Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
OLEH
ADENIA RALIKA
APRIATNA
RAHMATUL HUSNA
REZA AYU NELTA
RIMA ANGRAINI
RIZKA HIDAYATI
VIRA RINANDA
VIDYA PUSPITA HATI
DOSEN PEMBIMBING :
Dra. Biswarni
PRODI SI KEPERAWATAN
STIKES YARSI SUMBAR BUKITTINGGI
TAHUN AJARAN 2017/2018
KATA PENGANTAR
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam dibangun di atas lima landasan: Syahadat bahwa tiada Tuhan
selain Allah, dan Muhamad utusan Alah, menegakan sholat, menunaikan
zakat, puasa ramadhon dan haji." (QS: Bukhori, Muslim).
Ini menunjukkan bahwa zakat merupakan bagian penting dalam
kehidupan umat Islam. Bahkan pada masa Khalifah Abu Bakar As-Siddiq
orang-orang yang enggan berzakat diperangi sampai mereka mau
berzakat. Itu karena kewajiban berzakat sama dengan kewajiban
mendirikan sholat
Kewajiban zakat atas muslim adalah di antara kebaikan Islam yang
menonjol dan perhatianya terhadap urusan para pemeluknya, hal itu karena
begitu banyak manfaat zakat dan betapa besar kebutuhan orang-orang fakir
kepada zakat.
Tidak seorangpun diperbolehkan membuat peraturan-peraturan
yang bertalian dengan zakat kalau peraturan itu bertentangan dengan
peraturan yang telah ditetapkan Allah dan Rasul dalam al-Qur’an dan
Hadits Nabi. Salah satu segi persoalan adalah masalah “ashnaf yang
delapan” , yaitu orang-orang yang berhak menerima zakat.
Zakat diberikan kepada orang-orang yang berhak menerimanya,
tidak boleh diberikan kepada siapa pun selain kepada yang sudah
ditetapkan Tuhan dalam al-Qur’an, karena jika zakat diberikan kepada
selain yang ditetapkan Tuhan maka dianggap belum shah dan orang yang
wajib zakat masih berutang kepada Tuhan.
B. Rumusan Masalah
a. Siapa saja yang berhak menerima zakat ?
b. Apakah perbedaan zakat dengan pajak dan kapan waktu
pembayarannya ?
1
BAB II
PEMBAHASAN
QS. AtٌTaubah:ٌ60
2
Syafi’iyah dan Hambali berpendapat bahwa fakir itu lebih susahٌ dariٌ
miskin.ٌ
Alasan mereka karena dalam ayat ini, Allah menyebut fakir lebih
dulu baru miskin. Ulama lainnya berpendapat miskin lebih parah dari
fakir.
Adapun batasan dikatakan fakir menurutٌ ulamaٌ Syafi’iyahٌ dan
Malikiyah adalah orangٌ yang tidak punya harta dan usaha yang dapat
memenuhi kebutuhannya. Seperti kebutuhannya, misal sepuluh ribu rupiah
tiap harinya, namun ia sama sekali tidak bisa memenuhi kebutuhan
tersebut atau ia hanya dapat memenuhi kebutuhannya kurang dari separuh.
Sedangkan miskin adalah orang yang hanya dapat mencukupi separuh atau
lebih dari separuh kebutuhannya, namun tidak bisa memenuhi seluruhnya
“Tidak halal zakat bagi orang kaya kecuali bagi lima orang, yaitu
orang yang berperang di jalan Allah, atau amil zakat, atau orang yang
terlilit hutang, atau seseorang yang membelinya dengan hartanya, atau
orang yang memiliki tetangga miskin kemudian orang miskin tersebut
diberi zakat, lalu ia memberikannya kepada orang yang kaya.”
Amilٌٌ zakat adalah orang-orang yang diangkat oleh penguasa atau
wakil penguasa untuk bekerja mengumpulkan zakat dari orang-orang kaya.
Termasuk amil zakat adalah orang yang bertugas menjaga harta zakat,
penggembala hewan ternak zakat dan juruٌٌ tulis yang bekerja diٌٌ kantorٌٌ
amil zakat
3. Golongan keempat: para mu’allaf yang dilembutkan hatinya
Orang yang ingin dilembutkan hatinya. Bisa jadi golongan ini
adalah muslim dan kafir.
Contoh dari kalangan muslim:
3
Orang yang lemah imannya namun ditaati kaumnya. Ia diberi zakat
untuk menguatkan imannya.
