamma Sang Bhagava telah sempurna dibabarkan, berada sangat dekat, tak
lapuk oleh waktu, mengundang untuk dibuktikan,menuntun ke dalam batin,dapat
diselami oleh para bijaksana dalam batin masing-masing.

c. Sanghanussati
Maknanya:
Sangha siswa Sang Bhagava telah bertindak baik
Sangha siswa Sang Bhagava telah bertindak lurus
Sangha siswa Sang Bhagava telah bertindak benar
Sangha siswa Sang Bhagava telah bertindak patut.

6
Mereka merupakan empat pasang makhluk, terdiri dari 8 jenis makhluk suci.
Itulah Sangha siswa Sang Bhagava.
Patut menerima pemberian, tempat bernaung,persembahan serta penghormatan.
Lapangan utk menanam jasa, yg tiada taranya di alam semesta

8. Apa makna berlindung pada


a. Buddha
Mengandung arti bahwa setiap orang mampu mencapai kebuddhaan, setiap orang
dapat mencapai seperti apa yang telah dicapai oleh Sang Buddha. Sebagai
perlindungan, Buddha bukanlah pribadi Buddha Gotama, melainkan para Buddha
sebagai manifestasi dari Bodhi (kebuddhaan) yang mengatasi keduniawian
(lokuttara).

b. Dhamma
Sebagai perlindungan, bukan berarti kata-kata yang terkandung dalam kitab suci
atau konsepsi ajaran yang terdapat dalam batin manusia biasa yang masih berada
dalam keduniawian (lokiya), melainkan empat pasang tingkat kesucian serta
Nibbana, yang direalisasi pada akhir 'Jalan.'

c. Sangha
Sebagai perlindungan, berarti pesamuan para Bhikkhu suci, yang telah mencapai
tingkat-tingkat kesucian (Ariya Puggala). Mereka ini menjadi teladan yang patut
dicontoh. Tetapi makna sesungguhnya dari perlindungan ini ialah kemampuan
yang ada pada setiap orang untuk mencapai tingkat-tingkat kesucian itu.

9. Apa manfaat berlindung pada Tri ratna


a. Menambah keyakinan (Saddha)
b. Memiliki cinta kasih, belas kasihan, rasa simpatik, dan keseimbangan batin (Brahma
Vihara)
c. Perasaan puas (Santutthi)
d. Kedamaian (Shanti)
e. Kebahagiaan (Sukkha)

10. Tuliskan perbedaan Puja dan Doa


Puja (Pali) berarti ‘Menghormat’ mengagungkan, memuliakan, menghargai,
menempatakan dan memperlakukan sesuatu (obyek penghormatan) sesuai dengan
proporsinya.
Doa berarti memohon, Permohonan (harapan, permintaan, pujian) kepada Tuhan.

11. Apa Manfaat yang akan diperoleh pada kehidupan mendatang bila seorang siswa suka
melaksanakan upacara
? terlahir bijaksana

12. Apa yang diperingati pada hari


a. Vesakha

7
Hari suci Waisak atau Vaisakha Puja memperingati tiga peristiwa suci yang
terjadi pada pribadi Guru Besar Buddha Gotama, yaitu:
1. Pangeran Siddharta lahir di Taman Lumbini tahun 623 Sebelum Masehi.
2. Petapa Gotama mencapai bodhi atau Penerangan Sempurna di Bodhi Gaya
pada usia 35 tahun.
3. Buddha Gotama mencapai Parinibbana (mangkat) di Kusinara pada usia
80 tahun.

b. Asalha/ Asadha (Hari Dhamma)


Hari suci Asadha memperingati tiga peristiwa penting, yaitu :
1. Khotbah pertama Sang Buddha kepada lima orang pertapa di
Taman Rusa Isipatana.
2. Terbentuknya sangha Bhikkhu yang pertama.
3. Lengkapnya Tiratana/Triratna ( Buddha, Dhamma, dan Sangha ).

