Você está na página 1de 6

Audit dan Atestasi

“Audit atas Laporan Keuangan: Pendapat Auditor atas Laporan Keuangan dan Laporan Audit
Independen”

Oleh:
Riski andayani (170020113111006)
Tanggung Jawab Manajemen dan Auditor Dalam Laporan Audit

Para auditor dan manajemen tentunya memiliki tanggung jawab masing-masing. Tanggung jawab
mereka adalah:

Tanggung Jawab Manajemen


Manajemen memiliki tanggungjawab terhadap laporan keuangan dan pengendalian internal. Di
dalam The Sarbanes-Oxley Act tanggung jawab tersebut semakin diperketat. Salah satunya adalah
kewajiban terhadap CEO dan CFO perusahaan publik untuk memberikan statement (pernyataan) tentang
tanggung jawabnya terhadap laporan keuangan tersebut baik untuk laporan berkala maupun laporan
tahunan yang dikirimkan kepada SEC (Bapepam di Indonesia).

Tanggung Jawab Auditor


 Materiality, Tanggung jawab auditor hanya pada salah saji material.
 Reasonable assurance, Ini merupakan tingkat kepastian yang tinggi tetapi tidak absolut.
 Errors versus fraud Error adalah salah saji karena kekeliruan, sedangkan fraud adalah salah saji
karena kecurangan.
 Professional skepticism
Sikap yang selalu ingin tahu dan memberikan penilaian kritis terhadap evidence.
Konsepnya bahwa auditor tidak boleh mengasumsikan bahwa manajemen tidak jujur tetapi
kemungkinan bahwa manajemen tidak jujur harus tetap diperhitungkan.

B. Isi dan Bentuk dari Laporan Auditor


Berdasarkan buku karangan Hayes, laporan auditor harus mencakup hal-hal berikut yaitu:
1. Judul, biasanya judul yang sering digunakan adalah “Laporan Auditor Independen”
2. Penerima sebagaimana yang disyaratkan berdasarkan situasi-situasi penugasan misalnya
seperti para pemegang saham, dewan komisaris serta dewan direksi
3. Paragraf pembuka yang menjelaskan terkait laporan keuangan yang diaudit
4. Deskripsi terkait tanggung jawab manajemen untuk menyiapkan laporan keuangan. Pada
paragraf ini terlebih dahulu harus ditulis judul “Tanggung Jawab Manajemen”. Adapun
tanggung jawab di sini terkait dengan tanggung jawab untuk menyiapkan laporan keuangan
sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku, serta bertanggungjawab atas
pengendalian internal yang memungkinkan penyajian laporan keuangan bebas salah saji
material, baik akibat kesalahan maupun kecurangan
5. Deskripsi terkait tanggung jawab auditor untuk menyatakan opini atas laporan keuangan dan
ruang lingkup audit yang dilakukan. Pada paragraf ini terlebih dahulu harus ditulis judul
“Tanggung Jawab Auditor”. Ruang lingkup audit di sini meliputi:
a. Sejumlah prosedur yang telah dimasukkan ke dalam audit yang dilakukan dalam rangka
untuk memperoleh bukti terkait jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan
b. Prosedur-prosedur yang dipilih tergantung dari penilaian auditor, termasuk penilaian risiko
salah saji material atas laporan keuangan baik karena kecurangan maupun kesalahan
c. Adanya evaluasi terkait ketepatan kebijakan-kebijakan akuntansi yang digunakan serta
kewajaran estimasi akuntansi yang dibuat oleh manajemen dan penyajian laporan
keuangan secara keseluruhan
6. Paragraf opini yang memuat pernyataan opini atas laporan keuangan dan referensi dari
kerangka pelaporan keuangan yang berlaku yang digunakan untuk menyiapkan leporan
keuangan. Sama seperti paragraf sebelumnya, pada paragraf ini pun perlu mencantumkan judul
“Opini” terlebih dahulu.
Adapun opini dalam audit terbagi menjadi dua, yaitu opini yang tidak dimodifikasi (unmodified
opinion) serta opini yang dimodifikasi (modified opinion). Opini yang tidak dimodifikasi terdiri
atas opini wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion), sedangkan opini yang dimodifikasi
terdiri atas opini wajar dengan pengecualian (qualified opinion), opini tidak wajar (adverse
opinion), serta opini menolak memberikan opini (disclaimer of opinion).
Ketika auditor memberikan opini wajar tanpa pengecualian, maka opini harus menggunakan
frasa seperti “laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam seluruh hal yang bersifat
material... berdasarkan (kerangka pelaporan keuangan yang berlaku seperti IFRS atau PSAK)”,
atau “laporan keuangan memberikan gambaran secara benar dan wajar ... berdasarkan
(kerangka pelaporan keuangan yang berlaku seperti IFRS atau PSAK)”.
7. Laporan sesuai ketentuan hukum dan perundang-undangan lainnya. Apabila auditor
menangani tanggung jawab yang lain selain tanggung jawab berdasarkan ISA, maka tanggung
jawab tersebut perlu dijelaskan secara terpisah dengan judul “Laporan sesuai Ketentuan
Hukum dan Perundang-Undangan Lainnya” atau judul lain yang sesuai dengan isi dari konteks
paragraf tersebut
8. Tanda tangan auditor
9. Tanggal laporan auditor. Tanggal yang ditulis tidak lebih awal dari saat auditor
memperoleh kecukupan bukti audit yang memadai dan menjadi dasar pemberian opini auditor
terkait laporan keuangan, yang mana bukti ini mencakup di antaranya yaitu:
 Bahwa seluruh laporan terdiri dari laporan-laporan keuangan yang disiapkan termasuk
catatan-catatan yang terkait
 Pihak-pihak dengan otoritas yang diakui telah menyatakan bahwa mereka bertanggung
jawab atas laporan keuangan tersebut
10. Alamat auditor. Adapun alamat auditor ini wajib mencantumkan kota ataupun negara.
Adapun untuk alamat yang lebih spesifik, beberapa negara ada yang tidak mewajibkan secara
terlalu spesifik

