Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
B. TUJUAN AUDIT
1) Mempertahankan/meningkatkan mutu pelayanan/asuhan keperawatan
terhadap klien.
2) Mendidik staf pelaksana keperawatan untuk lebih mengenal/dapat
menentukan prioritas asuhan dan menganalisa masalah yang ada dalam
asuhan keperawatan.
E. PELAKSANAAN AUDIT
1. Panitia Audit
Panitia (committed) dibentuk sesuai tujuan institusi yang akan melaksanakan
audit, terdiri dari :
a) Panitia Audit Multidisipliner (Multidiseiplinary Audit Committee)
→ audit dilakukan secara terpadu oleh berbagai disiplin tenaga yang
memberi asuhan kepada kelompok pasien yang akan menjadi sampel audit
untuk menunjang otonomi tiap profesi → tiap disiplin tenaga menentukan
sendiri criteria audit.
b) Panitia Audit Keperawatan (Nursing Audit Committee) → duduk
wakil dari tiap unit keperawatan yang berpengalaman dan bertugas daam
memberi asuhan keperawatan langsung.
c) Sub Unit panitia Audit Keperawatan → dibentuk jika hendak
dilakukan audit terhadap asuhan kelompok pasien khusus (permasalahan
khusus) missal : Critical Care. Panitia terdiri dari unit/bidang yang
bersangkutan.
2. Kriteria Penilaian
Meliputi komponen :
a) Elemen Asuhan (Element of Care) → menunjukan kegiatan /tindakan yang
dilakukan ataupun tidak dilakukan oleh pemberi asuhan. Elemen asuhan
yang ditentukan harus apa yang dapat dilakukan terhadap kelompok pasien
yang sedang di audit.
b) Standar penampilan (Standart of Expeeted Performance) → diwujudkan
dalam bentuk elemen yang bersangkutan tercatat (Records yang sedang di
audit).
Elemen asuhan dianggap essensial, apabila hal tersebut aman dan efektif bagi
kelompok pasien yang bersangkutan → untuk ini bobot angka adalah 100 %.
Untuk elemen asuhan yang harus dihindari bobot angka adalah 0 %.
Kemungkinan ada perkecualian terhadap elemen yang telah ditetapkan →
dicantumkan sebagai criteria ”terkecualian” (exception) missal : pasien yang pada
waktu pulang sudah harus “ambulatory” tetapi pasien tersebut lumpuh, harus
memakai kursi roda → hal ini dimasukan sebagai exception di dalam kriteria
ambulatory.
3. Menetapkan Kriteria
Tiap profesi yang terlibat menetapkan sendiri criteria audit, misal : tenaga medis
menentukan kriteria yang berkaitan dengan ketepatan diagnosa, efektifitas dari
pengobatan, alasan harus dirawat, indikasi S.C.
Keperawatan menentukan criteria yang berkaitan dengan :
Ketepatan observasi dan pengkajian keperawatan.
Manfaat dari tindakan keperawatan.
Efektivitas dari penyuluhan yang diberikan kepada pasien.
Setiap kriteria harus secara jelas dicantumkan daam bentuk angka, secara
deskriptif dan perilaku yang dikehendaki.