c. Magha
Hari suci Magha Puja memperingati empat peristiwa penting, yaitu :
1. Seribu dua ratus lima puluh orang bhikkhu datang berkumpul
tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.
2. Mereka semuanya telah mencapai tingkat kesucian arahat.
3. Mereka semuanya memiliki enam abhinna.
4. Mereka semua ditasbihkan oleh Sang Buddha dengan ucapan “Ehi
Bhikkhu”.

d. Kathina (Hari Sangha)


Hari Kathina biasanya dirayakan tiga bulan setelah Asadha. Perayaan ini dapat
berlangsung dalam waktu sebulan sesudah hari pertama berakhirnya masa vassa.
Masa vassa berlangsung selama tiga bulan setelah hari Asadha.
Perayaan hari Kathina diadakan sebagai ungkapan perasaan terima kasih umat
Buddha kepada anggota Sangha (persaudaraan para Bhiksu/Bhikkhu) yang telah
menjalankan masa vassa selama tiga bulan di daerah mereka.
Pada perayaan ini umat Buddha mempersembahkan dana kepada anggota Sangha,
barang-barang berupa jubah, perlengkapan vihara, dan kebutuhan hidup sehari-
hari. Hari Kathina ini merupakan hari bhakti umat Buddha kepada Sangha.

13. Perbuatan apa yang menyebabkan seseorang terlahir dengan kekayaan melimpah,
Rupawan, namun berumur pendek
? munkin... dia orang baik dan ramah, murah hati penyayang, tapi pernah membunuh,
atau seorang yang mata pencahariannya sebagai penjajal binatang

14. Tuliskan macam-macam sila menurut pelaksanaannya


Sila menurut pelaksanaannya terdiri dari 3 macam, yaitu :
a. Sikkhapada sila yaitu melakukan latihan pengendalian diri
b. Carita sila yaitu sila dalam aspek positif (mengembangkan 10 perbuatan baik)
c. Varita sila yaitu sila dalam aspek negatif (10 karma buruk)

8
15. Tuliskan ciri-ciri Hukum
a. Alam / Hukum kesunyataan
1. Berlaku di semua alam kehidupan (31 alam)
2. Berlaku melintasi ruang dan waktu
3. Berlaku bagi semua orang tanpa kecuali
4. Sanksinya alamiah, sebagai konsekuensi dari perbuatan sesorang.

Hukum Kesunyataan Yang diajarkan Buddha


- Empat Kebenaran Mulia (Cattari Ariya Saccani)
- Karma dan Kelahiran Kembali (Kamma dan Punabbhava)
- Tiga Corak Universal (Tilakkhana)
- Sebab Akibat Yang Saling Bergantungan
(Paticcasamuppada)

b. Ciptaan Manusia
1. Berlaku diwilayah tertentu
2. Dapat berubah sesuai dg perkembangan jaman
3. Mengikat orang sesuai dg domisilinya
4. Sanksinya buatan manusia yg dapat berubah- ubah

Contoh Hukum Buatan Manusia


• Hukum Perdata • Hukum Tata negara • Hukum adat
• Hukum Pidana • Hukum Internasional • Hukum Agraria

16. Tanam benih Jagung hasilnya jagung, tanam padi hasilnya padi, maknanya adalah
Sesuai Hukum Kamma, “Sesuai dengan benih yang ditabur, demikian pulalah buah yang dituai.
Pembuat kebajikan akan mendapatkan kebajikan, dan pembuat kejahatan akan menerima kejahatan pula.
Tertaburlah olehmu biji-biji benih, dan engkau pulalah yang akan memetik buah-buah daripadanya.”