Adapun untuk bentuk dari laporan auditor independen, yang paling umum tentunya adalah
laporan auditor independen dengan opini yang tidak dimodifikasi/wajar tanpa pengecualian.
Adapun pada umumnya terdiri dari 3 bagian yaitu pendahuluan, ruang lingkup dan opini, tetapi
saat ini seringkali terdiri dari bagian-bagian seperti yang telah dijelaskan sebelumnya yaitu
pendahuluan, tanggung jawab manajemen, tanggung jawab auditor (termasuk ruang lingkup audit)
serta opini auditor.

C. Laporan Auditor dengan Opini yang Tidak Dimodifikasi (Unmodified Opinion)


Menurut Hayes, persyaratan untuk memberikan opini yang tidak dimodifikasi di antaranya
adalah sebagai berikut, yaitu:
1. Laporan keuangan mengungkapkan secara memadai terkait kebijakan-kebijakan akuntansi
penting yang dipilih dan apakah kebijakan-kebijakan tersebut konsisten serta digunakan secara
tepat
2. Estimasi akuntansi yang dibuat oleh manajemen wajar
3. Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut bersifat relevan, reliabel, dapat
dibandingkan serta dapat dipahami
4. Pengungkapan memungkinkan pengguna yang dimaksud untuk memahami pengaruh dari
sejumlah transaksi dan peristiwa yang bersifat material terkait informasi yang dinyatakan
dalam laporan keuangan
5. Terminologi yang digunakan dalam laporan keuangan, termasuk judul, sudah tepat
D. Laporan Auditor dengan Opini yang Dimodifikasi (Modified Opinion)
Menurut Hayes, laporan auditor dipertimbangkan akan dimodifikasi dalam dua situasi yang
berbeda yaitu:
a. Permasalahan yang tidak memengaruhi opini auditor (dapat menambahkan penekanan
terhadap paragraf permasalahan/emphasis of matter paragraph)
b. Permasalahan yang memengaruhi opini auditor, yang dapat memunculkan opini sesuai
dengan ISA 705 yaitu qualified opinion, adverse opinion serta disclaimer of opinion.
1. Laporan Auditor dengan Opini Wajar dengan Pengecualian (Qualified Opinion)
Auditor akan memberikan opini wajar dengan pengecualian (qualified opinion) apabila:
 Auditor telah memperoleh bukti audit yang cukup dan memadai, yang mana bukti-
bukti tersebut meyakinkan auditor bahwa salah saji bersifat material namun tidak
bersifat pervasif terhadap laporan keuangan
 Auditor tidak mampu memperoleh kecukupan bukti audit yang memadai sebagai dasar
opininya, tetapi auditor menyimpulkan bahwa kemungkinan pengaruh salah saji yang
tidak dapat dideteksi dalam laporan keuangan jika ada, dapat bersifat material tetapi
tidak pervasive Istilah pervasif digunakan untuk menjelaskan pengaruh salah saji
laporan laporan keuangan atau kemungkinan pengaruh salah saji yang tidak dapat
dideteksi dalam laporan keuangan kerena ketidakmampuan memperoleh kecukupan
bukti audit yang memadai. Adapun menurut auditor, pengaruh pervasif dalam laporan
keuangan:
 Tidak terbatas pada elemen, akun, atau komponen tertentu dari laporan keuangan
 Jika sangat terbatas, merepresentasikan atau dapat merepresentasikan bagian penting
dari laporan keuangan
 Dalam kaitannya dengan pengungkapan, merupakan hal yang mendasar bagi pengguna
untuk memahami laporan keuangan
Sedangkan untuk paragrafnya terdiri atas: (1) laporan atas laporan keuangan; (2) tanggung
jawab manajemen; (3) tanggung jawab auditor; (4) dasar bagi opini wajar dengan pengecualian;
(5) opini wajar dengan pengecualian atas laporan keuangan; serta (6) laporan sesuai ketentuan
hukum dan perundang-undangan lainnya.
2. Laporan Auditor dengan Opini Tidak Wajar (Adverse Opinion)