Pemimpin di kaumnya, lantas masuk Islam. Ia diberi zakat untuk
mendorong orang kafir semisalnya agar tertarik pula untuk masuk
Islam.
Contoh dari kalangan kafir:
Orang kafir yang sedang tertarik pada Islam. Ia diberi zakat supaya
condong untuk masuk Islam.
4
untuk kepentingan orang lain. Dalil dari hal ini sabda Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam,
“Sesungguhnya permintaan itu tidak halal kecuali bagi tiga orang; yaitu
orang laki-laki yang mempunyai tanggungan bagi kaumnya, lalu ia
meminta-minta hingga ia dapat menyelesaikan tanggungannya, setelah itu
ia berhenti (untuk meminta-minta).”
5
sebagai biaya untuk kembali ke negerinya walaupun di negerinya dia
adalah orang yang berkecukupan, (3) safar yang dilakukan bukanlah safar
maksiat
6
Zakat harta diwajibkan atas harta yang memenuhi beberapa syarat tertentu,
diantaranya harta tersebut merupakan kelebihan dari kebutuhan pokok,
tidak punya hutang dan harus mencapai nisab tertentu bagi sebagian zakat,
sedang pajak tidak diambil dengan memperhitungkan syarat-syarat
tersebut, terkadang pajak ditarik dari orang miskin yang berada dibawah
batas kecukupan dan sama saja apakah dia punya hutang atau tidak.
Baik secara teks maupun ruh serta menghubungkan Antara kaum fakir
dengan orang kaya. Sedang sistem pajak konvensional kontemporer telah
gagal dalam merealisasikan hal itu, setiap yang kami dengar tentang itu
semua hanyalah nyanyian dan pemanis bibir belaka, bahkan sebaliknya
terkadang Pajak mengakibatkan sifad hasad dan kebencian antara manusia
secara umum dan Antara donator dengan instansi perpajakan secara
khusus.
Zakat bertujuan untuk mendorong investasi, meniadakan penimbunan dan
memenuhi modal yang cair untuk proyek-proyek ekonomi sedangkan
pajak adalah sebaliknya mendorong penimbunan dan penyimpanan harta
dibawah harga pajak yang tinggi.
Zakat harta mengakibatkan realisasi pertumbuhan ekonomi dan
pemberantasan kemiskinan, sedang sistem perpajakan tidak mampu untuk
merealisasikan hal itu dengan kelas yang sama, sebaliknya terkadang
tingginya harga pajak di atas kemampuan mengakibatkan orang melarikan
diri daripadanya atau berhenti dari pembangunan proyek-proyek investasi.
Hukum zakat harta mempuyai ciri tetap, pasti dan tidak terpengaruh oleh
lingkungan, waktu dan kondisi. Sedang undang-undang pajak berubah dan
mengalami perbaikan sejalan dengan hari dan waktu.
Muzaki (orang yang membayar zakat) melaksanakan kewajiban tersebut
atas dorongan pribadi karena kecintaan kepada Allah swt. Dan dalam
rangka mendekatkan diri kepada-Nya, barang siapa melarikan diri
daripadanya maka ia adalah orang yang lemah imannya. Sebaliknya kami
dapati bahwa dorongan diri dalam pajak selalu mengajak dan berusaha
menjauhkan diri dan melarikan diri daripadanya karena tidak adanya
7
dorongan iman dan lemahnya dorongan pribadi.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Orang-orang yang berhak menerima zakat yaitu orang fakir,
orang miskin, amil, muallaf, hamba sahaya, orang yang berhutang, fi
sabilillah, dan ibnu sabil. Sedangkan yang tidak berhak menerima zakat
yaitu orang kafir, orang atheis, keluarga Bani Hasyim dan Bani Muttalib,
dan ayah, anak, kakek, nenek, ibu, cucu, dan isteri yang menjadi
tanggungan orang yang berzakat.
Manfaat zakat dalam kehiupan adalah menolong orang yang lemah
dan menderita(jika zakat fitrah, pada saat Idul Fitri), agar dia dapat
menunaikan kewajibannya terhadap Allah
B. Saran
Sebaiknya kita menunaikan ibadah zakat untuk menyempurnakan
rukun Islam kita. Kita harus membayar zakat agar kita dapat menolong
orang yang lemah dan menderita. Kita harus membayar zakat di waktu dan
orang yang tepat.
9
Daftar Pustaka
Aunullah, Indi. 2008. Ensiklopedi Fikih untuk Remaja Jilid 2. Yogyakarta
: Pustaka Insan Madani.