17. Jordi siswa kelas XII darikota J, saat pertama kali masuk sekolah bertemu dengan Silvia, awal
perjumpaan membuat Jordi jatuh cinta pada pandangan pertama, lalu mendekati dan meluluhkan hati
Silvia, singkatnya mereka menjadi sepasang kekasih, sampai sesudah tamat sekolah Silvia kuliah di luar
negeri mengakibatkan mereka berpisah, hal ini membuat Jordi menderita
Dari Ilustrasi peristiwa diatas, penderitaan Jordi jika dikaitkan dengan Paticca Samuppada adalah
a. Karena kegelapan batin maka Jordi dan Silvia melakukan bentukan-bentukan kehendak dengan
munculnya bentukan kehendak maka muncul kesadaran untuk saling mencintai
b. Karena adanya batin dan jasmani (namaRupa) maka ada juga 6 landassan indera (Salayatana)
dengan adanya 6 landasan indera maka terjadilah kontak (phassa) antara Jordi dan Silvia yang
menyebabkan mereka menderita.
c. Karena adanya proses terjadilah (Bhava) Jordi & Silvia maka munculah kelahiran (Jati)
d. Karena adanya Bathin & Jasmani (Nama Rupa) sehingga adanya 6 landasan Indera (salayatana)
dengan adanya Salayatana maka terjadilah Phassa pertemuan antara Jordi & Silvia maka
munculah perasaan (Vedana) dengan munculnya Vedana timbullah nafsu keinginan untuk

9
mendapatkan kenikmatan indrawi untuk saling memiliki dengan adanya Tanha maka munculah
kemelekatan (Upadana) sehingga hal ini menyebabkan penderitaan.
e. Karena adanya kelahiran (Jati) maka muncullah penuaan dan kematian (Jaramarana) dangan
terjadinya Jaramarana yang masih mengandung kegelapan bathin akan mengakibatkan munculah
kelahiran bathin.

18. Tuliskan tindakan2 kita dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup


1. Menerima kenyataan alam dan menerapkannya sebagai basis dan tujuan manajemen lingkungan.
2. Mencoba untuk mempersatukan pengembangan manusia dan manajemen lingkungan dengan
menggunakan pendekatan holistik dengan mempertimbangkan semua faktor-faktor manajemen yang
terkait.
3. Mencoba untuk bebaskan hidup manusia dari berbagai pengotoran, seperti ketidak-tahuan, kasih
sayang, dan keinginan serta bertindak mempromosikan lingkungan dengan praktek ajaran Buddha,
keduanya adalah ajaran dan disiplin.
4. Suatu sistem manajemen lingkungan berdasar pada tiga langkah-langkah:
a. Mempelajari sekitar permasalahan manajemen lingkungan
b. Mengembangkan sistem manajemen lingkungan.
c. Menemukan alat-alat untuk mengendalikan dan memeriksa manajemen lingkungan.
5. Manajemen lingkungan dengan memasukan kehidupan biarawan dan petunjuk menurut aturannya
sehingga menemukan keharmonisan dengan alam.

19. Tuliskan kewajiban


a. Siswa terhadap guru
1. Memberikan penghormatan kepada guru
2. Melayani gurunya
3. Bertekad kuat untuk belajar
4. Memberikan jasa-jasanya
5. Memperhatikan dengan baik sewaktu diberi pelajaran.

b. Guru terhadap siswa


i. Melatih murid sesuai keahlian
ii. Membuat murid mengusai pelajaran
iii. Mengajar ilmu pengetahuan secara mendalam
iv. Membicarakan kebaikan murid
v. Menjaga murid dari berbagai segi

c. Anak terhadap orang tua


1. Merawat orang tua ketika mereka telah lanjut usia.
2. Membantu menyelesaikan urusan orang tua
3. Menjaga kehormatan keluarga dengan baik
4. Menjaga warisan keluarga dengan baik
5. Melakukan perbuatan baik pada orang tua yang telah meninggal

