Você está na página 1de 4

ANALITIK PLURALITIK

Menurut Aminuddin (2004:44) Pendekatan analitis merupakan pendekatan


yang berupaya membantu pembaca memahami gagasan, cara pengarang menampilkan
gagasan, sikap pengarang, unsur instrinsik dan hubungan antara elemen itu sehingga
dapat membentuk keselarasan dan kesatuan dalam rangka terbentuknya totalitas bentuk
dan maknanya.
Berbeda dengan pendekatan eklektik, pendekatan analitik pluralistik memberi
kesempatan kepada guru memilih strategi manajemen kelas atau gabungan beberapa
strategi dari berbagai pendekatan manajemen yang dianggap mempunyai potensi
terbesar berhasil menanggulangi masalah manajemen kelas dalam situasi yang telah
dianalisis. Guru yang bijaksana menghargai pendekatan dan strategi manajemen kelas
yang mempunyai konsep yang baik. Dengan demikian, pendekatan analitik pluralistik
memperluas jangkauan pendekatan. Pendekatan analitik pluralistik berupa pemilihan
di antara berbagai strategi manajemen kelas suatu atau beberapa strategi yang
mempunyai kemungkinan menciptakan dan menampung kondisi-kondisi yang
memberi kemudahan kepada pembelajaran yang efektif dan efisien.
Pendekatan analitik pluralistik tidak mengikat guru pada serangkaian strategi
manajerial tertentu saja. Guru bebas mempertimbangkan semua strategi yang mungkin
efektif. Terdapat empat tahap pendekatan analitik pluralistik yang perlu dicermati
dalam penggunaannya.

1) Menentukan kondisi kelas yang diinginkan


Langkah pertama dalam proses memanajemeni kelas yang efektif ialah menentukan
kondisi kelas yang ideal. Guru perlu mengetahui dengan jelas dan mendalam tentang
kondisi-kondisi yang menurut penilaiannya akan memungkinkan mengajar secara
efektif. Di samping itu guru hendaknya menyadari perlunya terus menerus menilai
manfaat pemahamannya dan mengubahnya apabila keadaan menuntutnya.
Keuntungan utama terciptanya kondisi kelas yang diyakini guru sesuai adalah:
a. Guru tidak memandang kelas semata-mata hanya sebagai reaksi atas masalah
yang timbul.
b. Guru akan memiliki seperangkat tujuan yang mengarahkan upayanya dan yang
menjadi tolak ukur penilaian atas hasil upayanya.
2) Menganalisis kondisi yang nyata
Setelah menentukan kondisi kelas yang diinginkan, guru selanjutnya menganalisis
keadaan yang ada, yakni membandingkan keadaan yang nyata dengan keadaan yang
diharapkan. Dengan demikian, analisis ini akan memungkinkan guru mengetahui:
a. Kesenjangan antara kondisi sekarang dan yang diharapkan, kemudian
menentukan kondisi yang perlu mendapat perhatian segera dan mana yang
dapat diselesaikan kemudian, dan kondisi mana yang memerlukan pemantauan.
b. Masalah yang mungkin terjadi yakni kesenjangan yang mungkin timbul jika
guru gagal mengambil tindakan pencegahan.
c. Kondisi sekarang yang perlu dipelihara dan dipertahankan karena dianggap
sudah baik. Asumsi tahap kedua dari analitik pluralistik ini adalah bahwa guru
yang efektif adalah guru yang terampil menganalisis interaksi kelas dan peka
terhadap apa yang sedang terjadi di kelasnya.
3) Memilih dan menggunakan strategi pengelolaan
Guru yang efektif adalah guru yang menguasai berbagai strategi manajerial yang
terkandung di dalam berbagai pendekatan manajemen kelas, dan mampu memilih serta
menggunakan strategi yang paling sesuai dalam situasi tertentu yang telah dianalisis
sebelumnya. Proses pemilihan ini dapat dianggap sebagai suatu kerja komputer, guru
memeriksa strategi-strategi yang tersimpan dalam sel-sel komputer dan memilih
strategi yang memberikan harapan untuk meningkatkan kondisi yang dianggap sesuai.
4) Menilai efektivitas pengelolaan
Dalam tahap ini guru menilai efektivitas dalam pengelolaannya. Artinya dari waktu ke
waktu guru harus menilai sejauh mana keberhasilan menciptakan dan memelihara
kondisi yang sesuai. Proses penilaian ini memusatkan perhatian kepada dua perangkat
perilaku. Perilaku pertama adalah perilaku guru, dalam arti sejauh mana guru telah
menggunakan perilaku manajemen yang direncanakan akan dilakukan. Perilaku kedua
adalah perilaku peserta didik, yaitu sejauh mana peserta didik berperilaku yang sesuai,
yakni apakah mereka telah melakukan apa-apa yang diharapkan untuk dilakukan.
Kelebihan pendekatan Analitik Pluralistik
Guru dapat memilih dan menggabungkan secara bebas pendekatan- pendekatan
sesuai dengan kemampuan selama maksud dan penggunaannnya untuk pengelolaan
kelas sehingga proses belajar mengajar berjalan secara efektif dan efisien.

Kelemahan pendekatan Analitik Pluralistik


Kelemahanya mendominasi tergantung berdasarkan jenis pendekatan apa yang
akan dipakai guru dalam mengatasi masalah yang dihadapinya.
DAFTAR RUJUKAN
Sunhaji, S. (2014). Konsep Manajemen Kelas Dan Implikasinya Dalam Pembelajaran.
Jurnal Kependidikan, 2(2), 30-46.

Você também pode gostar