Apabila auditor menyimpulkan bahwa terdapat salah saji material dengan bukti yang memadai
serta bersifat pervasif, maka auditor harus mengeluarkan opini tidak wajar. Adapun paragraf
dari laporan ini meliputi: (1) laporan atas laporan keuangan; (2) tanggung jawab manajemen;
(3) tanggung jawab auditor; (4) dasar bagi opini tidak wajar; (5) opini tidak wajar atas laporan
keuangan; serta (6) laporan sesuai ketentuan hukum dan perundang-undangan lainnya.
3. Laporan Auditor dengan Opini Menolak Memberikan Opini (Disclaimer of Opinion)
Kondisi-kondisi di mana auditor menolak untuk memberikan opininya adalah sebagai berikut:
 Auditor tidak mampu memperoleh kecukupan bukti audit yang memadai yang menjadi
dasar opininya
 Auditor menyimpulkan bahwa kemungkinan pengaruh salah saji yang tidak dapat dideteksi
tersebut bersifat material dan pervasive
 Auditor menyimpulkan bahwa tidak mungkin membentuk opini atas laporan keuangan
karena potensi keterkaitannya dengan ketidakpastian dan kemungkinan pengaruh
kumulatifnya terhadap laporan keuangan, meskipun memperoleh kecukupan bukti audit
yang memadai
Adapun paragraf untuk laporan auditornya terdiri atas: (1) laporan atas laporan
keuangan; (2) tanggung jawab manajemen; (3) tanggung jawab auditor; (4) dasar bagi opini
menolak memberikan opini; (5) opini menolak memberikan opini atas laporan keuangan;
serta (6) laporan sesuai ketentuan hukum dan perundang-undangan lainnya.
E. Paragraf Opini serta Deskripsi Mengenai Tanggung Jawab Auditor Ketika Opininya adalah
Opini yang Dimodifikasi
Berikut ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan ketika auditor memberikan opini yang
dimodifikasi dalam laporan auditor independen:
1. Ketika auditor memodifikasi opininya, maka paragraf opini harus diberi judul sesuai dengan
opini yang diberikan
2. Ketika auditor memberikan opini wajar dengan pengecualian, maka auditor menuliskan bahwa
selain untuk permasalahan yang dibahas dalam paragraf Dasar bagi Opini Wajar dengan
Pengecualian, laporan keuangan disajikan secara wajar dalam seluruh hal bersifat material
berdasarkan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku ketika pelaporan sesuai dengan
kerangka penyajian wajar atau kerangka pelaporan keuangan yang berlaku ketika pelaporan
sesuai dengan kerangka kepatuhan. Sedangkan apabila modifikasi tersebut berasal dari
ketidakmampuan auditor untuk memperoleh kecukupan bukti audit yang memadai maka
auditor harus menggunakan frasa seperti “kecuali untuk kemungkinan dari permasalahan ...”
3. Ketika auditor memberikan opini tidak wajar, maka sama seperti sebelumnya, auditor
menyatakan dalam paragraf opini bahwa karena adanya signifikansi permasalahan yang
dijelaskan dalam paragraf sebelumnya (Dasar bagi Opini Tidak Wajar) terkait dengan laporan
keuangan yang tidak disajikan secara wajar berdasarkan kerangka pelaporan keuangan yang
berlaku ketika pelaporan sesuai dengan kerangka penyajian wajar atau berdasarkan kerangka
pelaporan keuangan yang berlaku ketika pelaporan sesuai dengan kerangka kepatuhan
4. Ketika auditor menolak memberikan opini karena ketidakmampuannya memperoleh bukti
audit yang cukup dan memadai, maka auditor menyatakan di dalam paragraf opini bahwa
karena signifikansi permasalahn yang dijelaskan pada paragraf sebelumnya (Dasar bagi Opini
Menolak Memberikan Opini), auditor tidak dapat memperoleh kecukupan bukti audit yang
memadai untuk memberikan dasar bagi opini auditnya sehingga auditor tidak menyatakan opini
atas laporan keuangan