d. Orang tua terhadap anak


1. Mencegah anaknya berbuat jahat
2. Mengajarkan anak-anaknya berbuat baik
3. Memberikan pendidikan dan latihan pekerjaan pada anak-anaknya
4. Mencarikan pasangan yang sesuai untuk anak-anaknya
5. Menyerahkan warisan tepat pada waktunya.
10
20. Tuliskan pengertian dari ... menurut Buddha Dhamma
a. Toleransi
Dalam Agama Budha tidak dikenal ajaran tentang paksaan apalagi untuk masuk agama dengan
paksa, agama ini mengajarkan sikap bagi orang yang membutuhkan Nirwana pasti akan datang
mencari dengan berpegang pada nilai dasar dalam Budha dan Dharma, karena itulah umat Budha
menjunjung tinggi sikap saling menghargai antar sesama umat beragama, saling bertoleransi dan
berdialog untuk mencapai satu tujuan sesungguhnya dari kehidupan ini.

b. Kesetiakawanan sosial
Kesetiakawanan Sosial atau rasa solidaritas sosial adalah merupakan potensi spritual, komitmen
bersama sekaligus jati diri bangsa oleh karena itu Kesetiakawanan Sosial merupakan Nurani
bangsa Indonesia yang tereplikasi dari sikap dan perilaku yang dilandasi oleh pengertian,
kesadaran, keyakinan tanggung jawab dan partisipasi sosial sesuai dengan kemampuan dari
masing-masing warga masyarakat dengan semangat kebersamaan, kerelaan untuk berkorban
demi sesama, kegotongroyongan dalam kebersamaan dan kekeluargaan.

c. Kesetaraan gender
Dalam agama Buddha, konsep keadilan gender secara tersirat terdapat dalam kitab Tripitaka.
Didalam Sigalavada Sutta, Sang Gotama telah memaparkan patokan bagi umat Buddha untuk
melaksanakan pergaulan dengan umat manusia yang berbeda kelompok, kedudukan dan
perannya. Menurut agama Budha, karakteristik semua manusia adalah sama, baik ketika lahir
dan selama masih hidup mereka. Umat manusia hadir dalam dua gender dan kedua gender sama-
sama manusia. Pesan yang Budha umumkan secara universal berlaku dan bermanfaat bagi umat
manusia secara keseluruhan.

d. Manusia seutuhnya
Manusia seutuhnya menurut Buddha Dharma adalah seseorang yang telah melenyapkan
kekotoran Batin atau sekurang-kurangnya telah mencapai Sottapanna.

21. Tuliskan isi dari


a. Pancadhamma & berikan masing2 satu kasus dalam kehidupan
•1• METTA-KARUNA: Cinta kasih dan belas kasihan (Kebajikan pertama ini sama dengan sila
pertama dari Pancasila Buddhis).
“Bagaikan seorang ibu yang melindungi anak tunggalnya, sekalipun mengorbankan
kehidupannya; demikian juga seharusnya seseorang memelihara cinta kasih yang tidak terbatas
itu kepada semua makhluk”

•2• SAMMA-AJIVA: Pencaharian benar ( Kebajikan kedua ini sama dengan sila kedua dari
Pancasila Buddhis).
Mata pencaharian dikatakan benar apabila dalam mendapatkan penghasilan dilakukan dengan
mencari penghidupan untuk mencukupi kebutuhan keluarga (perumah tangga) dengan tidak
melanggar lima macam perdagangan salah (Panca Vanijja), yakni: 1) tidak berdagang makhluk
hidup, 2) senjata tajam, 3) tidak berdagang daging, 4) tidak berdagang racun, dan 5) tidak
berdagang minuman keras.

•3• Santutthi: Penahanan diri terhadap napsu indera (Kebajikan ketiga ini sama dengan sila
ketiga dari Pancasila Buddhis).

11
Santutthi artinya puas dengan apa yang dimilikinya. Puas dalam hal ini adalah puas dalam hal
memiliki satu pasangan istri/suami. Bagi yang belum beristri/suami harus puas sengan keadaan
yang sedang dialami (sebagai bujangan/hidup selibat).