5. Ketika auditor memberikan opini wajar dengan pengecualian atau opini tidak wajar maka
auditor harus mengubah deskripsi tentang tanggung jawab auditor untuk menyatakan bahwa
auditor yakin jika bukti auditnya telah cukup dan memadai untuk memberikan dasar opini
tersebut
6. Ketika auditor menolak memberikan opini karena ketidakmampuannya untuk memperoleh
bukti audit yang cukup dan memadai maka auditor harus mengubah paragraf
introductory/pendahuluan yang menyatakan bahwa auditor telah ditugaskan untuk mengaudit
laporan keuangan. Selain itu, auditor juga harus mengubah deskripsi terkait tanggung jawab
auditor dan ruang lingkup audit dengan menyatakan hal sebagai berikut:
“Tanggung jawab kami adalah untuk menyatakan opini atas laporan keuangan berdasarkan
audit yang dilakukan sesuai dengan International Standards on Auditing (ISA). Namun karena
permasalahan yang dijelaskan di dalam Paragraf Dasar bagi Opini Menolak Memberikan
Opini, maka kami tidak dapat memperoleh kecukupan bukti audit yang memadai untuk
memberikan dasar bagi opini audit.”
F. Penekanan terhadap Paragraf Permasalahan serta Ketidakpastian dan Penekanan terhadap
Keberlanjutan Usaha di Dalamnya
Penekanan terhadap Paragraf Permasalahan (Emphasis of Matter Paragraph) merupakan
paragraf yang disertakan di dalam laporan auditor yang merujuk kepada permasalahan yang
disajikan atau diungkapkan secara tepat di dalam laporan keuangan yang mana cukup penting
karena merupakan dasar untuk pemahaman pengguna terkait laporan keuangan sesuai dengan
penilaian auditor. Sedangkan paragraf Permasalahan Lainnya (Other Matter Paragraph)
merupakan paragraf yang disertakan di dalam laporan auditor yang merujuk pada permasalahan
selain permasalahan yang disajikan/diungkapkan di dalam laporan keuangan. Adapun paragraf
penekanan terhadap paragraf permasalahan harus dicantumkan setelah paragraf auditor dalam
laporan auditor independen. Selain itu paragraf tersebut juga harus mencantumkan referensi terkait
permasalahan serta pernyataan bahwa opini tidak dimodifikasi terkait permasalahan tersebut.
Apabila auditor merasa bahwa permasalahan tersebut perlu untuk dikomunikasikan dengan pihak
lainnya maka setelahnya harus menyertakan pula paragraf “Permasalahan Lainnya”.
Auditor menulis paragraf penekanan terhadap permasalahan ketika:
1. Terdapat ketidakpastian (uncertainty) penting yang dapat memengaruhi laporan keuangan yang
mana penyelesaiannya tergantung pada peristiwa-peristiwa di masa depan
2. Menyoroti permasalahan bersifat material terkait permasalahan keberlanjutan usaha
3. Permasalahan lainnya
Terkadang terdapat ketidakpastian dalam permasalahan seperti keberadaan dari transaksi
pihak berelasi, permasalahan akuntansi penting yang terjadi setelah tanggal laporan, serta
permasalahan yang memegaruhi perbandingan laporan keuangan periode ini dengan periode
sebelumnya. Jika ketidakpastian bersifat material dan penting serta tidak dilaporkan secara
memadai dalam catatan maka auditor kemungkinan dapat mengeluarkan opini yang dimodifikasi
atau opini menolak memberikan opini.
Auditor juga harus mengungkapkan terkait dengan ketidakpastian yang material yang
berkaitan dengan peristiwa atau kondisi yang dapat menyebabkan besarnya keraguan terkait
kemampuan entitas untuk melanjutkan usahanya (keberlanjutan usaha) serta memberikan perhatian
terhadap catatan atas laporan keuangan yang mengungkapan terkait peristiwa/kondisi tersebut.

Você também pode gostar