•4• SACCA: Kebenaran, yaitu benar dalam perbuatan, perkataan dan pikiran (Kebajikan keempat
ini sama dengan sila keempat dari Pancasila Buddhis).
… Seseorang yang suka berdusta, mengabaikan kebenaran Dhamma, melakukan semua
perbuatan jahat, pasti akan menderita pada kehidupan yang akan datang

•5• SATI-SAMPAJANNA: Kesadaran benar (Kebajikan kelima ini sama dengan sila kelima dari
Pancasila Buddhis).
Kewaspadaan tersebut dapat dibagi menjadi empat macam :

1) Kewaspadaan dalam hal makan


2) Kewaspadaan dalam hal pekerjaan
3) Kewaspadaan dalam hal bertingkah laku.
4) Kewaspadaan terhadap hakikat hidup dan kehidupan.

b. Pancasilasikkha
i. Berikan masing-masing 1 kasus termasuk pelanggaran
Perbuatan yang melanggar Sila Pertama
– Membunuh manusia dan hewan
– Menyiksa manusia dan hewan
– Menyakiti manusia dan hewan

Perbuatan yang melanggar Sila Kedua


– Mencuri, mencopet, merampok
– Berjudi, taruhan

Perbuatan yang melanggar Sila Ketiga


– Mengintip orang mandi
– Menyingkap pakaian atau rok teman
– Telanjang di depan orang lain

Perbuatan yang melanggar Sila Keempat


– Berbohong, menipu
– Memfitnah, menuduh
– Omong kosong, berkata kasar, memaki

Perbuatan yang melanggar Sila Kelima


– Makan makanan yang memabukkan
– Minum minuman yang memabukkan

ii. Berikan masing-masing 1 kasus termasuk pencerapan


- Sila pertama : seperti: tawuran, berkelahi, melukai orang lain, melakukan tindakan
penganiayaan, dan pembunuhan.

- Sila Kedua: seperti: mencuri, menjambret, membegal, dan plagiat

12
- Sila ketiga : seperti: selingkuh, perkosaan dan seks pranikah.

- Sila keempat : seperti: ucapan kasar, menyontek, ingkar janji, memfitnah, PHP.

- Sila kelima : seperti: mengkonsumsi alkohol, ganja, dan narkoba.

iii. Apa solusi dalam Buddhadhamma agar tidak melakukan pelanggaran


Empat Sifat Mulia Sang Buddha mengajarkan adanya empat sifat baik yang wajib
dikembangkan, disebut Brahma Vihara, yaitu:
 Metta, yaitu sifat cinta kasih kepada semua makhluk, maksudnya mengharapkan
kesejahtreraan dan kebahagiaan semua makhluk tanpa membedakan. Sifat ini
adalah cinta secara universal atau tanpa didasari nafsu,
 Karuna , yaitu kasih sayang atau belas kasihan yang timbul bila menyaksikan
penderitaan makhluk lain. Perkembangannya akan dipunyai hasrat untuk
membantu meringankan penderitaannya,
 Mudita, yaitu sifat simpatik, sifat ikut bergembira menyaksikan kegembiraan
pihak lain. Sifat ini kebalikan rasa iri hati,
 Upekkha, yaitu keseimbangan batin. Sifat batin yang seimbang dalam segala
keadaan olehkarena menyadari bahwa setiap makhluk memetik hasil dari
perbuatannya sendiri.

Manfaat dari mengembangkan empat sifat luhur demikian adalah bahwa seseorang akan
terhindar dari usaha pihak lain yang akan melakukan perbuatan tercela terhadap kita,
termasuk kekerasan.
Kita hendaknya dapat menerapkannya pada saat mana kita menggunakan metta, pada saat
mana menggunakan karuna, pada saat mana kita menggunakan mudita dan pada saat
mana kita menggunakan upekkha. Pengembangan empat sifat ini akan menjadikan kita
dapat menyesuaikan diri di tengah masyarakat.

13

Você também pode gostar